Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan yang memerlukan perhatian
di Indonesia. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu masih tinggi yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran sikap pemilihan penolong dan tempat persalinan serta faktor-faktor yang
berhubungan dengan sikap pemilihan penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Tambora bulan Juli 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi terjangkau penelitian ini adalah semua ibu hamil
yang datang ke Puskesmas Tambora untuk pemeriksaan ANC pada bulan Juli 2017. Pengambilan
sampel dengan cara simple random sampling, dengan sampel sebanyak 105 subjek. Hasil penelitian
didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara usia ibu dengan pemilihan tempat (p value = 1,00)
dan penolong persalinan (p value = 0,344) dan pendidikan terakhir ibu (p value = 0,672) dengan
pemilihan penolong persalinan. Sedangkan, terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan ibu (p
value = 0,005), penghasilan keluarga (p value = 0,000), paritas (p value = 0,014), dan pendidikan
terakhir ibu (p value = 0,027) dengan pemilihan tempat persalinan, serta terdapat hubungan antara
penghasilan keluarga (p value = 0,042), paritas (p value = 0,040), dan kepatuhan ANC (p value =
0,000) dengan pemilihan penolong persalinan. Oleh karena itu perlu penyuluhan tentang risiko
kehamilan, tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas serta pengarahan untuk melakukan
persalinan pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan ditolong tenaga kesehatan kepada ibu hamil.
Kata kunci: Tempat Persalinan, Penolong Persalinan, Usia Ibu, Pekerjaan Ibu
Abstract
Maternal and child health issue (MCH) is still a health problem that needs attention in Indonesia.
Based on Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012, maternal mortality is still high
at 359 per 100,000 live births. This study aims to determine the attitude of the selection of helper and
place of birth and factors related to the selection of helper and place of birth in pregnant women in
the work area of Tambora Public Health Center in July 2017. The research design used is descriptive
analytic study with cross sectional approach. Affordable population of this study were all pregnant
women who came to Tambora Health Center for ANC examination in July 2017. Sampling by simple
random sampling, with sample of 105 subjects. The result shows no significant correlation between
maternal age with place selection (p value = 1.00) and birth attendant (p value = 0,344) and
maternal education (p value = 0,672) with selection of birth attendant. Meanwhile, there were
significant relation between mother's job (p value = 0,005), family income (p value = 0,000), parity (p
value = 0,014), and mother's last education (p value = 0,027) with selection of place of delivery,
between family income (p value = 0.042), parity (p value = 0.040), and ANC compliance (p value =
0,000) with the selection of birth attendants. Therefore it is necessary to counsel about the risks of
pregnancy, signs of dangerous pregnancy, and childbirth as well as guidance for delivery at health
care facilities by health workers to pregnant women.
1
PENDAHULUAN memiliki risiko untuk terkena osteoporosis
dimana 41,2% dari keseluruhan sampel
Osteoporosis adalah suatu keadaan
yang berusia kurang dari 55 tahun
berkurangnya massa tulang sehingga
terdeteksi menderita osteopenia. Prevalensi
apabila terkena benturan yang ringan saja
osteopenia dan osteoporosis usia < 55
tulang tersebut akan patah. 1
tahun pada pria cenderung lebih tinggi
WHO (2003) mengatakan lebih
dibanding wanita, sedangkan >55 tahun
dari 75 juta orang di Eropa dan Amerika
peningkatan osteopenia pada wanita enam
menderita osteoporosis dan 9 juta yang
kali lebih besar dari pria dan peningkatan
mengalami fraktur di dunia diakibatkan
osteoporosis pada wanita dua kali lebih
oleh osteoporosis setiap tahunnya.
besar dari pria.2
Prevelansi dari osteoporosis telah
Dan penelitian yang dilakukan
mencapai proporsi endemik.2
oleh Ekaputri (2009) di Puskesmas
Hasil analisa data risiko
Kalisari Jakarta Timur, dari menunjukkan
Osteoporosis oleh Puslitbang Gizi Depkes
bahwa 65,3% responden memiliki
RI dan sebuah perusahaan nutrisi (2005)
pengetahuan yang baik tentang
dengan jumlah sampel 65.727 orang (
osteoporosis, sikap kurang baik mengenai
22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan)
osteoporosis 58,2% dan tindakan kurang
yang dilakukan pada 16 wilayah di
baik dalam melakukan osteoporosis
Indonesia secara selected people
78,6%.4
(Sumatera Utara & NAD, Sumatera Barat,
Oleh karena itu, berdasarkan
Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera
sumber kepustakaan yang telah disebutkan
Selatan & Bangka Belitung & Bengkulu,
sebelumnya bahwa tingkat kejadian
Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa
osteoporosis masih tinggi dan adanya
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
perbedaan pengetahuan, sikap serta
Timur, Bali & NTB & NTT, Kalimantan,
perilaku dalam menyikapi osteoporosis
Sulawesi & Maluku & Papua) dengan
sehingga mendorong kami untuk
metode pemeriksaan DMT (Densitas
melakukan penelitian pada pengunjung
Massa Tulang) menggunakan alat
Puskesmas > 40 tentang hubungan
diagnostik clinical bone sonometer,
pengetahuan, sikap dan perilaku serta
menunjukkan angka prevalensi osteopenia
faktor faktor yang berhubungan dengan
(osteoporosis dini) sebesar 41,7% dan
osteoporosis. Karena pada usia > 40 terjadi
prevalensi osteoporosis sebesar 10,3%. Ini
penurunan kecepatan pembentukan tulang
berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia
2
maka akibatnya pada masa inilah Kelurahan Wijaya Kusuma periode
seseorang rawan terhadap osteoporosis Agustus 2016, di Puskesmas Kelurahan
Wijaya Kusuma pada periode Agustus
METODE
2016. Selain itu didapatkan juga data
Jenis penelitian ini sekunder yaitu berupa Kartu Tanda
menggunakan penelitian deskriptif dengan Penduduk dari subjek pemnelitian untuk
pendekatan cross sectional mengenai mengetahui jenis kelamin.
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dan Kriteria Inklusi adalah semua
Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Semua pengunjung yang berusia lebih dari
Osteoporosis pada Pengunjung Usia Lebih 40 tahun di Puskesmas Kelurahan Wijaya
dari 40 tahun di Puskesmas Kelurahan Kusuma periode Agustus 2016 . Subjek
Wijaya Kusuma Periode Agustus 2016. yang bersedia untuk diwawancara dan
Sumber data terdiri dari data mengisi kuesioner dan mengukur tinggi
primer yang diambil dari subjek penelitian badan dan berat badan.
dengan menggunakan kuesioner dan Kriteria Eksklusi adalah subjek
pengukuran langsung yang diberikan yang mengalami kelainan bentuk tulang
kepada pengunjung usia lebih dari 40 dan yang mengalami fraktur
tahun yang datang ke Puskesmas
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1. Sebaran Pemilihan Tempat Persalinan dan Penolong Persalinan pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Tambora, Jakarta Barat,
Bulan Juli 2017
3
Tabel 4.2. Sebaran Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Penghasilan Keluarga, Paritas, Pendidikan Terakhir Ibu,
Kepatuhan ANC pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tambora, Jakarta Barat, Bulan Juli
2017
4
Tabel 4.3. Uji Statistik antara Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Penghasilan Keluarga, Paritas, Pendidikan
Terakhir Ibu dengan Pemilihan Tempat Persalinan pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tambora, Jakarta Barat, Bulan Juli 2017
Tempat Persalinan
Bukan Fasilitas Fasilitas Tot
Variabel Uji Nilai P Ho
Pelayanan Pelayanan al
Kesehatan Kesehatan
Umur Ibu
- Tidak Chi- Gagal
19 68 87 1,000
Berisiko Square Ditolak
- Berisiko 4 14 18
Pekerjaan Ibu
Chi-
- Tidak Bekerja 21 49 70 0,005 Ditolak
Square
- Bekerja 2 33 35
Penghasilan
Keluarga Chi-
0,000 Ditolak
- Rendah 18 28 46 Square
- Tinggi 5 54 59
Paritas
Chi-
- Rendah 15 30 45 0,014 Ditolak
Square
- Tinggi 8 52 60
Pendidikan
Terakhir Ibu Chi-
0,027 Ditolak
- Rendah 21 56 77 Square
- Tinggi 2 26 28
Tabel 4.4. Uji Statistik antara Umur Ibu, Penghasilan Keluarga, Paritas, Pendidikan Terakhir Ibu,
Kepatuhan ANC dengan Pemilihan Penolong Persalinan pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tambora, Jakarta Barat,
Bulan Juli 2017
Penolong Persalinan
Tot
Variabel Bukan Tenaga Tenaga Uji Nilai P Ho
al
Kesehatan Kesehatan
5
Umur Ibu
- Tidak Chi- Gagal
5 82 87 0,344
Berisiko Square Ditolak
- Berisiko 2 16 18
Penghasilan
Keluarga Chi-
0,042 Ditolak
- Rendah 6 40 46 Square
- Tinggi 1 58 59
Paritas
Chi-
- Rendah 6 39 45 0,040 Ditolak
Square
- Tinggi 1 59 60
Pendidikan
Terakhir Ibu Chi- Gagal
0,672
- Rendah 6 71 77 Square Ditolak
- Tinggi 1 27 28
Kepatuhan ANC
Chi-
- Tidak Patuh 6 10 16 0,000 Ditolak
Square
- Patuh 1 88 89
6
Berdasarkan tabel 1, didapatkan 64,2%, perilaku cukup 35 responden
yang tidak minum kopi sebanyak 56 dengan persentase 33,0% dan perilaku
responden dengan persentase 52,8%. Dan kurang sebanyak 3 responden dengan
yang minum kopi sebanyak 50 responden persentase 2,8%.
dengan perentase 47,2%.
Berdasarkan tabel 2, didapatkan Ho
Berdasarkan tabel 1, didapatkan
yang gagal ditolak antara pengetahuan
yang memiliki IMT kurus sebanyak 3
dengan jenis kelamin, latihan fisik dan
responden dengan persentase 2,8%, IMT
IMT.
normal 39 responden dengan persentase
36,8%, dan IMT obesitas 64 orang dengan Berdasarkan tabel 3, didapatkan Ho
persentase 60,4%. yang ditolak antara sikap dengan minum
Berdasarkan tabel 1, yang tidak susu dan latihan fisik.
berolahraga sebanyak 37 responden
Berdasarkan tabel 4, didapatkan Ho
dengan persentase 34,9%. Dan yang
yang ditolak antara perilaku dengan
berolahraga sebanyak 69% dengan
minum susu dan latihan fisik.
persentase 65,1%.
Berdasarkan tabel 1, didapatkan KESIMPULAN
responden yang memiliki pengetahuan
Dari hasil penelitian mengenai faktor-
baik sebanyak 56 responden dengan faktor yang berhubungan dengan sikap
persentase 52,8%, pengetahuan cukup 42 pemilihan tempat dan penolong persalinan
responden dengan persentase 52,8% dan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
pengetahuan kurang sebanyak 8 responden Tambora bulan Juli 2017, dari 105 sampel
dengan persentase 7,5%. didapatkan subjek yang memilih tempat
Berdasarkan tabel 1, didapatkan persalinan di non fasilitas kesehatan sebanyak
responden yang memiliki sikap baik 23 orang (21,9%) dan memilih tenaga non
kesehatan sebagai penolong persalinan
sebanyak 77 responden dengan persentase
sebanyak 7 orang (6,7%). Subjek dengan usia
72,6%, sikap cukup 23 responden dengan
berisiko sebanyak 18 orang (17,1%), yang
persentase 21,7% dan sikap kurang
tidak bekerja 35 orang (66,7%), 46 orang
sebanyak 6 responden dengan persentase
(43,8%) dengan penghasilan keluarga rendah,
7,5%. yang memiliki riwayat paritas rendah 45 orang
(42,9%), pendidikan rendah 77 orang (73,3%),
Berdasarkan tabel 1, didapatkan
16 orang (15,2%) tidak patuh jadwal ANC.
responden yang memiliki perilaku baik
sebanyak 68 responden dengan persentase
7
Terdapat hubungan bermakna antara Kesehatan Reproduksi dan
pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, paritas, Epidemiologi 2013; 2(3).
dan pendidikan terakhir ibu dengan pemilihan 2. Nurhapipa, Seprina Z. Faktor yang
tempat persalinan. Selain itu juga terdapat mempengaruhi ibu dalam memilih
hubungan bermakna antara penghasilan penolong persalinan di Puskesmas XIII
keluarga, paritas, dan kepatuhan ANC Koto Kampar I. Jurnal Kesehatan
terhadap pemilihan penolong persalinan. Komunitas 2015 Mei; 2(6).
3. Rukmini LW. Gambaran penyebab
kematian antenatal di Rumah Sakit
8
8. Jekti RP, Mutiatikum D. Hubungan Kesehatan Republik Indonesia tahun
antara kepatuhan antenatal care dengan 2016. Jakarta; 2016.
pemilihan penolong persalinan. Jurnal 17. Syaffudin BA. Buku acuan nasional
Kesehatan Reproduksi 2011 April; 1(2). pelayanan kesehatan maternal dan
9. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Bidang Kesehatan Masyarakat. Profil Pustaka; 2007.
kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 18. Fauzia R. Faktor-faktor yang
2015. Jakarta: Dinas Kesehatan Provinsi berhubungan dengan keputusan
DKI Jakarta; 2016. pemilihan tempat persalinan pasien
10. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Ed.4. poliklinik kandungan dan kebidanan di
Rachimhadhi T, Wiknijosastro GH, Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang
editor. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2014. Medical Center tahun 2014. Skripsi.
11. Cunningham FG, Lenevo KJ, Bloom Universitas Islam Negeri. Jakarta 2014.
SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. 19. Kementerian Pendidikan dan
Obstetri Williams. Ed.23. Jakarta: Kebudayaan Republik Indonesia.
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
12. Yenita S. Faktor determinan pemilihan [Online]; 2016 [cited 2017 Juli 14.
tenaga penolong persalainan di wilayah Available from:
kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten https://kbbi.kemdikbud.go.id/.
Pasaman Barat tahun 2011. Tesis. 20. Putri MD. Faktor-faktor yang
Universitas Andalas. Padang 2011. berhubungan dengan pemilihan tempat
13. Sugiarto A. Pengaruh tingkat persalinan tahun 2015. Jurnal Kesehatan
pendidikan ibu hamil terhadap Masyarakat April 2016; 4(2). h.55-67.
pemilihan penolong persalinan. Jurnal 21. Lumi V. Hubungan pendidikan ibu dan
Kedokteran Universitas Sebelas Maret pendapatan keluarga dengan
2010; 8(2). penggunaan pelayanan persalinan
14. Presiden Republik Indonesia. Peraturan tenaga kesehatan profesional. Tesis.
Pemerintah Republik Indonesia nomor Unviersitas Sebelas Maret. Surakarta
47 tahun 2016 tentang fasilitas 2014.
pelayanan kesehatan. Jakarta; 2016. 22. Wulansari AN, Anita D. Hubungan
15. Dewan Perwakilan Rakyat. Undang- antara status ekonomi dan jarak tempuh
undang nomor 36 tahun 2014 tentang pada ibu hamil dengan pemilihan
tenaga kesehatan. Undang-undang penolong persalinan di Desa
Republik Indonesia. Jakarta; 2014. p.1- Ngendrokilo. Jurnal Kebidanan 2011
28. Juni; 3(1).
16. Kementerian Kesehatan Republik 23. Ejawati PPFP. Faktor-faktor yang
Indonesia. Laporan kinerja Kementerian berhubungan dengan pemilihan tempat
9
persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Kalipucang Kabupaten Pangandaran
Provinsi Jawa Barat. 2015.
24. Leveno K, Cunningham F, Gant N, et al.
Williams Obstetrics. Ed.21. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
25. Walangadi NN, Kundre R, Silolonga W.
Hubungan pengetahuan ibu hamil
primigravida trimester III dengan
tingkat kecemasan ibu menghadapi
persalinan di poli KIA Puskesmas
Tuminting. Jurnal Kesehatan
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2014 April; 10(4).
26. Khudhori. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pemilihan
tempat persalinan pasien poliklinik
kandungan dan kebidanan Rumah Sakit
IMC Bintaro. 2012.
27. Marwan AA. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemilihan tempat
bersalin pada ibu hamil (studi kasus di
Kelurahan Rowosari, Kecamatan
Tembalang, Kota Semarang). Jurnal
Kedokteran Diponegoro 2016 Oktober;
5(4).
28. Elita IG. Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan pemilihan
penolong persalinan di wilayah kerja
Puskesmas Leuwigajah Kota Cimahi
Provinsi Jawa Barat. 2013.
29. Melfayetty Arief S. Determinan
pemilihan persalinan di fasilitas
kesehatan. 2010.
10