Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. KOMPONEN MEKANIKAL
2. KOMPONEN ELEKRIKAL
1.KOMPONEN MEKANIKAL :
Kompresor / A
Kondensor / B
Filter Drier / C
HPS { high pressure switch} / dipasang dipipa antara c dan d
Expansion valve / D
Evaporator / E
Selang dan pipa
semua komponen diatas dihubungkan dengan selang selang dan pipa yaitu
2. KOMPONEN ELEKTRIKAL
1. Magnetic clucth
2. Motor fan dan relay
3. Molor blower
4. wenstand
5. switch indax atau saklar speed angin
6. Termostat /termistor
7. Amplifier ac
1. KOMPRESOR
3. FILTER DRIER
5. EKSPANSI VALVE
6. EVAPORATOR
Fungsi evaporator
Merupakan hasil akhir dari semua proses kerja semua komponen ac mobil
,ditempat ini lah dingin dihasilkan dan diserap oleh kisi kisi evaporator yang
kemudian di tiup oleh udara motor blower ke seluruh ruangan kabin . untuk
evaporator genuine denso mempunyai tiga macam dan tipe evap yaitu =
Untuk tipe drop cup /sirip rapet mempunyai banyak keunggulan yaitu
kekurangannya yaitu :
1. Magnetic clucth
2. Motor fan dan relay
3. Molor blower
4. wenstand
5. switch indax atau saklar speed angin
6. Termostat /termistor
7. Amplifier ac
Komponen AC Mobil
04.23 Otomotif, Sistem Kelistrikan 5 comments
Untuk materi otomotif ini akan saya mulai dari komponen-komponen AC mobil.
Gambar : Kondensor
Refrigeran dalam fase uap pada tekanan dan temperatur tinggi, mengalir ke dalam
kondensor melalui saluran masuk yang terletak di bagian atas. Di dalam
kondensor, refrigerant mengalami proses pendinginan dan perubahan fase dari gas
menjadi cair akibat pelepasan kalor ke udara lingkungan, sehingga keluar dari
kondensor, refrigerant ada dalam fase cair pada temperature rendah.
3. Katup Ekspansi
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperature refrigerant,
sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator. Ada 2 jenis katup ekspansi
yang digunakan dalam system AC mobil, yaitu katup ekspansi jenis termostatik
dan katup ekspansi jenis pipa orifice. Gambar di bawah ini menunjukkan kostruksi
katup ekspansi termostatik.
Bagian-bagian katup ekspansi terdiri dari orifice, sensor, pipa kapiler, diafragma,
pen penekan, plat dan bola, dan pegas. Di dalam sensor dan pipa kapiler berisi gas
yang mudah mengembang (refrigerant, CO2). Selain menurunkan suhu dan
tekanan refrigerant, katup ekspansi termostatik juga berfungsi mengatur banyaknya
refrigerant yang mengalir di dalam system AC mobil. Banyaknya aliran refrigerant
disesuaikan dengan beban panas pada evaporator.
Prinsip kerja katup ekspansi termostatik dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada
kondisi beban panas normal, refrigerant cair bertekanan tinggi masuk ke dalam
katup ekspansi melewati orifice dalam jumlah yang sesuai dengan di atur
pembukaannya oleh pegas. Pada kondisi ini tekanan di sisi atas diafragma sama
dengan tekanan di sisi bawah. Saat melewati orifice, refrigerant mengalami proses
pengabutan sehingga tekanan dan temperaturnya turun yang selanjutnya mengalir
ke evaporator.
Ketika beban panas di evaporator meningkat, refrigerant yang mengalir pada
saluran keluar evaporator akan mengalami kenaikan temperature. Kondisi ini
menyebabkan gas yang ada di dalam sensor dan pipa kapiler akan mengembang
dan mengalami kenaikan tekanan. Selanjutnya, gas akan menekan diafragma dan
mendorong plat dan pegas melalui pen penekan. Ini menyebabkan saluran orifice
terbuka lebih lebar sehingga lebih banyak refrigerant yang mengalir ke evaporator.
Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali normal.
Kondisi sebaliknya terjadi saat beban panas berkurang. Pada kondisi ini,
refrigerant pada saluran keluar evaporator mengalami penurunan temperature. Hal
ini menyebabkan gas yang ada di dalam sensor dan pipa kapiler mengalami
penyusutan. Akibatnya tekanan di sisi atas diafragma menjadi lebih kecil dari pada
tekanan di sisi bawah. Pegas akan menekan plat dan bola ke atas. Akibatnya
saluran orifice akan mengecil sehingga hanya sedikit refrigerant yang mengalir ke
evaporator. Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali
normal.
Gambar di bawah menunjukkan katup ekspansi jenis pipa orifice.
Gambar : Evaporator
B. KOMPONEN PENDUKUNG
Komponen pendukung pada system AC mobil terdiri dari receiver (filter dryer),
accumulator, minyak pelumas (oli kompresor), shaft seal, pipa refrigerant, idle up,
pulley dan belt, dan ekstra fan.
1. Receiver (Filter Dryer)
Komponen ini sering digunakan pada AC mobil yang menggunakan katup
ekspansi termostatik untuk menurunkan tekanan refrigerant. Komponen ini
diletakkan di antara kondensor dan evaporator sebelum katup ekspansi. Di dalam
receiver terdapat saringan dan pengering yang berfungsi menyerap kotoran dan air
yang terbawa bersirkulasi bersama refrigerant. Filter terpasang pada saluran keluar
receiver bagian dalam. Filter ini terbuat dari kasa tembaga dan berfungsi
menyaring kotoran agar tidak masuk ke katup ekspansi. Pada bagian atas receiver
terdapat sight glass yang berfungsi untuk mengetahui kondisi refrigerant dalam
system AC. Di dalam dryer berisi desiccant (zat yang dapat menyerap uap air)
yang berupa silicagel untuk penggunaan R-12 dan zeolit untuk penggunaan R-
134a.
Receiver merupakan tempat penyimpanan sementara refrigerant setelah dicairkan
oleh kondensor dan sebelum masuk ke katup ekspansi. Fungsi lainnya adalah
sebagai penyaring kotoran dalam system sirkulasi AC. Receiver juga berfungsi
memisahkan kadar air dan kotoran yang terbawa saat bersirkulasi bersama
refrigerant.
2. Accumulator
Accumulator biasanya digunakan pada system AC mobil yang menggunakan pipa
orifice sebagai alat penurun tekanan refrigerant. Accumulator terletak diantara
evaporator dan kompresor. Accumulator berfungsi sebagai alat penampung
sementara refrigerant cair yang bertemperatur rendah, serta campuran minyak
pelumas dari evaporator. Refrigeran yang telah disimpan berupa gas, dialirkan dari
bagian atas accumulator melalui saluran isap menuju ke kompresor. Accumulator
juga berfungsi mencegah refrigerant cair agar tidak mengalir ke kompresor. Di
dalam accumulator terdapat desiccant seperti pada receiver.
Gambar : Accumulator
3. Minyak Pelumas (Oli kompresor)
Oli kompresor pada system AC berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian
kompresor yang bergesekan, untuk meredam panas dan melancarkan pergerakan
bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil oli kompresor bercampur dengan
refrigerant dan ikut bersirkulasi melewati kondensor dan evaporator. Minyak
pelumas kompresor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah berreaksi dengan refrigerant
atau benda lain yang digunakan pada system pendingin.
b. Tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120oC.
c. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
d. Mempunyai titik beku yang rendah.
e. Tidak berbusa.
f. Mempunyai tahanan listrik (dielektrik) yang kuat.
g. Dapat memberikan pelumasan yang baik pada temperature tinggi maupun
rendah.
Proses penyaluran dan jenis minyak pelumas pada tiap-tiap kompresor berbeda.
Untuk kompresor jenis resipro, penyaluran minyak pelumas dari bagian bawah
kompresor (di bak alas kompresor) yang diisap oleh pompa yang terpasang di
bagian belakang kompresor. Kemudian minyak pelumas yang masuk ke dalam
saluran poros engkol dialirkan kedua jurusan, yaitu ke bagian bearing muka-
belakang dan ke dinding piston melalui pena piston. Minyak pelumas yang sudah
disalurkan ke bagian-bagian tersebut akan kembali lagi ke bak alas kompresor
untuk sirkulasi berikutnya.
Pada kompresor tipe swash plate, terdapat plat rotasi miring yang menggerakkan
torak ke kana dan ke kiri. Minyak pelumas yang keluar dari saluran dalam poros
penggerak mengalir hingga ke permukaan plat rotasi miring akibat gaya
sentrifugal. Minyak pelumas yang terhambur dengan putaran plat rotasi miring ini
mampu melumasi torak sehingga tidak cepat aus.
4. Shaft seal
Refrigeran dan minyak pelumas dalam kompresor sangat rentan terhadap
kebocoran, baik saat kompresor sedang beroperasi maupun tidak. Untuk mencegah
kebocoran, digunakan penyekat (seal) yang dipasang pada poros kompresor.
Komponen ini terdiri dari dua bagian, yaitu shaft seal dan plate seal. Shaft seal ada
dua jenis, yaitu mechanical seal dan lip seal. Shaft sealterdiri dari gelang
penahan, O-ring, ring karbon, dan plate seal. Plate seal yang tertahan rapat oleh
gelang penahan dengan ring karbon akan tertekan oleh pegas, sehingga mampu
mencegah kebocoran refrigerant dan minyak pelumas.
5. Pipa refrigerant
Pipa refrigerant AC terbuat dari karet (pipa elastic) dan pipa logam yang tahan
terhadap tekanan dan temperature tinggi serta tahan terhadap getaran. Bagian
dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan alumunium yang diproses dengan baik
sehingga lebih tahan terhadap unsur kimia dalam refrigerant. Pipa karet dibuat
berlapis-lapis agar lebih kuat menahan kebocoran dan reaksi unsur kimia.
6. Iddle Up
Alat ini berfungsi menaikkan puaran mesin ketika AC mobil dihidupkan (saat
putaran mesin masih idling/stasioner) sehingga mesin mobil terhindar dari beban
yang berlebihan (overload).
Ada dua jenis Iddle up, yaitu jenis Vacuum Switch Valve (VSV) dan Throttle
Position (TP).
a. Vacuum Switch Valve (VSV)
Pada vacuum switch valve terdapat komponen coil magnet, compression spring,
dan moving core. Coil magnet pada VSV terhubung secara parallel dengan
magnetic clutch pada kompresor, sehingga apabila magnetic clutch bekerja, coil
magnet pada VSV akan menimbulkan tenaga magnet.
b. Throttle Position
Throttle Position (TP) terdiri atas diafragma dan throttle valve. Dalam hal ini VSV
berfungsi mengatur ruang diafragma pada TP, sehingga ruang diafragma tersebut
dapat terhubung dengan sumber vacuum (vacuum tank) dan di saat tertentu
terhubung dengan udara luar. Pada saat AC mobil dihidupkan dan mesin mobil
dalam keadaan stasioner, maka koil magnet pada VSV akan bekerja dan
menimbulkan tenaga magnet. Tenaga magnet tersebut akan menggerakkan moving
core untuk menghubungkan ruang diafragma dengan vacuum tank.
Sistem kerja TP dimulai ketika terjadi kevakuman pada vacuum tank. Throttle set
akan bergerak dan mengubah posisi venture karburator kea rah penambahan bahan
bakar, sehingga putaran mesin akan meningkat. Namun ada juga yang tidak
mengandalkan tingkat kevakuman, yaitu saat koil magnet pada VSV menimbulkan
tenaga magnet, moving core pada VSV menghubungkan ruang diafragma dengan
ruang atmosfer yang sebelumnya terhubung dengan vacuum tank. Karena tidak ada
kevacuman pada ruang diafragma, maka kekuatan spring pada ruang diafragma
akan mempengaruhi kerja throttle set pada TP. Dengan demikian posisi venture
pada karburator akan berubah ke arah penambahan bahan bakar, sehingga putaran
mesin akan naik. Meskipun cara kerja keduanya sama, namun mengingat
konstruksi karburator pada masing-masing mobil berbeda, maka dibuat dua macam
system kerja untuk mempermudah system pemasangannya.
Gambar : Sakelar
2. Kopling magnet (Magnetic Clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan pully
penggeraknya. Saat mesin mobil bekerja, pulley berputar karena terhubung dengan
mesin melalui belt. Pada saat ini kompresor belum bekerja. Ketika system AC
dihidupkan, amplifier memberikan arus listrik ke koil stator sehingga timbul
medan electromagnet yang akan menarik pressure plate dan menekan permukaan
pulley. Hal ini menyebabkan pressure plate berputar mengikuti putaran pulley
sehingga kompresor akan berputar. Kopling magnet memiliki tiga bagian utama
sebagai berikut.
a. Stator
Stator merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada rumah
kompresor.
b. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar yang terhubung dengan poros mesin
melalui belt. Diantara permukaan bagian dalam dari rotor dan front housing dari
kompresor terpasang bantalan.
c. Pressure Plate
Pressure plate merupakan bagian yang dipasang pada poros kompresor
Gambar : Bagian-bagian kopling magnet
3. Thermostat (Thermoswitch)
Alat ini berfungsi memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke kompresor
secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu
pada evaporator. Jika thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena pemutus
arus listrik tidak bekerja. Tanda-tanda kerusakannya antara lain keluarnya asap dari
kisi-kisi AC serta adanya tetesan air seperti embun yang keluar dari evaporator.
Thermostat juga berfungsi mengatur proses kerja kompresor AC. Pada thermostat
terdapat tabung indra panas yang berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan
suhu. Tabung ini terpasang pada evaporator di bagian saluran angin keluar. Ketika
suhu penguapan refrigerant cair di dalam evaporator naik, gas di dalam tabung
indra panas akan memuai dan mendorong alas diafragma ke atas. Dengan
demikian, sakelar yang terhubung dengan magnetic clutch akan mendapat aliran
listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran angin
keluar di evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas
akan menyusut. Alas diafragma yang sebelumnya terdorong oleh tekanan gas akan
kembali ke bawah karena terikan pegas, sehingga sakelar memutus arus listrik ke
kopling magnet. Akibatnya kompresor berhenti bekerja.
Gambar: Thermostat
4. Pengatur suhu elektronik (Thermistor)
Termistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien termal negative.
Artinya, semakin rendah suhunya, semakin tinggi tahanannya, dan sebaliknya.
Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan
kompresor. Pada suhu tinggi, tahanan thermistor rendah, amplifier akan
mengalirkan arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga kompresor
bekerja. Pada saat suhu rendah, tahanan thermistor tinggi, amplifier akan memutus
arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga kompresor tidak bekerja.
Gambar : Thermistor
5. Pressure Switch
Pressure switch merupakan komponen kelistrikan AC mobil yang berfungsi
memutus dan menghubungkan aliran listrik yang menuju ke kompresor yang
bekerja berdasarkan tekanan refrigerant. Pada tekanan refrigerant yang tidak
normal, pressure switch akan bekerja. Pressure switch yang banyak digunakan
pada system AC mobil adalah tipe dual pressure switch. Pressure switch dipasang
pada pipa yang berisi cairan diantara receiver dan katup ekspansi. Alat ini mampu
mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam system dan akan memutus aliran
listrik yang menuju kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah, sehingga kompresor berhenti bekerja. Pressure switch akan bekerja
pada tekanan 448 psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antar komponen
sehingga tekanan dalam system cukup rendah, sekitar 28 psi untuk R-134a dan 378
psi untuk R-12, pressure switch akan mematikan kopling magnet.
Gambar : Relay
7. Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC
mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai. Pada
prinsipnya amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan
memutus aliran listrik dari baterai yang menuju ke kopling magnet. Terdapat dua
jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil, yaitu temperature control amplifier
dan temperature control idling stabilizer amplifier.
a. Pengatur suhu (Temperature Control)
Amplifier jenis ini bekerja mengatur suhu dari ruangan yang didinginkan sehingga
selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperature control adalah thermistor
dan resistor pengatur temperature. Resistor pengatur temperature adalah suatu
resistor yang nilai tahananya dapat diubah-ubah secara manual. Jika tahanan
resistor ditetapkan pada nilai tertentu, ini berarti sama dengan menetapkan suhu
ruangan yang didinginkan pada batas-batas tertentu.
Thermistor pada rangkaian control temperature berfungsi sebagai sensor suhu
berdasarkan perubahan nilai tahanannya digabungkan dengan nilai tahanan dari
resistor pengatur temperature. Hasilnya dikirim ke amplifier berupa sinyal listrik.
Pada amplifier sensor suhu diolah lagi secara elektronik yang hasilnya dapat
menutup dan membuka kontaktif relay di amplifier.
b. Idling stabilizer amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja
pada batas minimal putaran mesin mobil. Ini dimaksudkan agar pada putaran
rendah mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) ketika system AC
bekerja. Sumber sensor putaran mesin diambil dari system pengapian, yaitu minus
(-) ignition coil. Sinyal listrik yang didapat kemudian diolah secara elektronik di
dalam amplifier yang hasilnya dapat membuka dan menutup kontak relay
amplifier. Selanjutnya sinyal listrik yang menghubungkan baterai dengan kopling
magnet diatur agar hanya bekerja mengalirkan arus listrik dari baterai ke kopling
magnet pada batas putaran minimal (umumnya 850 1050 rpm).
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
... i
Daftar
Isi .. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Pengkondisian Udara
....... 1
B. Kelembaban Udara
... 2
C. Udara Bersih dan Sehat
..... 2
D. Proses Kerja Sistem AC Mobil
. 3
DAFTAR
PUSTAKA .................128