Você está na página 1de 2

Apa itu Lean Konstruksi ?

Lean Konstruksi adalah kombinasi dari riset dan pengembangan praktis dalam perencanaan dan
konstruksi dengan adopsi prinsip dan praktek Lean Manufacturing yang diimplementasikan dalam
proses desain end-to-end dan konstruksi. Tidak seperti proses manufaktur, konstruksi adalah proses
yang berbasis kepada proyek (needs); jadi secara alami, dunia konstruksi menganut sistem tarik (pull
system).

Lean Konstruksi sangat mementingkan aspek continuous improvement dalam segala dimensi dari
konstruksi: desain, konstruksi, aktivasi, pemeliharaan, penyelamatan, dan pengolahan ulang.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengatur dan memperbaiki proses konstruksi dengan biaya yang
minim dan menghasilkan value yang maksimal, dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan.

Istilah Lean Konstruksi (Lean Construction) dibuat oleh International Group for Lean Construction
dalam pertemuan pertama mereka pada tahun 1993. Kata konstruksi dalam Lean Konstruksi
mengacu kepada keseluruhan industri, bukan hanya pada saat konstruksi bangunan berlangsung.
Karena itulah, konsep ini berlaku bagi banyak pihak yang memiliki kepentingan dalam konstruksi
seperti pemilik bangunan, arsitek, desainer, insinyur, kontraktor, dan pemasok.

Bagaimana penerapan Lean Constuction di proyek ?


The Last Planner digunakan pada pengoperasian peralatan ditempat dalam 90 hari proyek
konstruksi oleh Verticon Construcao e Empreendimentos Ltds, pada restauran Mc Donalds
Avenida Senna di Rio de Janeiro. Manfaat The Last Planner sebagai berikut (Forbes, et.al,
2005):
1. Mengurangi durasi proyek dari 90 hari menjadi 83 hari.
2. Mengurangi rework.
3. Mengalokasikan sumber dengan baik, mengurangi interfensi antar kelompok
kerja.
4. Mengatur dengan baik lokasi dengan perencanaan harian.
5. Kemampuan untuk menginformasikan kepada klien, setelah 30 sampai 40
hari, progress cepat, oleh karena itu restoran dapat dibuka lebih cepat.
6. Penurunan 25 % jam kerja dengan tim manajemen (site manajer dan mandor)
sepanjang dua minggu terakhir proyek.
7. Ketidakcocokan dikoreksi dalam 1 hari, dibandingkan dengan 3 sampai 5 hari
dengan proyek yang sama.
8. Daya saing lebih besar dan menghilangkan satu tingkat manajemen.

Salah satu kasus di USA pada tahun 1998 menunjukkan kemajuan yang luar
biasa dalam menerapkan Lean Construction (Garnett, et.al., 1998 dalam Dulaimi
dan Tanamas, 2005):

1. Kantor konstruksi mengurangi waktu dengan 25 % dalam waktu 18 bulan


2. Disain skematis berkurang dari 11 minggu menjadi 2 minggu.
3. Perputaran peningkatan dari 15 20 % (Kontrak Pacific).
4. Meyakinkan klien untuk melihat tempat pemesanan.
5. 5. Pengurangan biaya proyek.
Penerapan Lean Construction Untuk Meminimalkan Waste Pada Pelaksanaan Proyek
Konstruksi (Studi kasus : Proyek Apartment dan Hotel Candiland Semarang)
Permasalahan yang sering terjadi saat pelaksanaan konstruksi adalah ketidakefisienan dan
pemborosan dalam pelaksanaan konstruksi. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
diperlukan perbaikan perencanaan dengan pendekatan Lean Construction, yang didalamnya
dilakukan pengidentifikasian waste, menganalisa waste yang sering muncul, menganalisa
waste yang mempunyai dampak paling berpengaruh terhadap perusahaan, mengestimasi
kebutuhan proyek (biaya, sumber daya, dan waktu), dan solusi untuk mengurangi waste.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pengambilan data melalui observasi
langsung di lapangan untuk mencari waste yang muncul selama pelaksanaan konstruksi.
Waste yang di identifikasi adalah jenis waste menurut Koskela (2000) yaitu : defect, waiting,
overproduction, excessive transportation, unappropriate processing, unnecessary inventory,
dan unnecessary motion. Wawancara dilakukan untuk menganalisa penyebab waste,
pengaruh waste terhadap biaya pelaksanaan konstruksi, dan mencari solusi untuk
mengurangi waste. Pembagian kuesioner dilakukan untuk menganalisa waste yang sering
muncul dan waste yang paling berpengaruh terhadap kontraktor. Selanjutnya data diolah dari
data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan metode Borda.
Dari hasil penelitian pada Proyek Pembangunan Apartment dan Hotel Candiland Semarang
didapatkan fakta bahwa waste yang sering terjadi dan waste yang mempunyai dampak paling
berpengaruh terhadap kontraktor adalah menunggu intruksi dari pihak konsultan perencana
karena adanya permintaan redesain oleh owner. Dari hasil estimasi kebutuhan proyek
didapatkan percepatan waktu pengerjaan pada penjadwalan sebesar 4 hari dibanding dengan
penjadwalan eksisting. Penghematan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 50.120.000. Dari hasil
analisis biaya tambahan akibat adanya waste yaitu sebesar Rp. 224.366.792. Untuk
mengurangi waste yang sering muncul adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dan
teratur antara pihak owner, perencana, dan kontraktor dengan mengadakan rapat mingguan.
Kata kunci: Lean construction, analisa waste, penyebab waste, solusi mengurangi waste

Você também pode gostar