Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
APOTEKER XXXIII
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan
farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian ini didasarkan pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan
kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Apotek
dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di
pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan apoteker yang telah
mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari Suku Dinas Kesehatan setempat.
Persediaan merupakan salah satu asset penting dalam perusahaan karena biasanya
mempunyai nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya
operasi perencanaan. Tujuan utama dari penilaian persediaan digunakan untuk proses
perbandingan antara pendapatan dan biaya. Proses perbandingan ini dilakukan dalam
menentukan besarnya biaya dari barang yang tersedia untuk dijual
Apotik putih adalah apotik yang sudah lama berdiri, Apotek Putih merupakan apotek
yang sudah buka lebih dari 20 tahun terdapat 3 dokter praktek (1 dokter anak dan 2 dokter
umum), Omzet apotek 300 juta/bulan (12juta/hari). PBF atau Pedagang Besar Farmasi adalah
salah satu fasilitas distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. PBF bisa saja membuka
cabang yang disebut PBF cabang di beberapa tempat asalkan PBF cabang tersebut mendapat
pengakuan dari kepala dinas kesehatan provinsi setempat dimana PBF cabang tersebut berada
dan PBF cabang juga hanya bisa menyalurkan sediaan farmasi atau alat kesehatan dalam batas
wilayah provinsi pengakuannya.
Pentingnya ketersediaan obat dalam unit pelayanan khususnya jasa kesehatan
merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang profit. Namun tidak serta ketersediaan
obat saja yang menjadi faktor utama, banyak faktor lain yang juga berpengaruh seperti
kesesuaian stok agar tidak terjadi stok berlebih (excess) yang dapat berakibat menurunnya
kualitas obat (expired date). Oleh karena itu diperlukan sebuah fitur yang dapat memberikan
nilaioptimal terhadap data obat.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan yang dinyatakan oleh IAI (2009), bahwa persediaan adalah asset untuk
dijual dalam kegiatan usaha normalDalam memperoleh persediaan barang dagangan ini,
Apotik putih memesannya dari PBF (Pedagang Besar Farmasi alur pembelian :
Menyiapkan
dokumen
pembelian
Setuju?
Tinjau kembali
daftar
Membeli dan Memperoleh
produk
Setuju?
B. Buatlah perencanaan oder obat : tentukan item obat dan jumlah obat yang akan
diorderkan beserta PBF
Masuk keluar
21- Apotik putih 50 - 15 65
02-17 /BSF
b. Paracetamol tab
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 21 - 15 36
putih
/BSF
c. Cataflam 50
Masuk keluar
21-02- Apotik 2 - 15 2
17 putih
/BSF
d. Amoxan syr
Masuk keluar
21-02- Apotik 17 - 3 20
17 putih /BS
e. Amoxan tab
Masuk keluar
21-02- Apotik 1 - 1 2
17 putih /BS
f. Ambroxol tab
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 4 - 6 10
putih /GU
g. Imodium
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 1 - 1 2
putih /GU
h. Lactacid FH
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 25 - 15 40
putih /MS
i. mycoral tab
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 4 - 2 6
putih /MS
j. FG Throces
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 2 - 2 4
putih /MS
k. Ponstan
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 5 - 1 6
putih /MS
L. Kalmetason
Masuk keluar
21-02-17 Apotik 10 - 10 20
putih /MS
BAB III
KESIMPULAN
Apotek Putih merupakan apotek yang sudah buka lebih dari 20 tahun terdapat 3 dokter
praktek (1 dokter anak dan 2 dokter umum), Omzet apotek 300 juta/bulan (12juta/hari). PBF
atau Pedagang Besar Farmasi adalah salah satu fasilitas distribusi sediaan farmasi dan alat
kesehatan. PBF bisa saja membuka cabang yang disebut PBF cabang di beberapa tempat
asalkan PBF cabang tersebut mendapat pengakuan dari kepala dinas kesehatan provinsi
setempat dimana PBF cabang tersebut berada dan PBF cabang juga hanya bisa menyalurkan
sediaan farmasi atau alat kesehatan dalam batas wilayah provinsi pengakuannya.
1. Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian yang dirancang dapat membantu dalam
pengolahan data transaksi penjualan dan transaksi pembelian, pengecekan stok obat
menjadi lebih efisien.
2. Dengan adanya sistem yang terkomputerisasi di dalam penjualan dan pembelian tidak
perlu lagi menjumlahkan atau mengurangi stok obat dengan cara pencatatan secara
konvensional karena stok obat akan secara otomatis bertambah dan berkurang.
3. Di dalam pembuatan laporan penjualan, pembeliaan dan persediaan dapat dengan
mudah dan cepat karena adanya aplikasi yang memiliki sistem penyimpanan dengan
database di dalam komputer sehingga tidak akan terjadi kesalahan lagi di saat
pembuatan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Wuwungan J.Y. 2015. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik Atas Persediaan Pada Apotik Uno Medika. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi, Manado Vol 3, No 4,
Hal 503 505
Novrini H. DS. 2013. Sistem Informasi Penjualan Dan Pembelian Obat. Apotek Emulinda
Bandung.
Silviana Sari PS. 2009. Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Obat Pada
Apotik Assyifa. Akuntansi D-3 Stie Multi Data Palembang. Hal 2 - 4