Você está na página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aborsi, istilah ini mempunyai arti gugurnya janin sebelum janin tersebut
bertahan hidup di luar rahim. Aborsi ini berarti KEGUGURAN spontan atau
diakhirinya sebuah kehamilan dengan sengaja baik secara legal karena alasan
kesehatan atau secara ilegal. Ada kemungkinan bahwa satu dari lima
kehamilan berakhir dengan keguguran spontan dan beberapa keguguran ini
disebabkan oleh keabnormalan yang serius pada embrio atau janin.
Kehamilan yang diakhiri secara sengaja disebut Aborsi. Sedangkan
kehamilan yang diakhiri secara legal disebut Aborsi Terpeutik. Jika ada alasan
yang jelas, aborsi bisa dilakukan secara legal pada situasi tertentu baik di
rumah sakit ataupun klinik.
Sesuai dengan keputusan Supreme Court pada tahun 1973, kehamilan di
bawah usia 12 minggu diizinkan untuk digugurkan jika si ibu segera misalnya
bocornya rahim atau pendarahan hebat, atau terjadi beberapa hari sesudahnya
misalnya infeksi yang seringkali menyebabkan kemandulan permanen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian dari Abortus?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam Abortus?
3. Jelaskan sebab-sebab terjadinya Abortus?
4. Jelaskan terapi-terapi dalam menangani Abortus?
5. Jelaskan tinjauan hukum kesehatan/keperawatan di Indonesia tentang
Abortus?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari abortus
2. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam abortus
3. Mengetahui penyebab terjadinya Abortus

1
2

4. Mengetahui terapi-terapi dalam menangani Abortus


5. Mengetahui hukum kesehatan/keperawatan di Indonesia tentang
permasalahan Abortus.
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Abortus


Abortus, istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir
sebelum periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500
gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan kurang
dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir
normal yang dapat dipakai.
Abortus dapat terjadi secara spontan atau secara buatan. Abortus spontan
dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang abnormal. Abortus buatan (terminasi kehamilan) dapat bersifat illegal
(abortus provokatus criminalis), atau legal (abortus provokatus therapeuticus).
Abortus buatan illegal yang dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten,
biasanya memakai cara-cara seperti memijit-mijit perut bagian bawah,
memasukkan benda asing atau jenis tumbuh-tumbuhan/rumput-rumputan ke
dalam leher rahim, pemakaian bahan-bahan kimia yang dimasukkan ke dalam
jalan lahir dan lain-lain, sehingga sering terjadi infeksi yang berat, bahkan dapat
berakibat fatal.
Abortus buatan legal dilakukan hanya berdasarkan indikasi medik, dengan
persejutuan ibu hamil yang bersangkutan/suami, dilaksanakan oleh tenaga ahli
kesehatan yang kompeten di suatu sarana kesehatan tertentu. Cara yang digunakan
untuk abortus buatan legal ini dapat berupa tindakan operatif (paling sering
dengan cara kuretase atau aspirasi vukum) atau dengan cara medikal, dan
dilaksanakan di rumah-rumah sakit atau klinik-klinik.

2.2 Macam-macam Abortus


Abortus, yang suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, di mana janin
belum mampu hidup di luar rahim (belum viable); dengan kriteria usia kehamilan
<20 minggu atau berat janin <500 g. Adapun macam-macam dari abortus itu
sendiri, yaitu:
4

Abortus imminens (sinonim: threatened abortion, abortus mengancam), ialah:


proses awal dari suatu keguguran, yang ditandai perdarahan per vaginam,
sementara ostium uteri ekstrenum masih tertutup dan janin masih baik
intrauterin.
Abortus incipiens (sinonim: inevitable abortion, abortus sedang berlangsung)
ialah: proses abortus yang sedang berlangsung dan tidak lagi dapat dicegah,
ditandai dengan terbukanya ostium uteri eksternum, selain perdarahan.
Abortus inkompletus ialah proses abortus di mana sebagian hasil konsepsi
telah keluar melalui jalan lahir.
Abortus kompletus ialah proses abortus di mana keseluruhan hasil konsepsi
telah keluar melalui jalan lahir.
Missed abortion ialah berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20 minggu,
namun keseluruhan hasil konsepsi itu tertahan dalam uterus selama 6 minggu
atau lebih.
Abortus habitualis ialah abortus yang terjadi 3 kali berturut-turut atau lebih
oleh sebab apapun.
Abortus infeksious ialah suatu abortus yang telah disertai komplikasi berupa
infeksi, baik yang diperoleh dari luar RS maupun yang terjadi setelah tindakan
di RS.
Septic abortion ialah suatu komplikasi lebih jauh daripada abortus infeksious,
di mana pasien telah masuk dalam keadaan sepsis akibat infeksi tersebut.
Angka kematian akibat septic abortion ini cukup tinggi sekitar 60%).

2.3 Penyebab Terjadinya Abortus


Banyak sebab aborsi terjadi, baik itu dengan sengaja baik secara legal
karena alasan kesehatan atau secara illegal. Ada kemungkinan bahwa satu dari
lima kehamilan berakhir dengan keguguran spontan dan beberapa keguguran ini
disebabkan oleh keabnormalan yang serius pada embrio atau janin. Beberapa
aborsi dilakukan karena alasan sosial atau psikiatrik, sisanya dilakukan karena
kelainan medis organik. Beberapa bentuk penyakit jantung atau ginjal dan
beberapa macam kanker, khususnya yang mengenai leher rahim atau payudara,
5

kondisinya bisa diperburuk oleh kehamilan, dan hampir semua dokter


beranggapan bahwa aborsi dibenarkan untuk kasus-kasus semacam ini.
Abnormalitas tertentu yang mengenai janin, yang bisa membuatnya
berkembang menjadi bayi yang tidak normal, juga dibenarkan untuk diaborsi.
Beberapa kondisi semacam ini bisa dilacak dengan sken ultrasonic,
AMNIOSENTESIS atau CONTOH VILUS KORIONIK.

2.4 Terapi dalam Menangani Masalah Abortus


Penanganan abortus imminens terdiri atas; 1) istirahat baring yang
merupakan unsure terpenting karena menyebabkan peningkatan aliran darah ke
uterus dan berkurangnya rangsangan mekanis; 2) Fenobarbital 3X30 mg dapat
diberikan untuk menenangkan penderita.
Abortus incipiens pada prinsipnya dilakukan evakuasi atau pembersihan
kavum uteri (DK atau suction curettage) sesegera mungkin (DK=Dilatasi dan
Kuretase).
Abortus inkompletus ditangani hamper sama dengan abortus insipiens,
kecuali jika pasien dalam keadaan syok karena pendarahan banyak, maka harus
dilakukan resusitasi cairan (bahkan mungkin perlu transfuse) untuk mengatasi
syoknya terlebih dulu. DK atau suction curettage dapat dilakukan setelah syok
teratasi.
Abortus kompletus tidak memerlukan tindakan DK, mungkin perlu
transfusi dan pengobatan suportif lainnya untuk anemianya.
Pada missed abortion dengan kadar fibrinogen normal dapat segera
dilakukan DK, tetapi jika kadar fibrinogen rendah perlu diberikan dulu fibrinogen
atau darah segar. Kuretase pada missed abortion sering kali cukup sulit, karena
hasil konsepsi melekat sangat erat dengan dinding uterus.
Abortus infeksious sebaiknya tidak langsung dilakukan evakuasi,
melainkan diberikan dulu payung antibiotika selama sedikitnya 48 jam dan
kemudian barulah dilakukan evakuasi. Tanpa payung antibiotika, tindakan
kuretase justru dapat mengakibatkan sepsis.
6

Pada keadaan septic abortion, tidak dapat dilakukan tindakan sebelum


keadaan sepsisnya teratasi.
7

BAB IV
PEMBAHASAN

2.5 Abortus dalam Tinjauan Hukum Kesehatan/Keperawatan di Indonesia


Dalam Deklarasi Oslo (1970) tentang pengguguran atas indikasi medik,
disebutkan bahwa moral dasar yang dijiwai oleh seorang dokter adalah butir Lafal
Sumpah Dokter yang berbunyi:Saya akan menghormati hidup insani sejak saat
pembuhan. Oleh karena itu, maka abortus buatan dengan indikasi medik, hanya
dilakukan dengan syarat-syarat berikut:
1. Pengguguran hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik.
2. Suatu keputusan untuk menghentikan kehamilan, sedapat mungkin
disetujui secara tertulis oleh dua orang dokter yang dipilih berkat
kompetensi professional mereka.
3. Prosedur itu hendaklah dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten
di instalasi yang diakui oleh suatu otoritas yang sah.
4. Jika dokter itu merasa bahwa hati nuraninya tidak membenarkan ia
melakukan pengguguran tersebut, maka ia berhak mengundurkan diri
dan menyerahkan pelaksanaan tindakan medik itu kepada sejawatnya
yang lain yang kompeten.
Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan tersebut butir-butir yang
berkaitan dengan abortus buatan legal sebagai berikut:
Pasal 15
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
dilakukan:
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut;
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli;
8

c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau


keluarganya;
d. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Penjelasan
Ayat (1)
Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun,
dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma
kesusilaan, dan norma kesopanan. Namun, dalam keadaan darurat sebagai
upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat
diambil tindakan medis tertentu.
Ayat (2)
Butir a
Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan
diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tertentu itu
ibu hamil dan atau janinnya terancam medis tertentu.
Butir b
Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah
tenaga yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya
yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan.
Sebelum melakukan tindakan medis tertentu tenaga kesehatan harus
terlebih dahulu meminta pertimbangan tim ahli yang terdiri dari berbagai
bidang seperti medis, agama, hokum, dan psikologi.
Butir c
Hak utama memberikan persetujuan ada pada ibu hamil yang
bersangkutan kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat
memberikan persetujuannya, dapat diminta dari suami atau keluarganya.
9

Butir d
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga
dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan telah ditunjuk
oleh Pemerintah.
Ayat (3)
Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana dari pasal ini dijabarkan
antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil
dan atau janinnya, tenega kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan, bentuk persetujuan, dan sarana kesehatan yang ditunjuk.
Secara rinci KUHP mengancam pelaku-pelaku abortus buatan illegal
sebagai berikut;
1.Wanita yang sengaja menggugurkan kandungan atau menyuruh orang lain
melakukannya (KUHP pasal 346, hukuman maksimum 4 tahun).
2.Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seizinnya (KUHP
pasal 347, hukuman maksimum 12 tahun, dan bila wanita tersebut
meninggal, hukuman maksimum 15 tahun).
3. Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita seizin wanita tersebut.
(KUHP pasal 348, hukuman maksimum 5 tahun 6 bulan, dan bila wanita
tersebut meninggal, maksimum 7 tahun).
4. Dokter, bidan atau juru obat yang melakukan kejahatan di atas (KUHP
pasal 349, hukuman 1/3-nya dan pencabutan hak pekerjaannya).
5. Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan kandungan kepada
anak di bawah usia 17 tahun/di bawah umur (KUHP pasal 283, hukuman
maksimum 9 bulan).
6. Barangsiapa menganjurkan/merawat/memberi obat kepada seorang wanita
dengan memberi harapan agar gugur kandungannya (KUHP pasal 299,
hukuman maksimum 4 tahun).
10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Abortus merupakan istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang
berakhir sebelum periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum berat berat
janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan
kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir
normal yang dapat dipakai. Macam abortus adalah; abortus kompletus, abortus
habitualis, abortus inkompletus, abortus incipiens, imminens, abortus
inkompletus, missed abortus, abortus infeksious, dan septic abortion. Hukum
dalam menangani kasus abortus di Indonesia ini tertuang dalam UU No.23 tahun
1992 tentang kesehatan dan dalam Deklarasi Oslo (1970) tentang pengguguran
atas indikasi medik, disebutkan bahwa moral dasar yang dijiwai oleh seorang
dokter adalah butir Lafal Sumpah Dokter.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah yang membahas tentang Abortus dalam Tinjauan
Hukum Kesehatan/Keperawatan di Indonesia ini dapat membantu pembaca untuk
dapat mengetahui dan mengerti arti dari Abortus itu sendiri serta hukum yang
menangani masalah abortus ini. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada
semua orang untuk membaca makalah ini agar pembaca lebih dan lebih mengerti
tentang arti abortus, macamnya, terapinya, dan hukum kesehatan yang menangani
masalah abortus ini.
11

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, Chrisdiono.2004.Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC

Jusuf Hanafiah, M. 2009. Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan Ed 4. Jakarta:


EGC.

Monib,M. Bahrawi, I. 2011. Islam Dan Hak Asasi Manusia Dalam Pandangan
Nurcholish Madjid. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suhaemi, Mimin Emi, Hj. 2004. Etika Keperawatan: Aplikasi pada praktik.
Jakarta: EGC.

Você também pode gostar