Você está na página 1de 10

e-journal Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

EFEKTIVITAS PROGRAM TRANS SERASI DALAM MENGGURANGI ANGKA


PELANGGARAN LALU LINTAS OLEH PELAJAR SMP DI KOTA TABANAN

Nizar Rahmi, Putu Indra Christiawan, I Wayan Krisna Eka Putra

Jurusan Pendidikan Geografi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {nizarrahmi21@gmail.com, putu.ic87@gmail.com,


krisna.ekaputra@yahoo.com}@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di Kota Tabanan dengan tujuan: (1) Mengidentifikasi sebaran


spasial pelanggaran lalulintas oleh pelajar SMP di Kota Tabanan (2) Mengetahui faktor
yang mempengaruhi pemilihan alat transportasi untuk berangkat dan pulang sekolah oleh
pelajar SMP di Kota Tabanan (3) Mengidentifikasi efektivitas program Trans Serasi dalam
mengurangi angka pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMP di Kota Tabanan. Rancangan
penelitian menggunakan rancangan deskriptif dengan metode kualitatif. Penentuan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara,
observasi, dokumentasi, studi pustaka, dan pencatatan dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Sebaran spasial pelanggaran lalu lintas oleh pelajar
SMP di Kota Tabanan adalah pola tersebar tidak merata (random) (2) Penggunaan alat
transportasi untuk berangkat dan pulang sekolah yang mendominasi adalah penggunaan
jasa Trans Serasi. Penggunaan jasa Trans Serasi didorong oleh 3 faktor yaitu, Trans
Serasi tepat waktu, Trans Serasi praktis dan tidak merepotkan orang tua, dan Trans Serasi
murah (3) program Trans Serasi untuk mengurangi angka pelanggaran lalu lintas oleh
pelajar SMP di Kota Tabanan diketahui efektif terjadi pengurangan pelanggaran dari tahun
2014 berjumlah 99 pelanggaran dan pada tahun 2015 berkurang menjadi 95 pelanggaran
atau terjadi penurunan sebanyak 4,04%.

Kata Kunci: Sebaran Spasial, Alat Transportasi, Trans Serasi, Efektivitas Program

ABSTRACT
The research was conducted in the city of Tabanan with the aimed of : (1) Identify the
spatial distribution of traffic violations by junior high school students in the city of Tabanan
(2) Knowing the factors that influence the selection of a means of transportation to go to
and back from school by junior high school students in the city of Tabanan (3) Identify the
program's effectiveness Trans Serasi in reducing the number of traffic violations by junior
high school students in the city of Tabanan. The design of the study was descriptive
qualitative method. Determination of the sample was using purposive sampling technique.
The data were collected by interview, observation, documentation, literature.
The results showed: (1) the spatial distribution of traffic violations by junior high school
students in the city of Tabanan is not evenly spread pattern (random) (2) The use of means
of transportation to go to and back from school is dominated Trans Serasi service usage.
Usage of Trans Serasi is driven by three factors, namely, Trans Serasi timely, Trans Serasi
practical and not bother parents, and Trans Serasi cost (3) Trans Serasi program reduce
the number of traffic violations by junior high school students in the city of Tabanan known
to be effective there is a reduction violation of 2014 amounted to 99 violations and in 2015
was reduced to 95 violation or a decline of 4.04%.

"Keywords": Spatial Distribution, Transport, Trans Serasi, Effectiveness Program


e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

A. PENDAHULUAN perkotaan mengakibatkan padatnya


Penyelenggaraan lalu lintas dan aktifitas manusia, yang rata-rata
angkutan jalan yang sesuai dengan membutuhkan kendaraan bermotor untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan sarana pemenuhan kebutuhan mobilitas
teknologi, otonomi daerah, serta mereka sehingga terjadilah kemacetan,
akuntabilitas penyelenggaraan negara dan pelanggaran lalu lintas yang
adalah tuntutan perkembangan mengakibatkan keceakaan lalu lintas.
lingkungan strategis nasional dan Kementrian perhubungan 2014
internasional. Lalu lintas dan angkutan mencatat bahwa kota bogor merupakan
jalan mempunyai peran strategis dalam kota yang mengalami kemacetan tertinggi
mendukung pembangunan dan integrasi di Indonesia dengan rata-rata kecepatan
nasional, sebagai bagian dari upaya 15,32 km/jam, dan VC ratio 0,86%. Selain
memajukan kesejahteraan umum (UU RI kemcetan peningkatan kendaraan
No. 22 Tahun 2009). bermotor juga mengakibatkan
Dewasa ini perhatian masih banyak pelanggaran lalu lintas yang berujung
ditujukan pada lalu lintas darat, walaupun pada kecelakaan lalulintas. Menurut BPS
masalah lalu lintas di laut dan udara tidak tahun 2015, jumlah kecelakaan lalu lintas
kalah menariknya, karena angka kejadian tahun 2014 di Indonesia sebanyak
dan kematian pada kecelakaan lalu lintas 109.741 kasus dengan total kerugian
darat sangat tinggi, sehingga dianggap mencapai Rp. 250.021 juta yang di
jalan raya adalah kuburan terpanjang di dominasi oleh sepeda motor. Peningkatan
dunia (Bustan, 2007). Masalah lalu lintas jumlah sepeda motor ini juga terjadi di
di Indonesia diakibatkan oleh adanya Provinsi Bali.
peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Provinsi Bali merupakan barometer
Menurut Badan Pusat Statistik tahun perkembangan pariwisata nasional.
2014, jumlah kendaraan bermotor Provinsi ini tidak hanya terkenal di dalam
mengalami peningkatan dari tahun 2009 negeri tetapi juga di mancanegara. Sektor
sampai dengan tahun 2013. Tahun 2009 pariwisata menjadi sektor andalan bukan
jumlah mobil baik itu mobil pribadi maupun hanya oleh pemerintah daerah, tetapi juga
mobil penumpang sebanyak 14.569.551 sebagian lapisan masyarakatnya.
unit sedangkan jumlah sepeda motor Kedatangan wisatawan mancanegara
52.767.093 unit, kemudian di tahun 2010 (wisman) ke Bali pada tahun 2015
jumlah mobil 15.828.939 unit dan sepeda mencapai 4.001.835 orang. Kunjungan
motor 61.078.188 unit, di tahun 2011 wisatawan mancanegara ke Bali
jumlah mobil 16.762.010 unit dan jumlah mengalami peningkatan dari tahun 2011
sepda motor 68 839 341 unit, pada tahun hingga 2015, pada tahun 2011 jumlah
2012 jumlah mobil 17.9922.141 dan wisman 2.826.709 orang, pada tahun
jumlah sepda motor 76 381 183 dan pada 2012 mengalami peningkatan sebanyak
tahun 2013 jumlah mobil sebanyak 2.949.332 orang, pada tahun 2013
19.386.317 unit dan jumlah sepda motor meningkat menjadi 3.278.598 orang, pada
sebanyak 84 732 652 unit. tahun 2014 jumlah wisman sebanyak
Peningkatan jumlah kendaraan 3.766.638 orang dan pada tahun 2015
bermotor mengakibatkan kepadatan arus meningkat menjadi 4.001.835 orang (BPS
lalu lintas terutama pada daerah Prov. Bali 2016).
perkotaan. Perkotaan memiliki Peningkatan kunjungan wisata
infrastruktur yang baik dibandingkan berdampak pada perkembangan daerah,
daerah pedesaan, hal ini menarik bagi baik itu perkembangan industri, jasa,
masyarakat untuk tinggal di daerah pendidikan, dan infrastruktur. Tempat
perkotaan, sehingga penduduk di daerah wisata yang ada di Bali sering terlihat
perkotaan lebih padat dibandingkan adanya jasa sewa sepeda motor, mode
pedesaan. Padatnya penduduk di daerah transportasi ini mendominasi karena
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

penggunaanya lebih simpel dan efektif pengendara sepeda motor yang masih
serta biaya untuk membelinya pun lebih berada pada jenjang SMA dan SMP.
murah dibandingkan mobil. Sepeda motor Pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMP
tidak hanya dijadikan sebagai bisnis jasa sudah sangat meresakan karena
namun juga digunakan sebagai alat jumlahnya yang tergolong tinggi, ironisnya
transportasi masyarakat sehari- hari. pelajar SMP seharusnya tidak
Ditjen perhubungan darat Provinsi Bali mengendarai kendaraan bermotor baik itu
2013 mencatat jumlah sepda motor di digunakan ketika sekolah dan di luar
Provinsi Bali tahun 2012 sebanyak urusan sekolah karena pelajar SMP yang
2.907.550 unit, sedangkan jumlah mobil rata-rata berusia 14 tahun belum bisa
baik mobil pribadi, bus dan truk hanya memiliki SIM. Fenomena ini dapat
851.670 unit. Jumlah sepeda motor di dijumpai di salah satu kota di Provinsi Bali
Provinsi Bali juga terus mengalami yaitu Kota Tabanan.
peningkatan. Peningkatan ini dilihat dari Kota Tabanan merupakan bagian dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Kawasan Metropolitan Sarbagita
dengan rata-rata peningkatan sebanyak (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan)
2,6%. Pada tahun 2009 jumlah sepda yang ditetapkan sesuai dengan deliniasi
motor sebanyak 2,120,116 unit, di tahun PKN dalam Peraturan Pemerintah No 26
2010 meningkat menjadi 2,395,771 unit, di tentang RTRWN yang terdiri dari Kawasan
tahun 2011 sebanyak 2,709,815, dan di Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar,
tahun 2012 meningkat menjadi 2,907,550 Tabanan (Sarbagita). Kawasan
unit metropolitan Sarbagita, mencakup:
Peningkatan jumlah sepeda motor Denpasar dan Kawasan Perkotaan Kuta
mempengaruhi kehidupan lalu lintas dan sebagai kawasan perkotaan inti yang
menimbulkan beberapa permasalahan memiliki keterkaitan fungsional dalam satu
antara lain sering terjadi kecelakaan sistem metropolitan dengan kawasan
akibat pelanggaran lalu lintas (Permana, perkotaan yang berdekatan di sekitarnya
2012). Pelanggaran lalu lintas yang sebagai sub sistem metropolitan terdiri
dimaksud adalah, pertama atas: Kawasan Perkotaan Mengwi,
mengemudikan kendaraan bermotor Gianyar, Tabanan beserta kawasan
berbalapan di jalan (pasal 297 UULLDAJ), perkotaan lainnya yang lebih kecil yaitu
kedua mengendarai sepeda motor tidak kawasan perkotaan Kerobokan, Jimbaran
mengenakan helm SNI (pasal 291 (RTBL Kota Tabanan, 2013)
UULLDAJ), ketiga mengendarai Adapun potensi dari Kota Tabanan
kendaraan bermotor tidak penuhi adalah, pertama adanya pasar sebagai
persyaratan teknis dan laik jalan yang aktivitas ekonomi yang utama, kedua
meliputi kaca spion, klakson, dll (pasal terdapat RSUD Tabanan, dan rumah sakit
285 UULLDAJ), keempat mengemudikan lainnya sebagai sarana kesehatan
kendaraan bermotor melanggar rambu masyarakat, ketiga terdapat 3 SMP
lalu lintas dan marka jalan (pasal 287 Negeri, yaitu SMP Negeri 1 Tabanan,
UULLDAJ), kelima mengemudikan SMP Negeri 2 Tabanan dan SMP Negeri 3
kendaraan bermotor tidak dilengkapi Surat Tabanan dan 5 SMP swasta, yaitu SMP
Tanda Nomor Kendaraan (STNK), tidak Saraswati 1 Tabanan, SMP PGRI 1
dapat menunjukkan SIM, dan tidak Tabanan , SMP Al-Amin, SMP Harapan,
dilengkapi surat keterangan uji berkala SMP Raudlotul Huffadz. Banyaknya SMP
dan tanda lulus uji berkala (pasal 288 di Kota Tabanan memiliki sisi negatif, yaitu
UULLDAJ), keenam mengemudikan banyak terjadi pelanggaran lalu lintas
kendaraan bermotor tanpa menggunakan yang dilakukan oleh pelajar SMP.
Surat Izin Mengemudi (pasal 281 Berdasarkan penelitian yang
UULLDAJ). dilakukan oleh Pratiwi tahun 2014
Pelanggaran lalu lintas adalah awal menemukan 6 bentuk pelanggaran lalu
dari terjadinya kecelakaan lalu lintas. lintas. Pertama mengemudikan kendaraan
Kecelakaan lalu lintas tidak hanya terjadi bermotor yang tidak dapat
pada orang dewasa, bahakan saat ini memperlihatkan Surat Izin Mengemudi
kecelakaan lalu lintas didominasi oleh (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

(STUJ) yang sah atau tanda bukti lainnya Tindakan yang dilakukan oleh
sesuai peraturan yang berlaku atau dapat pemerintah untuk mengatasi masalah
memperlihatkan tetapi masa berlakunya pelanggaran lalu lintas mulai dari
sudah kadaluarsa. Kedua menggunakan mengambil sangsi tegas agar memberikan
jalan dengan cara yang dapat efek jera rupanya belum berhasil. Ada
membahayakan ketertiban atau anggapan bahwa sangsi positif dapat
keamanan lalu lintas. Ketiga membiarkan meningkatkan ketaatan bagi pelanggarnya
atau memperkenankan kendaraan dan mengurangi pelanggaran yang terjadi
bermotor dikemudikan oleh orang lain (Soekonto, 1998). Pemerintah membuat
yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi suatu kebijakan untuk mengurangi
(SIM). Kempat tidak memenuhi ketentuan pelanggaran tersebut, yaitu suatu program
peraturan perundang-undangan lalu lintas yang disebut dengan Trans Serasi.
jalan tentang penomoran, penerangan, Trans Serasi merupakan sebuah
peralatan, perlengkapan kendaraan. program dari pemerintah Kabupaten
Kelima membiarkan kendaraan bermotor Tabanan yang diresmikan tanggal 7 April
yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat 2014. Trans Serasi merupakan program
tanda nomor kendaraan yang sah, sesuai yang pada dasarnya adalah angkutan kota
dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (angkot) yang di buat untuk menyikapi 1)
yang bersangkutan. Keenam pelanggaran tingginya penggunaan sepeda motor oleh
terhadap perintah yang diberikan oleh pelajar SMP. 2) keterbatasan lahan parkir.
petugas pengatur lalu lintas jalan, rambu- 3) rendahnya penggunaan angkutan
rambu atau tanda yang ada di permukaan umum. Trans Serasi diharapkan dapat
jalan. mengurangi jumlah kecelakaan yang
Jumlah pelanggaran lalu lintas oleh melibatkan pelajar SMP di Kota Tabanan,
pelajar SMP di Kota Tabanan terus mengurangi penggunaan sepeda motor
mengalami peningkatan. Peningkatan oleh pelajar SMP di Kota Tabanan,
tersebut terjadi dari tahun 2011-2013 mengurangi kemacetan di Kota Tabanan
dengan presentase peningkatan dan meningkatkan pelayanan angkutan
pelanggaran sebanyak 58.88%. umum (Dishub kab.Tabanan 2015).
Peningkatan pelanggran lalu lintas oleh Angkutan kota (angkot) Trans Serasi
pelajar SMP di Kota Tabanan pada tahun 2014 melayani 3 (tiga) sekolah
mengakibatkan dampak negaif yaitu utama, yaitu: 1) SMPN 1 Tabanan, 2)
kecelakaan lalu lintas. Satuan Lalu Lintas SMPN 2 Tabanan, 3) SMPN 3 Tabanan
Kabupaten Tabanan tahun 2014 mencatat dan 1 (satu) sekolah tambahahan yaitu
137 kejadian kecelakaan yang melibatkan SMP Saraswati Tabanan. Keempat
pelajar SMP. sekolah tersebut memiliki jumlah pelajar
Pelanggaran yang umum diakukan terbanyak di Kota Tabanan, dengan total
adalah tidak memiliki SIM. Berdasarkan jumlah 3600 pelajar, dan pada tahun 2015
penelitian yang dilakukan Pratiwi tahun angkutan ini juga menyasar semua pelajar
2014 ditemukan pelanggaran tidak yang berada pada trayek Trans Serasi
memiliki SIM di 2 SMP Negeri Tabanan, (Dishub kab.Tabanan. 2015).
yaitu SMPN 2 Tabanan dan SMPN 3 Program ini menjadi urgen untuk
Tabanan, ditemukan pelanggaran lalu diteliti, karena untuk mengetahui
lintas yaitu tidak memiliki SIM yang efektivitas program Trans Serasi dalam
dilakukan oleh pelajar kelas 8C SMPN 2 mengurangi angka pelanggaran lalu lintas
Tabanan dan kelas 8G SMPN 3 Tabanan. pada pelajar SMP di Kota Tabanan.
Pelanggaran lalu lintas yang dilakukan Kemudian menjadi dasar pengembangan
oleh pelajar kelas 8C di SMPN 2 Tabanan program Trans Serasi ke Kecamatan yang
mencapai 20 pelajar dari keseluruhan 48 lain di Kabupaten Tabanan. Sehubungan
pelajar atau dalam presentase sebanyak dengan itu dipandang penting untuk
41.7%. Sedangkan pada kelas 8G di meneliti tentang Efektivitas Program
SMPN 3 Tabanan terdapat 23 pelajar Trans Serasi dalam Mengurangi Angka
yang melanggar dari keselurahan 42 Pelanggaran Lalu Lintas Pada Pelajar
pelajar atau dalam presentase 54.7%. SMP di Kota Tabanan.
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

Penelitian ini bertujuan untuk kondisi lingkungan manusia dan atau


Mengidentifikasi sebaran spasial lingkungan fisikal alami dalam kaitannya
pelanggaran lalulintas oleh pelajar SMP di dengan gejala geosfer di permukaan bumi
Kota Tabanan, Mengetahui faktor yang terkait dengan berbagai variasi kerangka
mempengaruhi pemilihan alat transportasi konseptual (Yunus, 2010: 341). Analisis-
untuk berangkat dan pulang sekolah oleh komparatif digunakan untuk mencari dan
pelajar SMP di Kota Tabanan, menemukan persamaan-persamaan dan
Mengidentifikasi efektivitas program Trans perbedaan-perbedaan fenomena (Arikunto
Serasi dalam mengurangi angka 1989).
pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMP
di Kota Tabanan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebaran Spasial Pelanggaran Lalu
B. METODE PENELITIAN Lintas
Rancangan dalam penelitian ini Jumlah pelanggaran lalu lintas yang
menggunakan rancangan penelitian dilakukan oleh pelajar SMP di Kota
deskriptif dengan analisis kualitatif. Tabanan sebanyak 99 pelanggaran, 99
Penelitian ini diarahkan pada usaha pelanggaran ini terjadi pada 33 jalan yang
pengkajian terhadap efektivitas program berada di Kota Tabanan. Jalan Ahmad
Trans Serasi untuk mengurangi angka Yani merupakan jalan yang paling banyak
pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMP terjadi pelanggaran lalu lintas yang
di Kota Tabanan. Lokasi penelitian ini dilakuakan oleh pelajar SMP yaitu
adalah Kota Tabanan. Alasan pemilihan sebanyak 12 pelanggaran atau 12,12%
lokasi ini adalah karena ditemukan dari total jumlah pelanggaran.
program pemerintah mengenai cara Jenis pelanggaran lalu lintas yang
mengatasi pelanggaran lalu lintas pada utama dilakukan oleh pelajar SMP di Kota
pelajar SMP. Tabanan adalah tidak memiliki SIM yaitu
Populasi area dalam penelitian ini sebanyak 99 dari 99 pelanggaran,
adalah SMPN 2 Tabanan dan SMPN 3 dikarenakan rata-rata usia pelajar SMP
Tabanan. Berdasarkan subjeknya yang hanya 14 tahun. Sedangkan pelanggran
menjadi populasi dalam penelitian ini lalu lintas tambahan yang dilakukan oleh
adalah pelajar kelas 8. Jumlah pelajar pelajar SMP di Kota Tabanan adalah tidak
kelas 8 di SMPN 2 Tabanan adalah 518 membawa kelengkapan surat motor
pelajar sedangkan jumlah pelajar kelas 8 dengan jumlah 1 pelanggran dan tidak
di SMPN 3 Tabanan adalah 315 pelajar. memakai helm dengan jumlah 6
Data yang sudah terkumpul akan pelanggaran.
dianalisis dengan metode analisis Setelah mengetahui titik-titik
tetangga terdekat, deskriptif-kualitatif, dan pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Kota
deskriptif-komparatif. Analisis tetangga Tabanan selanjutnya dihitung jarak antar
terdekat merupakan salah satu analisis titik berdasarkan ketentuan dari analisis
yang digunakan untuk menjelaskan pola tetangga terdekat, setelah dihitung antar
persebaran dari titik-titik lokasi tempat titik pelanggararan lalu lintas maka dapat
dengan menggunakan perhitungan yang dihitung indeks penyebaran tetangga
mempertimbangkan, jarak, jumlah titik terdekat sebagai berikut.
lokasi dan luas wilayah. Analisis ini Diketahui
memiliki hasil akhir berupa indeks, N = 33
dimana indeks yang dihasilkan akan A = 29,49 (Km2)
memiliki hasil antara 0 2,15. Nilai 0 Jumlah Jarak = 13,9889 (Km)
menunjukkan bahwa polanya cenderung Ditanya: T =.....?
memiliki tipe mengelompok (cluster),
sedangkan mendekati 2,15 memiliki tipe Ju = 13,9889 /33 = 0,4239
pola seragam (regular), sedangkan jika Jh = 1,1190= 0,5289
berada di tengah nilainya memiliki pola P = 33/29,49 =1,1190
acak (random). Analisis kualitatif dimaknai T = Ju / Jh
sebagai suatu metode penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan mengenai = 0,4239/0,5289
= 0,8015
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

Nilai T, selanjutnya diinterpretasikan Alat transportasi yang paling banyak


dengan Continum Nearest Neighbour digunakan untuk berangkat sekolah di
Analysis yang oleh Hagget dalam bintarto SMPN 3 Tabanan adalah Trans Serasi
dan hadi sumarno (1982) digambarkan yaitu sebanyak 130 pelajar atau 44,37%
sebagai berikut. dari jumlah keseluruhan pelajar.
Sedangkan pelajar yang diantar-jemput
T=0 T = 1.0 T = 2.15
sebanyak 113 pelajar atau 38,57% dari
Mengelompok Acak/Random Seragam jumlah keseluruhan pelajar, pengguna
sepeda motor sebanyak 25 atau 8,53%
dari jumlah keseluruhan pelajar, jalan kaki
sebanyak 23 atau 7,85% dan pelajar yang
menggunakan sepeda sebanyak 2
atau0,68% dari jumlah keseluruhan
Menurut Sumaatmaja (dalam Mutaali, pelajar.
2015:127), kriteria nilai T adalah : Alat transportasi yang paling banyak
1. 0,00 0,70 = pola bergerombol digunakan untuk pulang dari sekolah oleh
(cluster pattern) pelajar SMPN 2 Tabanan adalah Trans
2. 0,70 1,40 = pola tersebar Serasi dengan jumlah 199 atau 41,20%
tidak merata (random) dari jumlah keseluruah siswa. Sedangkan
3. 1,40 2,1491 = pola tersebar pelajar yang diantar-jemput sebanyak 158
merata (dispered pattern) atau 32,71% dari jumlah keseluruhan
Berdasarkan nilai T (0,8015) dapat pelajar, jumlah pengguna sepeda motor
diidentifikasikan sebaran spasial yaitu sebanyak 74 atau 15,53% dari
pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMP jumlah keseluruhan pelajar, jalan kaki
di ota Tabanan adalah pola tersebar tidak sebanyak 47 atau 9,73% dari jumlah
merata (random). keseluruhan pelajar, dan pelajar yang
menggunak sepeda untuk berangkat ke
Faktor Pemilihan Alat Transportasi sekolah yaitu sebanyak 9 peajar atau
Penggunaan alat transportasi untuk 1,66% dari jumlah keseluruhan pelajar.
berangkat ke sekolah bervariasi, mulai Trans Serasi menjadi alat
dari jalan kaki, sepeda, sepeda motor, transportasi yang paling banyak
Trans Serasi dan antar-jemput. Variasi digunakan, yaitu sebanyak 130 pelajar
penggunan alat transportasi untuk atau 44,37% dari jumlah keseluruhan
berangkat sekolah dibagi menjadi 2 SMP, pelajar. Sedangkan pelajar yang diantar-
yaitu SMPN 2 Tabanan dan SMPN 3 jemput sebanyak 113 pelajar atau 38,57%
Tabanan. dari jumlah keseluruhan pelajar, pengguna
Alat transportasi yang paling banyak sepeda motor sebanyak 25 atau 8,53%
digunakan ke sekolah oleh pelajar SMPN dari jumlah keseluruhan pelajar, jalan kaki
2 Tabanan adalah antar-jemput dengan sebanyak 23 atau 7,85% dan pelajar yang
jumlah 184 atau 38,10% dari jumlah menggunakan sepeda sebanyak 2 atau
keseluruah siswa. Jumlah pelajar yang 0,68% dari jumlah keseluruhan pelajar.
diantar-jemput hanya berbeda sedikit Berdasarkan hasil wawancara yang
dengan jumlah penggunaan Trans Serasi dilakukan oleh pelajar SMPN 2 dan SMPN
yaitu sebanyak 182 atau 37,68% dari 3 Tabanan diketahui bahwa faktor
jumlah keseluruhan pelajar. Sedangkan pendorong untuk menggunakan jasa
untuk jumlah pengguna sepeda motor Trans Serasi adalah 1) Trans Serasi tepat
yaitu sebanyak 74 atau 15,53% dari waktu 2) Trans Serasi praktis dan tidak
jumlah keseluruhan pelajar, jalan kaki merepotkan orang tua untuk mengantar-
sebanyak 34 atau 7,04% dari jumlah jemput sekolah 3)Trans Serasi murah.
keseluruhan pelajar, dan pelajar yang
menggunak sepeda untuk berangkat ke Efektivitas Trans Serasi
sekolah memilih jumlah paling sedikit yaitu Efektivitas Trans Serasi dapat dilihat
9 peajar atau 1,66% dari jumla dengan cara membandingkan jumlah
keseluruhan pelajar. kebutuhan Trans Serasi tahun 2014
dengan kebutuhan Trans Serasi tahun
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

2015, membandingkan jumlah pengguna Jumlah total penumpang dengan kode


Trans Serasi ditahun 2014 dengan tahun trayek Ts-05 di tahun 2014 sebanyak 178
2015, membandingkan load factor tahun dan di tahun 2015 sebanyak 215,
2014 dengan tahun 2015 dan mengalami peningkatan 37 atau 20,79%
membandingkan jumlah pelanggaran lalu dari jumlah keseluruhan.
lintas oleh pelajar SMP di Kota Tabanan Jumlah total penumpang dengan
tahun 2014 dengan tahun 2015 kode trayek Ts-06 di tahun 2014 sebanyak
Kebutuhan trayek angkutan siswa dari 145 dan di tahun 2015 sebanyak 146,
tahun 2014 dan 2015 memiliki perbedaan, mengalami peningkatan 1 atau 0,69% dari
kebutuhan trayek angkutan Ts-01 di tahun jumlah keseluruhan. Jumlah total
2014 adalah 7 dan tahun 2015 adalah 7, penumpang dengan kode trayek Ts-07 di
Ts-02 di tahun 2014 adalah 4 dan tahun tahun 2014 sebanyak 152 dan di tahun
2015 adalah 5, Ts-03 di tahun 2014 2015 sebanyak 153, mengalami
adalah 4 dan tahun 2015 adalah 6, Ts-04 peningkatan 1 atau 0,66% dari jumlah
di tahun 2014 adalah 3 dan tahun 2015 keseluruhan. Jumlah total penumpang
adalah 5, Ts-05 di tahun 2014 adalah 4 dengan kode trayek Ts-08 di tahun 2014
dan tahun 2015 adalah 6, Ts-06 di tahun sebanyak 298 dan di tahun 2015
2014 adalah 4 dan tahun 2015 adalah 4, sebanyak 303, mengalami peningkatan 5
Ts-07 di tahun 2014 adalah 4 dan tahun atau 1,68% dari jumlah keseluruhan.
2015 adalah 4, Ts-08 di tahun 2014 Jumlah total penumpang dengan kode
adalah 7 dan tahun 2015 adalah 8, Ts-09 trayek Ts-09 di tahun 2014 sebanyak 168
di tahun 2014 adalah 4 dan tahun 2015 dan di tahun 2015 sebanyak 175,
adalah 5, Ts-10 di tahun 2014 adalah 4 mengalami peningkatan 7 atau 4,17% dari
dan tahun 2015 adalah 6, Ts-11 di tahun jumlah keseluruhan. Jumlah total
2014 adalah 7 dan tahun 2015 adalah 8, penumpang dengan kode trayek Ts-10 di
Ts-12 di tahun 2014 adalah 5 dan tahun tahun 2014 sebanyak 175 dan di tahun
2015 adalah 6. 2015 sebanyak 201, mengalami
Ts-08 dan Ts-11 memiliki kebutuhan peningkatan 26 atau 14,86% dari jumlah
kendaraan yang paling tinggi dan keseluruhan. Jumlah total penumpang
mengalami peningkatan dari tahun 2014 dengan kode trayek Ts-11 di tahun 2014
sebanyak 7 dan di tahun 2015 sebanyak sebanyak 302 dan di tahun 2015
8. Selain peningkatan kebutuhan sebanyak 305, mengalami peningkatan 3
kendaraan di setiap trayek, trans-serasi atau 0,99% dari jumlah keseluruhan.
mengalami peningkatan pada jumlah Jumlah total penumpang dengan kode
pengguna Trans trayek Ts-12 di tahun 2014 sebanyak 198
perbedaan dari tahun 2014 sampai dan di tahun 2015 sebanyak 216,
tahun 2015. Jumlah total penumpang mengalami peningkatan 18 atau 9,09%
dengan kode trayek Ts-01 di tahun 2014 dari jumlah keseluruhan. Jumlah
sebanyak 272 dan di tahun 2015 peningkatan dari tahun 2014 sampai 2015
sebanyak 274, mengalami peningkatan 2 sebanyak 165 atau 7,04%. Selanjutnya
atau 0,74% dari jumlah keseluruhan. diketahui load factor Trans Serasi
Jumlah total penumpang dengan kode Ts-01 ditahun 2014 memiliki load
trayek Ts-02 di tahun 2014 sebanyak 156 factor 97,14% dan tahun 2015 menjadi
dan di tahun 2015 sebanyak 166, 97,86%, Ts-02 ditahun 2014 memiliki load
mengalami peningkatan 10 atau 6,41% factor 97,50% dan tahun 2015 menjadi
dari jumlah keseluruhan. Jumlah total 83,00%, Ts-03 ditahun 2014 memiliki load
penumpang dengan kode trayek Ts-03 di factor 107,50% dan tahun 2015 menjadi
tahun 2014 sebanyak 172 dan di tahun 81,25%, Ts-04 ditahun 2014 memiliki load
2015 sebanyak 195, mengalami factor 106,67% dan tahun 2015 menjadi
peningkatan 23 atau 13,3% dari jumlah 80,00%.
keseluruhan. Jumlah total penumpang Ts-05 ditahun 2014 memiliki load
dengan kode trayek Ts-04 di tahun 2014 factor 111,25% dan tahun 2015 menjadi
sebanyak 128 dan di tahun 2015 89,58%, Ts-06 ditahun 2014 memiliki load
sebanyak 160, mengalami peningkatan 32 factor 90,63% dan tahun 2015 menjadi
atau 25,00% dari jumlah keseluruhan. 91,25%, Ts-07 ditahun 2014 memiliki load
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

factor 95,00% dan tahun 2015 menjadi memarkirkan motornya di rumah


95,63%, Ts-08 ditahun 2014 memiliki load penduduk. Jarak rumah pelajar ke sekolah
factor 106,43% dan tahun 2015 menjadi rata-rata berada didekat SMPN 2 Tabanan
94,69%, Ts-09 ditahun 2014 memiliki load dan SMPN 3 Tabanan membuat sebaran
factor 105,00% dan tahun 2015 menjadi pelanggaran lalu lintas terlihat
87,50%. mengelompok di daerah ini. Selain terlihat
Ts-10 ditahun 2014 memiliki load mengelompk disekitar SMPN 2 dan SMPN
factor 107,86% dan tahun 2015 menjadi 3 Tabanan, pelanggaran lalu lintas oleh
83,75%, Ts-11 ditahun 2014 memiliki load pelajar SMP di Kota Tabanan juga terlihat
factor 109,38% dan tahun 2015 menjadi menyebar di batas luar Kota Tabanan,
95,31%, dan Ts-12 ditahun 2014 memiliki pelanggaran lalu lintas ini dilakukan oleh
load factor 99,00% dan tahun 2015 pelajar yang rumahnya diluar Kota
menjadi 90,00%. Tabanan.
Rata-rata load factor tahun 2014 2. Penggunaan alat transportasi
adalah 102,78%, tahun 2015 adalah untuk berangkat dan pulang sekolah yang
89,15%. Selanjutnya diketahui mendominasi adalah penggunaan jasa
perbandingan jumlah pelanggaran lalu Trans Serasi, antar-jemput dan sepeda
lintas oleh pelajar SMP di Kota Tabanan motor. Penggunaan jasa Trans Serasi
tahun 2014 dengan tahun 2015 untuk berangkat dan pulang sekolah
adanya perbedaan jumlah didorong oleh 3 faktor yaitu 1) Trans
pelanggaran lalu lintas oleh SMPN 2 Serasi tepat waktu 2) Trans Serasi praktis
Tabanan dan SMPN 3 Tabanan pada dan tidak merepotkan orang tua 3) Trans
tahun 2014 dengan tahun 2015. Pada Serasi murah Faktor yang mempengaruhi
tahun 2014 jumlah pelanggaran lalu lintas pelajar SMP di Kota Tabanan lebih
di SMPN 2 Tabanan sebanyak 74 memilih antar-jemput oleh orang tua untuk
pelanggaran lalu lintas, sedangkan pada berangkat dan pulang sekolah karena 1)
tahun 2015 berkurang menjadi 66 Pelajar SMP merasa tidak nyaman
pelanggaran lalu lintas. Pada tahun 2014 menggunakan jasa Trans Serasi 2)
jumlah pelanggaran lalu lintas di SMPN 3 Pelajar SMP di Kota Tabanan gengsi
Tabanan sebanyak 25 pelanggaran, menggunakan Trans Serasi 3) Tidak
sedangkan pada tahun 2015 bertambah dilalui Trans Serasi. Faktor pelajar SMP di
menjadi 29 pelanggaran. Jumlah total Kota Tabanan menggunakan sepeda
pelanggaran di tahun 2014 sebanyak 99 motor untuk berangkat dan pulang
dan berkurang menjadi 95 di tahun 2015 sekolah adalah faktor internal dan faktor
atau mengalami penurunan sebanyak eksternal.
4,04%. 3. Efktivitas program Trans Serasi
untuk mengurangi angka pelanggaran lalu
lintas oleh pelajar SMP di Kota Tabanan
D. SIMPULAN DAN SARAN diketahui efektiv, karena pelajar SMP di
SIMPULAN Kota Tabanan tertarik untuk
Berdasarkan penyajian data dan menggunakan program Trans Serasi yang
pembahasan yang telah diuraikan diatas, dibuat oleh Pemerintah Kabupaten
maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Tabanan, terjadi pengurangan angka
1. Sebaran spasial pelanggaran lalu pelanggaran lalu lintas oleh pelajar SMP
lintas oleh pelajar SMP di Kota Tabanan di Kota Tabanan dari tahun 2014-2015,
adalah pola tersebar tidak merata pada tahun 2014 angka pelanggaran lalu
(random). Sebaran spasial pelanggaran lintas yang dilakukan oleh pelajar SMP di
lalu lintas terlihat memusat disekitar Kota Tabanan berjumlah 99 pelanggaran
SMPN 2 Tabanan dan SMPN 3 Tabanan. dan pada tahun 2015 berkurang menjadi
Hal ini dikarenakan jarak antara SMPN 2 95 pelanggaran atau terjadi penuurunan
Tabanan dan SMPN 3 Tabanan yang sebanyak 4,04%.
dekat dan hanya dibatasi oleh jalan,
sedangkan disekitarnya terdapat SARAN
permukiman penduduk sehingga Kajian dalam penelitian ini
memudahkan pelajar SMP ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

rujukan bagi penelitian berikutnya yang berangkat maupun pulang sekolah


berhubungan dengan efektivitas suatu sehingga pelanggaran lalu lintas dapat
program untuk mengurangi angka berkurang dan potensi kecelakaan dapat
pelanggaran lalu lintas, sehingga akan ditekan. Bagi dinas perhubungan
terus diperoleh pengembangan yang lebih Kabupaten Tabanan, yaitu dapat dijadikan
komprehensif dan pembaharuan referensi sebagai pertimbangan pengambilan
terkait dengan pelanggaran lalu lintas di kebijakan dalam manajemen dan
daerah perkotaan lainnya. mengembangkan program Trans Serasi
Kajian dalam penelitian ini juga agar bisa menjangkau ke daerah lainnya,
diharapkan dapat menjadi rujukan bagi sehingga menjadikan Kota Tabanan
masyarakat Kota Tabanan terutama orang menjadi kota tertib berlalu lintas dan tidak
tua agar turut serta mencegah ada lagi penggunaan sepeda motor oleh
penggunaan sepeda motor untuk pelajar SMP di Kota Tabanan.

DAFTAR PUSTAKA Kementerian Perhubungan Republik


Indonesia. 2014. "Bogor Kota
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Termacet di Indoeia". Jakarta:
"Wisman ke Bali November 2013 Kementerian Perhubungan
capai 307.276 orang". Bali: BPS Republik Indonesia.
Provinsi Bali.
PemerintahKabupaten Tabanan. 2014.
Badan Pusat Statistik. 2013. Kurangi Angka Kecelakaan
"Perkembangan Jumlah Pemkab Tabanan Launcing Angkot
Kendaraan Bermotor Menurut Trans Serasi. Tabanan : Pemkab
Jenis tahun 1987-2013". Jakarta: Tabanan.
Badan Pusat Statistik
Permana, Bambang Eka. 2012. Faktor
Bintarto, R dan Hadisumarno, S. 1087. Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas
Metoda Analisa Geografi. Jakarta: Oleh Pengendara Sepeda Motor di
LP3ES Kota Kuningan. Tugas Akhir (tidak
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Tidak Menular. Jakarta : Rineka Pancasila dan Kewarganegaraan,
Cipta cetakan ke-2 Universitan Negeri Semarang.

Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan. Pratiwi, Oki dkk. 2014. Pelanggaran Lalu
2015. Angkutan Siswa Trans Lintas Kendaraan Bermotor Roda
Serasi. Tabanan: Dishub Dua yang Dilakukan Oleh Siswa
Kabupaten Tabanan. Sekolah Menengah Pertama,
(Studi Kasus Pada Wilayah Polres
----------. 2016. Angkutan Siswa Trans Kabupaten Tabanan, di Kota
Serasi: Dishub Kabupaten Tabanan). Jurnal Pendidikan PKN
Tabanan Undiksha, vol 2, no1.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan


Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kota Tabanan Tahun 2013.
Provinsi Bali. 2013. "Kinerja Tersedia pada
Perhubungan Darat Provinsi Bali". https://sites.google.com/site/rtbl201
Bali: Ditjen Perhubungan Darat 3/profil-lokasi-rtbl-2013/rtbl-
Provinsi Bali kawasan-pusat-kota-tabanan-kab-
tabanan-bali (diakses tanggal 9
Direktur Jenderal Perhubungan Darat. februari 2016).
2013. Perhubungan Darat Dalam
Angka. Jakarta: Kementrian .
Perhubungan.
e-journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Geografi (Vol 8 Tahun 2016)

Rizaldi, Fahrio. 2014. Dewan Nilai


Program Trans Serasi di Tabanan
Tepat Sasaran. Tersedia pada
http://bali. tribunnews. com/2014/
08/02/ dewan nilai program
trans-serasi-di-tabanan - tepat-
sasaran (diakses tanggal 14 Mei
2015)

Satuan Lalu Lintas Kabupaten Tabanan


Tahun 2014.

Soekonto, Soerjono. 1998. Efektivitas


Hukum dan Peranan Sanksi.
Bandung: CV. Remadja Karya.

Undang-Undang Republik Indonesia


nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Tersedia pada
hubdat.dephub.go.id/uu/288-uu-
nomor-22-tahun-2009. ( diakses
pada tanggal 5 November 2015

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi


Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Você também pode gostar