Você está na página 1de 130

KOVER

1
DAFTAR ISI

2
Ucapan terima kasih

1.Terima kasih ku kepada Allah Ta'ala yang telah memberiku

keseempatan sehingga aku bisa menerbitkan buku ini.

2.Terima kasihku kepada orang tuaku yang selama ini telah mendukung

dan telah mendo'akanku.

3.Terima kasihku kepada nenekku yang selama ini juga ikut mendo'akan

dan menyemangatiku.

4.Terima kasihku kepada adikku yang selama ini telah memberiku

semangat ketika aku mulai jatuh sehingga sekarang aku bisa bangkit

lagi.

3
5.Terima kasihku kepada semua keluargaku yang selama ini telah

membantuku dan menyemangatiku.

6.Terima kasihku kepada guru-guru ku yang selama ini telah mendukung

karyaku.

7.Terima kasih kepada teman-teman di SD ku dulu yang telah

memberiku inspirasi untuk membuat cerita ini.

8.Dan terima kasihku kepada teman-teman dan kakak tingkatku di

ponpes yang telah mendukungku.

4
SURPRISE CAMPING YANG MENAKUTKAN

Aida Aulia Rizky

Hi, semuanya! Aku adalah Kiara. Aku mempunyai empat orang

sahabat. Keempat orang sahabatku adalah Melani, Edwar, Monyca, dan

Saskia. Kami berteman sejak kecil sampai sekarang. Sekarang kami

duduk dibangku kelas 5 SD. Kami manyukai beberapa hal seperti olah

raga, kemah, taekwondo, dan pramuka. Di hari Sabtu, ketika kami

sedang pramuka, pembina pramuka mengajarkan kami tentang tata cara

memasang tenda dan cara membuat api unggun untuk persiapan kemah.

Katanya, nanti akan diadakan perkemahan?. Ucapku kepada

teman-temanku.

Memang ada, dan semoga kita semua bisa ikut dalam

perkemahan, Jawab salah satu temanku.

5
Aku ingin sekali ikut berkemah, begitu juga dengan teman-

temanku. Hari Senin, setelah selesai upacara bendera, pembina pramuka

mengumumkan siapa saja yang ikut kemah nanti. Setelah pembina selesai

mengumumkan, ternyata, aku dan teman-temanku semuanya ikut. Betapa

senangnya kami saat mendengar nama kami terpilih untuk ikut

berkemah.

Sepulang sekolah, kami berkumpul dirumahku dan berbincang

mengenai apa saja yang akan kami bawa. Lalu kamipun segera mulai

berlatih membuat tenda dan api unggun agar disana nanti tidak

kebingungan lagi.

Haripun mulai senja, dan kami baru saja selesai latihan dengan

keringat yang membanjiri badan. Teman-temanku pun berpamitan untuk

pulang dan segera beranjak pergi setelah semua peralatan latihan

dibereskan. Esok harinya, tiba-tiba saja pembina pramuka datang

menghampiri kami yang sedang asyik bermain. Ia memberi tahu kami

bahwa tidak perlu membawa tenda masing-masing karena sudah

disediakan dari sekolah. Kami pun bersorak gembira.

*****
6
Hari yang dinanti pun tiba. Kini saatnya kami berangkat ke tempat

perkemahan. Di perjalanan, kami mengobrol bersama tentang apa yang

akan kami lakukan saat tiba disana nanti. Perjalanan dari sekolahku

menuju tempat perkemahan kira-kira membutuhkan waktu sekitar

kurang lebih 1 jam. Sesampainya disana, kami langsung mendirikan

tenda. Tentu saja ketika semua itu selesai kamipun beristirahat sejenak

melepas semua penat yang dirasa. Sayangnya itu tak berlangsung lama

karena kami harus melanjutkan latihan upacara untuk upacara nanti. Tak

terasa begitu cepat waktu berlalu. Setelah selesai upacara, kini saatnya

untuk benar-benar dapat menikmati beristirahat sambil bermain.

Karena ini merupakan perkemahan antar sekolah, tentu saja kami akan

mengadakan berbagai macam perlombaan yang mungkin sedikit

menantang dan dapat meningkatkan keakraban, seperti balap karung,

roda berputar, cerdas cermat pramuka, yel-yel pramuka, dan lain

sebagainya. Puas bermain, kamipun pergi untuk mencari kayu bakar.

*****

Senja mulai menyapa. Karena kami kemah di hutan dan takut ada

hewan buas yang masuk ke dalam tenda, kami memasang pagar dan
7
menaburkan garam di sekitar tenda kami. Malam pun tiba seiring dengan

rangkaian kegiatan yang siap menanti. Diawali dengan sholat maghrib

dan makan malam bersama. Sejurus kemudian kami telah saling

berkenalan dengan anak-anak dari sekolah lain. Wah, seru juga. Ada

Yuni, Siti, Anggi, dan masih banyak lagi. Kami saling berbagi cerita

hingga waktu untuk sholat isya tiba. Kamipun segera mengambil air

wudhu dan segera melaksanakan sholat isya berjamaah. Lalu dilanjutkan

dengan membaca Al-Quran bersama di depan tenda masing-masing. Kami

masih sempat tuk kembali berbagi cerita sesaat menjelang tidur.

Menambah suasana akrab sekaligus mempererat silaturrahim yang baru

saja terjalin. Tepat pada pukul 01.00 malam, kami bangun dan

mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan esok.

*****

Mentari mulai menampakkan senyumnya di ufuk timur, seolah ikut

bergembira dan juga bersiap-siap bersama kami menuju arena

perlombaan. Penatnya kaki selama perjalanan tak kami hiraukan. Begitu

sampai ke tempat yang dituju, kami langsung berlatih sekali lagi untuk

persiapan nanti. Seiring berjalannya waktu, perlombaan pun dimulai.


8
Perlombaan yang pertama adalah upacara pramuka. Dalam lomba ini,

setiap grup maju bergantian untuk menampilkan yang terbaik. Waktu

terus berjalan. Satu persatu gruup telah unjuk kebolehan mereka.

Sekarang, tibalah saat yang ku tunggu-tunggu yaitu saatnya bagi grup

ku untuk maju dan menampilkan yang terbaik. Kami berusaha melakukan

yang terbaik. Waktu terus berjalan dan perlombaan demi perlombaan

pun selesai silih berganti. Ini lomba terakhir, dalam perlombaan ini

timku harus benar-benar kompak. Mau tahu ini lomba apa? Ini adalah

lomba roda berputar. Dinamakan roda berputar karena beberapa lembar

Koran dirangkai jadi satu membentuk seperti sebuah roda yang besar.

Setelah roda selesai terbentuk, kami langsung masuk kedalamnya.

Didalam roda yang terbuat dari Koran tadi, bisa muat sekitar 10 orang.

Jangan terlalu banyak ya orangnya, nanti putus. Perlombaan pun dimulai.

Semua tim berjalan pelan-pelan dari garis start menuju garis finish.

Waktu terus berjalan dan sore pun tiba ketika semua perlombaan itu

berakhir. Kini saatnya pengumuman pemenang dari setiap caba lomba.

Alhamdulillah, ternyata kami mendapatkan juara 1 dalam lomba cerdas

cermat. Kami merasa sangat senang.


9
Lets took pictures together! Ajakku bersemangat. Teman-

temanku pun segera ambil posisi tuk mengabadikan kenangan indah yang

terukir hari ini.

Di luar dugaan, ternyata begitu malam menjelma, ada satu

perlombaan lagi yang tersisa yakni lomba uji nyali. Oh my God, aku

benar-benar tak menyangka. Satu per satu peserta perkemahan

ditantang keberaniannya. Orang pertama sudah memulai perjalanannya

dan yang lainnya dirias seseram mungkin untuk menakut-nakuti orang

pertama. Suasananya sangat gelap. Tak ada lampu, senter, atau yang

lainnya. Bahkan rembulan dan bintang-bintang pun enggan menampakkan

wajah. Seolah mereka juga ingin tahu seberapa besar keberanian yang

kami punya. Suasananya terasa mencekam dan sangat menakutkan. Bikin

semua orang merinding dan bergidik ngeri. Satu persatu pemain selesai

melewati tantangan. Entah bagaimana mereka melakukannya. Wajah-

wajah pucat dan kelelahan itu membuat suasana semakin menegangkan.

Sekarang tibalah saatnya temanku, Saskia. Ia merasa sangat

ketakutan. Riasannya memang terlihat sangat menyeramkan. Tak lama

kemudian tiba-tiba saja terdengan teriakan histeris Saskia. Ternyata


10
dia benar-benar ketakutan ketik sepintas lalu melihat riasan seram yang

sengaja dibuat pembina pramuka untuk menguji keberanian kami. Tapi

bukan Saskia namanya kalau tidak berhasil melewati tantangan. Dia pun

lalu muncul di garis finish dengan nafas terengah-engah sambil

berjongkok memegang kedua lututnya yang masih gemetar.

Kini tiba giliran Edwar. Karena ia laki-laki, ia tampak sedikit lebih

berani dari pada Saskia. Entah benar-benar berani atau merasa malu

pada keberanian Saskia. Awalnya aku berharap dia memang sungguh

lebih berani dari kami semua. Sayangnya harapanku musnah dengan

terdengarnya teriakan ketakutan yang keluar dari mulut Edwar.

Malam itu, tak satu pun dari kami yang berhasil memejamkan

mata. Rangkaian peristiwa demi peristiwa yang terjadi selama kegiatan

uji nyali tersebut menari jelas di pelupuk mata kami yang hanya mampu

berbaring dalam bisu dan saling pandang penuh makna dengan rasa takut

yang masih tersisa. Akibatnya, pada pagi harinya kami merasa sangat

mengantuk dan jadi tidak semangat untuk kegiatan selanjutnya. Tenaga

kami seolah sudah tersedot habis oleh kegiatan uji nyali dan begadang

semalaman.
11
*****

Siang itu, semua ketakukan dan rasa lelah kami terbayarkan

dengan berhasilnya kami mendapat juara 2 begitu pemenang uji nyali

diumumkan. Tentu saja setiap perlombaan, pasti ada hadiah bagi para

pemenang. Kami sudah tidak sabar untuk mengetahuinya.

Kak! Are there hadiah untuk kami dan juga semua pemenang?

Tanya Monyca dengan gaya khasnya yang menggunakan bahasa

campuran.

Kalian akan tahu and kalian bisa lihat nanti malam, Balas

pembina pramuka kami.

Hari mulai sore. Kami pun pergi ke sungai. Menikmati mandi dan

bermain air seakan kami ingin menghanyutkan semua ketakutan dan

kelelahan yang singgah di tubuh kami. Biarkan semuanya terbawa arus

dan bermuara entah dimana. Berharap kesegaran dan semangat baru

menemani kami selama waktu yang masih tersisa di bumi perkemahan ini.

Hari mulai gelap saat kami selesai mandi dan bermain. Kami pun segera

melangkahkan kaki kembali ke perkemahan dan segera menyalakan api

unggun tuk mengusirkegelapan yang akan segera tiba.


12
*****

Malam pun tiba. Sekarang sudah pukul sepuluh tepat. Acarapun

sudah dimulai. Sekarang, saatnya bagi kami menunggu surprise yang

sudah dijanjikan oleh kakak pembina. Kami diajak oleh pembina kami ke

tempat yang agak jauh dari perkemahan. Kami mulai berjalan menuju

tempat dimana terdapat hadiah yang dijanjikan menanti. Tempat itu

sangat gelap dan pembina kami hanya membawa satu senter. Bayangan

uji nyali kembali berkelebat. Apalagi ketika di nyalakan senter itu

sangat redup bahkan hampir tidak mengeluarkan cahaya sama sekali.

Satu-satunya hal yang sedikit melegakan kami adalah saat ini kaka

pembina ada bersama kami. Kami terus berjalan menyusuri hutan. Di

tengah perjalanan, tiba-tiba terdengar suara memecah keheningan.

Apakah masih jauh? Tanya Monyca dengan nada sedikit cemas.

Tidak terlalu jauh lagi, Balas pembina kami dengan santai.

Setelah lama berjalan, akhirnya sampailah kami di tempat hadiah

itu berada. Hadiah itu berada tepat di depan kami. Kami pun menghela

nafas lega. Kakak pembina memintaku untuk mengambil piala mewakili

teman-temanku. Piala itu di pegang oleh salah seorang pelatih kami dan
13
sengaja dirias seseram mungkin. Aku sedikit ragu. Apakah aku berani

mengambil piala itu? Dengan memejamkan mata dan menghela nafas

dalam akhirnya aku mulai berjalan pelan seraya membaca bismillah dan

berdoa. Aku bertekad bahwa aku harus berani mengambil piala itu.

Namun tiba-tiba saja salah satu pembina kami sengaja menyenter dari

arah belakang tepat mengarah ke wajah sang pembina yang memegang

piala itu. Riasan itu sangat menyeramkan sehingga terlihat seperti hantu

sungguhan. Refleks aku pun melompat mundur. Awalnya aku pikir aku

berani, tapi ternyata aku bahkan jauh labih takut dari teman-temanku.

Aku berteriak sangat kuat. Dan saking takutnya tiba-tiba aku pingsan.

Selanjutnya aku tidak tahu apa yang terjadi padaku dan pada teman-

temanku. Yang ku tahu, saat aku tersadar dan membuka mata, aku sudah

berada di tempat perkemahan dan piala itu tepat berada di sebelahku.

*****

Suasana pagi begitu cerah dan hangat ketika kami mulai beres-

beres dan bersiap untuk pulang ke rumah siang nanti. Tubuhku masih

sangat lemas. Aku tidak ikut membantu teman-temanku. Aku hanya

mampu memandang mereka yang sedang sibuk dengan tugas masing-


14
masing. Perekemahan ini benar-benar meninggalkan kesan yang

mendalam untukku.

Siang harinya, setelah selesai upacara penutupan, kami pun pulang

ke rumah dengan sejuta kisah yang akan tetap melekat di ingatan.

*****

15
PERGI KE DAM

Aida Aulia Rizky

Beberapa hari setelah pulang dari berkemah, rutinitas kami pun

berjalan seperti biasa. Tak lupa kami berbagi cerita seru kepada teman-

teman satu kelas yang tidak ikut dalam perkemahan kemarin. Kami

16
mengobrol sangat asik hingga akhirnya muncul ide untuk pergi dan

bermain bersama ke DAM. Kami menghabiskan banyak waktu untuk

merundingkan rencana ini sampai semuanya bisa menemukan kata

sepakat. Yah, akhirnya semua setuju. Begitu pun denganku. Bertepatan

dengan berakhirnya musyawarah itu, bel masuk kelas pun berbunyi. Hari

ini kami belajar dengan sangat semangat. Selain karena rencana jalan-

jalan yang sudah tersusun, juga karena sekarang saatnya jam pelajaran

terakhir. Itu artinya detik-detik keberangkatan ke DAM sudah semakin

dekat. Kami berfikir tidak akan banyak tugas, sehingga kami bisa

secepatnya pergi ke DAM. Tapi dugaan kami salah. Semua yang kami

pikirkan tentang tugas itu salah. Biasanya tidak ada tugas tetapi

sekarang ada tugas kelompok dan harus di kumpulkan besok.

So, kita tidak jadi pergi ke DAM hari ini? Ujar Saskia gelisah

disertai ekpresi sedikit kecewa.

No problem, masih ada hari esok. Lebih baik hari ini kita

selesaikan tugas dulu, Ujarku menenangkan Saskia dan semua teman-

temanku.

17
Ketika pulang sekolah, kami berkumpul di rumah Rahma untuk

mengerjakan tugas. Sambil mengerjakan tugas, kami mengobrol

bersama. Mencoba mengobati rasa kecewa yang sempat singgah di dada.

Lagi pula, mengerjakan tugas sambil mengobrol bersama teman memang

sangatlah menyenangkan dan membuat suasana jadi tambah seru. Waktu

pun tak terasa berjalan cepat. Tugas kami pun selesai menjelang sore.

Alhamdulillah, tugas kita sudah selesai! Jadi, besok hanya

mengumpulkannya saja, Seruku gembira disambut tepuk tangan teman-

temanku.

*****

Menginjakkan kaki di sekolah pagi ini terasa sedikit berbeda.

Aku dan teman-temanku melihat kelas kami tidak seperti biasa. Tak

tampak seorang pun bermain di halaman sekolah. Kemana mereka

semua? Atau kami datang terlalu pagi? Namun perasaan itu hanya

sesaat. Begitu langkah kami menapaki pintu kelas, kami menyaksikan

suasana kelas begitu rami dan sibuk. Hampir semua murid sibuk

memperbaiki dan memberikan sentuhan terakhir untuk karya mereka.

Wah, semuanya bagus-bagus. Bahkan lebih bagus dari milik kami.


18
Bergegas, kami pun ikut memperindah karya kami karena kami tak mau

kalah dengan yang lain. Terima kasih Tuhan, pekerjaan kami selesai

tepat sesaat menjelang bel tanda masuk berbunyi. Kami langsung

bergerak menuju posisi masing-masing, siap menyambut kedatangan Bu

guru yang berjalan menuju kelas kami. Setelah mengucap salam dan

mengecek kehadiran siswa, tanpa basi-basi Bu guru langsung saja

menagih tugas yang kemarin diberikannya.

Baiklah anak-anak, sekarang kumpulkan tugas kalian!, Perintah

guru dengan suara tegas dan lantang.

Kami segera mengumpulkan tugas dan kembali duduk ke bangku

masing-masing. Semua bersiap menerima materi. Namun entah mengapa,

kali ini beberapa temanku terlihat tidak begitu fokus menerima

pelajaran. Mereka terlihat gelisah. Terutama Melani dan Edwar.

Berulang kali mereka melirik ke arloji yang melingkar di pergelangan

tangan mereka. Begitu bel tanda istirahat berbunyi, Kami pun segera

menghambur keluar kelas lalu duduk di koridor kelas sambil mengobrol.

Apakah kita jadi pergi ke DAM hari ini? Tanya Alani. Ternyata

dia masih sangat terobsesi untuk pergi ke DAM.


19
Certainly, Jawab Aydin meyakinkan. Aku hanya diam

menyaksikan mereka ngobrol santai, namun dalam hati aku juga berdoa

semoga pelajaran terakhir hari ini berjalan cepat tanpa tugas lagi. Jujur

saja, aku juga sangat ingin bisa pergi ke sana, menikmati gemercik air

sambil memanjakan mata dengan hamparan permadani hijau dari rumpun

padi yang sesaat lagi mulai melahirkan bulir-bulir indahnya. Aku

memejamkan mata, membayangkan damainya menyatu dengan alam.

Tidak hanya merasakan sejuknya udara segar tetapi juga menjawab

salam bukit di kejauhan yang menjanjikan harapan.

*****

Sepulang sekolah, kamipun segera bersiap-siap untuk pergi ke

DAM. Kami akan membawa banyak barang untuk bermain di sana nanti.

Terutama Hand phone tuk mengabadikan setiap momen indah kami,

makanan, baju, dan masih banyak yang lain. Setelah semuanya siap, kami

segera berpamitan kepada orang tua Aydin dan langsung pergi ke DAM

bersama-sama. Jarak antara rumah Aydin dengan DAM cukup jauh

sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai disana.

Kami menikmati jauhnya perjalanan sambil mengobrol, bernyanyi dan


20
berbagi cerita seru dan lucu. Selama di perjalanan mata kami

dimanjakan oleh pemandangan indah yang selama ini mungkin sering

terabaikan. Melewati sebuah gang, kami bertemu dengan beberapa

orang teman yang lain. Kamipun mengajak mereka bergabung dan ikut

kami ke DAM. Sekarang, jumlah kami bertambah dan menjadi semakin

ramai. Tentunya juga semakin seru dengan celoteh yang tak pernah

putus.

Petualangan terasa baru dimulai ketika kami harus menyeberangi

sebuah sungai yang cukup lebar dan dalam sehingga kami perlu

menaikkan celana kami karena takut basah. Di depan kami, sebuah

tebing tinggi pun sudah menanti untuk segera didaki. Ketinggiannya

cukup sulit untuk didaki oleh anak-anak seusia kami. Namun kami tidak

ingin menyerah. Kami saling bantu dan bekerja sama untuk bisa

melewatinya. Setelah berhasil mendaki tebing, kami masih belum bisa

menarik nafas lega. Masih ada hamparan sawah di dataran tinggi yang

harus dilewati sebelum akhirnya sampai ke DAM. Sawah itu sangat luas

seolah tak bertepi. Kami pun mulai merasa lelah. Beruntung di depan ada

sebuah pondok kecil. Kami pun tak membuang kesempatan dan segera
21
beristirahat sejenak di sana sembari berbincang tentang apa yang akan

kami lakukan setelah sampai di DAM nanti. Sesaat kemudian kami

dikejutkan oleh kehadiran beberapa orang teman lainnya yang merasa

heran kenapa kami semua bisa sampai di sini. Setelah mendengar

penjelasan kami, mereka pun tertarik untuk ikut bergabung dengan

kami.

Hmm begitu ya? By the way, apakah boleh kami ikut bergabung

dengan kalian? Tanya mereka hampir bersamaan.

Sure, why not? lebih rame, lebih menyenangkan. Jawab kami

juga hampir bersamaan.

Semakin lama, jumlah kamipun semakin banyak. Seperti yang

sering orang katakan, dua lebih baik dari pada satu. Karena sekarang

jumlah kami jauh lebih banyak, jadi semuanya terasa jauh lebih

menyenangkan. Rasa lelah yang tadi sempat menyapa kami hilang seiring

semakin serunya cerita-cerita kami. Dan kesegaran dan semangat pun

siap mengantar kami menuju tujuan yang sesungguhnya.

*****

22
Bagi kami ini benar-benar sebuah petualangan. Rute yang harus

kami lewati saat ini terbalik dengan rute sebelumnya. Sambil tetap

berusaha menikmati indahnya dunia, kami pun harus tetap hati-hati

dalam melangkah melewati sawah yang terbentang luas, menuruni

tebing lalu kembali melewati sungai. Kali ini sungai yang kami lewati

tidak hanya lebar tetapi arus airnya sangat deras dan berbatu-batu.

Semua batunya pun licin. Kami harus ekstra berhati-hati jika ingin

selamat sampai ke tujuan. Akhirnya semua perjuangan itu tidak sia-sia.

Semua kelelahan itu terbayarkan dengan indah dan sejuknya suasana

DAM. Tak ingin membuang waktu, kami langsung bermain air dan

mengambil foto bersama sepuasnya. Ah, sayang sekali waktu begitu

cepat berlalu, kami pulang sambil berenang melewati sungai.

Di perjalanan pulang, kami singgah di rumah salah satu dari kami

untuk berganti pakaian. Selanjutnya pulang ke rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah, aku langsung mengambil buku dan belajar untuk

persiapan ulangan harian besok.Tanpa ku sadari, akhirnya aku tertidur.

Mungkin terlalu lelah atau mungkin aku ingin membawa semua kenangan

indah hari ini ke alam mimpi.


23
*****

24
GHOST HUNT IN ALEXANDER SCHOOL

Aida Aulia Rizky

Saat aku terbangun di pagi hari, kulihat jam menunjukkan pukul enam

tepat. Aku langung mengambil handuk dan segera mandi. Setelah selesai

mandi dan bersiap-siap, akupun langsung menuju ruang makan dan ikut

duduk di meja makan menyantap sarapan pagi bersama keluargaku.

*****

Tepat pada pukul tujuh aku berangkat ke sekolah. Saat aku tiba di

sekolah, aku heran mengapa sekolah dan kelasku terlihat agak sepi.

Akupun masuk ke dalam kelas dan segera menemui teman-temanku.

25
What happened? dan mengapa semuanya terlihat ketakutan?

Tanyaku penuh rasa ingin tahu.

Dont you know?, Tanya salah satu temanku yang bernama Saskia

seraya mengerutkan dahi seolah tak percaya kalau aku tak mengetahui

apa-apa.

Not yet? Jawabku terus terang.

Tadi malam, terlihat sosok yang mengerikan berkeliaran di

sekitar lapangan sekolah kita.Jawab Saskia.

Aku masih belum paham, What do you mind?.

Sudahlah! Lupakan saja semua itu! Mari belajar! Tiba-tiba Melani

mengajak kami semua untuk diam dan tidak panik memikirkan semua itu

lagi.

Belum lama setelah kami semua diam, guru kamipun masuk ke

kelas. Semua murid segera kembali menuju tempat duduk mereka

masing-masing. Beruntung aku duduk bersebelahan dengan Melani. Jadi,

aku bisa bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Tanyaku pada Melani masih

dengan nada penasaran.


26
Oh, tadi malam, saat Saskia, Monica, Basalma dan Edwar sedang

duduk-duduk di warung depan sekolah kita, mereka melihat sosok-sosok

aneh berkeliaran di area sekolah kita.Jelas Melani setengah berbisik.

Hmmsosok seperti apa? Aku kembali bertanya dengan rasa

ingin tahu yang lebih besar.

Yaseperti sosok mengenakan baju putih dengan rambutnya yang

panjang, sosok berwarna merah menakutkan,dan lain-lain Jawab Melani.

Aku terdiam sejenak. Pikiranku berkecamuk antara rasa ingin tahu

kenyataan yang sesungguhnya dan juga rasa tak percaya. Emang di era

yang serba canggih ini masih ada yang seperti itu? Entahlah.

*****

Saat pulang sekolah, aku masih berada di kelas. Aku terus saja

berfikir tentang semua yang Melani ceritakan padaku saat sedang

belajar tadi. Begitu tiba di rumah, aku segera mengganti pakaianku dan

langsung bergegas menuju rumah Saskia. Tak memakan waktu lama,

begitu sampai di rumah Saskia aku langsung menemuinya dan bertanya

tentang apa yang sebenarnya terjadi tadi malam. Saskia menceritakan

semua yang di lihatnya tadi malam kepadaku. Waktu terus berjalan.


27
Setelah Saskia selesai menceritakan semuanya, akupun pamit pulang.

Aku duduk termenung di kursi ruang tamu seraya berselonjor kaki. Aku

masih penasaran dengan semua yang di ceritakan temanku padaku.

Apakah semua yang mereka ceritakan padaku itu benar ataukah tidak?

*****

Keesokan harinya, di sekolah dan di kelas semuanya kembali

menceritakan hal yang sama. Aku jadi semakin penasaran. Apa yang

sebenarnya terjadi?

Apakah semua cerita ini benar? Tanyaku pada Edwar yang saat

itu berada di sampingku.

Its true! Aku bahkan pernah melihatnya sendiri Jawab Edwar

meyakinkanku.

Mendengar jawaban dari Baruna, rasa penasaranku jadi semakin

besar. Rasanya aku ingin langsung melihat hantu itu.

Sore hari,saat aku sedang duduk santai di teras rumahku, tiba-

tiba aku dikagetkan oleh sebuah suara.

Amani! Monyca berteriak memanggilku.

28
Ia duduk disebelahku dan langsung bercerita tentang apa yang dia

lihat.

Amani, Tadi aku melihat ada anak kecil yang bermain di sekolah

kita. Lalu, ia memanjat pohon beringin yang ada di depan kelas empat.

Apa salahnya anak kecil itu memanjat pohon beringin yang berada

didepan kelas empat? Belum selesai Monyca bercerita, aku langsung

memotongnya.

Do you remember? Apa yang terjadi padamu saat kamu mencoba

memanjatnya dan apa kata pak penjaga sekolah kita?" Tanya Monyca

mencoba memanggil ingatanku tentang pohon beringin itu.

Lupakan itu! Ceritaku belum selesai. Ucapnya tegas tanpa

memberiku kesempatan tuk menjawab pertanyaannya. Dia pun segera

melanjutkan ceritanya.

Saat ia sedang duduk santai di atas pohon, tiba-tiba ia jatuh

jungkir balik dari atas pohon dan terhempas ke tanah dengan keras. Ia

mengalami luka yang parah. Sekarang ia sedang di bawa keluarganya ke

rumah sakit. Menurutmu apa yang menyebabkan ia jatuh secara tiba-

tiba? Tanya Monyca begitu selesai dengan ceritanya.


29
I dont know? Maybe ia tidak seimbang?Jawabku sedikit cuek.

But aku melihat dengan jelas anak itu berpegangan erat pada

ranting di sebelahnya, Balas Monyca tak setuju dengan jawabanku.

Entahlah aku tidak tahu. Lain kali saja kita cari tahu. Sekarang

hari sudah mulai senja, sebaiknya kamu pulang ke rumahmu! Nanti

keluargamu khawatir! Ucapku.

Baiklah, Assalamualaikum., Ucap Monyca beranjak pergi dengan

langkah sedikit gontai.

Waalaikumsalam, jawabku seraya kembali duduk.

Aku penasaran dengan semua yang di ceritakan Monyca. Bagaimana

anak kecil itu bisa jatuh sendiri secara tiba-tiba? Itu aneh! Semua yang

di ceritakan Monyca kepadaku tentang anak itu sama persis dengan apa

yang terjadi padaku saat aku memanjat pohon itu. Apa mungkin hantu

yang mereka ceritakan itu benar-benar ada?

*****

Keesokan harinya saat di sekolah, ketika kami sedang bermain

bersama, aku meminta teman-temanku untuk menceritakan kembali

semua yang pernah mereka lihat di sekolah pada malam hari padaku.
30
Setelah mereka selesai menceritakannya, aku terdiam sejenak dan

berfikir sesuatu.

Bagaimana jika nanti malam kita berjaga di sekitar sekolah? Usul

Edwar.

Are you sure? Tanya Saskia.

Tentu aku yakin! Edwar kembali menjawab mantap.

But aku tidak yakin itu baik untuk kita Ucap Melani sedikit ragu.

Kiara, How about you? Monyca bertanya padaku.

Hmmaku juga tidak terlalu yakin itu baik untuk kita Jawabku.

Selang beberapa waktu,

Bagaimana jika kita memilih suara terbanyak? Usul Edwar.

Tidak perlu gunakan cara itu! Setelah di fikir-fikir lagi, ku rasa

kita layak mencobanya.Saskia berkata seakan ia sangat berani.

Are you sure? Tanya Melani.

Yes, mau tak mau kita harus mencobanya. Balas Monyca.

Ok! After sholat isya kita berkumpul di sini! Jangan sampai ada

yang terlambat! Ajakku.

Ok!, semua sepakat.


31
*****

Malampun tiba. Setelah makan malam dan solat isya, kamipun

bersiap-siap pergi ke sekolah sesuai rencana. Ternyata aku orang

pertama yang tiba di lokasi sekolah dan tak ada satupun orang disana.

Suasananya sangat sepi, membuatku merasa takut. Aku melihat ke arah

sekolahku. Keadaannya sangat gelap, tak ada satupun cahaya lampu. Aku

terus menatap ke sekeliling sekolahku dan tiba-tiba ada sebuah

bayangan putih lewat dari arah kantor guru menuju ruang kelas 1A. Rasa

takut langsung menyergapku dan di saat itu juga. Untung saja teman-

temanku datang dan langsung menghampiriku. Aku menceritakan apa

yang baru saja ku lihat kepada mereka.

Forget it! Lets check setiap ruangan! Baik itu kantor guru, kelas,

gudang, perpustakaan dan yang lainnya!Ajak Edwar bersemangat. Dia

tampak sangat berani.

Kami mulai mengelilingi sekolah dan memeriksa satu persatu

ruangan yang ada. Saat kami sedang memeriksa ruangan guru, terlihat

sosok yang sedang duduk di kursi guru sambil mengenakan baju putih.

Aaaaaaaaaaaa, Saskia langsung berteriak ketakutan.


32
Sosok yang satu ini sudah bisa di pastikan bukan manusia. Kami

sudah lama mengamatinya dan ia juga sudah sangat lama duduk dan

tidak bergerak sedikitpun. Rasa takut langsung menyerang kami

semua.Belum lama, terdengar suara langkah kaki dari arah belakang.

Kami mulai takut dan panik. Tiba-tiba, muncullah sosok tersebut.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa Kami berteriak ketakutan dan saling

merapatkan diri.

Setelah kami perhatikan lagi, ternyata itu adalah penjaga sekolah

kami.

What are you doing di sekolah malam-malam? Tanya penjaga

sekolah kami heran.

There are barang kami yang ketinggalan di kelas pak, jadi kami

ingin mengambilnya.Edwar langsung menjawab tanpa berfikir lagi.

Akhirnya, kami di perbolehkan masuk ke dalam kelas oleh penjaga

sekolah. Sosok putih yang beterbangan itu mungkin memang ada. Akan

tetapi, ada satu lagi yang aku masih penasaran. Sosok hantu bercahaya

merah.

33
Belum lama aku memikirkan itu, tiba-tiba ada suara pot yang jatuh

di luar kelas. Aku dan teman-temanku pun langsung bergegas menuju

sumber suara. Terlihat oleh kami ada cahaya merah yang berasal dari

ujung kelas empat. Kami berpencar dan mengepung cahaya merah itu.

Kali ini, Edwar sangat dekat dengan cahaya merah itu dan langsung

menangkapnya dengan gagah berani. Kami salut dengan keberanian

Edwar. Ternyata, cahaya merah itu bukanlah setan, iblis, jin, hantu,

ataupun makhluk demit lainnya. Akan tetapi, itu hanyalah orang yang

ingin berniat buruk terhadap sekolah kami. Dia membawa senter yang

mengeluarkan cahaya merah dan dengan mengenakan pakaian hitam agar

orang-orang yang melihatnya mengira bahwa dirinya adalah hantu.

Rencana yang bagus untuk berniat buruk terhadap sekolah kami. Tapi

itu tidak bertahan lama. Kami langsung memanggil penjaga sekolah dan

memberi tahu tentang semuanya. Setelah semuanya selesai, kamipun

pulang ke rumah dengan penuh bangga atas kemenangan kami

mengalahkah hantu di sekolah kami. Rasanya sangat mengantuk karena

semua perburuan itu.

34
Besok pagi saat di sekolah, kami memberi tahu semua kebenaran

tentang hantu itu kepada semua teman kami. Mereka merasa lega dan

kedua misteri tentang hantu itu telah berhasil dipecahkan.

DAPAT TEMAN BARU

Aida Aulia Rizky

Semester satu telah berakhir. Saatnya masuk ke semester dua. Di

semester dua ini tentu banyak hal baru yang akan kami lewati dan kami

hadapi. Juga banyak kejutan yang akan kami lihat.

*****

Pagi hari, saat aku dan teman-temanku sedang mengobrol di depan

kelas, teman-teman yang lain sibuk membicarakan tentang murid baru.

35
Katanya,nanti akan ada murid baru yang akan masuk ke our

class? Ucap Melani bak informan sejati.

Kira-kira, who is he? apakah dia mau berteman dengan kita?

Ujar Saskia penasaran seraya mengetukkan jari telunjukkan ke pipi

kanannya dengan lembut seolah sedang menimbang-nimbang

kemungkinannya.

Beberapa saat setelah kami selesai mengobrol, bel tanda masuk

kelas pun berbunyi. Semua murid segera masuk ke dalam kelas dan

segera duduk di bangku masing-masing. Tak lama kemudian, guru kami

pun masuk ke dalam kelas.

Assalamualaikum, Ucap ibu guru sambil berdiri di depan kelas.

Waalaikumsalam Jawab murid-murid dengan serempak.

Saat ibu guru masuk, terlihat ada seorang anak yang mengikuti ibu

guru sambil mengenakan seragam sekolah.

Okay students, sebelum kita mulai pelajaran hari ini, mari kita

berkenalan terlebih dahulu dengan teman baru kita. Ujar ibu guru

dengan senyum ramahnya.

36
Setelah mendapat perintah dari ibu guru, barulah anak baru itu

memperkenalkan dirinya.

Hi friends, perkenalkan my name is Faridzi. I hope, teman-teman

mau menerima saya di sini.Anak baru itu memperkenalkan dirinya tanpa

malu-malu ataupun terlihat gugup.

Ibu guru mempersilahkan ia duduk di sebelah Andi karena bangku

itu masih kosong.

Hi, how are you? my name is Edwar Sapa Edwar ramah .

Kabarku baik.Anak baru itu hanya menjawab dengan sekilas

tanpa melihat ke arah Edwar. Ia terlihat agak jutek.

*****

Setelah belajar cukup lama, bel istirahat pun berbunyi. Semua

anak keluar dari kelas kecuali aku dan teman-temanku. Kami berbincang

di dalam kelas mengenai anak baru itu.

hes look like agak sedikit tidak peduli dengan orang lain. Ujar

Edwar beropini.

Psst. Jangan suuzon dulu, kita kan belum terlalu mengenalnya.

Mungkin saja dia baik. Hanya saja, dia kan baru masuk. Jadi, dia belum
37
terlalu mengenal kita dan begitu juga dengan kita. Jelas Melani

mengingatkan.

Setelah puas berbincang, kami pun keluar dari kelas dan langsung

menuju ke kantin. Di sana, kami melihat anak baru itu sedang duduk

termenung sendiri. Karena kami ingin berteman maka kami pun segera

menghampirinya.

Hi, are you alright? Tanyaku padanya seramah mungkin. Aku

berusaha membuatnya merasa nyaman dan merasa diterima di sekolah

ini.

Im fine! Ia menjawab spontan.

So, mengapa kamu hanya duduk termenung sendiri di sini?

Mengapa kamu tidak bermain dengan yang lain? Tanyaku lagi.

Aku sedang tidak ingin bermain. Aku sedang hanya ingin sendiri.

Sebaiknya kalian pergilah bermain dengan yang lain! Balas anak itu

dingin.

Ouh, ok! Panggil kami jika butuh bantuan. Ucapku kemudian. Kami

pun langsung pergi meninggalkannya.

38
I think akan sangat mudah mengajaknya berteman dengan kita.

Tapi ternyata tidak! Keluh Saskia dengan wajah kecewa.

Forget it! Pasti suatu saat kita akan bisa berteman dengannya

Ujarku menenangkan Saskia.

*****

Kami selalu pulang sekolah secara bersama-sama. Begitu juga

dengan Faridzi. Kebetulan arah rumah kami dan rumahnya satu arah,

jadi kami mengajaknya pulang bersama. Ia mau kami ajak. Tapi, kami

masih belum dapat mengobrol bersama. Setelah sholat zuhur, kami

bermain bersama di rumah Saskia. Tak lama saat kami sedang bermain,

Faridzi lewat di depan kami sambil menoleh sekilas ke arah kami. Kami

ingin mengajaknya bergabung dengan kami, akan tetapi, sebelum kami

sempat mengajaknya, ia sudah pergi.

Keesokan harinya, saat di sekolah, kami melihat ia sedang duduk

sendiri sambil memegang sebuah foto. Kami langsung mendekatinya dan

bertanya apa yang sebenarnya terjadi dan foto siapa yang sedang dia

pegang.

39
Ini foto ibuku. I miss her. Jelas Faridzi sambil meneteskan air

mata. Di benar-benar terlihat sangat sedih.

What happened dengan ibumu? Tanya Saskia.

My father and my mother sudah berpisah dan ayahku membawaku

dan menyekolahkanku disini. Jelas Faridzi lagi.

So, apa itu sebabnya kamu tidak mau berbincang dengan orang

lain? Tanya Melani penuh selidik. Faridzi hanya mengangguk.

*****

Tak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. Dan ia masih terlihat

agak sedih.

Dont worry, ada kami disini yang akan membuatmu bahagia,

Bujuk Edwar.

Bu guru pun masuk. Pelajaran berlangsung dengan baik. Dan begitu

bel istirahat berbunyi, kami langsung menuju perpustakaan. Tak lupa

kami juga mengajak Faridzi untuk ikut bergabung. Baru kali ini Faridzi

mau ikut menghabiskan waktunya bersama kami. Rasanya senang sekali

bisa akrab dalam suasana penuh persahabatan. Karena benar-benar

baru kali ini ia mau bermain bersama kami. Kami membaca buku
40
bersama-sama di perpustakaan hingga jam istrirahat berakhir. Petugas

perpustakaan pun memberi kode tuk memperingatkan kami. Bergegas

kami menuju petugas tersebut dan satu per satu menyodorkan buku

yang belum selesai dibaca tadi. Dengan begitu kami bisa

menyelesaikannya setelah tiba di rumah nanti.

*****

Setelah pulang dari sekolah, aku langsung pulang ke rumah. Tidak

seperti biasanya. Biasanya, saat pulang sekolah aku bermain terlebih

dahulu ke rumah temanku. Setelah puas bermain baru aku pulang ke

rumah. Tapi kali ini tidak.

Why Kiara tampak sangat tergesa-gesa? Tanya Saskia pada

Melani.

Hmm, entahlah Jawab Melani seraya mengangkat kedua bahunya.

Maybe ada sesuatu yang sangat penting sehingga membuatnya

terburu-buru. Sambungnya. Aku tak memperdulikan percakapan kedua

temanku dan terus saja berjalan meninggalkan mereka. Aku juga tak

mengerti kenapa tiba-tiba saja aku begitu ingin pulang cepat. Rasanya

41
ada sesuatu yang berbisik ditelingaku dan memberi perintah agar aku

tidak singgah kemana-mana. Pokoknya langsung pulang. Titik!

Saat aku sampai di rumah, orang tuaku langsung menyuruhku

berganti pakaian dan segera bersiap-siap. Sepertinya kami sekeluarga

akan melakukan perjalanan.

Kemana? Tanyaku dalam hati. Ini kan bukan hari libur.

Aku ingin bertanya kepada Ayah atau Ibu, tapi niat itu ku

urungkan karena melihat mereka hanya diam membisu dengan wajah

yang terlihat sedih. Aku memilih memperhatikan jalanan yang dilewati

dan berharap bisa mengenalinya.

Hei, bukankah ini jalan menuju rumah Poyang?, Teriakku tanpa

suara.

Dan benar saja, kendaraan yang membawa keluargaku langsung

menuju ke rumah poyangku. Saat tiba di sana, aku melihat banyak sekali

orang baik di depan maupun di dalam rumah. Samar-samar tadi aku

sempat mendengar bibi menjelaskan sesuatu kepada orang tuaku melalui

telepon tentang poyangku. Saat aku masuk ke dalam rumah, ternyata

yang di beritahukan bibiku itu benar. Poyangku telah meninggal dunia.


42
Aku merasa sangat sedih dan tak kuasa menahan tangis. Aku duduk di

sebelah jasad poyangku sambil terus berurai air mata. Dan di saat itu

juga ponselku berdering. Ternyata Monyca mengirimkan sms kepadaku.

Kiara! ayo bermain bersama di rumah Melani!

Selang beberapa waktu, aku pun membalas sms itu.

Sorry, aku tidak bisa. Aku sedang memiliki masalah keluarga.

Keesokan pagi, saat aku masuk ke dalam kelas, Melani langsung

mendekatiku dan bertanya,

What happened denganmu kemarin? Tanya Melani.

Never mind Jawabku dengan wajah sedikit sedih.

But kemarin kamu bilang kamu sedang memiliki masalah

keluarga? Sambung Monyca dengan tatapan penuh selidik.

Ceritakan saja apa masalahmu! Mungkin kami bisa membantumu.

Bujuk Faridzi yang sudah bisa bersikap ramah.

Aku menceritakan semua yang terjadi kepada mereka. Namun

belum selesai aku berbicara, Faridzi sudah memotong ceritaku.

43
Jangan pikirkan itu lagi! Kami semua ada di sini. Kami yang akan

menghiburmu dan membuatmu merasa bahagia. Ucap Faridzi.

Aku merasa sangat bahagia memiliki teman-teman yang sangat

baik seperti mereka. Lambat laun, akhirnya aku pun mulai bisa

melupakan semua kejadian itu. Aku bahagia bersama teman-temanku dan

juga teman baruku. Lama-kelamaan,Fredi mulai akrab dengan kami

semua.

So, kamu ingin menjadi teman kami? Tanya Saskia. Ia sudah lama

sekali ingin mengatakan hal itu.

Sure, aku mau. Berteman dengan kalian sungguh sangat

menyenangkan Jawab Faridzi sambil tersenyum.

Kami pun bersorak gembira. Hal ini sudah sangat lama sekali kami

tunggu-tunggu. Dan sudah sangat lama kami ingin memiliki seorang

teman baru dan sekarang kami telah mendapatkan apa yang kami

inginkan. Apa lagi teman baru kami sangat baik. Jadi sangat senang

bermain dengannya.

44
HARI ULANG TAHUN KIARA

Aida Aulia Rizky

Pagi hari, saat aku terbangun. Aku melihat kalender yang ada di

sebelahku. Aku melihat seluruh tanggal yang ada di kalender. Ternyata,

enam hari lagi adalah hari ulang tahunku. Aku merasa sangat bahagia,

Itu artinya, enam hari lagi aku akan bertambah dewasa. Aku langsung

berlari keluar kamar dan berteriak riang. Aku meminta satu hadiah

kepada ibuku sebagai hadiah ulang tahunku nanti. Kakakku yang masih

tidur terbangun karena mendengar teriakanku.

Apa yang terjadi? Mengapa kamu beteriak sekeras itu? Tanya

kakakku sambil menguap dan mengucek kedua matanya.

45
Karena enam hari lagi adalah hari ulang tahunku Jawabku

antusias sambil ngeloyor pergi dengan handuk di pundak.

Oh ya, aku belum memperkenalkan kakak laki-laki ku. Kakakku

bernama Ammar. Ia memiliki wajah yang tampan dan tubuh yang tinggi.

Kakakku sangat baik. Ia menuruti semua yang aku inginkan. Aku sangat

menyayanginya. Setelah aku mandi dan bersiap-siap, kakakku

mengajakku pergi ke sekolah. Aku selalu di antar kakakku ketika aku

ingin pergi ke sekolah.

Hi,Kiara! Mengapa kamu terlihat bahagia sekali? Tanya Edwar

begitu aku tiba di sekolah.

Tidak apa-apa. Apa kalian tidak tahu? Enam hari lagi adalah hari

ulang tahunku. Jawabku dengan nada sedikit sombong.

Hmm, tidak. Kami tidak tahu? Jawab mereka berpura-pura tidak

tahu.

*****

Pulang sekolah,

Kiara! Teriak teman-temanku dari luar rumahku. Tentu saja

mereka ingin mengajakku bermain seperti biasanya.


46
Aku segera keluar dan berkata,

Ku rasa, untuk beberapa hari ini aku tidak bisa. Aku minta maaf

ya, mungkin kita bisa bermain lain waktu.

Oke, Jawab Melani sedikit kecewa sekaligus mengajak yang lain

pergi.

Di perjalanan,

Ku rasa, Kiara sangat bahagia karena sebentar lagi adalah hari

ulang tahunnya. Ujar Monyca.

Tentu saja, siapa yang tidak bahagia dengan datangnya hari ulang

tahun. Terutama Kiara. Timpal Faridzi.

Saat kakakku pulang sekolah, ia heran melihatku ada di

rumah.Tidak seperti biasanya, biasanya setiap kakakku pulang sekolah ia

pasti tidak melihat aku ada di rumah. Tapi kali ini berbeda.

Mengapa kamu tidak ikut bermain dengan teman-temanmu?

Tanya kakakku heran.

Aku hanya membalas pertanyaan kakakku dengan senyuman.

Kakakku hanya bisa tertawa melihat tingkah lakuku yang aneh sejak tadi

pagi. Aku lebih senang berada di rumah, santai, ngemil, nonton TV, dan
47
yang lainnya yang membuatku lebih rileks dari pada bermain dengan

teman-temanku.

Sesekali boleh dong memanjakan diri, Gumamku pada diri sendiri.

*****

Pagi hari, saat aku di sekolah. Aku bermain dengan teman-

temanku seperti biasa. Belum lama setelah kami selesai bermain, bel

masuk pun berbunyi. Aku dan teman-temanku segera masuk ke dalam

kelas. Karena guru kami belum datang, kami mengobrol terlebih dahulu

sambil menunggu guru kami masuk ke kelas. Akan tetapi, belum lama

kami mengobrol tiba-tiba guru kami sudah muncul di hadapan kami.

Assalamualaikum, semuanya! Ucap Ibu Guru sambil masuk ke

dalam kelas.

Semua murid segera kembali menuju tempat duduk masing-masing.

Begitu juga dengan kami.

Waalaikumsalam, Ibu Guru! Jawab murid-murid serempak

setelah duduk di bangku masing-masing.

Pelajaran berlangsung dengan baik. Saat jam istirahat, teman-

temanku menodongku dengan berbagai pertanyaan.


48
Kiara, mengapa hari ini kamu terlihat bersemangat sekali? Tanya

Monyca.

Bukannya aku selalu bersemangat dalam belajar?Aku bertanya

balik.

Ya, memang, tapi tidak sesemangat hari ini.Jawab Monyca.

Apa karena sebentar lagi adalah hari ulang tahunmu?Timpal

Saskia menebak.

Aku hanya menjawabnya pertanyaan Saskia dengan sebuah

senyuman kecil. Biar saja mereka penasaran, pikirku. Aku benar-benar

beruntung memiliki teman-teman seperti mereka, yang selalu bisa

membuatku tertawa.

Sepulang sekolah, sama seperti kemarin, aku lebih memilih diam di

rumah dari pada bermain di luar. Kakakku kembali menanyakan hal sama

dengan yang kemarin. Sebenarnya, hari ini ada yang sedikit berbeda

denganku. Aku merasa sepi di rumah tanpa teman-temanku. Saat aku

sedang duduk di teras rumah, aku mendengar pembicaraan teman-

temanku yang saat itu sedang lewat di depan rumahku.

49
Bagaimana kalau hari ini kita bermain ke sungai? Tanya Saskia

pada yang lainnya. Sepertinya mereka sengaja memancingku.

Aku mendengar semua pembicaraan itu dan aku langsung menyapa

mereka.

Hi, teman-teman! ku dengar kalian ingin pergi ke sungai. Boleh aku

ikut?

Kemarin kamu bilang kamu ingin diam di rumah untuk beberapa

hari? Tanya Monyca sambil tersenyum.

Ya, tapi hari ini aku ingin bermain diluar bersama kalian Balasku.

Harus ku akui, mereka selalu punya cara untuk menaklukkanku.

Tentu, sudahlah ayo pergi! Ajak Faridzi.

Kami bermain dan mandi bersama-sama di sungai. Setelah puas

bermain, kami pun pulng ke rumah masing-masing untuk melaksanakan

sholat ashar. Begitu tiba di rumah, kakakku langsung bertanya,

Dari mana saja kamu seharian ini?

Aku baru saja pulang dari bermain di sungai. Jawabku cuek.

Kakakku hanya bisa tersenyum melihat tingkah lakuku.

*****
50
Setelah selesai sholat isya, aku hanya berdiam diri di kamar

sambil terus memandang kalender.

Tak lama lagi adalah hari ulang tahunku. Aku ingin meminta

sesuatu kepada orang tuaku. Tapi apa yang akan aku minta? Gumamku.

Sambil berpikir, aku terus memandang fotoku dengan saudara

sepupuku. Dulu, ia selalu membawaku jalan-jalan dengan motornya.

Aku tahu apa yang akan aku minta. Aku akan meminta ibu

membelikan motor untukku. Gumamku lagi.

Setelah itu, aku langsung pergi menuju kamar ibuku dan duduk di

sebelahnya. Aku mengutarkan keinginanku. Ibuku hanya mengatakan,

Tunggu nanti saat uang ibu sudah terkumpul ya

Aku mengerti keadaan ibuku. Saat ini ibuku sedang membutuhkan

uang untuk biaya berobat ayahku. Aku hanya perlu menunggu waktu yang

tepat. Tanpa ku sadari ternyata diam-diam kakakku mendengar semua

pembicaraan kami.

*****

51
Pagi ini, aku terbangun dengan rasa sangat bahagia. Yah, hari ini

adalah hari ulang tahunku. Aku segera keluar dari kamar dan kulihat tak

ada satupun hiasan di rumahku. Aku mulai berpikir,

Apa ulang tahunku kali ini tidak akan di rayakanGumamku.

Aku langsung pergi mengambil handuk dan mandi. Belum lama

setelah aku selesai mandi, teman-temanku datang ke rumahku dan

mengajakku pergi bermain. Aku ikut bersama mereka. Setelah cukup

lama aku bermain, aku mendapat telepon dari kakakku. Ia menyuruhku

pulang ke rumah. Sebenarnya, ia tak pernah menyuruhku pulang jika

tidak aku yang pulang sendiri. Saat kami sampai di rumahku,

Psst, Teman-temanku berbisik dari belakang.

Saatku buka pintu rumah,

Dor! Suara balon meletus mengagetkanku.

Aku di kejutkan dengan hadiah ulang tahunku. Aku heran.

Kalian memberiku kejutan? Tanyaku pada mereka tak percaya

dengan semua yang ku lihat.

Tantu saja. Ini adalah hari ulang tahunmu.Jawab kakakku.

52
Aku mendapatkan banyak hadiah dari keluarga dan teman-

temanku.

Siapa yang merencanakan ini semua, Bu?Tanyaku pada ibu dengan

penuh rasa haru.

Kakakmulah yang merencanakn semua ini. Jawab ibuku sambil

tersenyum melirik kakakku.

Aku sangat menyayangi kakakku. Begitu juga ia yang sangat

menyayangiku. Dalam hati aku mengucap syukur. Terima kasih Tuhan,

Engkau telah menghadiahi aku keluarga dan teman-teman yang sangat

menyayangiku. Walau belum mendapatkan motor, aku merasa beruntung

memiliki mereka semua dalam hidupku.

IDUL FITRI BERSAMA TEMAN BARU


53
Aida Aulia Rizky

Setelah libur selama beberapa minggu, bulan Ramadhan pun

segera tiba.

Eh! tiga hari lagi kan Ramadhan, nanti kalian mau ke mana? pulang

kampung atau di rumah? Tanya Faridzi ingin tahu rencana teman-

temannya.

Hmm, belum tahu juga sih Balas Melani tampak bingung.

Hmm, bagaimana kalau Ramadhan kali ini kita tidak usah pergi

kemana-mana? Kita bermain bersama saja di sini. Usul Saskia penuh

semangat. Namun tak satu pun dari kami yang bisa memberi kepastian.

Kami sangat senang karena sebentar lagi Ramadhan tiba. Dan yang

jelas, kami senang karena setelah Ramadhan pasti ada yang namanya

hari raya Idul Fitri. Hehehe

Seharian penuh kami berbincang tentang apa yang akan kami

lakukan di bulan Ramadhan nanti. Ada yang mengatakan pergi bermain ke

sungai, bukan hanya sekedar melihat pemandangannya, tapi nanti

54
akhirnya sambil menyelam minum air. He..he. Ada juga yang

mengusulkan duduk-duduk di sawah. Sebagian lagi menyarankan

sebaiknya membuat acara berbuka bersama. Pasti seru deh. Dan masih

banyak lagi ide-ide yang bermunculan. Tentuanya semua itu diharapkan

bisa menambah keceriaan suasana di bulan Ramadhan hingga lelah puasa

pun tak dirasa. Masih terpatri di ingatanku pada bulan Ramadhan tahun

lalu, kami mengadakan buka bersama dan jalan-jalan sambil

berpetualang menunggu waktu berbuka puasa. Tapi sepertinya, tahun ini

kami tidak akan melakukan hal itu lagi. Karena kami punya teman baru,

jadi,akan ada banyak hal baru yang akan kami lakukan pada bulan

Ramadhan tahun ini.

*****

Pada malam pertama bulan Ramadhan, kami berenam bangun lebih

awal.

Sahuuuur, sahuuuur,sahuuuur! teriak kami membangunkan orang-

orang untuk segera bersantap sahur seraya menabuh tutup panci dan

memukul tiang listrik.

55
Seusai sahur, kami bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan

sholat subuh. Kami sebenarnya tak biasa sholat subuh di masjid. Hanya

pada bulan Ramadhan saja. Itu pun jarang. Jangan di tiru,ya! Sesudah

sholat subuh, bukannya baca Al-Quran, tapi kami malah pergi marathon

atau jogging pagi. Bulan Ramadhan tahun ini rasanya sangat

menyenangkan. Karena kami yang biasanya berima sekarang menjadi

berenam. Ketika sedang jogging, kami bertemu salah satu teman sekelas

kami,yaitu Razzan.

Hi, how are you? Sapa Razzan dengan gaya khasnya.

Razzan memang bisa berbahasa Inggris. Jadi, ia sering bebicara

dengan kami menggunakan bahasa Inggris.

Hi, were fine. Thanks, and you? Balas kami hampir bersamaan.

Im very well Jawabnya.

What are you doing? Sambung Razzan.

We are going jogging. Balas kami sambil melakukan gerakan-

gerakan ringan seolah melepaskan otot-otot kaki.

May I join? Tanyanya lagi.

56
Yes, sure Jawab kami sambil memberi kode untuk segera

mengikuti kami.

Pagi ini, kami sedikit heran dengan Razzan. Tak biasanya ia ingin

menegur orang lain sebelum orang lain menegurnya. Di sekolah, Razzan

adalah anak yang sombong. Karena kemahirannya dalam berbahasa

Inggris, ia merasa bahwa ia adalah yang paling hebat dari yang lain.

Banyak anak yang tidak suka dengannya. Tapi, kami selalu menunjukkan

sikap yang baik padanya agar dia berubah. Tapi semua rencana kami

gagal! ia tidak pernah berubah sebelum musibah datang kepadanya.

What will you do after this? Tanya Razzan memamerkan

kepandaiannya dalam berbahasa Inggris.

Hmm, maybe we will go to the river for playing? Jawab Faridzi.

Oough, go to the river, May I go with you? Tanya Razzan lagi.

Awalnya, kami sedikit ragu untuk mengajaknya bermain bersama

kami. Terus terang, sedikit tidak begitu suka dengan sifat sombongnya.

Tapi, karena kami kasihan melihatnya jarang bermain dengan orang lain,

kami pun bersedia mengajaknya.

57
Never mind, but, Belum selesai aku berbicara dia sudah

memotong pembicaraanku.

Oh, thank you so much Teriak Razzan gembira.

Kami hanya geleng-geleng kepala melihatnya tampak begitu senang.

*****

Selama jogging, kami mengobrol bersama sampai kami lupa waktu.

Eh! lets go home! Its nine a oclock now! Kata Edwar mengajak

kami pulang.

Ok! bye! see you later, Balas kami serentak seraya melambaikan

tangan.

Aku bergegas pulang ke rumah dan langsung mandi. Kesegaran

mengaliri tubuhku, membasuh semua kelelahan dan menghanyutkan

keringat yang membanjir selama jogging tadi. Wanginya aroma sabun

terasa begitu menenangkan. Setelah selesai mandi, dering sms masuk di

hand phone ku langsung saja menyapaku:

Kiara! tadi aku dapat sms dari Edwar. Katanya, kita nggak jadi

pergi ke sungai sekarang karena Edwar mau pergi berkunjung ke rumah

salah satu keluarganya. Jadi, kata Edwar, kita pergi ke sungai nanti sore
58
saja, sesudah ashar. Sambil menunggu waktu berbuka, kan lebih enak

kalau bermain di sungai.

Setelah membaca sms dari Melani, akupun membalas sms

tersebut.

Ooo, terima kasih ya, eh! yang lain sudah kamu kasih tahu belum?

Masalahnya, nanti kalau yang lain nggak tahu, kasihan nanti kalau mereka

sudah pergi ke sungai. Mereka sudah capek-capek pergi ke sungai, tahu-

tahu nggak jadi.

Melani membalas sms dariku. Iya, aku akan kasih tahu mereka.

Tapi, aku nggak bisa sendirian, kamu bantuin aku ya biar lebih

cepat dan mereka nggak keburu pergi.

Tentu saja! aku pasti tolong kamu kok, jangan khawatir! Balasku

lagi.as.

Terima kasih ya. Balas Melani dari seberang.

Sama-sama, Balasku menutup percakapan via sms tersebut.

Aku dan Melani mulai mengirimkan sms kepada yang lain. Kami

berbagi tugas, Melani sms kepada Faridzi dan Monyca, sedangkan aku

sms kepada Razzan dan Saskia.


59
Melani:

Guys! kita nggak jadi pergi ke sungai sekarang. Karena, Edwar

sedang pergi ke rumah keluarganya. Kita pergi ke sungai sesudah ashar.

Kiara:

Guys !kita nggak jadi pergi ke sungai sekarang. Kita pergi nanti

sesudah ashar.

Faridzi:

Ok! makasih

Monyca:

Makasih ya, ketemu nanti!

Razzan:

Tentu! terima kasih

Saskia:

Makasih ya

Setelah puas sms-an, kami berlima bermain bersama di sawah.

Angin di sawah sangat menyejukkan badan. Membuat kami merasa

nyaman di sana hingga tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Setelah

seharian penuh kami bersantai di sawah, kami pulang untuk


60
melaksanakan sholat ashar. Baru saja aku selesai melepas mukenah

ketika dering sms kembali menyapaku. Ternyata itu dari Edwar:

Guys! jadi nggak ke sungai? Aku sudah menunggu di sungai nih!

Setelah mendapat sms dari Edwar, kami semua langsung bergegas

pergi ke sungai. Begitu tiba di sanam kami pun langsung meminta maaf

pada Edwar.

Maaf ya, kami sudah membuat kamu menunggu lama disini.

Tadinya kami berpikir kamu belum pulang. Ucap Melani dengan nada

menyesal.

Nggak apa-apa kok! sudah , ayo main! Ajak Edwar. Sepertinya dia

benar-benar sudah tidak sabar. Mungkin merasa gerah atau ingin

mengusir lelah karena seharian berpuasa. Dan Terik mentari siang ini

benar-benar mengundang rasa ingin berendam. Biar lebih lebih segar.

Apapun alasannya, yang jelas kami sangat menikmati bermain di sungai.

Boleh dibilang, sungai adalah salah satu tempat favorit kami untuk

menghabiskan waktu.

Guys! pulang yuk! sudah pukul 05.45 nih! nanti terlambat buka

puasa lagi Ajak Faridzi seraya naik ke darat.


61
Faridzi selalu mengingatkan kami saat kami terlupa dengan waktu.

oh ya, !kita jadi nggak buka bareng kan? Tanya Razzan.

Tentu saja! aku sudah beli menu bukanya nih! jadi, sekarang kalian

mau buka dimana? Sahut Edwar.

Hmm, bagaimana kalau di lapangan sekolah? kan enak. Udaranya

adem, jadi tambah enak dong buka puasanya. Bagaimana? Timpal Melani

memberi saran.

Setuju! Jawab kami semua serentak.

Nah, kalau gitu, Saskia, kamu bawa karpet ya! rumah kamu kan

dekat, jadi nggak terlalu susah kan? Monyca, kamu bawa beberapa

mangkuk atau piring!,dan yang lain, termasuk aku, bawa senter atau

lampu! dan jangan lupa bawa cangkir masing-masing! Ucapku memberi

komando.

Siaap! Balas mereka serempak.

Kami segera pulang untuk mengambil barang-barang yang perlu

kami bawa. Jam menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit. Artinya,

sepuluh menit lagi akan berbuka. Kami segera bergegas pergi ke sekolah

sambil membawa barang-barang yang kami perlukan. Suara bedug


62
maghrib terdengar tepat sesaat setelah kami selesai mempersiapkan

segalanya.

Allahu akbar, Allahu akbar Azan pun berkumandang.

Alhamdulillah! Seru kami serentak.

Kami membaca doa berbuka puasa lalu berbuka. Setelah selesai

berbuka, kami segera pergi ke masjid yang ada di dekat sekolah kami

untuk melaksanakan sholat maghrib. Sholat maghrib pun selesai. Kami

kembali lagi ke sekolah untuk mengemas barang-barang dan pulang ke

rumah.

*****

Setelah selesai sholat isya, aku mendapat sms dari Saskia:

Kiara! besok kamu ikutan maraton nggak?

Balasku:

Tentu saja aku mau! siapa saja yang ikut?

Saskia:

Melani, Monyca, Edwar, Faridzi, Razzan, Tari,Via,pokoknya

banyak deh!

Aku:
63
Jam berapa?

Saskia:

Seperti biasa, sesudah sholat subuh.

Aku:

Ok! makasih ya.

*****

Tak terasa sudah dua puluh tiga hari kami berpuasa. Tujuh hari

lagi akan lebaran.

Kring, kring, kring, jam bekerku berbunyi. Aku bangun dan ku lihat

jam menunjukkan pukul tujuh tepat. Saat aku keluar dari kamarku, ku

lihat kakakku berpakaian sangat rapi. Seakan ada acara yang sangat

penting yang harus dihadiri.

Mau pergi kemana kak? Kok rapi banget? Tanyaku penasaran.

Harus dong! kan hari ini kakak mau seminar di kampus! Balas

kakakku.

Ooo Balasku polos. Jujur saja, aku tidak begitu paham dengan

dunia kampus. Maklum, masih siswi madrasah tsanawiyah he..he..

Sudah! mandi saja dulu! Perintah kakakku.


64
Aku segera mengambil handuk dan mandi. Setelah mandi, harum,

dan rapi, aku pergi ke dapur untuk menolong nenekku membuat kue.

Namun tiba-tiba saja Monyca menelponku.

Kiara! kamu lagi ngapain? Main yuk!, Tanya Naura dari seberang.

Maaf, ya. Hari ini aku nggak bisa main, karena aku mau nolongin

nenekku buat kue untuk lebaran nanti. Jawabku tegas.

Oh,nggak apa-apa!dah, terdengar suara Monyca sedikit kecewa.

Aku sangat senang dapat membantu kedua orang tuaku juga

nenekku.

Tujuh hari telah berlalu. Akhirnya, hari yang kami tunggu-tunggu

pun tiba. Ada banyak orang yang datang ke rumahku. Dan pastinya,

teman-temanku juga datang. Kami saling bermaaf-maafan. Setelah

selesai di rumahku, kami pergi ke rumah teman-temn kami yang lain.Tak

lupa pula kami pergi ke rumah guru-guru kami. Saat berada di rumah

salah satu guru kami, yaitu Ibu Fitri, kami di paksa oleh Bu Fitri yang

terkenal galak untuk memakan kue buatannya.

65
Ayo makan! ibu nggak mau kalian ada disini kalau kalian nggak

makan!Ancam ibu Fitri.

Mau tak mau, kami harus memakannya. Dari pada kami di usir. Kami

bermain bersama-sama di rumah ibu Fitri.

Main kelereng yuk!Ajak Faridzi.

Come on! Jawab kami serempak.

Di bulan Ramadhan dan hari Idul Fitri tahun ini, kami memiliki

banyak pengalaman baru dengan teman baru kami. Kami bermain

kelereng bersama-sama. Tak hanya kami berenam yang main. Di saat

kami sedang asyik-asyiknya bermain, tiba-tiba Razzan datang dan

langsung menghampiri kami.

Can I play with you too? Tanya Razzan.

Sure, why not? Jawab kami.

Setelah Razzan ikut bergabung dan bermain bersama kami, ada

satu lagi teman kami yang datang yaitu Putra.

Boleh aku ikut bermain?Tanya Putra.

Tentu saja!Jawab kami.

66
Tak lama kemudian, datang lagi teman yang lain dan ingin bermain.

Lama-kelamaan, kami pun menjadi semakin banyak dan permainan jadi

tambah seru. Seperti yang biasa orang katakana, semakin rame semakin

seru.

*****

Guys! aku masuk dulu, ya. Aku haus nih! kalian mau minum nggak?

Tanya Faridzi.

Boleh. Ayo masuk! Ajak Roni.

Kebetulan Faridzi dan ibu Fitri adalah keluarga, jadi kami biasa-

biasa saja jika ingin minum atau makan di rumah ibu Fitri. Yah, walau

sedikit galak selama proses belajar mengajar, tapi sebenarnya Ibu

Fitri sangat baik. Kami makan dan minum bersama di rumah ibu Fitri dan

juga bermain bersama disana hingga sore tiba. Tepat pada pukul lima

sore, kakakku datang menjemputku.

Shabira! pulang yuk! sudah pukul lima sore nih. Yang lain juga,

pulang ya. Ajak kakakku.

Pulang bareng yuk! Ajakku kepada teman-temanku.

Ayo! Jawab mereka serempak.


67
Kak Ammar menjemputku menggunakan motor. Tapi, aku lebih

senang pulang bersama dengan teman-temanku dengan berjalan kaki. Di

perjalanan pulang, kami tertawa-tawa dengan senda gurau kami. Kemana

pun kami pergi, kami selalu bersama. Di dalam kebersamaan itu, ada

banyak sekali canda tawa yang keluar dari mulut kami.

Dan hanya ada satu kalimat yng bisa kami ucapkan untuk

selamanya.

BEST FRIENDS FOREVER

Malam harinya, saat kami sedang bermain di rumah Zhahira,

Hari ini menyenangkan sekali. Baru kali ini aku sebahagia ini di

hari raya Idul Fitri. Karena kalian, aku bisa tersenyum sepanjang hari.

Ucap Faridzi dengan bahagia.

Tentu saja! kita kan best friends forever. Jadi, kita selalu

bersama-sama, suka dan duka, kita selalu bersama. Timpal Melani.

Pertemanan itu indah. Jika kita bisa mengerti satu sama lain dan

bisa menerima kekurangan teman dengan ikhlas.

68
Hari Idul Fitri akan menjadi lebih indah jika ada teman yang

menyenangkan. ucap kami kompak sambil tertawa ceria dan menyatukan

tangan kanan kami semua sebagai tanda persahabatan dan persatuan.

NEW SCHOOL

Aida Aulia Rizky

Sekarang adalah bulan juli. Dua bulan yang lalu adalah perpisahan

anak kelas enam. Yang artinya, pada bulan juli ini, aku dan teman-teman

ku akan berpisah. Kami memilih sekolah yang berbeda-beda.Ya, rasanya

69
memang tidak menyenangkan, kami selalu bersama, dan sekarang kami

harus berpisah? Memang terasa berat untuk berpisah dengan sahabat-

sahabat yang sudah bermain dengan kita sejak dulu. Dan juga, yang

paling ku ingat saat temanku Melani mengatakan sesuatu hal yang paling

indah yang pernah ku dengar.

Kita akan tetap bersama selamanya. Kita kan Best Friends

Forever

Kata-kata itu akan selalu ku ingat sampai kapanpun. Dan kata-kata

itu juga ku ingat saat aku sedang berpikir bahwa sebentar lagi kami

akan berpisah. Kata-kata itu selalu muncul di pikiranku dan tak akan

pernah ku lupakan. Begitu juga dengan semua sahabat-sahabatku yang

lain. Aku benar-benar menyayangi mereka dan aku tidak ingin berpisah

dengan mereka.

*****

Pagi hari, saat aku sedang bermain dengan teman-temanku, aku

duduk sambil termenung memikirkan sesuatu.

Kiara! Suara Saskia mengagetkanku.

Eh! Saskia. Balasku terkejut.


70
Teman-temanku yang lain juga datang menghampiriku.

Ada apa Kiara? Kamu agak terlihat sedih Tanya Melani.

Nggak ada apa-apa kok Balasku.

Aku tahu kok kamu sedang mikirin apa? Kamu pasti nggak mau

kita pisah kan? Ucap Monyca seolah bisa membaca pikiranku.

Kita juga nggak mau berpisah kok! Siapa juga yang mau berpisah

dengan BFF (Best Friends Forever)-nya. Sambung Saskia.

Air mataku menetes dan disaat bersamaan senyumku melebar. Aku

benar-benar tidak ingin berpisah dengan semua sahabatku.

Sudah, jangan menangis lagi dong, kan sekarang kita masih

bersama, masih ada waktu sekitar satu minggu lagi buat kita bermain

bersama. Bujuk Edwar.

Sekarang, kita main lagi yuk! Ajak Faridzi.

Kami manghabiskan seharian itu dengan bemain bersama. Memang,

bermain bersama dengan teman ataupun sahabat terbaik itu sangat

menyenangkan. Apalagi kami yang sudah berteman sejak kecil. Beberapa

hari ini, mungkin kami masih bisa bermain bersama selalu. Tapi, setelah

lewat dari tujuh hari, kami akan berpisah.


71
*****

Saat malam hari, kami masih saja bermain bersama-sama di rumah

Melani. Malam ini, kami memang sengaja menghabiskan waktu untuk

bermain sebelum tidur. Tepat pada pukul Sembilan malam, kami pamit

kepada Melani dan orang tuanya uantuk pulang ke rumah masing-masing.

Setelah pulang ke rumah, bukannya langsung tidur, tapi, kami masih

sibuk sms-an. Sebagai penghibur hati sebelum nanti kami benar-benar

berpisah. Malam itu menjadi malam yang paling membahagiakan bagi

kami. Apalagi saat kami mendapat sms dari Saskia yang isinya sangat

memotivasi dan memberi harapan indah tentang kelanjutan

persahabatan kami.

Teman-teman, kalau kita sudah berpisah nanti, kita jangan saling

melupakan ya. Kita harus saling mengingat satu sama lain, juga, jangan

lupa untuk saling teleponan ya. Aku nggak akan pernah melupakan kalian

semua karena kalian adalah My Best Friends Forever. Aku akan selalu

mengingat kalian dan aku juga akan selalu mendoakan kalian. Aku sayang

banget sama kalian. Nanti, kalau ada teman baru, jangan lupakan teman

lama ya. Dah..good night! See you tomorrow!


72
Setelah asik membaca sms dari Saskia, mataku mulai mengantuk

dan akhirnya akupun tertidur dengan membawa senyum bahagia ke alam

mimpi.

*****

Kring, kring, kring..

Jam alarm ku berbunyi. Dan ternyata, sekarang sudah pukul pagi.

Saat aku membuka hand phone ku, sebuah sms dari Rania sudah

menunggu untuk dibaca.

Assalamualaikum, good morning my friend! Sudah bangun belum?

Sudah mandi belum? Kalau sudah, kita bermain bersama di lapangan yuk!

kamu mau kan?

Segera saja jemariku menari lincah membalas sms dari Monyca:

Waalaikumussalam, good morning juga! Siip, aku mau. Nggak

mungkin kan, aku nggak mau main sama sahabat-sahabat tebaikku. Tapi,

aku mau mandi dulu ya. Masih asem nih

Monyca:

Ok! nanti aku jemput kamu. See you later

Aku:
73
Makasih, dah, see you later

Setelah selesai bersiap-siap, kami pergi bermain bersama di

lapangan. Banyak hal yang akan kami lakukan bersama hari ini. Hari ini,

dan enam hari ke depan adalah hari-hari terakhir kami bermain

bersama. Setelah itu, kami akan berpisah untuk waktu yang cukup lama.

Bertepatan tiga hari lagi adalah hari ulang tahun Edwar. Jadi, kami

masih bisa memiliki hari yang sangat bahagia dalam tujuh hari terakhir

ini. Pada hari yang sangat special itu, kami berencana membuat kejutan

yang sangat menyenangkan. Sebenarnya, aku juga belum tahu aku bisa

atau tidak mambantu mereka menyiapkan semuanya. Karena besok, aku

akan pergi mengunjungi keluargaku sekaligus membeli perlengakapan

sekolahku. Dan di hari berikutnya, aku akan pergi melihat-lihat sekolah

baruku nanti. Kalau kata orang-orang sih, sekolahnya bagus banget.

Guys! maaf ya, mungkin aku tidak bisa membantu kalian

menyiapkan semuanya. Dua hari ini, aku sibuk. Maaf ya, Ucapku pada

teman-temanku dengan sedikit merasa bersalah.

74
Nggak apa-apa kok, kan ada kami yang akan menyiapkan

semuanya. Balas Faridzi. Kamu tenang aja, semua pasti beres,

lanjutnya lagi dengan nada berusaha meyakinkanku.

Hari mulai senja. Kami semua pulang ke rumah masing-masing.

*****

Tiba harinya, aku pergi melihat sekolah baruku. Selama

diperjalanan, aku sibuk memperhatikan foto-fotoku dan teman-temanku.

Sangat menyenangkan pada masa-masa itu. Sesampainya aku di sekolah

itu, aku mempertanyakan semua hal kepada penjaga sekolah putri. Oh

ya, teman-teman! sebenarrnya, sekolahku adalah sekolah berasrama.

Aku nanti akan bersekolah di Perfectly Junior High School di London.

Jadi, aku akan berpisah cukup lama dengan teman-temanku. Di sekolah

baruku nanti, aku akan bertemu dengan teman-teman baru dan aku juga

akan punya banyak pengalaman baru. Baru dua hari aku berpisah dengan

teman-temanku, dan aku sudah sangat merindukan mereka. Bagaimana

untuk waktu yang lama nanti? Aku akan masuk ke sekolah baruku pada

tanggal 23 Juli 2015. Tidak akan lama lagi, aku akan berpisah sangat

jauh dengan teman-temanku.


75
*****

Malam harinya, aku pulang kembali ke Negara asalku. Bertepatan

besok adalah hari ulang tahun temanku, jadi, pastinya aku membawa

banyak hadiah untuk ku berikan padanya dan juga oleh-oleh dari London

sebagai kenang-kenangan untuk mereka semua. Sebelum tidur, tak lupa

sms-an terlebih dahulu dengan Melani tentang acara besok.

Assalamualaikum, selamat malam Melani, apa kabar? Oh ya,

bagaimana acara kita besok? Aku sudah punya banyak hadiah nih dari

London. Tulisku tanpa banyak basa-basi.

Waalaikumsalam, eh, Kiara! Kamu sudah pulang? Kabarku baik.

Bagaimana dengan mu? Besok,acaranya akan di adakan di sekolah, tentu

saja akan sangat meriah. Dan hiasannya juga bagus-bagus kok, kamu

datang ya, undangnya bersemangat.

Aku pun tak kalah semangat membalas smsnya.

Kabarku baik. Aku pasti datang kok. Makasih ya, see you

tomorrow

Sama-sama, see you tomorrow, balas Melani lagi menutup

percakapan.
76
Setelah puas sms-an dengan Melani, aku pun tertidur. Aku berdoa

sebelum tidurku agar aku mendapat mimpi indah dan agar aku selalu

bersama-sama dengan sahabat-sahabatku. Sebenarnya, besok adalah

hari yang bahagia sekaligus juga hari yang menyedihkan bagi kami

semua. Karena, tiga hari setelah hari ulang tahun Edwar, kami akan

berpisah untuk waktu yang lama.

*****

Jarum jam sudah menunjukkan pukul lima pagi ketika alarmku

berbunyi. Aku bangun dan langsung melaksanakan sholat subuh. Lalu

segera mandi dan berdandan. Aku berusaha tampil serapi mungkin hari

ini. Aku masih sempat menghabiskan banyak waktu tuk membaca buku

kala Saskia datang menjemputku.

Assalamualaikum, Kiara! Ayo kita pergi ke lapangan sekolah!Ajak

Saskia tak sabar.

Waalaikumussalam, Saskia! Ayo! pasti yang lain sudah menunggu.

Jawabku sambil langsung berdiri dan meletakkan buku yang tadi ku baca

di atas meja ruang tamu.


77
Kami pergi bersama-sama ke lapangan sekolah untuk menghadiri

pesta ulang tahun Edwar. Sepanjang perjalanan, bibir kami tak hentinya

berkicau laksana sekawanan burung yang asik bernyanyi menyambut

pagi.

Eh! apa Edwar sudah tahu tentang semua hal ini? Tanyaku pada

Saskia.

Pastinya belum, kalau Edwar sudah tahu, nanti namanya bukan

kejutan lagi Jawab Saskia dengan nada meledek.

Akhirnya kami tiba juga di sekolah.

Wah! bagus sekali! Teriakku saat memasuki ruang kelas di mana

tempat acara itu berlangsung.

Aku terpana menyaksikan dekorasi yang terpampang di depan

mataku. Sungguh seakan tak percaya dengan semua ini. Aku tahu teman-

temanku memang kreatif, tapi aku benar-benar tak menyangka kalau

hasil kerja mereka bisa sebagus ini.

Luar biasa, Pujiku dalam hati.

Bagus, kan? Tanya Monyca saat menghampiriku.

78
Ini bagus sekali! aku tidak sabar ingin memulainya! ujarku

memberi pujian yang membuat mereka semua merasa sangat gembira.

Kalau begitu, kita ke sana yuk! Ajak Monyca sambil menunjuk

salah satu sudut lapangan sekolah yang juga dihias dengan indah.

Kami bermain bersama sambil menunggu yang lain datang. Hari ini,

ada beberapa orang yang belum ku lihat.

Di mana Faridzi, Melani, dan Edwar? Tanyaku pada Saskia dan

Monyca.

Faridzi sedang di rumah Edwar, sedangkan Melani sedang

bersiap-siap. Balas Monyca.

*****

Tepat pada pukul sepuluh, acara pun di mulai. Faridzi, Melani, dan

Edwar pun sudah datang. Acara berlangsung seharian penuh. Pada hari

itu, kami sangat berbahagia. Terutama Edwar. Dia sama sekali tak

menyangka kalau akan mendapat kejutan pesta ulang tahun yang sangat

meriah dari kami. Meskipun sebentar lagi kami akan berpisah. Namun

kami telah mengukir kenangan indah pada satu hari istimewa sebelum

kami berpisah untuk waktu yang cukup lama.


79
Guys! hari ini, hari terakhir kita bermain bersama. Besok, kita

sudah akan berpisah. Jangan saling melupakan, ya! Untuk Kiara, kamu

hati-hati ya di sana, jaga kesehatanmu, dan jangan lupakan kami di sini

ya! Ucap Melani dengan mata berkaca-kaca.

Aku terharu mendengar kata-kata itu. Ternyata, teman-temanku

sangat menyayangiku.

Aku tidak akan pernah melupakan kalian semua. Kalian adalah My

Best Friends Forever Balasku sambil menahan tetes airmata.

Aku juga akan selalu merindukan kalian Sambungku kemudian.

Kami saling berpelukan .Atau yang biasa kami sebut sebagai

pelukan sahabat! Hari ini memang sengaja ku habiskan waktuku dengan

bermain bersama teman-temanku. Tak terasa, waktu sangat cepat

berlalu dan besok kami harus berpisah dan memulai perjuangan baru

demi melanjutkan pendidikan.

*****

Kring, kring, kring,

Jam alarmku selalu setia membangunkanku setiap padi. Aku pun

bergegas bangun dan melaksanakan sholat subuh. Selanjutnya aku


80
langsung beranjak menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke

sekolah baruku.

Hand phone ku tiba-tiba berbunyi. Ternyata, ada pesan dari

Saskia.

Assalamualaikum, Alisha! hati-hati ya di jalan nanti! semoga

selamat sampai tujuan, dan semoga kamu punya banyak teman baru di

sana nanti. Tulis Saskia dengan menyelipkan seuntai doa.

Waalaikumussalam! makasih ya, kamu memang sahabat terbaik

aku. Kamu juga jaga kesehatan ya, Balasku dengan memberi perhatian

yang sama.

Ok! aku bangga banget punya sahabat sebaik kamu. Sekali lagi

hati-hati ya!, Tulis Saskia kembali mengingatkanku.

Makasih! sampaikan salamku pada yang lain! Aku akan selalu

merindukan kalian. Pintaku pada Saskia.

Iya, aku akan sampaikan salammu kepada yang lain. Sampaikan

salam kami kepada keluargamu ya! Kami juga akan selalu merindukanmu.,

Balas Saskia lagi.

81
Baiklah! Assalamualaikum, Tulisku mengakhiri komunikasi kami.

Saskia pun membalas salamku.

Setelah aku selesai sms-an dengan Saskia, aku pun pergi ke ruang

makan untuk sarapan pagi bersama keluargaku. Aku baru saja

menyelesaikan sarapanku ketika ayah mengajakku pergi.

Kiara! Ayo kita berangkat sekarang! Satu setengah jam lagi

pesawatnya akan lepas landas! Ajak ayahku.

Baik, ayah! Jawabku sambil berdiri dari kursi.

Jarak antara rumahku ke bandara cukup jauh. Memerlukan waktu

sekitar tujuh puluh lima menit untuk sampai di sana. Selama di

perjalanan, aku terus memikirkan teman-teman yang ada di desaku.

Belum satu hari aku berpisah dengan teman-temanku, rasanya sudah

sangat rindu. Bagaimana jika bertahun-tahun nanti? Apakah di tempat

yang baru aku akan mendapatkan teman sebaik mereka? Ada sedikit

kekhawatiran yang menggangguku. Sesampainya aku di bandara aku

dikagetkan oleh suara yang sepertinya tidak asing di telingaku. Tapi ah

sudahlah, mungkin aku hanya berhalusinasi, bantahku pada diri sendiri.

82
Namun kali ini, suara itu semakin jelas terdengar. Aku pun berusaha

mencari sumber suara itu.

Kiara! Terdengar teriakan seorang anak dari arah kanan.

Ternyata, itu adalah suara dari salah satu teman-temanku. Mereka

datang ke bandara untuk menemuiku. Aku segera berlari ke arah mereka

dan memeluk mereka.

Kalian datang ke sini untuk bertemu denganku? Tanyaku antara

rasa gembira dan juga tak percaya.

Tentu saja kami datang. Kami tidak akan membiarkan sahabat

kami pergi begitu saja tanpa ada kami yang melepas kepergiannya.

Balas Melani menggodaku.

Kalian memang sahabat terbaikku! Ucapku sambil memeluk

mereka.

Kiara! ambillah ini dari kami! sebagai kenang-kenangan

persahabatan kita. Ucap Monyca sambil memberiku sebuah kotak.

Apa ini? Tanyaku ingin tahu.

Kamu bisa lihat saat kamu berada di atas pesawat nanti! Jawab

Monyca penuh teka-teki.


83
Terima kasih semuanya! Ucapku haru sambil menahan tangis.

Kiara! Ayo nak! sebentar lagi pesawat akan lepas landas! Teriak

Ibu memanggilku.

Baik Ibu! Jawabku.

Terasa sangat pedih saat kita harus berpisah dengan sahabat-

sahabat terbaik kita. Akhirnya Air mataku dan teman-temanku menetes

tanpa henti. Mau tak mau kami harus berpisah demi hari esok yang lebih

baik.

Jangan lupakan kami semua ya, Kiara!Ucap Edwar dengan mata

merah tanda dia juga ikut menangis tadi.

Aku tak akan pernah lupakan kalian. Balasku sambil mengusai air

mata.

Ayo Kiara! Ibu kembali memanggilku.

Aku pergi dulu ya, dah, see you next time! Ucapku pada teman-

temanku.

Aku segera naik ke atas pesawat bersama keluargaku.

Jangan lupa telepon kami ya, Kiara! Teriak teman-temanku

sambil melambaikan tangan.


84
Tentu saja! Balasku seraya membalas lambaian tangan mereka.

Saat di pesawat, aku membuka kado dari teman-temanku.

Ternyata, isinya adalah foto-foto saat kami masih bersama dulu. Tapi

sekarang, itu hanya sebagai kenangan. Satu per satu kenangan di foto

itu menari seperti sebuah film kehidupan dengan warna-warni yang

indah. Namun secara perlahan, semua warna indah itu tampak memudar

berganti kelabu. Air mataku pun menetes ssetiap kali melihat semua

episode canda tawa yang diabadikan dalam foto-foto tersebut. Setelah

puas melihat foto-foto tersebut, akhirnya aku pun tertidur di dalam

pesawat. Saat aku tebangun, kami sudah sampai di bandara Fransco di

London. Setelah selesai menurunkan semua barang dari pesawat, kami

sekeluarga segera menaiki mobil kami dan bergerak menuju sebuah

apartemen di mana kami akan tinggal nanti. Perjalanan dari bandara ke

apartemen tempat kami tinggal cukup jauh. Membutuhkan waktu sekitar

satu jam untuk sampai ke sana. Setelah lama di perjalanan, akhirnya

kami sudah sampai di apartemen baru kami.

Wah! tempatnya sangat indah! Teriakku penuh suka cita.

Tempatnya cantik bukan? Tanya ayahku minta persetujuan.


85
Ini indah sekali! Balasku. Aku suka sekali.

Ayo kita masuk ke apartemen baru kita! Ajak ayah sambil

menenteng sebuah koper besar.

Aku berjalan memasuki apartemen baruku. Kami akan tinggl di

apartemen nomor 111. Ruangannya sangat luas.

Kita sudah sampai di rumah baru kita. Seru ayahku.

Aku segera pergi ke kamarku dan membuka laptopku. Tanpa

mempedulikan rasa lelah selama perjalanan, aku menelpon temanku

menggunakan laptop itu agar bisa bertatapan muka.

Assalamualaikum, Melani!, Sapaku pada Melani.

Waalaikumussalam, Kiara! Kamu sudah sampai Kiara? Wah,aku

kangen banget sama kamu. Bagaimana kabarmu? kamu sehat saja kan?,

Cerocos Melani memberendongku dengan pertanyaan.

Aku sehat saja. Mana yang lain? Aku juga rindu banget sama

kalian semua. Kalian semua sehat-sehat saja kan?, Tanyaku.

Kami semua sehat. Hmm, aku panggil yang lain dulu ya, kata

Wakila pamit memanggil teman-teman yang lain. Untuk sesaat layar

monitor hanya menampilkan jendela di teras rumah Melani.


86
Setelah sedikit lama menunggu. Wajah teman-temanku berebutan

muncul di layar monitor.

Kiara! Sekarang kamu lagi ngapain? Kamu sudah sampai di London?

Di mana kamu tinggal?. Sepertinya mereka benar-benar penasaran

dengan tempat tinggal baruku.

Aku baru sampai di apartemen baruku. Aku akan tinggal di London

selama tiga tahun. Jadi, kita akan berpisah kurang lebih selam tiga

tahun. Oh ya, besok adalah tes masuknya. Doakan aku supaya lulus tes

ya. Aku berusaha menjawab pertanyaan mereka secara umum sekaligus

memohon doa dari mereka.

Kali ini Monyca yang menjadi juru bicaranya, Kita pasti doa in

kamu kok, semoga kamu bahagia di sana ya, kami akan selalu

merindukanmu.

Aku juga akan selalu merindukan kalian semua. Sudah dulu ya, aku

ingin beres-beres dulu nih, dah, ucapku pamit pada mereka. Aku segera

mematikan laptop begitu teman-temanku selesai membalas salamku.

*****

87
Aku sangat berterima kasih kepada jam alarm ku yang selalu

berbunyi tepat waktu sehingga aku tak perlu khawatir akan terlambat.

Aku segera bangun mengerjakan sholat subuh, lalu mandi. Hari ini, aku

tidak boleh terlambat. Meskipun jarak dari apartemen ke sekolah

baruku tidak terlalu jauh dan hanya membutuhkan waktu sekitar dua

puluh menit, tetapi tetap saja aku tidak boleh terlambat. Bagiku, kesan

pertama itu sangat penting. Dan aku tidak ingin orang-orang di sekolah

baruku menganggap aku sebagai seseorang yang suka terlambat. Ini

adalah hari penting untukku. Selama di perjalanan, aku terus berdoa

agar aku bisa lulus saat tes nanti. Aku baru saja memasuki gerbang

sekolah ketika sebuah pengumuman terdengar.

Diumumkan kepada murid baru dan wali murid bahwasanya tes

akan di mulai tepat pada pukul delapan nanti. Ucap seorang wanita dari

pengeras suara.

Fiuh, beruntung aku belum terlambat. Ujarku membathin.

Aku menyempatkan untuk belajar terlabih dahulu sebelum tes di

mulai. Cukup lama aku berkutat dengan buku-buku yang ku bawa.

Teetteet
88
Bel tanda tes dimulai pun berbunyi. Semua murid baru di minta

untuk menganbil nomor urut masing-masing. Aku merasa beruntung

mendapat nomor urut 10. Itu artinya, aku masih memiliki banyak waktu

untuk mempelajari materi yang belum sempat dibaca atau pun

memperdalam lagi materi yang sudah ku pelajari. Satu setengah jam

berlalu. Sekarang adalah giliran untuk peserta dengan nomor urut 9.

Setelah ini adalah nomor urut 10. Dan itu adalah aku. Sepuluh menit aku

menunggu sambil terus belajar.

Peserta dengan nomor urut sepuluh harap memasuki ruang tes!

Panggil pembawa acara.

Bismillaahirrohmaanirrohiim, Ucapku mengawali perjuangan.

Aku merasa sedikit gugup saat melangkah memasuki ruangan.

Apalagi guru-guru yang mengetesku juga menggunakan bahasa Inggris.

Bikin Tambah cemas.

Hi, whats your name? Tanya guru perempuan berkulit putih itu.

Hi, my name is Nur Kiara Villegas. You can call me Kiara.

Jawabku mencoba mengatasi kegugupanku dengan bersikap seramah

mungkin.
89
Where do you come from? Tanyanya lagi.

I come from Russia. Jawabku.

Tes berlangsung agak lama. Aku tidak tahu apakah jawabanku

benar atau salah. Yang pasti, aku berusaha untuk menjawab semua

pertanyaan dengan jelas dan jujur. Setelah 20 menit, akhirnya tes pun

selesai dan aku langsung keluar dari ruangan. Setelah menunggu

seharian, tepat pada pukul tiga sore, pengumuman kelulusan pun di mulai.

Mulutku terus saja komat-komit melafalkan untaian doa agar aku lulus

dalam tes ini.

Di antara peserta yang ikut tes hari ini, yang lulus tes adalah

Alicia Veronica, Cally Carolony, Cristia Maraly, Elicia Franjasky, Fathiya

Azzahra, Gabril Angeline, Hanabelle, Leyoni Herdegar, Marry Lestany,

dan Nur Kiara Villegas

Alhamdulillah, aku lulus! Teriakku gembira. Refleks saja aku

langsung tersungkur melakukan sujud syukur.

Pembawa acara itu masih mengumumkan siapa yang lulus tes.

Sementara aku tak lagi peduli dengan semua itu. Aku berlari

menghampiri keluargaku dengan perasaan bahagia.


90
Ayah, Ibu, Kakak, semuanya, aku lulus! Teriakku bahagia.

Alhamdulillah balas keluargaku. Satu per satu mereka menyalami

dan memelukku.

Betapa bahagianya aku mendengar namaku di nyatakan lulus. Aku

segera mengirim pesan kepada teman-temanku yang ada di Russia. Aku

membuka hand phoneku untuk mencoba sms kepada teman-temanku.

Sayangnya, baterai hand phoneku habis. Aku lupa mencasnya sebelum

berangkat tadi. Akhirnya aku memilih untuk mengirim kartu pos saja

kepada teman-temanku.

Teman-teman, aku lulus tes. Makasih ya doanya, aku rindu kalian

semua. Tunggu aku tiga tahun lagi.

Begitu selesai menulis, segera ku kirim melalui kantor pos

terdekat. Satu minggu kemudian aku mendapat balasan kartu pos dari

teman-temanku.

Syukurlah kalau begitu. Kami juga merindukanmu. Kami tak sabar

ingin bertemu denganmu. Jaga kesehatanmu ya, bye

Dari hasil pengumuman, sekolah akan di mulai lima hari lagi. Tapi,

aku akan pergi ke sana empat hari lagi.


91
*****

Kring, kring, kring,

Lagi-lagi alarm ku membangunkanku dengan berisik. Aku segera

bangkit dari tempat tidur. Setelah selesai sholat subuh, berpakaian

rapih dan sarapan pagi, Ayah dan Ibu mengajakku pergi jalan-jalan

keliling kota. Aku sangat menikmatinya. London benar-benar

mempesonaku dengan keindahannya.

Tiga hari telah berlalu. Dan selama tiga hari itu, aku telah

menjelajahi setiap jengkal kota London dengan keluargaku. Besok, aku

akan pergi ke sekolah baruku dan berpisah dengan mereka yang sangat

ku cintai dan mencintaiku.

*****

Tibalah saatnya. Hari ini, aku harus pergi ke sekolah baruku dan

harus mengucapkan selamat tinggal kepada keluargaku. Orang-orang

yang begitu ku sayangi dan yang menyayangiku. Dua puluh menit

perjalanan telah di tempuh dan kami pun sampai di sekolahku. Gedung

sekolahnya sangat besar dan megah. Keren!

92
Para wali dan murid harap berkumpul di gedung utama sekarang!

Terdengar suara dari arah kiri gedung memberi instruksi.

Sekarang saatnya untuk mengumumkan nomor kamar tidur para

murid serta nama-nama teman sekamar mereka. Telah tujuh belas

kamar berlalu, namun belum ada namaku diantara nama-nama yang sudah

diumumkan. Aku mulai dihinggapi rasa was-was.

Calon penghuni kamar nomor 18 adalah Alicia Veronica, Fathiya

Azzahra, Marry Lestany, dan Nur Kiara villegas. Ucap pimpinan sekolah

lantang.

Aku menarik nafas lega begitu namaku terdengar dari pengeras

suara. Ternyata, satu kamar hanya dihuni oleh empat orang murid.

Sangat sedikit ya. Aku berjalan menyusuri gedung sekolah menuju ke

kamarku.Saat aku memasuki kamar, aku melihat ada tiga orang anak

perempuan lainnya. Ku rasa merekah yang nantinya akan satu kamar

denganku. Tapi, aku sama sekali belum mengenal mereka. Aku hanya

hafal nama mereka, akan tetapi, aku tidak tahu membedakan yang mana

orang yang menjadi pemilik nama-nama itu. Saat aku dan tiga anak yang

93
lain sedang mengemasi barang-barang kami, seorang wanita cantik dan

berkulit putih datang dan langsung memasuki kamar kami.

Selamat siang, anak-anak! Sapa wanita itu ramah.

Selamat siang miss! Balas kami.

Saya miss Luciana. Saya yang akan mengurus segala keperluan

kalian di kamar ini. Ucap Miss Luciana memperkenalkan diri seraya

menjelaskan tugasnya.

Setelah seharian beres-beres, orang tua kami pun pulang. Aku

menangis sambil memeluk orang tuaku dan kakak laki-lakiku. Setelah

selesai menikmati makan malam, aku dan tiga anak lainnya berkumpul

bersama Miss Luciana di kamar kami agar kami bisa saling mengenal dan

lebih akrab. Ketiga teman sekamarku telah selesai memperkenalkan diri

mereka msing-masing. Sekarang tibalah giliranku.

Hi, my name is Nur Kiara villegas. You can call me Kiara. I come

from Russia. Ucapku memperkenalkan diri dengan singkat. Kami

melanjutkan perkenalan dengan ngobrol santai tentang banyak hal.

Terutama tentang budaya dari daerah masing-masing.

Malam semakin larut. Dan aku juga sudah mengantuk.


94
Baiklah anak-anak, karena sudah malam, sebaiknya kalian pergi

tidur. Besok, kalian harus bangun pagi karena kalian akan masuk

sekolah. Ucap miss Luciana memperingatkan kami.

Kami semua segera tertidur pulas.

*****

Kriiing, kriiing,kriiing,

Seperti biasa jam alarm ku bernyanyi dikala semburat fajar mulai

menyingsing. Aku bangun dan langsung melaksanakan sholat subuh

sebelum yang lain terjaga dari lelap mereka. Setelah aku selesai sholat

subuh, aku bergegas pergi mandi. Setelah aku dan tiga teman lainnya

selesai mandi dan berpakaian, kami berempat segera pergi ke ruang

makan untuk sarapan. Mereka bertiga segera bergabung dengan teman

mereka yang sedaerah. Sementara aku duduk sendiri karena belum

punya teman dekat.

Para murid harap berkumpul di lapangan! Seru kepala sekolah

begitu kami selesai sarapan.

Saat berkumpul di lapangan, terlihat bahwa jumlah murid di

sekolah itu banyak sekali. Kami semua diminta berkumpul di lapangan


95
untuk mendengarkan pengumuman tentang pembagian kelas. Dan

ternyata, aku masuk ke kelas tujuh A. Sesaat setelah kepala sekolah

selesai mengumumkan, aku segera bergegas pergi ke kelasku. Aku ingin

tahu seperti apa bentuk kelasku. Saat aku memasuki kelas, aku

menyaksikan begitu banyak wajah-wajah asing.

Wah, banyak sekali murid di kelas ini! Seru ku dalam hati.

Satu kelas terdiri dari dua puluh tujuh orang murid. Banyak kan?

Beberapa saat kemudian, seoarang wanita cantik memasuki kelas.

Good morning everyone! Sapanya tak kalah ramah dengan Miss

Luciana penanggung jawab kamar kami.

Good morning! Balas kami serentak.

Wanita itu meletakkan buku yng dibawanya di atas meja dan

berdiri di depan kelas seraya memperkenalkan diri.

Pagi anak-anak, perkenalkan, nama Miss, Miss Maerical Jordon.

Kalian bisa memanggil saya miss Maerical. Begitu salam perkenalan dari

Miss Maerical.

Hari ini, Miss minta kalian maju satu per satu ke depan untuk

memperkenalkan diri masing-masing! Sambungnya kemudian.


96
Setelah selesai memperkanalkan diri masing-masing, kami pun

mulai belajar. Semua pelajaran selesai tepat pada pukul dua siang. Kami

semua pulang ke asrama masing-masing. Hari pertama sekolah terasa

menyenangkan.

*****

Dua minggu sudah aku bersekolah di sana. Tapi aku masih belum

juga mempunyai teman akrab. Mungkin karena aku masih belum terlalu

menguasai bahasa Inggris. Ya, memang di sini menggunakan bahasa

Inggris sebagai bahasa sehari-hari, namanya juga Kota London. Akan

tetapi, mereka juga sering menggunakan bahasa dari Negara mereka

masing-masing. Sialnya, tak satu pun teman sekelas atau seangkatan

denganku berasal dari negara yang sama denganku. Malam hari, saat

semua teman asramaku sudah tertidur. Aku masih sibuk bergelut

dengan aktifitasku. Mataku masih enggan terpejam. Karena itu aku

memilih menyibukkan diri dengan menulis diaryku.

Jum at, 07 Agustus 2015

Dear diary,

97
Sudah dua minggu aku bersekolah di sini, tapi aku

masih belum mempunyai seorang pun teman dekat. Semua

masih sebatas say hello dan goodbye. Dan aku masih sangat

merindukan teman-temanku yang ada di Russia. Kapan yah,

aku bisa memiliki seorang teman di sini?

Ya Allah, bantulah aku agar bisa memiliki seorang

teman atau pun sahabat yang baik dan setia.

Perasaan rindu pada teman-teman di tanah air yang bercampur

dengan rasa sedih karena belum mendapat teman baru, perlahan-lahan

membuatku merasa lelah dan mengantuk begitu aku selesai menulis dan

menutup buku diary. Mataku benar-benar terasa berat dan aku pun

segera tertidur.

Kiara! pulanglah! kami membutuhkanmu!, Panggil teman-temanku.

Aku kaget dan berteriak, Aaaaaaa. Aku tersentak bangun. Ah,

ternyata mimpi.

Teriakkan panggilan yang keluar dari dalam mimpiku itu

membuatku jadi menangis dan teringat akan teman-temanku yang ada di

Russia. Rasa rinduku makin memuncak. Pagi hari, saat aku terbangun
98
untuk memulai hari ke lima belas di sekolah baruku, aku masih bersikap

agak pendiam. Aku ingin memiliki seorang teman di sekolah baruku ini.

Tapi, itu masih terasa sangat sulit bagiku untuk menggapainya. Aku

terus berusaha dengan berbagai cara agar aku bisa memiliki seorang

teman. Namun akhirnya, semua usahaku gagal. Setiap hari, aku hanya

mampu menuliskan tentang keinginan mendapatkan seorang teman di

sekolah baru ini pada lembaran kertas-kertas diary. Namun, tulisan

tetaplah hanya sekedar tulisan. Dia bukan gerbang ajaib yang bisa

mengabulkan semua keinginan penulisnya. Buktinya, sampai sekarang aku

masih belum memiliki seorang teman pun. Ternyata, hidup di sekolah

baru dan lingkungan baru tidaklah semudah yang ku bayangkan. Hari

demi hari terus berlalu. Aku masih merindukan teman-temanku yang

berada di Russia.

Hmm, mengapa yah aku masih belum mamiliki seorang teman pun

sampai detik ini? Gumamku suatu hari saat jam istirahat sekolah. Aku

mencoba memecahkan teka-teki ini. Tapi, semakin ku coba sepertinya

aku justru semakin tak mengerti.

99
Oh ya! sebentar lagi adalah hari kunjungan. Jadi, para wali murid

berhak mengunjungi anaknya masing-masing. Kesedihanku berganti ceria

ketika membayangkan bahwa aku akan segera bertemu dengan

keluargaku.

*****

Tepat pada waktu yang telah di tentukan, hari kunjungan pun tiba.

Setelah satu bulan aku disini, barulah orang tua ku datang

mengunjungiku. Ibuku bilang, ia akan mengunjungiku tepat pada pukul

satu siang nanti. Jadi, aku masih memiliki waktu untuk bersiap-siap.

Setelah selesai mempersiapkan segalanya, aku mengambil fotoku

bersama keluarga dan teman-temanku. Aku memandangnya penuh

kerinduan.

Apakah hari ini aku akan bertemu dengan mereka semua?

gumamku sambil mataku terus menatap lekat foto-foto itu.

Aku terus memandang foto-foto itu. Dan akhirnya, akupun

tertidur diserang rasa kantuk yang luar biasa karena beberapa hari

belakangan ini aku sering begadang. Waktu terus berjalan. Saat aku

100
terbangun, ternyata waktu zuhur telah masuk. Aku bangun dan segera

melaksanakan sholat zuhur.

Belum lama setelah aku selesai sholat zuhur, orang tuaku datang

dan aku segera menemui mereka. Aku menceritakan semua yang aku

alami di sini kepada keluargaku. Dan mereka membiarkanku melepaskan

semua keluh kesahku hingga aku merasa puas. Dadaku teras plong.

Bahkan aku seakan mendapatkan tenaga baru setelah mendengar

wejangan dari Ibuku.

Batas waktu kunjungan ialah sampai pukul sembilan malam. Jadi,

hari ini full sebagai hari family time di sekolah baruku. Aku sangat

bahagia bisa bertemu dengan seluruh anggota keluargaku hari ini. Dan

aku pun tetap memendam harap semoga kebahagiaanku semakin

bertambah dengan kehadiran sahabat-sahabat baru. Tentu saja ketika

semua itu terjadi, perjuangan berat ini akan terasa lebih ringan. Selain

itu, kehidupan akan terasa lebih berwarna bersama canda tawa sahabat

setia. Semoga saja.

101
*****

FATHIYA SAHABAT KU

Aida Aulia Rizky

Keesokan hari nya, saat Aku sedang belajar sendiri di kelas, Aku

memperhatikan ada seorang anak yang satu asrama dengan ku yang juga

belum memiliki seorang teman sampai sekarang sama seperti ku. Aku

melihatnya duduk seperti sedang memperhatikan dan menulis sesuatu.

Aku ingin mencoba mendekat dan mencoba bertanya pada nya. Tapi,

sesuatu yang membuat ku jadi kurang percaya diri adalah karena Aku

102
belum tahu Ia berasal dari mana dan apakah Aku paham akan bahasa

yang Ia gunakan? Dan apakah Ia juga memahami bahasa ku ataukah

tidak? Terkadang itu yang membuatku selama ini jadi sulit bergaul.

Karena kami tidak saling memahami bahasa yang kami gunakan sehari-

hari. Aku ingin sekali berteman dengannya. Tapi, Aku juga kurang yakin

apakah Ia mau berteman dengan ku atau tidak? Tapi, karena Aku ingin

memiliki seorang teman, akhirnya Aku memberanikan diriku untuk

mendekati dan bertanya padanya. Aku mencoba bertanya padanya

dengan menggunakan bahasa Inggris. Mungkin saja Dia tahu?

Hi! Fathiya, are you alright? Tanyaku padanya.

Oh! Im alright. Jawab nya.

So, why? Tanyaku lagi.

I just miss My parents in Malaysia. I so miss them. Jawab nya

lagi.

Hey! Dont be sad! Theyre fine there. I too miss My parents in

Russia. But, I dont think so much about them. And, You can be My

friend if You wanna. How about You? Balas ku.

103
Hmm, I wanna. But, I think I cant about Your language? Balas

Fathiya.

No problem. I can using the Malaysia language. Jawab ku

menenangkan.

Really? Tanya nya pada ku untuk meyakinkan dirinya.

Really. Jawab ku.

Hmm, boleh lah kita jadi kawan kalau macam tu, Ia mulai

mengajakku menggunakan bahasa Malaysia.

Hmm, memanglah. Kita semua kawan. Balasku.

Kami tertawa bahagia bersama-sama. Setelah satu bulan aku di

sini, barulah Aku mendapatkan seorang teman meski pun kami belum

terlalu dekat. Bagi ku itu sudah cukup untuk menemaniku dalam

keseharian ku di sini. Meski pun Aku dan Fathiya berbeda tinggal di

negara yang berbeda dan juga sangat jauh, tapi kami tetap bias

berkomunikasi dengan baik karena Aku sebenarnya bias berbahasa

Melayu. Aku juga memiliki seorang teman dekat di Malaysia, karena itu

Aku juga bisa berbahasa Melayu. Memang, berteman dengan seseorang

yang bias saling kita mengerti bahasanya tentulah sangat


104
menyenangkan. Akan tetapi, Aku masih tetap ingin mempunyai teman

lagi yang lebih banyak dan juga dari seluruh penjuru dunia. Agar Aku

juga bias belajar dan berbahasa seperti mereka. Akan tetapi, untuk

beberapa waktu ini, Aku masih belum bias beradaptasi dengan mereka

semua karena Aku masih belum terlalu bisa menggunakan bahasa yang

mereka gunakan sehari-hari. Di sini, tak hanya anak-anak yang berasal

dari satu daerah atau negara. Melainkan berasal dari seluruh belahan

dunia dari beberapa benua. Yang artinya, ada ratusan bahasa atau lebih

yang mereka gunakan di dalam satu sekolah. Tentu saja di sini sangat

susah mencari seorang teman.

*****

Pagi hari, Aku bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Beruntung

teman baru ku Fathiya juga beragama Islam. Jadi, Aku juga

membangunkannya dan mengajaknya untuk melaksanakan sholat subuh.

Memang, mayoritas warga negara Malaysia kan beragama Islam. Hari ini

Aku tidak lagi melaksanakan sholat subuh sendirian. Melainkan bersama

dengan Fathiya. Kami berdua segera pergi ke kamar mandi bersama

untuk mengambil air wudhu dan segera melaksanakan sholat subuh


105
bersama. Setelah selesai sholat subuh bersama, kami kembali lagi ke

kamar mandi untuk mandi. Tepat pada pukul 06.30, setelah kami selesai

mandi, bel untuk sarapan pun berbunyi. Kami pun segera pergi ke ruang

makan untuk sarapan bersama. Di saat kami sedang sarapan, seorang

anak datang dan duduk di samping kami dan makan bersama dengan

kami. Teman-teman, kalian tahu nggak anak yang duduk bersama dengan

kami itu siapa dan berasal dari mana? Ia bernama Afifah. Ia berasal

dari Amerika. Jauh kan teman-teman? Ia satu kelas dengan ku dan

Fathiya. Di kelas, Ia anaknya pintar sekali. Ia juga baik orangnya. Ups,

maaf jadi cerita tentang Afifah. He.. he..

Setelah selesai sarapan, kami langsung pergi menuju kelas dan

membaca buku yang akan di pelajari nanti. Setelah beberapa waktu

kami membaca buku, miss Maerical pun datang dan langsung masuk ke

dalam kelas. Dan pelajaran pun di mulai.

TIK..TOK..TIK..TOK..TEETTT..

Jam pelajaran pun selesai. Kami berdua segera pergi menuju

kantin dan mengobrol bersama di sana.

106
Hmm, Kiara! Kau ada rasa rindu tak dengan semua kawan-kawan

kau yang ada kak Russia? Tanya Fathiya.

Mestilah Aku rindu dengan dia orang. Tapi, Aku terus mencuba

untuk mencari kawan baru kak sini. Ala tak pa, bila kau rindu sangat

dengan dia orang, kau pergi lah telepon dia orang. Mesti dia orang pun

rindu sangat dengan kau. Jawabku.

Fathiya hanya mengangguk pelan untuk menjawab ya.

Kami bermain bersama untuk menghilangkan rasa rindu kami

kepada teman-teman kami waktu dulu di daerah asal kami. Saat kami

sedang bermain, kaki kiri Fathiya tak sengaja tersandung dengan

sebuah batu. Ia berteriak kecil kesakitan.

Kenapa Fathiya? Kau tak apa kah? Tanya ku padanya.

Aku tak pa, sakit sikit ja, Jawab Fathiya dengan nada pelan.

Jom! Mari kita pergi obat kaki kau tu. Jawab ku.

Aku merasa sangat kasihan dengan teman ku Fathiya. Aku pun

seegera membawanya pergi ke UKS untuk mengobati kaki nya yang

terluka. Saat tiba di UKS, Aku segera mengambil obat nya dan langsung

mengobati kaki nya yang sakit.


107
Au, jangan kuat sangat! Sakit sikit kak situ. Ucap nya dengan

sedikit meneteskan air mata.

Hmm, maaf Balasku.

Aku tahu kalau temanku Fathiya tidak terlalu kuat menahan rasa

sakit yang di deritanya. Jadi, Aku juga berusaha agar tidak terlalu kuat

atau pun keras dalam mengobati nya. Aku juga berusaha selembut

mungkin menyentuh kaki nya yang sakit agar jadi tidak terasa terlalu

sakit. Ketika Aku selesai mengobati kaki nya, Aku menyuruh nya untuk

tetap berada di dalam ruang UKS dan beristirahat.

*****

Malam hari, Aku merasa sepi karena tak ada Fathiya yang

menemani ku di sini. Aku pun pergi ke ruang UKS untuk menjenguk

Fathiya.

Assalamualaikum, macam mana kabar kau Fathiya? Tanyaku saat

memasuki ruangan.

Waalaikum salam, Hmm, dah mendingan dah ni. Kaki Aku pun tak

lah sakit sangat lagi. Besok Aku dah boleh balik. Jawab nya.

108
Aku bahagia mendengar semua itu. Aku juga sudah tidak sabar lagi

ingin bermain bersama dengan Fathiya. Tapi, Aku masih harus menunggu

lagi sampai kaki Fathiya benar-benar sembuh.

*****

Pagi hari, saat Aku ingin berangkat menuju sekolah, terlebih

dahulu Aku pergi ke UKS untuk melihat bagaimana keadaan Fathiya.

Saat ku masuki ruangan, ku lihat Fathiya sedang tertidur di atas

ranjang nya. Aku tahu, pasti Fathiya masih merasa sedikit sakit di

kakinya. Jadi, Aku tidak tega untuk membangunkannya. Dan Aku pun

juga tahu bahwa nanti siang Ia juga akan pulang kembali ke asrama.

Setelah Aku selesai melihatnya, Aku pun segera pergi ke sekolah

dengan secepatnya agar tidak terlambat masuk ke kelas.

*****

Sepulang sekolah, Aku pergi terlebih dahulu ke ruang UKS untuk

menjemput Fathiya pulang ke asrama. Ia pulang ke asrama bersama

dengan ku.

Beberapa hari kemudian, setelah kaki nya sembuh sepenuhnya,

kami pun mulai bermain bersama lagi. Saat kami sedang bermain,
109
seorang anak bernama Afifah berasal dari Amerika datang menghampiri

kami dan Ia ingin ikut bermain.

Can I join you? Tanya nya.

Yes, sure. Lets play together. Jawab serta ajak ku.

Kami pun bermain bersama-sama sampai petang tiba. Dan ini lah

yang kami sebut dengan persahabatan. Dan setelah satu bulan lebih Aku

di sini, baru lah sekarang Aku mendapatkan seorang teman yang

bernama Fathiya Azzahra.

*****

110
STUDYTOUR TO JAPAN

Aida Aulia Rizky

Setelah lama aku sekolah di London, akhirnya aku memiliki teman

yang sangat setia padaku. Meskipun hanya satu orang. Yaitu Fathiya. Ia

sangat baik padaku. Ia juga sangat peduli padaku. Ia selalu ada di

sampingku di saat aku sedang membutuhkannya. Ia sangat pintar dalam

beberapa hal. Ia juga sangat sering mengajarkan padaku tentang

beberapa hal tersebut sehingga aku mengetahuinya. Ia juga pandai

dalam beberapa bahasa. Aku belajar banyak bahasa dengannya sehingga

aku bisa berbaur dengan teman-teman yang lain. Aku sangat

menyayanginya begitu juga dengannya.

*****

111
Pagi hari, saat aku terbangun dari tidurku, aku melihat teman-

teman seasramaku sedang sibuk bersiap-siap seperti ingin pergi ke

suatu tempat dan tempat itu sangat jauh. Aku mulai merasa heran

dengan semua yang mereka lakukan. Sehingga aku bertanya sendiri pada

diriku,

'Apa yang sedang teman-teman ku lakukan? Mengapa mereka

sangat bersemangat dan terlihat terburu-buru menyiapkan semuanya?

Kan perpulangan masih sangat lama.'

Rasa penasaran mulai menguasai tubuhku. Sehingga akupun segera

bertanya langsung kepada mereka.

Hi! What are you doing? Do you wanna go to a place?

No. Kiara, tomorrow we'll go to Japan. Don't you know? Jawab

salah satu dari mereka.

I don't know. So, are you must bring these all?

Not too. Jawab mereka lagi.

112
Setelah puas berbincang dengan mereka, akupun segera pergi ke

depan lemariku dan ikut menyiapkan semua barang yang akan aku bawa

ketika pergi besok.

*****

Saat di sekolah, salah seorang guru di sekolahku mengumumkan

bahwa besok kami akan pergi malaksanakan studytour ke Jepang. Kami

sangat senang mendengar pengumuman tersebut.

Sepulang dari sekolah, aku membicarakan tentang apa saja yang

akan di bawa ketika pergi nanti bersama dengan Fathiya.

Kiara, apa yang kau nak bawa masa kita pegi nanti? Tanya

Fathiya padaku.

Aku nak bawa semua barang kesukaan akulah. Kau nak bawa apa?

Jawabku.

Akupun akan bawa kesemua barang favorit aku. Tapi, nak bawa

yang mana hah? Balas Fathiya bingung.

He..he... Kami tertawa bersama.


113
Aku dan Fathiya sangat bersemangat dan senang dengan semua ini.

Kami segera pergi ke asrama kami dan menyiapkan semuanya.

*****

Keesokan harinya, kami semua berkumpul di depan sekolah unutk

pergi berangkat ke Jepang bersama-sama. Aku dan Fathiya duduk

bersama dalam satu mobil. Kami berdua mendapat urutan nomor di mobil

nomor 07. Kami sengaja mengambil tempat duduk yang dekat dengan

jendela agar kami bisa melihat-lihat keluar saat di perjalanan menuju

kesana. Pemandangan selama di perjalanan sangatlah indah. Saat kami

menaiki pesawat, kami juga mendapatkan tempat duduk yang berada di

dekat jendela. Kami sangat terpesona melihat keindahan alam dari atas.

Tak lama kemudian, akhirnya sampailah kami di negara Jepang. Saat di

perjalanan, kami melihat banyak sekali bunga sakura di pinggir-pinggir

jalan. Beruntung saat kami pergi kesana sedang mengalami musim semi.

Jadi kami bisa ikut juga menikmati keindahan bunga sakura. Kami segera

turun dari mobil dan mengambil foto yang banyak di dekat bunga sakura.
114
Di sana, kami tak hanya pergi untuk melihat-lihat keindahan alamnya

saja, melainkan juga untuk melihat sekolah-sekolah yang bagus disana.

Siapa tahu nanti ada di antara kami yang ingn masuk dan bersekolah di

sana. Saat kami berhenti di suatu sekolah, aku dan Fathiya pergi

berkenalan dan bermain dengan anak-anak yang bersekolah di sana. Kami

mengenal seorang anak yang bernama Philuffie. Ia orangnya sangat baik.

Ia mengajarkan kami sedikit tentang bahasa Jepang. Akhirnya kami

sedikit demi sedikit mulai bisa mempelajari bahasa Jepang. Salah satu

kata yang paling mudah untuk kami ingat adalah kata terima kasih

( arigato gozaimasu ). He.... he...

Kami bermain seharian penuh di sana bersama Philuffie.

*****

Saat waktu makan siang telah tiba, Philuffie mengajak kami untuk

makan di rumahnya bersama dengan keluarganya. Kali ini, kami benar-

benar makan makanan Jepang. Bukan sekadar hayalan lagi. He.... he.....

115
Setelah selesai makan, Philuffie pergi mengajak kami untuk

berjalan-jalan di sekeliling taman kota. Kami juga mengambil benyak

foto di dekat bunga sakura bersama dengan Philuffie. Itu akan menjadi

sebuah kenangan ketika kami sedang tidak bersama lagi nanti. Kami juga

mengukirkan nama kami pada batang pohon sebagai tanda bahwa kami

pernah berkenalan dan bersahabat.

Setelah selesai mengukir nama kami, kami pun kembali duduk-

duduk di bawah batang pohon bernyanyi dan tertawa bersama-sama.

*****

Hari mulai menjelang maghrib. Beruntung malam ini pihak

sekolahku memilih untuk menginap terlebih dahulu di Jepang sampai

esok hari. Aku dan Fathiya segera meminta izin kepada pembina dan

guru kami untuk menginap di rumah teman kami, Philuffie. Alhamdulillah

guru kamipun mengizinkan kami. Kami merasa sangat bahagia. Kami

segera pergi ke rumah Philuffie dan menyampaikan padanya bahwa kami

116
akan menginap di rumahnya untuk malam ini. Kami merasa sangat bahagia

bisa berkumpul selama satu malam penuh dalam satu ruangan.

Saat waktu sholat maghrib telah tiba, Philuffie segera mengajak

kami untuk melaksanakan sholat maghrib bersama. Sholat maghrib telah

selesai. Kami segera menuju ke ruang makan untuk makan malam

bersama. Belum lama setelah kami selesai makan malam, waktu untuk

sholat isya'pun tiba. Kami segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil

air wudhu dan segera menuju ke ruang sholat ketika semuanya telah

selesai berwudhu. Kali ini kami memang sengaja ingin sholat isya'

berjamaah. Di penghujung sholatku, aku berdo'a kepada yang maha

kuasa akan do'a terindah menurutku.

Ya Allah, berikanlah hambamu ini kesempatan untuk pergi melihat

rumah terindahmu ( Ka'bah ) di Makkah. Bukan hanya melihat bunga

sakura yang banyak berterbaran di tanah Jepang. Berikanlah hambamu

ini kesempatan Ya Allah, amiin...

117
Setelah selesai sholat maghrib, Philuffie mangajak kami untuk

membaca Al-Qur'an. Teman-teman, kalian tahu nggak, kalau sebenarnya

Philuffie itu beragama Islam sama seperti kami. Kami juga jadi tambah

bersemangat mengaji karena kami berteman satu agama. Kami mengaji

bersama-sama satu keluarga dan ditambah dengan kami berdua.

Saat waktu tidur telah tiba, kami segera masuk ke kamar dan

tidur bersama. Kami sengaja tidur satu kamar malam ini.

*****

Pagi hari, aku melihat Fathiya sedang duduk sendirian di belakang

rumah. Aku segera menghampirinya yang sedang duduk sendirian. Saat

aku duduk di sebelahnya,

Kiara, aku rasa sedih lah nak bepisah dengan Philuffie. Dia tu kan

kawan kita yang baik sangat. Aku tak nak lah bepisah dengan dia. Ucap

Fathiya dengan raut muka sedih.

118
Janganlah nak besedih Fathiya, aku pun tak nak pisah dengan dia.

Tapi, kan dah takdir kita untuk bepisah dengan dia. Kau tak yah lah

sedih lagi. Ucapku membujuk Fathiya.

Aku tahu, aku juga tidak ingin berpisah dengan Philuffie. Tapi aku

juga tahu bahwa suatu saat nanti kami pasti akan bertemu kembali.

Untuk menghilangkan rasa sedih yang ada pada diri kami, aku

sengaja mengajak Fathiya untuk bekeliling di dekat taman kota seperti

yang kami lakukan kemarin. Saat kami sedang berjalan-jalan mengitari

taman, Philuffie datang menghampiri kami dan memberikan sesuatu

kepada kami. Kami sangat senang menerimanya sehingga kami bertiga

menangis sambil berpelukan. Aku dan Fathiya juga memberikan hadiah

terbaik kepada Philuffie. Hari ini menjadi hari yang sangat mengharukan

bagi kami. Aku dan Fathiya sangat menyayangi Philuffie. Begitu juga

Philuffie yang sangat menyayangi kami.

*****

119
Tepat pada pukul 09.00 pagi, kami semua berkumpul di sebuah

tempat yang menjadi pusat kami untuk bersiap-siap pergi meninggalkan

Jepang. Sebelum kepergian kami, Aku dan Fathiya menangis dan

berpelukan terlebih dahulu dengan Philuffie. Sangat berat rasanya bagi

kami untuk berpisah dengannya. Karena kami sangat menyayanginya.

*****

Saat di perjalanan pulang, kami terus memikirkan tentang

persahabatan kami dengan Philuffie. Kami sangat ingin tetap bersama

dengannya selamanya. Tapi takdir berkata lain akan hal itu. Mau tak mau

kami harus berpisah untuk beberapa waktu. Meskipun itu untuk waktu

yang lama. Tapi kami harus tetap berpisah.

Perjalanan studytour kali ini, benar-benar memberikan sebuah

hasil yang menyedihkan untukku dan Fathiya. Kami sangat ingin rasanya

hidup di Jepang selamany bersama dengan Philuffie. Tapi, pasti suatu

saat nanti kami akan bertemu kembali dengannya. Kami yakin itu.
120
I miss you always friend

*****

KEMBALI BERSAMA YANG LAMA

Aida Aulia Rizky

Sudah tiga tahun Aku bersekolah di London. Sekolah berpisah

jauh dengan teman- teman lama ku. Hari ini Aku sedang menghadapi

ujian. Yang artinya, tidak lama lagi Aku akan pulang kembali ke negara

121
asal ku. Yakni, di Russia. Dan tak lama lagi Aku juga akan bertemu

kembali dengan teman-teman lama ku. Oh hari yang paling

menyenangkan bagi ku sebentar lagi akan datang. Aku sangat tidak

sabar menunggunya.

*****

Malam ini, Aku belajar dengan seriusnya agar hasil ujian ku besok

bisa sempurna. Aku belajar sampai larut malam.

Pagi harinya, ketika Aku baru saja selesai mengulang kembali

pelajaran yang ku pelajari tadi malam, miss Akeelah pun datang dan siap

untuk memulai ujian. Miss Akeelah hanya memberi kami waktu 40 menit

untuk menjawab semua soal.

TIK TOK TIK TOK

Waktu ujian pun berakhir. Miss Akeelah memerintahkan semua

murid untuk mengumpulkan kertas ujian ke atas mejanya. Saat pulang ke

asrama, Aku kembali membuka buku pelajaran ku untuk memastikan

apakah jawaban yang ku jawab tadi benar semua ataukah tidak?

Ternyata, tidak semua jawabanku tadi benar. Ada beberapa jawaban ku

tadi yang salah. Tidak masalah, yang terpenting adalah usaha dan kerja
122
keras ku. Aku tetap bersyukur walaupun hasil kerjaku hanya kecil,

asalkan Aku sudah jujur mengerjakannya.

*****

Satu minggu ujian telah ku lalui. Aku hanya tinggal menunggu hasil

dan menunggu jemputan untuk pulang ke negara asal ku.

Selama Aku menunggu pengumuman kelulusan, Aku terus berdoa

pada yang maha kuasa agar hasil ujian ku keluar dengan hasil yang

memuaskan.

*****

Setelah dua minggu menunggu hasil ujian ku keluar, akhirnya Aku

tahu bahwa hasil tak kan pernah menghianati usaha. Aku sangat

bersyukur karena kekuasaannya Aku bisa mendapatkan apa yang Aku

inginkan. Sekarang Aku hanya tinggal menunggu jemputan dari orang tua

ku besok dan pulang ke rumah.

Pagi hari, saat Aku sedang menunggu kedatangan orang tuaku, Aku

membaca kembali sebuah surat yang dulu pernah di kirim teman ku

untuk ku. Yang berisi,

123
Assalamualaikum, Kiara. Kapak kamu pulang kembali ke Russia?

Kami sudah sangat-sangat merindukanmu. Kami ingin segera bertemu

dengan mu. Bagaimana tentang pendidikan mu di London? Cepatlah

pulang, kami sangat merindukan mu.

Salam rindu teman-teman mu

Aku jadi merasa sangat merindukan mereka semua. Hari ini Aku

akan segera bertemu dengan mereka semua di kampung halaman ku. Aku

mersa sangat bahagia karena hari ini Aku tak hanya akan bertemu

dengan keluargaku. Melainkan juga nanti Aku akan melihat suasana indah

kampung halaman ku yang dulu juga dengan teman-teman ku.

Beberapa waktu kemudian, setelah Aku lama menunggu, orang tus

ku pun datang. Aku segera pulang bersama dengan mereka. Saat di

perjalanan, Aku tertidur dan bermimpi bahwa sekarang Aku sedang

bermain bersama semua temanku yang dulu. Aku sangat bahagia

bersama mereka semua. Setelah menghabiskan waktu beberapa jam di

perjalanan, akhirnya sampai lah Aku di Russia, tempat tinggal ku. Aku

segera terbangun dan segera turun dari mobil dan masuk ke dalam

rumah. Saat masuk ke dalam rumah, Aku segera menuju kamarku dan
124
mengambil laptop milikku dan segera menelpon teman-teman ku. Aku

memang sengaja menggunakan video call agar kami bisa langsung

bertatap wajah.

Assalamualaikum, teman-teman. Kalian apa kabar? Aku sekarang

sudah pulang ke rumah. Jadi kita bisa bermain bersama lagi seperti

dulu.

Waalaikum salam, Kiara. Syukur lah kalau kamu sudah pulang.

Kami sangat merindukanmu. Dan bagaimana dengan kabar mu? Kamu

sehat saja kan?

Aku sehat. Aku juga sudah sangat rindu dengan kalian. Jadi,

bagaimana kalau nanti kita bermain bersama?

Boleh saja. Jadi, karena hari ini kamu baru pulang, bagaimana

kalau kita bermain di sebuah taman baru di dekat sini. Setelah itu baru

kita pergi makan bersama di sebuah restoran yang paling kamu sukai

dulu. Bagaimana? Setuju nggak?

Tentu Aku setuju. Aku sudah sangat lama sekali tidak bermain

dan makan bersama dengan kalian. Jadi, kita akan pergi ke sana pukul

berapa?
125
Sekitar pukul 02.00 siang nanti. Akan kami tunggu kamu di depan

gedung pelajar.

Baik.

*****

Aku sudah tak sabar untuk bertemu dengan mereka. Saat Aku

sampai dan berdiri di depan mereka, mereka melihatku seakan ada

sesuatu yang sangat berbeda dariku. Setelah mereka mengetahui bahwa

yang berdiri di depan mereka itu adalah Aku, mereka langsung

menarikku dan memelukku dengan erat. Kami semua berpelukan dengan

pelukan bahagia. Setelah selesai berpalukan dan sedikit bertanya-tanya,

maka pergilah kami ke tempat yang sudah kami rencanakan tadi. Kami

pergi ke sebuah taman bunga di tengah kota dan bermain di sana

bersama sampai petang tiba.

*****

Malam hari, di saat Aku sedang menonton TV di ruang keluarga,

teman ku yang berada di Malaysia Fathiya menelpon ku.

Assalamualaikum, Kiara. Apa kabar? Bila kau jadi nak datang sini?

Dah tak sabar ni


126
Waalaikum salam, Fathiya. Aku sehat. Kau pula macam mana?

Aku pun sehat juga. Jadi, bila kau datang sini, Kiara?

Insya Allah, lima hari lagi aku datang sana.

Kami mengobrol melalui telepon cukup lama. Setelah pukul 09.00

tepat, Fathiya segera menutup teleponnya karena ibunya sudah

menyuruhnya untuk tidur. Begitu juga dengan ku.

*****

Setelah puas semalaman mengobrol dengan Fathiya, pagi harinya,

Aku bengun dan segera mandi. Ups, maksud ku sesudah sholat subuh.

Aku sengaja bangun lebih awal karena Aku ingin pergi bermain dengan

teman-teman lama ku. Hari ini, kami akan pergi ke sebuah tempat yang

sangat kami sukai, yakni kebun binatang. Ada terdapat banyak hewan

yang kami senangi di sana.

Siang hari, saat kami sedang bermain bersama di kebun binatang,

kami melihat seorang yang berasal dari Pranciss. Ketika Ia sedang

berjalan, Ia tak sengaja terpeleset dan jatuh. Kami pun segera berlari

untuk menolongnya.

Merci Ucap nya setelah kami menolongnya.


127
Ya, karena kami tidak bisa berbahasa Pranciss, jadi kami

menjawabnya dengan menggunakan bahasa Inggris.

Youre welcome. Jawab kami.

Anak itu kemudian membari tahu kami siapa namanya. Kami

memang tidak bisa berbicara dengannya dengan menggunakan bahasa

dari negara nya. Akan tetapi, kami bisa berbicara padanya dengan

menggunakan bahasa Inggris. Hari ini, Aku sengaja menghabiskan semua

waktu ku bersama dengan teman-teman lama ku. Karena Aku hanya

memiliki waktu liburan sebanyak satu bulan. Aku tahu, Aku dan teman-

teman lamaku hanya memiliki waktu satu bulan untuk bermain bersama-

sama lagi. Setelah itu, kami akan berpisah kembali selama tiga tahun

lamanya lagi.

*****

128
129
Aku lahir di Bengkulu tepat pada tanggal 22
Profil Penulis
Agustus 2004. Aku merupakan seorang buah hati

dari pasangan Agustin Dodi Damhudi dan

Ermayanti Salat S.Pd. Aku juga memiliki seorang

saudara perempuan yang bernama Ra'idah

Tsurayya. Aku sekarang sedang bersekolah di Mts

Al-Hasanah ( ponpes ). dan aku sekarang sedang

duduk di kelas dua Mts. Aku memiliki hobi

menulis, membaca, dan menyanyi. Aku juga

Hi, sobat-sobat Islamku! Perkenalkan


bercita-cita menjadi seorang penulis dan guru

nama lengkap ku adalah Amatullah


bahasa Arab. Selama membuat cerita, aku di

Ghaidahanan Agustin. Aku biasa di panggil


bimbing oleh seorang guruku yang bernama

Aulia. Nama penaku disini yaitu Aida Aulia Rizky.


Desmi Yati S.Pd

130

Você também pode gostar