Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusunan Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Tahun
2014-2019 dapat diselesaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional , Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), yang selanjutnya disebut Renstra SKPD, adalah dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Rancangan Akhir Renstra Dinas Pekerjaan Umum ini memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang serta berpedoman kepada RPJMD Kota Padang Tahun
2014-2019 untuk mewujudkan sistem perencanaan pembangunan yang sinergis dan optimal
sebagai perwujudan kinerja pemerintahan yang baik dan akuntabel.
Demikian Rancangan Akhir Renstra ini dan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Rancangan Akhir Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
selanjutnya akan ditetapkan menjadi Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Tahun 2014-
2019, yang diharapkan dapat terlaksana secara utuh meliputi komponen sumber daya manusia,
pendanaan maupun komponen terkait lainnya serta mendapatkan dukungan dari semua pihak
terkait, sehingga dapat meminimalkan dampak dari permasalahan yang mungkin timbul dalam
upaya pencapaian program dan kegiatan yang ditetapkan.
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PADANG
NOMOR : 600/10.14/SK-DPU/2014
TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PADANG 2014-2019
Ditetapkan di Padang
pada tanggal 29 Desember 2014
Disamping mengacu kepada arahan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam RPJMD
Kota Padang, Renstra Dinas Pekerjaan Umum ini juga mempedomani Renstra
Kementerian Pekerjaan Umum dan Renstra Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan
Permukiman Propinsi Sumatera Barat. Hal ini dilakukan agar dapat mesinkronkan
kebijaksanaan desentralisasi dan tugas pembantuan yang terkait dengan urusan
Pekerjaan Umum di Kota Padang. Arahan dan kebijaksanaan dimaksud, disesuaikan
dengan kondisi infrastruktur yang ada, kapasitas kinerja Dinas yang tersedia, serta
prakiraan kemampuan investasi pemerintah dan masyarakat di bidang Pekerjaan
Umum, selanjutnya disesuaikan dengan target dan sasaran yang ditetapkan dalam
RPJMD Kota PadangTahun 2014-2019. Wujud dari Renstra dimaksud akan berisikan
latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum Renstra, gambaran umum
pelayanan Dinas Pekerjaan Umum, Isu-isu strategis, visi, misi, sasaran dan strategi
kebijaksanaan pembangunan, serta program, kegiatan dan indikator kinerja yang
ditetapkan.
Dalam rangkaian penyusunan Dokumen Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang,
tahapan yang dilakukan meliputi telaahan arahan taidentifikasi data dan fakta terhadap
ruang kota, kondisi infrastruktur daerah yang dilanjutkan dengan proses analisis
terhadap variabel potensi kinerja dan faktor-faktor eksternalitas Dinas Pekerjaan
Umum, arahan RPJMD, Renstra Kementerian dan Renstra urusan pekerjaan Umum
Propinsi, sehingga didapatkan daftar kebutuhan prioritas pembangunan bidang
Pekerjaan Umum secara menyeluruh. Rangkaian proses kompilasi dan analisis data
dimaksud, diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap penentuan
arah dan kebijakan strategis dan konstruktif untuk pelaksanaan program pemenuhan
sarana dan prasarana publik secara simultan selama periode Renstra tahun 2014 -
2019. Dengan demikina, Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang juga merupakan
perencanaan yang bersifat implementatif (action plan) dan memiliki hubungan yang
sinergis dengan kebijakan program Pemerintah Daerah Kota Padang sehingga dapat
dijadikan pedoman untuk kegiatan pembangunan dimasa yang akan datang.
I.1
1.2 Landasan Hukum
Dokumen Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Tahun 2014 -2019 disusun
berdasarkan perangkat regulasi sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota
Besar Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara
Tahun 1956 Nomor 20);;
I.2
12. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Keuangan Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kota Padang Tahun 2004 2020 (Lembaran Daerah
Kota Padang Tahun 2004 Nomor 30);
16. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 01 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Padang Nomor 01);
17. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Padang Tahun 2014 2019
(Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 6);
I.3
5. Sebagai pedoman untuk memantapkan peran Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
guna menyusun rencana kinerja tahunan dan penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur daerah.
6. Sebagai acuan dalam peningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
serta kemitraan dengan stakeholders pembangunan infrastruktur di Kota Padang.
Tujuan dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang adalah sebagai berikut :
1. Mengendalikan proses pembangunan sektor Pekerjaan Umum dalam lima tahun
kedepan. Program pembangunan dalam jangka waktu lima tahun ini sebagai bagian
dari program pembangunan jangka panjang, sehingga dapat diperhatikan
keterkaitan antar ruang, waktu dan anggaran.
2. Memberi masukan bagi masyarakat dalam menyusun daftar usulan pembangunan
melalui forum Musrenbang.
6. Terwujudnya prasarana jalan yang merata, andal dan berkualitas sehingga dapat
meningkatkan mobilitas/pergerakan orang dan barang yang bermuara pada
peningkatan derajat perekonomian masyarakat di Kota Padang.
7. Terwujudnya pengelolaan dan pengendalian sumber daya air yang berkualitas dan
memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
I.4
Bab III : Isu-isu Strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum,
mencakup uraian tentang identifikasi permasalahan dalam menjalankan
tugas dan fungsi, Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan
Renstra bidang Pekerjaan Umum Propinsi, telaahan atas Visi, Misi dan
Program Kerja Pimpinan Daerah, telaahan atas kebijaksanaan Tata
Ruang Daerah dan Kajian Lingkungan Hidup atas program-program
strategis (KLHS), serta penentuan Isu-isu strategis yang menjadi
prioritas pembangunan bidang Pekerjaan Umum dimasa datang.
Bab IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan, berisikan
rumusan terhadap Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum, Tujuan dan
sasaran jangka menengah yang ingin dicapai, serta strategi dan
kebijaksanaan yang akan diterapkan.
Bab V : Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Inidikatif. Bab ini akan menguraikan penjabaran
program dan kegiatan terpilih untuk mencapai target dan sasaran
selama 5 (lima) tahun kedepan, yang dilengkapi dengan penetapan
indikator kinerja untuk mengukur capaian kinerja dalam proses evaluasi
dan monitoring.
Bab VI : Indikator Kinerja Dinas Pekerjaan Umum yang mengacu kepada Tujuan
dan Sasaran RPJMD, mencakup penjelasan berupa uraian atas indikator-
indikator kinerja yang ingin dicapai setiap tahun selama periode 2014-
2019.
I.5
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Guna mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum
Kota Padang tersebut, susunan struktur organisasi dinas ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Padang nomor 16 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kota Padang, sebagai berikut :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, terdiri dari :
II-1
c. Bidang Bina Program, terdiri dari :
2. Seksi Jembatan;
3. Seksi Peralatan dan Perbekalan.
f. Bidang Sumber Daya Air, terdiri dari :
1. Seksi Drainase;
2. Seksi Irigasi;
3. Seksi Rawa Pantai, Air Baku dan Sungai.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Berdasarkan Peraturan Walikota Padang Nomor 2 Tahun 2013, pada Dinas
Pekerjaan Umum Kota Padang ditetapkan 4 buah UPT, yaitu :
II-2
Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum digambarkan sebagai berikut ;
KEPALA DINAS
KEOMPOK JABATAN
SEKRETARIAT
FUNGSIONAL
BIDANG BINA
BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA BIDANG PSDA
PROGRAM
Seksi Evaluasi dan Seksi Peralatan dan Seksi Sarana dan Seksi Rawa Pantai, Air
Pelaporan Perbekalan Prasarana Lingkungan Baku dan Sungai
Tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang ditetapkan melalui Peraturan Walikota Padang Nomor 58 tahun 2012
Tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang. Secara rinci, tugas pokok dan fungsi masing-masing unsure pejabat pada
dinas Pekerjaam umum adalah sebagai berikut :
Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan
urusan Pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan demi terwujudnya pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum yang
akuntabel untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah.
Untuk menyelengarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Dinas mempunyai fungsi :
a. menyusun kebijakan teknis Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pengelolaan Dinas
Pekerjaan Umum demi terwujudnya pengelolaan umum yang berdaya guna
dan berhasil guna;
II-3
b. merumuskan sasaran strategi Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk pencapaian pengelolaan Dinas
Pekerjaan Umum demi terwujudnya pengelolaan pekerjaan umum yang
akuntabel;
II-4
b. menyusun anggaran, pembinaan organisasi, tata laksana, evaluasi dan
pelaporan;
c. meningkatkan sumber daya manusia;
d. membuat evalusi dan laporan pelaksanaan tugas dinas pekerjaan umum; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Tugas bidang ini adalah membantu Kepala Dinas di Bidang Cipta Karya.
Untuk menyelenggarakan tugasnya ditetapkan fungsi bidang dimaksud sebagai
berikut :
a. melaksanakan dan memfasilitasi bantuan teknis menyangkut bangunan gedung
pemerintah baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan;
II-5
b. melaksanakan penyediaan, perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana
lingkungan;
c. melaksanakan penyediaaan, perbaikan dan peningkatan penyehatan
lingkungan;
i. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang cipta karya; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Bina Marga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan tanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Tugas bidang ini adalah membantu Kepala Dinas melaksanakan kegiatan di
bidang bina marga.Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Bina Marga
mempunyai fungsi :
h. meneliti kualifikasi usaha jasa rekayasa teknologi dan jasa konstruksi dibidang
jalan dan jembatan;
II-6
i. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lainnya;
j. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas Bidang Bina Marga; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
UPT Irigasi
UPT Irigasi mempunyai tugas membantu sebagian tugas Kepala Dinas Pekerjaan
Umum dalam melaksanakan tugas teknis tertentu dibidang pemeliharaan dan
pembinaan jaringan irigasi. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, fungsi UPT
Irigasi ditetapkan sebagai berikut :
a. melaksanakan penatausahaan program/kegiatan, keuangan, peralatan,
perlengkapan aset, kepegawaian dokumentasi dan arsip dilingkup bidang
tugasnya;
II-7
d. menyusun rencana pengairan untuk mendukung musim tanam;
II-8
h. membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas UPT Operasional
Penerangan Jalan Umum.
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
II-9
2.2. Sumber Daya Dinas Pekerjaan Umum
Perlengkapan organisasi Dinas Pekerjaan Umum saat ini terdiri atas perlengkapan
berupa Kantor, Mushalla, Kendaraan Operasional Dinas, Peralatan dan Perbekalan
kebinamargaan, serta Peralatan dan perlengkapan Kantor Lainnya. Perlengkapan
kantor, terdiri atas 1 (satu) unit Kantor Dinas dengan luas lahan 2.990 m2 dan
dan bangunan seluas 985 m2, terletak pada Jalan Ujung Gurun No. 2 Padang.
II-10
Bangunan kantor tersebut terdiri dari 1 ruangan kepala Dinas, 1 Ruangan
Sekretariat, 1 Ruangan Bidang Bina Program, 1 ruang Bidang Bina Marga, 1
ruangan Bidang Cipta Karya, 1 ruangan Bidang PSDA, dan 1 ruangan UPTD PJU.
Disamping itu, bangunan kantor Dinas, juga dilengkapi dengan 1 (satu) unit
bangunan mushalla, yang terletak di halapan depan kantor dinas.
Disamping bangunan kantor dan mushalla, Dinas pekerjaan Umum juga
dilengkapi dengan Peralatan kendaraan dinas, serta peralatan dan perbekalan
kebinamargaan. Untuk lebih jelasnya perlengkapan yang terdapat pada Dinas
Pekerjaan Umum menurut hasil pendataan aset dinas tahun 2013, diperlihatkan
pada Tabel 2.2. berikut ini.
Tabel 2.2.
Nama dan Jenis Sarana dan Prasarana
Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2013
II-11
a. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air
minum layak di perkotaan.
b. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap fasilitas sanitasi
dasar layak di perkotaan.
Pada Rencana Strategi Kemeterian Pekerjaan Umum, indikator kinerja yang terkait
dengan program pembangunan pada Dinas Pekerjaan Umum ada sebanyak 6
program pembangunan, yaitu :
Dengan mempedomani tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja pada
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang dikaitkan dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
14/PRT/M/2010 tentang petunjuk teknis Standar pelayanan minimal bidang
Pekerjaan umum dan penataan ruang, terdapat 9 indikator capaian SPM yang
perlu dipenuhi. Dari keseluruhan pedoman penetapan indicator kinerja tersebut di
atas, terdapat 1 (sat) fungsi unit kerja Dinas Pekerjaan Umum yang belum
ditetapkan indicator kinerjanya, yaitu fungsi unit kerja pelayanan Penerangan
Lampu Jalan (PJU).
Capaian 9 (Sembilan) Indikator Kinerja dimaksud pada periode 2009 s/d 2013
diperlihatkan pada Tabel 2.3.
II-12
Tabel 2.3.
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS PEKERJAAN UMUM
KOTA PADANG, TAHUN 2009 - 2013
Target Target RPJMD 2009 - 2013 Capaian RPJMD 2009 - 2013 Rasio Capaian Target Pelayanan 2009 - 2013
Indikator Kinerja sesuai Tugas & Target Target
No. Indikator Satuan
Fungsi SKPD SPM IKK 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
RPJMD
1 Jalan dan Jembatan
a. Pelayanan Jaringan Jalan
Daerah
pelayanan sistem jaringan terlayani / luas
2 50% 54.04% 61.53% 54.04% 61.53%
Drainase dan Gorong-gorong kawasan
terbangun
Prosentase Daerah Irigasi (DI)
3 70% % 56.44% 45.29% 56.44% 45.29%
dengan kondisi baik
Tersedianya air baku untuk 120
4 memenuhi kebutuhan pokok lt/org/h jiwa/l/dt 106.58 128.81 88.81% 107.24%
minimal sehari hari (120 lt/hr) r
Tersedianya akses air minum
yang aman melalui Sistem
5 >60% % 40.67% 49.88% 40.67% 49.88%
Penyediaan Air Minum
dengan jaringan perpipaan
Target Target RPJMD 2009 - 2013 Capaian RPJMD 2009 - 2013 Rasio Capaian Target Pelayanan 2009 - 2013
Indikator Kinerja sesuai Tugas & Target Target
No. Indikator Satuan
Fungsi SKPD SPM IKK 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
RPJMD
penduduk
pakai septick
Penyediaan sistem pengolahan
6 60% tank / 73.60% 80.00% 73.60% 80.00%
air limbah setempat
penduduk
total
% penduduk
Ketersediaan sistem jaringan dan terlayani/
7 5% - 0.43
pengolahan air limbah penduduk
total
Berkuranya luas daerah kumuh di
8 10% ha 291.71 185.16 36.53%
perkotaan
Ketersediaan Informasi Harga
9 Satuan Bangunan Gedung 100% Tersedia ada ada ada ada ada 100 % 100% 100% 100% 100%
Negara
Pada indikator Panjang jaringan jalan, diketahui bahwa panjang di Kota Padang
tahun 2009 adalah 1.642,03 km, dan pada tahun 2013 bertambah menjadi
2.312,81 km atau meningkat 670.78 km atau terjadi peningkatan selama 5 tahun
sebesar 40,85 % atau rata-rata sebesar 8,17 % setiap tahun. Peningkatan panjang
jalan tersebut berada pada jalan arteri sekunder sebanyak 89,14 km, jalan kolektor
sekunder sepanjang 33,50 km, dan jalan lokal sekunder sepanjang 548,14 km.
Pada indikator kualitas jaringan jalan, terdapat pengurangan panjang jalan dalam
kondisi baik sepanjang 136,01 km. Hal ini terjadi pada ruas jalan kolektor sekunder
79,98 km dan jalan lokal sekunder 94,30 km, sementara pada ruas jalan arteri
sekunder, terjadi peningkatan kualitas jalan dalam kondisi baik sepanjang 38,27
km. Pada kondisi jalan kualitas Sedang, terdapat peningkatan panjang jalan
kualitas sedang sepanjang 411,88 km, dengan perincian pada jalan arteri sekunder
50,87 km, jalan kolektor sekunder 111,01 km serta jalan lokal sekunder sepanjang
249,998 km. Untuk kondisi kualitas jalan rusak, juga terjadi penambahan panjang
jalan rusak sebanyak 392,44 km, dengan sebarannya pada jalan kolektor sekunder
sepanjang 2,47 km dan pada jalan lokal sekunder sepanjang 392,44 km.
Gambaran kinerja Dinas Pekerjaan umum pada indikator jalan di Kota Padang,
diperlihatkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4.
Perbandingan Panjang dan Kondisi Jalan Menurut Fungsinya
Di Kota Padang Tahun 2009 2013
2009 2013 KENAIKAN
No FUNGSI JALAN
BAIK SEDANG RUSAK JUMLAH BAIK SEDANG RUSAK JUMLAH BAIK SEDANG RUSAK JUMLAH
Arteri Primer 92.13 8.47 100.6 92.13 8.47 100.6 - 0 0 -
Arteri sekunder 140.42 5.77 146.19 178.69 56.64 235.33 38.27 50.87 0 89.14
Kolektor Primer 0 - 0 0 -
Kolektor Sekunder 119.33 80.25 9.85 209.43 39.35 191.26 12.32 242.929 (79.98) 111.01 2.47 33.50
Lokal Primer 0 - 0 0 -
Lokal Sekunder 495.26 520.57 169.98 1185.81 400.96 770.568 562.42 1,733.95 (94.30) 249.998 392.44 548.14
JUMLAH 847.14 615.06 179.83 1642.03 711.13 1,026.94 574.74 2,312.81 (136.01) 411.88 394.91 670.78
PROSENTASE ( % ) 51.59 37.46 10.95 100.00 30.75 44.40 24.85 100.00 (22.11) 66.97 219.60 40.85
II-15
Tabel 2.5.
Perbandingan Jumlah dan Panjang Jembatan
Di Kota Padang Tahun 2009 2013
2009 2013 PENAMBAHAN
No FUNGSI JALAN
JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG
(unit) (m') (unit) (m') (unit) (m')
1 jembatan Gantung 13.00 564.00 13.00 564.00 - -
2 Jembatan Rangka Baja (Baily) 16.00 756.00 26.00 902.30 10.00 146.30
3 Jembatan Leger INP 11.00 190.50 12.00 234.70 1.00 44.20
4 Jembatan Beton 58.00 483.00 58.00 483.00 - -
5 Jembatan Nasional 53.00 1,725.40 53.00 1,725.40 - -
JUMLAH 151.00 3,718.90 162.00 3,909.40 11.00 190.50
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang, 2013
Aspek Aksesibilitas
Pada aspek aksesibilitas, indikator pencapaiannya diukur dari prosentase
ketersediaan jaringan jalan untuk mengakses seluruh pusat-pusat kegiatan yang
ada di Kota Padang. Kondisi pada tahun 2013, semua pusat-pusat kegiatan yang
ada di Kota Padang sudah terhubung dengan cukup oleh sistem jaringan jalan
kolektor dan jalan lokal. Tidak ada pusat kegiatan di kota Padang yang belum
didukung dengan jaringan jalan. Dengan demikian, tingkat pencapaian SPM pada
aspek ini sudah mencapai 100 %, sehingga sudah memenuhi target yang
II-16
ditentukan pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Aspek Mobilitas
SPM Mobilitas jaringan jalan dievaluasi dari keterhubungan antar pusat kegiatan
dalam wilayah yang dilayani oleh jaringan jalan sesuai fungsi dan statusnya serta
banyaknya penduduk yang harus dilayani oleh jaringan jalan tersebut. Angka
mobilitas adalah rasio antara jumlah total panjang jalan (arteri dan kolektor) yang
menghubungkan semua pusat-pusat kegiatan terhadap jumlah total penduduk yang
ada dalam wilayah yang harus dilayani jaringan jalan sesuai dengan statusnya,
dinyatakan dalam satuan Km/(10.000 jiwa).
Memperhatikan luas wilayah pelayanan pusat kegiatan di Kota Padang yaitu 83,55
km2 (jumlah total luas penggunaan lahan permukiman, kawasan jasa perusahaan,
jasa industri, dan jasa lainya) dan jumlah penduduk Kota Padang tahun 2013
sebanyak 873.992 jiwa, maka kepadatan penduduk terhadap luas wilayah
pelayanan pusat kegiatan adalah 12.576 jiwa/km2. Dengan kepadatan penduduk
besar dari 5000 jiwa/km2 tersebut, berarti Kota Padang termasuk kategori V
sehingga harus memiliki angka mobilitas yang ditentukan adalah 2,00 Km/10.000
jiwa. Berdasarkan data panjang jalan arteri dan kolektor di Kota Padang tahun 2013
sebanyak 578,86 km, berarti Angka mobilitas Kota Padang pada tahun 2013
adalah ( 578,86 km/873.992 jiwa/km2) x 10.000 = 6,62 km/10.000 jiwa. Jika
dibandingkan dengan angka mobilitas yang ditentukan, pencapaian SPM mobilitas
adalah 6,62 / 2,00 = > 100%. Dengan demikian, maka tingkat pencapaian SPM
jalan pada aspek mobilitas sudah 100 %.
Aspek Keselamatan
SPM Keselamatan untuk jaringan jalan adalah pemenuhan kondisi fisik ruas-ruas
jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah yang dilayani oleh
jaringan jalan terhadap:
II-17
Mengingat ruas-ruas jalan di Kota Padang belum ada yang memiliki sertifikat laik
fungsi jalan, maka penentuan tingkat capaian SPM pada aspek keselamatan jalan
belum dapat diukur/dinyatakan.
2. Pencapaian SPM pada Komponen Ruas Jalan
Kriteria kondisi jalan adalah bahwa setiap ruas jalan harus memiliki kerataan
permukaan jalan yang memadai bagi kendaraan untuk dapat dilalui oleh kendaraan
dengan cepat, aman, dan nyaman. Nilai SPM Kondisi Jalan adalah prosentase
panjang jalan yang memenuhi kriteria kondisi jalan terhadap seluruh panjang jalan
yang menghubungkan seluruh pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota.
Nilai kondisi jalan diukur menggunakan alat ukur kerataan permukaan jalan
(roughometer) atau diukur secara visual (Penilaian Kondisi Jalan).
Berhubung kriteri teknis kondisi jalan merupakan bagian dari parameter penentuan
laik fungsi jalan, sementara ruas-ruas jalan di Kota Padang belum ada yang
dibuatkan sertifikat laik fungsi, maka penentuan aspek kondisi jalan ditentukan
berdasarkan penilaian visual kerataan permukaan jalan. Dalam hal ini, diasumsikan
bahwa jalan dalam kondisi baik dan kondisi sedang dikategorikan sebagai jalan
yang memenuhi kerataan permukaannya cukup memadai.
Berdasarkan data kondisi jalan tahun 2013, panjang jalan di Kota Padang dalam
kondisi baik adalah sepanjang 711,13 km, sementara panjang jalan keseluruhan
adalah 2.312,81 km. Dengan demikian, capaian SPM kondisi jalan adalah 711,13
km/2.312,81 km = 30,75 %. Dibandingkan dengan target pencapaian SPM kondisi
jalan yang ditentukan untuk tahun 2014 adalah 60 % (peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 14 Tahun 2010), maka capaian SPM dimaksud belum terpenuhi.
Aspek Kecepatan Jalan
Kriteria Kecepatan adalah bahwa setiap ruas jalan telah terbangun sesuai dengan
kecepatan rencananya. Nilai SPM Kecepatan adalah prosentase panjang jalan yang
memenuhi kriteria kecepatan terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan
pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kota Padang. Nilai kecepatan diukur oleh
kecepatan bebas ruas jalan tersebut, dan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 73 Tahun 2009 Tatacara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, kecepatan minimal yang diperhitungkan
adalah 40 km/jam.
II-18
Mengingat ruas-ruas jalan di Kota Padang untuk kualitas baik dan sedang, dapat
ditempuh dengan kecepatan minimal 40 km/jam, maja capaian SPM pada indicator
ini pada tahun 2013 adalah 75,15 %.
Kinerja Sistem Jaringan Penyediaan Air Baku adalah kemampuan sistem jaringan
untuk membawa sejumlah air dari sumbernya ke Instalasi Pengolah Air sesuai
waktu dan tempat berdasarkan rencana pencapaian akses terhadap air bersih
yang ditetapkan dalam target MDGs bidang Air Minum. Adalah merupakan
kewajiban pemerintah berdasarkan target MDGs tahun 2011 untuk menyediakan
air bersih secara kontinyu yang dapat diakses paling tidak oleh 42,52 %
masyarakat dan pada tahun 2015 sebesar 75,29%, dengan mengasumsikan
kebutuhan minimal setiap orang akan air bersih per hari adalah 60 liter dan di
perkotaam 120 l/hari. Sistem Jaringan penyediaan air baku terdiri dari bangunan
penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan
peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan saluran pembawa/transmisi
beserta bangunan pelengkapnya yang membawa air dari sumbernya ke Instalasi
Pengolah Air. Nilai SPM keandalan ketersediaan air baku merupakan rasio
ketersediaan air baku di Kota Padang yang merupakan kumulatif dari masing-
masing Instalasi Pengolah Air terhadap target MDGs kebutuhan air baku secara
nasional yang telah ditetapkan.
Kondisi penyediaan air baku di Kota Padang didukung oleh 9 (Sembilan) unit
Instalasi Pengolahan Air dan 12 unit sumur Bor, dengan kapasitas produksi pada
tahun 2009 sebesar 1.080 lt/dt dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.303
l/dt atau 112.579.200 l/hari, sebagaimana diperlihatkan pada table 2.6.
II-19
Kebutuhan air baku sebesar 120 lt/hari untuk 873.992 jiwa penduduk pada tahun
2013, diperkirakan sebesar 104.879.040 l/hari. Berdasarkan data tersebut,
diketahui tingkat pencapaian SPM ketersediaan air baku di Kota Padang adalah
104.879.040 l/hari / 112.579.200 l/hari x 100 % = 107,34 %, atau lebih cukup.
Tabel 2.6.
Perbandingan Jumlah dan Panjang Jembatan
Di Kota Padang Tahun 2009 2013
KAPASITAS KAPASITAS
No. NAMA IPA AIR MINUM PRODUKSI PRODUKSI
(l/dt) (l/hari)
Kinerja jaringan irigasi adalah kemampuan jaringan untuk membawa sejumlah air
dari sumbernya ke petak petak sawah sesuai waktu dan tempat berdasarkan
rencana tata tanam yang telah ditetapkan. Kriterianya adalah bahwa masyarakat
petani yang tergabung dalam perkumpulan petani pemakai air dan petani pada
sistem pertanian rakyat pada daerah irigasi yang sudah ada berhak memperoleh
dan memakai air untuk kebutuhan pertanian. Hak guna pakai air untuk irigasi
diberikan kepada masyarakat petani melalui perkumpulan petani pemakai air, dan
bagi pertanian rakyat yang berada dalam sistem irigasi yang sudah ada dan
diperoleh tanpa izin.
Nilai SPM keandalan ketersediaan air irigasi merupakan rasio ketersediaan air irigasi
di petak-petak sawah dalam jumlah, waktu dan tempat pada setiap musim tanam
II-20
terhadap kebutuhan air irigasi berdasarkan rencana tata tanam yang telah
ditetapkan. Sesuai dengan kondisi yang ada, realisasi musim tanam tahun 2013
pada 31 DI di Kota Padang adalah seluas 14.770,96 Ha. Hal ini berarti bahwa
jumlah air irigasi yang sampai ke petak sawah tersier adalah 14.770,96 Ha x 1,2 l/dt
= 17.725,15 l/dt. Memperhatikan kapasitas debit di intake bendung pada 31 DI
adalah 13.293,864 l/dt, maka diperloleh angka pencapaian SPM ketersediaan air
irigasi sebesar 13.293,864 l/dt / 17.725,15 l/dt x 100 % = 75 %. Dari data
dimaksud, diketahui bahwa tingkat capaian SPM ketersediaan air yang dilakukan
oleh Dinas PU Kota Padang sudah cukup baik.
Tingkat capaian SPM irigasi tersebut di atas didukung oleh ketersediaan sarana dan
prasarana irigasi sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2.7.
Tabel 2.7.
Kondisi Sarana dan Prasarana Irigasi
Di kota Padang Tahun 2013
Kondisi Saluran Intake
Luas Tanam
Nama Daerah Irigasi Saluran Primer Saluran Sekunder Pengambilan
No Luas DI Rata-rata 5 Debit Rata- Keterangan
(DI) Panjang % Panjang % Free Kondisi
tahun Waduk Bandung rata
(M ' ) Kerusakan ( M' ) Kerusakan Intake
1 2 3 7 8 9 10 4 5 6 17
Disamping kaitannya dengan SPM bidang irigasi, Bidang PSDA Dinas PU Kota
Padang juga memiliki tugas melakukan pemantauan atau monitoring kegiatan
konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air melakukan pembangunan untuk
pengendalian daya rusak air. Capaian kinerja pada pelaksanaan pengendalian daya
rusak air selama tahun 2009 s/d 2013, telah dilakukan kegiatan normalisasi tanggul
II-21
sungai pada 4 buah sungai, dengan panjang kegiatan 3.050 m dan realisasi
anggaran senilai Rp. 46,13 milyar yang bersumber dari APBN. Rincian realisasi
kegiatan normalisasi tanggul sungai dimaksud diperlihatkan pada Tabel 2.8 dan
kondisi aliran sungai di Kota Padang tahun 2013 diperlihatkan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.8.
Rincian Realisasi Kegiatan Normalisasi Tanggul Sungai
Di kota Padang Tahun 2009 s/d 2013
PANJANG SUMBER
No NAMA SUNGAI PROGRAM 2009 (M') 2010 (M') 2011 (M') 2012 (M') 2013 (M') DANA (Rp)
(M') DANA (Rp)
1 BATANG KANDIS - - - - -
2 BATANG KABUNG - - - - -
3 BATANG TARUNG/AIR DINGIN NORMALISASI SUNGAI 900.00 - 900.00 - - - 1,330,000,000 APBN
4 BATANG BELIMBING (BANDA LURUIH) NORMALISASI SUNGAI 500.00 - - - - 500.00 32,000,000,000 APBN
5 BATANG ARAU NORMALISASI SUNGAI 450.00 - - - - 450.00 1,800,000,000 APBD
6 BATANG TIMBALUN NORMALISASI SUNGAI 1,200.00 - - - - 1,200.00 11,000,000,000 APBN
7 LUBUK HITAM - - - - -
8 SUNGAI PISANG - - - - -
JUMLAH 3,050.00 - 900.00 - - 2,150.00 46,130,000,000
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang, 2013
Tabel 2.9.
Kondisi Aliran Sungai di kota Padang Tahun 2009
Capaian kinerja Bidang PSDA pada fungsi pembangunan dan pemeliharaan drainase
di Kota Padang, diperlihatkan pada realisasi pelaksanaan kegiatan pembangunan
dan pemeliharaan drainase pada periode 2009 s/d 2013 dan capaian kondisi serta
permasalahan bidang drainase.
Selama periode tahun 2009 s/d 2013, realisasi pembangunan, rehabilitasi dan
pemeliharaan drainase yang dilakukan mencakup lokasi yang tersebar di Kota
Padang dengan panjang pembangunan baru 41.966,48 M. Besaran anggaran yang
direalisasikan untuk pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan drainase periode
tahun 2011 s/d 2014 adalah sebesar Rp. 25.915.150.325,55. Perincian kegiatan
bidang drainase yang dilaksanakan selama 5 tahun terakhir diperlihatkan pada
Tabel 2.10.
II-22
Tabel 2.10.
Realisasi Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Drainase
Periode Tahun 2011 s/d 2013
No Kegiatan Alokasi Dana Lokasi
Tahun 2011
1 Operasional dan Pemeliharaan Rutin Drainase, Inlet dan Trotoar 650.000.000 Tersebar di Kota Padang
Tahun 2012
1 Operasional dan Pemeliharaan Rutin Drainase, Inlet dan Trotoar 3.500.000.000 Tersebar di Kota Padang
2 Rehabilitasi/Perbaikan Drainase 1.377.746.969 Jln Gajah Mada-Jln. Gn Ledang
Tahun 2013
1 Operasional dan Pemeliharaan Rutin Drainase, Inlet dan Trotoar 6.150.000.000 Tersebar di Kota Padang
2 Rehabilitasi/Perbaikan Drainase 4.796.072.357 Lubuk Buaya Dsk
Jln Padang Solok Paninggahan
Perum Cengkeh Dsk
Koto Lalang Dsk
Perum Cimpago
Kompl. Sumbar Mas
Kel Jati Rmh Gadang
Kompl. PGRI Kuranji
Arai Pinang
Perum Taruko IV Kel. Bungo Pasang
Kompl. Unand
Bariang
Kompl Korem Sei Lareh
Tahun 2014
1 Operasional dan Pemeliharaan Rutin Drainase, Inlet dan Trotoar 2.400.000.000 Tersebar di Kota Padang
2 Rehabilitasi/Perbaikan Drainase 4.877.600.000 Jln Gajah Mada-Belanti Lolong
Jln. Ratulangi-Damar
Jumlah 25.915.150.326
D
inas Pekerjaan Umum Kota Padang, 2013
Kondisi genangan banjir pada periode 2009 s/d 2013 diperlihatkan pada Tabel 2.10.
Dari table dimaksud, diketahui bahwa pada tahun 2009 terdapat luas genangan
banjir di Kota Padang sebanyak 3,836.76 Ha. Upaya perbaikan drainase yang
dilakukan selama periode tahun 2019 - 2013 hanya mampu mengurangi luas
genangan seluas 534.04 Ha atau 13,92 %, sehingga pada tahun 2013 masih
terdapat luas genangan banjir sebanyak 3,302.72 Ha.
II-23
Tabel 2.10.
Kondisi Genangan Banjir di Kota Padang
Periode Tahun 2009 s/d 2013
No. KECAMATAN / KAWASAN LUAS GENANGAN (Ha) Tinggi Lama
2009 2013 Genangan (m') Genangan
A. KEC. KOTO TANGAH 1,604.26 1,390.53 (jam)
1 Kaw. Parak Buruak 280.40 280.40 0.50 - 1.00 7-8
2 Kaw. Bungo Pasang 475.16 380.13 0.30 - 0.65 2-8
3 Kaw. Padang Sarai 90.84 82.58 0.30 - 0.65 3-8
4 Kaw. Sungai Lareh 170.71 103.46 0.30 - 1.00 2-6
5 Kaw. Pasir Nan Tigo 564.65 537.76 0.40 - 0.60 4-5
6 Kaw. Lubuk Buaya 22.50 6.20 0.40 - 0.60 4-5
II-24
Capaian SPM bidang drainase diukur berdasarkan ratio luas pelayanan jaringan
drainase yang dikelola dengan luas kawasan terbangun di kota Padang.
Berdasarkan luas kawasan terbangun di Kota Padang tahun 2009 seluas 8.348,59
Ha, dan pada tahun 2013 seluas 8.586,25 Ha, diperoleh capaian SPM pelayanan
drainase sebesar 54,04 % tahun 2009 dan 61,53 % pada tahun 2013,
Jumlah kebutuhan drainase yang harus tersedia dalam kondisi baik di Kota Padang
tahun 2013, belum dapat ditentukan, karena Kota Padang belum memiliki Rencana
Induk Sistem Drainase Perkotaan. Dengan demikian, diperlukan suatu studi untuk
menghasilkan Rencana Induk Sistim Drainase berdasarkan system layanan sungai
besar yang ada di kota Padang.
Capaian kinerja bidang Cipta Karya dalam pelaksanaan fungsi melaksanakan dan
memfasilitasi bantuan teknis menyangkut bangunan gedung pemerintah selama
periode 2009 - 2013, sudah terlaksanan sebanyak 2.585 dokumen perencanaan
bangunan gedung pemerintah. Proses fasilitasi tersebut selalu membutuhkan waktu
yang lebih lama dari yang seharusnya, karena sebagian besar pelaksana kegiatan
dari SKPD ybs, memiliki pemahaman yang rendah terhadap ketentuan-ketentuan
yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembangunan gedung pemerintah.
Kondisi dimaksud menyebabkan proses legalisasi perencanaan teknis yang
disampaikan selalu kurang lengkap atau banyak bagian-bagian yang menyalahi
aturan yang berlaku.
Capai Kinerja Kinerja bidang penyediaan, perbaikan dan peningkatan sarana dan
prasarana lingkungan pada komponen drainase lingkungan selama periode 2009 s/d
2013 hanya dapat dilaksanakan sebanyak 61 % dari kawasan-kawasan yang
memerlukan pembangunan drainase dan sudah diprogramkan melalui dokumen
RPIJM. Hal ini disebabkan oleh alokasi anggaran kegiatan belum sesuai dengan
kebutuhannya.
Pada komponen kinerja tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum perpipaan, pada tingkat pelayanannya tahun 2009 mencapai
40,67 %, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 48,72 %. Dibandingkan dengan
target capaian SPM tahun 2014 sebesar 60 %, maka pelayanan air minum
perpipaan di Kota Padang belum mencapai target pelayanan minimal.
Dibandingkan dengan pencapaian target MDGs secara nasional tahun 2011 sebesar
40,52 % dan target nasional untuk tahun 2015 sebesar 75,29%, maka Pemerintah
Kota Padang perlu melakukan percepatan perbaikan sistim perpipaan yang banyak
mengalami kerusakan akibat gempa tahun 2009. Data kondisi pelayanan jaringan
perpipaan pada kondisi sebelum gempa tahun 2009, diperlihatkan pada Tabel 2.11
II-25
Pelaksanaan peningkatan sanitasi masyarakat yang diprogramkan untuk
dilaksanakan pada periode 2009 2013, hanya dapat direalisasikan sebesar 16 %,
karena lahan untuk penempatan MCK+++ yang diharapkan dari pasrtisipasi
masyarakat, tidak tersedia. Walaupun kegiatan pembangunan MCK masih
terkendala, namun peningkatan kesadaran masyarakat dalam pembangunan sarana
limbah rumah tangga secara privat memperlihatkan kondisi yang menggembirakan.
Hal ini terlihat dari data pembuangan limbah rumah tangga (tinja) di Kota padang
tahun 2009 mencapai 73,6 % dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 80%. Data
pembuangan limbah rumah tangga (tinja) di Kota padang tahun 2009 diperlihatkan
pada Tabel 2.12. Disamping itu, pemerintah Kota Padang juga mengupayakan
peningkatan pelayanan sanitasi lingkungan melalui pembangunan jaringan
pengelolaan air limbah komunal.
Tabel 2.12.
Persentase Tempat Pembuangan Akhir Tinja Kota Padang
Kondisi pelayanan jaringan sanitasi komunal pada tahun 2009 belum dilaksanakan,
dan selama periode 2009 s/d 2013 telah dibangun pada 6 lokasi, yaitu di kawasan
Purus, Koto Lalang, Gunung Sarik, Parak Karakah, dengan kapasitas layanan untuk
760 KK. Mempedomani target SPM pelayanan jaringan dan pengolahan air limbah
jaringan dan pengolahan air limbah untuk tahun 2014 sebanyak 5 %, maka tingkat
capaian kinerja dimaksud adalah (760 KK x 5)/ 873,992 jiwa = 0,43 %.
Berdasarkan kondisi tersebut, peningkatan system jaringan air limbah komunal
perlu mendapat prioritas dalam penentuan target RPJMD Kota padang berikutnya.
II-27
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang Cipta Karya dalam hal penataan
bangunan dan lingkungan, diprediksikan mampu mengurangi luas kawasan kumuh
di Kota Padang. Berdasarkan data sebaran permukiman kumuh tahun 2009 seluas
291,71 Ha dan tahun 2013 seluas 185,16 Ha, berarti selama 5 tahun telah dapat
ditanggulangi seluas 106,55 Ha atau 36,53 %. Dibandingkan dengan target capaian
SPM penanggulangan kawasan kumuh untuk tahun 2014 sebanyak 10%, maka
tingkat capaian kinerja pada indicator kinerja tersebut cukup baik. Perbandingan
data luas kawasan kumuh di Kota Padang tahun 2009 dan 2013 diperlihatkan pada
Tabel 2.13.
Tabel 2.13.
Sebaran Kawasan Kumuh di Kota Padang,
Tahun 2009 dan 2013
Lokasi Luas Kawasan (Ha) Kebutuhan Sudah/ Belum
No
Infrastruktur Tertangani
Kecamatan Kelurahan 2,009 2,013
Perbaikan jalan,
1 BUNGUS TELUK KABUNG 11.50 6.50 Belum
saluran, sanitasi
Kel. Bandar Buat Perbaikan jalan,
2 LUBUK KILANGAN 4.66 4.66 Belum
(Pusat Kota) saluran, sanitasi
Perbaikan jalan,
3 LUBUK BEGALUNG 26.00 16.00 Belum
saluran, sanitasi
Kel. Seberang
Palinggam (Pusat
Kota, Longsor), Perbaikan jalan,
4 PADANG SELATAN 19.00 9.00 Belum
Seberang Padang saluran, sanitasi
(Sempadan Sungai
Batang Arau)
Perbaikan jalan,
5 PADANG TIMUR 35.00 20.00 Belum
saluran, sanitasi
Perbaikan jalan,
6 PADANG BARAT 24.00 19.00 Belum
saluran, sanitasi
Perbaikan jalan,
7 PADANG UTARA 32.00 20.00 Belum
saluran, sanitasi
Kel. Surau Gadang
(Pusat Kota, Perbaikan jalan,
8 NANGGALO 38.25 16.00 Belum
Bantaran Sungai saluran, sanitasi
Kuranji)
20 Perbaikan
9 KURANJI 20.00 20.00 jalan, saluran, Belum
sanitas
Perbaikan jalan,
10 PAUH 24.00 24.00 Belum
saluran, sanitasi
Kel. Lubuk Buaya
(Sempadan Sungai
Batang Kandis, Perbaikan jalan,
11 KOTO TANGAH 57.30 30.00 Belum
Kawasan Banjir), saluran, sanitasi
Padang Sarai,
Batipuh Panjang,
JUMLAH 291.71 185.16
II-28
khususnya dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan gedung
pemerintah.
Tugas pokok dan fungsi dalam melaksanakan penghitungan penaksiran nilai serta
penyusutan nilai terhadap aset-aset bangunan gedung pemerintah, serta
perhitungan nilai ganti rugi bangunan, sudah dilaksanakan 100 % sesuai
permintaan yang disampaikan SKPD terkait. Disamping itu, penyiapan Informasi
Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) sebagai bagian dari kinerja
pelayanan Dinas Pekerjaan Umum yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 14/PRT/M/2010 tentang petunjuk teknis Standar pelayanan minimal
bidang Pekerjaan umum dan penataan ruang, juga sudah dilakukan setiap tahun
semenjak tahun 2009 s/d 2013. Dengan demikian, capaian kinerja pelayanan
Informasi Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) sudah dilaksanakan
sebagaimana mestinya
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam melakukan analisa, pengujian atau
penelitian terhadap kelayakan teknis bangunan gedung pemerintah yang
disampaikan oleh SKPD lain, dapat dilaksanakan seluruhnya sampai kepada
pemberian rekomendasi tindak lanjut terhadap pengelolaan bangunan gedung yang
dimohonkan.
Pencapaian kinerja UPTD PJU selama periode 2009 2013, secara umum dapat
dilaksanakan sesuai sumberdaya yang tersedia. Capaian kinerja UPTD PJU
dimaksud belum diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
14/PRT/M/2010 tentang petunjuk teknis Standar pelayanan minimal bidang
Pekerjaan umum dan penataan ruang. Namun sebagai salah satu fungsi SKPD
Dinas Pekerjaan Umum melalui pembentukan UPTD PJU, maka tugas pelayanan
PJU dilaksanakan dengan capaian kinerja sebagai berikut :
II-29
keterlambatan pengiriman material penggantian komponen PJU dan gangguan
cuaca.
d. Fungsi melaksanakan pengembangan, peningkatan dan pembangunan sarana
dan prasarana penerangan jalan umum dan fasilitas umum, telah berjalan
dengan baik, dengan meningkatkan pemberian ascesories lampu pad ataman
dan ruang terbuka hijau, serta memasang 3 unit lampu Highmass pada
kawasan yang rawan kriminal pada malam hari.
e. Tugas melakukan pencatatan meteran listrik penerangan jalan umum dan
fasiltas umum setiap bulan dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang
ditentuk.
Capaian kinerja bidang pelayanan PJU selama periode 2009 s/d 2013, diperlihatkan
pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14.
Capaian Kinerja UPTD PJU
Sampai Tahun 2013
KEBUTUHAN KONDISI
PANJANG
No. KLASIFIKASI JALAN UMUM JENIS LAMPU TITIK LAMPU PELAYANAN % PELAYANAN
JALAN
(UNIT) (TITIK)
Jalan Arteri dan Kolektor
1 SON 250 Watt 578.859 11,577.18 5,389 46.55
dengan lebar jalan > 6 m'
Jalan Lokal dengan lebar jalan <
2 SON 150 Watt 520.185 10,403.70 5,500 52.87
6 m'
Jalan Utama/Poros di Komplek
3 SON 70 Watt 866.975 17,339.50 12,458 71.85
Perumahan
Jalan Lingkungan/gang di
4 LHE 45 Watt 346.790 6,935.80 1,771 25.53
Perumahan
JUMLAH 2,312.81 46,256 25,118 54.30
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang, 2013
II-30
Ketersediaan lahan pertanian beririgasi teknis yang dilindungi dari alih fungsi lahan,
merupakan, perlu disuplay dengan ketersediaan air irigasi yang memadai. Hal ini
ditujukan untuk memberikan hasil pertanian yang optimal kepada masyarakat
pemilik lahan, agar tidak berkeinginan untuk merubah fungsi lahan yang dimilikinya
ke penggunaan lahan diluar pertanian.
Adanya program WISMP sebagai upaya meningkatkan pengelolaan air irigasi untuk
menunjang program ketahanan pangan nasional, dapat manfaatkan dalam rangka
penguatan kinerja irigasi di Kota Padang.
Terdapatnya kawasan genangan banjir seluas 3.302,72 Ha akan sangat merugikan
terhadap kesehatan dan perekonomian masyarakat di Kota Padang. Dinas
pekerjaan umum yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam pengelolaan
sumberdaya air di Kota Padang berkewajiban untuk mengatasi permasalahan
genangan banjir dimaksud.
Terjadinya kemacetan lalu lintas dan terbatasnya kecepatan kendaraan akibat
sebagian kondisi jalan dan jembatan yang belum memenuhi kelayakan teknis,
merupakan permasalahan di Kota padang yang menjadi tugas dinas pekerjaan
umum untuk mengatasinya. Ketersediaan alokasi dana bantuan khusus jalan dan
ketersediaan anggaran dari APBD Kota padang merupakan peluang bagi Dinas
Pekerjaan umum untuk menyelesaikan tugas pokoknya dalam mengatasi
permasalahan kondisi kerusakan jalan dan sistim jaringannya.
Kondisi permukiman masyarakat perlu didukung dengan prasarana dasar yang
memadai, baik dari segi jalan lingkungan, drainase, sanitasi maupun air minum.
Pemenuhan kebutuhan prasarana dasar dimaksud akan mempengaruhi pola
kehidupan dan kesehatan masyarakat. Keberadaan dokumen RPIJM sebagai
panduan program pelayanan PSD kawasan permukiman, dapat dimanfaatkan
sebagai panduan pemrograman penyediaan PSD permukiman dimaksud.
Fungsi Kota Padang sebagai kota perdagangan dan pariwisata, memerlukan
peningkatan daya saingnya sebagai kota destinasi pariwisata utama di Sumatera
Barat. Keberadaan Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) sebagai salah satu
komponen peningkatan daya saing kota, perlu ditingkatkan agar kinerja
pelayanannya selalu dapat ditingkatkan untuk mampu menunjang industri dan jasa
II-31
pariwisata. Oleh karenanya personil dan peralatan dalam pengelolaan PJU yang
dimiliki Dinas Pekerjaan Umum agar dapat ditingkatkan dalam upaya memacu
pelayanan penerangan Jalan Umum.
II-32
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Pada bagian ini, akan diuraikan permasalahan yang paling krusial tentang layanan
dasar di tiap Bidang/UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing
melalui penilaian terhadap capaian kinerja yang belum mencapai target yang
ditetapkan dalam SPM ataupun RPJMD Tahun 2009-2013.
Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal
maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut.
Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan
capaian indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun
terakhir sebagai berikut :
3.1.1. Sekretariat
a. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah belum optimal.
b. Masih kurangnya tenaga pengelola kegiatan dan administrasi keuangan yang
bersertifikat.
III.1
c. Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan program
dan kegiatan Dinas dan UPTD Dinas belum optimal.
d. Belum optimalnya data dan informasi Dinas yang terintegrasi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
e. Peran aktif Dinas sebagai perpanjangan tangan Walikota dalam urusan
Pekerjaan Umum masih perlu ditingkatkan.
3.1.2. Identifikasi Permasalahan Pada Bidang Penyusunan Program
Dari 11 item tugas pokok dan fungsi Bidang Bina program, terdapat 4 (empat)
permasalahan yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas
bidang-bidang lainnya di Dinas PU. Permasalahan dimaksud adalah :
a. Belum tersedianya data base jalan lingkungan yang memadai sebagai pedoman
dalam pemrograman betonisasi jalan lingkungan yang diprioritaskan Kepala
Daerah terpilih.
b. Belum tersedianya dokumen Rencana Induk Sistem Jaringan Drainase Skala
Kota, sebagai pedoman pokok untuk pemrograman kegiatan-kegiatan
pengendalian banjir di Kota Padang. Kondisi dokumen perencanaan yang
terkait dengan hal ini, baru berupa master plan drainase skala kawasan, seperti
kawasan Pusat Kota, Baung muara penjalinan, Air Pacah, Siteba, dan Rawang
Mata Air. Untuk penuntasan pengendalian banjir di Kota padang diperlukan
grand disain program dan kegiatan pengendalian banjir dan genangan pada
seluruh kawasan administrasi kota agar mampu mensinergikan semua system
drainase yang ada di Kota Padang. Hal ini terlihat dari drainase yang sudah
terdata baru sepanjang 78,670 km. Jika dibandingkan dengan panjang jalan
kota yaitu 2.312,80 km, berarti panjang drainase yang ideal minimal 2 kali
panjang jalan atau 4.625,60 km. Dari sini terlihat perlunya dilakukan
pendataan/studi tentang drainase skala kota.
c. Belum tersedianya Rencana Indusk Sistem Irigasi yang up-to-date. Dokumen
perencanaan jaringan irigasi yang ada baru bersipat parsial dalam bentuk
skema jaringan irigasi, yang belum dilengkapi dengan luas lahan pertanian
sawah yang sebenarnya. Berkurangnya lahan-lahan pertanian beririgasi teknis
akibat perubahan pemanfaatan lahan secara liar oleh masyarakat belum
terkomodasi kedalam system data base perencanaan irigasi, sehingga target
suplay air irigasi dan target luas tanam tidak dapat diprogramkan secara
akurat.
III.2
3.1.3. Identifikasi Permasalahan Pada Bidang Bina Marga
Hasil identifikasi permasalahan pada Bidang Bina Marga berdasarkan Tupoksinya,
adalah sebagai berikut :
a. Belum terlaksananya pemasangan dan pemeliharaan plank nama-nama jalan
sebagaimana mestinya.
b. Belum adanya ruas jalan di Kota padang yang memiliki sertifikat laik fungsi
c. Belum tersedianya data base untuk jalan lingkungan
d. Masih terdapat 574,74 km jalan dalam kondisi rusak yang perlu dipebaiki
dengan program peningkatatan jalan.
e. Terdapat 1.026,94 km ruas jalan yang memerlukan program pemeliharaan
periodic dan 711,13 km memerlukan program pemeliharaan rutin setiap tahun.
f. Beberapa ruas jalan kolektor sekunder di Kota Padang tidak memenuhi SPM
pada aspek kecepatan, yang disebabkan oleh kemacetan/kelebihan LHR pada
ruas jalan dimaksud.
g. Belum tuntasnya penyediaan jalur jalan evakuasi yang cukup dan berkondisi
mantap.
h. Beberapa peralatan kebinamargaan sudah berumur tua, dan sering rusak saat
dioperasikan.
i. Masih kurangnya dukungan sarana peralatan kebinamargaan seperti excavator
mini, mobil truk terado, truk UPR, dan unit dump truk, sehingga pelaksanaan
tugas-tugas pemeliharaan jalan dan jembatan menjadi lambat.
III.3
c. Terdapat kawasan permukiman yang masih tergenang pada waktu hujan
sebanyak 58 lokasi.
d. Capaian pelayanan sanitasi lingkungan permukiman dengan system komunal
(off site) masih 0,43 %
e. Belum adanya data base penyediaan Prasarana & dan Sarana Dasar kawasan
permukiman, baik pada pelayanan jalan lingkungan, drainase, maupun sanitasi.
f. Masih banyak para pelaksana kegiatan pembangunan gedung pemerintah pada
SKPD yang belum memahami ketentuan pembangunan gedung Negara
sebagaimana diatur pada Perpres No. 73 tahun 2011 dan Permen PU No. 45
Tahun 2007.
3.1.5. Identifikasi Permasalahan Pada Bidang PSDA
a. Tingkat Capaian SPM pada ketersediaan air irigasi baru mencapai 75 % dari
luas Daerah Irigasi yang harus dilayani, sehingga perlu dilanjutkan
pembangunannya.
b. Masih rendahnya dukungan dan partisipasi anggota P3A (perkumpulan petani
pemakai air irigasi.
c. Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi akibat topografi
yang relative datar.
d. Pembangunan saluran drainase belum didukung oleh suatu system
perencanaan dan pemrograman yang akurat.
3.1.5. Identifikasi Permasalahan Pada UPTD Operasional PJU dan UPTD Perencanaan dan
Logistik PJU
a. Kinerja pelayanan PJU baru mencapai 57,55 %, dimana jumlah lampu yang
ada saat ini sebanyak 26.618 titik, terdiri dari PJU yang dipasang Pemerintah
Kota sebanyak 25.118 dan sisanya dipasang secara liar oleh masyarakat.
b. Kebutuhan lampu PJU di Kota Padang adalah sebanyak 46.156 titik, sehingga
diperlukan penambahan pelayanan sebanyak 19.638 titik atau 3.928 titik setiap
tahun
c. Tingginya biaya operasional pemeliharaan PJU yang diakibatkan tingginya
tingkat kerusakan unit lampu PJU yang disebabkan oleh tidak stabilnya
tegangan listrik PLN dan tingkat korosi/penggaraman pada kawasan-kawasan
disekitar pantai.
III.4
d. Masih kuranya dukungan sarana operasi dan pemeliharaan serta SDM yang
berstatus PNS.
e. Belum adanya system informasi PJU Kota Padang sehingga pelaksanaan OP
dan perencanaan pengembangan system pelayanan menjadi lebih sulit.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum
Kota Padang seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.1.
III.5
Tabel 3.1.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PADANG
Pembangunan jalan baru dan pelebaran Pembebasan lahan untuk pembukaan 2 Pembangunan ruas jalan baru dan
jalan yang sudah ada merupakan jalan baru dan pelebaran jalan yang ada, pelebaran jalan hanya dapat
tupoksi Dinas pekerjaan Umum harus dilakukan sesuai ketentuan dilakukan apabila lahannya sudah
pembebasan lahan yang ditetapkan dibebaskan
2 pelayanan sistem jaringan Drainase sekunder 29,395 m' dan Drainase Primer 49,275 m' merupakan 1 Kewenangan penanganan hanya pada
Drainase dan Gorong-gorong tersier merupakan kewenangan Dinas kewenangan Pemerintah Propinsi dan drainase sekunder dan tersier
Pekerjaan Umum Kota Padang mayor drainase merupakan wewenang
61.53% 50% Pemerintah pusat 2 Diperlukan alokasi anggaran yang
memadai untuk pencapaian target
SPM
3 Prosentase Daerah Irigasi (DI) 965.30 Ha (DI Koto Tuo dan DI Gunung 1 Kewenangan hanya untuk 29 DI
dengan kondisi baik Daerah Irigasi seluruhnya 7.385.48, Nago) merupakan wewenang Propinsi dengan luas 6.420,18
45.29% 70%
yang menjadi kewenangan pemko
Padang hanya 6.420,18 Ha atau 86,93 %
4 Tersedianya air baku untuk Penyediaan air baku dan IPA untuk Pengoperasian IPA dan pendistribusian 1 Pembinaan dan pengembangan
memenuhi kebutuhan pokok mempersiapkan debit bagi bagi masyarakat diluar MBR menjadi PDAM mengantisipasi pertumbuhan
minimal sehari hari (120 lt/hr) pertumbuhan penduduk dimasa datang tanggung jawab PDAM penduduk kedepan merupakan
128.81 merupakan kewenangan Pemerintah, tanggung jawab Pemerintah kota
120 lt/org/hr termasuk pendistribusiannya kepada Padang, dan secara teknis dilakukan
lt/org/hr
masyarakat berpenghasilan rendah Dinas Pekerjaan Umum
Capaian Kondisi Standar yang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
No Aspek Kajian Permasalahan Pelayanan SKPD
Saat ini digunakan Internal Kewenangan SKPD) Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD)
5 Tersedianya akses air minum Tanggung jawab menyediakan debit air pembangunan pipa distribusi serta 1 Dinas Pekerjaan Umum hanya
yang aman melalui Sistem baku yang cukup dan memenuhi maintenance merupakan tanggung bertanggung jawab terhadap
Penyediaan Air Minum 49.88% >60% standar kualitas yang ditetapkan jawab pemerintah yang dilakukan oleh pembinaan teknis PDAM dan
dengan jaringan perpipaan PDAM pembangunan sumber air baku yang
memadai
6 Ketersediaan sistem jaringan Pembangunan instalasi dan operasi Pengoperasian dan pelaksanaan 1 Fungsi Dinas pekerjaan Umum hanya
dan pengolahan air limbah pemeliharaan merupakan pemeliharaan dilakukan oleh Dinas pembangunan instalasi, dan operasi
0.43% 5%
tanggungjawab Pemerintah Kota Kebersihan Kota (SKPD lain) dan maintenance diserahkan kepada
SKPD lain
7 Jalan Lingkungan berkondisi
baik
8 Penyediaan sistem Sosialisasi dan pembinaan teknis Pembangunan septick tank untuk tiap 1 Terhadap kawasan hunian dengan
pengolahan air limbah merupakan tanggung jawab Dinas KK merupakan tanggung jawab mayoritas masyarakat berpenghasilan
setempat on site Pekerjaan Umum masyarakat yang bersangkutan rendah, Dinas PU dapat
80.00% 60.00% membangunkan septick tank
komunal dan MCK+++, namun
lahannya sudah harus dibebaskan
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama
kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih tersebut dan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas
Pekerjaan Umum Kota Padang yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi
Walikota dan Wakil Walikota Padang tersebut.
3.2.1. Visi
Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai
di masa depan. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi
yang diakhir periode dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha
pembangunan. Usaha-usaha pembangunan yang dilaksanakan, umumnya
berorientasi untuk memperbaiki tingkat hidup (level of living) masyarakat.
Visi Pemerintah Daerah Kota Padang merupakan gambaran kesuksesan yang ingin
dicapai dalam kurum waktu 5 (lima) tahun kedepan yang disusun dengan
memperhatikan visi RPJPD Daerah Kota Padang Tahun 2004-2020.
Visi, Misi dan Program Walikota Padang yang disampaikan dalam Sidang Paripurna
DPRD Kota padang pada tanggal 13 Mei 2014 merupakan ide dasar dan pedoman
dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota padang
Tahun 2014-2019.
Memperhatikan potensi sumbedaya alam, sumberdaya manusia, budaya dan
permasalahan yang berkembang di masyarakat, serta berpedoman pada RPJP Kota
Padang, Visi Pemerintah Daerah Kota Padang Tahun 2014 -2019 dirumuskan
sebagai berikut :
III.8
Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Terhadap Visi Jangka Menengah Daerah Kota Padang tersebut di atas, maka Dinas
Pekerjaan Umum sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
Pekerjaan Umum dan tugas pembantuan, perlu menjabarkan, memprogramkan dan
melaksanakan visi dimaksud sesuai tugas pokoknya agar hasil pembangunan sesuai
dengan mutu, waktu dan kualitas yang dipersyaratkan yaitu :
1 Pendidikan, baik untuk tingkat dasar, Melalui Bidang Cipta Karya, Dinas
menengah maupun tinggi merupakan PU harus memainkan peran dalam
landasabn utama untuk mendorong membantu/memfasilitasi dinas
proses pembangunan kota. Melalui pendidikan secara teknis dapat
pendidikan akan dapat diwujudkan meningkatkan sarana dan
kualitas sumberdaya manusia yang baik prasarana gedung sekolah yang
sebagai modal dasar untuk mendorong memenuhi persyaratan teknis,
proses pembangunan kota. Melalaui memiliki jalan akses yang cukup
pendidikan akan dapat pula ditingkatkan baik terhadap pejalan kaki maupun
kemampuan masyarakat untuk dapat kendaraan, serta memelihara
memahami dan memanfaatkan Ilmu kawasan sarana dan prasarana
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pendidikan bebas dari genangan.
yang sangat penting artinya untuk dapat
Terhadap pembinaan kehidupan
memanfaatkan dan memelihara potensi
lingkungan sekolah yang sehat,
sumberdaya alam yang tersedia
Dinas Pekerjaan Umum melalui
sehingga kegiatan produksi dan kualitas
paket program Pamsimas berperan
lingkungan hidup dapat ditingkatkan;
dalam memberikan bantuan
perbaikan hygiene dan sanitasi
sekolah yang layak.
III.9
wirausaha masyarakat kota Padang yang serta memberikan bantuan teknis
relatif lebih baik merupakan faktor bagi SKPD terkait dalam
pendorong utama untuk mendorong menyediakan sarana dan prasarana
kegiatan perdagangan tersebut perdagangan, industry
perhubungan. Dalam hal ini, Dinas
PU tidak hanya membuat akses
yang lancar antara produsen dan
konsumen, tetapi juga
menyediakan prasarana dasar dan
utilitas kota serta Lampu
penerangan jalan bagi masyaakat
lingkungan pasar dan lingkungan
industry.
4. Aspek agama (religous), baik Islam dan Dinas PU melakukan peran dalam
agama lainnya yang ada di Kota Padang menciptakan kawasan rumah
sangat penting artinya untuk dapat ibadang menjadi lingkungan yang
mengarahkan dan membimbing tingkah sehat, tidak banjir, dan didukung
laku masyarakat dalam rangka dengan akses jalan lingkungan, air
mewujudkan masyarakat yang patuh dan bersih dan sanitasi yang memadai.
bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Disamping itu, Dinas PU juga dapat
bermoral tinggi dan penduli terhadap berperan dalam mefasilitasi
kepentingan umum. masyarakat dengan bantuan teknis
III.10
bangunan gedung rumah ibadah
yang aman, nyaman dan ramah
lingkungan.
3.2.2. Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha
mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses
pencapaian tujuan, sehingga harus dijadikan sebagai dasar perumusan strategi,
kebijakan dan program pembangunan daerah yang akan dilakukan selama periode
perencanaan. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi atau upaya umum
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumberdaya
manusia yang beriman dan berdaya saing;
2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera;
3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan
berkesan;
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan eonomi
kerakyatan;
5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan menghargai
kearifan lokal;
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani.
Dari enam Misi Daerah Kota Padang tersebut di atas, misi ke 1 s/d misi ke empat,
terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum, sedangkan untuk
misi ke 5 dan ke enam tidak terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan
Umum. Telaahan atas faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas
Pekerjaan Umum terhadap pencapaian Misi Daerah dan 10 program prioritas
pembangunan Kota Padang, diperlihatkan pada Tabel 3.2.
III.11
3.3. Telaahan Renstra Kementerian PU, Dinas Prasjal & Tarkim Propinsi
Sumatera Barat
Analisis Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Prasarana Jalan Propinsi
Sumatera Barat ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan
sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra Dinas pekerjaan Umum Kota
Padang. Oleh sebab itu, telaahan ini dilakukan untuk mengidentifikasi tentang
capaian sasaran pelaksanaan Renstra Dinas PU Kota Padang telah berkontribusi
terhadap pencapaian sasaran Renstra Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim, serta
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum. Perbandingan capaian sasaran Renstra Dinas
PU Kota Padang dengan renstra Dinas propinsi dan kementerian dimaksud
diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel.3.3.
Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
terhadap Sasaran Renstra Dinas Prasarana Jalan & Tarkim Provinsi Sumatera Barat
dan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum
III.12
3.4. Telaahan RTRW dan KLHS
III.13
Penelaahan terhadap rencana pola ruang, indikasi program RTRW dalam kaitannya
dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang, diperlihatkan pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5.
HASIL TELAAHAN POLA RUANG WILAYAH KOTA PADANG
2 kawasan budidaya
Penyediaan sarana dan
prasarana lingkungan, jalan,
a kawasan perumahan drainase, air minum,
sanitasi komunal, dan PJU
III.20
3.4.2. Telaahan KLHS
Analisis terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai
dengan pelayanan Dinas PU merupakan analisis yang sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif untuk memastikan bahwa program-program pembangunan yang direncanakan
sudah menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Kajian ini juga ditujukan untuk
menelaah bahwa tidak ada program atau kegiatan yang direncanakan akan menimbulkan
terlampauinya daya dukung dan daya tamping lingkungan. Hasil kajian dimaksud
diperlihatkan pada pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Kota Padang
Dalam Penyusunan Program dan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum
Catatan bagi
Implikasi
Ringkasan Perumusan
No Aspek Kajian Terhadap
KLHS Program dan
Pelayanan SKPD
Kegiatan SKPD
1 Kapasitas daya dukung dan Konservasi Normalisasi sungai,
daya tampung lingkungan Sumberdaya Air Rawa, dan badan
hidup untuk pembangunan air lainnya
2 Perkiraan mengenai Program Bagian
dampak dan risiko pembangunan perencanaan teknis
lingkungan hidup Perkiraan jalan dan dilengkapi dengan
mengenai dampak dan jembatan kajian lingkungan
risiko
lingkungan hidup
3 Kinerja layanan/jasa Rekomendasi Agar seluruh sarana
ekosistem Peil banjir dan prasarana yang
dibangun aman
dari bencana banjir
4 Efisiensi pemanfaatan
sumber daya alam
5 Tingkat kerentanan dan
kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim
6 Tingkat ketahanan dan Konservasi Gangguan
potensi keanekaragaman Sumberdaya Air pekerjaan
hayati konstruksi
terhadap
lingkungan biotic
perairan sungai
(biodiversity)
selama masa
konstruksi
III.21
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Perumusan Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Analis isu-isu strategis
merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana
pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan
sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas
prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis
dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Padang senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan
aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat
dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak
boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan
yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Isu strategis pada renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang tahun 2014-2019 disusun
berdasarkan kajian terhadap :
a. identifikasi permasalahan pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang,
b. telaahan terhadap renstra Kementerian Pekerjaan Umum, renstra Dinas Prasjal &
Tarkim propinsi Sumatera Barat,
c. telaahan VISI dan MISI Kepala daerah Terpilih,
d. telaahan terdadap RTRW dan KLHS Kota Padang
Hasil kajian tersebut di atas disimpulkan sebagai Isu Strategis pada Renstra Dinas
Pekerjaan Umum Kota Padang tahun 2014-2019 sebagai mana diuraikan kan pada Tabel
3.7. dari tabel dimaksud, diketahui bahwa terdapat 5 kelompok isu strategis bidang
pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang, yang perlu diprogramkan
penanganannya melalui Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Tahun
2014-2019.
III.22
Tabel 3.7.
ISU STRATEGIS PADA URUSAN WAJIN PEKERJAAN UMUM
DI KOTA PADANG TAHUN 2014
BIDANG LAYANAN DINAS PEKERJAAN
No ISU STRATEGIS
UMUM
Belum tersedianya dukungan data yang memadai dan hasil-hasil studi untuk
pedoman dalam peningkatan pelayanan Dinas Pekerjaan Umum
I Bidang Bina program
Perlunya semua dokumen perencanaan dilengkapi dengan aspek kajian
lingkungan
III.23
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang adalah gambaran arah pembangunan atau
kondisi masa depan yang ingin dicapai Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang melalui
penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan
datang. Oleh sebab itu pengungkapan Visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik Dinas
Pekerjaan Umum Kota Padang baik dalam upaya mewujudkan Visi dan misi kepala
daerah maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek
kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan
mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.
Visi SKPD yang akan dirumuskan dalam Renstra SKPD harus memiliki keterkaitan
dengan Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terdapat dalam rancangan
awal RPJMD. Dengan demikian, sebelum merumuskan Visi SKPD, perlu dilakukan
kajian terhadap Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran kondisi pembangunan yang ingin dicapai daerah
dalam 5 (lima) tahun ke depan. Misi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam
rancangan awal RPJMD adalah untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan
dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan Visi.
4.1.1. Review Terhadap Visi dan Misi Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dijadikan sebagai Visi Daerah
Kota padang tahun 2014-2019 adalah ;
Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka misi atau upaya umum yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumberdaya
manusia yang beriman dan berdaya saing;
b. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera;
c. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan
berkesan;
IV.1
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan eonomi
kerakyatan;
e. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan
menghargai kearifan lokal;
f. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani.
Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum haruslah merupakan kontribusi Dinas Pekerjaan
Umum terhadap pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Daerah. Untuk itu, Visi dan
Misi itu akan disusun berdasarkan keterkaitan antara permasalahan pembangunan
Kota Padang dan isu strategis dibidang urusan Pekerjaan Umum, maka untuk
mendapatkan keterkaitan yang erat antara Visi Daerah dengan Visi Dinas Pekerjaan
Umum yang akan ditentukan, perlu dilihat keterkaitan fungsional dari Visi dan Misi
Kepala Daerah dengan Isu strategis dimaksud, sebagaimana diperlihatkan pada
Tabel 4.1.
Dari table 4.1, terlihat dengan jelas bahwa dari jabaran Visi dan misi Daerah ke 4
yang berkaitan langsung dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum,
yaitu Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi
kerakyatan dengan cara melaksanakan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan,
perbaikan trotoar serta pengendalian banjir dan genangan air.
4.1.2. Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Dari keterkaitan Visi, Misi dan Tupoksi dimaksud pada Table 4.1. dapat dikemukakan
perwujudan Visi, pokok-pokok Visi dan pernyataan Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Perwujudan Visi, Pokok-pokok Visi dan
Pernyataan Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Tahun 2014-2019
IV.2
4.1.3. Misi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Untuk tercapainya Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang tahun 2014-2019
tersebut di atas, dan memperhatikan identifikasi masalahan pelayanan Dinas
Pekerjaan Umum Kota Padang serta isu strategis yang sudah dijabarkan, dapat
dirumuskan misi Dinas Pekerjaan Umum tahun 2014-2019 sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana daerah dalam upaya
meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan,
dan perencanaan yang berkualitas.
2. Meningkatkan aksesibilitas wilayah dalam mendukung pengembangan kawasan
budaya, kawasan pariwisata, kawasan pendidikan dan kawasan pertumbuhan
ekonomi
3. Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana dasar lingkungan permukiman
khususnya pada penyediaan jalan lingkungan, drainase, air besih dan sanitasi
yang memadai sesuai standar pelayanan yang ditetapkan
4. Meningkatkan keamanan jiwa, harta dan investasi masyarakat dari risiko
genangan banjir
5. Peningkatan pelayanan penyediaan air baku air minum dan irigasi untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Padang
6. Meningkatkan peranan peralatan kebinamargaan dalam menunjang kelancaran
pelayanan kinerja jalan, jembatan, irigasi dan pengendalian banjir.
7. Mewujudkan Kota Padang Terang, sebagai ikon peningkatan daya saing kota
dan mendorong tumbuhnya destinasi baru dalam menunjang pariwisata daerah
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan
tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah
daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja Dinas
Pekerjaan Umum Kota Padang selama lima tahun. Tujuan adalah pernyataan-
pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai Visi, melaksanakan
misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang
dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan pernyataan
tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang beserta
indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.3. berikut ini.
IV.3
Tabel 4.3.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menenggah Pelayanan Dinas Pekerjaan umum
Kota Padang Tahun 2014 - 2019
Target Kinerja
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Meningkatkan kualitas dan Meningkatkan Meningkatnya Tersedianya hasil review
kuantitas prasarana dan fungsi prasarana kinerja perencanaan data base untuk setiap jenis
sarana daerah dalam upaya dan sarana sarana dan sarana dan prasarana Identifikasi Kebutuhan Program &
22.50 % 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50
meningkatkan pelayanan pelayanan publik prasarana daerah daerah di Kota Padang Kegiatan Ke-PU-an (%)
publik dengan (jalan dan yang berbasis Pengendalian Pemanfaatan Sarana
100.00 % 24.00 21.00 21.00 21.00 21.00 100.00
memperhatikan kelestarian jembatan, air database yang valid dan Prasarana Ke-PU-an (%)
lingkungan, dan perencanaan minum, air dan up to date
100.00 % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
yang berkualitas. limbah, drainase,
jalan lingkungan, Tersedianya grand disain
dan penataan pengelolaan setiap jenis
bangunan dan sarana dan prasarana Updating Data Ke-PU-an (%)
22.50 % 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50
lingkungan). daerah di Kota Padang
Dokumen Rencana Detail / Teknis Ke Buah 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
PU-an (Dokumen).
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Meningkatkan aksesibilitas Membangun jalan Meningkatnya Bertambahnya ruas jalan
wilayah dalam mendukung baru untuk ketersediaan jalan baru untuk fungsi kolektor
pengembangan kawasan meningkatkan dan jembatan dan lokal di Kota Padang Panjang Jalan
2,312.80 Km 2,312.80 2,321.20 2,329.60 2,338.00 2,346.40 2,354.80
budaya, kawasan pariwisata, akses Pusat Kota pendukung
kawasan pendidikan dan dengan Pusat aksesibilitas Persentase Jalan Kota yang
58.23 % 58.23 60.41 62.59 64.78 66.96 69.15
2 kawasan pertumbuhan Pemerintahan kawasan perkotaan Memenuhi Kriteria Fungsi (%)
ekonomi baru, Kampus
21.00 Dok. 4.00 7.00 6.00 7.00 6.00 51.00
Unand, terminal
regional, objek Jumlah Jembatan (Unit) 109.00 Unit 110.00 111.00 113.00 115.00 116.00 116.00
wisata dan BIM Persentase Jembatan yang Memenuhi
62.63 % 62.63 67.00 71.29 74.76 78.10 81.31
Kriteria Fungsi (%)
Meningkatkan pelayanan Bertambahnya Meningkatnya Prosentase panjang jalan
sarana dan prasarana dasar luas cakupan kualitas jalan lingkungan berkondisi baik. Panjang Jalan Lingkungan Kondisi Baik
340.71 Km 340.71 394.64 448.57 502.46 556.37 610.23
lingkungan permukiman pelayanan lingkungan (Km)
khususnya pada penyediaan prasarana dasar permukiman di Kota
3.00 Dok. 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
jalan lingkungan, drainase, air lingkungan dalam Padang
besih dan sanitasi yang menciptakan Dikurangginya jumlah Berkurangnya jumlah lokasi
memadai sesuai standar kawasan titik genangan air yang tergenang Banjir
pelayanan yang ditetapkan permukiman yang akibat kurang Luas Kawasan Genangan (Ha)
optimalnya drainase 3,302.72 Hektar 3,302.72 2,796.53 2,186.19 1,525.65 900.75 275.85
sehat dan bersih
ketersediaan drainase
di lingkungan 1.00 Ls 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 6.00
permukiman
3
2.00 Dok 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Saluran irigasi berkondisi PPSIP (Pengembangan & Pengelolaan 2.00 Ls 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 7.00
baik Sistem Irigasi Partisipatif) dan
2.00 Ls 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 7.00
5 Pemberdayaan P3A (Kelompok)
Menjamin Tersedianya debit air baku
pemenuhan air minum sebesar 120 l/dt
kebutuhan air untuk setiap penduduk di Terpulihkannya kondisi lingkungan
2.00 Kws 2.00 4.00 6.00 7.00 9.00
minum dan air Kota padang sepanjang dan kualitas Sumber Daya Air
irigasi bagi seluruh tahun (Kawasan)
1.00 Ls 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 6.00
Penduduk Kota
padang 1.00 Ls 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 6.00
1.00 Ls 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 6.00
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Mewujudkan Kota Padang Meningkatkan Ditambahnya luas Penambahan Jumlah Titik
Terang, sebagai ikon penerangan kota Kota yang Lampu Jalan (unit) Jumlah Lampu Penerangan Jalan
Dok 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
peningkatan daya saing kota dimalam hari memperoleh Umum (Unit)
dan mendorong tumbuhnya untuk menunjang penerangan pada
26,190.00 Unit 26,190.00 27,162.00 28,787.00 30,461.00 32,115.00 33,990.00
destinasi baru dalam aktivitas malam hari
menunjang pariwisata daerah penduduk dan Jumlah Lampu Penerangan Jalan
21,785.00 Unit 21,785.00 23,852.00 25,842.00 27,881.00 29,900.00 32,140.00
mengurangi Umum Kondisi Nyala (Unit)
kriminalitas
Ls 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
7
Penambahan Jumlah Titik Jumlah Jembatan Yang
65.00 Unit 65.00 69.00 74.00 79.00 83.00 85.00
Lampu Jembatan (unit) Berpenerangan Lampu (Unit)
Persentase Lampu Penerangan
72.31 % 72.31 76.81 81.08 84.81 87.95 90.59
Jembatan Kondisi Baik (%)
Penambahan Jumlah Titik Jumlah Taman Berpenerangan Lampu
31.00 Unit 31.00 33.00 37.00 39.00 42.00 45.00
Lampu Taman (unit) Hias (Unit)
Persentase Lampu Penerangan Taman
54.84 % 54.84 63.64 72.97 79.49 85.71 91.11
Kondisi Baik (%)
4.3. Strategi dan Kebijaksanaan
Strategi dan kebijakan dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum adalah metoda terpilih dan
pola yang dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah yang sudah
ditetapkan sebagaimana diuraikan pada Tabel 4.3. Strategi dan kebijakan jangka
menengah ini harus mampu menunjukkan bagaimana cara Dinas Pekerjaan Umum
mencapai tujuan, sasaran jangka menengah, dan target kinerja hasil (outcome) program
prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsinya.
Oleh sebab itu, strategi pada dasarnya lebih bersifat grand design (agenda), sebagai
suatu cara atau pola yang dirancang untuk merespon isu strategis yang dihadapi
dan/atau untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran instansi. Dengan kata lain,
strategi merupakan suatu cara atau pola untuk mewujudkan tujuan atas misi yang
ditetapkan.
Kebijakan pada dasarnya adalah arah atau tindakan yang diambil dan ditetapkan oleh
Dinas Pekerjaan Umum untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam
pengembangan ataupun pelaksanaan program/indikasi kegiatan guna tercapainya
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi
Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan maka diperlukan strategi dan kebijakan
sebagai suatu landasan tindak lanjut untuk merespon isu strategis serta prospek
pembangunan tahun 2014-2019.
Rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas Pekerjaan Umum dalam lima tahun
mendatang, diuraikan pada Tabel 4.4.
IV.7
Tabel 4.4.
STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM
KOTA PADANG TAHUN 2014 - 2019
Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan
MISI 1
publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, dan perencanaan yang berkualitas.
No TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Meningkatkan fungsi 1 Meningkatnya kinerja 1 Mempersiapkan data base yang 1 Semua data disiapkan dalam bentuk
prasarana dan sarana perencanaan sarana dan berbasis GIS untuk Bidang Jalan dan data atribut dan data spasial (berbasis
pelayanan publik (jalan prasarana daerah yang berbasis Jembatan, Irigasi, Drainase, PJU dan GIS)
dan jembatan, air minum, database yang valid dan up to data base bidang kecipta karyaan
air limbah, drainase, jalan date 2 Berdasarkan data base, dibuatkan 1 Keluaran grand disain harus merujuk
grand disain (Rencana Induk Sistem kepada capaian SMP pada akhir periode
Jaringan) untuk semua sarana dan renstra
prasarana Daerah untuk dikelola 2 Finalisasi grand disain dikoordinasikan
sampai 5 tahun kedepan dengan SKPD terkait (Bappeda, DPKA,
Komisi terkait di DPRD)
2 Meningkatnya pelayanan jalan 1 Membuatkan prioritas penanganan 1 Melakukan penanganan pengelolaan
dan jembatan berkondisi baik jalan dan jembatan untuk jalan berdasarkan wewenang dan
dan memenuhi aspek-aspek SPM peningkatan, pemeliharaan berkala tanggung jawab (Pusat, propinsi,
dan pemeliharaan rutin Pemkot).
2 Penanganan jalan yang rusak 2 Meningkatkan upaya pemeliharaan
dilakukan secara menyeluruh, mulai rutin terhadap jalan yang sudah
dari perkerasan, bahu, drainase dan berkondisi baik, dengan menunjuk
bangunan pelengkap lainnya petugas Pengamat jalan agar semua
jalan tertangani dengan cepat, tepat
dan efisien
3 meningkatnya prosentase 1 Mendorong PDAM untuk 1 Menyesuaikan tarif PDAM dan
penduduk yang terlayani Sistem meningkatkan pelayanan pada penertiban sambungan rumah
Penyediaan Air Minum dengan kawasan permukiman rawan air
jaringan perpipaan
2 Terhadap Masyarakat Berpenghasilan 2 Meningkatkan peran serta masyarakat
Rendah, penyediaan air perpipaan dalam pemeliharaan dan pengelolaan
dilakukan dengan paket program aset Pamsimas
PAMSIMAS
3 Meningkatnya kapasitas produksi air 3 Mendorong PDAM untuk meningkatkan
baku air minum untuk melayani kapasitas produksi IPA Gunung Pangilun
penduduk tahun 2019 sebanyak seesar 300 l/dt dalam waktu 2 tahun
959.622 jiwa
4 Meningkatnya ketersediaan infra 1 Mewajibkan setiap kawasan 1 Biaya investasi jaringan sistem off site
struktur air limbah, yang pemukiman baru, dibangun dengan untuk hunian baru dilaksanakan oleh
memadai baik kuantitas dan sistem sanitasi off site dan developer melalui paket PSU
kualitas (sistem off site) pengelolaanya secara komunal. Kementerian Perumahan
2 Bagi kawasan hunian lama, diberikan 2 Melibatkan SKPD terkait, Koperasi, dan
bantuan pembangunan jaringan organisasi sosial pada tingkat kawasan
sistem off site, dan pengelolaannya
berbasis masyarakat
Meningkatkan aksesibilitas wilayah dalam mendukung pengembangan kawasan budaya, kawasan
MISI 2
pariwisata, kawasan pendidikan dan kawasan pertumbuhan ekonomi
No TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Membangun jalan baru 1 Meningkatnya ketersediaan jalan 1 Menambah jalan penghubung antara 1
Mengupayakan pembebasan lahan
untuk meningkatkan akses dan jembatan pendukung pusat kota dengan permukiman padat
untuk pembangunan ruas jalan baru
Pusat Kota dengan Pusat aksesibilitas kawasan perkotaan di Kuranji dan pusat pemerintahan Air
melalui koordinasi Asisten I
Pemerintahan baru, Pacah
Kampus Unand, terminal 2 Melanjutkan pembangunan jalan 2 Mengusulkan Pembiayaan konstruksi
regional, objek wisata dan Pantai Padang ke BIM Jalan Baru dengan sharing antara
BIM Pemko Padang, pemerintah Propinsi
dan Pemerintah Pusat
3 Melanjutkan jalan Lingkar Timur dan 3 Melengkapi dokumen perencanaan
Selatan (Tarantang - Bungus) jalan baru dengan dokumen Amdal dan
Studi LARAP
4 Membangun Ruas Jalan Sungai Balang 4 Mensosialisasikan rencana-rencana
- Kampus Unand pembangunan jalan baru secara luas
kepada seluruh lapisan masyarakat
5 Meningkatkan jalan-jalan Evakuasi 5 Menyiapkan perencanaan teknis jalan
dan akses terminal regional di Anak evakuasi yang memenuhi standar laik
Air fungsi jalan
6 Bertambahnya unit jembatan baru di 6 Mensinkronkan pembangunan jembatan
Kota Padang dengan tahap pembangunan ruas jalan
ybs
Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana dasar lingkungan permukiman khususnya pada
MISI 3
penyediaan jalan lingkungan, drainase, air besih dan sanitasi yang memadai sesuai standar pelayanan
yang ditetapkan
No TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Bertambahnya luas 1 Meningkatnya kualitas jalan 1 Mempercepat peningkatan kualitas 1 Meransang masyarakat untuk
cakupan pelayanan lingkungan permukiman di Kota jalan lingkungan dengan perkerasan mengusulkan peningkatan jalan
prasarana dasar Padang yang sesuai kondisi lapangan lingkungan melalui musrenbang
lingkungan dalam
menciptakan kawasan 2 Berkurangnya jumlah titik 2 Mensinkronkan peningkatan jalan 2
Meransang partisipasi masyarakat
permukiman yang sehat genangan air akibat kurang lingkungan dengan pembuatan
dalam pembangunan drainase
dan bersih optimalnya drainase saluran drainase lingkungan
lingkungan dan pemeliharaannya
ketersediaan drainase di
dengan sistem gotong royong
lingkungan permukiman
3 Meningkatnya jumlah 3 Melanjutkan program Pamsimas 3 Melakukan monitoring atas
Masyarakat Berpenghasilan sesuai petunjuk teknis yang pemeliharaan aset-aset yang sudah
Rendah yang memperoleh akses ditetapkan kementerian Pekerjaan dibangun melalui program PAMSIMAS
air minum berbasis masyarakat Umum agar selalu dapat berfungsi optimal
PAMSIMAS)
4 Meningkatnya jumlah 4 Melanjutkan program SANIMAS sesuai 4 Melakukan monitoring atas
Masyarakat Berpenghasilan petunjuk teknis yang ditetapkan pemeliharaan aset-aset yang sudah
Rendah yang memperoleh kementerian Pekerjaan Umum dibangun melalui program SANIMAS
pelayanan sanitasi berbasis agar selalu dapat berfungsi optimal
masyarakat (SANIMAS)
MISI 4 Meningkatkan keamanan jiwa, harta dan investasi masyarakat dari risiko genangan banjir
1 Mengurangi frekuensi dan 1 Terkendalinya luapan aliran 1 Melakukan perkuatan tebing sungai 1
luas genangan banjir di sungai yang menyebabkan banjir Berkoodinasi dengan Balai Sungai dan
dengan paket proyek normalisasi
Kota Padang Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat
Sungai
2 Melakukan pengerukan sedimen di 2 Berkoodinasi dengan Balai Sungai dan
muara sungai, secar periodik Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat
2 Berkurangnya jumlah titik 1 Memelihara fungsi Kolam Retensi, 1 Berkoordinasi dengan Balai Sungai dan
genangan air akibat ketidak melalui pengerukan dan pengendalian Satker Sanitasi Kementerian Pekerjaan
tersediaan sistim drainase sedimentasi Umum
2 Membangun kolam retensi di Air 2
Pacah, Belakang RSUD, Maransi dan Berkoodinasi dengan Balai Sungai dan
Lubuk Buaya (sekitar terminal regional Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat
Anak Air)
3 Membangun saluran drainase baru 3 Melakukan koordinasi untuk
yang terintegrasi dengan sistem aliran pembebasan lahan saluran drainase
primer, sekunder dan tersier baru
4 4 Meningkatkan kapasitas peralatan dan
Meningkatkan pemeliharaan saluran
personil untuk pemeliharaan saluran
drainase agar selalu berfungsi optimal
drainase
Peningkatan pelayanan penyediaan air baku air minum dan irigasi untuk menunjang pertumbuhan
MISI 5
ekonomi Kota Padang
No TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Menjamin pemenuhan 1 Tersedianya debit air baku air 1 Meningkatkan kapasitas intake, 1
Mendorong PDAM untuk meningkatkan
kebutuhan air minum dan minum sebesar 120 l/dt untuk saluran transmisi dan instalasi Air
kapasitas produksi IPA Gunung Pangilun
air irigasi bagi seluruh setiap penduduk di Kota Padang Minum
seesar 300 l/dt dalam waktu 2 tahun
Penduduk Kota padang sepanjang tahun
2 Tersedianya debit air irigasi 2 Meningkatkan pemeliharaan bendung 2 Meningkatkan peran UPTD wilayah
untuk mampu menunjang luas dan pintu-pintu air irigasi
musim tanam 100 %
3 Melakukan pemeliharaan saluran 3 Meningkatkan peran UPTD wilayah
irigasi agar selalu berfungsi optimal irigasi dan GP3A
Meningkatkan peranan peralatan kebinamargaan dalam menunjang kelancaran pelayanan kinerja jalan,
MISI 6
jembatan, irigasi dan pengendalian banjir.
No TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Meningkatkan kesiap 1 Bertambahnya jenis dan 1 Penambahan 1 unit baby roller mini 1 Pengadaan peralatan dilakukan secara
siagaan peralatan dan kemampuan peralatan 1 unit Escavator Mini selektif dan di cicil setiap tahun
perbekalan yang cukup kebinamargaan 1 unit truk terado anggaran, agar tidak terlalu membebani
1 Motor Grader 1 unit truk terado anggaran Daerah
1 Motor Grader
1 Truk Crane
1 truk UPR
1 dump truk
2 Terlaksananya pemeliharaan 2 Membangun Gudang dan workshop di 2 Meminta bantuan Bagian Pertanahan
peralatan ALKAL PU secara Air Pacah melalui Sekretaris Daerah, untuk
optimal menuntaskan permasalahan sengketa
lahan untuk dibangun
Gudang/Workshop
Mewujudkan Kota Padang Terang, sebagai ikon peningkatan daya saing kota dan mendorong
MISI 7
tumbuhnya destinasi baru dalam menunjang pariwisata daerah
No TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Meningkatkan penerangan 1 Bertambahnya luas Kota yang 1 Penambahan Jumlah Titik Lampu 1 Pengadaan PJU, Lampu jembatan dan
kota dimalam hari untuk memperoleh penerangan pada Jalan dan lampu jembatan dilakukan Highmass dilakukan 1 paket setiap
menunjang aktivitas malam hari bertahap setiap tahun sampai tercapai tahun
penduduk dan tingkat layanan 75 % luas wilayah
mengurangi kriminalitas kota
2 Membagi petugas atas satuan wilayah
Alokasi pemeliharaan ditentukan 5 %
Terpeliharanya fungsi PJU secara kerja agar dapat memantau segera
2 dari jumlah titik lampu yang ada 2
countinyu lampu-lampu PJU yang rusak dan
setiap tahun
menanganinya secepatnya
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program SKPD merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD. Rencana program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu per SKPD
sebagaimana tercantum dalam rancangan awal RPJMD, selanjutnya dijabarkan SKPD
kedalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan
untuk masing-masing program prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka
menengah SKPD.
Adapun rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan
pendanaan indikatif diperlihatkan pada Tabel 5.1
V.1
TABEL 5.1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program (Out Data Capaian Pada Unit Kerja SKPD
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Program dan Kegiatan Come) dan Tahun awal Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung Lokasi
Periode Renstra SKPD
Kegiatan (Out Put) Perencanaan Jawab
Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Indikator Kinerja Program (Out Data Capaian Pada Unit Kerja SKPD
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Program dan Kegiatan Come) dan Tahun awal Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung Lokasi
Periode Renstra SKPD
Kegiatan (Out Put) Perencanaan Jawab
Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta)
9 Program Inspeksi, Pengawasan dan Monitoring
83.00 77.00 156.00 156.00 156.00 156.00
Bidang Ke-PU-an
Kegiatan Inspeksi Program dan Identifikasi Kebutuhan Program &
22.50 % 22.50 25.00 22.50 22.00 1.00 52.00 1.00 52.00 1.00 52.00 1.00 52.00 DPU Kota Padang
Perencanaan. Kegiatan Ke-PU-an (%)
Kegiatan Pengawasan dan Perizinan Sarana Pengendalian Pemanfaatan Sarana
100.00 % 100.00 24.00 100.00 21.00 1.00 51.00 1.00 51.00 1.00 51.00 1.00 51.00 DPU Kota Padang
dan Prasarana. dan Prasarana Ke-PU-an (%)
Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan
100.00 % 100.00 34.00 100.00 34.00 1.00 53.00 1.00 53.00 1.00 53.00 1.00 53.00 DPU Kota Padang
Pelaporan.
10 Program Perencanaan Bidang Ke-PU-an
200.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00
Kegiatan Pembangunan Jembatan. Jumlah Jembatan (Unit) 109.00 Unit 110.00 9,000.00 111.00 7,500.00 113.00 14,000.00 115.00 12,500.00 116.00 9,000.00 116.00 DPU
Kota Padang
Kegiatan Peningkatan Jalan Panjang Jalan 5,000.00 6,000.00 7,000.00 11,243.00 DPU
Kegiatan Perencanaan Pembangunan Persentase Jembatan yang Memenuhi
62.63 % 62.63 67.00 200.00 71.29 200.00 74.76 200.00 78.10 200.00 81.31 200.00 DPU Kota Padang
Jembatan. Kriteria Fungsi (%)
Indikator Kinerja Program (Out Data Capaian Pada Unit Kerja SKPD
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Program dan Kegiatan Come) dan Tahun awal Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung Lokasi
Periode Renstra SKPD
Kegiatan (Out Put) Perencanaan Jawab
Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta)
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
0.00 0.00 970.00 619.00 569.00 0.00
Indikator Kinerja Program (Out Data Capaian Pada Unit Kerja SKPD
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Program dan Kegiatan Come) dan Tahun awal Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung Lokasi
Periode Renstra SKPD
Kegiatan (Out Put) Perencanaan Jawab
Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta) Target (Rp. Juta)
13 Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi
6,564.00 7,248.00 4,425.00 4,650.00 4,575.00 6,825.00
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
Kegiatan Pemb./Rehab. Kawasan Kritis Terpulihkannya kondisi lingkungan dan
2.00 Kws 2.00 1.00 0.00 1.00 0.00 1.00 0.00 1.00 2,400.00 DPU Kota Padang
Daerah Tangkapan Sungai dan Danau. kualitas Sumber Daya Air (Kawasan)
Kegiatan Pendampingan Kegiatan
1.00 Ls 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DPU Kota Padang
Pemeliharaan Irigasi (WISMP-APL 2).
Kegiatan Pengadaan Bronjong. 1.00 Ls 1.00 1,100.00 1.00 1,150.00 DPU Kota Padang
Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan
1.00 Ls 1.00 1,975.00 1.00 2,000.00 1.00 1,750.00 1.00 1,750.00 1.00 1,750.00 1.00 1,750.00 DPU Kota Padang
Rutin Rawa, Pantai & Sungai.
Kegiatan Perencanaan Peningkatan/Rehabilitasi
4.00 Dok 3.00 250.00 3.00 250.00 2.00 150.00 2.00 150.00 2.00 150.00 2.00 150.00 DPU Kota Padang
Bendung/Cek Dam.
Kegiatan Perencanaan Normalisasi Saluran
4.00 Dok 3.00 300.00 3.00 300.00 3.00 200.00 3.00 200.00 3.00 200.00 3.00 200.00 DPU Kota Padang
Sungai.
Keg. Perenc. Pemb./Rehab. Kws. Kritis
Dok 1.00 250.00 1.00 250.00 1.00 0.00 1.00 0.00 1.00 0.00 1.00 0.00 DPU Kota Padang
Daerah Tangkapan Sungai & Danau.
Keg. Rehabilitasi Bendung/Chek Dam
1,500.00 1.00 1,000.00 1.00 1,000.00 1.00 1,000.00 1.00 1,000.00 1.00 1,000.00 DPU Kota Padang
Kegiatan Pengadaan Alat-Alat Ukur & Bahan Jumlah Alat-Alat Laboratorium (Unit)
4.00 Unit 4.00 5.00 30.00 6.00 30.00 7.00 30.00 8.00 30.00 9.00 30.00 DPU Kota Padang
Laboratorium Ke-PU-an.
Kegiatan Pembangunan Bengkel/Workshop Jumlah Bengkel / Workshop
0.00 Unit 0.00 0.00 1.00 100.00 0.00 100.00 0.00 100.00 1.00 100.00 DPU Kota Padang
Ke-PU-an.
Kegiatan Operasional & Pemeliharaan Operasional dan Pemeliharaan Alat
8.00 Unit 8.00 7,000.00 11.00 395.00 14.00 195.00 15.00 195.00 16.00 195.00 17.00 195.00 DPU Kota Padang
Peralatan Ke-PU-an. Berat (Unit)
Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Biasanya, indikator
kinerja akan memberikan rambu atau sinyal mengenai apakah kegiatan atau sasaran
yang diukurnya telah berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai dengan yang
direncanakan. Indikator kinerja yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang
memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih menggambarkan mengenai kinerja
organisasi. Selanjutnya apabila didukung dengan suatu sistem pengumpulan dan
pengolah data kinerja yang memadai, maka kondisi ini akan dapat membimbing dan
mengarahkan organisasi SKPD pada hasil pengukuran yang handal (reliable) mengenai
hasil apa saja yang telah diperoleh selama periode aktivitasnya.
Penetapan indikator kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang ditujukan untuk
memberikan gambaran ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Pekerjaan
Umum Kota Padang, yang secara khusus mengukur keberhasilan pembangunan dari sisi
pelaksanaan urusan wajib bidang Pekerjaan Umum di Kota Padang.
Prestasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang lima tahun ke depan dapat digambarkan
dan ditetapkan secara kualitatif dan kuantitaif yang mencerminkan gambaran capaian
indikator kinerja program (outcomes/hasil) yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan jangka menengah dan indikator kegiatan (output/keluaran).
Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja yang akan digunakan untuk mengukur
kinerja atau keberhasilan Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang, harus ditetapkan secara
cermat dengan memperhatikan kondisi riil saat ini serta memperhatikan berbagai
pertimbangan yang mempengaruhi kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang kedepan
baik pengaruh dari luar (external) maupun dari dalam (internal) Dinas Pekerjaan Umum
itu sendiri. Oleh karena penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk
mengukur keberhasilan pembangunan, maka dalam menetapkan rencana kinerja harus
mengacu pada tujuan dan sasaran serta indikator kinerja yang ada dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Kota Padang tahun 2014
2019.
Lebih jauh lagi, indikator kinerja tidak hanya digunakan pada saat menyusun laporan
pertangungjawaban. Indikator kinerja juga merupakan komponen yang sangat krusial
pada saat merencanakan kinerja. Berbagai peraturan perundang-undangan sudah
mewajibkan instansi pemerintah untuk menentukan indikator kinerja pada saat membuat
perencanaan.
VI.1
Dengan adanya indikator kinerja, perencanaan sudah mempersiapkan alat ukur yang
akan digunakan untuk menentukan apakah rencana yang ditetapkan telah dapat dicapai.
Penetapan indikator kinerja pada saat merencanakan kinerja akan lebih meningkatkan
kualitas perencanaan dengan menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit
untuk diukur dan dibuktikan secara objektif keberhasilannya.
Berdasarkan analisis dan evaluasi atas capaian kinerja tahun sebelumnya serta indikator
kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang yang termuat dalam dalam RPJMD, maka
secara rinci indikator kinerja untuk lima tahun kedepan 20142019 dapat diuraikan pada
Tabel 6.1.
VI.2
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang tahun 2014-2019
merupakan arahan penyelenggaraan urusan pekerjaan umum di Kota Padang yang
dijabarkan dalam pelaksanan program dan kegiatan bagi setiap bidang di lingkungan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Pelaksanan program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Renstra tersebut akan
memerlukan koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antara SKPD terkait dilingkungan Pemko
Padang, atau antara Pemko Padang dengan Pemerintah Propinsi atau Puasat, ataupun
dengan Dunia Usaha. Upaya ini ditujukan agar keseluruhan sumber daya yang ada dapat
digunakan secara optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal dalam rangka
meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur yang lebih merata. Oleh
karenanya penyelenggaraan urusan pekerjaan perlu dilandasi dengan kerangka peraturan
perundang-undangan yang mantap dan supportif dan menjadi dasar bagi
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur ke depan yang lebih terpadu dan efektif
yang mengedepankan proses partisipatif dan menghasilkan output dan outcome yang
optimal.
Melalui penerapan prinsip-prinsip pembangungan yang berkelanjutan dan transparan
serta akuntabel diharapkan penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum, permukiman
dan PJU, dapat berjalan secara efisien dan ramah lingkungan.
Dengan melaksanakan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang 2014-2019 secara
konsisten dan didukung oleh komitmen untuk mencapai kinerja penyelenggaraan urusan
Pekerjaan Umum dan PJU dengan sebaik-baiknya, diharapkan dapat mewujudkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Padang yang lebih baik.
VII.1