Você está na página 1de 4

ANTENATAL CARE

April 7, 2010 at 7:49 am (Kesehatan)

I. Konsep Dasar Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya yang sesuai

dengan pedoman pelayanan antenatal yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2001:3).

Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998:129).

2. Tujuan Antenatal Care

Dalam pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain :

1) Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi.

3) Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama

kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan

trauma seminimal mungkin.


5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang

secara normal.

7) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan aspek

keluarga berencana.

8) Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal (Sarwono, 2002:90, Manuaba,

1998:129).

3. Tenaga dan Lokasi Pelaksanaan Antenatal Care

Untuk melakukan Antenatal Care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti: dokter spesialis

ginekologi, dokter, perawat, bidan. Pelayanan Antenatal Care dapat diakses di Posyandu, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek swasta (Depkes RI, 2001:3).

4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal care

Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan sebagai berikut
1) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak menstruasi.

2) Pemeriksaan ulang

Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sekali sampai

usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.

3) Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil

(Manuaba,1998:129-130)

Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
trimester tiga (Sarwono, 2002:90).

5. Pelayanan Antenatal care

Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 T, meliputi :

1) Timbang berat badan (T1)

Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil

0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.

2) Ukur tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai

adanya preeklamsi.

3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)

4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

5) Pemberian imunisasi TT (T5)

6) Pemeriksaan Hb (T6)

7) Pemeriksaan VDRL (T7)


8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)

9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)

10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)

11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)

12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)

13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)

14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal

pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002: 88).

Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak
diberikan oleh dukun bayi (Prawiroharjo, 2002:90-91).
Pengertian Perilaku
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh
tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing masing.

Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons organisme atau seseorang terhadap
rangsangan dari luar subjek tersebut (Soekidjo,1993).

Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya.
Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut
rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,1997).

Robert Kwick (1974), perilaku adalah tindakan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.

Umum, perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai
manifestasi hayati dari bahwa dia adalah makhluk hidup (Kusmiyati & Desminiarni, 1990).

Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. dalam sebuah buku yang berjudul Perilaku Manusia, menguraikan perilaku
adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor
atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki
yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam dengan sebuah
buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat
minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, di dalam tubuh manusia.

Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner disebut teori S-O-Ratau Stimulus
Organisme Respon.

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Skinner membedakan adanya dua proses, yaitu:

Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus)
tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon respon yang
relative tetap.
Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup,
dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya mendengar berita musibah
menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.

Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh
stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulationatau reinforce, karena
memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik
(respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya
(stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
B. Bentuk-Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo,
2003):

1. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara
jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Teori Gestalt mempunyai prinsip-prinsip khusus yang berbeda dengan teori-teori psikologi lainnya.
Dalam menjelaskan fenomena psikologis, psikologi gestalt menganut prinsip-psinsip seperti yang
akan dijelaskan dibawah ini. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual
field. Setiap perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia
sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan
manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang dibentuk.

Prinsip-prinsip pengorganisasian:

1. Principle of Proximity: bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun
ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
2. Principle of Similarity: bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang
sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
3. Principle of Objective Set: Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk
sebelumnya
4. Principle of Continuity: Organisasi berdasarkan kesinambungan pola
5. Principle of Closure/ Principle of Good Form: bahwa orang cenderung akan mengisi
kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
6. Principle of Figure and Ground: yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat
dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran,
potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan
latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
Contoh: perubahan nada tidak akan merubah persepsi tentang melodi.
7. Principle of Isomorphism: Organisasi berdasarkan konteks.

Você também pode gostar