Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis
yang diberikan kepada pasien dengan masalah apendisitis atau rangang pada usus buntu. Pada
konsep askep apendisitis pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari
pengkajian, diagnose keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu keperawatan Nanda
NIC NOC.
Apendiksitis atau sering kita sebut sehari-hari dengan usus buntu merupakan peradangan atau
inflamasi yang terjadi pada apendiks. Apendisitis merupakan penyebab nyeri pada abdomen akut
yang paling banyak ditemukan.
Penyakit usus buntu atau apendisitis ini dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun
perempuan, akan tetapi penyakit ini lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30
tahun.
Etiologi Apendisitis
Penyebab apendisitis atau usus buntu biasanya dapat disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini,
antara lain adalah:
Fekolit atau massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat
Tumor apendiks
Apendiks merupakan suatu organ kecil yang letaknya berada di bagian bawah coloc ascenden.
Apendiks bentuknya menggelantung seperti daging tumbuh kecik di bagian bawah colon ascenden
atau sering disebut dengan umbai cacing.
Apendiks ini sering disebut dengan usus buntu. Apendiks sendiri sebenarnya merupakan saluran
kecil di dalam saluran pencernaan yang tidak ada sambungannya, kakanya disebut dengan usus
buntu.
Pathway
Tanda dan gejala yang umum terjadi pada pasien usus buntu atau apendisitis adalah sebagai berikut:
Demam ringan pada tahap awal penyakit dan dapat naik ketika terjadi peritonotis.
Gejala berkembang dengan cepat dan kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam
setelah munculnya gejala pertama.
Komplikasi Apendisitis
Komplikasi dari usus buntu atau apendisitis akut adalah keadaan yang terjadi akibat dari perforasi
atau kebocoran usus, seperti peritonitis generalisata, abses dan pembentukan fistula, dan
konsekuensi penyebaran melalui pembuluh darah, pieloflebitis supuratif (radang dan trombosis vena
porta), abses hepar dan septikemia.
Radang atau inflamasi dapat menjadi kronis dan dapat menyebabkan obstruksi pada leher apendiks,
sehingga akan menyebabkan retensi mukus dan kemudian menimbulkan mukokel.
Iapendisitis atau usus buntu ini sering tidak menimbulkan masalah klinis, akan tetapi walaupun
jarang, dapat terjadi ruptur dari sel epitel yang mensekresi mukus dapat dan dapat menyebar ke
kavum atau rongga peritoneum.
Peemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan apendisitis dapat dilakukan dengan memeriksakan
laboratorium yang dapat dilihat dari kondisi leukositosis ringan, yaitu leukosit berkisar antara
10.000-20.000/ml dengan peningkatan jumlah netrofil.
Pemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada ginjal dan
saluran kemih. Pada kasus akut tidak diperbolehkan melakukan barium enema, sedangkan pada
apendisitis kronis tindakan ini dibenarkan.
Penatalaksanaan Apendisitis
Penatalaksanaan apendisitis dapat dibagi menjadi beberapa tahap, mulai dari taham sebelum
operasi hingga tahap setelah operasi.
Sebelum Operasi
Berikan antibiotik spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.
berikan obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk
membuka pembuluh pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.
Operasi
Dilakukan tindakan apendiktomi dan apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi
bebas, maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.
Abses apendiks selanjutnya diobati dengan antibiotika secara intravena, massanya mungkin
mengecil atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari.
Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.
Pasca Operasi
Angkat NGT bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.
Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan.
Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai fungsi
usus kembali normal.
Berikan minum mulai 15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan
harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 230
menit.
Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
Jika pada kondisi massa apendiks atau usus buntu dengan proses peradangan yang masih aktif yang
ditandai dengan :
Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi
Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-tanda peritonitis
Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri.
Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena dikuatirkan
akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum. Persiapan dan pembedahan harus dilakukan
sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis
sederhana tanpa perforasi .
Kemudian jika pada kondsi masa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai dengan
:
Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi.
Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa
dengan jelas dan nyeri tekan ringan.
Tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotik dan istirahat di tempat
tidur. Tindakan bedah apabila dilakukan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila
massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut. pembedahan
dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum.
Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Apendisitis
Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat dari literature-literatur.
Identitas Klien
Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tiinggal,
dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Keluhan Utama
Keluhan utama yang khas pada pasien apendisitis ini adalah nyeri perut kanan bawah
PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
DO:
NUTRISI
DS:
DO:
Sistem gastrointestinal
DS:
DO:
Pengkajian abdomen:
Inspeksi biasanya pada apendisitis sudah buruk tampak kemerahan pada perut kanan bawah.
Palpasi pada kuadran kanan bawah akan menghasilkan nyeri takan dan nyeri lepas
Panas
DO:
Keluar keringat
KENYAMANAN
DS:
DO:
Pada pemeriksaan laboratorium biasanya didapatkan hasil leukositosis atau leukosit lebih dari
20.000.
USG
Pada pemeriksaaan ultrasonografi biasanya ditemukan massa di kuadran perut kanan bawah tepat
pada organ apendiks.
4. Risikoinfeksi
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada
Indicator 1 2 3 4 5
gelisah
memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut
Pengkajian
Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan
informasi pengkajian
Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan
efek sampingnya
Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon
pasien
Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan
pasien
Manajemen nyeri:
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya
Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu
berkomunikasi efektif
Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi,
frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus
saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri
membandel.
Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat
dicapai
Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan
strategi koping yang ditawarkan
Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko ketergantungan
atau overdosis)
Manajemen nyeri:
Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan
antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal, setiap 4 jam
selama 36 jam) atau PCA
Manajemen nyeri:
Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan
perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
Perawatan dirumah
Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan dalam
pemberian obat
Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selau
menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.
Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator sibagai
berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan
Pengkajian
kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap..
gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas
dimasa lalu
buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk
pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari
berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga,
kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi
ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala
penyakit fisik
jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur
Aktivitas kolaboratif
penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu
Aktivitas lain
pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan
serta rasa nyaman
beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan ansietas
bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi
mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas
sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk
menurunkan ansietas dan memperluas fokus
dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk
menangis
yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal
secara bergantian
sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain
sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh pasien
Mual akan berkurang yang dibuktikan oleh Selera makan, Tingkat kenyamanan, Hidrasi,
Pengendalian mual-muntah, Mual dan muntah: efek gangguan, Keparahan mual dan muntah, Status
nutrisi yang adekuat
Memperlihatkan efek gangguan mual dan muntah yang dapat diterima, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak mengalami
Indikator 1 2 3 4 5
1 gangguan eksterm
2 berat
3 sedang
4 ringan
Indikator 1 2 3 4 5
Peningkatan hematokrit
Membrane mukosa lembab
Peningkatan hematokrit
Rasa haus
Pengkajian
Pantau makanan dan cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori setiap hari, jika perlu
Apaila memungkinkan, beritahu pasien seberapa lama kemungkinan mua akan terjadi
Ajarkan pasien menelan untuk secara sadar atau napas dalam untuk menekan reflek muntah
Ajarkan untuk membatasi minum 1 jam sebelum, 1 jam setelah, dan selama makan
Aktivitas kolaboratif
Konsultasikan dengan dokter untuk memberikan obat pengendali nyeri yang adekuat dan
tidak menyebabkan mua pada pasien
Aktivitas lain
Tinggikan bagian kepala tempat tidur atau ubah posisi pasien lateral untuk mencegah
aspirasi
Jangan menjadwakan tindakan yang menyebabkan nyeri atau mual sebelum atau sesudah
makan
Berikan kain basah yang dingin dipergelangan tangan, leher dan dahi pasien
Pemantauan nutrisi (NIC): perhatikan perubahan ststus nutrisi yang signifikan dan sesegera
lakukan penanganan, jika perlu
Perawatan dirumah
Instruksikan kepada klien untuk menghindari bau dari makanan yang disiapkan dirumah
Semua intervensi diatas dapat dilakukan untuk perawatan dirumah
Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikan dengan pengendalian resiko komunitas,
penyakit menular, status imun, keparahan infeksi, keparahan infeksi bai baru lahir, pengendalian
resiko PMS, dan penyembuhan luka primer dan sekunder.
Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko PMS yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Mengindikasikan status gi, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas normal
Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan pemantauan
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian
Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi,
penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute, hitung jenis,
protein serum, albumin)
Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan resiko
terhadap infeksi
Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruang
pasien
Aktivitas kolaboratif
Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
Aktivitas lain
Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang sama
untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang perawatan pasien dengan pasien
yang terinfeksi
Perawatan dirumah
Ajarkan tindakan hygiene dasar seperti mencuci tangan, tidak berbagi handuk, gelas , dll
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi factor dilingkungan mereka, gaya hidup atau
praktik kesehatan yang meningkatkan risiko infeksi
Ajarkan keluarga bagaimana membuang balutan luka yang kotor dan sampah biologis
lainnya
Rujuk pasien dan keluarga kelembaga sosial untuk membantu menjaga kebersihan rumah
dan nutrisi
Pengendalian infeksi: ajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan gejala infeksi serta
kapan harus melaporkan ke layanan kesehatan.
Itulah Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi anda.
Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns.
Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-nanda/ di edit
oleh admin portalperawat.com.