Você está na página 1de 29

NAMA NAMA DAN FUNGSI KOMPONEN AC MOBIL

KOMPONEN KOMPONEN AC MOBIL TERBAGI MENJADI 2 BAGIAN


YAITU

1. KOMPONEN MEKANIKAL
2. KOMPONEN ELEKRIKAL

1.KOMPONEN MEKANIKAL :

TATA LETAK KOMPONEN AC MOBIL

Komponen mekanikal ac mobil terdiri dari :

Kompresor / A
Kondensor / B
Filter Drier / C
HPS { high pressure switch} / dipasang dipipa antara c dan d
Expansion valve / D
Evaporator / E
Selang dan pipa

semua komponen diatas dihubungkan dengan selang selang dan pipa yaitu

1. Selang ukuran 5/8 '' menghubungkan antara evaporator E dan kompresor A.


2. Selang ukuran 1/2 '' menghubungkan antara kompresor A dan kondensor B
3. Selang ukuran 3/8 '' menghubungkan antara kondensor B dan filter drier C
4. Selang ukuran 3/8 '' menghubungkan antara filter drier C dan evaporator E

2. KOMPONEN ELEKTRIKAL

1. Magnetic clucth
2. Motor fan dan relay
3. Molor blower
4. wenstand
5. switch indax atau saklar speed angin
6. Termostat /termistor
7. Amplifier ac

NAMA - FUNGSI KOMPONEN MEKANIKAL AC MOBIL

1. KOMPRESOR

Fungsi kompresor : menghisap gas refrigerant dari evaporator yang bertekanan


dan bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas tersebut menjadi
cairan yang bertekanan dan bertemperatur yang tinggi.
2. KONDENSOR
Fungsi kondensor :
Membuang suhu panas hasil dari pemampatan gas refrigerant yang menjadi tinggi
suhu dan tekanannya dari kompresor sehingga merubah refrigerant dari gas
menjadi cair

3. FILTER DRIER

macam macam dan jenis filter drier


sering orang menyebut botol / drier yang terkadang orang mengira tabung ini
tempatnya freon ( dan ini salah kaprah) filter drier adalah tabung untuk
menampung sementara freon cair sebelum disalurkan ke evaporator ,dan kenapa
disebut filter drier ,dikarenakan part ini didalamnya terdapat dua bagian yaitu filter
kasa dan silika gel ( penyerap air) dan juga mempunyai fungsi ganda yaitu pertama
untuk menyaring kotoran dan partikel halus dalam system dan juga berfungsi untuk
menyerap kandungan uap air yang ada dalam freon

4.HPS - LPS / HIGH-LOW PRESSURE SWICTH


fungsi : HPS ; high presssure swicth / mengamankan komponen komponen ac
mobil pada saat tekanan ac melampaui batas maximal ( diatas 450 psi ) dengan
cara menghentikan aliran setrum yang ke kompresor sehingga kompresor berhenti
bekerja .tekanan terlalu tinggi biasanya diakibatkan oleh
fan motor ac mati
freon kepenuhan
ada komponen yang mampet

LPS :LOW PRESSUER SWIT / mengamankan dan mencegah rusaknya kompresor


saat freon kosong ,pada saat terjadi kebocoran maka tekanan freon akan menurun
dan pada tekanan dibawah 25 psi maka lps akan memutuskan aliran setrum ke
kompresor ,
fungsi lps dan hps terdapat dalam satu komponen spare part bernamapressure
swicth

5. EKSPANSI VALVE

fungsi expansi valve

mengabutkan freon ke dalam evaporator sehingga mudah menguap dan dinginya


terserap dalam kisi kisi evaporator yang nantinya akan ditiup angin blower ke alam
kabin ,juga berfungsi untuk mengatur banyaknya jumlah freon yang dialirkan ke
dalam evap sesuai dengan yang dibutuhkan ( hal ini tergantung dari beban
pendinginan dalam kabin dan ini diatur oleh capilary tube dibagian ekspansi)

6. EVAPORATOR
Fungsi evaporator
Merupakan hasil akhir dari semua proses kerja semua komponen ac mobil
,ditempat ini lah dingin dihasilkan dan diserap oleh kisi kisi evaporator yang
kemudian di tiup oleh udara motor blower ke seluruh ruangan kabin . untuk
evaporator genuine denso mempunyai tiga macam dan tipe evap yaitu =

tipe plate fin - untuk evap universal ( lihat pic )


tipe corrugate fin - evap sirip lebar
tipe drop cup - evap sirip rapet

Untuk tipe drop cup /sirip rapet mempunyai banyak keunggulan yaitu

kontruksi lebih kuat dan kokoh


penyerapan dingin lebih merata sehingga pasti dingin nya lebih nggigit
aliran freon bergerak dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan mangikuti
alur pipa capiler evap
untuk mobil mobil keluaran terbaru diatas th 2000 sudah memakai tipe ini

kekurangannya yaitu :

harga lebih mahal


bila bocor susah dilas

7.SELANG SELANG DAN PIPA PIPA


Adalah penghubung dan penghantar tekanan freon keseluruh bagian komponen ac
mobil ,selang dibuat dari bahan karet syntetis yang dirancang tahan terhadap
tekanan /suhu tinggi dan tahan terhadap kandungan kimia dari refrigerant dan pipa
ac terbuat dari bahan : aluminium atau tembaga atau juga ada yang terbuat dari
besi

NAMA DAN FUNGSI KOMPONEN ELEKTRIKAL

1. Magnetic clucth
2. Motor fan dan relay
3. Molor blower
4. wenstand
5. switch indax atau saklar speed angin
6. Termostat /termistor
7. Amplifier ac

Komponen AC Mobil
04.23 Otomotif, Sistem Kelistrikan 5 comments

Untuk materi otomotif ini akan saya mulai dari komponen-komponen AC mobil.

Komponen AC mobil dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu komponen


utama, komponen pendukung, dan komponen kelistrikan.
A. KOMPONEN UTAMA
Komponen utama AC mobil terdiri dari kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan
evaporator. Gambar di bawah ini menunjukan rangkaian komponen-komponen
tersebut. Warna merah untuk sisi tekanan tinggi, dan warna biru untuk sisi tekanan
rendah.
Gambar : Skema RangkaianKomponen
1. KOMPRESOR
Kompresor merupakan komponen utama AC yang berfungsi untuk
mensirkulasikan refrigerant ke seluruh unit AC dengan cara menaikkan tekanan
refrigerant. Fungsi kompresor mirip dengan fungsi jantung pada tubuh manusia
dan refrigerant sebagai darahnya. Kompresor memiliki dua saluran, yaitu saluran
hisap (suction) dan saluran buang (discharge). Saluran hisap dihubungkan dengan
evaporator dan merupakan sisi tekanan rendah, sedangkan saluran buang
dihubungkan dengan kondensor dan merupakan sisi tekanan tinggi. Refrigeran
dalam fase gas pada tekanan dan temperature rendah dihisap oleh kompresor
melalui saluran hisap kemudian dimampatkan sehingga tekanan dan temperaturnya
naik selanjutnya mengalir ke kondensor melalui saluran buang.
Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe resipro (crankshaft), tipe
swash plate, dan tipe wooble plate.
a. Kompresor tipe resipro (Crank Shaft)
Kompresor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar dari mesin yang
diterima oleh crank shaft kompresor. Di dalam kompresor gerak putar dari crank
shaft diubah menjadi menjadi gerak bolak balik torak untuk menghisap dan
memampatkan refrigerant.
Prinsip kerja kompresor torak terdiri dari dua langkah, yaitu langkah hisap dan
langkah kompresi. Saat langkah hisap torak bergerak turun dari titik mati atas ke
titik mati bawah, volume silinder mengembang sehingga tekanan di dalam silinder
turun atau terjadi kevakuman di dalam silinder. Akibatnya katup hisap membuka
dan refrigerant masuk ke dalam silinder. Proses ini berlangsung sampai torak
mencapai titik mati bawah.
Pada langkah kompresi, torak bergerak naik dari titik mati bawah ke titik mati atas.
Refrigerant mengalami pemampatan sehingga tekanan dan temperaturnya naik.
Akibat tekanan refrigerant yang tinggi, katup hisap akan menutup dan katup buang
membuka sehingga refrigerant keluar dan mengalir ke kondensor. Gambar 2
memperlihatkan cara kerja kompresor torak.

Gambar : Prinsip Kerja Kompresor Torak


Gambar : Bagian - Bagian Kompresor Resipro
b. Kompresor tipe Swash Plate
Pada kompresor jenis ini, gerakan torak diatur oleh swash plate pada jarak tertentu
dengan 6 atau 10 silinder. Ketika salah satu sisi pada torak melakukan langkah
tekan, maka sisi yang lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses
kompresi pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank
shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan.
Selain itu , perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui batang
penghubung (connecting rod), sehingga getarannya lebih kecil. Gambar dibawah
ini memperlihatkan bagian-bagian dari kompresor tipe swash plate.
Gambar : Bagian - Bagian Kompresor Swash Plate
c. Kompresor tipe Wobble Plate
Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun
dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe
wobble plate lebih menguntungkan, diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat
diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain itu,
pengaturan kapasitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan
oleh kopling magnetic (magnetic clutch). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros
kompresor diubah menjadi gerak bolak-balik oleh plat penggerak (drive plate) dan
wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya
diteruskan ke torak melalui batang penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor
swash plate, kompresor jenis wobble plate hanya menggunakan satu torak untuk
satu silinder.
Meskipun jenis kompresor di atas mempunyai cara kerja dan konstruksi yang
berbeda, namun pada prinsipnya sama, yaitu menekan refrigerant dan
menghasilkan laju aliran massa refrigerant. Sebenarnya masih ada tipe kompresor
lainnya, yaitu kompresor tipe rotary vane dan tipe scroll, namun jarang digunakan.
Berikut ini gambar kompresor tipe wobble plate.
Gambar : Bagian-bagian kompresor tipe Wobble Plate
2. KONDENSOR
Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan kalor dari
refrigerant ke udara lingkungan dengan bantuan ekstra fan. Konstruksi kondensor
sama dengan konstruksi radiator, terdiri dari susunan pipa-pipa persegi dan sirip-
sirip-sirip yang berfungsi untuk memperbesar laju perpindahan kalor. Kondensor
ditempatkan di depan radiator agar memperoleh aliran udara maksimum. Gambar
di bawah ini menunjukkan konstruksi kondensor.

Gambar : Kondensor
Refrigeran dalam fase uap pada tekanan dan temperatur tinggi, mengalir ke dalam
kondensor melalui saluran masuk yang terletak di bagian atas. Di dalam
kondensor, refrigerant mengalami proses pendinginan dan perubahan fase dari gas
menjadi cair akibat pelepasan kalor ke udara lingkungan, sehingga keluar dari
kondensor, refrigerant ada dalam fase cair pada temperature rendah.
3. Katup Ekspansi
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperature refrigerant,
sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator. Ada 2 jenis katup ekspansi
yang digunakan dalam system AC mobil, yaitu katup ekspansi jenis termostatik
dan katup ekspansi jenis pipa orifice. Gambar di bawah ini menunjukkan kostruksi
katup ekspansi termostatik.

Gambar : Katup ekspansi termostatik

Bagian-bagian katup ekspansi terdiri dari orifice, sensor, pipa kapiler, diafragma,
pen penekan, plat dan bola, dan pegas. Di dalam sensor dan pipa kapiler berisi gas
yang mudah mengembang (refrigerant, CO2). Selain menurunkan suhu dan
tekanan refrigerant, katup ekspansi termostatik juga berfungsi mengatur banyaknya
refrigerant yang mengalir di dalam system AC mobil. Banyaknya aliran refrigerant
disesuaikan dengan beban panas pada evaporator.
Prinsip kerja katup ekspansi termostatik dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada
kondisi beban panas normal, refrigerant cair bertekanan tinggi masuk ke dalam
katup ekspansi melewati orifice dalam jumlah yang sesuai dengan di atur
pembukaannya oleh pegas. Pada kondisi ini tekanan di sisi atas diafragma sama
dengan tekanan di sisi bawah. Saat melewati orifice, refrigerant mengalami proses
pengabutan sehingga tekanan dan temperaturnya turun yang selanjutnya mengalir
ke evaporator.
Ketika beban panas di evaporator meningkat, refrigerant yang mengalir pada
saluran keluar evaporator akan mengalami kenaikan temperature. Kondisi ini
menyebabkan gas yang ada di dalam sensor dan pipa kapiler akan mengembang
dan mengalami kenaikan tekanan. Selanjutnya, gas akan menekan diafragma dan
mendorong plat dan pegas melalui pen penekan. Ini menyebabkan saluran orifice
terbuka lebih lebar sehingga lebih banyak refrigerant yang mengalir ke evaporator.
Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali normal.
Kondisi sebaliknya terjadi saat beban panas berkurang. Pada kondisi ini,
refrigerant pada saluran keluar evaporator mengalami penurunan temperature. Hal
ini menyebabkan gas yang ada di dalam sensor dan pipa kapiler mengalami
penyusutan. Akibatnya tekanan di sisi atas diafragma menjadi lebih kecil dari pada
tekanan di sisi bawah. Pegas akan menekan plat dan bola ke atas. Akibatnya
saluran orifice akan mengecil sehingga hanya sedikit refrigerant yang mengalir ke
evaporator. Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali
normal.
Gambar di bawah menunjukkan katup ekspansi jenis pipa orifice.

Gambar : Katup ekspansi pipa orifice


Berbeda dengan katup ekspansi termostatik, katup ekspansi pipa orifice hanya
berfungsi menurunkan tekanan refrigerant dan tidak mengatur jumlah aliran
refrigerant ke evaporator. Oleh karena itu, pada system AC yang menggunakan
katup jenis ini, di saluran sebelum masuk evaporator di pasang akumulator yang
berfungsi untuk menampung sementara refrigerant sebelum masuk evaporator.
Pada katup ekspansi pipa orifice terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter
tetap sebagai media untuk menurunkan tekanan refrigerant dan kasa penyaring
(filter screen) di sisi masuk dan keluar untuk menyaring kontaminan yang terbawa
oleh refrigerant. Namun, katup pipa orifice jarang sekali digunakan pada unit AC
mobil di Indonesia. Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran Eropa atau
Amerika.
4. Evaporator
Evaporator merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan kalor dari
udara yang dikondisikan ke refrigerant. Seperti kondensor, evaporator tersusun dari
pipa-pipa dan sirip-sirip dalam jumlah yang banyak. Refrigeran masuk evaporator
dalam bentuk kabut pada tekanan dan temperature rendah. Udara dari kabin
dihembuskan oleh blower melewati kisi-kisi evaporator. Udara yang bertemperatur
lebih tinggi daripada refrigerant yang mengalir dalam evaporator, akan melepaskan
kalor dan diserap oleh refrigerant, sehingga temperature udara turun menjadi lebih
dingin yang selanjutnya akan mendinginkan udara dalam kabin. Refrigeran keluar
dari evaporator dalam fase uap

Gambar : Evaporator
B. KOMPONEN PENDUKUNG
Komponen pendukung pada system AC mobil terdiri dari receiver (filter dryer),
accumulator, minyak pelumas (oli kompresor), shaft seal, pipa refrigerant, idle up,
pulley dan belt, dan ekstra fan.
1. Receiver (Filter Dryer)
Komponen ini sering digunakan pada AC mobil yang menggunakan katup
ekspansi termostatik untuk menurunkan tekanan refrigerant. Komponen ini
diletakkan di antara kondensor dan evaporator sebelum katup ekspansi. Di dalam
receiver terdapat saringan dan pengering yang berfungsi menyerap kotoran dan air
yang terbawa bersirkulasi bersama refrigerant. Filter terpasang pada saluran keluar
receiver bagian dalam. Filter ini terbuat dari kasa tembaga dan berfungsi
menyaring kotoran agar tidak masuk ke katup ekspansi. Pada bagian atas receiver
terdapat sight glass yang berfungsi untuk mengetahui kondisi refrigerant dalam
system AC. Di dalam dryer berisi desiccant (zat yang dapat menyerap uap air)
yang berupa silicagel untuk penggunaan R-12 dan zeolit untuk penggunaan R-
134a.
Receiver merupakan tempat penyimpanan sementara refrigerant setelah dicairkan
oleh kondensor dan sebelum masuk ke katup ekspansi. Fungsi lainnya adalah
sebagai penyaring kotoran dalam system sirkulasi AC. Receiver juga berfungsi
memisahkan kadar air dan kotoran yang terbawa saat bersirkulasi bersama
refrigerant.

Gambar : Receiver (Filter Dryer)

2. Accumulator
Accumulator biasanya digunakan pada system AC mobil yang menggunakan pipa
orifice sebagai alat penurun tekanan refrigerant. Accumulator terletak diantara
evaporator dan kompresor. Accumulator berfungsi sebagai alat penampung
sementara refrigerant cair yang bertemperatur rendah, serta campuran minyak
pelumas dari evaporator. Refrigeran yang telah disimpan berupa gas, dialirkan dari
bagian atas accumulator melalui saluran isap menuju ke kompresor. Accumulator
juga berfungsi mencegah refrigerant cair agar tidak mengalir ke kompresor. Di
dalam accumulator terdapat desiccant seperti pada receiver.
Gambar : Accumulator
3. Minyak Pelumas (Oli kompresor)
Oli kompresor pada system AC berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian
kompresor yang bergesekan, untuk meredam panas dan melancarkan pergerakan
bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil oli kompresor bercampur dengan
refrigerant dan ikut bersirkulasi melewati kondensor dan evaporator. Minyak
pelumas kompresor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah berreaksi dengan refrigerant
atau benda lain yang digunakan pada system pendingin.
b. Tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120oC.
c. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
d. Mempunyai titik beku yang rendah.
e. Tidak berbusa.
f. Mempunyai tahanan listrik (dielektrik) yang kuat.
g. Dapat memberikan pelumasan yang baik pada temperature tinggi maupun
rendah.
Proses penyaluran dan jenis minyak pelumas pada tiap-tiap kompresor berbeda.
Untuk kompresor jenis resipro, penyaluran minyak pelumas dari bagian bawah
kompresor (di bak alas kompresor) yang diisap oleh pompa yang terpasang di
bagian belakang kompresor. Kemudian minyak pelumas yang masuk ke dalam
saluran poros engkol dialirkan kedua jurusan, yaitu ke bagian bearing muka-
belakang dan ke dinding piston melalui pena piston. Minyak pelumas yang sudah
disalurkan ke bagian-bagian tersebut akan kembali lagi ke bak alas kompresor
untuk sirkulasi berikutnya.
Pada kompresor tipe swash plate, terdapat plat rotasi miring yang menggerakkan
torak ke kana dan ke kiri. Minyak pelumas yang keluar dari saluran dalam poros
penggerak mengalir hingga ke permukaan plat rotasi miring akibat gaya
sentrifugal. Minyak pelumas yang terhambur dengan putaran plat rotasi miring ini
mampu melumasi torak sehingga tidak cepat aus.
4. Shaft seal
Refrigeran dan minyak pelumas dalam kompresor sangat rentan terhadap
kebocoran, baik saat kompresor sedang beroperasi maupun tidak. Untuk mencegah
kebocoran, digunakan penyekat (seal) yang dipasang pada poros kompresor.
Komponen ini terdiri dari dua bagian, yaitu shaft seal dan plate seal. Shaft seal ada
dua jenis, yaitu mechanical seal dan lip seal. Shaft sealterdiri dari gelang
penahan, O-ring, ring karbon, dan plate seal. Plate seal yang tertahan rapat oleh
gelang penahan dengan ring karbon akan tertekan oleh pegas, sehingga mampu
mencegah kebocoran refrigerant dan minyak pelumas.
5. Pipa refrigerant
Pipa refrigerant AC terbuat dari karet (pipa elastic) dan pipa logam yang tahan
terhadap tekanan dan temperature tinggi serta tahan terhadap getaran. Bagian
dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan alumunium yang diproses dengan baik
sehingga lebih tahan terhadap unsur kimia dalam refrigerant. Pipa karet dibuat
berlapis-lapis agar lebih kuat menahan kebocoran dan reaksi unsur kimia.
6. Iddle Up
Alat ini berfungsi menaikkan puaran mesin ketika AC mobil dihidupkan (saat
putaran mesin masih idling/stasioner) sehingga mesin mobil terhindar dari beban
yang berlebihan (overload).
Ada dua jenis Iddle up, yaitu jenis Vacuum Switch Valve (VSV) dan Throttle
Position (TP).
a. Vacuum Switch Valve (VSV)
Pada vacuum switch valve terdapat komponen coil magnet, compression spring,
dan moving core. Coil magnet pada VSV terhubung secara parallel dengan
magnetic clutch pada kompresor, sehingga apabila magnetic clutch bekerja, coil
magnet pada VSV akan menimbulkan tenaga magnet.
b. Throttle Position
Throttle Position (TP) terdiri atas diafragma dan throttle valve. Dalam hal ini VSV
berfungsi mengatur ruang diafragma pada TP, sehingga ruang diafragma tersebut
dapat terhubung dengan sumber vacuum (vacuum tank) dan di saat tertentu
terhubung dengan udara luar. Pada saat AC mobil dihidupkan dan mesin mobil
dalam keadaan stasioner, maka koil magnet pada VSV akan bekerja dan
menimbulkan tenaga magnet. Tenaga magnet tersebut akan menggerakkan moving
core untuk menghubungkan ruang diafragma dengan vacuum tank.
Sistem kerja TP dimulai ketika terjadi kevakuman pada vacuum tank. Throttle set
akan bergerak dan mengubah posisi venture karburator kea rah penambahan bahan
bakar, sehingga putaran mesin akan meningkat. Namun ada juga yang tidak
mengandalkan tingkat kevakuman, yaitu saat koil magnet pada VSV menimbulkan
tenaga magnet, moving core pada VSV menghubungkan ruang diafragma dengan
ruang atmosfer yang sebelumnya terhubung dengan vacuum tank. Karena tidak ada
kevacuman pada ruang diafragma, maka kekuatan spring pada ruang diafragma
akan mempengaruhi kerja throttle set pada TP. Dengan demikian posisi venture
pada karburator akan berubah ke arah penambahan bahan bakar, sehingga putaran
mesin akan naik. Meskipun cara kerja keduanya sama, namun mengingat
konstruksi karburator pada masing-masing mobil berbeda, maka dibuat dua macam
system kerja untuk mempermudah system pemasangannya.

7. Pulley dan belt


Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan komponen penerus
tenaga dari mesin ke kompresor AC mobil. Jenis belt yang digunakan pada AC
mobil diantaranya adalah V belt dan ribbed belt. Perbedaan keduanya terletak pada
bentuk dan kemampuan meneruskan tenaga. Jenis ribbed belt memiliki
kemampuan meneruskan tenaga lebih baik dari pada jenis V belt dan tidak mudah
slip.
Gambar : Pulley dan belt
8. Kipas (Extra Fan)
Ekstra fan berfungsi mensirkulasikan udara di dalam dan di luar kabin. Motor
blower terdapat di dalam kabin, sedangkan fan (extra fan) terletak di luar kabin.
Blower pada kabin terdiri atas motor penggerak dan blower/ sudu-sudu yang
digerakkan. Umumnya, tipe blower yang sering digunakan adalah tipe sirrocco.
Extra fan yang terdapat di luar kabin (pada kondensor) juga terdiri dari motor
penggerak dan fan yang digerakkan. Jenis fan yang umum digunakan adalah jenis
axial flow.

Gambar : Extra fan


C. KOMPONEN KELISTRIKAN
Komponen kelistrikan terdiri dari sakelar (Selector switch), kopling magnet
(Magnetic clutch), thermostat (Thermoswitch), pengatur suhu elektronik
(Thermistor), pressure switch, relay, dan amplifier.
1. Sakelar (Selector switch)
Sakelar yang digunakan pada system AC mobil umumnya adalah jenis sakelar
putar. Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan kompresor, serta
memilih kecepatan putaran blower evaporator. Sakelar terdiri dari tombol putar
(menunjuk posisi off, low, medium, dan high) dan terminal listrik.
Saat tombol diputar pada posisi off, hubungan antar terminal terputus. Pada posisi
low, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi low dan kompresor. Pada
posisi medium, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi medium dan
kompresor. Pada posisi high, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi
high dan kompresor. Untuk mengetahui adanya arus listrik yang menghubungkan
antar terminal pada sakelar, digunakan multitester.

Gambar : Sakelar
2. Kopling magnet (Magnetic Clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan pully
penggeraknya. Saat mesin mobil bekerja, pulley berputar karena terhubung dengan
mesin melalui belt. Pada saat ini kompresor belum bekerja. Ketika system AC
dihidupkan, amplifier memberikan arus listrik ke koil stator sehingga timbul
medan electromagnet yang akan menarik pressure plate dan menekan permukaan
pulley. Hal ini menyebabkan pressure plate berputar mengikuti putaran pulley
sehingga kompresor akan berputar. Kopling magnet memiliki tiga bagian utama
sebagai berikut.
a. Stator
Stator merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada rumah
kompresor.
b. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar yang terhubung dengan poros mesin
melalui belt. Diantara permukaan bagian dalam dari rotor dan front housing dari
kompresor terpasang bantalan.
c. Pressure Plate
Pressure plate merupakan bagian yang dipasang pada poros kompresor
Gambar : Bagian-bagian kopling magnet
3. Thermostat (Thermoswitch)
Alat ini berfungsi memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke kompresor
secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu
pada evaporator. Jika thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena pemutus
arus listrik tidak bekerja. Tanda-tanda kerusakannya antara lain keluarnya asap dari
kisi-kisi AC serta adanya tetesan air seperti embun yang keluar dari evaporator.
Thermostat juga berfungsi mengatur proses kerja kompresor AC. Pada thermostat
terdapat tabung indra panas yang berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan
suhu. Tabung ini terpasang pada evaporator di bagian saluran angin keluar. Ketika
suhu penguapan refrigerant cair di dalam evaporator naik, gas di dalam tabung
indra panas akan memuai dan mendorong alas diafragma ke atas. Dengan
demikian, sakelar yang terhubung dengan magnetic clutch akan mendapat aliran
listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran angin
keluar di evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas
akan menyusut. Alas diafragma yang sebelumnya terdorong oleh tekanan gas akan
kembali ke bawah karena terikan pegas, sehingga sakelar memutus arus listrik ke
kopling magnet. Akibatnya kompresor berhenti bekerja.

Gambar: Thermostat
4. Pengatur suhu elektronik (Thermistor)
Termistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien termal negative.
Artinya, semakin rendah suhunya, semakin tinggi tahanannya, dan sebaliknya.
Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan
kompresor. Pada suhu tinggi, tahanan thermistor rendah, amplifier akan
mengalirkan arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga kompresor
bekerja. Pada saat suhu rendah, tahanan thermistor tinggi, amplifier akan memutus
arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga kompresor tidak bekerja.

Gambar : Thermistor
5. Pressure Switch
Pressure switch merupakan komponen kelistrikan AC mobil yang berfungsi
memutus dan menghubungkan aliran listrik yang menuju ke kompresor yang
bekerja berdasarkan tekanan refrigerant. Pada tekanan refrigerant yang tidak
normal, pressure switch akan bekerja. Pressure switch yang banyak digunakan
pada system AC mobil adalah tipe dual pressure switch. Pressure switch dipasang
pada pipa yang berisi cairan diantara receiver dan katup ekspansi. Alat ini mampu
mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam system dan akan memutus aliran
listrik yang menuju kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah, sehingga kompresor berhenti bekerja. Pressure switch akan bekerja
pada tekanan 448 psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antar komponen
sehingga tekanan dalam system cukup rendah, sekitar 28 psi untuk R-134a dan 378
psi untuk R-12, pressure switch akan mematikan kopling magnet.

Gambar : Pressure Switch


6. Relay
Relay berfungsi mengalirkan arus listrik ke kopling magnet, blower motor, dan ke
peralatan lain pada system AC mobil. Relay diperlukan untuk mencegah kerusakan
pada kunci kontak. Aliran listrik yang langsung dari baterai ke kopling magnet atau
ke blower melalui kunci kontak akan menyebabkan titik-titik kunci kontak cepat
aus dan terbakar. Jika menggunakan relay, kunci kontak hanya mengalirkan arus
listrik yang kecil ke koil relay. Kemagnetan pada koil relay akan menghubungkan
titik-titik kontak relay yang akan mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari
baterai ke kopling magnet ataupun ke motor blower. Jika kunci kontak
memutuskan arus listrik ke koil relay, maka kontaktif relay akan terputus secara
otomatis sehingga arus listrik dari baterai ke kopling magnet ataupun ke motor
blower akan terputus.

Gambar : Relay
7. Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC
mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai. Pada
prinsipnya amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan
memutus aliran listrik dari baterai yang menuju ke kopling magnet. Terdapat dua
jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil, yaitu temperature control amplifier
dan temperature control idling stabilizer amplifier.
a. Pengatur suhu (Temperature Control)
Amplifier jenis ini bekerja mengatur suhu dari ruangan yang didinginkan sehingga
selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperature control adalah thermistor
dan resistor pengatur temperature. Resistor pengatur temperature adalah suatu
resistor yang nilai tahananya dapat diubah-ubah secara manual. Jika tahanan
resistor ditetapkan pada nilai tertentu, ini berarti sama dengan menetapkan suhu
ruangan yang didinginkan pada batas-batas tertentu.
Thermistor pada rangkaian control temperature berfungsi sebagai sensor suhu
berdasarkan perubahan nilai tahanannya digabungkan dengan nilai tahanan dari
resistor pengatur temperature. Hasilnya dikirim ke amplifier berupa sinyal listrik.
Pada amplifier sensor suhu diolah lagi secara elektronik yang hasilnya dapat
menutup dan membuka kontaktif relay di amplifier.
b. Idling stabilizer amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja
pada batas minimal putaran mesin mobil. Ini dimaksudkan agar pada putaran
rendah mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) ketika system AC
bekerja. Sumber sensor putaran mesin diambil dari system pengapian, yaitu minus
(-) ignition coil. Sinyal listrik yang didapat kemudian diolah secara elektronik di
dalam amplifier yang hasilnya dapat membuka dan menutup kontak relay
amplifier. Selanjutnya sinyal listrik yang menghubungkan baterai dengan kopling
magnet diatur agar hanya bekerja mengalirkan arus listrik dari baterai ke kopling
magnet pada batas putaran minimal (umumnya 850 1050 rpm).

Gambar :Pengatur Suhu


Sistem Kelistrikan AC Mobil
Gambar di bawah menunjukkan rangkaian kelistrikan AC mobil.

Gambar : Rangkaian Kelistrikan AC Mobil


Urutan cara kerja kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Ignition switch dihidupkan (ON)
b. Blower switch dihidupkan (ON) mengakibatkan heater relay bekerja
mengalirkan arus listrik dan memutar motor blower.
c. Saat switch AC di ON kan, amplifier akan bekerja mengeluarkan arus ke relay
kopling magnet dan ECU mesin. Proses ini terjadi jika pressure switch bekerja
dengan tekanan refrigerant sesuai standar berikut.
R-134a : 28 448 psi
R-12 : 29,4 378 psi
d. Thermostat akan memberikan informasi suhu pada evaporator ke amplifier. Saat
suhu evaporator di bawah 3oC 10oC, kopling magnet akan mati dan kompresor
berhenti bekerja.
e. Saat kopling magnet bekerja, amplifier akan mengirim sinyal ke ECU mesin
agar VSV bekerja dan meningkatkan putaran mesin.
f. Saat kendaraan berjalan, ECU mesin akan memberikan informasi berupa sinyal
ke amplifier sehingga relay kopling magnet akan OFF dan kompresor berhenti
bekerja

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
... i
Daftar
Isi .. ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Pengkondisian Udara
....... 1
B. Kelembaban Udara
... 2
C. Udara Bersih dan Sehat
..... 2
D. Proses Kerja Sistem AC Mobil
. 3

BAB II. BAGIAN-BAGIAN SISTEM AC MOBIL


A. Fungsi Bagian-Bagian Sistem AC Mobil
1. Fungsi Kompresor . 9
2. Fungsi Kondensor .... 10
3. Fungsi Filter/Saringan .. 12
4. Fungsi Katup Ekspansi .... 13
5. Fungsi Evaporator 14
6. Fungsi Kopling Magnet ... 15
7. Fungsi Zat pendingin (Refrigeran) .. 16
B. Konstruksi & Cara Kerja Bagian-Bagian Sistem AC Mobil
1. Kompresor .... 17
a. Kompresor Torak Gerak Tegak Lurus ... 17
b. Kompresor Torak Gerak Memanjang 19
c. Kompresor Torak Gerak Aksial . 20
d. Kompresor Torak Gerak Radial ..... 21
e. Kompresor Torak Gerak Menyudut (V) 22
f. Kompresor Rotari ... 22
g. Keuntungan & Kerugian Jenis Kompresor .... 24
2. Kopling Magnet ... 24
3. Kondensor .... 25
4. Filter/Saringan .. 28
5. Evaporator .... 30
6. Katup Ekspansi .... 31
a. Katup Ekspansi Bentuk Siku ..... 31
1) Katup Ekspansi Dengan Kontrol Temperatur .. 31
2) Katup Ekspansi Dengan Kontrol Tekanan & Temperatur.32
b. Katup Ekspansi Bentuk Blok . 34

BAB III. INSTALASI KELISTRIK SISTEM AC MOBIL


A. Kopling Magnet & Motor Kipas Pendingin Kondensor ... 36
B. Motor Blower & Pengatur Putaran ......... 36
C. Termostat ...... 37
D. Sistem Kontrol (Pengaman) ...38
1. Pengontrol Tekanan Tinggi .... 39
2. Pengontrol Tekanan Rendah ... 39
3. Pengontrol Temperatur ... 40
E. Rangkaian Kelistrikan Sistem AC Mobil Secara Lengkap ... 40

BAB IV. PERALATAN UNTUK PERAWATAN & PERBAIKAN AC MOBIL


A. Charging Manifold (Manometer) . 44
B. Pompa Vakum ......... 45
C. Tang Ampere & Multitester .... 46
D. Leackage Detector . 47
E. Thermometer Ruangan .... 48
F. Obeng ........ 48
G. Kunci Pas & Kunci Ring ........ 49
H. Kunci L ... 50
I. Gas & Brander Las ....... 52
J. Trainer AC Mobil .... 53

BAB V. MENDETEKSI KEHABISAN & PENGISIAN FREON R-12


A. Mendeteksi Kehabisan Refrigeran (Freon) AC ........................................ 57
B. Pengisian Refrigeran (Freon) AC
1. Mengisi Pada Saluran Tekanan Tinggi ... 59
2. Mengisi Pada Saluran Tekanan Rendah . 60
3. Mengisi Sesuai Berat Zat Pendingin Yang Masuk Sistem . 62

BAB VI. PENGETESAN & PERBAIKAN KERUSAKAN SISTEM AC MOBIL


A. Pengetesan Sistem AC Mobil
1. Tes Tekanan .... 65
2. Tes Temperatur ........................................................................................ 67
3. Tes Tekanan ............................................................................................. 68
B. Penyebab & Perbaikan Kerusakan Sistem AC Mobil
1. Sistem AC Mobil Kurang Dingin Terutama Siang Hari .......... 69
2. Air Pada Sistem AC Mobil Menetes dan Masuk Kabin .......... 72
3. Perbaikan Resistor Blower AC Mobil ............ 75

BAB VII. LEMBAR KERJA DIAGNOSA KESALAHAN SISTEM AC MOBIL


A. Mengecek Fungsi & Mendiagnosa Kesalahan Sistem AC
1. Mengecek Di dalam Ruangan Mobil .. 78
2. Mengecek Di Ruangan Mesin .... 79
3. Mendiagnosa Dengan Manifold (Manometer) ...83
B. Mengganti Filter & Mengisi Freon Sistem AC Mobil...... 88
C. Merangkai & Memeriksa Instalasi Kelistrikan Sistem AC Mobil
1. Memeriksa Motor Kipas Kondensor .. 94
2. Memeriksa Kopling Magnet .... 95
3. Memeriksa Thermostat
a. Jenis Mekanik ...... 95
b. Jenis Elektronik ... 97
4. Memeriksa Sistem Kontrol Tekanan ...... 99
5. Memeriksa Rangkaian Instalasi Motor Blower ..........101
D. Memeriksa, Melepas, Memasang Kembali Kompresor & Mengganti Kopling
Magnet
1. Memeriksa Di Ruangan Mesin ....... 105
2. Memeriksa Kompresor Setelah Dilepas Dari Sistem.. 110
E. Mendiagnosa & Memperbaiki Gangguan Sistem AC Mobil
1. Mendiagnosa Secara Visual
a. Kondisi Umum Sistem AC .... 114
b. Bagian Kondensor ..... 116
c. Bagian Saringan (Receiver Drier) .... 117
d. Bagian Katup Ekspansi ..... 119
e. Bagian Evaporator & Kelengkapannya .... 121
2. Mendiagnosa Rangkaian Kelistrikan .124
3. Mendiagnosa Diluar Rangkaian Kelistrikan ..125

DAFTAR
PUSTAKA .................128

Você também pode gostar