Você está na página 1de 37

KATA PENGANTAR

Musyawarah Nasional II telah dilaksanakan pada tanggal 17-18 Juli


2009 di Surabaya, dengan menghasilkan beberapa keputusan antara lain
perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan menetapkan
program kerja, serta pemilihan Ketua Umum HIPKABI periode 2009-2013.

Susunan Kepungurusan HIPKABI periode 2009-2013 juga sudah


terbentuk dan telah dilantik oleh Ketua Umum PP PPNI pada tanggal 19
Juli 2009 di Surabaya. Dan dari Kepengurusan yang ada dibentuklah
Team Perumus untuk menyusun program kerja yang telah ditetapkan
dalam munas.

Dengan Perubahan AD/ART dan disusunnya program kerja


kepengurusan HIPKABI periode 2009-2013, diharapkan dapat bisa
mengakomodasi keinginan anggota dalam rangka memajukan HIPKABI.
Selain itu kepada seluruh Pengurus Pusat, Daerah, Wilayah, Cabang agar
mensosialisasikannya kepada anggota sesuai dengan tingkatannya dan
melaksanakan apa yang telah ditetapkan dengan penuh tanggung jawab.

Demikian hal ini disampaikan kepada seluruh jajaran pengurus dan


anggota HIPKABI di seluruh Indonesia, Mudah-mudahan Allah SWT
senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua,
kiranya apa yang kita lakukan menjadi awal baik sebagai tanda
pengabdian kita kepada Allah SWT amin

Jakarta,Agustus 2009

PP HIPKABI

Suyatno, SKM

Ketua Umum
REKAPITULASI

HASIL MUSYAWARAH NASIONAL II HIPKABI

SURABAYA, 17-18 JULI 2009

SEKRETARIAT HIPKABI:
INSTALASI KAMAR OPERASI RSPAD GATOT SOEBROTO
JL. DR. ABDUL RAHMAN SALEH NO. 24
JAKARTA PUSAT
TELP: + 62-21 3518558 FAX : + 62-21 351 4154
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................ i

SUSUNAN PENGURUS ............................ ii

VISI DAN MISI ............................ 1

ANGGARAN DASAR ............................ 2

ANGGARAN RUMAH TANGGA ............................ 18

PROGRAM KERJA

LAMPIRAN
SEKRETARIAT HIPKABI:
INSTALASI KAMAR OPERASI RSPAD GATOT SOEBROTO
JL. DR. ABDUL RAHMAN SALEH NO. 24
JAKARTA PUSAT
TELP: + 62-21 3518558 FAX : + 62-21 351 4154
VISI :

Menjadi organisasi profesi yang mampu memberikan pelayanan


profesional dalam menghadapi era globalisasi.

MISI :

1. Mengembangkan profesionalisme perawat kamar bedah dalam


memberikan pelayanan di kamar bedah.
2. Mengembangkan kemampuan SDM perawat kamar bedah melalui
pendidikan / pelatihan berkelanjutan yang berbasis kompetensi.
3. Menggalang kebersamaan antar anggota melalui kegiatan ilmiah.
4. Meningkatkan kesejahteraan anggota.
MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia
sebagai mahluk yang paling sempurna dan di beri potensi untuk bisa
mengembangkan diri dalam mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, yaitu
membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila &
UUD45, juga merupakan komitmen dan tanggung jawab seluruh rakyat
Indonesia yang dalam hal ini termasuk HIPKABI.

Dengan makin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kesejahteraan


dan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan Ilmu dan
Tekhnologi (IPTEK), menuntut adanya tenaga-tenaga yang berkualitas,
pu/ terampil dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan kamar bedah.

Bahwa merupakan suatu keharusan bagi seluruh tenaga perawat kamar


bedah di Indonesia untuk menyatu dalam suatu wadah organisasi profesi
yang kokoh, kuat, dinamis dan mandiri.

Serta untuk meningkatkan kompetensi profesi mencakup; pengetahuan,


ketrampilan, sikap, serta akuntabilitas dalam keperawatan kamar bedah
sesuai dengan standart ciri-ciri praktek keprofesian yang diperoleh
melalui pendidikan dasar dan lanjutan perawat kamar bedah.
ANGGARAN DASAR

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA

BAB I

NAMA, BENTUK, SIFAT DAN AZAS ORGANISASI

Pasal 1

Nama Organisasi

Organisasi ini diberi nama Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia


disingkat HIPKABI.

Pasal 2

Bentuk Organisasi

Organisasi ini sebagai wadah yang menghimpun perawat kamar bedah


seluruh Indonesia dibawah PPNI.

Pasal 3

Sifat Organisasi

HIPKABI adalah organisasi perawat yang bersifat bebas, demokratis,


bertanggung jawab dan aspiratif serta tidak berafiliasi pada organisasi
sosial politik apapun.

Pasal 4

Azas Organisasi

HIPKABI berazaskan Pancasila dan UUD 45 dengan bercirikan kemitraan,


kebersamaan, gotong royong, musyawarah & mufakat untuk mencapai
tujuan.
BAB II

PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 5

Pembentukan

1) HIPKABI dibentuk di Jakarta pada tanggal Limabelas Bulan


November Tahun Duaribu, pukul Limabelas, Waktu Indonesia
Bagian Barat.
2) HIPKABI dibentuk untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 6

Kedudukan

1) PP HIPKABI berkedudukan di Jakarta / Ibu Kota Negara Republik


Indonesia.
2) PD berkedudukan di Ibu kota Propinsi dan PC berkedudukan di
Kabupaten/ kota/wilayah.

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 7

Maksud

Menjadikan HIPKABI sebuah wadah untuk mempersatukan perawat


kamar bedah di seluruh Indonesia.

Pasal 8

Tujuan

1) Menjadikan HIPKABI sebagai tempat untuk menggali dan


mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) perawat
kamar bedah.
2) Menjadikan HIPKABI tempat untuk menambah wawasan, ilmu,
pengetahuan dan ketrampilan khususnya tentang keperawatan
kamar bedah sesuai perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi
3) Terbinanya sikap solidaritas bagi sesama anggota dalam
mempertanggung-jawabkan hak-hak dan kewajibannya sebagai
perawat kamar bedah.

BAB IV

FUNGSI DAN PERAN

Pasal 9

Fungsi

1) Organisasi ini berfungsi untuk menampung aspirasi dan kreatifitas


anggota untuk mencapai tujuan bersama.
2) Memfasilitasi perlindungan dan pembelaan terhadap anggotanya.

Pasal 10

Peran

Organisasi ini berperan untuk mengarahkan dan memelihara serta


mewujudkan cita-cita perawat kamar bedah yang mandiri dan
professional .

BAB V

LAMBANG/ LOGO DAN ETIKA

Pasal 11

Lambang/ Logo Organisasi

Lambang HIPKABI perwujudan dari:

1) Bendera Merah Putih berkibar:


Melambangkan organisasi ini adalah perhimpunan perawat kamar
bedah yang berkibar diseluruh wilayah Indonesia.

2) Anyaman tambang membentuk lingkaran penuh:


Melambangkan ikatan persatuan dan persaudaraan, diantara
sejawat perawat kamar bedah di seluruh Indonesia.
3) Dua garis tepi lingkaran berwarna putih:
Melambangkan jalinan rasa persahabatan yang tulus diantara
sejawat perawat kamar bedah di Indonesia.

4) Tulisan dalam lingkaran:


Melambangkan nama organisasi ini adalah Himpunan Perawat
Kamar Bedah Indonesia/ Indonesian Operating Room Nurses
Association.

5) Bintang berwarna kuning:


Melambangkan bahwa organisasi ini dapat berkembang dan
bersinar diantara organisasi-organisasi seminat lainnya di
Indonesia.

6) Dasar tulisan dalam lingkaran berwarna merah marun:


Melambangkan organisasi ini berani dalam menghadapi persaingan
bebas bagi perawat kamar bedah di era globalisasi.

7) Gambar tangan memegang pemegang jarum:


Melambangkan organisasi ini sebagai wadah bagi sejawat perawat
kamar bedah yang mampu memberikan pelayanan pembedahan
yang optimal.

8) Gambar tangan menerima pemegang jarum:


Melambangkan bahwa perawat kamar bedah harus dapat
bekerjasama dan diterima dalam tim dimanapun dia berada.

9) Dasar lingkaran berwarna biru dongker:


Melambangkan organisasi yang besar bagaikan samudera yang luas
yang mampu menampung aspirasi sejawat perawat kamar bedah di
Indonesia.

Pasal 12

Etika

1) Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perawat kamar bedah


dalam bentuk apapun yang mengatasnamakan organisasi HIPKABI
harus sepengetahuan dan mendapatkan ijin dari PP HIPKABI.
2) Setiap pembentukan organisasi yang berkaitan dengan kegiatan
kamar bedah harus sepengetahuan dan mendapat ijin dari PP
HIPKABI
BAB VI

SUSUNAN DAN KEPENGURUSAN ORGANISASI

Pasal 13

Susunan Organisasi

Susunan organisasi terdiri dari organisasi tingkat Pusat, Provinsi,


Kabupaten/Kota/wilayah.

Pasal 14

Susunan Pengurus

Susunan pengurus organisasi terdiri dari:

1) Pengurus Pusat
2) Pengurus Daerah
3) Pengurus Cabang Kabupaten/ Kota/Wilayah

Pasal 15

Dewan Pertimbangan

Dewan Pertimbangan terdiri dari :

1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota

Pasal 16

Komposisi Kepengurusan

1) Komposisi Pengurus Pusat HIPKABI

Pengurus Pusat HIPKABI terdiri dari:

(a) Ketua Umum


(i) Ketua I
(ii) Ketua II
(b) Sekretaris Umum
(i) Sekretaris I
(ii) Sekretaris II
(c) Bendahara Umum
(i) Bendahara I
(ii) Bendahara II
(d) Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM
(i) Ketua
(ii) Anggota
(e) Bidang Pengembangan Organisasi
(i) Ketua
(ii) Anggota
(f) Bidang Dana
(i) Ketua
(ii) Anngota
(g) Bidang Hukum dan Tertib Organisasi
(i) Ketua
(ii) Anggota
(h) Bidang Sosial Kemasyarakatan
(i) Ketua
(ii) Anggota
(i) Bidang Humas dan Publikasi
(i) Ketua
(ii) Anggota
(j) Bidang Usaha dan kesejahteraan
(i) Ketua
(ii) Anggota

(2) Ada keterwakilan daerah dalam komposisi pengurus pusat


(3) Komposisi Pengurus Propinsi,Kabupaten/Kota/wliayah
mengacu kepengurusan pusat
(4) Ketua, sekretaris, bendahara tidak boleh merangkap jabatan.

Pasal 17

Masa Kepengurusan

1) Pengurus Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia dipilih untuk


masa bakti empat tahun.
2) Ketua Umum, Ketua Pengurus Provinsi, Ketua Pengurus Kabupaten/
Kota / wilayah hanya dapat dipilih untuk dua periode kepengurusan
berturut-turut.
Pasal 18

Wewenang dan Kewajiban

1) Pengurus Pusat adalah pelaksana organisasi tertinggi yang bersifat


kolektif ditingkat pusat.

a) Dalam melaksanakan tugasnya pengurus pusat berwenang:

(i) Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi


ditingkat nasional berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan
Musyawarah Nasional, hasil rapat tingkat nasional serta
peraturan organisasi lainnya.
(ii) Mensyahkan Komposisi dan Pengurus Daerah.

b) Pengurus Pusat HIPKABI berkewajiban:

(i) Memberikan pertanggungjawaban organisasi pada


musyawarah nasional.
(ii) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan
organisasi berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
Tangga, Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan
Musyawarah Nasional, hasil rapat tingkat nasional serta
peraturan organisasi lainnya.

2) Pengurus Daerah adalah badan pelaksana organisasi yang bersifat


kolektif di provinsi.

a) Pengurus Daerah berwenang:

(i) Menentukan dan melaksanakan kebijaksanaan organisasi


diwilayah kerjanya berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan
Musyawarah, dan hasil rapat tingkat nasional maupun tingkat
daerah serta peraturan organisasi lainnya.

(ii)Mensyahkan komposisi Pengurus Cabang Kabupaten/ Kota.

b) Pengurus Daerah berkewajiban:


(i)Memberikan pertanggungjawaban organisasi pada
musyawarah daerah.

(ii)Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan organisasi


diwilayah kerjanya berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah hasil rapat tingkat
nasional, maupun daerah serta peraturan organisasi lainnya.

3) Pengurus Cabang Kabupaten/ Kota / wilayah adalah badan


pelaksana organisasi yang bersifat kolektif di Kabupaten/ Kota.

a) Pengurus Kabupaten/ Kota / wilayah berwenang:

(i) Menentukan kebijaksanaan organisasi diwilayah kerjanya


berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga,
Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan Musyawarah
Daerah dan hasil rapat tingkat nasional, daerah, dan
Kabupaten/ kota serta peraturan organisasi lainnya.

b) Pengurus Cabang Kabupaten/ Kota / wilayah berkewajiban:

(i) Memberikan pertanggungjawaban pada musyawarah cabang.

(ii)Melaksanakan segala ketentuan kebijaksanaan organisasi


berdasarkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga,
Garis-Garis Besar Program Kerja.

BAB VII

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA

Pasal 19

Musyawarah dan Rapat Kerja

Musyawarah dan rapat kerja diatur sebagai berikut;

1) Musyawarah Nasional (Munas )


2) Musyawarah Daerah
3) Musyawarah Cabang
4) Musyawarah Luar Biasa
5) Rapat Kerja terdiri dari;
a) Rapat Kerja Nasional.

b) Rapat Kerja Daerah

c) Rapat Kerja Cabang

6) Rapat Pimpinan

Pasal 20

Musyawarah Nasional

1) Musyawarah Nasional (MUNAS) merupakan pemegang kedaulatan


dan pelaksanaan kekuasaan tertinggi oraganisasi.

2) Musyawarah Nasional diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali dan


dihadiri oleh :
a) PP HIPKABI

b) PD HIPKABI

c) PC HIPKABI

3) Musyawarah Nasional berwenang untuk :


a) Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga HIPKABI
b) Menilai laporan pertanggung jawaban PP HIPKABI
c) Menetapkan rencana jangka panjang organisasi HIPKABI
d) Memilih dan menetapkan Ketua Umum
e) Membentuk Tim verifikasi apabila diperlukan

4) Penundaan Musyawarah Nasional mengikuti aturan sebagai berikut

a) Musyawarah Nasional paling lama 6 (enam) bulan atas


persetujuan pengurus PP HIPKABI.
b) Apabila setelah ditunda 6 (enam) bulan ternyata tidak dapat
dilaksanakan musyawarah anggota maka atas kesepakatan
sekurang-kurangnnya 2/3 dari seluruh pengurus HIPKABI Daerah
dapat dibentuk Tim independent dengan tugas melaksanakan
Musyawarah Nasional

Pasal 21

Musyawarah Nasional Luar Biasa


1) Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan atas
permintaan sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh jumlah pengurus
daerah HIPKABI.

2) Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat dilaksanakan bilamana :


a) Oraganisasi berada dalam keadaan darurat atau keadaan yang
membahayakan Persatuan dan Kesatuan dan atau keadaan
lainnya yang membahayakan kelangsungan hidup organisasi.

b) Adanya suatu keadaan yang dihadapi oleh oraganisasi yang


mengharuskan perlunya perubahan Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga.

c) Apabila tidak diselenggarakan Musyawarah nasional Luar Biasa


dalam waktu 2 (dua) bulan sejak permintaan maka atas
kesepakatan sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh pengurus
HIPKABI dapat dibentuk Tim Independent dengan tugas
melaksnakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.

3) Kekuatan / kewenangan dari Musyawarah Nasional Luar Biasa


adalah sama dengan Musyawarah Nasional.

Pasal 22

Musyawarah Daerah

1) Musyawarah Daerah dilakukan 4 (empat) tahun sekali dan dihadiri


oleh :
a) Utusan DPP HIPKABI

b) PD HIPKABI

c) PC HIPKABI

2) Musyawarah Daerah berwenang untuk :

a) Menilai laporan pertanggung jawaban PD HIPKABI

b) Menetapkan rencana kerja jangka panjang daerah sebagai


penjabaran dari rencana kerja jangka panjang Organisasi

c) Memilih dan menetapkan ketua serta wakil ketua PD HIPKABI.

d) Membentuk tim verifikasi bila diperlukan.


Pasal 23

Musyawarah Cabang

1) Musyawarah Cabang dilakukan 4 (empat) tahun sekali dan dihadiri


oleh :
a) Utusan PD HIPKABI

b) PC HIPKABI

c) Perwakilan Rumah Sakit yang merupakan anggota HIPKABI.

2) Musyawarah Cabang berwenang untuk :

a) Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus PC HIPKABI

b) Menetapkan rencana kerja jangka panjang cabang sebagai


penjabaran dari rencana kerja jangka panjang Organisasi

c) Memilih dan menetapkan ketua PC HIPKABI.

d) Membentuk tim verifikasi bila diperlukan.

Pasal 24

Rapat Kerja Nasional

1) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) mempunyai tugas mengevaluasi


dan menilai serta merekomendasikan program organisasi yang
dilaksanakan oleh seluruh perangkat organisasi.
2) Rapat Kerja Nasional berwenang menetapkan pedoman tindak
lanjut pelaksanaan progaram organisasi.
3) Rapat Kerja Nasional dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu periode kepengurusan.
4) Rapat Kerja Nasional diikuti oleh :
a) PP HIPKABI

b) PD HIPKABI

c) PC HIPKABI

d) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh PP HIPKABI


5) Rapat Kerja Nasional adalah forum evaluasi, konsultasi dan
informasi dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan
koordinasi pelaksanaan rencana kerja organisasi.

Pasal 25

Rapat Kerja Daerah

1) Rapat Kerja Daerah adalah forum evaluasi, konsultasi dan informasi


dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan rencana kerja di tingkat daerah.
2) Rapat Kerja Daerah diikuti :
a) PD HIPKABI

b) PC HIPKABI

c) Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 ( satu )


tahun

d) Rapat Kerja Daerah dipimpin oleh PD HIPKABI.

Pasal 26

Rapat Kerja Cabang

1) Rapat Kerja Cabang adalah forum evaluasi, konsultasi dan informasi


dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan rencana kerja di tingkat cabang.

2) Rapat Kerja Cabang diikuti :


a) PC HIPKABI

b) Anggota HIPKABI perwakilan Rumah Sakit

c) Rapat Kerja Cabang diadakan sekurang-kurangnya 1 ( satu ) kali


dalam satu periode kepengurusan

d) Rapat Kerja Cabang dipimpin oleh PC HIPKABI.

Pasal 27

Rapat Umum Pengurus

1) Rapat Umum Pengurus diselenggarakan untuk :


a) Pemberhentian atau pergantian pengurus PP HIPKABI.
b) Pembehentian atau pergantian pengurus PD/PC HIPKABI

2) Rapat Pengurus yang diselenggarakan sebagaimana disebut pada


ayat 1 (satu) butir a dan b dihadiri oleh seluruh pengurus PP
HIPKABI, seluruh pengurus PD/PC HIPKABI.
3) Pengangkatan pengurus sebagai pengganti pengurus yang
diberhentikan dilakukan pada Rapat Umum Pengurus.
4) Pengangkatan Pengurus inti cabang (Ketua, Wakil Ketua) dipimpin
utusan pengurus PP HIPKABI dengan cara pemilihan umum para
anggota PD/PC HIPKABI dan calon pengurus diusulkan anggota
PD/PC HIPKABI dan dalam pelaksanaannya dilakukan ditempat
PD/PC HIPKABI yang bersangkutan.
5) Rapat Umum dimaksud pada ayat 2 (dua) dapat dilaksanakan di
Pusat maupun di Daerah / Cabang.
6) Biaya yang timbul dibebankan pada penyelenggara masing masing
PD/PC HIPKABI.

BAB VIII

KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 28

Sumber Keuangan

1) Uang Pangkal Anggota.


2) Uang Iuran dari Anggota.
3) Usaha-usaha lain yang syah
4) Sumbangan-sumbangan lainnya yang tidak mengikat.

Pasal 29

Kekayaan Organisasi

Kekayaan organisasi terdiri atas; benda-benda yang bergerak dan tidak


bergerak digunakan untuk kegiatan organisasi.

BAB IX

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 30

Perubahan Anggaran Dasar

Perubahan anggaran dasar ini hanya dapat diadakan di dalam suatu


Munas (Musyawarah Nasional).
BAB X

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 31

Pembubaran Organisasi

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan didalam suatu Musyawarah


Nasional yang khusus untuk itu dengan ketentuan memenuhi Quorum.

Dalam hal organisasi dibubarkan maka kekayaan organisasi diserahkan


kepada Lembaga/ Badan Soisal di Indonesia.

BAB XI

PENUTUP

Pasal 32

Penutup

1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar ini diatur


lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.
2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Surabaya,

Pada tanggal: 18 Juli 2009

Ketua Sidang Sekretaris


Suyatno, SKM Yani Sriyani, SKp

ANGGARAN RUMAH TANGGA

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA

BAB I

UMUM

Pasal 1

Penjelasan Umum

1) Yang dimaksud dengan perawat kamar bedah dalam organisasi ini


adalah seseorang yang telah menempuh serta lulus dalam pendidikan
formal dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah
disyahkan oleh pemerintah/ terakreditasi dan telah lulus dari
pendidikan dasar perawat kamar bedah.
2) Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia yang selanjutnya disingkat
HIPKABI merupakan pembaharuan dan perpaduan serta kelanjutan
dari berbagai macam dan corak organisasi seminat yang sejenis yang
berdiri sejak 15 November 2000 pada saat acara pertemuan perawat
kamar bedah seluruh Indonesia di Dr RS. Cipto Mangunkusumo
Jakarta, tersebar diseluruh tanah air dengan visi, misi dan tujuan yang
sama.
3) HIPKABI adalah organisasi profesi seminat yang program kerjanya
terutama menekankan pada kegiatan yang meningkatkan mutu dan
ketrampilan perawat kamar bedah di Indonesia.
4) Ruang lingkup dan keanggotaan HIPKABI adalah seluruh tenaga
keperawatan di kamar bedah baik yang masih aktif maupun tidak aktif
termasuk pensiunan serta tenaga lain yang memiliki komitmen yang
tinggi guna memajukan organisasi.
5) Keperawatan kamar bedah adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan perioperatif
yang merupakan area praktek spesifik untuk menyediakan asuhan
keperawatan pada klien yang akan dilakukan pembedahan, perioperatif
mencakup tiga fase; yaitu pre, intra, dan post operasi. Pre operatif
dimulai dari klien tiba diruang penerimaan sampai dengan klien masuk
kamar bedah. Intra operatif dimulai dari klien masuk kamar bedah dan
berakhir sampai dengan klien masuk ruang pemulihan/ Unit pelayanan
post anesthesi, sedangkan Post operatif adalah mulai dari dari klien
masuk kamar pemulihan sampai kondisi pulih dan interfensi operasi.
6) Profesi keperawatan kamar bedah dalam anggaran rumah tangga ini
adalah pelayanan keperawatan kamar bedah dengan kriteria sebagai
berikut;
a) Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan kamar
bedah yang terus menerus diwujudkan dalam praktek keperawatan
kamar bedah.
b) Memiliki otonomi.
c) Memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat.
d) Mandiri dalam melaksanakan fungsi dan perannya melaksanakan
praktek keperawatan dikamar bedah berdasarkan standar dan kode
etik keperawatan dikamar bedah.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 2

Syarat Syarat Anggota

1) Anggota HIPKABI terdiri dari:

1.1 Anggota penuh

a) Warga negara indonesia.

b) Seorang perawat yang masih bekerja dikamar Bedah yang


mempunyai SK penempatan dari Pimpinan Rumah Sakit.

c) Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh


organisasi.

d) Menyatakan diri untuk menjadi anggota HIPKABI melalui


pengisian formulir keanggotaan pada unit organisasi terkait.

1.2.Anggota kehormatan :

Tenaga keperawatan yang masih bekerja sebagai profesi


keperawatan maupun di struktural dan pensiunan serta profesi
lain non perawat yang memiliki komitmen yang tinggi dan
dibutuhkan dalam mengembangkan HIPKABI.

Pasal 3

Syarat Syarat Pembuatan Kartu Anggota


1) PD diberi kewenangan membuat kartu anggota dengan nomor
registrasi dari PP HIPKABI
2) KTA berlaku selama lima tahun

Pasal 4

Kewajiban Anggota

1) Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan


Angaran Rumah Tangga organisasi

2) Membayar uang pangkal dan uang iuran organisasi kecuali anggota


kehormatan

3) Mentaati dan melaksanakan kewajiban organisasi

4) Menghadiri rapat-rapat yang diadakan oleh organisasi

5) Menyampaikan usul-usul dan saransaran untuk mencapai tujuan yang


digariskan dalam program kerja.

6) Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen dan


konsisten pada hal-hal yang bersifat positif.

7) Setiap calon anggota yang akan menjadi anggota membayar uang


pangkal organisasi sebanyak Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah).

8) Setiap anggota diwajibkan membayar uang iuran organisasi sebesar


Rp. 5000,00 (lima ribu rupiah) setiap bulan.

9) Biaya pembuatan/perpanjangan KTA Rp 10.000,00 (sepuluh ribu


rupiah)

Pasal 5

Hak Anggota

1) Setiap anggota berhak mendapatkan kesempatan mengembangkan


karier, memperoleh pembelaan dan perlindungan dari organisasi.

Pasal 6

Pemberhentian Anggota
1) Anggota berhenti atau hilang keanggotaannya karena :

a) Meninggal dunia.

b) Permintaan sendiri secara tertulis.

c) Diberhentikan oleh Pimpinan Pusat melalui rapat pengurus baik di


tingkat Pusat, Daerah maupun Cabang setelah terbukti berbuat hal-
hal yang merugikan organisasi.

2) Tata cara pemberhentian dan hak membela diri anggota diatur dalam
peraturan organisasi.

Pasal 7

Pengkaderan

1) Untuk kesinambungan organisasi perlu dibina kader-kader


kepemimpinan.

2) Kader-kader tersebut telah diteliti dan disaring dengan kriteria :

a) Memiliki prestasi dedikasi dan loyalitas kepada organisasi.

b) Mempunyai bakat pengetahuan dan pengalaman serta


kepemimpinan didalam organisasi keperawatan kamar bedah

c) Tidak pernah melakukan tindakan tercela

3) Ketentuan-ketentuan lain yang dianggap perlu tentang pengkaderan


diatur melalui peraturan organisasi yang disyahkan oleh PP Hipkabi.

Pasal 8

Peringatan dan Skorsing

1). Tindakan disiplin :

a) Teguran.

b) Peringatan tertulis ke I, II, III.

c) Skorsing selama 6 bulan.

d) Pemberhentian.
2).Peringatan

Bilamana mendapat teguran sampai 3 (tiga) kali berturut-turut dan


tidak mengindahkan teguran tersebut, maka diberikan surat
peringatan tertulis I, II dan III.

3). Skorsing

a) Skorsing akan dijalankan bilaman anggota telah mendapatkan


peringatan secara tertulis I, II dan III.

b) Bila pelanggaran dianggap berat, maka yang bersangkutan dapat


langsung di skorsing tanpa melalui peringatan tertulis.

4) Diberhentikan.

BAB III

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS

Pasal 9

Tugas Dan Tanggung Jawab Pengurus

1). Tugas pokok dan tanggung jawab PP HIPKABI :

a) Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan rencana kerja jangka


panjang organisasi.

b) Memilih susunan pengurus pusat.

c) Mensyahkan atau memberhentikan pengurus daerah.

d) Memberikan petunjuk kepada pengurus daerah tentang segala


sesuatu yang berkenaan dengan organisasi.

e) Mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan kebijakan


anggaran pengurus daerah.

2). Tugas dan tanggung jawab ketua umum HIPKABI adalah :

a) Memimpin HIPKABI Pusat.

b) Mengatur dan mengkoordinir pembagian tugas antara ketua I dan


Ketua II, sekretaris umum, bendahara dan koordinator bidang.
c) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Munas
( Musyawarah Nasional ) tentang perkembangan dan penggunaan
keuangan HIPKABI.

3). Tugas dan tanggung jawab Ketua I dan Ketua II.

a) Membantu Ketua umum untuk melaksanakan tugasnya.

b) Melaksanakan pembagian tugas yang diberikan oleh ketua umum


yaitu:

Ketua I membidangi : Bidang Sosial Kemasyarakatan, Bidang


Humas dan Publikasi, Bidang Bina dan Usaha, Bidang dana.

Ketua II membidangi : Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM,


Bidang Hukum dan tertib organisasi dan Bidang pengembangan
organisasi.

4) Tugas dan tanggung jawab sekretaris

a) Membantu Ketua umum, Ketua I dan Ketua II dalam melaksanakan


tugasnya

b) Memimpin dan menyelenggarakan administrasi pengurus pusat.

5) Tugas dan tanggung jawab bendahara

a) Memberikan pendapat dan saran kepada Ketua umum tentang


langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang keuangan

b) Melaksanakan tugas yang diberikan Ketua umum dibidang


keuangan organisasi

c) Membuat laporan keuangan organisasi secara berkala didalam


sidang-sidang organisasi

d) Menyelenggarakan pembukuan sekurang-kurangnya sebagai berikut


:

(d.1) Penerimaan, teridiri dari hasil iuran uang pangkal dari usaha-
usaha lain
(d.2) Pengeluaran, terdiri dari biaya pengurus, tata usaha,
perjalanan, biaya sosial, pengeluaran proyek, serta program-
program lain.

e) Bertanggung jawab dalam pengelolaan dana dan aset organisasi.

6) Tugas dan tanggung jawab koordinator bidang pendidikan dan


pengembangan SDM personil HIPKABI :

Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

7) Tugas dan tanggung jawab koordinator bidang pengembangan


organisasi:

Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

8) Tugas dan tanggung jawab koordinator bidang dana:

Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

9) Tugas dan tanggung jawab koordinaator bidang hukum dan tertib


organisasi:

Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya

10)Tugas dan tanggung jawab koordinator bidang sosial kemasyarakatan:

Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

11) Tugas dan tanggung jawab koordinator bidang humas dan publikasi:

Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

12) Tugas dan tanggung jawab koordinator bidang bina usaha:

Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

BAB IV

PEMILIHAN PENGURUS

Pasal 10

Pengurus HIPKABI Pusat

1) Tata cara pemilihan pengurus PP HIPKABI diatur dengan ketetapan


Munas (Musyawarah Nasional)
2) Pengurus PP HIPKABI dipilih dan ditetapkan oleh Munas (Musyawarah
Nasional)
3) Ketua, sekretaris dan bendahara PP HIPKABI berdomisili di Ibu kota
Negara

Pasal 11

Pengurus HIPKABI Daerah

1) Tata cara pemilihan pengurus HIPKABI daerah diatur dalam ketetapan


musyawarah daerah.
2) Pengurus HIPKABI daerah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah
daerah
3) Pengurus HIPKABI daerah disyahkan oleh PP HIPKABI

Pasal 12

Pengurus HIPKABI Cabang

1) Tata cara pemilihan pengurus HIPKABI Cabang diatur dalam ketetapan


musyawarah cabang.
2) Pengurus HIPKABI Cabang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah
Cabang
3) Pengurus HIPKABI Cabang disyahkan oleh PD HIPKABI

Pasal 13

Syarat- Syarat Pengurus Organisasi

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2) Sehat jasmani dan rohani
3) Berasal dari anggota yang berpengalaman, mempunyai kepribadian
yang baik, prestasi, dedikasi, loyalitas yang tinggi.
4) Mempunyai integritas yang tinggi serta wawasan yang luas.
5) Mampu bekerjasama secara kolektif serta mampu meningkatkan dan
mengembangkan peranan organisasi.
6) Sanggup bekerja aktif dalam organisasi.
7) Memiliki jiwa kepemimpinan dengan memperjuangkan kepentingan
organisasi.
8) Menjunjung tinggi kode etik organisasi.

Pasal 14
Penggantian Pengurus Antar Waktu

1) Penggantian kepengurusan organisasi dalam satu masa jabatan


dimungkinkan apabila:
a) Berhenti atas permintaan sendiri.
b) Pindah ketempat lain yang mengakibatkan yang bersangkutan
tidak dapat aktif lebih dari satu tahun.
c) Pengurus meninggal dunia.

2) Kewenangan pemberhentian pengurus pada ayat 1 (satu), diatur


sebagai berikut:

a. Untuk pengurus pusat dilakukan oleh rapat pleno pusat.


b. Untuk pengurus provinsi dilakukan oleh pengurus pusat atas
usul pengurus wilayah.
c. Untuk pengurus kabupaten atau wilayah dilakukan oleh
pengurus provinsi atas usul pengurus kabupaten/ wilayah dan
dilaporkan kepada pengurus pusat.

Pasal 15

Pengisian Kekosongan Kepengurusan

1) Pengisian kekosongan antar waktu pada pengurus pusat dilakukan


melalui rapat pleno.

2) Pengisian kekosongan antar waktu pada pengurus provinsi ditetapkan


oleh pengurus pusat atas usul pengurus provinsi.

3) Pengisian kekosongan antar waktu pada pengurus


Kabupaten/kota/wilayah ditetapkan oleh penggurus provinsi atas usul
pengurus Kabupaten/kota/wilayah dan dilaporkan kepada pengurus
pusat.

Pasal 16

Pengakuan dan Syahnya Pengurus

1) Susunan dan personil pengurus yang telah terbentuk harus


mendapatkan pengakuan dari PPNI setempat.
2) Segera dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah pengurus dibentuk
dan diumumkan dalam acara pemilihan supaya dilakukan upacara
pengukuhan atau pelantikan oleh PP PPNI,Provinsi, Kabupaten/kota.
3) Pengurus yang sudah diangkat dengan janji sebagaimana ketentuan
ayat 2 (dua) diatas adalah dinyatakan sudah mendapat pengakuan dan
syah menurut organisasi.

BAB V

MUNAS ,MUSDA DAN MUSCAB

Pasal 17

Syarat Syah Musyawarah

Musyawarah Nasional atau disingkat MUNAS dan Musyawarah Nasional


Luar Biasa atau disingkat MUNASLUB, musyawarah daerah disingkat
MUSDA dan musyawarah cabang atau disingkat MUSCAB dinyatakan syah
apabila dihadiri sekurang-kurangnnya 2/3 dari jumlah peserta yang
berhak hadir atau Quorum.

Pasal 18

Pengambilan Keputusan

1) Keputusan musyawarah diambil atas dasar musyawarah mufakat.


2) Apabila musyawarah dan mufakat seperti yang dimaksud pada ayat 1
(satu) pada pasal ini tidak memungkinkan, maka sebagai jalan terakhir
diadakan pemungutan suara atas dasar suara terbanyak.

Pasal 19

Hak Suara Dalam Musyawarah Nasional

1) Yang memiliki hak suara dalam Musyawarah Nasional adalah:


a) Utusan PP HIPKABI sebanyak 10 orang
b) Utusan PD HIPKABI sebanyak 3 orang
c) Utusan PC HIPKABI sebanyak 2 orang
2) Setiap peserta Musyawarah memiliki satu hak suara,
3) Pengamat hanya dapat memberikan masukan, rekomendasi, atau hal-
hal lain yang tidak berhubungan dengan hak suara.

Pasal 20
Hak Suara Dalam Musyawarah Daerah

1)Yang memiliki hak suara dalam Musyawarah Daerah adalah:

a) PD HIPKABI.
b) Utusan PC HIPKABI
4) Setiap peserta Musyawarah Daerah memiliki satu hak suara, kecuali
utusan pengurus PP HIPKABI yang bertindak sebagai pengamat.
5) Pengamat sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) hanya dapat
memberikan masukan, rekomendasi, atau hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan hak suara.

Pasal 21

Hak Suara Dalam Musyawarah Cabang

1. Yang memiliki hak suara dalam Musyawarah Cabang adalah:


a) PC HIPKABI
b) Utusan anggota HIPKABI dari setiap rumah sakit diwilayahnya
2. Setiap peserta Musyawarah Cabang memiliki satu hak suara, kecuali
utusan PD HIPKABI yang bertindak sebagai pengamat.
3. Pengamat sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) hanya dapat
memberikan masukan, rekomendasi, atau hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan hak suara.

BAB VI

PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Pasal 22

1. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan dasar bisa diselenggarakan oleh


PD HIPKABI dengan sepengetahuan dan mendapat ijin dari PP HIPKABI
2. Pendidikan tingkat lanjut hanya diselenggarakan oleh PP HIPKABI
3. Kurikulum pelatihan ditetapkan oleh PP HIPKABI
4. Desain sertifikat ditetapkan oleh PP HIPKABI
5. Setiap kegiatan pelaksanaan pelatihan dan pendidikan harus membuat
laporan kegiatan ke PP HIPKABI

BAB VII

KEUANGAN

Pasal 23
Alokasi Keuangan

1) Pengalokasian uang pangkal dan uang iuran anggota :


a) Untuk PP sebanyak 20%
b) Untuk Pengurus Daerah sebanyak 25%
c) Untuk Pengurus Cabang Kabupaten/Kota/wilayah sebanyak 55%

2) Pembagian uang hasil usaha dari unit pelaksana teknis atau usaha-
usaha lain:
Unit Pelaksana usaha 60% dari pendapatan bersih, sisanya sebanyak
40% dialokasikan dengan rincian sebagai berikut:

a) DPC sebanyak 15 %
b) DPD sebanyak 15 %
c) DPP sebanyak 10 %

3) Pemasukan dan pengeluaran keuangan dari dan untuk organisasi wajib


dipertanggungjawabkan dalam forum musyawarah dan rapat sesuai
tingkat organisasi.

4) Khusus dalam penyelenggaraan Musyawarah Tahunan Nasional/


Daerah semua pemasukan dan pengeluaran keuangan harus
dipertanggung jawabkan kepada Pengurus Pusat/ Daerah/Cabang yang
baru (hasil musyawarah).
5) Segala kekayaan-kekayaan yang dimiliki organisasi pada akhir masa
jabatan kepengurusan harus diserahterimakan kepada pengurus baru
(hasil musyawarah/ rapat anggota).

BAB VIII

PENUTUP

1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
diatur dalam Peraturan Organisasi.
2) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Surabaya,

Pada tanggal: 18 Juli 2009


Ketua Sidang Sekretaris,

Suyatno, SKM Yani Sriyani, SKp

SUSUNAN PENGURUS PUSAT

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA ( HIPKABI )

PERIODE 2009 - 2013

Dewan Pertimbangan :

Ketua : Ngadinah, AMK (RSPAD Gatot Subroto, Jakarta)

Sekertaris : Yupi Yudantari, AMK (RS. Sari Asih, Tangerang)

Anggota : 1. Alexius Mitang (RS. Elisabeth, Bekasi)

2. Rahmat (RSUPN Cipto Mangunkusumo)

3. Nurhayati (RS. Melia, Jakarta)

Ketua Umum : Suyatno, AMK, SKM (RS. Mitra Internasional Jakarta)

Ketua I : Mimi Hartimi, SMIP (RS. Persahabatan Jakarta)

Ketua II : Azis Mulyana, AMK, SKM (RS. Pusat Pertamina, Jakarta)

Sekretaris Umum : Suatmaji, AMK (RS. MH. Thamrin,Jakarta)

Sekretaris I : Romi Andi, AMK (RS. Persahabatan, Jakarta)

Sekretaris II : Ida Karmila, AMK (RS. Budi Lestari, Jakarta)

Bendahara Umum : Yani Sriyani, SKp (RS. Islam Cempaka Putih, Jakarta)

Bendahara I : Rahayu Dinarsih, AMK (RS. Medistra, Jakarta)

Bendahara II : Likhita P (RSPAD Gatot Subroto, Jakarta)


Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM

Ketua : Ns. Dewa Ayu Rai, Skep (RS. Sint. Carolus)

Anggota : Ns. Sugianto, Skep (RS. Pusat Pertamina)

Ns. Asis Wahyu H, Skep (RSAB Harapan Kita, Jakarta)

Antoneta, SKp (RS. Jantung Harapan Kita)

Bidang Pengembangan Organisasi

Ketua : Dwi Puji Astuti,SKM (Klinik Mata Nusantara Jakarta)

Anggota : Hamrani (RS. Tanjung, Kalimantan Selatan)

Kuswanto (RS. Muhammadiah Palembang)

Gradiana (RSUP.DR.Wahidin SH, Makasar)

Hadijah Darus (RSUD DOC 2, Papua)

Bidang Dana

Ketua : Hafni, SPd (RSPAD Gatot Subroto, Jakarta)

Anggota : Dwirini Asih (RSPAD Gatot Subroto, Jakarta)

Dince, AMK (RS. Bella, Bekasi)

Florence M, AMK (RSUPN Cipto Mangunkusumo)

Bidang Hukum dan Tertib Organisasi

Ketua : Sukendar, SKM, SH (RS. Mitra Internasional Jakarta)

Anggota Nurhadi, AMK.,SE MH (RS. Bethesda, Yogyakarta)

Bidang Sosial Kemasyarakatan

Ketua : Suhendar Atmaja, AMK (RS. Islam Pondok Kopi, Jakarta)

Anggota : Thamrin, AMK (RS. Sari Asih Serang, Banten)

Agustinus Selo Eko (RSPAD Gatot Subroto, Jakarta)

Bidang Humas dan Publikasi


Ketua : Sugeng Suryanto, ST (RS. OMNI Alam Sutera)

Anggota : Renah (RS. International Bintaro, Jakarta)

Criswanto (RS OMNI Alam Sutera )

Bidang Usaha dan Kesejahteraan

Ketua : Agustina N, AMK (RS. Mitra Jatinegara, Jakarta)

Anggota : Tatang Sutisna (RS. Pusat Pertamina, Jakarta)

Taufik (RS. Sari Asih, Tangerang)

Jakarta, 20 Agustus 2009

PP HIPKABI

Suyatno, SKM Suatmaji

Ketua Umum Sekretaris Umum

Você também pode gostar