Você está na página 1de 19

Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC

Ana Nurkhasanah Wednesday, August 17, 2016 Askep KMB

Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis
yang diberikan kepada pasien dengan masalah apendisitis atau rangang pada usus buntu. Pada
konsep askep apendisitis pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari
pengkajian, diagnose keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu keperawatan Nanda
NIC NOC.

Definisi Apendisitis Atau Usus Buntu

Apendiksitis atau sering kita sebut sehari-hari dengan usus buntu merupakan peradangan atau
inflamasi yang terjadi pada apendiks. Apendisitis merupakan penyebab nyeri pada abdomen akut
yang paling banyak ditemukan.

Penyakit usus buntu atau apendisitis ini dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun
perempuan, akan tetapi penyakit ini lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30
tahun.

Etiologi Apendisitis

Penyebab apendisitis atau usus buntu biasanya dapat disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini,
antara lain adalah:

Fekolit atau massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat

Tumor apendiks

Cacing ascaris di dalam saluran pencernaan

Erosi mukosa apendiks karena parasit e. Histolytica

Hiperplasia jaringan limfe


Anatomi dan fisiologi Apendiks

Apendiks merupakan suatu organ kecil yang letaknya berada di bagian bawah coloc ascenden.
Apendiks bentuknya menggelantung seperti daging tumbuh kecik di bagian bawah colon ascenden
atau sering disebut dengan umbai cacing.

Apendiks ini sering disebut dengan usus buntu. Apendiks sendiri sebenarnya merupakan saluran
kecil di dalam saluran pencernaan yang tidak ada sambungannya, kakanya disebut dengan usus
buntu.

Pathway

Tanda Dan Gejala Apendisitis Atau Usus Buntu

Tanda dan gejala yang umum terjadi pada pasien usus buntu atau apendisitis adalah sebagai berikut:

Nyeri hingga kram di daerah perut kuadran kanan bawah

Anoreksia atau hilang nafsu makan

Mual dan muntah

Demam ringan pada tahap awal penyakit dan dapat naik ketika terjadi peritonotis.

Nyeri lepas pada pemeriksaan perut

Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali.\

Konstipasi atau susah buang air besar

Diare atau mencret

Disuria atau kencing sedikit

Gejala berkembang dengan cepat dan kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam
setelah munculnya gejala pertama.
Komplikasi Apendisitis

Komplikasi dari usus buntu atau apendisitis akut adalah keadaan yang terjadi akibat dari perforasi
atau kebocoran usus, seperti peritonitis generalisata, abses dan pembentukan fistula, dan
konsekuensi penyebaran melalui pembuluh darah, pieloflebitis supuratif (radang dan trombosis vena
porta), abses hepar dan septikemia.

Radang atau inflamasi dapat menjadi kronis dan dapat menyebabkan obstruksi pada leher apendiks,
sehingga akan menyebabkan retensi mukus dan kemudian menimbulkan mukokel.

Iapendisitis atau usus buntu ini sering tidak menimbulkan masalah klinis, akan tetapi walaupun
jarang, dapat terjadi ruptur dari sel epitel yang mensekresi mukus dapat dan dapat menyebar ke
kavum atau rongga peritoneum.

Peemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan apendisitis dapat dilakukan dengan memeriksakan
laboratorium yang dapat dilihat dari kondisi leukositosis ringan, yaitu leukosit berkisar antara
10.000-20.000/ml dengan peningkatan jumlah netrofil.

Pemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada ginjal dan
saluran kemih. Pada kasus akut tidak diperbolehkan melakukan barium enema, sedangkan pada
apendisitis kronis tindakan ini dibenarkan.

Pemeriksaan usg perlu dilakukan bila telah terjadi infiltrasi apendikularis.

Penatalaksanaan Apendisitis

Penatalaksanaan apendisitis dapat dibagi menjadi beberapa tahap, mulai dari taham sebelum
operasi hingga tahap setelah operasi.
Sebelum Operasi

Pasang NGT harus dilakukan untuk dekompresi

Pasang kateter urin untuk mengontrol produksi urin.

Rehidrasi cairan perlu dilakukan

Berikan antibiotik spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.

berikan obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk
membuka pembuluh pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.

Jika demam, demam harus diturunkan sebelum diberi anestesi.

Operasi

Dilakukan tindakan apendiktomi dan apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi
bebas, maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.

Abses apendiks selanjutnya diobati dengan antibiotika secara intravena, massanya mungkin
mengecil atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari.
Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.

Pasca Operasi

Penatalaksanaan apendisitis setelah menjalani operasi adalah sebagai berikut:

Observasi tanda-tanda vital

Angkat NGT bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.

Posisikan pasien dalam posisi semi fowler.

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan.

Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai fungsi
usus kembali normal.

Berikan minum mulai 15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan
harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.

Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 230
menit.

Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.

Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.

Jika pada kondisi massa apendiks atau usus buntu dengan proses peradangan yang masih aktif yang
ditandai dengan :
Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi

Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-tanda peritonitis

Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri.

Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena dikuatirkan
akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum. Persiapan dan pembedahan harus dilakukan
sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis
sederhana tanpa perforasi .

Kemudian jika pada kondsi masa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai dengan
:

Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi.

Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa
dengan jelas dan nyeri tekan ringan.

Laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.

Tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotik dan istirahat di tempat
tidur. Tindakan bedah apabila dilakukan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila
massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut. pembedahan
dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum.

ASKEP APENDISITIS APLIKASI NANDA NIC NOC

Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Apendisitis
Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat dari literature-literatur.

Identitas Klien

Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tiinggal,
dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Keluhan Utama

Keluhan utama yang khas pada pasien apendisitis ini adalah nyeri perut kanan bawah

Riwayat penyakit masa lalu

Riwayat penyakit darah tinggi, DM, infeksi dan lain-lain

DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP APENDISITIS MENGGUNAKAN 13 DOMAIN NANDA

PROMOSI KESEHATAN

Data Subjektif:

Penyakit yang lalu seperti penyakit saluran pencernaan

Pengetahuan tentang penyakit biasanya kurang

DO:

KU tampak sakit sedang hingga berat

TTV: takikardi, takipnea, TD naik dan suhu tubuh biasanya meningkat.

NUTRISI

DS:

Tidak nafsu makan, mual dan muntah

DO:

Tampak tidak nafsu makan

Sistem gastrointestinal
DS:

Riwayat penyakit pencernaan, hemoroid dan konstipasi

DO:

Pengkajian abdomen:

Inspeksi biasanya pada apendisitis sudah buruk tampak kemerahan pada perut kanan bawah.

Palpasi pada kuadran kanan bawah akan menghasilkan nyeri takan dan nyeri lepas

Perkusi abdomen pekak

Auskultasi bising usus normal hingga tidak ada bising usus.

KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN

DS:Kebutuhan akan selimut

Panas

DO:

Suhu biasanya tinggi

Keluar keringat

Merah, bengkak, panas pada perut kanan bawah

KENYAMANAN

DS:

Nyeri pada perut terutama kanan bawah

DO:

Tampak kesakitan dan gelisah

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MENUNJANG DIAGNOSA APENDISITIS


Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium biasanya didapatkan hasil leukositosis atau leukosit lebih dari
20.000.

USG

Pada pemeriksaaan ultrasonografi biasanya ditemukan massa di kuadran perut kanan bawah tepat
pada organ apendiks.

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN APENDISITIS

1. Nyeriakut berhubungan dengan agen injuri biologi

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Mual berhubungan dengan nyeri

4. Risikoinfeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDISITIS

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan:

Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:

1 tidak pernah

2 jarang
3 kadang-kadang

4 sering

5 selalu

Indicator 1 2 3 4 5

Mengenali awitan nyeri

Menggunakan tindakan pencegahan

Melaporkan nyeri dapat dikendaikan

Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:

1 sangat berat

2 berat

3 sedang

4 ringan

5 tidak ada

Indicator 1 2 3 4 5

Ekspresi nyeri pada wajah

Gelisah atau ketegangan otot

Durasi episode nyeri

Merintih dan menangis

gelisah

memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan

mempertahankan nyeri pada .atau kurang (dengan skala 0-10)

melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis

mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut

melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan

melaporkan pola tidur yang baik


Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan
informasi pengkajian

Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.

Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan
efek sampingnya

Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon
pasien

Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan
pasien

Manajemen nyeri:

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya

Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu
berkomunikasi efektif

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi,
frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus
saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri
membandel.

Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat
dicapai

Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan
strategi koping yang ditawarkan

Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko ketergantungan
atau overdosis)

Manajemen nyeri:

Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan
antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur

Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)


Aktivitas kolaboratif

Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal, setiap 4 jam
selama 36 jam) atau PCA

Manajemen nyeri:

Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat

Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan
perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

Perawatan dirumah

Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah

Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan dalam
pemberian obat

Diagnosa 2 : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan:

Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selau
menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.

Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator sibagai
berikut:

1 tidak pernah

2 jarang

3 kadang-kadang

4 sering

5 selalu

Indicator 1 2 3 4 5
Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan

Mempertahankan performa peran

Memantau distorsi persepsi

Memantau manifestasi perilaku ansietas

Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas

Intervensi Keperawatan NIC

Pengkajian

kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap..

kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas

gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas
dimasa lalu

reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk
pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari

berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga,
kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi

informasikan tentang gejala ansietas

ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala
penyakit fisik

penurunan ansietas (NIC);

sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis

instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi

jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur

Aktivitas kolaboratif
penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu

Aktivitas lain

pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan
serta rasa nyaman

beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan ansietas

bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi
mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas

sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk
menurunkan ansietas dan memperluas fokus

coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif

dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk
menangis

yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal
secara bergantian

sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain

sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh pasien

singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan

penurunan ansietas (NIC);

gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien

damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut

berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu

jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan

bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas

Diagnosa 3 : Mual berhubungan dengan nyeri

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)


Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:

Mual akan berkurang yang dibuktikan oleh Selera makan, Tingkat kenyamanan, Hidrasi,
Pengendalian mual-muntah, Mual dan muntah: efek gangguan, Keparahan mual dan muntah, Status
nutrisi yang adekuat

Memperlihatkan efek gangguan mual dan muntah yang dapat diterima, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:

1 sangat berat

2 berat

3 sedang

4 ringan

5 tidak mengalami

Indikator 1 2 3 4 5

Penurunan asupan cairan

Penurunan asupan makanan

Penurunan haluaran urin

Gangguan keseimbangan cairan

Gangguan elektrolit serum

Gangguan status nutrisi

Penurunan berat badan

Memperlihatkan hidrasi, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:

1 gangguan eksterm

2 berat

3 sedang

4 ringan

5 tidak ada gangguan

Indikator 1 2 3 4 5

Peningkatan hematokrit
Membrane mukosa lembab

Peningkatan hematokrit

Rasa haus

Bola mata cekung dan lembab

Penurunan tekanan darah

Nadi cepat dan lemah

Melaporkan terbebas dari mual

Mengidentifikasi dan melakukan tindakan yang dapat menurunkan mual

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

Pantau gejala subjektif mual pada pasien

Pantau warna, berat jenis dan jumlah urin

Kaji penyebab mual

Pemantauan nutrisi (NIC):

Pantau kecenderungan peningkatan atau penurunan berat badan

Pantau adanya kulit kering dan pecah-pecah yang disertai depigmentasi

Pantau turgorkulit jika diperlukan

Pantau adanya pembengkakan atau pelunakan, penyusutan dan peningkatan perdarahan


pada gusi

Pantau tingkat energy, malaise, keletihan dan kelemahan

Pantau asupan kalori dan makanan

Manajemen cairan (NIC):

Pertahankan keakuratan pencatatan asupan dan haluaran urin

Pantau TTV jika perlu

Pantau makanan dan cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori setiap hari, jika perlu

Pantau status hidrasi, jika perlu


Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

Jelaskan penyebab mual

Apaila memungkinkan, beritahu pasien seberapa lama kemungkinan mua akan terjadi

Ajarkan pasien menelan untuk secara sadar atau napas dalam untuk menekan reflek muntah

Ajarkan untuk makan secara perlahan

Ajarkan untuk membatasi minum 1 jam sebelum, 1 jam setelah, dan selama makan

Aktivitas kolaboratif

Berikan obat antiemetic sesuai anjuran

Konsultasikan dengan dokter untuk memberikan obat pengendali nyeri yang adekuat dan
tidak menyebabkan mua pada pasien

Manajemen cairan (NIC): berikan terapi IV, sesuai dengan anjuran

Aktivitas lain

Tinggikan bagian kepala tempat tidur atau ubah posisi pasien lateral untuk mencegah
aspirasi

Pertahankan kebersihan klien dan tempat tidur saat terjadi muntah

Pindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau

Jangan menjadwakan tindakan yang menyebabkan nyeri atau mual sebelum atau sesudah
makan

Berikan perawatan mulut setelah terjadi muntah

Berikan kain basah yang dingin dipergelangan tangan, leher dan dahi pasien

Tawarkan makanan dingin dan makanan lainnya dengan aroma minimal

Pemantauan nutrisi (NIC): perhatikan perubahan ststus nutrisi yang signifikan dan sesegera
lakukan penanganan, jika perlu

Perawatan dirumah

Instruksikan kepada klien untuk menghindari bau dari makanan yang disiapkan dirumah
Semua intervensi diatas dapat dilakukan untuk perawatan dirumah

Diagnose 4 : Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:

Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikan dengan pengendalian resiko komunitas,
penyakit menular, status imun, keparahan infeksi, keparahan infeksi bai baru lahir, pengendalian
resiko PMS, dan penyembuhan luka primer dan sekunder.

Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko PMS yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:

1 tidak pernah

2 jarang

3 kadang-kadang

4 sering

5 selalu

Indicator 1 2 3 4 5

Memantau perilaku seksual terhadap resiko pajanan PMS

Mengikuti strategi pengendalian pemajanan

Menggunakan metode pengendalian penularan PMS

Contoh lain: pasien dan keluarga akan:

Terbatas dari tanda dan gejala infeksi

Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat

Mengindikasikan status gi, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas normal

Menggambarkan factor yang menunjang penularan infeksi

Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan pemantauan
Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi,
penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)

Kaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi

Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute, hitung jenis,
protein serum, albumin)

Amati penampilan praktek hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan resiko
terhadap infeksi

Instruksikan untuk menjaga personal hygiene

Jelaskan manfaat dan rasional serta efek samping imunisasi

Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi

Pengendalian infeksi (NIC):

Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar

Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruang
pasien

Aktivitas kolaboratif

Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif

Pengendalian infeksi (NIC): berikan terapi antibiotic, bila diperlukan

Aktivitas lain

Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang sama
untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang perawatan pasien dengan pasien
yang terinfeksi

Pengendalian infeksi (NIC):


Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing-masing pasien

Pertahankan tehnik isolasi, bila diperlukan

Terapkan kewaspadaan universal

Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan

Perawatan dirumah

Ajarkan tindakan hygiene dasar seperti mencuci tangan, tidak berbagi handuk, gelas , dll

Ajarkan metode mengolah, menyiapkan, dan menyimpan makanan yang aman

Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi factor dilingkungan mereka, gaya hidup atau
praktik kesehatan yang meningkatkan risiko infeksi

Ajarkan keluarga bagaimana membuang balutan luka yang kotor dan sampah biologis
lainnya

Jangan melakukan kunjungan rumah jika saudara sedang sakit

Rujuk pasien dan keluarga kelembaga sosial untuk membantu menjaga kebersihan rumah
dan nutrisi

Pengendalian infeksi: ajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan gejala infeksi serta
kapan harus melaporkan ke layanan kesehatan.

Itulah Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi anda.

Sumber:

Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns.
Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.

Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-nanda/ di edit
oleh admin portalperawat.com.

Você também pode gostar