Você está na página 1de 10

3.1.

Tahap Pra Konstruksi


a. -
3.2.Tahap Konstruksi
3.2.1. Penerimaan tenaga kerja
a. -
b. -
3.2.2. Mobilisasi alat dan material
a.
b. Peningkatan kebisingan
Pada saat pelaksanaan pengangkutan alat Bulldozer, Excavator, Truck,
Tandem Roller, Diesel Genset, Truck Ready Mix, Passanger Hoist dan
Concrete Pump dan material (pasir, batu pecah/batu kali, bata
merah/batako, semen PC, besi beton, keramik, kaca, allumunium,
spandek, gypsum board dan aspal hotmix) dengan menggunakan truk
diperkirakan menimbulkan peningkatan kebisingan yang dapat
menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan terutama masyarakat yang tinggal di pinggir jalan, jalan yang
dilalui pengangkut alat berat dan material yaitu ruas Jalan Lingkar
Tanjungpura.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium, pengukuran kebisingan di
sekitar permukiman dan jalan masih diatas baku mutu berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-
48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan sebesar 60,00^
dBA.
Dampak terhadap peningkatan kebisingan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :

2
2 = 1 10
1
10
= 70 10 1

= 60 dBA

Dimana :
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2
Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan di atas sebesar 60 dBA pada
jarak 10 meter dari permukiman penduduk. Hal ini telah melebihi baku
mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan
untuk kawasan perumahan dan permukiman sebesar 55 dBA.
Berdasarkan kriteria faktor penentu dampak penting, maka penilaian
bobot dampak dari peningkatan kebisingan saat mobilisasi alat dan
material adalah:
1. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk Desa
Pasir Jengkol dan Desa Margasari yang tinggal di pinggir ruas Jalan
Lingkar Tanjungpura yang dilalui kendaraan pengangkut alat dan
material, sehingga dampaknya dikategorikan penting. (P)
2. Luas Wilayah Penyebaran Dampak
Luas wilayah penyebaran dampak sepanjang jalur yang dilalui oleh
kendaraan pengangkut alat dan bahan material yaitu ruas Jalan
Lingkar Tanjungpura sehingga dampaknya penting. (P)
3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung
Dampak tergolong besar, peningkatan kebisingan saat mobilisasi alat
dan material sebesar 60 dBA (melebihi standar baku mutu) dan
dampak berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan material,
sehingga dampaknya penting. (P)
4. Banyaknya Komponen Lingkungan Hidup Lainnya yang Terkena
Dampak
Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak
terganggunya kesehatan masyarakat serta keresahan/kekhawatiran
masyarakat. Sehingga dampaknya Penting (P).
5. Sifat Kumulatif Dampak
Dampak terjadi secara terus menerus dan terakumulasi dengan
kegiatan lain di sekitar lokasi kegiatan. Sehingga dampaknya Penting
(P).
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
Dampak dapat berbalik dan dipulihkan apabila kegiatan mobilisasi
alat dan material telah selesai, sehingga dampaknya dikategorikan
tidak penting. (TP).

7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi
-

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan konstruksi pada


mobilisasi alat dan material terhadap kebisingan dari rencana
pembangunan Kampus UNSIKA dikategorikan Negatif Penting (-P).
c.
d.
e. -
3.2.3. Pematangan lahan
a.
b. -
c.
d.
e. Terganggunya kesehatan masyarakat
Kegiatan pematangan lahan yang menimbulkan penurunan kualitas
kualitas air permukaan, peningkatan air larian serta penurunan estetika
lingkungan, berdampak lanjutannya terhadap penurunan kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan data rona awal dari puskesmas Majalaya, Kecamatan
Majalaya dan Plawad, Keacamatan Karawang Timur tahun 2015 jenis
penyakit terbanyak yang pernah dialami penduduk di masing-masing
kecamatan diantaranya :

Tabel 3.1 Jenis Penyakit Terbanyak di Kecamatan Majalaya


No. Jenis Penyakit Jumlah
1. ISPA 5.671
2. Commond Cold 4.812
3. Tukak Lambung 4.652
4. Myalgia 3.955
5. Nyeri Kepala 3.277
6. Hipertensi 2.670
7. Dermatitis 2.615
8. Demam yang tidak diketahui sebabnya 1.756
9. Influenza 1.611
10. Neureugia 286
Sumber : Puskesmas Majalaya, Kecamatan Majalaya, 2015

Tabel 3.2 Jenis Penyakit Terbanyak di Kecamatan Karawang Timur


No. Jenis Penyakit Jumlah
1. ISPA 6.368
2. Gastritis 4.482
3. Influenza 3.901
4. Hipertensi 3.076
5. Rematik artitis 2.228
6. Faringitis akut 2.098
7. Febris 1.804
8. Myalgia 7.785
9. Dermatitis 1.324
10. Diare 1.085
Sumber : Puskesmas Plawad, Kecamatan Karawang Timur, 2015

Penyakit ISPA yang paling mendominasi, sehingga pada saat


pematangan lahan diperkirakan pada penyakit ISPA akan meningkat hal ini
disebabkan adanya resuspensi debu terhadap permukiman penduduk
terdekat dengan lokasi kegiatan.
Adapun pertimbangan berdasarkan faktor penentu dampak penting
adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak


Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu pekerja konstruksi
sebanyak 350 orang dan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan pematangan lahan (sebagian penduduk Desa Pasirjengkol
dan Desa Margasari, sehingga dampaknya penting. (P)
2. Luas wilayah Penyebaran Dampak
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis (luas
wilayah pematangan lahan), sehingga dampaknya penting. (P)
3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung
Dampak tergolong besar dan dampak berlangsung selama kegiatan
pematangan lahan, sehingga dampaknya penting. (P)
4. Banyaknya Komponen Lingkungan Hidup Lainnya yang Terkena
Dampak
Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak
komponen sosial, ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat.
Sehinggan dikategorikan Penting (P).
5. Sifat Kumulatif Dampak
Dampak terjadi secara terus menerus dan terakumulasi dengan
kegiatan lain di sekitar lokasi kegiatan. Sehingga dampaknya Penting
(P).

6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak


Dampak dapat berbalik apabila dampak dikelola dengan baik.
Sehinggan dampaknya Tidak Penting (TP).

7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi
-

Berdasarkan uraian diatas dampak rencana kegiatan pematangan


lahan terhadap terganggunya kesehatan masyarakat saat pematangan
lahan yang terjadi di lokasi kegiatan pada tahap konstruksi dari
rencana pembangunan Kampus UNSIKA dikategorikan Negatif
Penting (-P).
3.2.4. Pembangunan sarana prasarana
a.
b. Peningkatan kebisingan
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana dapat menimbulkan
peningkatan kebisingan baik dari kendaraan maupun dari peralatan lain,
hal ini dapat menyebabkan masalah terhadap kesehatan, baik kepada
masyarakat sekitar lokasi kegiatan maupun para pekerja yang terlibat
dalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada pengukuran saat rona
awal, pengukuran kebisingan di sekitar permukiman dan jalan masih diatas
baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan
sebesar 60,00^ dBA.
Dampak terhadap peningkatan kebisingan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :

2
2 = 1 10
1
5
= 70 10 1

= 63,01 dBA

Dimana :
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2
Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan di atas sebesar 63,01 dBA
pada jarak 5 meter dari permukiman penduduk. Hal ini telah melebihi
baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan
untuk kawasan perumahan dan permukiman sebesar 55 dBA.
Berdasarkan kriteria faktor penentu dampak penting, maka penilaian
bobot dampak dari peningkatan kebisingan saat mobilisasi alat dan
material adalah:
1. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu pekerja sebanyak
350 orang dan penduduk di sekitar lokasi kegiatan (penduduk Desa
Pasir Jengkol dan Desa Margasari), sehingga dampaknya
dikategorikan penting. (P)
2. Luas Wilayah Penyebaran Dampak
Luas wilayah penyebaran dampak terjadi pada luasan wilayah
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sehingga dampaknya
penting. (P)
3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung
Dampak tergolong besar, kebisingan saat rona awal sebesar 60^ dBA
dan setelah ada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana menjadi
63,01dBA dan dampak berlangsung selama kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana dengan kegiatan lebih dari satu jenis, sehingga
dampaknya penting. (P)
4. Banyaknya Komponen Lingkungan Hidup Lainnya yang Terkena
Dampak
Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak
terganggunya kesehatan masyarakat serta keresahan/kekhawatiran
masyarakat. Sehingga dampaknya Penting (P).
5. Sifat Kumulatif Dampak
Dampak terjadi secara terus menerus selama kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana. Sehingga dampaknya Penting (P).

6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak


Dampak dapat berbalik dan dipulihkan kembali, setelah tahap
kegiatan tersebut selesai atau berhenti. Sehingga dampaknya
dikategorikan tidak penting (TP).

7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi
-

Berdasarkan uraian di atas dampak akibat pekerjaan pembangunan sarana


dan prasarana terhadap peningkatan kebisingan yang terjadi di lokasi
kegiatan pada tahap konstruksi dari rencana pembangunan Kampus
UNSIKA dikategorikan Negatif Penting (-P).
c.
d.
e.
f.
g. Terganggunya kesehatan masyarakat
Kegiatan pematangan lahan yang menimbulkan penurunan kualitas
kualitas air permukaan, peningkatan air larian serta penurunan estetika
lingkungan, berdampak lanjutannya terhadap penurunan kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan data rona awal dari puskesmas Majalaya, Kecamatan
Majalaya dan Plawad, Keacamatan Karawang Timur tahun 2015 jenis
penyakit terbanyak yang pernah dialami penduduk di masing-masing
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Penyakit ISPA yang paling mendominasi, sehingga pada saat
pematangan lahan diperkirakan pada penyakit ISPA akan meningkat hal ini
disebabkan adanya resuspensi debu terhadap permukiman penduduk
terdekat dengan lokasi kegiatan.
Adapun pertimbangan berdasarkan faktor penentu dampak penting
adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak


Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu pekerja konstruksi
sebanyak 350 orang dan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan pematangan lahan (sebagian penduduk Desa Pasirjengkol
dan Desa Margasari, sehingga dampaknya penting. (P)
2. Luas wilayah Penyebaran Dampak
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis (luas
wilayah pematangan lahan), sehingga dampaknya penting. (P)
3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung
Dampak tergolong besar dan dampak berlangsung selama kegiatan
pematangan lahan, sehingga dampaknya penting. (P)
4. Banyaknya Komponen Lingkungan Hidup Lainnya yang Terkena
Dampak
Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak
komponen sosial, ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat.
Sehinggan dikategorikan Penting (P).
5. Sifat Kumulatif Dampak
Dampak terjadi secara terus menerus dan terakumulasi dengan
kegiatan lain di sekitar lokasi kegiatan. Sehingga dampaknya Penting
(P).

6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak


Dampak dapat berbalik apabila dampak dikelola dengan baik.
Sehinggan dampaknya Tidak Penting (TP).
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
-

Berdasarkan uraian diatas dampak rencana kegiatan pematangan


lahan terhadap terganggunya kesehatan masyarakat saat pematangan
lahan yang terjadi di lokasi kegiatan pada tahap konstruksi dari
rencana pembangunan Kampus UNSIKA dikategorikan Negatif
Penting (-P).
3.3.Tahap Operasional
3.3.1. Penerimaan tenaga kerja
a.
b. -
3.3.2. Operasional dan pemeliharaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h. Terganggunya kesehatan masyarakat
Kegiatan operasional dan pemeliharaan berdampak lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat baik dari penurunan kualitas uadra, peningkatan
kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, peningkatan air larian,
penurunan estetika lingkungan, gangguan lalu lintas dan terganggunya
keresahan masyarakat.
Berdasarkan data rona awal dari puskesmas Majalaya, Kecamatan
Majalaya dan Plawad, Keacamatan Karawang Timur tahun 2015 jenis
penyakit terbanyak yang pernah dialami penduduk di masing-masing
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Adapun pertimbangan berdasarkan faktor penentu dampak penting
adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak


Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk di sekitar
lokasi kegiatan yaitu Desa Pasirjengkol sebanyak 1.761 KK dan Desa
Margasari sebanyak 2.370 KK, maka dampak dikategorikan Penting.
(P)
2. Luas Wilayah Penyebaran Dampak
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas sosial yaitu dari
batas Desa Pasirjengkol dan Desa Margasari, sehingga dampaknya
Penting. (P)
3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung
Dampak tergolong besar dan dampak berlangsung selama kegiatan
operasional pemabngunan kampus UNSIKA dan berlangsung terus
menerus, sehingga dampaknya Penting. (P)
4. Banyaknya Komponen Lingkungan Hidup Lainnya yang Terkena
Dampak
Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu
keresahan masyarakat. Sehingga dampaknya Penting (P).
5. Sifat Kumulatif Dampak
Dampak terjadi secara terus menerus dan terakumulasi dengan kegiatan
lain di sekitar lokasi kegiatan. Sehinggan dampaknya Penting (P).

6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak


Dampak dapat berbalik apabila dampak dikelola dengan baik, sehingga
dampaknya Tidak Penting (TP).

7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi
-

Berdasarkan uraian di atas dampak terhadap kesehatan masyarakat saat


operasional dan pemeliharaan dikategorikan Negatif Penting (-P).

Você também pode gostar