Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Aves merupakan vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal
epidermal) sedangkan hewan lainnya tidak berbulu. Aves merupakan hewan
vertebrata yang dapat terbang, karena memiliki sayap yang merupakan modifikasi
anggota gerak anterior (Brotowidjoyo,1994). Selain itu menurut Sukiya (2001)
menyatakan bahwa ciri burung atau aves yang paling utama adalah memiliki bulu
dan paruh. Hal ini merupakan ciri umum kelas aves karena ciri itu tidak dimiliki
oleh hewan yang lainnya.
Menurut Novarino (2009) Secara umum Aves memiliki ciri-ciri umum seperti:
a) Memiliki sayap, dan tubuh dilindungi bulu.
b) Berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
c) Suhu tubuhnya tetap, tidak berpengaruh sama suhu lingkungan
(homoiterm).
d) Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi udara.
e) Memiliki Tulang yang tipis dan berlubang.
f) Mulut berbentuk paruh yang kaku dan kuat.
g) Pada sebagian besar spesies, anggota gerak atas berfungsi untuk terbang.
h) Kulit kakinya diselubungi semacam sisik yang disebut tasometatarsus.
i) Memiliki kantong udara untuk membantu pernapasan pada saat terbang.
j) Jantung beruang empat.
k) Tidak mempunyai diafragma. Sistem kantung udara yang berkembang
dengan baik sangat membantu paru-paru untuk mengedarkan udara ke
seluruh tubuh
Morfologi aves
Bulu
Struktur
Bulu (feather) adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh
vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh yang pada reptile serupa dengan sisik.
Bulu merupakan struktur beban yang ringan dengan kekerasan dan kekuatan daya rentang
yang hebat. Pada umunya bulu burung merupakan tipe bulu yang bergaris luar, bulu-bulu
pada rusuk yang berfungsi untuk menutupi tubuh dan membuat tubuh menjadi lebih lurus
dan ramping. Bulu tipe ini terdiri dari bulu yang cekung (calamus), muncul dari folikel
kulit dan tangkai atau rachis yang merupakan kelanjutan dari bulu dan melahirkan banyak
barb (Hickman, 2008). Sukiya (2001) menambahkan, ujung dan sisi bawah tiap
barbule memiliki filamen kecil yang disebut barbicels berfungsi membantu
menahan barbula yang saling bersambungan. Ada beberapa burung bulunya baru
lengkap setelah pertumbuhan bulu kedua, yang muncul pada bagian dorsal shaft
dan persimpangan rachis-calamus. Bulu tambahan ini disebut aftershaft, tetapi
kebanyakan burung tidak memiliki.
Menurut (Sukiya, 2001), tipe bulu burung yang lain yaitu Semiplumae
adalah bulu-bulu yang tidak memiliki kumpulan barbula, letaknya tersembunyi
dari bulu-bulu luar. Bristle adalah bulu perasa berupa shaft yang memanjang
melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung caprimulgids dan burung
penangkap serangga dan bristle yang menutupi lubang hidung burung pelatuk.
Ada spekulasi luas tentang fungsi bristle. Bristle pada burung pelatuk memiliki
fungsi sebagai penutup lubang hidung nampaknya sebagai adaptasi agar partikel-
partikel kayu tetap di luar saluran pernapasan. Berkurangnya bulu pada kepala
burung hering hingga seperti bentuk bristle, menguntungkan bagi spesies
pemakan bangkai ini. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids diyakini
membantu dalam mendeteksi posisi sarang, tempat bertengger dan juga benda
yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan
reseptor dekat folikel bulu (kantung rambut).
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
1. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan
berfungsi sebagai kemudi.
2. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
a. remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara
metacarpal pada metacarpalia.
b. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
c. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan
sekunder daerah siku.
3. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
4. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Bulu burung muda pada beberapa spesies dapat dibedakan dengan mudah
dari bulu burung dewasa. Beberapa burung pantai seperti knot dan dowitcher, dari
bulu berwarna abu-abu kemerahan dan putih digantikan warna-warna cemerlang.
Bulu putih kontras di musim dingin pada burung ptarmigan diganti dengan bulu
warna cerah pada musim kawin. Meskipun warna burung jantan dan betina identik
sama, namun warna bulu burng jantan lebih cerah disbanding dengan warna bulu
burung betina.
Pergantian bulu yang agak aneh ditemukan pada pejantan itik tertentu.
Setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, burung jantan
berwarna pudar abu-abu kemerahan dan bulu pada sayap pun dilepas begitu cepat
sehingga untuk sementara burung ini tidak tidak dapat terbang. Oleh karena warna
bulu penjantan menjadi pudar, menyebabkan burung jantan tidak menarik
(Sukiya, 2001).
Fungsi Bulu
Bulu merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh kelas Aves, terdapat
beberapa fungsi bulu pada Aves diantaranya sebagai penghangat, perlindungan,
membantu untuk meningkatkan kemampuan apung, dan untuk terbang. Berbagai
fungsi tersebut diuraikan sebagai berikut.
Penghangat. Salah satu fungsi pokok bulu adalah penghemat panas tubuh
sebab burung adalah hewan endoderm. Lapisan udara yang ditahan di dalam
struktur bulu menjadi isolator hilangnya panas tubuh dan penetrasi dingin dari
luar. Kedalaman lapisan ini dapat dikendalikan dengan menegakkan atau
merebahkan bulu. Pada saat cuaca dingin, burung yang sedang istirahat bulunya
akan ditegakkan untuk meningkatkan lapisan isolator seperti halnya ketika kita
mengenakan pakaian lebih tebal untuk tujuan yang sama. Bila cuaca panas, maka
bulu akan direbahkan ditekan kuat ke tubuh untuk memperkecil lapisan isolator.
Perlindungan. Bulu memberi berbagai macam perlindungan terhadap tubuh
burung. Burung yang tidak mampu terbang atau hanya berkemampuan terbang
terbatas, tergantung pada kemampuan lari akan terlepas dari bahaya. Bulu juga
member perlindungan langsung terhadap luka. Kulit burung relative lebih tipis
disbanding dengan kulit vertebrata lainnya dan akan segera luka karena gesekan
ranting jika tidak ditutupi oleh bulu. Itik dan angsa hampir tidak tertembus air
karena rapatnya bulu-bulu tubuh. Warna bulu berperan penting terhadap banyak
spesies burung. Warna tersamar dengan tanah dari pola warna burung
Caprimulgid, misalnya elang malam tidur di tanah terbuka pada siang hari dengan
tenang. Jadi pola warna bulu dapat menjadi alat kamuflase dari pemangsanya.
Berbagai pola hitam putih di punggung burung pelatuk membuat sulit terlihat
pada latar belakang pohon-pohon kayu. Warna semacam ini dianggap sebagai
pewarnaan distruktif. Sebagaian besar warna permukaan bawah tubuh lebih cerah
bagian atas, karena secara teoritik bahwa permukaan perut yang cerah
menetralkan efek bayangan sehingga sketsa burung tidak di luar relief.
Warna berbagai burung disesuaikan dengan habitat. Burung yang mendiami
rerumputan cenderung berbelang, yang hidup di bawah semak akan bercorak
coklat, sementara yang mencari makan di antara daun-daun dan cabang-cabang
(misalnya burung pengicau) coraknya hijau atau kuning. Warna populasi burung
di daerah kering lebih pucat disbanding spesies yang hidup di daerah lembab dan
curah hujan yang tinggi dengan vegetasi yang subur.
Kemampuan apung. Fungsi penting lain dari bulu, khususnya pada burung
air adalah meningkatkan kemampuan apung. Permukaan bawah tubuh burung
perenang tertutup rapat oleh bulu-bulu, di dalam bulu tersebut terdapat kantung
udara. Burung tersebut dapat beristirahat layaknya di atas rakit sendiri.
Terbang. Apabila tidak ada bulu, maka burung tidak akan dapat terbang.
Tubuh burung berbentuk garis lurus dan secara proporsional ringan karena
struktur rangka dan berbagai ruang udara di bagian tubuh. Otot dada yang
memberikan daya dorong sayap berkembang sangat kuat. Efisiensi sistem
pernapasan sangat tinggi karena proses pertukaran gas berlangsung sangat baik
dan cepat. Efek lain dari efisiensi pertukaran gas ini adalah sistem pendinginan
tubuh berlangsung sangat baik.
Mekanika terbang burung merupakan obyek studi yang menarik berkaitan
dengan aerodinamika (Prum, 199). Prinsip mengangkat, menarik, ujung pemutar,
penyebaran tekanan dan aspek rasio yang digunakan dalam penerbangan adalah
berdasar pada terbang burung. Sayap seekor burung dan sebuah pesawat dalam
hal tertentu dapat disamakan. Keduanya bergaris lurus untuk mengurangi
resistensi udara, permukaan dada cembung sehingga tekanan dari bawah melebihi
tekanan dari atas. Setengah bagian dalam dari sayap burung berkaitan dengan
daya menganngkat, setengah bagaian luar dari pergelangan sayap hingga ujung
sayap berperan sebagai daya pendorong. Bagian distal sayap dalam posisi
setengah lingkaran digunakan untuk melayang. Sayap bagian luar, bukan saja
mampu menghasilkan dorongan ke depan tetapi juga sebaliknya. Untuk
mengangkat tubuh secara vertical atau untuk meluncur dilakukan oleh sayap
bagian dalam.
Gerakan sayap turun ke depan adalah saat bergerak turun dan ketika
bergerak naik maka sayap mengarah ke belakang dan diangkat. Saat gerakan naik,
sebagian sayap dilipat sehingga mengurangi resistensi udara. Burung pada saat
akan hinggap, memanfaatkan kepakan sayap yang sebelumnya diawali dengan
memperbesar sudut sayap secara drastic sehingga bagian punggung langsung kea
rah bawah. Akibat gerakan yang demikian itu akan memperbesar pengagkatan
sementara pada saat kecepatan berkurang dan berhenti ketika kaki menyentuh
landasan.
Burung pada saat terbang ada yang hampir selalu terbang sendiri, dan ada
yang selalu berkelompok. Ada kelompok burung yang terbang tanpa pola, ada
yang terbang terkoordinasi dalam ruang, dalam kecepatan, dalam arah dan waktu
berangkat serta mendarat. Sekawanan burung yang sedang terbang mungkin
dalam formasi baris dari berbagai bentuk baik sederhana atau campuran misalnya
pada burung pelican, burung laut, itik, dan angsa. Formasi terbang dalam bentuk
gerombolan misalnya pada burung pipit, burung jalak, merpati, dan murai.
Sekawanan burung yang terbang berasama, mungkin merupakan suatu adaptasi
perlindungan terhadap predatornya karena deteksi visual menjadi lebih.
Sekawanan burung ini mungkin juga sebagai adaptasi untuk mengusir musuh
secara bersamaan (Sukiya, 2001).
Paruh
Paruh burung merupakan merupakan modifikasi dari rahang atas dan rahang
bawah. Paruh berfungsi untuk mencari makan, pertahanan, membuat sarang, dan
menjilati bulu. Bentuk paruh pada setiap spesies berbeda yang merupakan
penyesuaian dengan kebiasaan hidup dan jenis makanannya. Kerangka bertulang
paruh atas dan bawah adalah lapisan bertanduk yang disebut ramfoteca. Bagian-
bagian paruh burung adalah sebagai berikut (Sukiya, 2003):
a. Kulmen. Merupakan bagian dorsal rahang atas yang mmanjang dari dasar
ke ujung paruh.
b. Tomia mandibular. Merupakan rahang bawah.
c. Tomia maksila. Merupakan rahang atas.
d. Sere. Adalah bagian basal dari rahang atas lembut dan berdaging.
e. Poperkulum. Yaitu daging atau lapisan tanduk penutup lubang hidung
pada beberapa spesies burung.
f. Perforate. Adalah sekat lubang hidung internal yang terpisah
g. Imperforate. Sekat lubang hidung internal yang tidak terpisah.
h. Gony. Merupakan daerah di tengah yang terbentuk oleh sambungan
rahang sebelum tersambung dengan rahang bawah.
Bulu pada sayap Archopteryx tumbuh dengan baik, memiliki pola dasar
dan proporsi sayap burung masa kini. Segi bentuk dan ukuran, sayap
Archopteryx mirip dengan burung woodcock, coucals, magpies, woodpeckers,
dan merpati. Bulu pada bagian sayap dan ekornya yang cukup besar sangat
membantunya saat menukik atau terbang tinggi, seperti burung masa kini. Ini
memberikan bukti bahwa Archopteryx adalah seekor burung yang terbang.
(Carroll, R.1997) Bulu-bulu Archopteryx merupakan bulu-bulu yang asimetris.
Makna dari ciri asimetris adalah mereka menunjukkan kemampuan terbang,
burung yang tidak bisa terbang seperti burung unta dan emu punya sayap bulu
simetris. (E. Olsen and Feduccia. 1979)
(Carroll, R.1997)
2) Subkelas Neornithes
Berasal dari kata neos, artinya baru dan ornisnartinya burung. Neornithes
merupakan subkelas dari burung modern yang merupakan nenek moyang terbaru
dari semua burung hidup (kelas Aves) dan semua keturunannya. Ciri-ciri
Subkelas Neornithes antara lain : Tulang metacarpalia bersatu membentuk
carpometacarpus, Jari kaki keduanya merupakan jari terpanjang, Memiliki kurang
lebih 13 vertebrae caudal, mengalami perkembangan sternum yg baik dan
biasanya terdapat taju dan Ekornya berbulu dan berukuran pendek.
Ordo Hesperornithiformes
Ordo ichtyornithiformes
Ichthyornis adalah jenis awal burung dari zaman Kapur, 95-85juta tahun
yang lalu. Spesies ini hidup di Amerika Utara oleh pantai dan makan terutama
pada ikan dan daging. Ichthyornis adalah burung laut yang mungkin sangat mirip
dengan burung camar modern dalam hal ekologi. Struktur sayap Ichthyornis
kurang lebih sama dengan bentuk burung modern yang berarti bahwa sayap yang
mampu terbang dengan efisien. Sternum dari Ichthyornis juga menunjukkan
adanya perkembangan dari keel. Tulang ini akan menjadi titik sambungan utama
otot dada yang kuat yang akan memungkinkan mengepakkan sayap berulang kali
untuk menjaga burung di udara. Adanya metacarpal yang menyatu dan terdapat
pigostil menunjukkan bahwa Ichthyornis bisa membuat kontrol penerbangan lebih
bagus saat di udara dibandingkan dengan hewan primitive awal Cretaceous dan
Jurassic. Paruh Ichthyornis terdiri dari beberapa segmen yang membentuk satu
kesatuan. Gigi ichtyornis ini pada rahang bawah merata disisi tepi, pada rahang
atas berawal dari sisi tepi bagian tengah sampai ke belakang dan difasilitasikan
untuk menangkap mangsa seperti ikan yang berenang dipermukaan. (Chinsamy,
L. D. Martin & P. Dobson . 1998)
Ordo Sphenisciformes
Contoh spesies : penguin
Penguin adalah burung akuatik yang termasuk dalam kategori burung yang
tidak dapat terbang serta secara umum hidup di belahan Bumi Selatan. Umumnya
penguin memakan krill (sejenis udang), ikan, cumi-cumi dan hewan air lainnya
yang tertangkap ketika berenang di laut dengan paruhnya. Penguin dapat
meminum air laut karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring
kelebihan garam laut dari aliran darah. Tubuh penguin sangat sesuai untuk
berenang dan hidup di air. Sayapnya merupakan pendayung dan tidak mampu
untuk terbang. Di daratan penguin menggunakan ekor dan sayapnya untuk
menjaga keseimbangan ketika berjalan. Setiap penguin memiliki warna putih di
sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di sebelah luar tubuh.
Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam
air akan sulit untuk melihat penguin karena perutnya yang berwarna putih
bercampur dengan pantulan permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada
punggungnya juga menyamarkan penguin dari pandangan hewan pemangsa di
atas air. Penguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan
pernah tercatat hingga 27km/jam. (Tui ,D.R., et al. 2013). Beberapa spesies
penguin adalah sebagai berikut:
Tinggi badan mencapai lebih dari 1 meter dan bobot lebih dari 35 kg.
Penguin kaisar juga memiliki kaki yang berjaring dan bulu tebal di seluruh
tubuhnya yang kedap air, dan merupakan spesies burung yang tidak dapat terbang.
Namun ciri yang paling terlihat untuk membedakan penguin kaisar dengan jenis
penguin lain adalah garis kuning samar pada bagian lehernya. Sayap yang pendek
memungkinkan penguin jenis ini untuk berenang hingga sejauh 15 km dan
menyelam sampai pada kedalaman 900 kaki selama 18 menit. Oleh karena itu,
ikan yang dimakannya lebih besar daripada yang dimakan oleh penguin-penguin
dengan ukuran tubuh lebih kecil.
Perbedaan antara penguin raja dengan penguin kaisar adalah pada garis
kuning yang terdapat pada leher penguin raja lebih mencolok dan membentuk
lengkungan tegas yang lebih telihat dibandingkan dengan penguin kaisar.
3) Penguin Gentoo (Pygoscelis papua)
Gentoo adalah spesies penguin terbesar nomer tiga setelah king penguin
dan Magellan penguin dengan tinggi antara 51 cm 90 cm dan berat antara 4,9 kg
-8,5 kg.
Secara fisik penguin ini dapat dikenali dengan melihat paruhya yang
pendek dan agak tumpul, kepala dan badan bagian belakangnya dipenuhi warna
hitam, perut berwarna putih, dan lingkaran putih disekitar mata dengan tinggi
maksimal adalah 75 cm
5) Penguin Chinstrap (Pygoscelis Antarctica)
Jenis penguin ini termasuk unik dan lain daripada yang lainnya.
Keunikannya dapat dilihat dari kepalanya yang memiliki jambul berwarna
kekuningan yang memanjang dari pangkal paruh hingga kebagian belakang
kepalanya. Keunikan lainnya adalah habitat asli penguin ini berupa kawasan yang
dipenuhi tebing berbatu-batu yang terdapat di pulau-pulau kecil disekitar Benua
Antartika dan Samudra Hindia serta Atlantik bagian selatan.
Ordo Struthioniformes
Burung Unta merupakan burung terbesar yang masih hidup dan tidak bisa
terbang. Termasuk hewan berdarah panas. Burung Unta mempunyai sayap besar
tapi digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis dan menghangatkan telur.
tungkainya amat panjang serta kuat, dan dengan lehernya yang panjang
menentukan ketinggiannya yang dapat mencapai 2.50 m, dengan berat 135
kg.Yang jantan berwarna hitam dengan sayap dan ekor putih. Yang betina
berwarna cokelat abu-abu dan lebih kecil. Dengan lehernya yang panjang dan
matanya yang tajam, burung Unta dapat menjangkau daerah yang jauh dengan
penglihatannya, dan tungkainya yang panjang dapat dipakai untuk mencapai
kecepatan lari sekitar 70 km setiap jam atau sekali langkah mampu menjangkau 5
meter. Sayap pada burung unta berfungsi untuk mengatur arah saat berlari, dan
menarik pasangan saat masa kawin. Sayapnya jika direntangkan mencapai 2
meter. Burung unta memiliki paruh tak bergigi dan lancip. Burung unta hanya
memiliki 2 jari kaki. Ekor memiliki lebih dari 60 bulu yang tersusun berlapis-lapis
daan hanya 14 yang benar-benar termasuk bulu ekor. Tidak seperti burung
lainnya, yang memiliki 3 atau 4 jari kaki. Inilah yang memungkinkan burung unta
memiliki kecepatan beraktifitas lebih besar. (Davies., et al. 2003)
Ordo Rheiformes
Rhea adalah burung besar yang tidak dapat terbang yang memiliki kaki
dan leher panjang, secara fisik rhea memiliki kemiripan dengan burung unta
namun rhea lebih berwarna abu-abu kecokelatan. Kepala, leher dan paha berbulu,
bulu tak bercabang, tidak memiliki ekor. Rhea memiliki sayap yang besar. Mereka
akan membentangkan sayap ketika berlari. Burung ini bisa mencapai tinggi lima
kaki (1.7 m). Tidak seperti burung lainnya, jari kaki rhea hanya berjumlah tiga
dengan cakar yang kuat, namun ini dapat membuat mereka berlari lebih leluasa.
Rhea adalah omnivora, umumnya daun pepohonan, namun rhea juga memakan
biji, akar, buah, serangga, vertebrata kecil, dan bangkai binatang. Burung ini
berasal dari Amerika Selatan. Saat ini hanya ada dua spesies: Rhea
Amerika dan Rhea Darwin. (Syerif, N. 2014)
Ordo Casuariiformes
Karakteristik dari ordo ini adalah burung memiliki ukuran yang besar, tidak
dapat terbang dan habitatnya di daratan. Memiliki telur raksasa dan menghuni
Australia serta New Guinea (Beehler & Pratt, 2016). Contoh dari spesies ini
adalah burung Kasuari (emu). Burung Kasuari tidak bisa terbang, tidak berlunas,
dan memiliki sayap kecil. Contoh lainnya adalah Dromiceius sp. yang memiliki
tinggi 1,7 m serta kepala dan leher tidak berbulu. Selain itu contoh spesies lainnya
adalah kiwi dan ostrich.
Ordo Dinornithiformes
Contohnya adalah burung moa. Ciri-ciri dari hewan ini adalah tidak berlunas
dan merupakan spesies yang telah punah. Memiliki tulang korakoid, skapula,
sayap telah tereduksi atau hilang.
Apteryx australis
Ordo Tinamiformes
Contohnya adalah burung tinamu yang memiliki sayap yang dapat digunakan
untuk terbang, berlunas dan pigostil tereduksi. Biasanya berlarinya sedikit
terbang. Contoh: Tinamus sp., Rhynchotus sp. Terdapat di Amerika Latin.
Tinamus sp.
Ordo Gaviiformes
Anggota dari ordo ini adalah burung aquatic berukuran cukup besar yang
dapat menyelam untuk mencari makan. Paruh panjang, besar, dan runcing. Sayap
kecil dan runcing. Contohnya adalah burung Iun. Ciri-cirinya adalah memiliki
kaki yang pendek pada ujung tubuh. Memiliki jari-jari yang penuh dengan
membran kulit. Patella kecil-kecil, Terbang cepet melayang-layang, dan menukik.
Makanannya berupa ikan. Contoh spesies lainnya adalah Gavia immer yang
berada pada belahan bumi utara (Clements, 2007).
Karakteristiknya adalah memiliki ekor berbulu kapas, kaki jauh di bagian belakang
tubuh. Dapat menyelam dengan cepat. Habitatnya dapat hidup di air laut maupun air
tawar. Merupakan hewan pemakan segala sehingga disebut omnivora. Contoh spesies
lainnya adalah Podiceps curitus, Podilymbus podiceps.
Ordo Ciconiiformes
Kuntul karang
Memiliki paruh lebar tertutup dengan lapisan yang banyak mengandung organ
sensori. Kaki pendek , jari dengan membran kulit, dan memiliki ekor yang
pendek. Selain itu pada hewan muda berbulu kapas. Habitatnya tersebar diseluruh
wilayah dunia dan lebih dari 200 spesies. Contohnya: Anas platyrhynchos, Anas
crecca, Anas aythya vasilineria (bebek liar), cygnus sp. (angsa). Menurut Orr
(1976) dalam Sukkiya (2001) ordo Anseriformes memiliki ciri yaitu paruh lebar
tertutup dengan lapisan yang banyak mengandung organ sensori, kaki pendek, jari
dengan membran kulit, ekor pendek, hewan muda berbulu kapas, memiliki 2
familia. Contohnya angsa, bebek, itik.
Itik benjut
Ordo Falconiiformes
Merak hijau
Menurut MacKinnon et al.
(1998), merak hijau berukuran
sangat besar (jantan 210 cm,
betina 120 cm), dengan
penutup ekor yang sangat
panjang (jantan saja) dan
jambul tegak di atas kepala.
Pada jantan, warna mantel,
leher dan dada hijau mengkilap, bulu hias seperti kipas terdiri dari bulu
mengkilap dengan bintik berbentuk mata. Merak hujau betina memiliki
warna bulu kurang bagus, keputihan-putihan pada bagian bawahnya serta
tidak memiliki bulu hias.
Ordo Gruiformes
Grus americana
Grus americana memiliki warna tubuh putih bersalju dan saat berdiri
tingginya hampir 1,5 m, dengan lebar sayap dewasa 2m. Ujung sayap
hitam, yang terlihat saat terbang, sepertileher panjang dan kaki melampaui
ekor. Pada musim kawin "whoopers" biasanya ditemukansebagai single
atau pasangan. Selama migrasi mereka dapat ditemukan sebagai single
atau kelompok-kelompok kecil hingga 6-7 burung.
Sumber : Nebraska Game and Parks Commission (2002)
Ordo Charadriiformes
Charadriiformes adalah kelompok beragam burung pantai yang hidup,
berkembang biak, dan mencari makan di sepanjang tepi air. Di seluruh dunia, ada
lebih dari 200 spesies di 18 famili; kerabat terdekat mereka adalah burung camar
dan dara. Kebanyakan burung pantai yang suka hidup berkelompok dan sering
terlihat di kelompok campuran dari beberapa spesies. Menurut AZA (2014) ordo
Charadriiformes terbagi menjadi beberapa famili yaitu Burnhinidae (Thick-
knees), Charadriidae (Plovers), Chionididae (Sheathbills), Dromadidae (Crab
plover), Frynchopidae (Skimmers), Glareolidae (Coursers and pratincoles),
Haematopodidae (Oystercatchers), Ibidorhynchidae (Ibisbill), Jacanidae (Jacanas),
Laridae (Gulls), Pedionomidae (Plains-wanderer), Pluvianellidae (Magellanic
plover), Recurvirostridae (Stilts and avocets), Rostratulidae (Painted snipes),
Scolopacidae (Snipes, sandpipers, and phalaropes), Stercorariidae (Skuas),
Sternidae (Terns), Thinocoridae (Seedsnipes)
Habitat sebagian besar burung pantai ditemukan di sekitar perairan seperti
pantai laut, muara, rawa garam, dan danau air tawar dan lahan basah. Burung-
burung mengandalkan habitat ini untuk pemilihan sarang, membesarkan anak, dan
untuk makan. Jenis habitat di mana burung pantai ditemukan tergantung pada
aktivitas yang dimaksudkan, seperti makan atau berkembang biak. (AZA, 2014).
Jenis ini termasuk camar, Dara Laut, plovers, Snipes, Trinil, dll
Gambar. Anggota ordo Charadriiformes
Sumber : AZA (2014)
Mereka juga dapat berkembang biak di padang rumput basah atau rawa-
rawa, kolam berhutan, dan sungai ditemukan di seluruh wilayah. Selama migrasi
dan musim dingin, burung pantai memiliki preferensi habitat yang berbeda. Pada
musim nonbreeding, mereka dapat mengumpulkan sepanjang garis pantai di
kepadatan yang lebih besar
Ordo Columbiformes
Columbiformes adalah salah satu yang paling mudah dikenali ordo avian
di seluruh dunia dan secara tradisional dibagi dalam dua famili, Columbidae dan
Raphidae. Columbidae diwakili saat ini oleh lebih dari 300 spesies yang hidup
burung dara dan merpati. Vogel et al (2013) menyabutkan bahwa Ordo
Columbiformes terdiri dari 8 famili, 67 genera dan 296 kehidupan dan 11 spesies
punah. Adapun familinya ialah Caloenadidae, Gouridae, Otidiphabidae,
Columbidae, Duculidae, Treronidae, dan Didunculidae.
Namun Pereira et al., (2007) menyatakan bahwa famili ordo ii terdiri dari
dua kelompok besar yaitu Columbidae dan Raphidae. Columbidae sendiri
umumnya dibagi menjadi beberapa subfamiliyaitu Columbinae (tipe dari burung
dara dan merpati), Treroninae (merpati buah), Gourinae (burung dara
bermahkota), dan monotypic Otidiphabinae (pheasant pigeon) dan Didunculinae
(burung dara bergigi). Pada kenyataannya, klasifikasi dari ordo Colimbiformes ini
masih menjadi perdebatan.
Secara umum anggota ordo Columbiformes memiliki ciri-ciri dimana
aggotanya bejalan di tanah atau arboreal dengan ukuran berkisar dari yang kecil
hingga besar (15-84 cm). Plumae rapat dan lembut, kriptik atau berwarna cerah,
dan bahkan ada yang berwarna metalik (Columbidae). Paruh sangat pendek, agak
lemah dan berbentuk kerucut (Pteroclididae): berukuran sedang, ramping, kuat
dan mempunyai cere berdaging di pangkalnya (merpati). Kaki pendek tetapi
kuat, mempunyai tiga jari kaki ke depan, bercakar, jari belakang ada atau tidak
ada. Sayap panjang dan runcing, dapat terbang cepat tetapi menimbulkan suara.
Sarang dibuat di dataran terbuka dari ranting-ranting (merpati) atau dengan
mencakar-cakar tanah (sandgrous). Jumlah telur 1-3 butir berwarna putih atau
perak. Palatum schizognathous. Anak-anaknya altricial atau precoccial.
Adapun ciri morfologis dari ordo ini menurut Pereira et al., (2007) Famili
Columbidae merupakan kelompok burung dengan panjang tubuh berkisar antara
15-75 cm dengan berat 30-2000 gram, memiliki kepala berukuran kecil dengan
paruh dan kaki yang pendek. Sebanyak 44% bagian tubuh terdiri dari otot terbang
sehingga memiliki kemampuan terbang yang baik dan terarah. Ciri lainnya yaitu
tubuh kokoh, leher pendek, paruh ramping, dan cere berdaging. Distribusi famili
Columbidae tersebar luas di seluruh dunia, terutama di hutan hujan tropis.
Anggota Columbidae memiliki tubuh kokoh, leher pendek, paruh ramping
pendek, dan cere berdaging. Mereka sangat bervariasi dalam ukuran tubuh, dari
merpati tanah burung gereja berukuran dari genus Columbina ke Goura unggas
berukuran dari genus Goura, serta warna, dari kusam coklat atau abu-abu hingga
oranye mengkilap atau bulu yang hijau, terutama di sekitar kepala dan sayap.
Raphidae adalah endemik ke Kepulauan Mascarene di Samudra Hindia, yang
telah punah di abad 17 dan 18. famili ini hanya berisi dua spesies Raphus dan
Pezophaps monotypic, dikenal sebagai burung dodo dan solitaires, masing-
masing. Dodo dan soliter adalah burung terbang yang sekitar satu meter tingginya,
kemungkinan hasil adaptasi untuk gaya hidup terestrial dan predator bebas yang
menyebabkan sedikit kemiripan morfologi untuk yang masih ada Columbidae.
(Pereira et al, 2007) Tipe ini jelas ditunjukkan oleh Merpati dan Pasir Belibis.
Gambar. Burung dara
Sumber : Pereira et al, (2007)
Terdapat dua jenis burung famili Columbidae berdasarkan sumber
makanannya, yaitu burung pemakan biji-bijian dan pemakan buah. Burung
pemakan biji-bijian biasanya berwarna gelap seperti abu-abu atau coklat,
sedangkan pemakan buah berwarna lebih cerah (Burgess, 2009). Warna bulu pada
umumnya memiliki gradasi pada bagian leher, dada, punggung, sayap, dan kepala.
Kelompok ini terdiri dari jenis burung monomorfik maupun dimorfik dan dapat
hampir hidup hampir di semua jenis habitat teresterial dari gurun hingga hutan
tropis dan area urban.. Umumnya herbivor.
Ordo Psittaciformes
Anggota ordo ini umumnya herbivor. Termasuk jenis betet/bayan (Eclectus
roratus), kakatua (Cacatua alba). Dikenal karena keindahan bulu dan keunikan
bentuk paruh- Di Riau, khas dengan Serindit (Loriculus sp)
Ordo Cuculiformes
Umumnya ordo ini juga merupakan herbivor. Anggotanya arboreal,
berukuran dari yang kecil hingga besar (15-70 cm), biasanya berekor panjang dan
bersusun. Plumage agak longgar susunannya,mengkilat di bagian tertentu Paruh
agak besar, ujungnya melengkung, biasanya berwarna cerah. Kaki pendek,kuat,
zygodactylous atau semizygodactylous. Sayap sedang sampai panjang
(Cuculidae) atau pendek bubdar (Musophagidae). Palatum desmognathous.
Cuculinae bersifat parasit. Tidak membuat sarang, sementara anggota lainnya
membuat sarang yang baiak untuk meletakkan telur yang jumlahnya 2-4 butir.
Anaknya berbulu halus atau taak berbulu ketika baru menetas;altricial,dan diasuh
oleh kedua induknya, tau oleh orang tua asuh (Cuculinae).
Ordo Strigiformes
Sebuah kelompok yang agak homogen dari kecil ke besar, burung soft-
plumaged dengan adaptasi liar dari kaki dan tagihan, dan kebiasaan terutama
malam hari. Dua keluarga diakui: Strigidae (burung hantu khas, termasuk
boobook atau Elang-burung hantu, scopsowls, elang-burung hantu, ikan-burung
hantu, dan kerdil-burung hantu) dan Tytonidae (bam atau burung hantu
bertopeng); antara 133 dan 178 spesies di 24-29 genera. (Higgins, 1999)
Stigiformes beranggotakan burung pemangsa, contohnya burung hantu yang
juga merupakan hewan nocturnal. Anggota ordo imi ,e,iliki kaki yang kuat yang
dilengkapi oleh cakar kuat untuk membunuh mangsa dan paruh yang melengkung
yang beradaptasi untuk merobek daging. Strigi formes yang nocturnal memiliki
pendengaran yang sangat tajam untuk mendeteksi mangsanya. Di samping itu
meeka juga memilki kemampuan terbang yang tidak menimbulkan suara karena
mempunyai susunan bulu terbang khusus. Burung hantu mempunyai mata besar
yang beradaptasi dengan keadaan gelap dan penglihatan binokuler untuk
melengkapi kemampuan terbang sunyi dan pendengaran binaural
Ordo Trogoniformes
Anggotanya berukuran kecil sampai sedang. Plumage lembut dan rapat,
berwarna mencolok, hijau metalik pada beberapa bagian tubuhnya. Paruh
pendek ,lebar dan seringkali bergerigi. Kaki pendek dan lemah,jari kesatu dan
kedua mengarah ke belakang sehingga membentuk kaki yang Pseudozygo
dactylous. Sayap pendek dan bundar; terbang dengan gerakan berombak tetapi
untuk waktu pendek
Bersarang di lubang pohon,bertelur 2-4 butir berwarna putih atau kehijauan.
Anak-anaknya tak berbulu ketika menetas,altricial dan diasuh oleh kedua
induknya. Anggotanya berdistribusi luas,pantropikal,kecuali di Australasia Terdiri
atas 36 species dari 8 genus.
Contoh : Trogon. Paromachrus, Apoloderma
Gambar. Trogon violaceous (Seamen: 2016)
Ordo Coraciiformes
Semua anggotanya bersifat arboreal,ukurannya bervariasi dari sangat kecil
hingga besar (10-160 cm). Plumage berwarna cerah,meskipun ada diantaranya
berwarna hitam putih. Hanya sedikit yang berwarna suram Paruh kuat dan
berwarna cerah,tetapi berbeda dalam bentuk dan ukuran pada setiap sub ordo.
Kaki umumnya pendek dan lemah,beberapa famili memiliki jari yang
syndactylous.
Bersarang di lubang pohon atau di tepi sungai yang seringkali digali atau
diperbesar oleh burung itu sendiri. Telur berjumlah 3-4 butir berwarna putih,tetapi
ada dua famili yang memilki telur berwarna polos pucat. Anak-anaknya altricial
dan cenderung diasuh oleh kedua induknya. Terdapat 4 Sub Ordo yaitu Alcedines,
Meropes, Coracii, dan Bucerotes
1. Sub Ordo Aldines
Anggotanya berukuran dari yang sangat kecil hingga sedang. (10- 50 cm).
Paruh lurus tajam (ada pula yang agak melengkung).,dan masif untuk ukuran
tubuhnya. Ciri khas plumage, ada bagian yang berwarna biru terang, kadang-
kadang hijau dan coklat kemerahan pada beberapa spesies. Adapula berwarna
hitam putih, dengan atau tanpa coklat kemerahan Sayap pendek dan bundar; cara
terbang umumnya cepat dan lurus. Ekor ada yang sangat pendek atau ada
perpanjangan bulu ekor bagian tengah. Jari kaki syndactylous Membuat sarang di
tepi sungai arah vertickal.
Contoh: Famili,
Alcedinidae---Halcyon (raja Udang) Alcedo,Dacelo
Todidae-------Todus
Momotidae Momotus, Eumomotus
Ordo Piciformes
Anggotanya berukuran kecil hingga besar 60 cm). Plumage berbeda beda,
tetapi umumnya ada bagian tertentu yang berwarna cerah. Paruh berbeda tiap
famili, tetapi umumnya kuat dan masif. Kaki mumnya pendek tetapi kuat. Sayap
pendek bundar: cara terbang berobak-ombak. Bersarang di dalam lubang,
biasanya pohn,kadang kadang digali oleh burung tersebut, tetapi kadang-kadang
merupakan lubang yang sudah ada. Bertelur 3-6 berwarna putih bersih. Anak-
anaknya berbulu menetas, altricial, dan diasuh oleh kedua induknya (atau burung
lain bagi bersifat brood parasit). Sub Ordo ada 2 yaitu Galbulae dan Pici.
1. Sub Ordo Galbulae
Umumnya bertubuh kecil (9-30m),meskipun ada pula yang berukuran besar
(lebih dari 60 cm. Bentuk paruh berbeda untuk setiap famili,tetapi umumnya
kuat,masif dan berwarna. Hyoid tidak termodifikasi khusus, lidah tidak
terspesialisasi. Bulu ekor tidak kaku.
Contoh: Famili
Galbulidae------ Galbula
Bucconidae----- Buco
Capitonidae---- Capito
Indicatoridae--- Indicator
Ramphastidae-- Ramphastos
Gambar. Ramphastos toco (Source: Google image).
2. Sub Ordo Pici
Anggotanya umumnya berukuran kecil (dari 9 cm) tetapi beberapa spesies
berukuran besar. Paruh kuat, lurus dan seperti pahat. Hyoid melengkung ke
belakang menyangga lidah yang dapat menjulur sangat panjang. Ujung lidah
bermodifikasi membentuk alat berperekat untuk mengumpulkan insekta.
Kebanyakan menggunakan lidahnya untuk mengumpulkan larva lebah dengan
mematuk kayu. Terdapat di seluruh dunia kecuali Australasia dan Madagaskar
Contoh : Jinx, Picumnus, Caampephilus