Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas cair dari
contoh tanah. Di dalam laboratorium, liquid limit didefinisikan sebagai
kadar air di mana:
- Contoh tanah yang telah dimasukkan pada alat casagrandra, dibuat
celah dengan standard grooving tool.
- Alat casagranda diputar engkolnya dengan kecepatan dua ketukan
perdetik dan tinggi jatuh 10 mm, pada ketukan ke-25 contoh tanah yang
digores dengan grooving tool merapat sepanjang 0.5 inch.
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Mempersiapkan tanah lolos saringan no. 40 ASTM.
- Membersihkan alat-alat.
- Mengkalibrasi timbangan yang akan digunakan.
- Menyiapkan botol penyemprot dan air suling.
- Mempersiapkan dan menimbang can yang diperlukan.
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel I (jumlah ketukan = 9):
Berat tanah basah + can = 30.95 gram
Berat tanah kering + can = 20.1 gram
Berat can = 8 gram
Berat air = (berat tanah basah + can) (berat tanah kering + can)
= 30.95 20.1
= 10.85 gram
Berat tanah kering = (berat tanah kering + can) barat can
= 20.1 8
= 12.1 gram
berat air
Kadar air , w 100 %
tan ah ker ing
10.85
100 %
12.1
89.6694 %
N (x) 9 18 29 41 52
w (y) 89.6694 73.8889 84.5614 88.3721 63.5802
Cara 2:
Dengan rumus:
0.121
N
LL w n
25
Di mana:
LL = harga liquid limit
wn = kadar air pada ketukan ke-n
n = jumlah ketukan
Untuk N = 9, diperoleh:
0.121
9
LL 89.6694 79.2423 %
25
79.9281 81.64
Kesalahan 100 %
81.64
2.0969 %
Cara 2:
Dengan rumus kadar air pada ketukan ke-25 bila diketahui kadar air pada
ketukan tertentu
FI
w 2 w1
N
log 2
N1 Di mana:
(w2 w1) = selisih dua harga kadar air
N1, N2 = jumlah ketukan
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Tujuan melakukan praktikum liquid limit adalah untuk mencari
kadar air pada batas cair dari contoh tanah. Dan untuk dapat menentukan
batas cair, maka pertama-tama yang dilakukan adalah tanah yang lolos
saringan no. 40 ASTM dicampur dengan air suling dan diaduk secara
merata dalam mangkuk porselin sampai homogen. Setelah itu, contoh tanah
dimasukkan ke dalam casagranda lalu diratakan. Kemudian dibuat celah
pada bagian tengah tanah dengan menggunakan grooving tool. Lalu alat
casagranda diputar engkolnya secara konstan sampai bagian tengah tanah
mulai merapat dan hitung jumlah ketukan. Setelah itu sebagian tanah dalam
mangkuk casagranda diambil dan dimasukkan ke dalam can yang sudah
ditimbang. Lalu tanah dan can ditimbang dan dimasukkan ke oven. Ulangi
percobaan sampai didapat 5 sampel di mana setiap sampel bernilai antara
10 sampai 50 ketukan. Setelah kurang lebih 18 jam, tanah dikeluarkan dari
oven dan ditimbang untuk mencari kadar airnya.
5. KESIMPULAN
- Praktikum liquid limit ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas
cair dari contoh tanah.
- Dari hasil praktikum diperoleh batas cair (liquid limit) sebesar 81.64 %
dan flow index = 30.492.
6. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New York,
1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
PLASTIC LIMIT
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas plastis
(plastis limit) dari contoh tanah. Dalam laboratorium, plastic limit
didefenisikan sebagai kadar air pada batas di mana contoh tanah digulung
pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih 1/8 inch (3.2mm)
dan tanah tersebut tepat retak retak halus.
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Membersihkan alat-alat yang akan digunakan.
- Menyediakan botol penyemprot dan air suling.
- Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40.
- Menimbang berat container sebanyak dua buah.
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel I :
Berat tanah basah + container = 39.05 gram
Berat tanah kering + container = 33.65 gram
Berat container = 21.47 gram
Berat tanah kering = (berat tanah kering + container) container
= 33.65 21.47
= 12.18 gram
Berat air = (berat tanah basah + container) (barat tanah kering + container)
= 39.05 33.65
=5.4 gram
berat air
Kadar air, w 100 %
berat tan ah ker ing
5.4
100 %
12.18
44.335 %
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum plastic limit adalah agar kadar air
pada batas plastis dari contoh tanah dapat diketahui. Untuk mendapatkan
batas plastis dari contoh tanah, maka pertama-tama yang dilakukan adalah
tanah yang lolos saringan no. 40 dicampur dengan air suling dan diaduk
secara merata (homogen) dalam mangkuk porselin. Lalu ambil tanah sedikit
demi sedikit dan digulung di atas pelat kaca sampai berdiameter kurang
lebih 3.2 mm. Lalu jika tanah yang digulung tersebut tidak terdapat retak-
retak halus, berarti tanah tersebut terlalu basah dan percobaan harus diulang
dengan menambah tanah. Begitu pula jika tanah yang digulung terdapat
retak yang terlalu besar, yang menandakan bahwa tanah tersebut terlalu
kering sehingga harus ditambahkan air. Setelah menggulung tanah pada
diameter kurang lebih 3.2 mm dan terdapat retakretak halus, tanah
dimasukkan ke dalam container yang sebelumnya telah ditimbang. Setelah
itu container harus ditutup supaya kadar air tanah dalam container tidak
berubah. Kemudian tanah dan container ditimbang (berat tanah dalam
container minimal 15 gram). Lalu tanah dimasukkan dalam oven kurang
lebih 18 jam, kemudian dikeluarkan dan ditimbang untuk mencari kadar
airnya.
4.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum plastic limit, maka diperoleh batas plastis
dari tanah yang digunakan yaitu sebesar 43.9322 % sedangkan nilai
plasticity index-nya adalah 37.7078. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
kadar air tanah lebih dari 43.9322 % dan kurang dari 81.64 %, maka tanah
berada dalam keadaan plastis.
5. KESIMPULAN
- Praktikum plastic limit ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas
plastis (plastis limit) dari contoh tanah.
- Dari hasil praktikum diperoleh harga PL = 43.9322 % dan PI = 37.7078.
6. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineering, John Willey and Sons, New
York, 1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
SHRINKAGE LIMIT
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas susut
dari contoh tanah. Di dalam laboraturium, shrinkage limit didefinisikan
batas di mana tidak akan terjadi perubahan volume pada massa tanah,
apabila kadar airnya dikurangi.
Di mana:
Ww = berat tanah basah
Ww = berat tanah kering
Vw = volume tanah basah
Vw = volume tanah kering
w = berat volume air = 1 gr/cm3
Wd
Shrinkage Ratio (SR )
Vd
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40.
- Alat yang akan dipakai disiapkan.
- Mengkalibrasi timbangan.
- Menyiapkan air suling secukupnya.
- Menimbang coated dish yang diperlukan.
WHg s W ' Hg s
Volume tan ah ker ing volume air raksa yang tumpah
BJ air raksa
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel I:
Berat coated dish + tanah basah = 62.31 gram
Berat coated dish = 37.4 gram
Berat tanah basah = (berat coated dish + tanah basah) berat coated dish
= 62.31 37.4
= 24.91 gram
Berat coated dish + tanah kering = 50.95 gram
Berat tanah kering = (berat coated dish + tanah kering) berat coated dish
= 50.95 37.4
=13.55 gram
Berat coated dish + Hg = 263.7 gram
Berat Hg = (berat coated dish + Hg) berat coated dish
= 263.7 37.4
= 226.3 gram
berat Hg
Volume tan ah basah
13.53
226.3
13.53
16.7258 cm 3
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Pada pengujian shrinkage limit bertujuan untuk mencari kadar air
pada batas susut dari contoh tanah. Prosedur pengujian shrinkage limit
sama seperti pengujian liquid limit, tetapi dengan batasan jumlah ketukan
antara 0 sampai 20 ketukan.
Untuk mendapatkan batas susut dari contoh tanah, maka hal
pertama yang dilakukan adalah menimbang coated dish yang digunakan
lalu diolesi dengan oli. Setelah itu tanah yang telah digunakan pada
percobaan liquid limit ditambahkan air suling, agar tanah menjadi lebih
basah dan mencapai jumlah ketukan antara 0 sampai 20 ketukan. Dan
dilakukan pengujian sama seperti pengujian liquid limit dengan
menggunakan alat casagranda. Apabila tanah telah mencapai ketukan yang
diinginkan maka tanah tersebut diletakkan pada coated dish sambil diketuk-
ketuk, hal ini dilakukan agar tanah benar-benar memenuhi ruang coated
dish sehingga volume tanah sama dengan volume coated dish. Kemudian
diratakan dengan spatula dan ditimbang. Lalu tanah yang ada di coated
dish didiamkan di udara terbuka selama satu hari agar tidak mendapat
pemanasan secara tiba-tiba lalu keesokan harinya baru dimasukkan ke
dalam oven dan ditimbang lagi. Setelah itu, tanah dikeluarkan dari coated
dish kemudian dimasukkan air raksa dan diratakan dengan pelat kaca, hal
ini dilakukan untuk mengetahui volume tanah basah yang dimasukkan ke
dalam coated dish. Setelah itu coated dish yang berisi air raksa ditimbang.
Kemudian untuk mengetahui volume tanah kering yaitu dengan cara
memasukkan air raksa pada shrinkage dish kemudian diratakan dengan
pelat kaca dan ditimbang. Lalu keluarkan tanah dari coated dish dan
dimasukkan ke dalam shrinkage dish dan ratakan dengan pelat kaca berkaki
tiga sampai tanah tenggelam. Lalu tanah dikeluarkan dan shrinkage dish
ditimbang kembali untuk mengetahui berat air raksa yang tumpah, di mana
berat air raksa yang tumpah tersebut sama dengan volume dari tanah
kering. Dalam praktikum ini dipakai air raksa karena air raksa memiliki
nilai kohesi yang tinggi sehingga pada saat tanah dimasukkan ke dalam air
raksa, volume tanah tidak berubah karena air raksa tidak menyerap ke
dalam tanah.
5. KESIMPULAN
- Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas susut dari contoh
tanah.
- Dari hasil praktikum diperoleh harga SL = 25.615 % dan shrinkage ratio =
1.5302.
6. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New York,
1951.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerj
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation Standart Book House, Delhie,
1981.aan Umum, 1977.
SPESIFIC GRAVITY
1. PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan Praktikum
Untuk mendapatkan harga specific gravity dari butiran tanah, yaitu
perbandingan berat isi tanah dan berat air pada suhu 4C.
Dasar Teori
Rumus dasar yang digunakan:
s
Gs
w
Untuk tanah:
Ws
s
Vs
Untuk air:
Ww
w
Vw
Dalam percobaan selalu diusahakan agar volume tanah (V s) = volume air
(Vw), yaitu dengan mengambil volume tanah = volume air yang
dipindahkan. Karena Vw = Vs, maka rumus menjadi:
Ws
Gs
Ww
Di mana:
Gs = berat jenis air pada suhu 4C. Untuk percobaan pada TC,
maka harga tersebut harus dikoreksi dengan harga sehingga rumus
menjadi:
Ws
Gs
Ww
Ws = berat tanah kering
Ww = berat air
= faktor koreksi suhu yang berhubungan dengan TC pada saat
percobaan
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
Persiapan Praktikum
- Disiapkan lima buah piknometer yang telah dibersihkan dan
dikeringkan.
- Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 500 gram yang lolos
saringan no. 40 dan sudah dikeringkan dalam oven selama 24 jam.
Jalannya Praktikum
- Piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
- Piknometer diisi dengan air sebanyak 500 ml dan ditimbang beratnya.
- Suhu air dalam piknometer dicatat.
- Air dalam piknometer dibuang kemudian piknometer dibersihkan dan
dikeringkan kembali.
- Sampel tanah masing-masing sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam
piknometer secara hati-hati (diusahakan tidak ada butiran tanah
menempel pada dinding leher piknometer karena akan mengurangi
volume).
- Piknometer diisi kembali dengan air suling hingga mencapai 3/4
bagian volume piknometer.
- Udara yang terperangkap dalam tanah pada piknometer dihilangkan
dengan cara dididihkan 15 menit.
- Piknometer disimpan selama 18 jam agar suhu air sama dengan suhu
air awal, kemudian piknometer berisi air dan tanah tersebut ditimbang
kembali.
Perbandingan dengan ASTM
Alat dan bahan yang digunakan pada prosedur ASTM D 854-58:
- Piknometer yang digunakan dapat berupa botol labu dengan volume
100 ml atau stoperred bottle dengan volume 50 ml.
- Sampel tanah seberat 25 gram untuk botol labu dan 10 gram untuk
stopperred bottle.
Jalannya percobaan sesuai prosedur ASTM:
- Piknometer dibersihkan dan dikeringkan, kemudian dicatat beratnya.
- Piknometer diisi dengan air suling (dianjurkan memakai kerosin) dan
ditimbang beratnya (Wbw).
- Dibuat tabel untuk Wbw pada beberapa suhu air yang diinginkan.
- Contoh tanah dimasukkan ke dalam botol labu/stoperred bottle yang
berisi air suling/kerosin.
- Udara yang terperangkap di dalamnya dihilangkan dengan cara:
Dididihkan.
Diberi tekanan udara.
- Piknometer diisi dengan air suling kembali sampai penuh volumenya.
- Berat botol labu/stoperred bottle yang telah berisi tanah dihitung dan
dicatat suhunya.
Perbedaan antara prosedur ASTM dengan prosedur praktikum:
- Volume piknometer yang digunakan adalah 500 ml.
- Sampel tanah yang dipakai 100 gram, lolos saringan no. 40, kering
oven.
- Banyaknya percobaan yang dilakukan bukan berdasarkan suhu air yang
diinginkan tetapi berdasarkan jumlah sampel yang diinginkan.
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk piknometer I:
Berat sampel tanah (Ws)=100 gr
Berat piknometer + air suling (Wbw) = 666 gr
Berat piknometer + air suling + tanah (dipanaskan) (Wbws) = 729 gr
Suhu awal (T0) = 29.5oC
Faktor koreksi suhu () = 0.9958
Ww Ws Wbw Wbws
100 666 729
37 gr
Ws
Gs
Ww
100
0.9958
37
2.6914
Untuk piknometer II dan III cara perhitungannya sama dengan piknometer I.
Gs rata-rata dari tiga kali percobaan:
2.6914 2.7661 2.6914
Gs
3
8.1489
3
2.7163
Persentase kesalahan relatif:
Gs1 Gs rata rata 2.6914 2.7163
100 % 100 %
Gs rata rata 2.7163
0.0249
100 %
2.7163
0.9167 %
kesalahan Gs i
0.9167 1.8334 0.9167
i 1
3 3
3.6668
3
1.2223 2 %
4. ANALISA
Analisa Praktikum
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan piknometer
sebanyak tiga buah, lalu air suling dimasukkan ke dalam piknometer
sebanyak 500 ml. Kemudian menimbang air dan piknometer, lalu hasilnya
dicatat. Selanjutnya mengukur suhu air yang ada dalam piknometer dengan
termometer dan menyiapkan sampel tanah kering yang lolos saringan no. 40
sebanyak tiga buah dengan berat masing-masing 100 gram. Lalu air yang
ada dalam piknometer dibuang hingga tersisa kurang lebih 1/3 bagian tinggi
piknometer kemudian beratnya ditimbang dan dicatat. Selanjutnya sampel
tanah kering yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam piknometer,
kemudian berat tanah dan piknometer yang berisi air tersebut ditimbang dan
dicatat. Lalu piknometer dikocok agar tanah tercampur secara merata.
Langkah selanjutnya adalah memanaskan piknometer yang berisi tanah dan
air tersebut selama kurang lebih 10 menit atau sampai mendidih, lalu
didiamkan kurang lebih selama 24 jam. Setelah itu, menambahkan air
sampai pada batas yang ada pada piknometer agar suhunya sama dengan
suhu awal kemudian piknometer dan tanah ditimbang serta dicatat beratnya.
Analisa Hasil
Dari hasil praktikum didapatkan harga Gs rata-rata sebesar 2.7163
yang berarti tanah yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis
tanah inorganic clay karena 2.7 < Gs < 2.8.
Analisa Kesalahan
- Tertumpahnya sampel tanah pada saat memasukkan tanah ke dalam
piknometer.
- Kekurangtelitian pada saat pembacaan timbangan.
5. Kesimpulan
- Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan harga specific gravity
dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi tanah dan berat air pada suhu
4C.
- Dari hasil praktikum diperoleh harga Gs = 2.7163.
- Berdasarkan nilai Gs yang diperoleh dari hasil praktikum, maka sampel tanah
yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis tanah inorganic clay.
6. Referensi
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New York,
1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation, Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
HYDROMETER
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter
lebih dari 0.074 mm (lolos saringan no. 200 ASTM) dengan cara
pengendapan (hydrometer analysis).
Di mana:
v = kecepatan jatuh dari butiran (cm/s)
s = berat jenis butiran (gr/cm3)
w = berat jenis larutan (gr/cm3)
= kepekatan larutan (dyne s/cm2)
D = diameter butiran (cm)
Di mana:
v = kecepatan jatuh butiran
L = tinggi jatuh butiran
t = waktu
Vb = volume bulb hydrometer
A = luas penampang hidrometer
L1 = dapat dilihat pada tabel 6.5 (lampiran) sesuai pembacaan
hidrometer tipe 152 H hanya perlu dikoreksi terhadap miniskus
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Disediakan tiga contoh tanah, masing-masing 50 gram, kering oven.
- Ditimbang 40 gram water glass sebagai bahan dispersi dan dimasukkan
ke dalam hidrometer jar, kemudian diisi dengan air suling sampai 1000
ml, dicampur hingga homogen.
- Larutan dispersi ini dituangkan ke dalam tiga buah gelas belimbing,
masing-masing 125 ml, lalu diaduk dengan batang pengaduk dan
didiamkan selama 18 jam.
- Disiapkan satu batang silinder (1000 ml), kemudian dimasukkan 125 ml
larutan dispersi dan ditambahkan air suling hingga 1000 ml. Tabung ini
berfungsi sebagai tabung kontrol.
3. PENGOLAHAN DATA
Gs = 2.779 (didapat dari praktikum Spesific Gravity)
a = 0.9742 (dari tabel 6.2 yang diinterpolasi)
Ws = 50 gram
Koreksi nol = 1 unit
Koreksi miniskus = 1 unit
Untuk pembacaan pada menit pertama:
t = 30.5 C, CT = 4.225 (tabel 6.3 yang diinterpolasi)
Ra = 43.5
Rc = Ra koreksi nol + CT = 43.5 1 + 4.225 = 46.725
Rc a 46.725 0.9742
% finer 100 % 100 % 91.039 %
Ws 50
Rh = Ra + koreksi miniskus = 43.5 + 1 = 44.5
Maka dari tabel 6.5 diperoleh L = 9
L 9
T 1 (menit pertama ), 9
T 1
k = 0.0117 ( tabel 6.4 yang diinterpolasi ).
L
Dk 0.0117 9 0.0351mm
T
Cc
D 30
2
0.00053 2
0.352
D10 D 60 0.00019 0.0042
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Percobaan Hydrometer ini dilakukan dengan tujuan untuk
menenentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter lebih
dari 0.074 mm (lolos saringan no. 200 ASTM) dengan cara pengendapan
(hydrometer analysis).
Sebagai persiapan awal dari praktikum ini, pertama-tama siapkan
3 contoh tanah lolos saringan no. 4 ASTM, masing-masing 50 gram yang
sudah dikeringkan di dalam oven. Lalu masukkan contoh tanah ke dalam 3
gelas belimbing masing-masing 50 gram. Setelah itu, siapkan 40 gram
water glass sebagai bahan pendispersi yang berfungsi untuk
menghancurkan tanah lalu masukkan ke dalam hidrometer jar, lalu
tambahkan air suling ke dalam hidrometer jar sampai 1000 ml dan aduk
hingga homogen menggunakan batang pengaduk. Tuangkan larutan
pendispersi ke dalam 3 buah gelas belimbing yang berisi contoh tanah,
masing-masing 125 ml, lalu aduk dengan batang pengaduk, tutup gelas
belimbing dan diamkan selama 24 jam. Setelah itu, siapkan tabung
silinder (1000 ml), lalu masukkan 125 ml larutan pendispersi ke dalamnya
dan tambahkan dengan air suling sampai 1000 ml, lalu diamkan selama
24 jam. Tabung ini berfungsi sebagai tabung kontrol. Setelah campuran
yang ada di gelas belimbing didiamkan selama 24 jam, masukkan
campuran tanah dan larutan pendispersi ke dalam mixer cup dan tambahkan
air suling sampai 2/3 bagian mixer cup. Lalu aduk campuran tersebut
dengan menggunakan mixer cup selama 15 menit, agar campuran lebih
homogen. Setelah selesai diaduk, masukkan campuran tersebut ke dalam
hidrometer jar dan tambahkan air suling sampai 1000 ml. Kemudian tutup
hidrometer jar dengan menggunakan karet penutup, lalu kocok campuran
tersebut secara horizontal selama 1 menit. Setelah selesai dikocok, segera
letakkan tabung hidrometer jar dan buka penutupnya. Kemudian masukkan
hidrometer ke dalam tabung campuran dan baca hidrometer tepat pada 1
menit petama (R1), lalu angkat hidrometer dan masukkan ke dalam tabung
kontrol untuk menstabilkan (menetralisir) kembali hidrometer. Setetah itu,
masukkan kembali hidrometer ke dalam tabung campuran dan baca
hidrometer tepat pada 2 menit pertama (R2), lalu angkat kembali hidrometer
dan masukkan ke dalam tabung kontrol. Masukkan kembali hidrometer ke
dalam tabung campuran dan baca hidrometer tepat pada 3 menit pertama
(R3), lalu angkat kembali hidrometer dan masukkan ke dalam tabung
kontrol. Pembacaan hidrometer dapat diteruskan untuk menit ke-4, 8, 15,
30, 45, 60, 120, 240, 1440. Setelah selesai, tuangkan dan saring larutan
campuran dengan saringan no. 200 ASTM. Endapan dari larutan campuran
dicuci dengan air keran agar bersih dari butiran clay, silt dan koloid-koloid
dan butiran tanah yang tertinggal dipakai untuk percobaan Sieve Analysis.
5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum hidrometer adalah menentukan distribusi dari butiran
tanah memiliki diameter lebih kecil dari 0.074 mm (lolos saringan no. 200
ASTM) dengan cara pengendapan (hydrometer analysis).
- Dari hasil praktikum diperoleh nilai Cu = 22.1053 dan nilai Cc = 0.352.
- Tanah yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis tanah silty clay
yang bergradasi baik.
6. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New York,
1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation, Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
SIEVE ANALYSIS
1. PENDAHULUAN
Maksud Dan Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui distribusi ukuran tanah yang berdiameter 4.76 mm
sampai 0.074 atau lolos saringan no. 4 ASTM dan tertahan saringan no. 200
ASTM.
Dasar Teori
Secara umum tanah terdiri atas tiga bagian, yaitu:
- Butiran
- Air
- Udara
Sifat-sifat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran
butirannya. Ukuran butiran menentukan klasifikasi macam tanah tersebut.
Untuk butiran yang kasar dipakai cara penyaringan (sieving) dalam
penentuan ukuran butiran tanah. Tanah dikeringkan dan disaring pada
serangkaian saringan dengan ukuran diameter kisi saringan tertentu dari
mulai yang kasar hingga yang halus. Dengan demikian butiran tanah
terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang diketahui.
Wd Wt
(tidak boleh melebihi 2 %) = 100 %
Wd
Di mana:
Wd = berat butiran tanah sebelum lewat saringan
Wt = berat butiran tanah total setelah disaring
1. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Tanah seberat 500 gr lolos saringan no. 4 ASTM dikeringkan dalam
oven selama 18 jam.
- Sampel tanah tersebut dicuci dengan air kran di atas saringan no. 200
ASTM agar bersih dari butiran clay, silt, dan koloid-koloid.
- Tanah yang sudah bersih dimasukkan ke dalam can, kemudian
dimasukkan ke dalam oven selama 18 jam.
3. PENGOLAHAN DATA
Berat sampel = 50 gram
Berat tanah kering = 2.07 gram
Berat sampel yang tertahan pada saringan nomor:
10 ASTM = 0.01 gram
18 ASTM = 0.14 gram
40 ASTM = 0.29 gram
100 ASTM= 0.62 gram
200 ASTM= 1.001 gram
Pan = 0.008 gram
Total = 2.069 gram
2.07 2.069
Persentase kesalahan 100 %
2.07
0.001
100 %
2.07
0.0483 % 2 %
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Percobaan Sieve Analysis bertujuan untuk mengetahui distribusi
ukuran tanah yang berdiameter 4.76 mm sampai 0.074 mm dengan cara
penyaringan.
Langkah pertama adalah menyiapkan sampel tanah yang telah
dipakai dalam percobaan Hydrometer, lalu tuang tanah yang ada di dalam
hidrometer jar ke saringan no. 200 dan dicuci sampai bersih dari butiran
clay, silt, dan koloid-koloid.
Kemudian tuang sampel tanah ke dalam can dan dipanaskan agar
tanah kering, sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan tanah ke dalam
oven selama 24 jam, lalu timbang tanah yang sudah kering tersebut.
Siapkan saringan no. 10, 18, 40, 100, 200, dan pan. Lalu susun saringan dari
yang besar ke yang kecil di mesin pengguncang. Nyalakan mesin
pengguncang selama kurang lebih 15 menit lalu pindahkan tanah ke can
dengan bantuan sikat gigi. Setelah itu tanah yang tertahan di masing-masing
saringan dan pan ditimbang.
5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui distribusi ukuran tanah
yang berdiameter 4.76 mm sampai 0.074 atau lolos saringan no. 4 ASTM dan
tertahan saringan no. 200 ASTM dengan menggunakan cara penyaringan.
- Hasil praktikum diperoleh menunjukkan persentase butiran tanah yang lolos
saringan no. 10, no. 18, no. 40, no. 100, dan no. 200 berturut-turut yaitu 99.98
%, 99.72 %, 99.42 %, 98.76 %, dan 97.998 %.
6. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New York,
1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation Standard Book House, Delhie,
1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
COMPACTION
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Mencari berat jenis kering maksimum pada kadar air optimum dari suatu
contoh tanah yang dipadatkan.
Hasil dari suatu kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk
membuat suatu hubungan tersebut dibuat beberapa contoh tanah minimal
empat contoh dengan kadar air yang berbeda-beda, dengan perbedaan
kurang lebih 4 %. Dari percobaan tersebut dibuat grafik yang
menggambarkan hubungan antara kepadatan dan kadar air, sehingga dari
grafik tersebut dapat diperoleh dry maksimum pada kadar air optimum.
Dengan demikian dapat diperoleh petunjuk bahwa suatu tanah yang
dipadatkan dengan kadar air tanah lebih dari w opt, akan diperoleh nilai
kepadatan yang lebih kecil daridry maksimum.
Rumus yang digunakan:
a.Menentukan kadar air:
Ww
w 100 %
Wk
Wb Wk (1 w )
Wb
Wk
(1 w )
Di mana:
Wk = berat tanah kering (gr)
Wb = berat tanah basah (gr)
Ww = berat air (gr)
w = kadar air (%)
Di mana:
W = berat tanah (gr)
Wk = berat tanah kering (gr)
w = kadar air (%)
V = volume (cm3)
wet = kerapatan basah (gr/cm3)
dry = kerapatan kering (gr/cm3)
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Menyiapkan 8 contoh tanah masing-masing 5.5 kg, lolos saringan no. 4.
- Kadar airnya dicari.
- Contoh tanah tersebut dicampur air agar tercapai kadar air: 25 %, 30 %,
34 %, 40 %, 45 %, 34 %, 34 %, 34 %.
- Contoh tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibiarkan
selama 18-24 jam agar campuran air merata.
3. PENGOLAHAN DATA
Ukuran mold:
Diameter = 15.1385 cm
Tinggi = 11.635 cm
Berat = 4003 gr
1
Volume 3.14 (15.1385) 2 11 .635
4
2093.1567 cm 3
Lapisan tengah:
W(c+b) = Wcan + Wtanah basah = 40.66 gr
W(c+k) = Wcan + Wtanah kering = 34.01 gr
Ww = W(c+b) W(c+k) = 6.65 gr
Wcan = 7.7 gr
Wk = 34.01 7.7 = 26.31 gr
Ww 6.65
w 100 % 100 % 25.27 %
Wk 26.31
Lapisan bawah:
W(c+b) = Wcan + Wtanah basah = 67.09 gr
W(c+k) = Wcan + Wtanah kering = 54.42 gr
Ww = W(c+b) W(c+k) = 12.67 gr
Wcan = 7.07 gr
Wk = 54.42 7.07 = 47.35 gr
Ww 12.67
w 100 % 100 % 26.77 %
Wk 47.35
24.77 25.27 26.77
Kadar air rata rata
3
25.61 %
w
No Posisi Wc W(c+b) W(c+k) Wk Ww w
Rata-Rata
Atas 33.05 86.75 77.2 44.15 9.55 21.63 %
1 Tengah 17.5 92.57 79.49 61.99 13.08 21.10 % 21.25 %
Bawah 38.13 98.55 88.05 49.92 10.5 21.03 %
Atas 6.47 43.7 36.31 29.84 7.39 24.77 %
2 Tengah 7.7 40.66 34.01 26.31 6.65 25.27 % 25.61 %
Bawah 7.07 67.09 54.42 47.35 12.67 26.77 %
w
No Posisi Wc W(c+b) W(c+k) Wk Ww w
Rata-Rata
Atas 20.89 190 147.5 126.61 42.5 33.57 %
3 Tengah 19.21 275 210 190.79 65 34.07 % 33.98 %
Bawah 20.4 364.5 276.5 25.61 88 34.36 %
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Praktikum Compaction dilakukan untuk mengetahui berat jenis
kering pada suatu contoh tanah yang dipadatkan. Sebagai persiapan awal
dari praktikum, pertama-tama siapkan tiga contoh tanah yang lolos saringan
no. 4 ASTM, masing-masing 5 kg. Lalu cari kadar air dari masing-masing
contoh tanah tersebut. Setelah mendapatkan kadar air, campur contoh tanah
tersebut dengan air agar tercapai kadar air yang diinginkan. Setelah itu,
aduk campuran contoh tanah dengan air sampai merata dan masukkan ke
dalam kantong plastik dan biarkan selama 24 jam, agar kadar air pada
contoh tanah tidak berubah. Tahap selanjutnya adalah menyiapkan mold,
lalu timbang mold untuk mendapatkan berat mold dan ukur dimensi mold
untuk mengetahui volume tanah dari hasil pemadatan. Setelah itu,
masukkan tanah ke dalam mold kira-kira 2/5 bagian sehingga setelah
dipadatkan tanah menjadi 1/5 bagian (lakukan sampai 5 lapisan). Tumbuk
setiap lapisan tanah sebanyak 56 kali secara merata dengan menggunakan
hammer. Setelah lapisan kelima selesai ditumbuk, collar dibuka dan
ratakan kelebihan tanah pada mold dengan menggunakan pelat
besi/penggaris besi. Lalu timbang mold beserta tanah yang ada didalamnya.
Setelah itu, keluarkan contoh tanah dari mold dengan menggunakan
extruder. Potong contoh tanah menjadi 5 bagian lalu ambil bagian atas,
tengah, dan bawah dari contoh tanah. Setelah itu sampel tanah dari lapisan
atas, tengah, dan bawah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam oven.
Lalu periksa kadar air dari tanah tersebut sehingga mendapatkan kadar air
rata-rata dari contoh tanah yang telah dipadatkan. Lakukan percobaan
sebanyak tiga kali sehingga mendapatkan tiga titik pada grafik yang
mengambarkan hubungan antara kadar air (water content) dengan berat isi
kering (dry density). Setelah itu nilai masing-masing kadar air yang
diperoleh digunakan untuk mencari nilai ZAV-nya.
5. Kesimpulan
- wopt = 26.26 %
- dry maksimum = 1.335
6. Referensi
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New York,
1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Untuk mendapatkan nilai CBR pada kepadatan dan kadar air tertentu.
Beban (load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian
diubah dengan grafik Calibration Prooving Ring.
Test Unit Load (psi) = Tegangan ()
P M LRC
A A
A = luas piston = 3 sq.inch
P = M . LRC
M = pembacaan dial
LRC = faktor kalibrasi = 24 lbs
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Disiapkan tanah lolos saringan no. 4 ASTM sebanyak 3 kantong,
masing-masing 5 kg.
- Masing-masing kantong dibuat kadar air menjadi:
I. 2.5 % dari wopt
II. sama dengan wopt
III. + 2.5 % dari wopt
Untuk membuat kadar air yang diinginkan, perlu diketahui kadar air
yang ada. Kemudian ditambahkan sejumlah air tertentu (V) untuk
mencapai kadar air yang diinginkan.
V
w1 w 0 w b
1 w0
3. PENGOLAHAN DATA
- Menentukan kadar air:
Mold 1
Unsoaked
(Wt C) (Ws C) 115.87 93.25
Kadar air can 1: 30.75 %
(Ws C) C 93.25 19.68
(Wt C) (Ws C) 125.36 100.83
Kadar air can 2: 30.40 %
(Ws C) C 100.83 20.15
w 1 w 2 30.75 30.4
Kadar air rata-rata: 30.58 %
2 2
Soaked
(Wt C) (Ws C) 181.6 131.6
Kadar air can 1: = 44.84 %
(Ws C) C 131.6 18.8
Contoh perhitungan volume air yang ditambahkan untuk mencapai kadar air
yang diinginkan:
(W1 W0 ) Wb (30 11 .09)73.57
V 115.07 mL
1 W0 1 11 .09
(W1 W0 ) Wb (33 11 .09)73.81
V 133.76 mL
1 W0 1 11 .09
(W1 W0 ) Wb (36 11 .09)153.9
V 317.09 mL
1 W0 1 11 .09
Tabel kadar air:
Mold 2 :
Contoh perhitungan tegangan(stress):
M LRC 20 23.302
155.35 psi
A 3
600
500
400
Unsoaked
300
Soaked
200
100
0
0.05 0.1 0.15 0.2
Kedalaman Penetrasi (inch)
Mold 3 :
Contoh perhitungan tegangan(stress):
M LRC 8 23.302
62.14 psi
A 3
Tabel pembacaan mold 3:
250
200
150
Unsoaked
100
Soaked
50
0
0.05 0.1 0.15 0.2
Kedalaman Penetrasi (inch)
Nilai CBR
Mold 1 (kadar air pemadatan 30.75 %):
Penetrasi 0.1
dial reading LRC 72.5 23.302
Unsoaked : 100 % 100 % 56.31 %
A 1000 3 1000
dial reading LRC 5 23.302
Soaked : 100 % 100 % 3.88 %
A 1000 3 1000
Penetrasi 0.2
dial reading LRC 104.5 23.302
Unsoaked : 100 % 100 % 54.11 %
A 1500 3 1500
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Sampel tanah yang lolos saringan no. 4 disiapkan untuk
ditentukan kadar airnya, kemudian menimbang berat can dan can yang
berisi sampel tanah. Setelah ditimbang, sampel tanah dimasukkan ke dalam
oven untuk dikeringkan. Setelah can yang berisi sampel tanah itu di oven
selama 24 jam, can yang berisi sampel tanah ditimbang kembali untuk
dicari nilai kadar air dalam kondisi unsoaked-nya. Setelah itu menyiapkan
mold yang telah ditimbang dan diukur dimensinya serta diolesi dengan oli
sebelum diisi dengan tanah. Kemudian tanah dimasukkan ke dalam mold
kira-kira 2/5 tinggi mold sehingga setelah dipadatkan (ditumbuk dengan
penumbuk di mana setiap lapisan ditumbuk sebanyak 56 kali secara merata)
tanah menjadi 1/5 tinggi mold. Hal tersebut dilakukan hingga tanah
mencapai 5 lapis. Setelah lapisan ke-5 selesai collar dibuka. Kemudian
tanah yang berlebihan pada mold diratakan dengan menggunakan pelat besi.
Mold yang berisi tanah tersebut ditimbang dan dicatat beratnya. Kemudian
tanah diuji dengan menggunakan mesin CBR test untuk dicatat nilai load
dial-nya (unsoaked) hingga pembacaan deformasi dial mencapai 0.2.
Setelah itu mold yang berisi tanah direndam di dalam air lalu dilakukan
pembacaan dial selama direndam menggunakan alat swelling test untuk
waktu perandaman 15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 2 jam, 24 jam, 48
jam, dan 96 jam. Setelah direndam selama 4 hari, mold diangkat dan diuji
kembali dengan menggunakan CBR test dan dicatat kembali nilai load dial-
nya (soaked). Tanah dalam mold dikeluarkan dengan menggunakan
extruder. Kemudian sampel tanah dibagi menjadi 5 bagian untuk diambil
lapisan bagian atas, tengah, dan bawah untuk dicari kadar airnya (soaked).
- Swelling
5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai CBR pada
kepadatan dan kadar air tertentu.
- Dari hasil pengamatan dan perhitungan data didapat nilai-nilai CBR dan
persentasi swelling sebagai berikut:
Mol
Penurunan (inch) Unsoaked (%) Soaked (%)
d
1 0.1 56.31 38.84
0.2 54.11 38.84
0.1 38.06 4.66
2
0.2 34.69 5.18
0.1 12.6 9.9
3
0.2 13.98 9.19
- Kecendrungan penetrasi semakin dalam tanah semakin besar pula nilai stress-
nya. Nilai tegangan (stress) tanah unsoaked selalu lebih besar daripada tanah
soaked karena dalam keadaan soaked tanah memiliki kadar air tinggi dan
kepadatan yang rendah.
- Persentase swelling semakin bertambah yang akan mengakibatkan pula
bertambahnya volume tanah, tapi membuat kepadatan tanah berkurang
sehingga pada penetrasi keadaan soaked dengan beban lebih kecil
mengakibatkan lebih rendahnya nilai CBR.
- Kadar air dalam tanah berbanding terbalik dengan nilai CBR-nya. Semakin
besar kadar air, semakin kecil nilai CBR-nya, karena tingginya kadar air akan
mengurangi kepadatan tanah.
- Dalam perencanaan pembangunan selalu menggunakan nilai CBR pada tanah
berkondisi jenuh (soaked), karena tanah pada kondisi jenuh (soaked) ini kritis
tanah dan berbahaya pada nilai CBR-nya kecil akan membuat faktor
keamanannya semakin tinggi.
6. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York,1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
PERMEABILITY
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Menentukan nilai koefisien permeabilitas (k) dari suatu sample tanah.
- Kekentalan cairan ()
Kekentalan tempratur akan menurunkan kekentalan cairan, akibatnya
nilai koefisien permeability-nya akan bertambah.
Koefisien permeability diukur pada temperatur standar yaitu 20oC.
Pada pengukuran dengan ToC, maka nilai koefisien harus diselaraskan
(dikoreksi) dengan rumus:
T
K 20 K T
20
Di mana:
T = kekentalan cairan pada temperatur CoT
20 = kekentalan cairan pada temperatur 20oC
Perbandingan harga kekentalan dapat dilihat pada tabel 1 (tabel koreksi
kekentalan cairan).
- Derajat kejenuhan
Penambahan derajat kejenuhan mengakibatkan kenaikan harga
koefisien permeability.
- Angka pori (e)
Hubungan antaran koefisien permeability dan angka pori dapat ditulis:
k = f(e).
Vv
e
Vs
Di mana:
Vv = volume (udara + air)
Vs = volume padat
Vt = Vv + Vs
Untuk tanah lempung :
1 (e 0.15)11 (1 e)
k k1
2 (e 0.15) 8 0.0166
Di mana:
k = koefisien permeability pada angka pori e
k1 = koefisien permeability pada temperatur 1
1 = kekentalan cairan pada temperatur 1
2 = kekentalan cairan pada temperatur 2
e = angka pori
Untuk tanah berpasir (Terzaghi dan Peck):
k 1.4k o e 2
Di mana:
ko = koefisien permebility pada angka pori 0.85
k = koefisien permebility pada angka pori
- Ukuran dan bentuk butiran tanah
Menurut Allan Hazen, untuk jenis gravels dan clean-sand, koefisien
permeability dapat ditulis pengukuran nilai k di laboratorium.
- Metode yang digunakan
a. Constant Head Methode
Prinsip pada percobaan ini dapat dilihat pada gambar. Pada cara ini
air yang masuk ke dalam sampel tanah berasal dari pipa yang
berdiameter kecil.
Penentuan nilai k ditentukan dengan mengukur penurunan tinggi
permukaan air selama periode waktu tertentu. Jadi tegangan air
tidak tetap dan rumus Darcy dapat digunakan. Misalnya pada
ketinggian air (h), penurunan (dh) akan membutuhkan waktu (dt),
maka koefisien permeability dapat diturunkan dari rumus Darcy:
Q k i A T
h
i
h L
QL
L Tanah
k
Aht
Gelas ukur
Di mana:
k = koefisien permeability
A = luas sampel tanah
T = selang waktu
L = tinggi sampel tanah
Cara ini digunakan pada tanah berbutir di mana air cukup banyak
merembes melalui tanah dalam waktu yang tidak terlalu lama yang
berarti nilai k pada percobaan besar ini besar. Apabila air yang
melalui sampel tanah sedikit seperti pada sampel tanah lempung di
mana nilai k kecil, maka metode ini tidak efektif lagi digunakan
untuk mengukur nilai k. Dalam hal ini lebih baik digunakan cara
yang kedua, metode Falling Head.
b. Falling Head Methode
Jumlah air yang merembes melalui tanah dalam waktu tertentu
adalah :
a L h0
kT ln
A t h1
dh
h
h1
L Tanah
Gelas ukur
dh
Pada pipa : q a v a
dt
h
Pada mold : q A k
L
q in q out
dh h
a Ak
dt L
h1 h
dh 1
A k dt
h h h a L
0 0
h0 A k t
ln
h1 a L
Menurut tabel Casagrade pada tahun 1938, nilai-nilai permability untuk
berbagai jenis tanah adalah sebagai berikut:
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Tanah kering undistubed kurang lebih 5 kg yang lolos saringan no. 4
disiapkan, kadar air sampel tanah dicek.
- Mold untuk percobaan compaction disiapkan, berat mold ditimbang,
diameter serta tinggi mold diukur.
- Pemadatan dengan standard proctor dilakukan, yaitu: tanah secara
berlapis (3 lapis) dimasukkan, tiap lapis ditumbuk 25 kali dengan
menggunakan hammer seberat 5.5 lb dan tinggi jatuh 12 inch.
- Collar dibuka, mold beserta isinya ditimbang.
- Mold permeability disiapkan, diameter, tinggi, serta berat mold diukur.
- Tanah dan mold compaction dipindahkan ke mold permeability dengan
menggunakan extruder.
- Mold dimasukkan ke dalam alat permeability dan direndam selama 3 hari
agar tanah menjadi jenuh.
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk 15 detik pertama:
T = 29C
Dari tabel Wesley harga perbandingan kekentalan cairan pada suhu 29C dengan
harga kekentalan cairan pada suhu 20C (T/20) = 0.8139
Diameter mold = 7.613 cm
1
3.14 7.613
2
Luas permukaan tan ah ( A)
4
45.4968 cm 2
5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum permeability adalah untuk menentukan nilai koefisien
permeabilitas (k) dari suatu sampel tanah.
- Dari hasil praktikum sampel tanah yang digunakan di dalam praktikum ini
memiliki nilai permeabilitas (k) = 0.0044887 cm/dt.
- Berdasarkan nilai k yang diperoleh, maka menurut tabel Casagrande, tanah
yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk pasir/campuran pasir-kerikil
atau menurut tabel Wesley, tanah yang digunakan di dalam praktikum ini
termasuk pasir halus.
6. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York,1951.
- Punmia B. C. Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.
HAND BORING
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
- Untuk memeriksa karakteristik tanah secara visual mengenai warna,
ukuran, butiran dan jenis tanah.
- Untuk mengambil contoh tanah undisturbed yang akan digunakan
dalam praktikum selanjutnya.
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
3. ANALISA
3.1. Analisa Praktikum
Pertama-tama tabung diolesi dengan oli agar undisturbed sample
yang dimasukkan ke dalam tabung tidak melekat pada tabung. Setelah itu
auger iwan, kepala pemutar, dan batang pemegang dipasang. Kemudian
ditentukan letak titik pengeboran dan proses pengeboran dilaksanakan.
Pada saat pengeboran tanah, auger iwan diputar dan ditekan agar proses
pengeboran dapat berjalan dengan lebih cepat. Selain itu, auger iwan harus
diusahakan tegak lurus dengan tanah dan sekali-kali dikeluarkan. Hal ini
bertujuan agar auger iwan tidak sulit untuk dikeluarkan dari tanah. Apabila
auger iwan sulit untuk dikeluarkan, maka dapat dikeluarkan dengan
bantuan kunci inggris dengan menggunakan sistem pengungkit. Setelah
mencapai kedalaman yang diinginkan, undisturbed sample diambil dengan
menggunakan tabung. Caranya adalah dengan memasang kepala pemukul
dengan tabung lalu dimasukkan ke dalam lubang hasil hand boring. Setelah
itu tabung dipalu sehingga tanah masuk ke dalam tabung. Kemudian tabung
diangkat. Apabila tabung sulit untuk dikeluarkan, maka dapat dikeluarkan
dengan bantuan kunci inggris dengan menggunakan sistem pengungkit.
Setelah tanah undisturbed diambil, maka sisi alas dan sisi atas tabung
segera ditutup dengan lilin agar kadar air tanah dalam tabung tidak
berkurang. Setelah itu, hal yang sama dilakukan untuk mengambil sampel
tanah undisturbed yang kedua.
4. KESIMPULAN
5. REFERENSI
- Bowles, J. E., Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah.
- Craig, R. F., Mekanika Tanah, Erlangga, 1991.
SONDIR
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Untuk mencari tahanan konus (end bearing) dan hambatan lekat tanah pada
kedalaman tertentu, sehingga dapat dihitung daya dukung tanahnya.
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
-
Dibuat lubang bujur sangkar dengan ukuran 30 cm sisinya dengan
kedalaman 20 cm atau sampai kedalaman di mana tidak dijumpai lagi
lapisan yang mengandung akar tanaman.
-
Angkur dipasang pada dua sisi di mana alat sondir akan ditempatkan.
-
Mesin sondir diletakkan, lalu dipasang baja kanal sebagai penahan agar
alat tidak terangkat atau goyang.
-
Kedua manometer diset nol.
-
Konus diperiksa, pipa sondir dan pipa dalamnya diberi oli agar lancar.
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk I = 40 cm, qc = 12 kg/cm2, dan qt = 16 kg/cm2:
qt qc JHP 0 5.3333
f
15 5.3333 kg cm 2
16 12
f
15 FR 100 %
qc
0.2667 kg cm 2
0.2667
100 %
HP 20 f 12
20 0.2667 2.2222 %
5.3333 kg cm 2
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Pertama-tama buat lubang angkur dua buah kemudian letakkan alat
sondir di atas besi kanal kemudian angkur dikencangkan. Hal ini
dimaksudkan agar alat sondir tidak bergerak pada saat praktikum sedang
berlangsung. Setelah itu kedua manometer diset nol, pipa sondir dan pipa
dalamnya diolesi dengan oli. Kemudian konus dihubungkan dengan pipa
dan pipa dalamnya untuk dipasang pada alat sondir. Setelah itu, alat sondir
diputar sehingga menekan rangkaian konus dan pipa sampai kedalaman 20
cm. Kemudian alat dikunci dan dilakukan pembacaan qc dan qt pada
manometer untuk sertiap penambahan kedalaman 20 cm. Apabila pipa
dalamnya telah masuk ke dalam tanah, maka tambahkan pipa dalam yang
telah diolesi dengan oli. Lakukan pembacaan qc dan qt sampai qc mencapai
nilai 150 kg/cm2.
qc F Jenis Tanah
0-10 0.1-0.4 Humus, lempung sangat lunak
0.2 Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas
0.2-0.6 Lempung lembek, lempung kelanauan
10-30 0.1 Kerikil lepas
0.1-0.4 Pasir lepas
0.4-0.8 Lempung/lempung kelanauan
0.8-2.0 Lempung agak kenyal
30-60 15 Pasir kalanauan, pasir agak padat
10-30 Lempung kelanauan, kenyal
60-150 10 Kerikil kepasiran lepas
10-30 Pasir padat, pasir kelanauan
> 30 Lempung kekrikilan kenyal
Pasir padat, pasir kelanauan padat, pasir kasar,
150-300 10-20
pasir kelanauan padat
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui jenis tanah pada setiap
kedalaman 20 cm adalah sebagai berikut:
5. KESIMPULAN
-
Tujuan praktikum sondir adalah untuk mencari tekanan konus (end bearing)
dan hambatan lekat tanah pada kedalaman tertentu, sehingga dapat dihitung
daya dukung tanahnya.
-
Sebagian besar dari tanah yang ditemui pada saat praktikum adalah lempung.
TRIAXIAL TEST
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui sudut geser tanah () dan nilai kohesi suatu tanah (c).
Total
Soft clay
f
qult
qult = beban yang bekerja adalah fungsi
dari
lapisan (1)
Akibat penurunan permukaan air tiba-tiba dari (1) ke (2) pada inti tanah
masih terdapat air pori. Dan tidak terjadi pengaliran air keluar dari inti.
f = in-situ undrained shear strength
dari tanah pada lereng sebelum dibuat
Timbunan
f
timbunan
Soft clay f
f
Inti
Drained shear strength dari inti
Penggalian atau lereng tanah liat, di mana pada lapisan telah terjadi
konsolidasi.
Pada percobaan yang dilakukan adalah Unconsolidated Undrained.
Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
kM
1 3
A
kM
deviator stress
A
A0
A
1
L
L0
Di mana:
= tegangan vertikal yang diberikan
3 = tegangan horizontal
k = kalibrasi dari prooving ring
A0 = luas sampel tanah awal
L = perubahan panjang sampel tanah
L0 = panjang sampel tanah awal
M = pembacaan prooving ring maksimum
n
1 3 1 3 cos 2
2 2
3
n 1 sin 2
2
c 2
3
1
Dari percobaan triaxial ini diketahui tiga jenis keruntuhan dari tanah uji,
sebagai berikut:
1. General Shear Fallure
Penambahan beban pada pondasi diikuti oleh penurunan
pondasi tersebut. Pada pembebanan mencapai qu maka terjadi
keruntuhan tiba-tiba yang diikuti oleh perluasan keruntuhan
permukaan sampai ke bawah permukaan.
Pada grafik hubungan q vs settlement terlihat puncak yang jelas.
qu
Settlement
qu1
qu
Settlement
qu
qu qu
Settlement
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung dan memasukkan
ke dalam cetakan (dengan menggunakan extruder).
- Mengukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D).
- Meratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder besi dengan
spatula.
- Menimbang berat sampel tanah tersebut.
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel III:
3 = 1.2 kg/cm3
Tinggi sampel (L0) = 7.22 cm
Diameter sampel (D) = 3.57 cm
Luas sampel (A0) = 10.0047 cm2
LRC = 0.364 kg/div
Pembacaan dial pembebanan (M) = 136
Pembacaan dial deformasi 100 10 3 inch :
L 100 10 3 425 0.425 cm
L
Unit strain
L0
0.425
7.22
0.0589
Area correction 1
1 0.0589
0.9411 cm 2
A0
A'
1
10.0047
0.9411
10.6305 cm 2
kM
A'
0.364 136
10.6305
4.6568 kg cm 2
Dari diagram Mohr didapat:
1 3
4.6568 1.2
5.8568 kg cm 2
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Pengujian triaxial ini bertujuan untuk menentukan kekuatan gesar
tanah dengan mencari nilai sudut geser dan nilai kohesi dari sampel tanah
yang digunakan. Dalam percobaan ini digunakan jenis pengujian triaxial
Unconsolidated Undrained Test di mana air tidak diperbolehkan mengalir
dari sampel tanah.
Langkah pengujian yang dilakukan yaitu pertama-tama,
undisturbed sample dikeluarkan dari tabung (yang diperoleh dari percobaan
hand boring) dan dimasukkan ke dalam cetakan yang sebelumnya dimensi
cetakan telah diukur dan diolesi oli, dengan menggunakan extruder. Setelah
itu, bagian atas dan alas tabung diratakan kemudian sampel dikeluarkan
dengan menggunakan hand extruder lalu sampel ditimbang dan data berat
yang diperoleh dicatat. Sebelum sampel dimasukkan ke dalam unit mesin
triaxial test, sampel tanah tersebut dilindungi dengan membran karet, yaitu
dengan cara memasang membran karet pada tabung kemudian sambil
menghisap udara yang berada di antara membran dan dinding tabung,
sampel tanah dimasukkan ke dalam tabung dan membran karet dilepaskan
dari tabung sehingga membran karet menyelimuti sampel tanah.
Penggunaan membran karet ini berfungsi untuk menjaga agar air tidak
dapat masuk kedalam sampel tanah. Setelah membran karet terpasang, lalu
sampel diletakkan pada alat triaxial test dan ditutup. Kemudian tegangan
lateral diatur yang sesuai dengan rencana yaitu 0.4 untuk sampel 1, 0.8
untuk sampel 2 dan 1.2 untuk sampel 3 dan air dimasukkan ke dalam
tabung triaxial. Setelah itu, load dial dan deformation dial reading diset
pada posisi nol, lalu melakukan pembacaan load dial untuk setiap
deformasi 25 inch. Pembacaan data dihentikan apabila pada load dial
menunjukkan angka yang sama tiga kali berturut-turut atau menjadi turun,
hal ini menandakan bahwa sampel tanah telah mengalami keruntuhan.
Setelah itu sampel dikeluarkan dari alat triaxial test untuk digambar pola
retaknya. Setelah itu memasukkan sampel tanah ke dalam oven untuk
dihitung kadar airnya. Percobaan ini dilakukan kembali untuk tegangan
lateral 0.8 dan 1.2.
5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum triaxial test adalah untuk mengetahui sudut geser
tanah () dan nilai kohesi tanah (c).
- Dari hasil praktikum diperoleh nilai kohesi dari tanah yang digunakan adalah
1.8 dengan sudut geser tanah sebesar 9o.
KONSOLIDASI
1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
- Menentukan koefisien konsolidasi (Cv) dari suatu jenis tanah.
- Menentukan koefisien pemampatan / compression index (Cc).
- Mencari tegangan pre-consolidation (Pc) untuk mengetahui kondisi tanah
dalam keadaan normally consolidated atau over consolidated dengan
cara membandingkannya dari harga effective overburden pressure.
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Jalannya Praktikum
- Ring konsolidometer dibersihkan dan diolesi vaseline di seluruh
permukaan bagian dalam, kemudian dimensi dan massa ring diukur
dengan jangka sorong dan timbangan.
- Sampel tanah dikeluarkan dengan menggunakan extruder dan
dimasukkan ke dalam ring dengan diratakan permukaannya.
- Diambil sisa tanah untuk ditentukan kadar airnya.
- Menyusun modul ke dalam sel konsolidometer dengan urutan dari bawah:
Batu pourous
Kertas pori
Sample tanah dalam ring
Kertas pori
Batu pourous
Silinder tembaga yang berfungsi menahan beban
Penahan dengan 3 mur
3. PENGOLAHAN DATA
Untuk tanah sebelum proses konsolidasi:
Berat can + tanah basah = 64 gram
Berat can + tanah kering = 53.04 gram
Berat can = 10.95 gram
Berat air = (barat can + tanah basah) (berat can + tanah kering)
= 64 53.04
= 10.96 gram
Berat tanah kering = (berat can + tanah kering) berat can
= 53.04 10.95
= 42.09 gram
berat air
Kadar air awal, w i 100 %
berat tan ah ker ing
10.96
100 %
42.09
26.0394 %
Berat tanah kering, Ws = 83.95 gram (cara perhitungan dapat dilihat di bawah)
Ws
Tinggi tan ah (dengan rumus), H 0
Gs A
83.95
2.779 32.003
0.9439 cm
Tinggi pori, Hv = Hi H0
= 2.045 0.9439
= 1.1011 cm
Derajat kejenuhan, Si
Wi Ws 100 %
Hi H0 A
113.96 83.95 100 %
2.045 0.9439 32.003
85.1651 %
Hv
Angka pori, e 0
H0
1.1011
0.9439
1.1665
Kadar air, w f
berat tan ah basah ring berat tan ah ker ing ring 100 %
Ws
170.78 139.29
100 %
83.95
37.5104 %
Wt Ws
Derajat kejenuhan, S
H vf A
Di mana:
Cv = koefisien konsolidasi
1 H
H = half average load height = H
2 2
Dari grafik penurunan vs akar waktu penurunan diperoleh T90 = 0.16, sehingga:
H2
Cv 0.848 .
T90
0.848
1.0153 2
0.16
5.4634
Pc
OCR
P0
8 .2
0.1741
47.0994
Di mana:
Cc = compression index
el ,e2 = angka pori
p1 ,p2 = tegangan
Dari grafik hubungan e dan p pada bagian linear bawah ditentukan satu log cycle
dan kemudian ditentukan harga harga e1 dan e2. Harga Cc didapatkan dari selisih
harga e tersebut.
Cc laboratorium: e1 = 0.825 p1 = 18
e2 = 0.9375 p2 = 13
e1 e 2
Cc laboratorium
p
log 2
p1
0.825 0.9375
13
log
18
0.796
Cc lapangan:
e1 = 0.95 p1 = 13
e2 =0.9 p2 = 15
e1 e 2
Cc lapangan
p
log 2
p1
0.95 0.9
15
log
13
0.8045
Cs: Cr (indeks rekompresi):
e1 = 1.021 p1 =10.1044 e1 = 1.1625 p1 = 0.13
e2 = 1.0651 p2 = 0.3157 e2 = 1.15 p2 = 0.4
e1 e 2 e1 e 2
Cs Cr
p p
log 2 log 2
p1 p1
1.021 1.0651 1.1625 1.15
0.3157 0.4
log log
10.1044 0.13
0.0293 0.0256
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Sebagai persiapan awal, berat ring konsolidometer ditimbang dan
diukur dimensinya. Setelah itu, permukaan dalam ring konsolidometer
diolesi oli. Tahap selanjutnya adalah mengeluarkan tanah dari tabung untuk
dimasukkan ke dalam ring konsolidometer dengan menggunakan extruder.
Setelah itu kedua permukaan ring konsolidometer diratakan dengan
menggunakan spatula. Tanah yang tersisa diambil untuk dicari kadar airnya.
Kemudian tanah dan ring konsolidometer ditimbang dan dicatat beratnya.
Setelah itu ring konsolidometer dimasukkan ke dalam konsolidometer
dengan susunan dari bawah ke atas batu porous, kertas pori, ring
konsolidometer, kertas pori, batu porous, silinder tembaga, dan penahan
dengan tiga mur. Kemudian konsolidometer diisi air dan load dial diset nol.
Setelah itu diberikan pembebanan 1 kg dan pembacaan load dial dicatat
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Setelah 24 jam, dilakukan
penambahan beban sebesar dua kali beban semula dan catat hasil
pembacaan load dial. Lakukan hal yang sama sampai beban yang diberikan
mencapai 32 kg. Setelah itu dilakukan unloading dan hasil pembacaan load
dial dicatat. Setelah 24 jam dilakukan unloading lagi di mana dalam satu
hari dilakukan unloading sebanyak dua kali. Catat hasil pembacaan load
dial. Lakukan hal yang sama sampai beban yang diberikan sama dengan
nol. Setelah itu, ring konsolidometer yang berisi tanah dikeluarkan dari alat
konsolidometer dan tanah pada ring konsolidometer dikeluarkan dari ring
konsolidometer untuk ditimbang dan dicatat beratnya. Setelah itu tanah
yang telah ditimbang tersebut dimasukkan ke dalam oven untuk dihitung
kadar airnya.
5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum konsolidasi adalah untuk menentukan koefisien
konsolidasi (Cv) dari suatu jenis tanah, menentukan koefisien
pemampatan/compression index (Cc), dan mencari tegangan pre-
consolidation (Pc) untuk mengetahui kondisi tanah dalam keadaan normally
consolidated atau over consolidated dengan cara membandingkannya dari
harga effective overburden pressure.
- Sesuai dengan tujuan awal dari praktikum ini, maka diperoleh nilai P0 =
0.1741 kg/cm2, Pc = 8.2 kg/cm2, Cc laboratorium = 0.796, Cc lapangan =
0.8045, Cs = 0.0293, dan Cr = 0.0256.
DIRECT SHEAR TEST
1. PENDAHULUAN
2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Disediakan pasir secukupnya.
- Pasir dibersihkan dari kotoran dan kerikil menggunakan saringan no.
18.
- Diameter shear box diukur.
- Penutup shear box + bola + can ditimbang.
3. PENGOLAHAN DATA
Berat shear box penutup bola 0.8437 kg
Diameter shear box 6.3375 cm
Luas penampang pasir luas shear box
1
d 2
4
1
3.14 6.3375
2
4
31.5287 cm 2
Tegangan normal
berat beban berat shear box penutup bola
luas penampang pasir
5 0.8437
31.5287
0.1853 kg cm 2
gaya geser
Tegangan geser
luas penampang pasir
3.45
31.5287
0.1094 kg cm 2
Demikian selanjutnya untuk beban yang lainnya sehingga dapat dibuat grafik
untuk menentukan harga c dan q dengan menggunakan regresi linier:
y ax b
Di mana:
G
yT
A
P
x S
A
Dari perhitungan regresi linier didapat harga a = 0.5164 dan b = 0.046. Sehingga
diperoleh:
arc tan a
arc tan 0.6211
31.84444 o
cb
0
4. ANALISA
4.1. Analisa Praktikum
Sebagai persiapan awal dari praktikum ini, pertama-tama pasir
disaring dengan menggunakan saringan no. 18 untuk membersihkan pasir
dari bahan-bahan yang tidak diinginkan. Setelah itu, dimensi shear box
diukur dan berat shear box + penutup + bola ditimbang. Tahap selanjutnya
adalah mengisi shear box dengan pasir kira-kira 3/4 bagian kemudian pasir
diratakan dengan spatula sambil ditekan-tekan. Setelah itu, shear box
ditutup dan dikunci kemudian diletakkan pada alat direct shear test. Setelah
itu, shear box diberikan beban vertikal sebesar 5 kg dan pengunci shear
box dibuka. Kemudian set horizontal dial dan load ring dial menjadi nol.
Setelah itu shear box diberi gaya geser dengan cara memutar alat direct
shear box test dengan kecepatan konstan di mana diusahakan dalam setiap
15 detik, pembacaan pada load ring dial meningkat sebanyak 25 mm.
Sambil alat direct shear test diputar, pembacaan horizontal dial dilakukan
setiap 15 detik sampai pembacaan horizontal dial berhenti atau semakin
menurun. Lakukan hal yang sama untuk beban 10 kg, 15 kg, 20 kg, dan 25
kg.
5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum direct shear adalah untuk mengetahui harga kohesi (c)
dan sudut geser () pada pasir.
- Dari hasil praktikum diperoleh harga kohesi pasir (c) = 0 kg/cm 2 dan besarnya
sudut geser tanah () = 31.8444 o.
- Berdasarkan harga sudut geser tanah yang diperoleh, maka pasir yang
digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis pasir loose saturated.
UNCONFINED COMPRESSION TEST
1. PENDAHULUAN
cu = qu/2
qu
3 1+ 3
)
1 Normal stress
Di mana:
L0 = panjang contoh mula-mula
A0 = luas penampang contoh mula-mula
Sesudah beban vertikal diberikan: panjang menjadi L; isi menjadi V; luas
menjadi A
Bentuk contoh
L setelah pembebanan
Bentuk yang dipakai untuk
menghitung luas contoh
Di mana:
L L0 L
(L dan V diukur selama percobaan dilakukan)
V V0 V
Dari persamaan di atas didapat:
A L 0 L A 0 L 0 V
A 0 L 0 V
A
L 0 L
Apabila tidak terjadi perubahan isi (V = 0) persamaan menjadi:
A0 L0
A
L 0 L
A0
L
1
L0
A
0
1
Di mana: regangan
Pada percobaan ini besarnya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu:
P KM
Di mana:
P = gaya yang hendak dicari
K = kalibrasi alat
M = pembacaan pada dial
Sedangkan nilai qu didapat dari:
P qu
qu dan c
A 2
Di mana:
qu = ultimate compression strength
c = kekuatan geser tanah
Dalam percobaan ini dimensi contoh harus memenuhi syarat:
2D L 3D
Di mana:
D = diameter contoh
L = tinggi contoh
Karena jika L 2D , maka sudut bidang runtuhnya akan mengalami overlap, dan
jika L 3D, maka contoh tanah akan berlaku sebagai kolom dan kemungkinan
akan terjadi tekuk. Idealnya adalah L : D = 2 : 1.
2. METODE TEST
3. PENGOLAHAN DATA
Data pengukuran:
UNDISTURBED
Sampel dimensions:
Diameter = 3.57 cm
Height = 7.22 cm
Area = 10.0047 cm2
Volume = 72.233 cm3
Weight = 125.5 gr
Density:
wet = 1.737 gr/cm3
dry = 1.22 gr/cm3
REMOULDED
Sampel dimensions:
Diameter = 3.57 cm
Height = 7.22 cm
Area = 10.0047 cm2
Volume = 72.233 cm3
Weight = 123.1 gr
Density:
wet = 1.704 gr/cm3
dry = 1.2 gr/cm3
Contoh perhitungan:
UNDISTURBED
Wt. of water = (Wt. of wet soil + cup) (Wt. of dry soil + cup)
= 145 107.7
= 37.3 gr
Wt. of dry soil = (Wt. of dry soil + cup) (Wt. of cup)
= 107.7 19.5
= 88.2 gr
Water content %
Wt. of wet soil cup Wt. of dry soil cup 100 %
Wt. of dry soil cup Wt. of cup
37.3
100 %
88.2
42.3 %
1 weight
Area D 2 wet
4 volume
1 125.5
3.14 3.57
2
4 72.233
10.0047 cm 2 1.737 gr cm 3
Volume area height wet
10.0047 7.22
dry
1 w
72.233 cm 3 1.737
1 0.42
1.22 gr cm 3
q u 5.8002
2.9001
Cu 2 2
REMOULDED
Wt. of water = (Wt. of wet soil + cup) (Wt. of dry soil + cup)
= 142.6 106
= 36.6 gr
Wt. of dry soil = (Wt. of dry soil + cup) (Wt. of cup)
= 106 19.5
= 86.5 gr
Water content %
Wt. of wet soil cup Wt. of dry soil cup 100 %
Wt. of dry soil cup Wt. of cup
36.6
100 %
86.5
42.3 %
1 weight
Area D 2 wet
4 volume
1 123.1
3.14 3.57
2
4 72.233
10.0047 cm 2 1.704 gr cm 3
Volume area height wet
10.0047 7.22
dry
1 w
72.233 cm 3 1.704
1 0.42
1.2 gr cm 3
q u 5.3724
2.6862
Cu 2 2
Sesuai dengan tabel pengolahan data, didapat nilai quu = 5.8002 dan qur = 5.3724.
q uu 5.8002
Jadi nilai sensitivity 1.0796
q ur 5.3724
4. ANALISA
Analisa Percobaan
Sampel tanah diambil dengan menggunakan ekstruder. Setelah
sampel tanah diambil, kedua ujung tabung diratakan dengan menggunakan
pisau kemudian sampel tanah dikeluarkan dari tabung dengan
menggunakan hand ekstruder. Setelah sampel tanah dikeluarkan dengan
hand ekstruder, sampel tanah ditimbang dan dicatat beratnya. Setelah
ditimbang, sampel tanah diuji dengan menggunakan mesin UCS test
(Unconfined Compressive Strength Test). Saat pengujian, load dial dibaca
setiap 15 unit. Pembacaan dilakukan terus menerus sampai nilai load dial
turun. Setelah pengujian selesai dilakukan, sampel tanah yang telah diuji di
gambar. Setelah itu, sampel tanah yang tadinya utuh, dihancurkan,
kemudian dimasukkan lagi ke dalam tabung untuk dipadatkan (usahakan
volumenya sama dengan volume tanah undisturbed). Dalam keadaan ini
tanah disebut remoulded. Setelah dipadatkan, sampel tanah dikeluarkan
dengan hand ekstruder dan kembali diuji dengan menggunakan mesin
UCS test seperti pada percobaan pertama (percobaan untuk sampel tanah
undisturbed). Kemudian sampel tanah ditimbang dan digambar kembali.
Setelah itu, sampel tanah dimasukkan dalam oven untuk dicari kadar airnya.
Analisa Hasil
Consistency of Clay In Terms of UNCONFINED COMPRESSIVE TEST
Consistency Unconfined Compressive Strength
qu ( kg per sq cm )
Very Soft Less than 0.25
Soft 0.25-0.5
Medium 0.5-1.0
Stiff 1.0-2.0
Very Stiff 2.0-4.0
Extremely Stiff* Over 4.0
* If an extremely stiff clay is also brittle, it is called hard
Dari hasil praktikum ini diperoleh nilai qu dan c untuk tanah dalam
keadaan undisturbed adalah 5.8002 kg/cm2 dan 2.9001 kg/cm2 serta nilai qu
dan c untuk tanah dalam keadaan remoulded adalah 5.3724 kg/cm2 dan
2.6862 kg/cm2. Sehingga dari data tersebut diketahui bahwa tanah
undisturbed memiliki nilai qu dan c yang lebih tinggi dari pada tanah
remoulded. Dari nilai qu tanah pada keadaan undisturbed dan remoulded
tersebut maka diperoleh nilai sensitivity tanah sebesar 1.0796. Sehingga
berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa jenis tanah yang digunakan di
dalam praktikum ini adalah jenis tanah extremely stiff. Selain itu karena
nilai sensitivity tanah adalah 1.0796, maka berdasarkan buku Mekanika
Tanah karangan Joseph E. Bowles tanah yang digunakan di dalam
praktikum ini tergolong tanah yang tidak sensitif.
Analisa Kesalahan
- Adanya kesalahan pembacaan pada load dial dan deformation dial.
- Adanya kesalahan dalam pembacaan pengukuran tinggi dan diameter
sampel tanah.
- Adanya perbedaan volume antara tanah undisturbed dan tanah
remoulded.
5. KESIMPULAN
- Tanah dalam keadaan undisturbed memiliki nilai qu yang lebih besar daripada
tanah dalam keadaan remoulded.
- Pada kedalaman tanah 2 m, nilai qu tanah dalam keadaan undisturbed adalah
5.8002 kg/cm2 dan nilai qu tanah dalam keadaan remoulded adalah 5.3724
kg/cm2.
- Nilai sensitivity tanah = 1.0796.
- Berdasarkan tabel hubungan antara konsistensi dan qu di atas, maka tanah
yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis extremely stiff.
- Karena nilai sensitivity tanahnya adalah 1.076,
maka sesuai dengan buku Mekanika Tanah karangan Joseph E. Bowles,
maka tanah ini digolong tanah tidak sensitif.
6. REFERENSI
- J. E. Bowles, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknik Tanah.
- R. F. Craig, Mekanika Tanah.