Você está na página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antasida merupakan basa lemah yang beraksi dengan HCl lambung akan
membentuk garam dan air. Antasida memiliki kemampuan untuk menetralkan atau
menurunkan keasaman isi lambung dan menurunkan aktivitas pepsin. Mekanisme kerja
antasida antara lain sebagai salah satu obat anti tukak lambung, gangguan pencernaan
adalah melindungi lapisan mukosa dan mengikat garam empedu. Keefektifan suatu
dosis antasida tergantung dari kapasitas totalnya sebagai buffer, kecepatannya
menetralisir HCl, kelarutan air, dan ada atau tidaknya makanan dalam lambung. Yang
termasuk golongan antasida adalah mylanta, Antasida DOEN, Magasida, Magalat,
Promag dan lain-lain. Obat dalam bentuk tablet harus dikunyah sebeblum ditelan agar
lebih cepat berekasi dengan asam lambung.
Antasida (antacid) merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag.
Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perikh akibat suasana
lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung
dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi
dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun
mekanisme erlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh
asam yang memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar dabn
berbagai keluhan saluran cerna lainnya. Antasida penggunaanya bermacam-macam
selain pada tukak lambung, usus juga pada indigesti dan rasa terbakar., pada reflux
oesophagetis ringan dangastritis. Obat ini mampu mengurangi rasa nyeri di lambung
dengan cepat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana farmakodinamik dan farmakokinetik obat antasida (magasida)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu antasida?
2. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan antasida?
3. Untuk mengetahui bagaimana kombinasi obat antasida?
4. Untuk mengetahui apa itu magasida?
5. Untuk mengetahui bagaimana efek samping?
6. Untuk mengetahui bagaimana farmakodinamik magasida?
7. Untuk mengetahui bagaimana farmakokinetik magasida?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Antasida

Maag berasal dari bahasa belanda yang berarti lambung. Maag (gastritis) adalah
penyakit yang timbul oleh kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung
danmenyebabkan iritasi diselaput lendir lambung. Asam lambung dalam keadaan
normal diperlukan untuk membantu pencernaan,namun produksinya dapat lebih besar
dari kebutuhan bila pola hidup tidak sehat,misalnya:

Setres yang berlebihan


Makan tidak teratur atau terlalu cepat
Merokok dan banyak minum kopi/alkohol
Mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas dan berminyak
Mengkonsumsi obat-obatan seperti asetosal, obat ANIS (piroksikam) serta
suplemen kalium

Gangguan kesamaan lambung dapat pula disebabkan oleh organisme renik yaitu
bakteri Helicobacter pylori yang terdapat di pintu pylorik (pintu yang memisahkan
lambung dengan usus halus). Bakteri ini mempunyai sifat luar biasa, dimna jika bakteri
lain mati pada suasana asam dalam lambung, tetapi mampu bertahan hidup bahkan
berkembang biak. Bakteri ini mengiritasi dinding lambung sehingga menimbulkan
peradangan dan luka (ulkus),sehingga penderita akan merasakan perih di bagian uluh
hati.
Antasida (anti=lawan, acidus=asam) adalah basa-basa lemah yang digunakam
untuk menetralisasi kelebihan asam lambung yang menyebabkan tukak lambung atau
sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang berkala, pemderita merasa sakit dan tidak
nyaman dibagian perut, perut kembung, sering sedawa, mual, muntah, merasa
penuh(sebah), atau merasa panas seperti terbakar pada perut bagian atas.

3
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan,
dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Sedangkan untuk swamedikasi atau pengobatan
sendiri hanya bersifat menghilangkan gejala penyakit. Bila sudah minum obat dan
gejala tersebut tidak hilang lebih dari tujuh hari, penderita disarankan untuk menemui
dokter.

B. Penggolongan Antasida

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi lima


yaitu:

1. Anti Hiperasiditas
Kerja antasida sebagai antihiperasiditas adalah berbasis netralisasi. Sebagai
contoh, ketika asam bereaksi dengan ion hidroksida, garam dan air terbentuk
melalui persamaan berikut:
HCL (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O
Obat dengan kandungan aluminium dan atau maknesium, bekerja secara
kimiawi dengan mengikat kelebihan HCl dalam lambung sehingga tujuan
pemberian antasida sebagian besar dapat tercapai.
Sedian yang mengandung magnesium dapat menyebabkan diare (bersifat
pencahar) sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat
menyebabkan konstipasi (sembelit), maka kedua senyawa ini dikombinasikan
untuk mengurangi efek samping masing-masing. Persenyawaan molekul antara
Mg dan Al disebut hidrotalsit.
Obat dengan kandungan natrium bikarbonat dan kalsium karbonat adalah
antasida yang paling kuat, larut dalam air, dan bekerja cepat karena efeknya
cepat setelah obat diminum. Tetapi bikarbonat bersifat sistemik dan diserap
oleh aliran darah, sehingga pemakaian terus menerus menyebabkan perubahan
dalam keseimbangan asam-basa darah dan alkalosis (sindroma alkali-susu).
Bila digunakan dalam dosis berlebih, CO2 yang terlepas dapat menyebabkan

4
sendawa dan flatus, karna itu tidak dapat digunakan dalam jumlah besar selama
lebih dari beberapa hari.
2. Perintang reseptor H2 (Antihistamin reseptor 2)
Semua perintang reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum
dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat antihistamin
reseptor 2 menduduki reseptor H2 dengan jalan persaingan, sehingga sekresi
asam-lambung dan pepsin sangat dikurangi. Contoh ranitidin, simetidin,
famotidin, dan nizatidin.
3. Penghambat pompa proton
Obat ini bekerja pada pompa proton, yaitu menghambat tempat keluarnya
protot (ion H+) yang akan membentuk asam lambung. Contoh omeprazol,
lansoprazol, dan pantoprazol
4. Memberikan lapisan perlidung pada mukosa lambung/inhibitor pepsin
Obat ini membentuk lapisan perlindungan pada luka dinding lambung. Obat ini
tidak diserap dan bergabung dengan protein untuk membentuk substansi kental
yang melindunginya dari asam dan pepsin. Karena tidak diserap maka efek
sampingnya sedikit tapi dapat menimbulkan sembelit. Contoh, sukralfat yaitu,
kompleks sukrosa sulfat dan almunium hidroksida.
5. Analog Prostaglandin
Obat baru ini bekerja mencegah dan mengobati tukak duodenum yang bekerja
menekan sekresi asam lambung dan meningkatkan mukus sitoproprptektif.
Contoh golongan ini adalah misoprostol.

C. Kombinasi Obat Antasida


Pengobatan dengan obat-obatan antasida bertujuan untuk mengurangi rasa sakit,
membuat penderita lebih tenang, dapat berisitirahat, dan agar penderita tidak kembung.

Untuk itu antasida sering dikombinasikan dengan:

5
1. Anti kolinergik, yaitu zat yang dapat menekan produksi getah lambung dan
melawan kejang-kejang, contoh ekstrak belladonae.
2. Obat penenang/sedativ, yaitu zat yang dapat menekan stress karena dapat
memicu sekresi asam lambung, contoh klordiazepoksida dan luminal
3. Spasmolitik, yaitu zat yang dapat melemaskan ketegangan otot lambung
usus dan mengurangi kejang-kejang, contoh papaverin HCl
4. Memperkecil gelembung gas sehingga mudah diserap, dengan demikian
dapat dicegah masuk angin, kembung, sering buang angin (flatulensi) dan
sendawa, contoh dimetilpolisilokan (Dimeticon, Simeticon)
5. Membunuh bakteri penyebab gastritis seperti Helicobacter pylori,
menggunakan golongan antibiotika, seperti klaritromisin, amoksisilin dan
metronidazol

Yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi antasida adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan tablet antasida yang paling baik adalah dikunyah, bila berbentuk
suspensi maka sebaliknya dikocok terlebih dahulu.
2. Antasida sebaliknya diminum setengah jam sebelum makan untuk mempercepat
kerja obat. Tetapi untuk mendapatkan efek lama, antasida dapat diminum 1 jam
sesudah makan karena akan bertahan dalam lambung lebih lama dan menetap
selama 3 jam.
3. Antasida dapat berinteraksi dengan logam lain atau yang terkandung dalam
makanan atau minuman seperti susu dan obat tertentu seperti INH, penisilin,
tetrasiklin, dan vitamin B12. Oleh karena itu, bila harus dikonsumsi dengan
makanan atau obat lain, sebaiknya berselang waktu 1 sampai 2 jam
4. Hindari faktor pencetus terbentuknya asam lambung berlebihan seperti kopi,
minuman bersoda, dan beralkohol serta stress dan makan tidak teratur

6
D. Magnesium Hidroksida (Magasida)

Magnesium hidroksida termasuk jenis obat antasida. Obat ini digunakan untuk
menangani gejala-gejala yang muncul akibat produksi asam lambung yang melebihi
normal.
Obat antasida ini berfungsi menetralisasi kadar asam lambung yang berlebihan
sehingga dapat melindungi dinding lambung dari peradangan. Contoh gejala gangguan
pencernaan yang dapat diredakan dengan obat ini adalah perut kembung, dispepsia,
serta nyeri ulu hati.
Sifat dari Magnesium Hidroksida adalah tak larut di dalam alkohol, air, eter, dan
kloroform. Magnesium Hidroksida merupakan antasida yang bisa dipakai bersama-
sama Aluminium Hidroksida dalam menetralisir asam lambung, seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Itu karena karakter dari Magnesium Hidroksida yang larut pada
asam encer.
Pada tubuh seseorang, kelenjar lambung akan tiap harinya terus memproduksi
cairan lambung dengan sifat asam. Kandungan HCl berkonsentrasi 0.03 M terkandung
dalam cairan tersebut, kondisi ini bisa mengakibatkan lambung menjadi bersifat asam,
dan memiliki pH kurang lebih 1.5.

E. Efek Samping

Efek samping yang terkadang dapat dialami pasien selama menggunakan antasida ini
adalah diare dan kram perut. Walau jarang, antasida ini juga dapat menyebabkan efek
samping yang serius, seperti dehidrasi dan kadar magnesium yang terlalu tinggi.
Magnesium yang berlebihan dapat memicu keracunan pada pasien dengan gangguan
ginjal.

7
F. Farmakodinamik

Amphojel dan Maalox menetralkan asam lambung, termasuk asam hidroklorida,


dan meningkatan Ph dari sekresi lambung (pH yang tinggi membuat pepsin tidak aktif).
Awitan kerja bagi kedua obat ini cukup cepat, tetapi lama kerjannya bervariasi
tergantung apakah antasida dipakai bersama atau tanpa makan. Jika antasida dimakan
setelah makan, maka kerjannya bisa mencapai 3 jam arena makanan memperlambat
pengosongan lambung. Dosis yang lebih kerap mungkin diperlukan apabila antasida
diberikan dalam suatu periode berpuasa atau pada awal pengobatan.
Interval dosis yang ideal untuk antasid adalah 1 sampai 3 jam sesudah makan
(sekresi asam maksimum terjadi setelah makan) dan pada waktu tidur. Antasid yang
diminum sewaktu perut kosong efektif untuk 30-60 menit. Sebelum minum obat ini
akan berjalan ke duodenum. Tablet kunyah harus diiuti dengan meminum air (2-4 oz)
untuk memastikan bahwa obat mencapai lambung tetapi tidak boleh minum lebih dari
4 oz air, karena air mempercepat pengosongan lambung.
Dosis antasid ditentukan menurut perintah dokter atau sesuai aturan pakai obat
pada label (1-2 sendok teh atau 5-10 ml). Kelebihan dosis akan menyebabkan
timbulnya efek samping dan absorpsi sistemtik. Tabel 34-3 memuat data obat antasid.
Antasid yang mengandung garam magnesium merupakan kontraindikasi untuk
klien yang mengalami gangguan fungsi ginjal karena adanya risiko hipermagnesemia.
Pemakaian aluminium hidroksida yang lama dapat menyebabkan hipofosfatemia
(fosfat serum rendah). Jika timbul hipofosfatemia karena fungsi ginjal yang buruk,
dapat diberikan aluminium hidroksida untuk menurunkan kadar fosfat. Pada klien yang
memiliki ganguan fungsi gunjal, menelan garam aluminium dapat menyebabkan
ensefalopati karena penimbunan aluminium pada otak.

8
G. Farmakokinetik

Aluminium hidroksida (Amphojel) merupakan salah satu dari antasid yang pertama
kali dipakai untuk menetralkan asam hidroklorida. Produk-produk aluminium saering
dipakai untuk menurunkan fosfat serum yang tinggi (hiperfosfatemia). Karena
aluminium hidroksida sendiri dapat menyebabkan sembelit dan produk magnesium
sendiri dapat menyebabkan diare, kombinasi obat, seperi aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida (Maalox) menjadi semakin populer.
Hanya sejumlah kecil Amphojel dan Maalox diserap melalui saluran
gastrointestinal. Obat-obat ini terutama terikat pada fosfat dan dikeluarkan melalui
tinja. Sejumlah kecil di serap diekskresikan melalui urin.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida


yang diberikan secara oral (diminum) dan berfungsi untuk menetralkan asam lambung.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain
menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung
dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium
hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja panjang.
Alumunium hidroksida dapat menyebabkan konstipasi dan magnesium hidroksida
menyebabkan diare, dengan memadukan keduanya akan dapat meminimalisir efek
samping yang ditimbulkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/13375133/makalah_farmasi. Diakses pada 20 Maret 2016

Pramono. 2012. Obat Maag (antasida).


http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/03/MODUL-PERCOBAAN-II-
obat-maag.pdf. Diakses pada 19 Maret 2016.

Riyanti, Sri dan Endah, Priyastuti. 2013. Farmakologi. Jakarta: P2B Community.

11

Você também pode gostar