Você está na página 1de 82

SEMINAR AWAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

ANALISIS SITUASI DI RUANG KOMERING 1.1


RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN

DISUSUN OLEH :
Febri triandini 04084881618001
Silvia Nisa Noviantika 04084881618002
Yunita Ika Sari 04084881618003
Nurul Intan 04084881618041
Hikmah Utari Hirditia 04084881618042
Nia Septiani 04084881618045
Yulia indah Permatasari 04084881618046
Suliana Mega Lestari 04084881618047
Melia Aini 04084881618035
Ulfa Nur Rohmah 04084881618036
Muhammad Ibrahim 04084881618037
Rini Diana Sari 04084881618026
Hafiza Khoradiyah 04084881618027
Indah Prahitaningtias 04084881618028
Louis Destama 04084881618012
Novi Dwi Candra Sari 04084881618013
Yunita 04084881618016
Fitri 04084881618011
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan pelayanan atau asuhan keperawatan profesional
yang bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan
obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama (Nursalam, 2002).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dalam bidang keperawatan,
pelaksanaannya dikenal sebagai manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Nursalam, 2014). Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri
utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen
keperawatan memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk
menyikapi posisi masing-masing melalui fungsi manajemen (Muninjaya, 2004).
Mahasiswa Program Profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
Universitas Sriwijaya melakukan praktek Stase Manajemen Keperawatan selama
3 minggu, yaitu dari tanggal 29 Mei 2017 s/d tanggal 17 Juni 2017 di ruang
Komering 1.1 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik
keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga
melakukan praktek langsung di lapangan dengan arahan pembimbing lapangan
dan pembimbing akademik. Praktik manajemen keperawatan yang dilaksanakan
diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti di ruangan agar tercipta
asuhan keperawatan yang profesional. Adapun langkah pertama yang dilakukan
oleh mahasiswa adalah mengidentifikasi masalah yang ada di ruangan dengan
melakukan kajian situasi berupa observasi dan wawancara pada beberapa unsur
manajemen keperawatan yakni ketenagaan (man), sarana dan prasarana

2
(material) dan metode (method). Proses kajian situasi dilakukuan dengan metode
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Selanjutnya mahasiswa
merancang program kegiatan untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang
berkualitas.
Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisa manajemen keperawatan ruang
Komering 1.1 yang selanjutnya dapat menjadi pertimbangan dalam perubahan
manajemen keperawatan yang lebih baik. Selain itu, mahasiswa juga
memperagakan role play kegiatan di ruang Komering 1.1 seperti menjadi Kepala
Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana. Setelah program kegiatan tersebut
dilakukan maka mahasiswa beserta perawat ruangan melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan mahasiswa
mampu untuk mengetahui dasar- dasar pengelolaan unit pelayanan
keperawatan sesuai dengan konsep, mengetahui peran kepala ruangan,
perawat primer dan perawat associate dalam pelaksanaan fungsi manajemen
Selanjutnya, mengetahui langkah-langkah manajemen keperawatan serta
hubungan antara kelengkapan dokumentasi keperawatan dengan mutu
pelayanan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang di rawat di ruang
Komering 1.1RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan mahasiswa mampu
untuk :

a. Untuk mendapatkan data tentang ketenagaan (man)


b. Untuk mendapatkan data tentang metode (method)
c. Untuk mendapatkan data tentang material (material)
d. Untuk mendapatkan data tentang money
e. Untuk mendapatkan data tentang sarana dan prasarana (material)

3
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam
menerapkan praktik manajeman keperawatan di ruang Komering 1.1 RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
2. Bagi ruang Komering 1.1
Diharapkan program kerja manajemen keperawatan yang direncanakan
dapat memberi manfaat bagi perawat di ruangan dan rumah sakit agar
asuhan keperawatan dapat dilakukan secara optimal yang pada akhirnya
dapat meningkatkan mutu pelayanan.

4
BAB II
KAJIAN SITUASI
A. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN
1. Visi RSMH
Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional yang berstandar
internasional 2019.
2. Misi RSMH
a. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berstandar
internasional
b. Menyelenggarakan promosi kesehatan secara kompehensif dan
berkelanjutan
c. Menjalin kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dengan rumah sakit
jejaring
d. Meningkatkan kompetensi, kinerja dan kesejahteraan pegawai
3. Program prioritas RSMH 2015-2019
a. Akreditasi Internasional
b. RS rujukan nasional
c. Sebagai RS Pelayanan Publik
d. Performance RS
e. Unggulan dan prestasi nasional dan internasional
4. Motto RSMH
Kesembuhan dan kepuasan anda adalah kebahagian kami.
5. Tata nilai budaya RSMH
1) Sinergi
Perilaku utama: koordinasi, kolaborasi, satu persepsi dalam meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien
2) Integritas
Perilaku utama: Jujur, disiplin, konsisten, komitmen, dan menjadi teladan
3) Profesional
Perilaku utama: Tanggung jawab, kompeten, bekerja tuntas, akurat, efektif
dan efisien

6. Sifat, maksud dan tujuan rumah sakit


Tahun 2005 berdasarkan PP 23/2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dengan SK Menkes RI No:
1234/ Menkes/SK/VIII/2005, tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13
eks Rumah sakit Perjan statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Depkes RI
dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

5
Implementasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagai Badan
Layanan Umum dilaksanakan pada Januari 2006.
Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin :
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada
kepentingan masyarakat
b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang
kesehatan
c. Menghasilkan tenaga Dokter Umum, Spesialis dan Sub Spesialis serta
Keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.
B. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUANGAN KOMERING 1.1
1. Karakteristik Ruang/Unit
a. Filosofi Keperawatan
1) Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan psikososial yang
unik, kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap
pemberian asuhan keperawatan.
2) Keperawatan adalah bantuan bagi semua yang membutuhkan dengan
tidak membedakan suku, agama/kepercayaan dan statusnya, di setiap
tempat pelayanan kesehatan.
3) Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari
semua anggota tim kesehatan dan pasien / keluarga.
4) Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan
proses keperawatan dengan lima tahap untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan pasien / keluarga.
5) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki
wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan
standar asuhan keperawatan.
6) Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara
terus-menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staff dalam
pelayanan keperawatan.
b. Visi, Misi dan Tujuan Ruangan
1) Visi dan misi ruang Komering 1.1 mengacu pada visi dan misi RSUP
DR. Mohammad Hoesin Palembang.
2) Tujuan Pelayanan Keperawatan
a) Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang
yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem
Kesehatan Nasional.
b) Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan mengurangi/ menghilangkan kesenjangan.

6
c) Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.
d) Memberi kesempatan pada semua tenaga keperawatan untuk
mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya.
e) Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota
tim kesehatan.
f) Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan
kesehatan.
g) Menciptakan iklimyang menunjang proses belajar mengajar
dalam kegiatan pendidikan bagi perkembangan tenaga
keperawatan.
h) Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan
dan perkembangan pribadi tenaga keperawatan.
c. Sifat Kekaryaan Ruang
1) Fokus Telaah
Instalasi rawat inap D ruang Komering 1.1 merupakan pelayanan
rawat inap kelas III laki-laki yang dikhususkan untuk penyakit dalam
yang terbagi dalam penyakit infeksi dan non infeksi, yang sebagian
besar melayani pasien BPJS, askin, dan jamsoskes. Ruang Komering
1.1 mempunyai 7 kamar dimana masing-masing kamar berisi 6 buah
tempat tidur, terdapat 1 kamar mandi. Ruang Komering 1.1
mempunyai kapasitas tempat tidur 42 buah.
Karakteristik pasien yang dirawat di ruang Komering 1.1 adalah
sebagai berikut :
1. Dewasa > 18 tahun
2. Laki laki
3. Pasien non infeksi dan infeksi untuk semua kasus penyakit
Tabel 2.1
No. Kamar Jumlah TT Keterangan
1. Kamar 1 6 TT Untuk pasien laki-laki non infeksi
2. Kamar 2 6 TT Untuk pasien laki-laki non infeksi
3. Kamar 3 6 TT Untuk pasien laki-laki non infeksi
4. Kamar 4 6 TT Untuk pasien laki-laki non infeksi (gangren)
5. Kamar 5 6 TT Untuk pasien laki-laki infeksi
6. Kamar 6 6 TT Untuk pasien laki-laki non infeksi
7. Kamar 7 6 TT Untuk pasien laki-laki non infeksi

Ruang komering 1.1 merupakan pelayanan keperawatan minimal care hingga


high care yang meliputi:
1) Pelayanan keperawatan untuk gangguan ginjal
2) Pelayanan keperawatan untuk gangguan jantung

7
3) Pelayanan keperawatan untuk gangguan kelainan darah
4) Pelayanan keperawatan untuk pemberian obat kemoterapi
5) Pelayanan keperawatan untuk penyakit DM dan ulkus
diabetikum/gangrene

8
d. Struktur Organisasi Ruangan
Skema 1.1

STURKTUR ORGANISASI RUANG KOMERING 1.1

RS. Dr.Moh.Hoesin Palembang


KA. INSTALASI IRNA NON BEDAH

Hj.SRI LANIAH,SKM,MM

KEPALA RUANGAN

LINDA ARYANI,S.KEP,NERS

KATIM I KATIM II KATIM III TATA USAHA PEKARYA

DEWI MARIANA,AMK DESI AMANDA,AMK CHANDRAYATI,BSC SYAMSUL -FATMAWATI


-SARINAH
-NURYADI
PELAKSANA: PELAKSANA: PELAKSANA: GIZI -SRI UTARI
-TRUNO
RENI RATIH,S.KEP PERAWATI,S.Kep ** LEONARDO,S.KEP,NERS JAYANTI

OCVALIANDINY, S.Kep* LIKA HANDAYI,S.KEP,NERS MITA FRAND SISCA,S.KEP,NERS

DIANI AFRIDA,AMK KIKI SANDRA,S.KEP MARINA TANJUNG,AMK


Keterangan :
APRIYANDI, AMK MSY. HASTINI,S.KEP,NERS ** Cuti melahirkan
MARLENA,AMK
* Diperbantukan Rupid 2
RISKA YUNIARTI,S.KEP,NERS AMRINA MUHTAR,S.KEP,NERS RIKA LESTARI,AMK
9
Instalasi rawat inap D di kepalai oleh ibu Hj Sri Laniah, SKM MM. Instalasi rawat
inap D terdiri dari 2 ruangan yaitu komering 1.1 dan komering 1.2. Ruangan komering 1.1
di kepalai oleh ibu Linda Aryani S.kep Ners, dan membawahi 3 kepala tim beserta
anggotanya, tata usaha, dan pramubakti. Yaitu :
1. Katim I : Dewi Mariana, Amk
Perawat pelaksananya :
- Reni Ratih, S.kep
- Ocvaliandiny, S.Kep
- Dian Afrida, Amk
- Marlena, Amk
- Riska yuniarty, S.Kep., Ners
2. Kepala tim II : Desi Amanda, Amk
Perawat pelaksananya :
- Perawati, S.Kep
- Lika handayani S.Kep. Ners
- Kiki Sandra, S.Kep.
- Apriyandi, Amk
- Amrina muhtar, S.Kep. Ners
3. Katim III : Chandayati, Bsc
Perawat pelaksana
- Leonardo Tambunan, S.Kep. Ners
- Mita Fradsisca, S.Kep. Ners
- Marina Tanjung, Amk
- Msy. Hastini, S.Kep. Ners
- Rika lestari, AMK
4. Tata usaha : Syamsul
5. Gizi : Jayanti
6. pramubakti
a. Fatmawati
b. Sannah
c. Nuryadi
d. Sri utari
e. Trisno
C. HASIL KAJIAN RUANGAN
1) Lingkup Garapan
Lingkup garapan di ruang Komering 1.1 dalam pelayanan meliputi
pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan keluarga serta pemberian intervensi untuk
mengatasi masalah yang muncul baik aktual maupun potensial.
Elemen elemen dalam lingkup garapan ruang Komering 1.1 :
a) Pemeliharaan pola pola normal dari fungsi fungsi dasar/ kebutuhan dasar
manusia
b) Pengelolaan rasa nyeri dan ketidaknyamanan
c) Penanganan masalah psikis (emosional) berkaitan dengan penyakit dan
pengobatan
d) Peningkatan pengetahuan klien dan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan

10
e) Memfasilitasi selfcare (perawatan diri) pasien secara mandiri oleh klien
maupun keluarga
f) Membantu pasien menghadapi kematian beserta prosesnya agar dapat
meninggal dengan damai
2) Basis intervensi
Dari fokus telaah dan lingkup garapan keperawatan yang sudah diuraikan
sebelumnya, basis intervensi keperawatan adalah ketidakmampuan klien (dewasa)
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri, (self care deficit). Ketidakmampuan
ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara tuntutan kebutuhan dan
kapasitas klien untuk memenuhinya sebagai akibat perubahan fisiologis pada satu
atau berbagai sistem tubuh. Kondisi ini unik pada setiap individu karena
kebutuhan akan self care dapat berbeda-beda sehingga dibutuhkan integrasi
keterampilan-keterampilan berpikir logis-kritis, teknis, dan telaah legal-etis untuk
menentukan bentuk intervensi keperawatan mana yang sesuai apakah bantuan
total, parsial, atau suportif edukatif yang dibutuhkan klien.
Pada ruangan Komering 1.1 basis intervensi keperawatannya antara lain
1. Klien mau memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri namun ia tidak mampu
karena keterbatasan gangguan mobilitas fisik.
2. Klien mau memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri namun ia tidak tahu
bagaimana cara memenuhi keterbatasan tersebut karena kurangnya informasi.
3. Klien mampu memenuhi kebutuhan dasarnya namun ia tidak tahu bagaimana
menangani penyakit yang diderita (contohnya pada pasien kulit)
4. Klien mampu memenuhi kebutuhan dasarnya namun ia tidak mau karena
ketidakpercayaannya terhadap kemampuan dirinya sendiri.
5. Klien tahu cara memenuhi kebutuhan dasarnya namun dia tidak mau karena ia
memilih untuk mengandalkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
6. Klien tahu cara memenuhi kebutuhan dasarnya namun tidak mampu karena
keterbatasan gangguan mobilitas fisik
3) Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di ruang Komering 1.1
1. Kepala Ruangan Komering 1.1
Tabel 2.2
URAIAN TUGAS
1. Mengkoordinasi
a. Pelayanan Keperawatan di ruang diarnostic dan perawatan
b. Pemeliharaan alat diagnostic dan perawatan agar selalu dalam keadan
siap pakai
c. Permintaan rutin, alat medis, alat nonmedis,obat,perbaikan,sarana dan
prasaranayang dibutuhkan untuk ruangdiagnostik dan keperawatan
2. Perencanaan Pelayanan keperawatan di ruang Komering 1.1

11
a. Pelayanan Yang dibutuhkan
b. Kebutuhan SDM, alat medis,alat non medis
c. Menyusun jadwal dinas tenaga perawat dan tenaga lain sesuai dengan
kebutuhanyang berlaku.
3. Melaksanakan
a. Program orientasi, baik tenaga paramedis dan non paramedis yang
baru dan yanglama. Program orientasi kepada pasien dan keluarganya
meliputi tentang
1) Peraturan rumah sakit
2) Tata tertib rumah sakit
3) Fasilitas yang ada diruang perawatan
4) 4 Fasilitas yang ada diruang perawatan
5) Cara pengunaan fasilitas tersebut
6) kegiatan rutin sehari-hari terhadap pasien diruang perawatan
pasien
7) Penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan
8) dibidang perawatan
9) Penialaian Pra DP 3 tenaga perawat pelaksana dan tenaga lain yang
adadiwilayah tanggung jawabnya
4. Pengawas dan Pengendali pelayanan keperawatan
a. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan alat-alatperawatan
dan obat- obatan
b. Mengawasi dan mengendalikan sistem pencatatan rekam medik
dan pelaporankegiatan asuhan perawatan
c. Mengatur dan memelihara Kebersihan lingkungan dan Buku
Register serta berkascacatan medik
d. Rapat rutin dan sewaktu-waktu dengan pelaksana
e. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
dirawat
f. Menciptakan dan mmelihara suasanakerja yang baik antarpetugas
pasien dankeluarga
g. membuat kesepakatan Komitrment dengan bawahan apa yang
sebaiknya harusdikerjakan oleh bawahan untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang terbaik bagipasien, diruang
perawatan diwilayahnya.
h. Mencatat hasil kegiatan bawahannya, setiap hari dan memasukan
hasil capai kegiatanbawahannya ke dalam formulir monitoring
individu Perfomance plan IPPFormulir Monitoring IPP adalah alat
yang digunakanuntuk memonitor dan mengukurpencapaian target
pegawai dalam priode tertentu.
i. Memecahkan Masalah Yang timbul baik :
1. Pasien atau Karyawan bawahannya
2. Masalah non tehnis yaitu masalah pribadi yang menganggu
pencapaian hasilkerjanya dan hasil pemecahannya dituangkan
dalam formulir Konseling
3. Masalah Tehnis yaitu Masalah yang berhubungan dengan
keduanya baik menyangkut sarana dll yang berpengaruh
terhadap hasil pemecahannyadimasukkan kedalam
formulirProblem Indentification correective Action (PICA)

12
5. Mengevaluasi
a. Terhadap hasil pelayanan yang telah diberikan kepada pasien
b. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas bawahannya dan memasukan
hasil keriabawahannya, ke dalam formulir evaluasi kinerja dan
menetapkan nilai KeyResult Area (KRA) Hasil kerja karyawan dan
Key Behavior Area (KBA)Tingkahlaku karyawan dalam disiplin.
ketaatan kejujuran,kerjasamakomunikasi, dan kepemimpinan.
c. Pelaporan
1) Melaporkan hasil kegiatan bulanan setiap tanggal 3 awal bulan
berikutnyakepada atasannya.
2) Melaporkan kepada atasan bila timbul masalah yang tidak
bisadiselesaikan
6. Memeriksa dan meneliti
a. Pengisian senus harian pasien
b. Pengisian permintaan makanan pasien
c. Meneliti dan menandatangani BCP
d. Memeriksa dan meneliti pemberian terapi terhadap pasien
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan, terutama dalam
peningkatan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian di RSMH (beban
kerja di luar TUPOKSI antara lain : aktif dalam kepanitiaan, menjalankan
standar peningkatan mutu layanan sesuai dengan akreditasi RS
(KARS/JCI) dan Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan (ARSPI).

2. Tugas kepala Tim Komering 1.1


Tabel 2.3
URAIAN TUGAS
1. Mengendalikan dan Mengkeoordinir
a. Kegiatan Asuhan keperawatan
b. Kegiatan Pelayanan kesehatan
c. Pelaksana tata tertib kebersihan keamanan
2. Membagi tugas kepada semua Tim
3. Memberikan bimbingan kepada Anggota Tim
4. Memindahkan tenaga pelaksana dari suatu ruangan ke ruangan lain yang
kekurangantenaga
5. Menguasai dan mengambil tindakan bila tim berpermasalahan ruang-
ruang dibawahdi cakupan wilayah tim seperti
a. Permasalahan yang bisa diatasi diselesaikan sendiri
b. Permasalahan yang tidak bisa diatasi lapor kepada pihak yang
berwenang
c. Masalah sarana dan prasarana lapor ke Divisi pemeliharaan,

6. Mengadakan serah terima antara kedua tim dinas sore dan dinas malam
7. Mengabsen tenaga pelaksana perawat diruang- ruang di wilayah
cakupannya

13
8. Mengadakan kunjungan keliling ke ruangyang berada di wilayah
cakupannya, bilasibuk mengontrol melalui telepon
9. Membuat laporan khusus dalam satu buku mengenai hal- hal penting
yang adahubungannya mengenai pelaksanaan pelayanan asuhan
keperawatan yang berisi
a. Tanggal dinas
b. Jumlah tenaga pelaksana yang hadir, tidak (nama)
c. Jumlah pasien di masing-masing ruang
d. Hal-hal yang penting
e. Tanda Tangan Ketua tim
b. f.Serah terima dengan Katim Shif
10. Membantu dan melaksanakan asuhan keperawatan tehadap pasien di
ruang dibawahwilayah cakupannya
11. Menilai pekerjaanAsuhan keperawatanpelaksana perawat di wilayah
cakarpannyapada jam-jam dinas yang bersangkutan
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan, terutama dalam
peningkatan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian di RSMH
(beban kerja di luar TUPOKSI antara lain : aktif dalam kepanitiaan,
menjalankan standar peningkatan mutu layanan sesuai dengan akreditasi
RS (KARS/JCI) dan Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan (ARSPI).

3. Tugas Perawat Pelaksana Ruang Komering 1.1


Tabel 2.4
URAIAN TUGAS
Pelaksana perawatan Ruang Komering 1.1
1. Menciptakan dan Memelihara
a. Kebersihan rawat inap dan lingkungannya
b. Alat-alat, medis, selau dalam keadaan siap pakaiperawatan
c. Hubungan keria sama yang baik dengan anggota lain dalam tim
pelayanankesehatan
d. Sunsana yang baik antar pasien dan keluarganya
2. Melaksanakan
a. Pengkajian Keperawatan
b. Tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan
berorientasi pada 14komponen dasar yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
a) Memberikan oksigen
b) Resusitasi
c) Mengisap Lendir
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
a) Memberi makan
b) Memberi minum
c) Memberi makan dengan sonde
3. Memberi terapi parenteral
a) Memberi cairan melalui infus

14
b) Transfusi darah
4. Menimbang berat badan
5. Mencatat intake dan out put
6. Memenuhi kebutuhan eleminasi
a) Membantu BAB dan BAK
b) Katerisasi
c) Memasang kateter
d) Memberikan huknah rendah dan tinggi
e) Memberikan glycerin dengan spuit
f)Memberikan obat pencahar
7. Memenuhi kebutuhan keamanan
a) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah ditempat tidur
b) Mencegah infeksi nosokomial
c) Menjaga keselamatan pasien yang dibawa dengan branker,
rollstoel
d) Mencegah kecelakaan pada alat elektonik
e) Mencegah kekeliruan pemberian obat
f) Mencegah Kecelakaan akibat faktor lingkungan
8. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
a) Memandikan pasien
b) Mengganti pakaian pasien
c) Menjaga kebersihan mulut
d) menyikat gigi
e) membersihkan mulut
f) memelihara gigi palsu
g) menganti alat tenun tempat tidur
h) mencuci rambut
i) menyisir rambut
j) memotong kuku
9. Membantu pasien istrahat dan tidur
10. memenuhi kebutuhan gerak dan jasmani
a) Mengatur posisi baring pasien
b) Melaksanakan mobilisasi dini sesuai kebutuhan
c) Mengadakan ambulasi dini
d) Mencegah dekubitus pada pasien tirah baring lama
11. Memenuhi kebutuhan spiritual
a) Membantu pasien beribadah
b) Membantu pelayanan mental spiritual pada pasien
c) Rawat/ menghadapi sakaratul maut
d) Merawat jenazah
12. Memenuhi kebutuhan emosianal
a) Melaksanakan program orientasi pada pasien baru
b) Tentang ruangan tata tertib, fasilitas
c) Melaksanakan komunikasi terapeutik
d) Menyiapkan mental pasien preoperative
13. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan komunikasi
a) Mengatur suhu badan
b) Menghitung pernafasan
e) Menghitung denyut nadi
d) Mengukur tekanan darah

15
e) Menghindari terjadinya alergi obat
f)Melakukan tindakan darurat pada pasien
g) Memberikan kompres panas
h) Memberi kompres dingin
I4. Memenuhi kebutuhan pengobatan
a) Melaksanakan pemberian obatper oral
b) Melaksanakan pemberian obatparentral
c) Intrak utan
d) Subkutan
e) Intramuskular
f) Intravena
15. menuhi kebutuhan penyuluhan
a) Memberikan penyuluhan secara individual
b) Memberikan penyuluhan secara kelompok
16. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
a) Melatih pasien mengerakkan anggota tubuh di tempat tidur
b) Melatih pasien turun dari tempat tidur
c) Melatih pasien berjalan
d) melatih pasien menggunakan alat bantu
e) membantu pasien menggunakan kursi roda
f) melaktih pasien menggunakan alat penyangga
g) evaluasi tindakan keperawatan sesuai sebatas kemampuannya
h) catatan askep
i) tugas pagi, sore, malam secara berganti
j)serah terima tugas, obat, alat-alat kepada petugas pengganti
3. mempersiapkan dan menyiapkan
a) pasien, alat dan bahan tindakan diagnostic dan terapetik
b) pasien untuk tindakan pembedahan
c) pasien yang akan pulang
1. penyelesaian administrasi
2. penyuluhan pada pasien dan keluarganya sesuai dengan kebutuhan
4. menentkan diagnosa keperawatan sesua dengan ketentuan
5. menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuan
6. mengikuti pertemuan berkala yang diadakan kepala ruangan rawat
7. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
keperawatan
8. melakukan pertolongan pertama pada pasien dalam keadaan darurat
sesuai dengan kebutuhan
9. mengantar pasien yang akan pulang sampai ruang tunggu keluarga
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan, terutama dalam
peningkatan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian di RSMH
(beban kerja di luar TUPOKSI antara lain : aktif dalam kepanitiaan,
menjalankan standar peningkatan mutu layanan sesuai dengan akreditasi
RS (KARS/JCI) dan Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan (ARSPI).

16
D. KAJIAN SITUASI RUANGAN
1. MAN
a) Ketenagaan
a. Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
Tabel 2.2
Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
No Tenaga Perawat Jumlah Persentase
1 Perawat 19 orang 73,2 %
2 Tata usaha 1 orang 3,8%
3 Gizi 1 orang 3,8%
4 Pramubakti 5 orang 19,2%
TOTAL 26 orang 100%

Berdasarkan tabel 2.2 diatas, sebagian besar (73,2%) ketenagaan di


ruang Komering 1.1 adalah tenaga keperawatan.
b. Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 2.3
Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 S1 Keperawatan (Ners) 7 orang 36,8%
2 S1 Keperawatan 3 orang 15,7%
3 D III Keperawatan 9 orang 47,3%
TOTAL 19 orang 100%

Berdasarkan tabel 2.2 diatas, sebagian besar (47,3%) tenaga


keperawatan di ruang Komering 1.1 berpendidikan Diploma III
c. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja
Tabel 2.4
Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja
No Masa Kerja Jumlah Persentase
1 5 tahun 14 orang 73,6%
2 5 - 15 tahun 2 orang 10,5%
3 16 25 tahun 3 orang 15,7%
TOTAL 19 orang 100%
Berdasarkan tabel 2.4 diatas, sebagian besar (73,6%) tenaga
keperawatan di ruang Komering 1.1 memiliki pengalaman kerja <5 tahun.

d. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan pelatihan kompetensi


Tabel 2.5
Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan pelatihan kompetensi

17
No Nama Pendidikan Pelatihan
1 Linda Arayni, S.Kep, Ners 1. INSTRUKTUR KLINIK/CI (Th : 2010)
S.Kep,Ners 2. KREDENSIAL KEPERAWATAN (Th :
2014)
3. PERAWATAN LUKA (Th : 2014)
4. K3 (Th : 2015)
5. PATIENT SAFETY (Th : 2015)
6. BHD (Th : 2015)
7. EKG (Th : 2015)
8. ASESOR PERAWAT KLINIK (Th :
2015)
9. PPI ( Th : 2017)
2 Dewi Mariana, D3 perawat 1. SERVICE EXCELLENT
AMK (KOMUNIKASI EFEKTIF/ETIKA
KEPERAWATAN (Th : 2012)
2. PPI ( Th : 2017)
3. BHD (Th : 2014)
4. PRE ANALITIK & PLEBOTOMY (Th :
2013)
5. K3 (Th : 2015)
6. PATIENT SAFETY (Th : 2015)
7. PPGD (Th : 2013)

3 Chandra yati, AMK D3 perawat 1. SERVICE EXCELLENT


(KOMUNIKASI EFEKTIF/ETIKA
KEPERAWATAN (Th : 2012)
2. PPI ( Th : 2017)
3. BHD (Th : 2015& 2016)
4. PRE ANALITIK & PLEBOTOMY (Th :
2013)
5. K3 (Th : 2015)
6. PPI (Th : 2017)
7. PATIENT SAFETY (Th : 2015& 2016)
8. PPGD (Th : 2013)
9. PERAWATAN LUKA (Th: 2017)
10. PRE ANALITIK & PLEBOTOMY (Th :
2013)
4 Desi Amanda, AMK D3Perawat 1. BHD (Th : 2015)
2. PATIENT SAFETY (Th : 2015)
3. PERAWATAN LUKA (Th: 2017)
4. WORKSHOP AKREDITASI (Th: 2014)
5 DianiAfrida, AMK D3Perawat 1. PATIENT SAFETY (Th: 2016)

6 Reni Ratih R, D3 Perawat 1. BHD (Th : 2016)


S.Kep 2. K3 (Th : 2015)
3. PATIENT SAFETY (Th : 2015)
4. PPI (Th: 2016)

18
5. PPGD (Th: 2009)
6. WORKSHOP PHLEBOTOMI (Th:
2015)

7 Ocvaliandiny,Skep D3 Perawat 1. BHD (Th : 2015)


2. K3 (Th : 2015)
3. PATIENT SAFETY (Th : 2015)
4. WORKSHOP PLEBOTOMY (Th: 2015)

8 Perawati, S.Kep D3 Perawat 1. BHD (Th : 2010)


2. K3 (Th: 2010)
3. PATIENT SAFETY (Th: 2010)
4. PPI (Th. 2017)
5. WORKSHOP AKREDITASI (2014)
9 Leonardo S.KepNers 1. BHD (Th: 2016)
Tambunan,Skep 2. K3 (Th: 2015)
Ns 3. PATIENT SAFETY (Th: 2016)
4. BTCLS (Th: 2015)

10 Marlena, AMK D3 Perawat 1. BHD (Th: 2016)


2. K3 (Th: 2016)
3. PATIEN SAFETY (Th: 2017)

11 LikaHandayani, S, Ners 1. BHD (Th : 2016)


Kep, Ners 2. K3 (Th : 2016)

12 MitaFransisca, Ners 1. BHD (Th : 2016)


Skep, Ners 2. PATIENT SAFETY (Th : 2016)

13 Marina Tanjung, D3 perawat 1. BHD (Th : 2016)


AMK

14 Apriyandi, AMK D3 perawat 1. PATIENT SAFETY (Th : 2014)

15 Kiki Sandra, D3 perawat 1. BHD (Th : 2015)


S.Kep, M.Kes 2. K3 (Th : 2016)
3. PATIENT SAFETY (Th : 2015)
4. PERAWATAN LUKA (Th: 2017)

16 Msy. Ners 1. PATIENT SAFETY (Th : 2017)


HastiniApriyanti, 2. PPGD ( Th : 2012)
S.Kep, Ners 3. WORKSHOP AKREDITASI (Th: 2014)

17 Rika Lestari, AMK D3 perawat 1. PATIENT SAFETY (Th : 2017)


2. PPGD ( Th : 2012)
3. WORKSHOP AKREDITASI (Th: 2014)

18 RiskaYuniarty, Ners 1. BHD (Th : 2016)

19
S.kep, Ners 2. K3 (Th : 2016)
3. PATIENT SAFETY (Th : 2016)
4. PPI (Th: 2016)

19 AmrinaMuchtar, 1. PATIENT SAFETY (Th: 2017)


S.kep, Ners

Berdasarkan tabel 2.5 diatas, sebagian besar (100%) tenaga


keperawatan di ruang Komering 1.1 pernah memperoleh pelatihan
tambahan (seperti : BHD, Patient safety, dll).
e. Analisa kebutuhan tenaga perawat di ruang Komering 1.1
Tabel 2.6

Perhitungan Jumlah Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien

Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga


Hari
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Selasa, 30 MC - - - -

Mei 2017 IC 35 35 x 0,27 35 x 0,15 35 x 1,0

TC - - - -

Total 35 orang 9,45 5,25 3,5


Jumlah kebutuhan perawat setiap hari = Pagi + Sore + Malam

= 18,2

= 19 orang perawat

Jumlah tenaga lepas dinas/ cuti perhari

= 4,1
= 4 orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di ruang rawat inap

Komering 1.1 : 18 orang ditambah 4 perawat lepas dinas ditambah 4 orang

struktural (karu + 3 katim) = 18 + 4 + 4 = 26 orang.

b) Pasien

20
Pasien yang dirawat di ruang Komering 1.1 berjenis kelamin laki laki dengan
usia rata-rata 40 tahun, dengan keterangan penyakit yang dialami yaitu : pasien dengan
penyakit dalam, pasien dengan pre dan post tindakan pembedahan serta pasien dengan
pre dan post kemoterapi.
1. Daftar penyakit yang diderita pasien
Tabel 2.7

Daftar Penyakit Ruang Rawat Inap Komering 1.1

No Penyakit Februari Maret April Jumlah


1 CKD Stage V 12 3 16 31
2 Anemia 15 3 10 28
3 DM tipe II 12 2 2 16
4 Ganggren Diabetikum 6 2 7 15
5 PPOK Eksaserbasi 4 1 7 11
6 DLI 6 - 3 9
7 Ca. Paru 6 - 3 9
8 LNH 4 - 4 8
9 CAP 5 - 2 7
10 MDS 4 - - 4

Berdasarkan tabel diatas penyakit terbanyak ruang Komering 1.1 pada bulan
februari sampai April tahun 2017 adalah CKD Stage V sebanyak 31 pasien dan yang
paling sedikit MDS sebanyak 4 pasien.
2. Pendidikan

Pendidikan pasien yang menjalani perawatan (Selasa, 30 Mei 2017) yang

berjumlah 35 pasien dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini :

Tabel 2.8
Persentase Pasien Berdasarkan Pendidikan Pasien

21
Sarjana Diploma SLTA SLTP SD
Persentase 5% 5% 30% 25% 35%
Pendidikan

Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah persentase tertinggi

pendidikan pada pasien di Komering 1.1 yaitu pendidikan SLTA dengan persentase

30%.

3. Rekapitulasi lama rawat pasien

Tabel 2.9
Persentase Lama Rawat Pasien
>1 Minggu 1-2 Minggu 3.4 Minggu 4 minggu
Persentase 26% 34% 34% 6%

22
Dari tabel 2.5 terlihat bahwa persentase lama rawat pasien yang paling tinggi
adalah pada rentang rawat 1-2 minggu dan 3-4 minggu sebesar 34%.
4. Efisiensi pelayanan di ruang Komering 1.1
1) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat hunian RS (dalam bentuk
presentase). Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator inimemberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan hasil dokumentasi ruangan Komering 1.1 didapatkan hasil
BOR pada tanggal 29 Mei-11 Juni 2017 adalah 90,39%, dimana berdasarkan
depkes tahun 2005 bahwa nilai ideal BOR yaitu 60-85 % berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulakan bahwa BOR atau tingkat hunian ruangan Komering
1.1 tergolong tidak ideal.
Tidak idealnya tingkat hunian Komering 1.1 juga dipengaruhi oleh:
1) Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang adalah rumah sakit tipe A yang
merupakan rumah sakit rujukan Nasional. Hal tersebut menyebabkan RSMH
tidak dapat menolak pasien jika ada pasien rujukan.
2) Ruangan Komering 1.1 merupakan ruang rawat inap kelas 3 yang merupakan
kelas yang paling banyak jumlah pasien yang masuk.
2) ALOS (Average Length of Stay)
Menurut Depkes RI (2005), ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis

23
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,2005).
Hasil ALOS pada ruang Komering 1.1 dari tanggal 29 Mei 11 Juni 2017
adalah 6,9. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai
ALOS atau rata-rata lama rawat dari tanggal 29 mei-11 Juni 2017 di Komering
1.1 termasuk dalam kategori ideal.
3) TOI (Turn Over Interval)
TOI (Turn Over Interval) adalah tenggang perputaran. Menurut Depkes RI
(2005), TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari.
Hasil TOI pada ruang Komering 1.1 dari tanggal 29 Mei 11 Juni 2017
adalah 0,91. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai
TOI pada 29 Mei 11 Juni 2017 di Komering 1.1 termasuk dalam kategori tidak
Ideal.

2. MATERIAL
a. Denah Ruang Komering 1.1

24
KM
PINTU
KAMAR 4 KAMAR 5 KM

PINTU

PINTU
KM KM

KM KAMAR 3 KAMAR 6 KM

PINTU

PINTU
JALUR EVAKUASI
KM KM

KM KAMAR 2 KAMAR 7 KM

PINTU

PINTU
KM KM

KM KAMAR 1 NURSE KM

STATION
PINTU

NT
KM

PI

U
PINTU

NT

RUANG
PI

RUANG

PINTU
COASS TINDAKAN

RUANG KEPALA
RUANGAN
PANTRY
RUANG LINEN
PINTU

Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Komering


1.1 dapat disampaikan bahwa :
Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar
matahari
Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan jendela.
Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.
Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih
Dinding : Kuat, tidak retak, bersih
Sarana air bersih : Tersedia
Pembuangan air limbah : Lancar
Tempat sampah medis dan non medis terpisah.
b. Kapasitas Unit Ruang Rawat Inap komering 1.1
Ruang rawat inap Komering 1.1 merupakan ruang rawat inap penyakit
dalam khusus laki-laki yang terdiri dari 7 ruang rawat inap penyakit dalam
dengan kapasitas tempat tidur 42 pasien, dengan rincian tempat tidur sebagai
berikut:

25
Kamar 1
Terdiri dari 6 tempat tidur dengan fasilitas 6 narkase, 6 regulator O2 dinding,
2 kamar mandi, 4 kipas angina dan nursing call pada masing-masing tempat
tidur dalam keadaan baik.
Kamar 2
Terdiri dari 6 tempat tidur dengan fasilitas 6 narkase, 6 regulator O2 dinding,
2 kamar mandi, 4 kipas angina dan nursing call pada masing-masing tempat
tidur dalam keadaan baik.
Kamar 3
Terdiri dari 6 tempat tidur dengan fasilitas 6 narkase, 6 regulator O2 dinding,
2 kamar mandi, 2 kipas angin dan nursing call pada masing-masing tempat
tidur dalam keadaan baik.
Kamar 4
Terdiri dari 6 tempat tidur dengan fasilitas 6 narkase, 6 regulator O2 dinding,
2 kamar mandi, 3 kipas angina dan nursing call pada masing-masing tempat
tidur dalam keadaan baik.
Kamar 5
Terdiri dari 6 tempat tidur dengan fasilitas 6 narkase, 6 regulator O2 dinding,
2 kamar mandi, 3 kipas angina dan nursing call pada masing-masing tempat
tidur dalam keadaan baik.
Kamar 6
Terdiri dari 6 tempat tidur dengan fasilitas 6 narkase, 6 regulator O2 dinding,
2 kamar mandi, 4 kipas angin dan nursing call pada masing-masing tempat
tidur dalam keadaan baik.

Kamar 7
Terdiri dari 6 tempat tidur dengan fasilitas 6 narkase, 6 regulator O2 dinding,
2 kamar mandi, 3 kipas angina dan nursing call pada masing-masing tempat
tidur dalam keadaan baik.
1 buah emergency troli
1 buah Nursing Call
1 buah telpon administrasi

26
c. Fasilitas alat rumah tangga di Ruang Komering 1.1
Tabel 2.16
Daftar Alat Rumah Tangga di Ruang Komering 1.1
Kondisi
No Alat Jumlah Analisa
Jenis Baik Tidak
MEDIS
1. Tempat Tidur 42 40 2 Sidetrail
rusak, roda
lepas
2. Matras dekubitus 1 1
3. Narkase 42 42 -
4. Standar infus berkaki 4 4 -
5. Regulator dinding O2 42 42 -
6. Permanent vaccum - - - -
7. Nurse call 42 42
8. Tensi Meter 5 5 -
9. Suction pump 1 1 - Tidak
menghisap
maksimal
10. Trolly emergency 1 1 -
11. Lemari obat kaca 1 1 - -
12. Bed side monitor 2 2 -
13. Infus pump 1 1 -
14. Syringe pump 1 1 -
15. Lampu baca rontgen 1 1 -
16. Mesin EKG 1 1 -
17. Trolytindakan/injeksi 3 3 -
18. Brancard 1 1 -

27
19. Box Darah 3 2 1 Tutup pada
box tidak
melekat
sempurna
20. Pispot 16 16 -
21. Urinal 20 20 -
22. Kursi Roda 2 1 1 Kursi mulai
susah di
dorong
23. Tiang infus tanpa kaki 38 38 -
24. O2 tabung emergency 3 3 -
25. BSS set 1 1 -
NON
MEDIS
1 Kipas Angin Dinding 28 23 5 Kipas angin
masih dalam
perbaikan.
2 AC Split 3 3 -
3 Meja Kerja Kayu 2 2 -
4 Meja Komputer 2 2 -
5 Meja Counter Nurse 1 1 -
Station
6 Lemari ES makanan 1 1 -
7 Lemari Es obat 1 1
8 Locker 24 24 -
9 Lemari Documen 3 3 -
10 Lemari kayu logistik 1 1 -
11 Lemari B3 1 1
12 Komputer 4 4 -

28
13 Lemari status pasien 1 1 -
14 Lemari kaca alat 1 1 -
kesehatan
15 Laken coklat 96 96 -
16 Sarung bantal coklat 96 96 -
17 Selimut coklat 64 64 -
18 Baju merah marun 24 24
19 Helm Red Code 4 4 -
20 Apar 1 1 -
21 Gerobak laken 1 1 -

Tabel 2.17
Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga

Jumlah
No Alat Standar Analisa
Baik Tidak
1 Tempat tidur 1/pasien 40 2 Sidetrail rusak,
roda lepas
2 Narkase 1/pasien 42 - Baik
3 Kasur pasien 1/pasien 42 - Baik
4 Tiang infuse di bed pasien 1/pasien 38 - Baik
5 Brancar 1/ruangan 2 - Baik
6 Lemari obat kaca 1/ruangan 1 - Baik
7 Stiker resiko jatuh 1/pasien 13 - Kurang
8 Botol Handrub + wadah 1/pasien 38 - Baik

29
3. METHOD
a. Model layanan
Model layanan yang diterapkan di ruangan Komering 1.1 ini adalah Model
Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP). SP2KP adalah
sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupakan
pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana
dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan
perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009).
Adapun sistem SP2KP dengan standar sebagai berikut:
4) Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruangan
a) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 3 tim tiap tim diketuai
masing-masing oleh seorang ketua tim disetujui oleh kepala Instalasi.
Catatan: Setiap tim mengelola pasien dengan jumlah sesuai yang telah
ditentukan oleh kepala ruangan/ satu tim : 14 pasien.
b) Kepala Ruangan bekerja sama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas
(pagi, sore, malam). Pembagian jadwal dinas masing-masing tim terdiri
dari shift pagi, shift sore dan shift malam yang mewakili masing-masing
tim. Jumlah jam kerja perawat dalam satu bulan adalah 165-170 jam.
c) Kepala ruangan membagi pasien untuk masing-masing tim lalu ketua tim
membagi pasien kepada perawat pelaksana. Di Ruang Komering 1.1 Karu
membagi menjadi 3 tim, yang setiap tim terdiri dari 6 perawat yang
merawat 14 pasien setiap tim.
d) Apabila suatu ketika suatu tim kekurangan perawat pelaksana karena
kondisi tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana
dari tim lain ke tim yang mengalami kekurangan anggota dan berdasarkan
hasil observasi pada hari senin tanggal 29 mei 2017.
e) Jika Kepala Ruangan berhalangan karena sakit atau izin dikarenakan
masalah pribadi yang tidak terduga, maka pengganti Kepala Ruangan
adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya
digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten
sesuai dengan level jenjang karir di antara anggota tim. Pada saat libur dan
shift malam maka yang menggantikan adalah Perawat Penanggung Jawab.
Sedangkan apabila kepala ruangan mengajukan izin langsung ke kepala
instalasi maka pengganti kepala ruangan adalah kepala ruangan lain yang
satu instalasi seperti Komering 1.2, Rupit 1.1, dan Rupit 1.2

30
f) Ketua Tim bertanggung jawab atas asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat
Pelaksana anggota timnya.
g) Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Perawat Pelaksana
yang mengelola pasien yang bersangkutan diketahui Ketua Tim. Bila
Ketua Tim suatu hari sedang tidak bertugas maka tanggung jawabnya
didelegasikan kepada perawat penanggung jawab di dalam tim.
h) Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi/ Buku Laporan.
i) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan mendokumentasikannya dalam catatan
perkembangan pasien.
b. Program dan Fungsi Manajemen di Ruang Komering 1.1
1) Perencanaan (Planning)
a) Jangka Pendek
Perencanaan yang dilakukan di Ruang Komering 1.1yaitu dengan
melakukan pre conference setiap pergantian shift. Didalam pre conference
dibicarakan mengenai keadaan pasien, perencanaan pada pasien yang
masih di rawat maupun yang akan pulang,tindakan yang sudah dilakukan
oleh perawat sebelumnya dan tindakan yang belum dilakukan maka akan
dilanjutkan oleh perawat shift selanjutnya.
b) Jangka Panjang
Didalam pre conference diruang Komering 1.1 dipimpin oleh PJ shift.
Kepala ruanganhanya mengontrol ruangan untuk mengetahui kekurangan
dan kebutuhan yang ada diruangan Komering 1.1 serta mengidentifikasi
seluruh kondisi klien.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Di ruang Komering 1.1 pengorganisasiannya menggunakan PJ
Shift,dimana dalam setiap shift terdapat 1 penanggung jawab. Setiap
penanggung jawab pada shift tersebutbertanggung jawab pada SDM
(sumber daya manusia) dan inventaris ruangan. PJ atau penanggung jawab
shift bertugas mengatur dan menentukan tugas-tugas yang akan
dilakukan oleh perawat pelaksana.Ruang Komering 1.1merupakan
ruang rawat inap khusus penyakit dalam dengan jenis kelamin laki-laki
yang terdiri dari 7 ruangan dengan rincian 4 kamar untuk pasien laki-laki
non infeksi, dan 2 kamar untuk pasien laki-laki infeksi.
3) Penggerak (Actuating)

31
Kepala ruangan Komering 1.1 bersifat terbuka dan demokrasi kepada
semuaperawat diruang Komering 1.1 sehingga semua perawat diruang
Komering 1.1 terjalin keakraban satu sama lain
4) Pengendalian/pengawasan (Controlling)
Jangka Pendek
Contoh,kepala ruang Komering 1.1 selalu mengawasi perawat
pelaksana agar mengetahui sejauh mana pekerjaan yang sudah
dilakukan dan masalah-masalah apa saja yang ada.
Contohnya kepala ruang Komering 1.1 selalu bertanya kepada perawat
ruang Komering 1.1 ada permasalah atau tidak dalam tugas yang
diberikannya.
Jangka Panjang
Kepala ruang Komering 1.1 selalu mengontrol evaluasi tenaga kerja
atau barang inventaris biasanya dilakukan pengawasan 1 kali dalam
seminggu.
5) Evaluasi
Diruang Komering 1.1evaluasi dilakukan oleh kepala ruangan pada saat
post conference,dimana PJ shift pertama melakukan operan dengan PJ Sift
selanjutnya. Contohnya Kepala ruang Komering 1.1 mengecek kembali
pendokumentasian yang telah ditulis oleh perawat-perawat pelaksana.
c. Mekanisme Overan
a) Overan
Berdoa.
Kepala Ruangan memimpin overan pagi
Setiap tim melakukan overan dengan buku laporan dan
menyampaikan tindakan yang telah dilakukan perawat shift malam
dan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat shift pagi.
Setelah pelapopan karu memimpin semua perawat langsung ke semua
kamar pasien (perawat keliling ke tiap kamar, memperkenalkan diri
kepada pasien dan melaporkan keadaan pasien kepada shift
berikutnya).
Pada shift sore dan malam juga hari libur, overan dipimpin oleh
Perawat PJ shift.
Laporan meliputi: Masalah keperawatan utama, intervensi
keperawatan yang telah dilakukan, sedang dilakukan dan yang akan
dilakukan berikut kolaborasi tindakan medis.
Kepala Ruangan menindak lanjuti maslah-masalah yang ditemukan.
Serah terima alat inventaris sesuai dengan tanggung jawab tim.
Pelaporan kondisi lingkungan (air, listrik, sampah)

32
Sosialisasi informasi terkini (jika diperlukan) contoh: pembacaan
SPO, pembahasan SAK, PPI, hasil rapat, hasil audit, visi, misi, dan
lain-lain.
b) Briefing Tim
Katim membagi tugas kepada anggota timnya (PP): Pasien/Kamar, Tugas
(pengkajian s/d pendokumentasian), Implementasi tindakan keperawatan
baik mandiri maupun kolaborasi.
c) Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Masing-masing tim melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kesepakatan dan pembagian tugas pre conference
Katim mengkoordinir pelaksanaan tindakan-tindakan yang telah
direncanakan baik tindakan mandiri maupun kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya
Perawat pelaksana melaksanakan tindakan-tindakan yang telah
direncanakan dan membuat dokumentasi asuhan keperawatan yang
dilakukan timnya
4. MONEY
Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung diperoleh
melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi.
Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur permintaan
barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.

5. MARKETING
Pelanggan rumah sakit adalah pasien umum (bayar sendiri) dan pelanggan
peserta asuransi. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 29
Mei 2017 di Komering 1.1 didapatkan hasil bahwa 78,9% pasien yang dirawat
adalah pasien BPJS, 18,4% pasien Jamsoskes dan 0,26 adalah pasien Umum.
Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan
Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.

33
C. ANALISA INSTRUMEN
1. MAN
a. Jumlah Perawat
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai jumlah
perawat dalam instrumen ini adalah cukup dan tidak.
Tabel 2.12
Distribusi Responden Berdasarkan jumlah tenaga

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak cukup 10 55,6%
2 Cukup 8
44,4%
Total 18 100

Pada tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa jumlah perawat yang ada di ruang
komering 1.1 masih kurang sebanayk 10 orang (55,6%). Sebanyak 8orang
responden mengatakan perawat yang ada di ruang komering 1.1 sudah cukup
sebanyak 8 responden (44,4%).
b. Lama kerja perawat sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai lama
kerja dalam instrumen ini adalah Iya dan Tidak.
Tabel 2.13
Distribusi Responden Berdasarkan Lama kerja

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 1 5,6%
2 Iya 17
94,4%
Total 18 100

Pada tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa lama kerja perawat sudah sesuai
dengan kebijakan rumah sakit yang ada di ruang komering 1.1 sudah sesuai
sebanyak 17 orang (94,4%). Sebanyak 1 orang responden mengatakan tidak
sesuai sebanyak 1 responden (5,6%).
c. Jenjang pendidikan tenaga

34
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai lama
kerja dalam instrumen ini adalah Iya dan Tidak.
Tabel 2.14
Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 9 50,0%
2 Iya 9
50,0%
Total 18 100

Pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
jawaban seimbang 50,0% mengatakan bahwa jenjang pendidikan yang ada di
ruang komering 1.1 minimal D3 keperawatan sebanyak 9 responden.
d. Syarat kusus untuk menjadi perawat di komering 1.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai syarat
khusus dalam instrumen ini adalah Iya dan Tidak.
Tabel 2.15
Distribusi Responden Berdasarkan syarat kusus

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 6 33,3%
2 Iya 12
66,7%
Total 18 100

Pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa terdapat syarat kusus untuk masuk ke
komering 1.1 sebanyak 12 orang (66,7%). Dan yang mengatakan tidak terdapat
syarat khusus sebanayk 6 responden (33,3%).

e. Seleksi yang dilakukan untuk menempatkan pegawai BLU di komering 1.1


Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai adanya
seleksi dalam instrumen ini adalah Iya dan Tidak.
Tabel 2.16
Responden Berdasarkan adanya seleksi

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)

35
1 Tidak 6 33,3%
2 Iya 12
66,7%
Total 18 100

Pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa adanya seleksi untuk menempatkan
pegawai BLU sebanyak 12 orang (66,7%). Dan yang mengatakan tidak terdapat
adanya seleksi sebanyak 6 responden (33,3%).
f. Orientasi pegawai baru
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai orientasi
pegawai baru dalam instrumen menggunakan kategori ya dan tidak.
Tabel 2.17
Distribusi Responden berdasarkan keikutsertaan orientasi

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Iya 18 100%
2 Tidak 0
0%
Total 18 100

Pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa seluruh pegawai mengikuti orientasi
di ruang komering 1.1 sebanyak 100%.
g. Pelatiham khusus di bidang keperawatan yang diikuti staff perawat.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai pelatihan
khusus dibidang keperawatan dalam instrumen menggunakan kategori ya dan
tidak.
Tabel 2.18
Distribusi Responden berdasarkan keikutsertaan terhadap pelatihan
keperawatan

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Iya 18 100%
2 Tidak 0
0%
Total 18 100

Pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa seluruh pegawai mengikuti pelatihan
khusus di ruang komering 1.1 sebanyak 100%.

36
h. Syarat/kriteria pegawai yang mendapatkan tugas belajar ataupun
pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan ilmu keperawatan
Distribusi frekuensi responden dalam instrumen ini menggunakan kategori Iya
dan Tidak.
Tabel 2.19
Responden Berdasarkan Syarat/Kriteria pegawai

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 2 11,1%
2 Iya 16
88.9%
Total 18 100

Pada tabel 2.19 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa adanya syarat dan kriteria untuk tugas
belajar sebanyak 16 orang (88,9%). Dan yang mengatakan tidak terdapat
kriteria sebanyak 2 responden (11,1%).
i. Subsidi yang diberikan oleh rumah sakit / pemetintah untuk
meningkatkan pendidikan staff di komering 1.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai adanya
subsidi yang diberikan oleh rumah sakit dalam instrumen ini adalah Iya dan
Tidak.
Tabel 2.20
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 6 33,3%
2 Iya 12
66,7%
Total 18 100

Pada tabel 2.20 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 12 orang (66,7%) terdapat
subsidi dari rumah akit untuk meningkatkan pedidikan staff. Dan yang
mengatakan tidak sebanyak 6 responden (33,3%).
j. Perbandingan jumlah pasien dengan perawat di komering 1.1 sesuai
dengan kebijakan rumah sakit.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai
perbandingan jumlah perawat dengan pasien adalah Iya dan Tidak.
Tabel 2.21
Distribusi Responden

37
Butir soal Distribusi
No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 5 27,8%
2 Iya 13
72,2%
Total 18 100

Pada tabel 2.21 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 13 orang (72,8%) jumlah
staaf di ruang komeing 1.1 sudah sesuai dengan kebijakan yang diberikan
rumah sakit. Namun masih terdapat yang mengatakan idak sesuai sebanayk 5
orang (27,8%).
k. Keikutsertaan Kepala ruangan terhadap pelatihan tentang manajemen
ruangan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai soal butir
ke 12 menggunakan kategori Iya dan Tidak.
Tabel 2.22
Distribusi Responden

No Butir soal Distribusi


Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 5 27,8%
2 Iya 13
72,2%
Total 18 100

Pada tabel 2.22 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 13 orang (72,8%) kepala
ruangan di ruang komering 1.1 sudah pernah mengikuti pelatihan mengenai
manjemen keperatana.. Namun masih terdapat yang mengatakan tidak sesuai
sebanayk 5 orang (27,8%).
l. Hasil pelatihan manjemen keperawatan diterapkan di Komering 1.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai soal butir
ke 13 menggunakan kategori Iya dan Tidak.
Tabel 2.23
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 8 44,4%
2 Iya 10
55,6%

38
Total 18 100

Pada tabel 2.23 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 10 orang (55,6%) kepala
ruangan menyampaikan pelatihanyang diikuti di ruang komering 1.1. Namun
masih terdapat yang mengatakan tidak sesuai sebanyak 8 orang (44,4%).
m. Kepala ruangan sering merencanakan pertemuan dengan staff
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai soal butir
ke 14 menggunakan kategori Iya dan Tidak.

Tabel 2.24
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 8 44,4%
2 Iya 10
55,6%
Total 18 100

Pada tabel 3.14 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 10 orang (55,6%) kepala
ruangan menyampaikan pelatihan yang diikuti di ruang komering 1.1. Namun
masih terdapat yang mengatakan tidak sesuai sebanyak 8 orang (44,4%).
n. kepala ruangan merencanakan peningkatan sumber daya manusia di
komering 1.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai soal butir
ke 15 menggunakan kategori Iya dan Tidak.
Tabel 2.25
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 7 38,9%
2 Iya 11
61,1%
Total 18 100

Pada tabel 2.25 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 11 orang (61,1%) kepala
ruangan merencanakan peningkatan SDM. Namun masih terdapat yang
mengatakan tidak merencanakan sebanyak 7 orang (61,1%).

39
o. System operan komering 1.1 sudah menggunakan metode tim
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai soal butir
ke 16 menggunakan kategori Iya dan Tidak.

Tabel 2.26
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 3 16,7%
2 Iya 15
83,3%
Total 18 100

Pada tabel 2.26 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 15 orang (83,3%) System
operan komering 1.1 sudah menggunakan metode tim. Namun masih terdapat
yang mengatakan tidak sebanyak 3 orang (16,7%).
p. System penilaian terhadap kinerhja perawatdi ruang Komering 1.1 di
lakukan setiap tahun
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai soal butir
ke 17 menggunakan kategori Iya dan Tidak.
Tabel 2.27
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 2 11,1%
2 Iya 16
89,9%
Total 18 100

Pada tabel 2.27 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 16 orang (89,9%) System
penilaian terhadap kinerja perawat di ruang Komering 1.1 di lakukan setiap
tahun
Namun masih terdapat yang mengatakan tidak terdapat penialaian sebanyak 2
orang (11,1%).

q. Sudah terdapat monitoring dokumentasi asuhan keperawatan di ruang


Komering 1.1

40
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai soal butir ke
18 menggunakan kategori Iya dan Tidak.
Tabel 2.28
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 5 27,8%
2 Iya 13
72,2 %
Total 18 100

Pada tabel 2.28 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa sebanyak 13 orang (72,2%) Sudah
terdapat monitoring dokumentasi asuhan keperawatan di ruang Komering 1.1
Namun masih terdapat yang mengatakan tidak terdapat monitoring sebanyak 5
orang (27,8%).
2. METODE
Tabel 2.29
Distribusi Responden berdasarkan Komponen Method
No Butir Soal Distribusi
Frekuensi Persentase (%)
1. Buruk 8 44,4%
2. Baik 10 55,6%
Total 18 100

Berdasarkan tabel 2.29 mengenai komponen method, menunjukkan bahwa


dari 18 responden, 10 orang responden (55,6%) mengatakan sudah baik. Terlihat
dari jawaban baik (100%) pada pertanyaan mengenai visi dan misi ruang Komering
1.1 mengacu pada visi dan misi RSMH, pelaksanaan standar asuhan keperawatan
berjalan sesuai dengan SOP, SOP untuk semua tindakan keperawatan, metode Tim
sudah diterapkan sesuai dengan SOP, pengaturan jadwal dinas pegawai yang adil
diatur oleh kepala ruangan, pengaturan jadwal cuti libur/pendidikan diatur oleh
kepala ruangan, perawat memiliki hak untuk mendapatkan cuti libur/pendidikan,
adanya penanggung jawab pershift, adanya penerapan sanksi bagi perawat yang
datang tidak tepat waktu, adanya perubahan perawat setelah sanksi diterapkan,
adanya sistem pendelegasian tugas sesuai dengan tanggung jawab. Namun,
sebanyak 44,4% (8 orang) mengatakan komponen methode diruangan masih buruk.
Dapat dilihat dari jawaban pertanyaan tindakan tidak sesuai SOP (11,1%), perawat

41
yang datang tidak tepat waktu (16,7%), dan masih tidak adanya perubahan bagi
perawat yang datang tidak sesuai jam dinas setelah diberikan sanksi (5,6%).
3. MATERIAL
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan komponen material
di kategorikan menjadi baik dan buruk.
Tabel 2.30
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Buruk 6 33,3%
2 Baik 12
66,7%
Total 18 100

Pada tabel 2.30 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa alat yang terdapat di ruang Komering 1.1
sudah mencukupi kebutuhan yang ada sebanyak 12 orang (66,7%). Namun masih
terdapat yang mengatakan alat yang ada belum dapat mencukupi kebutuhan di
ruangan sebanyak 6 orang (33,3%). Pada pertanyaan mengenai kelengkapan
barang, pendistribusian barang, tersedianya barang logistik, petunjuk penggunaan
barang, suhu penyimpanan, dan tersedianya masker untuk tenaga perawat di
ruangan, 18 responden mengatakan bahwa semuanya sudah baik yaitu 100%.
Namun pda butir soal nomor 39 yaitu di kontrol dengan perawat atau tidak perawat
mengatakan tidak terkontrol yaitu sebanyak 4,8%, hal ini dapat terjadi mungkin
dikarenakan tidak diadakannya operan alat setiap shift oleh perawat sehingga alat
logistik yang ada kurang terkontrol oleh tenaga perawat itu sendiri.

4. MONEY
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan komponen money di
kategorikan menjadi baik dan buruk.
Tabel 2.31
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Buruk 4 22,2%
2 Baik 14
77,8%
Total 18 100

42
Berdasarkan tabel 2.31 mengenai money, menunjukan dari 18 responden 14
prang mengatakan bahwa masalah mengenai money di ruangan sudah baik yaitu
sebanyak 14 orang (77,8%) dan yang mengatakn buruk atau belum cukup baik
sebanyak 4 orang (22,2%). Pada butir soal mengenai pengelolaan budgeting di
ruangan, gaji yang diberikan tepat waktu, kriteria pemberian gaji diberikan
berdasarkan golongan, dan tarif pemberian sesuai dengan beban kerja, sebanayak
18 reponsden menjawab sudah baik yaitu sebanyak 100 %
Tabel 2.32
Distribusi Responden

Butir soal Distribusi


No Frekuensi Persentase (%)
1 Baik 18 100%
2 Buruk 0
0%
Total 18 100

Hal ini terjadi karena sistem pengelolaan money di komering 1.1 sudah
sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit dan mengikuti SOP yang ada dinrumah sakit,
selain itu sistem pengelolan budgeting dikendalinkan oleh bagian keuangan
RSMH. Namun masih ada yang mengatakan bahwa money di ruang komering 1.1
masuh belum baik yaitu pada soal mengenai perbedaan gaji anatara BLU dan PNS
yaitu sebanyak 2 orang (9,5%), hal ini terjadi mungkin karena sistem pemberian
uang makan atau remunerasi tiap tenaga perawat berbeda.
5. MARKET
a. alat dan barang di ruang logistik
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai alat dan barang
yang ada di ruang logistik komering 1.1 sudah lengkap dalam instrumen ini adalah
Iya dan Tidak.
Table 2.33

Distribusi frekuensi alat dan barang di ruang logistik

Butir soal Distribusi


No
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 0 0%
2 Iya 18
100%
Total 18 100

43
Pada tabel 2.33 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa Ruangan di komring 1.1 mengenai alat dan
barang yang ada di ruang logistik sudah lengkap sesuai dengan kebijakan rumah
sakit yang ada di ruang komering 1.1 sebanyak 18 orang (100%).
b. kekurangan pendistribusian logistik

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai terdapat


kekurangan dalam pendistribusian logistik di ruang komeringg 1.1 dalam instrumen
ini adalah iya dan tidak.

Table 2.34

Distribusi frekuensi kekurangan pendistribusian logistik

Butir soal Distribusi


No
Frekuensi Persentase (%)
1 Iya 1 5,6%
2 Tidak 17
94,4%
Total 18 100

Pada tabel 2.34 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
minoritas responden mengatakan bahwa terdapat kekurangan dalam pendistribusian
logistik di ruang komering 1.1 sebanyak 1 orang (5,6%).

c. Penggunaan sarana pada pasien dengan masalah khusus

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai penggunaan


sarana pada pasien denganmasalah khusus menjadi perhatian khusus bagi perawat di
komring 1.1 dalam instrumen ini adalah Iya dan Tidak.

Table 2.35

Distribusi frekuensi penggunaan sarana pada pasien dengan masalah khusus

Butir soal Distribusi


No
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 2 11,1%
2 Iya 16
88,9%
Total 18 100

44
Pada tabel 2.35 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa Ruangan di komring 1.1 mengenai
penggunaan sarana pada pasien yang membutuhkan perhatian khusus di ruang
komring 1.1 sesuai dengan kebijakan rumah sakit yang ada di ruang komering 1.1
sebanyak 16 orang (88,9%).

d. Perawat melakukan analisa terhadap penggunaan sarana

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai perawat


melakukan analisa terhadap penggunaan sarana pada pasien yang membutuhkan
perhatian khusus di ruang komeringg 1.1 dalam instrumen ini adalah iya dan tidak.

Table 2.36

Distribusi frekuensi perawat melakukan analisa terhadap penggunaan sarana

Butir soal Distribusi


No
Frekuensi Persentase (%)
1 Iya 1 5,6%
2 Tidak 17
94,4%
Total 18 100
Pada tabel 2.36 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa perawat melakukan analisa terhadap
penggunaan sarana pada pasien yang membutuhkan perhatian khusus di ruang
komering 1.1 sebanyak 17 orang (94,4%).
e. Sarana tempat penyimpanan askep

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai tersedianya


sarana tempat penyimpanan dokumentasi askep di ruang komeringg 1.1 dalam
instrumen ini adalah iya dan tidak.

45
Table 2.37

Distribusi frekuensi sarana tempat penyimpanan askep

Butir soal Distribusi


No
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 0 0%
2 Iya 18
100%
Total 18 100
Pada tabel 2.37 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang, semua
responden mengatakan bahwa tersedia sarana tempat penyimpanan dokumentasi di
ruang komering 1.1 sebanyak 18 orang (100%).
f. Petunjuk teknisi

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai tersedianya


petunjuk teknisi dalam penggunaan alat-alat yang ada di ruang komering 1.1 dalam
instrumen ini adalah iya dan tidak.

Table 2.38
Distribusi frekuensi kekurangan pendistribusian logistik
No Butir soal Distribusi
Frekuensi Persentase (%)
1 Iya 0 0%
2 Tidak 18
100%
Total 18 100
Pada tabel 2.38 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang, semua
responden mengatakan bahwa tersedia petunjuk teknisi dalam penggunaan alat-alat
yang ada di ruang komering 1.1 sebanyak 18 orang (100%).
g. Alat yang tersedia berfungsi

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai alat-alat yang


tersedia seluruhnya berfungsi dengan baik di ruang komering 1.1 dalam instrumen
ini adalah iya dan tidak.

Table 2.39
Distribusi frekuensi kekurangan pendistribusian logistik
Butir soal Distribusi

46
No Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 1 5,6%
2 Iya 17
94,4%
Total 18 100
Pada tabel 2.39 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa alat-alat yang tersedia berfungsi dengan
baik di ruang komering 1.1 sebanyak 17 orang (94,4%).

h. Tempat penyimpanan alat kesehatan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai terdapatnya


tempat penyimpanan alat non-kesehatan di ruang komeringg 1.1 dalam instrumen ini
adalah iya dan tidak.

Table 2.40
Distribusi frekuensi tempat penyimpanan alat non-kesehatan
Butir soal Distribusi
No
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 0 0%
2 iya 18
100%
Total 18 100
Pada tabel 2.40 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang, semua
responden mengatakan terdapat tempat penyimpanan alat non-kesehatan di ruang
komering 1.1 sebanyak 18 orang (100%).

i. Operan alat

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai terdapat operan


khusus alat di ruang komeringg 1.1 dalam instrumen ini adalah iya dan tidak.

Table 2.41
Distribusi frekuensi operan alat
Butir soal Distribusi
No
Frekuensi Persentase (%)

47
1 Tidak 2 11,1%
2 Iya 16 88,9%
Total 18 100
Pada tabel 2.41 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa terdapat operan khusus alat di ruang
komering 1.1 sebanyak 16 orang (88,9%).

j. Pengontrolan alat secara ketat

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai alat-alat yang


sedang digunakan oleh pasien dikontrol secara ketat oleh perawat di ruang
komeringg 1.1 dalam instrumen ini adalah iya dan tidak.

Table 2.42
Distribusi frekuensi pengontrolan alat secara ketat
Butir soal Distribusi
No
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 1 5,6%
2 Iya 17 94,4%

Total 18 100
Pada tabel 2.42 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa alat-alat yang sedang digunakan oleh
pasien dikontrol secara ketat oleh perawat di ruang komering 1.1 sebanyak 17 orang
(94,4%).

k. Suhu ruangan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai suhu ruangan di


tempat penyimpanan alat sudah sesuai SOP di ruang komeringg 1.1 dalam instrumen
ini adalah iya dan tidak.

Table 2.43
Distribusi frekuensi suhu ruangan

48
Butir soal Distribusi
No
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 2 11,1%
2 Iya 16
88,9%
Total 18 100
Pada tabel 2.43 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa ssuhu ruangan di tempat penyimpanan alat
sudah sesuai SOP di ruang komering 1.1 sebanyak 16 orang (88,9 %).

l. Terdapat hambatan pada ketersediaan sarana dan prasarana

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai terdapatnya


hambatan pada ketersediaan sarana dan prasarana di ruang komring 1.1 dalam
instrumen ini adalah iya dan tidak.

Table 2.44
Distribusi frekuensi hambatan pada ketersediaan sarana dan prasarana
Butir soal Distribusi
No
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 3 16,7%
2 Iya 15 83,3%
Total 18 100
Pada tabel 2.44 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa tidak terhadap hambatan pada ketersediaan
sarana dan di ruang komering 1.1 sebanyak 15 orang (83,3%).

m. Masker bagi pengunjung

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai tersedianya


masker bagi pengunjung di ruang komeringg 1.1 dalam instrumen ini adalah iya dan
tidak.

Table 2.45
Distribusi frekuensi masker bagi pengunjung
No Butir soal Distribusi

49
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 2 11,1%
2 Iya 16 88,9%

Total 18 100
Pada tabel 2.45 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa tersedianya masker bagi pengunjung di
ruang komering 1.1 sebanyak 16 orang (88,9%).
6. MACHINE

a. Ruangan di komring 1.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai Ruangan di


komring 1.1 terdiri dari 7 kamar pasien, 1 ruang perawat, 1 ruang tindakann, 1 ruang
pantry, 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang spoel hoek, 1 ruang linen dalam instrumen
ini adalah Iya dan Tidak

Table 2.46

Distribusi frekuensi responden di Ruangan di komring 1.1

No Butir soal Distribusi


Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 0 0%
2 Iya 18 100%

Total 18 100

Pada tabel 2.46 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa Ruangan di komring 1.1 terdiri dari 7
kamar pasien, 1 ruang perawat, 1 ruang tindakan, 1 ruang pantry, 1 ruang kepala
ruangan, 1 ruang spoel hoek, 1 ruang linen sesuai dengan kebijakan rumah sakit
yang ada di ruang komering 1.1 sebanyak 18 orang (100%).

b. Kamar pasien

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai kamar pasien


yang terbagi menjadi kamar infeksi, kamar non infeksi, non airbone, airbone dan
gangren dalam instrumen ini adalah Iya dan Tidak

50
Table 2.47
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kamar pasien
No Butir soal Distribusi
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 0 0%
2 Iya 18 100%

Total 18 100

Pada tabel 2.47 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa mengenai kamar pasien yang terbagi
menjadi kamar infeksi, kamar non infeksi, non airbone, airbone dan gangren sesuai
dengan kebijakan rumah sakit yang ada di ruang komering 1.1 sebanyak 18 orang
(100%).

c. Angka infeksi nosokomial

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai angka infeksi


nosokomial dalam 3 bulan terakhir < 1,5 % dalam instrumen ini adalah Iya dan
Tidak

Table 2.48
Distribusi frekuensi responden angka infeksi nosokomial
No Butir soal Distribusi
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 0 0%
2 Iya 18 100%

Total 18 100

Pada tabel 2.48 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa mengenai angka infeksi nosokomial dalam
3 bulan terakhir < 1,5 % sesuai dengan kebijakan rumah sakit yang ada di ruang
komering 1.1 sebanyak 18 orang (100%).

d. Angka kejadian pasien jatuh

51
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan mengenai angka kejadian
pasien jatuh yang berakibat fatal dalam 3 bulan terakhir 0 % dalam instrumen ini
adalah Iya dan Tidak

Table 2.49
Distribusi frekuensi responden berdasarkan angka kejadian pasien jatuh
No Butir soal Distribusi
Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak 0 0%
2 Iya 18 100%

Total 18 100

Pada tabel 2.49 menunjukkan bahwa dari total sampel sebanyak 18 orang,
mayoritas responden mengatakan bahwa mengenai angka kejadian pasien jatuh
yang berakibat fatal dalam 3 bulan terakhir adalah 0 % yang ada di ruang
komering 1.1 sebanyak 18 orang (100%).

52
D. ANALISA OBSERVASI DAN WAWANCARA
1. MAN

Wawancara Observasi
1. Sebanyak 6 dari staf perawat
1. TenagaKeperawataan
D3 Jumlah 11.
menyatakan tidak ada syarat khusus
S1 jumlah 1.
untuk menjadi perawat di komering Ners jumlah 7.
2. Semua pasien di ruang Komering1.1
1.1.
2. 6 dari staf perawat menyatakan tidak telah mempunyai DPJP dan pasien telah
ada subsidi yang diberikan rumah megetahui DPJPnya masing-masing
3. Hubungan yang terjalin antara perawat
sakit/ pemerintah untuk peningkatan
dengan pasien dan keluarga pasien ini
pendidikan staf dikomering 1.1.
3. Sebanyak 7 orang dari staf perawat sudah baik, dimana terlihat dari
menyatakan kepala ruangan tidak komunikasi yang tampak baik, pasien
merencanakan peningkatan SDM di atau keluarga dapat langsung
komering 1.1. menyampaikan keluhan dan perawat
dengan tanggap mengatasi keluhan
pasien atau keluarga. Akses antara
pasien dengan perawat dekat, karena
letak nurse station yang linier sehingga
memudahkan akses antara pasien dan
keluarga pasien dengan perawat. Setiap
ruangan dibagi per-tim, sehingga setiap
ruangan pasien memliki perawat
penanggung jawab sesuai dengan
timnya. Perawat melakukan tugasnya
sebagai tenaga profesional yang
bertanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien, dan
pasien yang menerima tindakan asuhan
keperawatan juga ikut aktif dalam
proses penyembuhannya seperti mau
mengikuti anjuran yang diberikan oleh
perawat berupa penkes.

53
4. Perawat melakukan tugasnya masing-
masing karena telah dibagi menjadi 3
tim ( tim 1, tim 2 dan tim 3) dan 3 shift
yaitu pagi, sore dan malam. Namun saat
temannya dari tim lain sedang
membutuhkan bantuan, maka perawat
dari tim yang lain ikut membantu.
Hubungan perawat dengan perawat
tampak terjalin dengan baik dalam hal
komunikasi dan kerja sama.
5. Hubungan perawat dengan pramubakti
terlihat akrab, terlihat dari ketika
mereka sedang berbincang-bincang
tanpa memandang status pekerjaan dan
dapat saling membantu. Saat perawat
meminta tolong kepada pramubakti,
perawat akan menggunkanan
komunikasi yang baik.
6. Hubungan perawat dengan profesi
lainnya sudah terjalin baik, itu terlihat
dari saling menghormati dan dapat
berkolaborasi dengan baik sebagai
mitra. Masing-masing melakukan tugas
dan kewajibannya sesuai dengan profesi
nya.

54
2. METHOD

Wawancara Observasi
1. Masih ada beberapa pasien 1. Ruang Komering 1.1 berkoordinasi
mengatakan belum mendapatkan dengan bagian informasi ketika
edukasi sama sekali mengenai cuci menerima pasien baru untuk di rawat
tangan 6 langkah selama di rawat di inap di komering 1.1 dengan
Komering 1.1 sebanyak 15% dari menginformasikan nama pasien
total pasien dengan 2 suku kata, tanggal lahir,
2. Pasien dan keluarga juga
nama DPJP, Diagnosa penyakit,
mengatakan penyuluhan dan edukasi
kelas/kamar yang diinginkan)
mengenai cuci tangan 6 langkah 2. Bagian informasi akan menghubungi
telah dilakukan oleh perawat namun ruang Komering 1.1apakah tersedia
mereka malas menerapkannya tempat untuk pasien dengan masalah
karena terlalu merepotkan. kesehatan infeksi mapun non infeksi
3. Belum pernah di terapkannya ronde
untuk pasien dewasa berjenis
keperawatan di ruang Komering 1.1,
kelamin laki-laki.
akan tetapi ruang Komering 1.1 3. Apabila tersedia tempat untuk pasien
memiliki agenda kegiatan yang yang akan rawat inap di Komering
disebut DRK (Diskusi Refleksi 1.1, maka petugas kesehatan ruang
Kasus) dimana telah ditentukan Komering 1.1 akan mempersiapkan
sebelumnya mengenai topik dan tempat tidur yang akan ditempati
judul yang akan dibahas. Diskusi pasien tersebut, seperti memasang
yang dilakukan dapat berupa linen, melengkapi peralatan bantal,
pembahasan mengenai kasus pasien selimut dan memastikan oksigen
yang belum teratasi atau dapat berfungsi dengan baik jika
berupa kesenjangan antara teori, dibutuhkan.
4. Perawat akan mengecek kembali
SPO aktual di lapangan.Kegiatan
persiapan ruangan dan
DRK tersebut dihadiri oleh seluruh
memberitahukan pada unit awal
perawat ruang Komering 1.1, Karu,
pasien masuk bahwa ruangan telah
Ka. Instalasi, Bidang Keperawatan,
siap menerima pasien.
Komite Keperawatan serta
5. Ketika pasien tiba di ruangan,
narasumber terkait.
perawat mengecek kelengkapan

55
status, kim, identitas pasien serta
kelengkapan administrasi lainnya.
Kemudian, perawat mengantarkan
pasien ke kamar dan tempat tidur
yang akan ditempati. Perawat
memberi salam, memperkenalkan
diri nama perawat yang bertugas.
6. Perawat mengorientasikan ruangan
dan memasang identitas pasien. Pada
saat penerimaan pasien baru, perawat
juga melakukan serah terima pasien
dengan petugas unit asal pasien dan
mendokumentasikannya. Perawat
mengkaji masalah pasien dan
mengorientasikan pasien dan
keluarga dengan lingkungan ruang
perawatan.
7. Selain itu perawat memberikan
edukasi tentang patient safety serta
prosedur cuci tangan yang baik dan
benar kepada pasien dan keluarganya
8. Perawat tidak mengkaji vital sign dan
head to toe pada saat pasien datang.
9. Setelah pengkajian pasien selesai,
selanjutnya perawat menyusun
rencana keperawatan dan diagnosa
keperawatan yang akan di angkat.
10. Assesment pengkajian pasien di
ruang rawat inap Komering 1.1
dilakukan pada saat pasien masuk
ruangan, menentukan diagnosa,
intervensi dilakukan dan dievaluasi
secara berkala sampai pasien keluar
ruangan. Semua tindakan di
dokumentasikan ke dalam status

56
pasien.
11. Perawat di ruang Komering 1.1
melakukan tindakan sesuai dengan
rencana perawatan, melakukan order
dokter, melakukan edukasi PPI,
mengurus administrasi, dan tindakan
sesuai keluhan pasien berdasarkan
alur pelapor.
12. pelaksana di ruang Komering 1.1
dilakukan dengan menggunakan
format penulisan SOAP.
13. Semua tindakan keperawatan ditulis
di format catatan perkembangan
terintegrasi, assement nyeri dan
penilaian resiko jatuh, kardeks, dan
rencana perawatan.
14. Pada arsip status pasien didapatkan
hasil bahwa dari 38 arsip status, 36
(94,7%) arsip sudah baik dalam
melakukan dokumentasi pengkajian.
Data telah dikaji sesuai dengan
pengkajian, data dikelompokkan
berdasarkan bio-psiko-sosial-
spiritual, pengkajian data dilakukan
sejak pasien masuk sampai pulang
dan masalah telah dirumuskan
berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan. Akan tetapi
pada diagnosa nyeri, tidak
dipaparkan PQRST pengkajian dari
nyeri pada analisa data. Terdapat pula
pendokumentasian askep yang tidak
sinkron pengkajian dan monitorin
nyeri pada pasien yaitu pada catatan

57
perkembangan dicantumkan nyeri
dengan skala 7 namun pada
monitoring tidak dicantumkan. Pada
saat malam pasien mengalami
demam dengan suhu 38,7oC dan
diberikan intetvensi namun tapi tidak
didokumentasikan pada catatan
perkembangan pasien.
15. Kurangnya data subjektif dan data
objektif dalam penegakan diagnosa
keperawatan. Data yang dituliskan
tidak sesuai dengan kondisi pasien
yang sesungguhnya, perawat
cenderung mengikuti status terdahulu
tanpa melakukan pengkajian ulang.
16. Berdasarkan hasil studi dokumentasi
penerapan standar asuhan
keperawatan pada 38 arsip status
pasien didapatkan hasil bahwa: 27
(70%) dari arsip status, penegakan
diagnosa telah cukup baik. Namun
ada 30% yang masih kurang dalam
penegakan diagnosa keperawatan
dikarenakan diagnosa keperawatan
berdasarkan standar pengisian status
rekam medis menggunakan daftar
masalah namun pada diagnosa yang
terdapat pada ruangan hanya tertulis
Nyeri tidak terdapat hubungan
dengan etiologi yang seharusnya ada.
Pada beberapa askep pasien di
temukan diagnosa intoleransi
aktivitas sampai beberapa hari
padahal saat observasi pasien sudah

58
dapat mentoleransi aktivitasnya.
17. Berdasarkan hasil studi dokumentasi
penerapan standar asuhan
keperawatan pada 38 buah arsip
status pasien didapatkan hasil bahwa:
29(77%) dari arsip status telah cukup
baik dalam membuat dokumentasi
perencanaan. Kekurangannya terletak
pada tidak adanya revisi dari rencana
tindakan sebelumnya jika intervensi
sebelumnya tidak berhasil.
Dokumentasi perencanaan yang di
buat cenderung mengacu pada
rencana kolaborasi dibandingkan
rencana mandiri perawat, dan masih
ada 5% buku status yang tidak
terdapat care plan.
18. Berdasarkan hasil studi dokumentasi
penerapan standar asuhan
keperawatan pada 38 arsip status
pasien didapatkan hasil bahwa: 36
(94,7%) arsip status telah baik dalam
membuat dokumentasi tindakan.
sedangkan 5,4 % arsip status perawat
tidak menuliskan implementasi
keperawatan untuk mengatasi nyeri,
padahal di diagnosa terdapat
diagnosa nyeri. Berdasarkan
observasi tanggal 29-30 Mei 2017,
sebanyak 75% perawat melakukan
implementasi sesuai dengan
perencanaan dan menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan.
Sebanyak 25% perawat yang belum

59
menerapkan prinsip universal
precaution yaitu melakukan cuci
tangan sebelum tindakan dan
mengidentifikasi pasien dengan tepat
sebelum melakukan tindakan,
perawat mengobservasi respon pasien
terhadap tindakan keperawatan,
perawat merevisi tindakan
berdasarkan hasil evaluasi, dan
mencatat tindakan secara ringkas dan
jelas.
19. Berdasarkan hasil studi dokumentasi
penerapan standar asuhan
keperawatan pada 38 arsip status
pasien didapatkan hasil bahwa:
Evaluasi dicatat di status pasien yang
dilakukan per shift jaga sebanyak 30
(79%) arsip status sudah menuliskan
SOAP sesuai dengan SOP Rumah
sakit dan tidak mencontek dengan
SOAP sebelumnya. Sebanyak 21%
soap dari 38 buku status masih
ditemukan kesamaan dengan sift
sebelumnya atau hanyak menulis
ulang soap sebelumnya. Kelengkapan
data pasien seperti monitoring nyeri,
monitoring pemantauan harian
dilengkapi pada saat pasien pulang.
20. Berdasarkan hasil studi dokumentasi
penerapan standar asuhan
keperawatan pada 38 arsip status
pasien didapatkan hasil bahwa:
Format baku penulisan disediakan
oleh rumah sakit. Berdasarkan

60
observasi tanggal 29 30 Mei 2017,
89% perawat setiap pencatatan
dilakukan dengan mencantumkan
inisial/ paraf/ nama perawat yang
melakukan tindakan dan waktunya.
Penulisan dokumentasi digunakan
bahasa yang jelas dan ringkas tetapi
masih ada perawat sebanyak 11%
yang menggunakan istilah yang tidak
baku, seperti penulisan rencana
menggunakan R/ atau selesai
dituliskan S/ Pada saat pengkajian
ditemukan penulisan diagnosa nyeri,
dimana seharusnya ditulis nyeri akut
atau nyeri kronis pada saat
pendokumentasian tetapi perawat
hanya menuliskan nyeri saja.
21. di ruang Komering 1.1, sebagian
pasien mengalami gangguan
mobilitas fisik, penurunan sensoris
persepsi, masalah nutrisi dan masalah
gangguan kulit. Berdasarkan data 29-
30 Mei 2017 didapatkan hasil bahwa
tidak terdapat pasien yang
mengalami kejadian dekubitus yaitu
0%.
22. Berdasarkan data dari tanggal 29-31
Mei 2017 didapatkan hasil tidak
terdapat kesalalahan dalam
pemberian obat oleh perawat.
Ketelitian pemberian obat dilakukan
oleh perawat diruang rawat inap
komering 1.1. Pasien di ruang
Komering 1.1 memiliki gelang

61
identitas sebagai alat identifikasi
pasien sehingga mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat.
Sistem Double Check juga
diterapkan sebagai pencegahan
terjadinya kesalahan pemberian obat.
Rute (cara) dan dosis obat diberi
sesuai instruksi dokter. Waktu
pemberian obat injeksi sesuai
dengaan intruksi dokter. Saat
pengkajian situasi, perawat masing-
masing tim menggunakan 1 troli
untuk berkeliling ke semua ruangan
di Komering 1.1. Ada kemungkinan
waktu pemberian obat terlambat 30
menit, karena saat pemberian obat
ada kemungkinan melakukan
tindakan yang lain selain terapi
injeksi seperti, GV, pasang infus
baru, dan tindakan lain. Dokumentasi
pemberian obat tertulis di kardeks
obat dengan mencantumkan jam,
inisial nama dan paraf perawat yang
memberikan obat.
23. Di ruang Komering 1.1 setiap ada
pasien baru maka akan dilakukan
scoring resiko jatuh. Pasien dengan
resiko jatuh sedang dan tinggi akan
diberikan edukasi pada keluarganya
dan diberikan gelang resiko jatuh
(kuning) pada pasien. Pada tempat
tidur pasien akan dipasang logo
segitiga kuning dan protokol resiko
jatuh. Perawat Komering 1.1

62
mengidentifikasi jenis gelang yang
dipakai pasien ketika memasuki
ruang rawat.
24. Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 29-31 mei
2017 tidak ditemukan pasien yang di
restrain di ruang Komering 1.1
sehingga tidak terdapat cidera akibat
restrain.
25. Di ruang rawat inap Komering 1.1,
Handscoon digunakan saat
melakukan tindakan invasif dan akan
menyentuh cairan tubuh pasien serta
diganti tiap pasien. Dari hasil
pengkajian perawat masih ada yang
tidak melakukan cuci tangan 6
langkah dengan benar pada 5
moment yakni sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptik, setelah kontak
dengan pasien, setelah terkena cairan
tubuh pasien dan setelah terpapar
lingkungan pasien, perawat juga telah
melakukan edukasi cara mencuci
tangan pada keluarga pasien.
26. Perawat di ruangan Komering 1.1
melakukan tindakan dengan
mengikuti teknik aseptik selama
melakukan tindakan invasif pada
pasien. Perawat memperhatikan
tempat pemasangan infus. Perawat
juga memantau lama pemasangan IV
Line. Jika sudah 3 hari atau apabila
terdapat tanda-tanda flebitis maka
akan diganti dengan IV Line yang

63
baru. Perawat juga menggunakan
jarum yang sesuai dengan ukuran
vena dan tempat injeksi yang akan
dilakukan, memantau secara berkala
area IV line saat pemberian terapi
injeksi melalui IV, menjelaskan pada
pasien agar segera melapor ke
perawat jika merasakan atau
menemukan tanda dan gejala dari
flebitis.Perawat memilih perangkat
IV yang tepat serta mengikuti
pedoman pengenceran obat, untuk
mencegah partikel dan untuk
memastikan bahwa obat atau solusi
tidak terlalu pekat.
Saat analisa situasi, perawat
memberitahukan kepada pasien jika
pasien merasa nyeri atau bengkak
kemerahan di tempat pemasangan
infus maka harus segera melaporkan
pada perawat. Saat ada pasien yang
mengeluhkan tangannya yang
terpasang infus bengkak, maka
perawat langsung mengecek dan
memastikannya, setelah itu langsung
mengganti pemasangan infus pada
area vena yang lain.

64
3. MATERIAL

Wawancara Observasi
1. Format pengkajian Asuhan 1. Gedung atau bangunan Komering 1.1
Keperawatan di ruang Komering 1.1 berada jauh dari tempat-tempat
disediakan oleh pihak rumah sakit, di pembuangan kotoran dan mesin
dalam format pengkajian tersebut generator atau mesin lainnya sehingga
terdapat: identitas Pasien, antropometri, dapat meningkatkan kenyamanan dan
keluhan, alergi, nyeri, tingkat ketenangan pasien rawat inap.
2. Untuk tata letak ruang, ruang perawat
ketergantungan, resiko jatuh, resiko
Komering 1.1 berada pada satu garis
dekubitus, pola eliminasi, pola istirahat
linier dengan konter dan ruang perawat
dan tidur, status gizi dan nutrisi,
sehingga mudah untuk dijangkau oleh
riwayat penyakit dan tindakan yang
pasien jika memerlukan bantuan
telah dilakukan, pengkajian khusus
perawat dan perawat juga dapat tetap
lansia, pengkajian luka.
bisa melakukan pengawasan terhadap
pasien lebih efektif dan efisien
3. Selain ruang perawatan, ruang
Komering 1.1 memiliki ruangan
lainnya seperti ruang kepala ruangan,
ruang dokter muda, ruang persiapan,
ruang B3 dan gudang.
4. susunan dalam lemari peralatan kurang
tertata rapi dan bertumpukan.
5. Tempat penyimpanan peralatan dan
tindakan yang tersedia di ruang
Komering 1.1 kurang luas.
6. Kamar mandi di ruang komering 1.1
kurang luas dan bertingkat sehingga
susah untuk akses masuk kursi roda
7. Pada tiap Kamar mandi telah tersedia
handrail
8. Lantai pada Kamar mandi komering
1.1 tidak licin
9. Pintu Kamar mandi berfungsi dengan
baik mudah dibuka dan ditutup
10. Kunci pintu Kamar mandi fleksible
mudah untuk dibuka

65
11. Pada tiap Kamar mandi sudah ada
tombol emergency yang mudah digapai
oleh pasien bila sewaktu waktu
terjadi keadaan darurat atau bencana

4. MARKET

Wawancara Observasi
1. Angka infeksi nosokomial dalam 3 1. Ruangan di Komering 1.1 terdiri dari
bulan terakhir 1,5%. 7 kamar pasien, 1 ruang perawat, 1
2. Angka kejadian pasien jatuh yang
ruang tindakan, 1 ruang pantry, 1
berakibat fatal dalam 3 bulan terakhir 0
ruang kepala ruangan, 1 ruang sopel
%.
hoek, 1 ruang linen.
2. Kamar pasien terbagi menjadi kamar
infeksi, kamar non infeksi, air bone,
gangren.

5. MACHINE

Wawancara Observasi
1. Sebanyak 10 orang dari staf perawat 2. vaccum central tidak berfungsi dengan
mengatakan mengalami kendala dalam baik, sehingga harus menggunakan
penggunaan alat. suction portable saat ini masih dalam
pengajuan.

66
BAB III
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

A. Analisa Data
Analisa SWOT yaitu suatu tindakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis yang berperan penting dalam merumuskan strategi suatu perusahaan
atau orgainisasi. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threat) (Rangkuti, 2002).
Berdasarkan hasil kegiatan pengumpulan data di Ruang Komering 1.1. RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang, maka analisa SWOT pada tiga unsur manajemen
keperawatan yakni ketenagaan (man), metode (method) dan sarana dan prasarana
(material) pada tabel 3.1 berikut:

No. Analisa SWOT Bobot Rating BxR

67
1. Men (SDM)
STRENGTH
1) Ketenagaan di Ruang Komering 1.1 yaitu 19 0,2 4 0,8
orang perawat yang terdiri dari 7 orang
perawat dengan latar belakang pendidikan
Ners, 3 orang perawat dengan latar belakang
pendidikan S1 Keperawatan dan 9 orang
perawat dengan latar belakang pendidikan
akademi keperawatan. Kepala ruangan
Komering 1.1 memiliki latar belakang
pendidikan Ners.
2) Terdapat tenaga BLU di ruang komering 1.1 0,1 3 0,3
3) Adanya seleksi untuk menempatkan pegawai 0,05 3 0,15
BLU di ruang komering 1.1
4) Pegawai baru di ruang komering 1.1
0,05 3 0,15
sebelumnya diorientasi terlebih dahulu dalam
waktu tertentu
5) Adanya subsidi bagi staff di komering 1.1
0,1 3 0,3
yang diberikan oleh rumah sakit/pemerintah
untuk meningkatkan pendidikan staffnya
dengan memenuhi syarat/kriteria tertentu
6) Kepala ruangan di ruang komering 1.1 telah
mengikuti pelatihan tentang manajemen 0,05 4 0,2
ruangan
7) Sistem operan komering 1.1 sudah
menggunakan metode tim 0,1 4 0,4
8) Terdapat monitoring dokumentasi asuhan
keperawatan di ruang Komering 1.1 0,05 4 0,2
9) Hubungan antar tenaga kesehatan di
Komering 1.1 terjalin dengan baik dalam hal 0,2 3 0,6
komunikasi dan kerja sama
10) Terdapat kolaborasi antar-tenaga kesehatan
dalam mengatasi masalah kesehatan pasien 0,1 4 0,4
diruang komering 1.1.
Total
1 3,5

68
WEAKNESS
1) Perbandingan jumlah pasien dengan perawat di 0,8 -1 -0,8
komering 1.1 tidak sesuai dengan kebijakan
rumah sakit
2) Masih ditemukan perawat yang menunda 0,2 -2 -0,4
untuk datang menemui pasien ketika
dibutuhkan.
Total 1 -1,2

OPPORTUNITY
1) Ruang Komering 1.1 dipakai sebagai lahan 0,3 4 1,2
praktek bagi mahasiswa D3 Keperawatan,
Profesi Ners dan Profesi Kedokteran
2) Adanya kebijakan RSMH memberikan 0,1 3 0,3
kesempatan bagi perawat untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan dan mendapatkan posisi
yang lebih tinngi serta mendapatkan kenaikan
pangkat
3) Adanya sistem penilaian kinerja perawat oleh
0,1 4 0,4
kepala ruangan setiap bulannya yang dapat
meningkatkan sistem reward terhadap perawat
4) Adanya seleksi CPNS dan BLU untuk
0,1 2 0,2
menambah jumlah pegawai diruangan
5) Kepala ruangan merencanakan peningkatan
sumber daya manusia di ruang Komering 1.1 0,4 4 1,6
Total
1 3,7
THREATENED
1) Persaingan dengan masuknya perawat asing 1 -1 -1
Total 1 -1

69
2 METODE
STRENGH
1) Visi dan misi di ruang Komering 1.1 mengacu 0,05 4 0,2
pada visi dan misi RSMH
2) Pelaksanaan standar asuhan keperawatan di 0,1 2 0,2
ruang Komering 1.1 berjalan sesuai dengan
SOP
3) Ruang Komering 1.1 mempunyai SOP untuk 0,1 4 0,4
semua tindakan keperawatan
4) Metode Tim yang ada di ruang Komering 1.1
0,1 4 0,4
sudah diterapkan sesuai dengan SOP
5) Pengaturan jadwal dinas pegawai di ruang
0,05 4 0,2
Komering 1.1 diatur secara adil oleh kepala
ruangan
6) Adanya penanggung jawab pershift di ruang
Komering 1.1 0,05 4 0,2
7) Adanya penerapan sanksi bagi perawat yang
datang tidak tepat waktu 0,05 2 0,1
8) Ruang komering 1.1 memiliki agenda kegiatan
DRK (Diskusi refleksi kasus) dimana 0,1 2 0,2
sebelumnya telah ditentukan topic dan judul
yang akan dibahas
9) Penerimaan pasien baru sesuai dengan SOP
10) Assesment pengkajian pasien di ruang rawat 0,05 3 0,15
inap Komering 1.1 dilakukan pada saat pasien 0,05 2 0,1
masuk ruangan, menentukan diagnosa,
intervensi yang akan dilakukan dan dievaluasi
secara berkala sampai pasien keluar ruangan.
11) Perawat di ruang Komering 1.1 melakukan
tindakan sesuai dengan rencana perawatan, 0,1 3 0,3
kolaborasi dengan dokter, melakukan edukasi
PPI, mengurus administrasi, dan tindakan
sesuai keluhan pasien berdasarkan alur
pelapor.
12) Semua tindakan keperawatan perawat di
ruang Komering 1.1 ditulis di format catatan
0,1 3 0,3
perkembangan terintegrasi, assement nyeri dan
penilaian resiko jatuh, kardeks obat, dan
rencana perawatan.
13) Sistem double check diterapkan perawat di
ruang Komering 1.1 sebagai pencegahan
0,05 3 0,15
terjadinya kesalahan saat memberikan obat
14) Perawat di ruang Komering 1.1 melakukan
tindakan aseptik selama melakukan tindakan
invasif 0,05 3 0,15
Total
70
WEAKNESS
1) Komponen methode diruang komering 1.1. 0,1 -2 -0,2
belum berjalan baik
2) Ronde keperawatan belum pernah diterapkan 0,05 -1 -0,05
diruang komering 1.1
3) Perawat diruang komering 1.1 tidak
0,1 -2 -0,2
melakukan pengukuran vital sign dan
menimbang TB/BB pasien baru dan head to
toe
4) Saat mengangkat diagnosa keperawatan nyeri,
0,05 -2 -0,1
perawat diruang komering 1.1tidak
melakukan pengkajian berdasarkan PQRST
5) Terdapat pendokumentasian askep yang tidak
sinkron antara pengkajian dan monitoring 0,2 -2 -0,4
nyeri
6) Kurangnya data subjektif dan objektif dalam
penegakan diagnosa keperawatan 0,1 -2 -0,2
7) Tidak terdapat etiologi dan symptom saat
menegakan diagnosa keperawatan 0,2 -1 -0,2
8) Tidak adanya revisi dari rencana tindakan
sebelumnya jika intervensi sebelumnya tidak 0,1 -2 -0,2
berhasil
9) Penggunaan singkatan yang tidak baku saat
pendokumentasian, seperti penulisan rencana 0,1 -1 -0,1
menggunakan R/ atau selesai dituliskan S/
Total
1 -1,65

OPPORTUNITY
1) Adanya dukungan dari pihak RS untuk 0,3 4 1,2
meningkatkan reward perawat berdasarkan
hasil dari laporan perawat/ log book setiap
bulannya
2) Adanya program akreditasi RS menuju RS 0,4 4 1,6
Internasional yang menuntut perawat menjadi
lebih baik dengan memperhatikan hak dan
kewajiban pasien, 6 sasaran keselamatan
pasien, etika berkomunikasi dengan pasien,
serta program lainnya
3) Adanya program pelatihan/pendidikan lanjut
0,3 3 0,9
bagi perawat yang memenuhi syarat/kriteria
tertentu
Total
1 3,7

71
THREATENED
1) Adanya undang-undang nomor 23 tahun 1992 0,8 -1 -0,8
tentang perlindungan terhadap pasien
2) Adanya sanksi pemotongan renumerasi akibat 0,2 -2 -0,4
perawat yang melanggar SOP
Total
1 -1,2

3 MATERIAL
STRENGHT
1) Kebutuhan alat habis pakai disediakan 0,1 4 0,4
oleh bagian logistic setiap ruangan
2) Kebutuhan terapi farmakologis disediakan 0,1 4 0,4
oleh TPO rawat inap
3) Kebutuhan nutrisi pasien disediakan oleh 0,1 4 0,4
instalasi gizi
4) Kebutuhan sandang pasien disediakan
0,1 4 0,4
oleh instalasi laundry
5) Untuk setiap pasien diberi fasilitas berupa
0,1 4 0,4
1 bed, 1 kursi, 1 narkase, scarem, nurse
call, oksigen permanen dan vacuum
central
6) Setiap kamar pasien terdapat 2 kamar
mandi dan fasilitas kipas angin 0,2 4 0,8
7) Jendela di setiap kamar pasien dapat
dibuka lebar 0,2 4 0,8
8) Di ruang persiapan terdapat pemilahan
tempat sampah 0,1 4 0,4
Total
1 4
WEAKNESS
1) Terdapat 2 bed pasien yang rusak 0,1 -2 -0,2
2) Terdapat alat bed side monitor yang rusak 0,2 -2 -0,4
3) Air pada keran di wastafel ruang perawat 0,2 -2 -0,4
mengalir hanya pada pagi hari
4) Tidak terdapat filter di kamar airbone
0,5 -2 -1
Total
1 -2
OPPORTUNITY
1) Adanya pengajuan proposal pengaduan sarana 1 4 4
dan prasarana secara berkala setiap tahunnya
kepada pihak RSMH
Total 1 4

72
THREATENED
1) Proses permintaan pengadaan sarana dan 0,5 -2 -1
prasarana memerlukan waktu yang lama
2) Wastafel tidak tersedia di ruang persiapan 0,1 -2 -0,2
3) Belum adanya permintaan kalibrasi alat untuk 0,4 -1 -0,4
observasi pasien di RSMH
Total
1 -1,6
4 MARKET
STRENGHT
1) Alat dan barang yang ada di ruang logistik 0,1 4 0,4
komering 1.1 sudah lengkap sesuai dengan
kebijakan rumah sakit mohammad hoesin
2) Pendistribusian logistik di ruang komeringg 0,1 4 0,4
1.1 berjalan dengan baik
3) Penggunaan sarana pada pasien dengan 0,05 2 0,1
masalah khusus menjadi perhatian khusus
bagi perawat di komering 1.1
4) Tersedianya petunjuk teknisi dalam
0,05 3 0,15
penggunaan alat-alat yang ada di ruang
komering 1.1
5) Kamar pasien di ruang komering 1.1 terbagi
0,05 2 0,1
menjadi kamar infeksi, kamar non-infeksi,
kamar airborne dan kamar gangren
6) Terdapat tempat penyimpanan alat non-medis
di ruang komeringg 1.1 0,05 4 0,2
7) Terdapat operan khusus alat di ruang
komeringg 1.1 0,05 4 0,2
8) Alat-alat yang sedang digunakan oleh pasien
dikontrol secara ketat oleh perawat di ruang 0,05 2 0,1
komeringg 1.1
9) Suhu ruangan di tempat penyimpanan alat
sudah sesuai SOP di ruang komeringg 1.1 0,1 2 0,2
10) Rendahnya presentasi infeksi nosokomial
dalam 3 bulan terakhir di ruang komeringg 1.1 0,2 3 0,6
11) Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang
berakibat fatal dalam 3 bulan terakhir di ruang 0,2 3 0,6
komeringg 1.1
Total
1 3,05

73
WEAKNESS
1) Adanya hambatan ketersediaan sarana dan 0,3 -2 -0,6
prasarana di ruang komering 1.1
2) Tidak tersedianya masker bagi pengunjung di 0,2 -2 -0,4
ruang komeringg 1.1
3) Tidak adanya filter dikamar airborne 0,5 -1 -0,5
Total
1 -1,5
OPPORTUNITY
1) Kepala ruangan mengajukan proposal untuk 1 4 4
memenuhi ketersediaan sarana dan prasarana
di ruang komering 1.1
Total 1 4
THREATENED
1) Tidak tersediannya sarana dan prasarana yang 1 -2 -2
dibutuhkan pasien dapat mempengaruhi
pasien untuk pergi ke rumah sakit lain
Total 1 -2
5 MACHINE
STRENGTH
1. Alat oksigen central dan vacuum central 0,8 4 3,2
tersedia cukup secara kuantitas
2. Kepala ruangan mengevaluasi kelengkapan 0,1 4 0,4
alat secara rutin
3. Terdapat buku operan alat setiap shift 0,1 4 0,4
Total
1 4
WEAKNESS
1. Alat yang tersedia kurang baik secara 0,6 -2 -1,2
kualitas, seperti oksigen central dan vacuum
central
2. Lamanya penggantian alat bila rusak 0,4 -2 -0,8
Total 1 -2
THREATENED
1. Proses permintaan pengadaan sarana dan 1 -2 -2
prasarana yang memerlukan waktu yang
panjang
Total 1 -2
OPPORTUNITY
1. Kepala ruangan telah mengajukan 1 4 4
permohonan penambahan alat suction
portable dan perbaikan Bed pasien
Total 1 4

74
6 MONEY
STRENGTH
1. Kepala ruangan, ketua tim, dan perawat 0,1 2 0,2
pelaksana ikut andil dalam pengelolaan
system budgeting di ruang Komering 1.1
2. Gaji, insentif dan uang makan diberikan 0,3 4 1,2
tepat waktu
3. Pemberian gaji diberikan berdasarkan 0,3 4 1,2
jenjang karir
4. Pemberian tarif sesuai dengan beban kerja
0,3 4 1,2
Toal
1 3,8
WEAKNESS
1. Asuransi kesehatan bagi perawat tidak 1 -1 -1
sebanding dengan risiko kerja
Total 1 -1
OPPORTUNITY
1. Terdapat perbedaan pembayaran biaya 0,7 4 2,8
perawatan kesehatan
2. Terdapat pemasukan dari jalur pendidikan 0,3 2 0,6
dokter dan perawat di RSMH
Total 1 3,2
THREATENED
1. Terdapat Rumas Sakit swasta yang 0,6 -3 -1,8
menawarkan gaji yang lebih banyak
2. Pemborosan alat dikarenakan kesalahan 0,4 -3 -1,2
tindakan keperawatan
Total 1 -3

Prioritas Masalah Scoring

Komponen Skor Analisa SWOT


STRENGHT OPPORTUNITY WEAKNESS THREAT
MAN 3,5 3,7 -1,2 -1
METHODE 3,05 3,7 -1,65 -1,2
MATERIAL 4 4 -2 -1,6
MARKET 3,05 4 -1,5 -2
MONEY 3,8 3,2 -1 -3
MACHINE 4 4 -2 -2
TOTAL 21,4 22,6 -9,35 -10,8
RATA-RATA 3,56 3,76 -1,55 -1,8

75
O
3,76

W S
-1,55 3,56

-1,8

Hasil analisa swot manajemen keperawatan di Komering 1.1 berada di kuadran I,


bahwa manajemen keperawatan bersifat agresif. Rekomendasi strateginya adalah progresif
yang berarti bahwa keperawatan di Komering 1.1 bersifat prima dan berpeluang maju
dengan kekuatannya.

76
Planning Of Action (PoA) Mahasiswa Profesi Ners PSIK FK UNSRI Stase Manajemen Keperawatan
Di IRNA D Ruang Komering 1.1 RSUP Dr. M. Hoesin Palembang
Tanggal 29 Mei 17 juni2017

Tanggal
No Kegiatan
29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 PJ
1. Pembuatan Co-Ners
instrumen
pengkajian
analisa situasi
2. Paparan analisa Co-Ners
situasi
3. Diskusi kasus dan Co-Ners
pasien untuk
ronde
keperawatan
4. Mempersiapkan Co-Ners
ronde
keperawatan
5. Melaksanakan Co-Ners
role play ronde
keperawatan
6. Pembagian Buku Co-Ners
Saku ASKEP

77
7. Perenovasian Co-Ners
tempat
penyimpanan
arsip-arsip seperti
lembar transfer
pasien,
blankopemeriksa
anlaboratorium,
informed consent,
dsb.
8. Penkes kepada Co-Ners
pasien tentang
pemilahan
sampah rumah
sakit
9. Penkes kepada Co-Ners
pasien tentang
cuci tangan dan
manfaat gelang
identifikasi
pasien
10. Penkes kepada Co-Ners
pasien tentang

78
penyakit Chronic
Kidney
Disease(CKD)
dan
penanganannya
11. Evaluasi Co-Ners
manajemen
keperawatan
12. Pelaporan secara Co-Ners
keseluruhan

79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Elemen elemen dalam lingkup garapan ruang Komering 1.1: pemeliharaan pola
pola normal dari fungsi fungsi dasar/ kebutuhan dasar manusia, pengelolaan rasa
nyeri dan ketidaknyamanan, penanganan masalah psikis (emosional) berkaitan dengan
penyakit dan pengobatan, peningkatan pengetahuan klien dan keluarga tentang
pemeliharaan kesehatan, memfasilitasi selfcare (perawatan diri) pasien secara mandiri
oleh klien maupun keluarga, dan membantu pasien menghadapi kematian beserta
prosesnya agar dapat meninggal dengan damai.
Dasar pertimbangan ketenagaan perawat dan bidan di RSMH mengacu pada
ketentuan :Keputusan MENKES RI nomor : 81/Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman
penyusunan perencanaan SDM kesehatan di tingkat Propinsi, kab/kota serta Rumah
sakit, tahun 2004, dimana perhitungan ketenagaan berdasarkan WISN (Work Load
Indikator Staff Need).Panduan ketenagaan di RS, direktorat pelayanan keperawatan,
direktur jenderal pelayanan medik depkes RI ttahun 2002, dimana perhitungan
ketenagaan mengacu kepada pendekatan karakteristik pasien dan unit kerja.Peraturan
mentri kesehatan RI no: 340/Menkes/PER/III/2010 tentang klasifikasi RS, pasal 7
point 8, dimana ketenagaan perawat dihitung berdasarkan ratio perawat dengan
tempat tidur yaitu: 1:1.Berdasarkan pengkajian di ruangan Komering 1.1 jumlah
perawat yang bekerja di ruang Komering 1.1 tidak sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI nomor 81/Menkes/SK/I/2004, karena keterbatasan jumlah tenaga
perawat di ruang Komering 1.1.
Peran kepala ruangan tim Komering 1.1, yaitu memimpin briefing bersama
anggota tim, memimpin timbang terima pasien dan alat inventaris, membina kerja tim
dan membagi tugas setiap anggota tim, memberikan pendelegasian tugas kepada
ketua tim, memonitor kelengkapan administrasi pasien pulang serta merencanakan
kebutuhan SDM sesuai dengan panduan ketenagaan, pelaksanakan tugas-tugas yang
diberikan pimpinan.
Tugas perawat pelaksanan Komering 1.1, yaitu membantu menyiapkan
kelengkapan administrasi pasien pulang, melaksanakan asuhan keperawatan mulai
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi,
melaksanakan orientasi kepada pasien baru, melaksanakan promosi kesehatan rumah

80
sakit (PKRS) perorangan dan kelompok, mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat inventaris dan alat habis pakai, membuat laporan harian,
menghadiri rapat ruangan dan instalasi, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan pimpinan.
Dilihat dari tingkat pendidikan Perawat Primer (Katim) maka MPKP ruang
Komering 1.1 termasuk dalam kategori MPKP tingkat pemula dimana Perawat Primer
adalah Amd. Kep. Praktik keperawatan pada tingkat ini diharapkan mampu
memberikan asuhan keperawatan tingkat II dengan metode pemberian asuhan
keperawatan modifikasi keperawatan primer. Dokumentasi keperawatan mengacu
pada standar rencana perawatan masalah aktual dan masalah resiko.

B. SARAN
1. Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit untuk melakukan evaluasi guna
meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk
membuat SPO tentang ronde keperawatan agar kegiatan tersebut dapat segera
terlaksana sesuai dengan standar.
2. Kepala Ruangan
Diharapkan agar kepala ruangan tetap mendukung adanya perubahan yang
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik di ruang Komering 1.1.
3. Perawat
Diharapkan perawat ruangan agar tetap terbuka dalam menerima perubahan,
pembaharuan dan berperan serta demi tercapainya asuhan keperawatan yang
berkualitas.
4. Ruang Komering 1.1
a. Masalah kurangnya tenaga keperawatan dapat ditindak lanjuti dengan
perencanaan penambahan tenaga keperawatan oleh kepala ruangan. Sedangkan
masalah pengembangan staff dapat disarankan untuk bekerjasama dengan
kepala ruangan dan tenaga keperawatan diruang Komering 1.1 untuk
melakukan diskusi mengenai pelatihan-pelatihan yang telah ditetapkan.
b. Diharapkan untuk kepala ruangan untuk berkolaborasi dengan tenaga
keperawatan diruang Komering 1.1 untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih
baik lagi agar kepuasan kinerja pasien terhadap pelayanan keperwatan dapat
meningkat.
c. Diharapkan kepada perawat ruang Komering 1.1 untuk meningatkan
pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.

81
82

Você também pode gostar