Você está na página 1de 10

Analisis

Penyalahgunaan Media Sosial Di Kalangan Remaja

Analisis Sosial Ini Ditulis sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun oleh:

Kelompok 9

Istiarsanti Kinasih (3115153436)


Felda Ayu Puspita (3115154267)
Siti Rohmahwati (3115154895)

Pendidikan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2017
Bab I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi, perkembangan telekomunikasi dan informatika sudah begitu


pesat. Teknologi membuat jarak tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Internet
tentu saja menjadi salah satu medianya. Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara
Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk
Indonesia kini telah terhubung ke internet. Survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu
menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total
penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang. Hal ini mengindikasikan kenaikan
51,8 persen dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu. Survei yang dilakukan
APJII pada 2014 hanya ada 88 juta pengguna internet. Penggunaan internet ini banyak
digunakan untuk mengakses media sosial oleh semua kalangan dari orang dewasa hingga
anak-anak. Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan
sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka
tidak lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh
kalangan remaja antara lain; facebook, twitter, path, youtube, instagram, kaskus, line,
whatsapp, blackberry messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai
keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media
sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-
lama berselancar di dunia maya. Melalui media massa yang semakin banyak berkembang
memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi dalam bentuk
apapun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat sehingga mempengaruhi cara pandang,
gaya hidup, serta budaya suatu bangsa.

Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di
lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola
tingkah laku lainnya yaitu gaya hidup. Perubahan gaya hidup dalam hal peniruan atau imitasi
secara berlebihan terhadap diri seorang firgur yang sedang diidolakan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari media. Biasanya seseorang akan meniru segala sesuatu yang
berhubungan dengan idolanya tersebut baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, potongan
rambutnya ataupun cara berbicara yang mencerminkan diri idolanya (Trimarsanto, 1993:8).

Hal tersebut diatas cenderung lebih berpengaruh terhadap generasi muda.


Secara sosio-psikologis, arus informasi yang terus menerpa kehidupan kita akan
menimbulkan berbagai pengaruh terhadap perkembangan jiwa, khususnya untuk anak-anak
dan remaja. Pola perilaku mereka, sedikit demi sedikit dipengaruhi oleh apa yang mereka
terima yang mungkin melenceng dari tahap perkembangan jiwa maupun norma-norma yang
berlaku. Hal ini dapat terjadi bila tayangan atau informasi yang mestinya di konsumsi oleh
orang dewasa sempat ditonton oleh anak-anak (Amini, 1993). Masa depan bangsa Indonesia
sangatlah ditentukan oleh generasi muda bangsa ini. Banayaknya penggunaan media sosial
oleh generasi muda khususnya remaja juga dapat berpengaruh positif dan negatif. Oleh
karena itu, kita perlu mengkaji pengaruh media sosial terhadap remaja dari berbagai aspek.
I.2. Fokus analisis

Teknologi dan perangkat media yang ada saat ini telah benar-benar merasuki segala
aspek kehidupan seseorang. Terlepas dari tujuan dan manfaat apa yang didapat dari perangkat
tersebut, namun teknologi telah memberikan akses kepada seseorang untuk menjadi bagian
dari masyarakat jejaring (network society) tanpa batasan-batasan demografis, budaya, sosial
dan sebagainya. Perkembangan dunia teknologi yang seharusnya membantu atau
mempermudah kehidupan masyarakat, saat ini telah melampaui ekspektasi tersebut.
Dikatakan melampaui sebab tidak hanya mempermudah dan menyelesaikan permasalahan
namun telah terjadi pergeseran fungsi dari media sosial. Remaja adalah pengguna terbanyak
dan merupakan pasar utama bagi para pendiri jejaring sosial. Namun, masih minimnya
kemampuan remaja dalam mengendalikan diri menjadi pemicu utama banyaknya
penyalahgunaan media sosial.

I.3. Tujuan Analisis

I.4. Manfaat Analisis


BAB II

ANALISIS PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL DI KALANGAN REMAJA

II.1. Aspek Sosial

Perkembangan sosial media berbasis internet dewasa ini telah menciptakan berbagai
media yang menjadi wadah masyarakat untuk melakukan interaksi sosial dalam dunia maya.
Sebagaimana diketahui bahwa sosial media sangat diminati seluruh lapisan masyarakat di
dunia. Media sosial ini dapat berdampak positif dan negatif bagi remaja dilihat dari aspek
sosial. Dampak positif yang di hasilkan dari penggunaan sosial media seperti memperbanyak
jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini remaja menjadi lebih mudah berteman
dengan orang lain di seluruh dunia tanpa harus berada dalam ruang dan waktu yang
bersamaan. Namun dengan kemudahan ini, remaja menjadi malas berkomunikasi di dunia
nyata. Remaja menjadi kecanduan untuk menggunakan jejaring sosial tanpa tahu waktu.
Kebanyakan remaja apabila menggunakan jejaring sosial, mereka bisa saja berjam-jam untuk
menggunakannya.

Media sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi
tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu
untuk membuka media sosial. Hal ini dapat mengakibatkan remaja menjadi kurang
berempati, membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit di dunia nyata. Tingkat
pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Bagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata
bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan
antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata. Jika remaja tersebut terlalu
banyak berkomunikasi di dunia maya. Menyebabkan kurangnya sopan santun remaja saat ini.
Dengan adanya media sosial, semakin banyak para remaja yang menggunakan bahasa yang
tidak sepantasnya. Dan bagi remaja yang masih polos, tentu akan menganggap bahwa bahasa
tersebut adalah bahasa modern anak zaman sekarang.

Selain itu, dengan adanya media sosial juga memudahkan seseorang untuk
mengungkapkan perasaan mereka. Remaja yang masih berfikiran labil akan dengan mudah
mengungkapkan rasa tidak suka pada seseorang tanpa memikirkannya dengan matang-
matang. Ketidaksukaan ini dapat berupa cyberbullying, menyebarkan keburukan orang yang
tidak disuka atau menyebarkan pesan kebencian, dsb. Dampak negatif tersebut dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang, sehingga mempengaruhi juga terhadap kemampuan
interaksi sosial seseorang.

II.2 Aspek budaya

Semakin gencarnya perkembangan teknologi, semakin bertambahnya fasilitas yang


ditawarkan, maka generasi remaja baru pengguna sosial media akan terus bermunculan.
Fenomena ini tidak terlepas dari latar belakang budaya bangsa Indonesia yang memang masih
sangat feodal. Asumsi mengenai kebosanan terhadap struktur budaya yang kaku, dan
pandangan mengenai budaya Barat yang jauh lebih dinamis dan lebih keren, membuat
kemunculan budaya populer menjadi lebih cepat. Keunggulan budaya populer yang lebih
demokratis, dalam artian semua orang yang ada di dalamnya dianggap setara membuat
budaya tersebut menjadi cepat berkembang dan lebih mudah diterima di masyarakat. Budaya
tradisional bangsa Indonesia yang kaku, sarat dengan nilai dan moral, mulai banyak
ditinggalkan. Remaja masa kini jauh lebih peduli terhadap kesenangan, euforia terhadap
munculnya setiap produk dari budaya populer. Ketakutan akan teralienasi apabila tidak
mengikuti arus budaya pop membuat tiap individu remaja menjadi terbebani untuk selalu
turut serta sebagai bagian dari perkembangan budaya populer. Para kaum muda dan generasi
baru tersebut tidak ragu untuk menciptakan sebuah identitas sosial baru dan menegosiasikan
ulang identitas tersebut di masyarakat. Pencarian kesenangan dan konsep privatisasi dalam
menghasilkan identitas inilah yang cenderung terjadi dalam dunia maya.

Social media sebagai sarana interaksi ternyata bisa berdampak negatif bagi budaya
bangsa kita. Terbukti dengan seringnya kita chating dengan bangsa lain yang tidak diimbangi
dengan ketidaksiapan kita untuk menerima budaya global membuat masing masing individu
(users) malah mengikuti dan menyukai budaya global yang cenderung tidak sesuai dengan
budaya kita. Banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih menyukai budaya global karena
lebih dianggap trend terbaru untuk dijadikan gaya hidup sehari hari, membuat budaya
sendiri sulit untuk dipertahankan keeksisannya.

Saat kita berinteraksi di Internet, tanpa kita sadari, kita sudah berada di tengah tengah
budaya global. Di dunia ini, kita tidak bisa hanya menonjolkan budaya kita sendiri. Dan hal
itulah yang memicu masuknya unsur-unsur budaya asing seperti bahasa pergaulan yang
cenderung kasar dan blak blakan , pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola
hidup konsumtif yang kemudian menjadi pola pergaulan dan gaya hidup masyarakat kita.
Bagi individu masyarakat yang tidak siap menyesuaikan pola pergaulan tersebut, mereka
akan menarik diri dalam arus pergaulan global tersebut dan membuat mereka lupa akan jati
diri sebagai masyarakat yang memiliki budaya tersendiri. Mereka yang selalu menjadi korban
dari budaya global akan terus mengikuti arus globalisasi yang menuntut gaya hidup liberal
untuk diterapkan dalam kehidupan mereka sendiri. Bila itu terus menerus terjadi, maka
budaya Indonesia akan kalah popularitasnya dengan budaya lain yang lebih modern.

Selain itu, seringnya kita berinterkasi melalui social media dengan bangsa lain akan
membuat ketertarikan kita untuk mengikuti budaya mereka agar terkesan mengikuti zaman
dan seakan budaya asing merupakan budaya yang dapat meningkatkan gengsi kita bila
diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Misalnya, Harajuku Style dan Europe Style, yang
sangat ini banyak diminati masyarakat Indonesia. Mereka lebih bangga menggunakan produk
negara lain, bertutur kata dan bertingkah laku seperti budaya negara lain karena lebih
menaikan gengsi dan image mereka. Terkadang banyak yang mengatakan, kita akan
ketinggalan zaman bila tidak mengikuti trend budaya global saat ini. Hal itulah yang akan
mengancam keberadaan budaya Indonesia di tengah tengah budaya asing. Jadi, interaksi
melalui social media yang konsekuensinya adalah berhadapan langsung dengan budaya
global dapat menggerus budaya sendiri apabila kita tidak dapat mempertahankan jati diri
budaya kita di tengah budaya global tersebut.
II.3 Aspek hukum

Media sosial diibaratkan seperti pisau bermata dua. Jika digunakan dengan cara-cara
bijaksana, selektif serta bertanggung jawab, berbagai situs jejaring sosial dapat bermanfaat,
tetapi bila digunakan dengan tidak bertanggung jawab, media sosial dapat mendatangkan
akibat yang tidak baik, bahkan bisa mendapat masalah hukum, maka sebaiknya lebih berhati-
hati dalam menggunakan media social. Media sosial bisa diartikan sebagai sebuah media
online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring
sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Berkembangnya media baru ini seakan berbanding lurus dengan
pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di dalamnya, salah satunya percemaran nama baik
atau penghinaan yang melalui wadah media sosial

Remaja yang terbiasa membagikan berbagai kegiatan setiap harinya terkadang tidak
bisa membatasi diri mereka untuk menjaga setiap hal mereka bagikan. Kebebasan dalam
mengemukakan pendapat juga dengan mudah dapat dilakukan melalui sosial media.
Pencemaran nama atau penghinaan baik lewat sosial media telah menjadi fenomena yang
marak terjadi di jejaring sosial dalam beberapa tahun belakangan ini. Pencemaran nama baik
merupakan perbuatan melawan hukum yang menyerang kehormatan atau nama baik orang
lain. Pencemaran nama baik melalui jaringan internet dalam perkembangannya sudah dapat
di kategorikan sebagai kejahatan yang mengkawatirkan. Hendaknya sebagai seorang
pengguna media sosial harus lebih waspada dalam mengunggah apa saja pada akun media
sosial di internet agar tidak berbuah pelanggaran atau kejahatan. Terkadang dengan dalih
kebebasan bisa saja seseorang terjebak menganggap ekspresi berpendapat yang dipostingkan
di media sosial adalah bebas tanpa batasan padahal sebenarnya ada rambu-rambu yang tidak
boleh dilanggar dalam berekspresi dan berkomunikasi di media social, mungkin akibat
kurangnya pengetahuan terkait dengan aturan main agar tetap pada koridor hukum membuat
sebagian orang tidak memahami dampak hukum jika memakai media sosial ada aturan dan
rambu-rambu yang tidak boleh ditabrak, secara umum di media social perlunya menghindari
memposting, menggunggah dan membagikan hal-hal yang bersifat asusila, unsur perjudian,
dan hal-hal yang berbau Sara.

Sebagian masyarakat menganggap bahwa itu hanyalah bentuk kebebasan berbicara


yang merupakan Hak Asasi Manusia (HAM), tapi masyarakat yang lainnya justru melihat ini
adalah sebuah bentuk provokasi atau pencemaran nama baik yang perlu dikenakan sanksi
atau hukuman tertentu bagi pelakunya atau pelanggarnya. Terlepas dari pro dan kontra
tersebut sebenarnya hukum lewat produk-produk hukumnya telah mengatur mengenai
pencemaran nama baik lewat media sosial ini di dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan juga diatur secara umum di
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
II.4 Aspek Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, media sosial dapat digunakan sebagai pengembangan


kewirausahaan seperti yang kita sebut dengan olshop atau online shop, dimana banyak orang
menampilkan dan menjual barang dagangannya dalam media sosial. Aplikasi media sosial
yang paling sering digunakan dan kerap kita temukan adalah facebook, twitter, line,
whatsapp, dan youtube. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan
akan semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan
atau transaksi narkoba. Selain itu remaja banyak yang tertarik dengan barang-barang yang
dijual di online shop tanpa memperhatikan akredibilitas olshop tersebut sehingga banyak
terjadi penipuan. Misalnya harga barang yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas barang
atau karena tidak melihat barang yang akan dibeli maka barang yang dibeli tidak sesuai
dengan harapan. Apalagi online shop mengharuskan transaksi jarak jauh. Perananan media
sosial yang disalahgunakan ini dapat menyebabkan kerugian pada remaja.

Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah
menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak
lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan
remaja antara lain; facebook, twitter, path, youtube, instagram, kaskus, line, whatsapp,
blackberry messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus
dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang
menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar
di dunia maya.Seringnya penggunaan media sosial ini menyebabkan data internet yang
digunakan juga banyak. Penggunaan data internet ini mengharuskan para remaja membeli
paket data. Terlalu sering membeli paket data internet menyebabkan remaja bersikap
hedonisme atau boros. Terlebih lagi kebanyakan remaja masih meminta uang kepada orang
tuanya. Ini menimbulkan dampak negatif terhadap perilaku remaja dalam bidang ekonomi.

II.5 Aspek Agama

Banyaknya manfaat dari media sosial menyebabkan kemudahan dalam berinteraksi


dan menambah informasi yang ada. Namun dengan kemudahan ini, remaja menjadi
kecanduan untuk menggunakan jejaring sosial tanpa tahu waktu. Kebanyakan remaja apabila
menggunakan jejaring sosial, mereka bisa saja berjam-jam untuk menggunakannya. Karena
terlalu asyik dengan medsos, banyak dari para penggunanya yang lupa atau terlambat shalat
berjamaah di masjid, semakin jarang membaca al-Quran, dan sebagainya. Penggunaan
media sosial yang berlebihan jelas tidak diperbolehkan dalam agama islam. Seperti yeng
tertera pada ayat Al-Araf 7:31 yaitu Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) mesjid, makan & minumlah, & janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. .
Seringnya penggunaan media sosial ini menyebabkan data internet yang digunakan
juga banyak. Penggunaan data internet ini mengharuskan para remaja membeli paket data.
Terlalu sering membeli paket data internet menyebabkan remaja bersikap hedonisme atau
boros. Terlebih lagi kebanyakan remaja masih meminta uang kepada orang tuanya.
Sedangkan dalam islam berperilaku boros juga tidak diperbolehkan Karena tertera dalam ayat
QS. Al-Isra [17] : 26 yaitu Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Jadi penggunaan media sosial
diperbolehkan namun sesuai dengan proporsinya tidak berlebihan dan berperilaku boros.

II.6. Solusi
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2016/07/trend-media-sosial-di-kalangan-remaja-dalam-
perspektif-budaya-populer-disampaikan-dalam-konferensi-comicos-di-universitas-atmajaya/

http://www.dosengalau.com/media-sosial-dan-budaya/

http://ruangkomunikasi.blogspot.co.id/2009/12/dampak-social-media-terhadap-budaya.html

http://www.kompasiana.com/truezulkifli/bijak-ber-ekspresi-di-media-sosial-waspada-jerat-
hukum-uu-ite_5535adaf6ea834f41eda42f9

http://pedomanbengkulu.com/2016/03/hati-hati-pencemaran-nama-baik-atau-penghinaan-di-
media-sosial-dapat-dihukum/

http://law.ui.ac.id/v3/2016/08/02/antara-kebebasan-berekspresi-privasi-dan-ketertiban-
umum-di-media-sosial/

http://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.di.indonesia.cap
ai.132.juta

http://indonesianyouth.org/pengaruh-media-sosial-terhadap-perilaku-di-kalangan-remaja/

https://tscumum2011.blogspot.co.id/2013/11/dampak-sosial-media-terhadap-kalangan-
remaja.html

Você também pode gostar