Você está na página 1de 5

ANALISA SINTESA

Analisa Sintesa pada Ny. T dengan Diagnosa Medis Diare

Jenis tindakan pemasangan infus RL pada ruang UGD RSUD Caruban Madiun

Hari : Senin Ruang : UGD


Tanggal : 9 Juni 2014 Rumah Sakit: RSUD Caruban
Jam : 13.00

A. Kasus
Seorang klien datang dengan keluhan diare sehari 5x. Klien mngeluh panas
sehari yang lalu, mual, muntah, lemas seperti ingin pingsan, mulas dari senin
minggu lalu dan pucat, terakhir BAB ada lendirnya. Klien juga mengatakan
berat badan menurun dari 55 kg menjadi 52 kg. Klien tampak pucat, lemas, dan
tampak gelisah. Terjadi penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, dan
balance cairan. Nadi 63x/menit, suhu 37,1o C, tekanan darah 90/70 mmHg.
B. Diagnosa Medis
Diare
C. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatn
DS : Klien mengatakan panas sehari sebelum datang ke rumah sakit, mual,
muntah, mules dari senin minggu lalu, terakhir BAB ada lendirnya dan seperti
mau pingsan. Diare sehari 5 x.
DO : Klien tampak pucat dan lemas. Klien tampak gelisah. Terjadi penurunan
turgor kulit, membran mukosa kering dan balance cairan.
TD : 90/70 mmHg
Nadi: 63 x/menit
Suhu: 37,1oC
E. Dasar Pemikiran
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau
cair.
Menurut Soeparto (1999) etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor
infeksi yaitu :
1. Infeksi enteral, infeksi pada saluran pencernaan
2. Infeksi parenteral, infeksi bagian tubuh lain diluar alat pencernaan.

Menurut Goodman dan Gillman (2000) pada keadaan normal dalam satu hari 8
9 liter cairan masuk kedalam saluran pencernaan. Dua liter berasal dari
makanan dan minuman serta tujuh liter berasal dari sekresi ludah, lambung,
empedu, pankreas, dan usus halus. Kapasitas mengabsorpsi air pada kolon
adalah sekitar 4-5 liter/ hari. Mekanisme Patofisiologi diare adalah :

1. Perubahan transport ion aktif yaitu penurunan absorpsi Na+ dan


peningkatan sekresi Cl-.
2. Perubahan motilitas usus
3. Peningkatan motilitas luminal
4. Peningkatan tekanan hidrostastik jaringan (Wells and Dipiro, 2003).
F. Prinsip tindakan
Tindakan yang di lakukan ialah memasang infus RL yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan cairan yang hilang pada pasien.
Definisi infus ialah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah
jarum kedalam pembuluh darah vena,untuk mengantikan kehilangan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh.
Tujuannya untuk mengantikan cairan dan zat-zat makanan dari tubuh yang
hilang.
Prosedur pemasangan infus :
1. Fase orientasi
a. Memberi salam atau menyapa klien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan prosedur
e. Menanyakan kesiapan klien
2. Fase kerja
a. Mencuci tangan
b. Mengatur posisi klien
c. Memeriksa ada atau tidaknya udara dalam selang
d. Memilih vena
e. Memasang pengalas
f. Membebaskan daerah yang akan di insersi
g. Memasang torniquet 5 cm proksimal daerah yang di insersi
h. Memakai sarung tangan
i. Melakukan desinfeksi kulit dengan kapas alkohol dan cara melingkar
dari dalam
j. Memegang IV kateter dengan sudut 30o
k. Menusuk vena dengan lubang jarum menghadap ke atas
l. Memastikan IV kateter masuk intravena
m. Memasukan IV kateter secara perlahan
n. Melepas torniquet
o. Menarik mandrin
p. Menyambung dengan selang infus
q. Memgalirkan cairan infus
r. Melakukan fiksasi IV kateter
s. Memberi desinfektan daerah tusukan
t. Menutup luka dengan kassa
u. Mengatur tetesan sesuai program
v. Mencuci tangan
3. Fase terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut
c. Berpamitan

G. Analisa Tindakan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 X 24 jam di harapkan


gangguan kekurangan cairan dengan kriteria hasil :

1. Elastisitas turgor kulit baik,membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan,tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam batas normal
H. Bahaya dilakukan tindakan

Jika kita tidak benarbenar memahami tentang pemasangan infus RL dan


pengaturan tetesan infus sesuai dengan kebutuhan pasien,jika terlalu banyak
maupun terlalu kurang maka akan membahayakan pasien.

I. Tindakan keperawatan lain yang di lakukan


1. Manajemen intake dan output.
2. Motivasi untuk minum yang banyak.
3. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik dan antiemetik
J. Hasil yang didapat setelah di lakukan tindakan

S: Klien mengatakan panas mulai menurun,tidak mules lagi.

O:Klien tampak segar,tidak terlihat lemas dan pucat,mukosa bibir mulai


lembab,turgor kulit sedikit baik.

A:Masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi (rawat inap )


K. Evaluasi diri

Dalam melakukan tindakan keperawatan ini mahasiswa mampu melakukan


sendiri dan di dampingi.

L. Daftar Pustaka

Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik.


Jakarta : EGC.
NANDA. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC NOC 2013. Yogyakarta : Mediaction.
NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatn Definisi dan Klasifikasi 2012 2014.
Jakarta : EGC.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta:
EGC

Você também pode gostar