Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dalam keadaan normal, protein di dalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap
fungsional. Sejumlah protein ditemukan pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun
dapat menjadi gejala awal dan mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius
Proteinuria dikatakan patologis bila kadarnya di atas 200 mg/hari pada beberapa kali
pemeriksaan dalam waktu yang berbeda
Dikatakan proteinuria massif bila terdapat protein di urin melebihi 3500 mg/hari dan biasanya
mayoritas terdiri dari albumin.
Patofisiologi
Perubahan permeabilitas -> Terutama pada peningkatan filtrasi dari protein plasma
normal, terutama albumin.
Kegagalan mereabsorbsi sejumlah kecil protein normal yang difiltrasi
Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal, Low Molecular Weight Protein (LMWP) dalam
jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus
Sekresi yang meningkat dari makuloprotein uroepitel dan sekresi IgA dalam respon untuk
inflamasi
Derajat dan komposisi protein pada urin tergantung mekanisme jejas pada ginjal. Sejumlah besar
protein secara normal melewati kapiler glomerulus, tetapi tidak memasuki urin
Dinding glomerulus mencegah transportasi albumin, globulin dan protein dengan berat molekul
besar lainnya untuk menembus dinding glomerulus.3,5 Jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran
protein plasma ke dalam urin (proteinuria glomerulus)
Protein yang lebih kecil dari 20 kDal secara bebas di saring tetapi diabsorbsi kembali oleh tubulus
proksimal
Membran basalis glomerulus mampu menangkap protein besar (>100kDal), sementara foot
processes dari epitel /podosit akan memungkinkan lewatnya air dan zat terlarut kecil untuk
transport melalui saluran yang sempit. Saluran ini ditutupi oleh anion glikoprotein yang kaya akan
glutamate, aspartate dan asam silat yang bermuatan negative pada pH fisiologis. Muatan
negative akan menghalangi transport molekul anion seperti albumin
Mekansime lain dari terbentuknya proteinuria yaitu ketika terjadi produksi berlebihan dari
protein abnormal yang melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus ( myeloma multipel dan limfoma)
yang dihubungkan dengan produksi monoclonal rantai pendek.Bila ekskresi protein urin total
melebihi 3.5 gram sehari, sering dihubungkan dengan hipoalbuminuria, hyperlipidemia, dan
edema (sindrom nefrotik). Ekskresi yang melebihi 3.5 gram dapat timbu;l tanpa gambaran atau
gejala lain dari sindrom nefrotik pada beberapa penyakit ginjal lain
ETIOLOGI
Proteinuria fisiologis -> tidak selalu menunjukkan kelainan atau penyakit ginjal. Pada
keadaan fisiologis sering ditemukan proteinuria ringan yang jumlahnya kurang dari
200mg/hari dan bersifat sementara. Hal ini dapat terjadi keadaan demam tinggi, gagal
jantung, latihan fisik yang berat
Proteinuria glomerulus
Bentuk proteinuria ini tampak pada hampir semua penyakit ginjal di mana albumin adalah jenis
protein yang paling dominan (60-90%) pada urin, sedangkan sisanya protein dengan berat
molekul rendah ditemukan hanya sejumlah kecil saja
Proteinuria tubular
Jenis proteinuria ini mempunyai berat molekul yang rendah antara 100-150 mg per hari, terdiri
atas -2 mikroglobulin dengan berat molekul 14000 dalton
Overflow proteinuria
Diskrasia sel plasma (pada mieloma multipel) berhubungan dengan sejumlah besar ekskresi
rantai pendek/protein berat molekul rendah (kurang dari 40000 dalton)
Mikroalbuminuria
Pada keadaan normal albumin urin tidak melebihi 30 mg/hari. Bila albumin di urin 30-300 mg/hari
atau 30-350 mg/hari disebut mikroalbuminuria
Proteinuria terisolasi jinak
Proteinuria Fungsional
Ini adalah bentuk umum proteinuria yang sering terlihat pada pasien yang dirawat di rumah sakit
karena berbagai penyakit. Biasanya berhubungan dengan demam tinggi, stres emosi, gagal
jantung kongestif, sindrom obstruksi sleep apnea, dan penyakit akut lainnya
ekskresi protein meningkat 2-3 kali, tetapi hilang kembali setelah istirahat
Proteinuria tidak dihubungkan dengan keadaan yang buruk sehingga tidak diperlukan evaluasi
lebih lanjut
Proteinuria Intermiten
Tidak dihubungkan dengan keadaan yang buruk, terdapat pada lebih dan separuh contoh urin
pasien yang tidak mempunyai bukti penyebab proteinuria
Terdapat banyak variasi luas dan bentuk abnormatitas ginjal yang berhubungan dengan keadaan
ini
dapat timbul selama fase penyembuhan dari berbagai penyakit glomerulus, kurang lebih 90%
dewasa muda dengan proteinuria ortostatik menunjukkan kondisi yang baik
proteinuria hilang secara perlahan-lahan pada kebanyakan kasus. Kurang lebih 15% kasus, hilang
selama 5 tahun, pada 50% kasus hilang 10 tahun dan lebih dari 80% hilang dalam 20 tahun
Cari tahu adanya riwayat penyakit ginjal atau sistemik yang menjadi penyebabnya, dapat
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu
a. Jika ditemukan tanda-tanda/gejala, lakukan pemeriksaan darah, pencitraan, dan atau biopsy
ginjal untuk mencari kasusa.
b. Jika tidak ditemukan bukti, ulangi tes kualitatif untuk proteinuria dua/tiga kali,
jika tidak ada proteinuria dalam specimen urin berarti kondisi ini hanya transient atau
fungsional.
Jika proteinuria ditemukan tiap saat, periksa Blood Urea Nitrogen (BUN), kreatinin dan
klirens kreatinin, ukur ekskresi protein urin 24 jam, USG ginjal dan tes protein
ortostatik/postural.
Diagnostik
Metode dipstick mendeteksi sebagian besar albumin dan memberikan hasil positif palsu bila pH
> 7.0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah
Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada ginjal
yang berakibat hilangnya protein
Penatalaksanaan
Penyakit ginjal biasanya bermanifestasi dengan satu syndrome klinis atau lebih lagi melalui
sederetan syndrome klinis. Sebuah kelainan dasar dapat memiliki berbagai macam manfestasi
klinis dan sebaliknya
Glomerulonefritis
GN yang paling sering dijumpai di Negara maju, kebanyakan bermaifestasi sebagai hematuria
makro atau mikroskopik, terkadang berupa SN (hematuria + endapan eritrosit)
Terapi : penanganan umum, peranan imunosupresi tidak pasti, tetapi steroid dapat menurunkan
proteinuria dan memperlambat penurunan fungsi ginjal
Sindrom nefrotik : dinyatakan dengan trias proteinuria (>3g/24jam). Rasio kreatinin 300-350mg/
mmoL, hipoalbuminemia (albumin <25g/L) dan edema. Hyperlipidemia berat ( kolesterol total
>10 mmol/L) sering timbul
Terapi :
Glomerulonefritis perubahan minimal : sering mengalami remisi pada anak- anak maupun
dewasa, diperkirakan diperantai oleh limfosit T. dapat disertai hematuria : cyclophosphamide
atau cilosporin dapat digunakan jika penderita sering mengalami relaps atau mengalami
ketergantungan/ efek samping steroid
Nefropati membranosa : mnyusun 20-30% sindrom nefrotik pada orang dewasa; 2-5% pada anak.
Penyebab tidak diketahui (kaitan dengan keganasan, obat- obatan, autoimun, infeksi
Trombosis vena renalis : dapat terjadi pada sindrom nefrotik pada keadaan hiperkoagubilitas
(nefropati membranosa)
Terapi : antikoagulasi warfarin selama 3-6 bulan ( atau hingga albumin >25 g/L) jika tidak ada
kontraindikasi8
Komplikasi
Komplikasi proteinuria meliputi berikut ini:
Edema paru karena kelebihan cairan
Gagal ginjal akut akibat penipisan intravaskular
Peningkatan risiko infeksi bakteri, termasuk peritonitis bakteri spontan
Peningkatan risiko arteri dan trombosis vena, termasuk trombosis vena renalis
Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Prognosis
Prognosis untuk pasien dengan proteinuria tergantung pada penyebab, durasi, dan tingkat
proteinuria yang diderita
Biasanya pada orang dewasa muda dengan proteinuria transient atau proteinuria ortostatik
memiliki prognosis jinak, sedangkan pada pasien dengan hipertensi dan mikroalbuminuria (atau
derajat lebih tinggi dari albuminuria) memiliki risiko tinggi untuk menderita penyakit
kardiovaskular
berkaitan dengan proses kerusakan ginjal pada penyakit ginjal, meningkatkan resiko
aterosklerosis, dan juga dapat menyebabkan kelainan ventrikel kiri jantung dan langsung
berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular