Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Analisis Sosial Ini Ditulis sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Disusun oleh:
Kelompok 9
Pendidikan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2017
Bab I
PENDAHULUAN
Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di
lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola
tingkah laku lainnya yaitu gaya hidup. Perubahan gaya hidup dalam hal peniruan atau imitasi
secara berlebihan terhadap diri seorang firgur yang sedang diidolakan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari media. Biasanya seseorang akan meniru segala sesuatu yang
berhubungan dengan idolanya tersebut baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, potongan
rambutnya ataupun cara berbicara yang mencerminkan diri idolanya (Trimarsanto, 1993:8).
Teknologi dan perangkat media yang ada saat ini telah benar-benar merasuki segala
aspek kehidupan seseorang. Terlepas dari tujuan dan manfaat apa yang didapat dari perangkat
tersebut, namun teknologi telah memberikan akses kepada seseorang untuk menjadi bagian
dari masyarakat jejaring (network society) tanpa batasan-batasan demografis, budaya, sosial
dan sebagainya. Perkembangan dunia teknologi yang seharusnya membantu atau
mempermudah kehidupan masyarakat, saat ini telah melampaui ekspektasi tersebut.
Dikatakan melampaui sebab tidak hanya mempermudah dan menyelesaikan permasalahan
namun telah terjadi pergeseran fungsi dari media sosial. Remaja adalah pengguna terbanyak
dan merupakan pasar utama bagi para pendiri jejaring sosial. Namun, masih minimnya
kemampuan remaja dalam mengendalikan diri menjadi pemicu utama banyaknya
penyalahgunaan media sosial.
Perkembangan sosial media berbasis internet dewasa ini telah menciptakan berbagai
media yang menjadi wadah masyarakat untuk melakukan interaksi sosial dalam dunia maya.
Sebagaimana diketahui bahwa sosial media sangat diminati seluruh lapisan masyarakat di
dunia. Media sosial ini dapat berdampak positif dan negatif bagi remaja dilihat dari aspek
sosial. Dampak positif yang di hasilkan dari penggunaan sosial media seperti memperbanyak
jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini remaja menjadi lebih mudah berteman
dengan orang lain di seluruh dunia tanpa harus berada dalam ruang dan waktu yang
bersamaan. Namun dengan kemudahan ini, remaja menjadi malas berkomunikasi di dunia
nyata. Remaja menjadi kecanduan untuk menggunakan jejaring sosial tanpa tahu waktu.
Kebanyakan remaja apabila menggunakan jejaring sosial, mereka bisa saja berjam-jam untuk
menggunakannya.
Media sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi
tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu
untuk membuka media sosial. Hal ini dapat mengakibatkan remaja menjadi kurang
berempati, membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit di dunia nyata. Tingkat
pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Bagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata
bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan
antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata. Jika remaja tersebut terlalu
banyak berkomunikasi di dunia maya. Menyebabkan kurangnya sopan santun remaja saat ini.
Dengan adanya media sosial, semakin banyak para remaja yang menggunakan bahasa yang
tidak sepantasnya. Dan bagi remaja yang masih polos, tentu akan menganggap bahwa bahasa
tersebut adalah bahasa modern anak zaman sekarang.
Selain itu, dengan adanya media sosial juga memudahkan seseorang untuk
mengungkapkan perasaan mereka. Remaja yang masih berfikiran labil akan dengan mudah
mengungkapkan rasa tidak suka pada seseorang tanpa memikirkannya dengan matang-
matang. Ketidaksukaan ini dapat berupa cyberbullying, menyebarkan keburukan orang yang
tidak disuka atau menyebarkan pesan kebencian, dsb. Dampak negatif tersebut dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang, sehingga mempengaruhi juga terhadap kemampuan
interaksi sosial seseorang.
Social media sebagai sarana interaksi ternyata bisa berdampak negatif bagi budaya
bangsa kita. Terbukti dengan seringnya kita chating dengan bangsa lain yang tidak diimbangi
dengan ketidaksiapan kita untuk menerima budaya global membuat masing masing individu
(users) malah mengikuti dan menyukai budaya global yang cenderung tidak sesuai dengan
budaya kita. Banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih menyukai budaya global karena
lebih dianggap trend terbaru untuk dijadikan gaya hidup sehari hari, membuat budaya
sendiri sulit untuk dipertahankan keeksisannya.
Saat kita berinteraksi di Internet, tanpa kita sadari, kita sudah berada di tengah tengah
budaya global. Di dunia ini, kita tidak bisa hanya menonjolkan budaya kita sendiri. Dan hal
itulah yang memicu masuknya unsur-unsur budaya asing seperti bahasa pergaulan yang
cenderung kasar dan blak blakan , pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola
hidup konsumtif yang kemudian menjadi pola pergaulan dan gaya hidup masyarakat kita.
Bagi individu masyarakat yang tidak siap menyesuaikan pola pergaulan tersebut, mereka
akan menarik diri dalam arus pergaulan global tersebut dan membuat mereka lupa akan jati
diri sebagai masyarakat yang memiliki budaya tersendiri. Mereka yang selalu menjadi korban
dari budaya global akan terus mengikuti arus globalisasi yang menuntut gaya hidup liberal
untuk diterapkan dalam kehidupan mereka sendiri. Bila itu terus menerus terjadi, maka
budaya Indonesia akan kalah popularitasnya dengan budaya lain yang lebih modern.
Selain itu, seringnya kita berinterkasi melalui social media dengan bangsa lain akan
membuat ketertarikan kita untuk mengikuti budaya mereka agar terkesan mengikuti zaman
dan seakan budaya asing merupakan budaya yang dapat meningkatkan gengsi kita bila
diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Misalnya, Harajuku Style dan Europe Style, yang
sangat ini banyak diminati masyarakat Indonesia. Mereka lebih bangga menggunakan produk
negara lain, bertutur kata dan bertingkah laku seperti budaya negara lain karena lebih
menaikan gengsi dan image mereka. Terkadang banyak yang mengatakan, kita akan
ketinggalan zaman bila tidak mengikuti trend budaya global saat ini. Hal itulah yang akan
mengancam keberadaan budaya Indonesia di tengah tengah budaya asing. Jadi, interaksi
melalui social media yang konsekuensinya adalah berhadapan langsung dengan budaya
global dapat menggerus budaya sendiri apabila kita tidak dapat mempertahankan jati diri
budaya kita di tengah budaya global tersebut.
II.3 Aspek hukum
Media sosial diibaratkan seperti pisau bermata dua. Jika digunakan dengan cara-cara
bijaksana, selektif serta bertanggung jawab, berbagai situs jejaring sosial dapat bermanfaat,
tetapi bila digunakan dengan tidak bertanggung jawab, media sosial dapat mendatangkan
akibat yang tidak baik, bahkan bisa mendapat masalah hukum, maka sebaiknya lebih berhati-
hati dalam menggunakan media social. Media sosial bisa diartikan sebagai sebuah media
online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring
sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Berkembangnya media baru ini seakan berbanding lurus dengan
pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di dalamnya, salah satunya percemaran nama baik
atau penghinaan yang melalui wadah media sosial
Remaja yang terbiasa membagikan berbagai kegiatan setiap harinya terkadang tidak
bisa membatasi diri mereka untuk menjaga setiap hal mereka bagikan. Kebebasan dalam
mengemukakan pendapat juga dengan mudah dapat dilakukan melalui sosial media.
Pencemaran nama atau penghinaan baik lewat sosial media telah menjadi fenomena yang
marak terjadi di jejaring sosial dalam beberapa tahun belakangan ini. Pencemaran nama baik
merupakan perbuatan melawan hukum yang menyerang kehormatan atau nama baik orang
lain. Pencemaran nama baik melalui jaringan internet dalam perkembangannya sudah dapat
di kategorikan sebagai kejahatan yang mengkawatirkan. Hendaknya sebagai seorang
pengguna media sosial harus lebih waspada dalam mengunggah apa saja pada akun media
sosial di internet agar tidak berbuah pelanggaran atau kejahatan. Terkadang dengan dalih
kebebasan bisa saja seseorang terjebak menganggap ekspresi berpendapat yang dipostingkan
di media sosial adalah bebas tanpa batasan padahal sebenarnya ada rambu-rambu yang tidak
boleh dilanggar dalam berekspresi dan berkomunikasi di media social, mungkin akibat
kurangnya pengetahuan terkait dengan aturan main agar tetap pada koridor hukum membuat
sebagian orang tidak memahami dampak hukum jika memakai media sosial ada aturan dan
rambu-rambu yang tidak boleh ditabrak, secara umum di media social perlunya menghindari
memposting, menggunggah dan membagikan hal-hal yang bersifat asusila, unsur perjudian,
dan hal-hal yang berbau Sara.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah
menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak
lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan
remaja antara lain; facebook, twitter, path, youtube, instagram, kaskus, line, whatsapp,
blackberry messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus
dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang
menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar
di dunia maya.Seringnya penggunaan media sosial ini menyebabkan data internet yang
digunakan juga banyak. Penggunaan data internet ini mengharuskan para remaja membeli
paket data. Terlalu sering membeli paket data internet menyebabkan remaja bersikap
hedonisme atau boros. Terlebih lagi kebanyakan remaja masih meminta uang kepada orang
tuanya. Ini menimbulkan dampak negatif terhadap perilaku remaja dalam bidang ekonomi.
II.6. Solusi
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2016/07/trend-media-sosial-di-kalangan-remaja-dalam-
perspektif-budaya-populer-disampaikan-dalam-konferensi-comicos-di-universitas-atmajaya/
http://www.dosengalau.com/media-sosial-dan-budaya/
http://ruangkomunikasi.blogspot.co.id/2009/12/dampak-social-media-terhadap-budaya.html
http://www.kompasiana.com/truezulkifli/bijak-ber-ekspresi-di-media-sosial-waspada-jerat-
hukum-uu-ite_5535adaf6ea834f41eda42f9
http://pedomanbengkulu.com/2016/03/hati-hati-pencemaran-nama-baik-atau-penghinaan-di-
media-sosial-dapat-dihukum/
http://law.ui.ac.id/v3/2016/08/02/antara-kebebasan-berekspresi-privasi-dan-ketertiban-
umum-di-media-sosial/
http://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.di.indonesia.cap
ai.132.juta
http://indonesianyouth.org/pengaruh-media-sosial-terhadap-perilaku-di-kalangan-remaja/
https://tscumum2011.blogspot.co.id/2013/11/dampak-sosial-media-terhadap-kalangan-
remaja.html