Você está na página 1de 4

APLIKASI MODEL ADAPTASI MENURUT SISTER CALLISTA ROY DALAM

KEPERAWATAN
Model ilmu keperawatan dari adaptasi Roy memerlukan pedoman kepada perawat dalam
mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan. Unsur keperawatan meliputi
pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi seperti :

A. Pengkajian
Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu sistem
adaptif yang berhubungan dengan masing-masing model adaptif : fisiologi, konsep diri, fungsi
peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian
perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model adaptasi secara sistematika dan
holistic. Pelaksanaan dan pengkajian dan pencatatan pada 4 model adaptif tersebut memberikan
gambaran keadaan klien pada tim kesehatan lainnya.
Setelah pengkajian pertama perawat menganalisa perubahan yang memerlukan lingkungan
perawat. Jika X ditemukan ketidakefektifan respon (maladaptive), perawat melaksanakan
pengkajian tahap 2. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data stimulus fokal, kontekstual, dan
residual yang berdampak pada klien. Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasika masalah dan
mengidentifikasi faktor kontektual dan residual yang sesuai menurut Martinez, faktor yang
mempengaruhi respon adaptif meliputi ginetik, seperti : jenis kelamin, tahap perkembangan,
obat-obatan alcohol, merokok, konsep diri, fungsi, peran, ketergantungan, dan pola interaksi
sosial ; mekanisme koping dan gaya ; stress fisik dalam emosi ; budaya ; serta lingkungan fisik.

B. Perumusan diagnosis keperawatan


Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap rangsangan yang timbul dari diri
sendiri maupun luar (lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan adalah :
1. Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia
2. Menggambarkan respon individu terhadap proses, kondisi dan situasi sakit
3. Berubah bila respon individu juga berubah (Nursalam 2011).
Unsur dalam diagnosis keperawatan meliputi problem / respon (P); etiologi (E); dan
Signslsymptom (S), dengan rumus diagnosis P+E+S. diagnosis keperawatan dan diagnosis medis
mempunyai beberapa perbedaan sebagaimana tersebut pada table di bawah ini

Diagnosis medis Diagnosis keperawatan


1. Fokus : faktor-faktor pengobatan Focus : respon klien, tindakan medis
penyakit dan faktor lain.

2. Orientasi : keadaan patologi Orientasi : kebutuhan dasar manusia


(KDM )

3. Cenderung tetap mulai masuk sampai berubah sesuai perubahan respon klien
pulang.

4. Mengarah tindakan medis (pengobatan) mengarah pada fungsi mandiri


yang sebagian perawat
dilimpahkan kepada perawat

5. Diagnosis medis melengkapi diagnosis


keperawatan diagnosis keperawatan melengkapi
diagnosis medis.

Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosis keperawatan:


Menggunakan tipologi yang dikmbangkan oleh roy dan berhungan dengan 4 model adaptasi(tabel
masalah adaptasi) dalam mengaplikasikan metode diagnosis ini, diagnosis pada kasus Tn. Sigit
adalah Hipoksia.
Standar Tindakan Psiologis
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
Kriteria :
a. Menyiapkan tabung oksigen dan flowmater
b. Menyiapkan homidifier berisi air
c. Menyiapkan selang nasal/ masker
d. Memberikan penjelasan kapeda klien
e. Mengatur posisi klien.
f. Memasang selang nasal / masker
g. Memerhatikan reaksi klien
2. Memahami kebutuhan nutrisi, cairan dan elektolit
Kriteria:
a. Menyiapkan peralatan dalam dressing care
b. Menyiapkan cairan infus/makanan/ darah
c. Memberikan penjelasan pada klien
d. Memberikan penjelasan pada klien mencocokan jenis cairan / darah/ diet makanan
e. Mengatur posisi klien
f. Melakukan pemasangan infus /darah /makanan
g. Mengobservasi reaksi klien

3. Memenuhi kebutuhan eliminasi


Kriteria:
a. Menyiapkan alat pemberian huknah/gliserin/dulcolak dan perawatan pemasangan ateter
b. Memerhatikan suhu cairan atau ukuran kateter
c. Menetup dan memasang selimut
d. Mengobservasi keadaan feses/urine
e. Mengobservasi reaksi klien
4. Memenuhi kebutuhan aktifitas atau istirahat atau tidur
Kriteria:
a. Melakukan latihan gerak pada klien tidak sadar
b. Melakukan mobilitasi pada klien pasca operasi.

5. Memiliki kebutuhan intergitas kulit (kebersihan dan kenyamanan fisik)


Kriteria :
a. Memendikan klien yang tidak sadar / kondisinya lemah.
b. Mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan / kotor
c. Merapikan alat-alat klien

6.Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis kriteria


1. Mengopserfasi tanda-tanda fital sesuai kebutuhan
2. Melakukan tes Alergi pada pemberian obat baru
3. Mengopserfasi reaksi klien

Menggunakan perrnyataan dari perilaku yang tampaak dan pberpengaruh terhadap stimulunya.
Dengan menggunakan metode diagnosis ini maka diagnoosisnya adalah nyeri dada disebabkan
oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhuungan dengan cuaca lingkungan yang panas.

` Standar tindakan gangguan konsep diri ( psikis )

Memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual


Kriteria :
1. Melaksanakan orientasi pada klien baru
2. Memberikan penjelasan tentang tndakn yang dilakukan
3. Memberikan penjelasan dengan bahasa sederhana
4. Memperhatikan setiap keluhan klien
5. Memottivasi klien untuk berdoa
6. Membantu klien untuk beribadah
7. Memperhatikan pesan-pesan klien

Standar tindakan pada gangguan peran (sosial)


1. Meyakinkan klien bahwa dia adalah tetap sebagai individu yang berguna bagi keluarga dan
masyarakat
2. Mendukung upaya kegiatan/kreatifitas klien
3. Melibatkan klien dalam setiap kegiatan terutama dalam pengobatan pada dirinya
4. Melibatkan klien dalam setiap mengambiil keputusan menyangkut diri klien
5. Bersifat terbuka dan komunikatif pada klien
6. Mengizinkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
7. Perawat dan keluarga selalu mmemberikan pujian atas sikap klien yang positif dann perawatan
8. Perawat dan keluarga selallu bersikap halus dan menerima jika ada sikap klien yang negatif

Standar Tindakan pada Gangguan Interdependence ( ketergantungan )


1. Membantu klien memenuhi makan & minum
2. Membantu klien memenuhi kebutuhan eliminasi ( urine & alvi )
3. Membantu klien memenuhi kebutuhan kebersihan diri ( mandi )
4. Membantu klien berhias / berdandan

Berhubungan dengan stimulus yang sama. Misalnya jika seseorang petani mengalami nyeri dada
saat ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini diagnosis yang sesuai adalah
kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (miokardial) untuk bekerja saat cuaca
yang panas

C. Intervensi Keperawatan
Suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi local, kontekstual, residual.
Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara
luas, supaya stimulasi secara keseluruhan dapat terjadi pada klien.
Tujuan intervensi keperawatan adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan
koping yang konstruksif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian
masalah adaptif dan ketersediaan energy untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan,
pertumbuhan, reproduksi).
Tujuan jangka pendek mengidentfikasi harapan perilaku klien setelah memanipulasi stimulus
fokal, kontekstual, dan residual.Pengembangan kriteria standars intervensi keperawatan menurut
adaptasi akan digunakan oleh peneliti sebagai instrumen untuk mengukur kinerja perawat dalam
menerapkan teori adaptasi pada asuhan keperawatan anak.

D. Evaluasi
Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan.
Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari
kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

Sumber : Nursalam.2008. Konsep dasar dan penerapan metodologi penelitian


ilmukeperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Você também pode gostar