Você está na página 1de 9

Analisis SWOT

Analisis Situasi Sistem Informasi Kesehatan

Posted on 21 Januari 2014 Updated on 21 Januari 2014

Analisis situasi sistem informasi kesehatan dilakukan dalam rangka pengembangan sistem
informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri,
melainkan merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan yang dibangun dari himpunan
atau jaringan sistem-sistem informasi dari level yang paling bawah. Misal: sistem informasi
kesehatan nasional dibangun dari himpunan atau jaringan sistem informasi kesehatan provinsi.
Sistem informasi kesehatan dikembangkan dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia sehat 2025. Visi dan misi ini tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan (RPJP-K) yang disusun pada tahun 2005
untuk kurun waktu 20 tahun, dan diuraikan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kesehatan (RPJM-K) yang dievaluasi setiap 5 tahun. RPJM-K yang berlaku sekarang adalah
RPJM-K ke-dua yang berlaku dari tahun 2010 sampai dengan 2014, dengan visi: Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini akan tercapai dengan baik apabila didukung oleh
tersedinya data dan informasi akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pencapaian visi ini memerlukan dukungan sistem informasi kesehatan yang
dapat diandalkan.

Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu analisis dari sistem informasi
kesehatan yang tepat guna, agar sistem informasi kesehatan yang dikembangkan benar-benar
dapat mendukung terwujudnya visi Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Analisis
situasi yang dilakukan salah satunya dapat menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu
analisis antarkomponen dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap komponen untuk
merumuskan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem
informasi kesehatan secara berkelanjutan.

SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan/kondisi positif), Weakness (kelemahan


internal sistem), Opportunity (kesempatan/ peluang sistem), dan Threats (ancaman/ rintangan/
tantangan dari lingkungan eksternal sistem). Kekuatan yang dimaksud adalah kompetensi khusus
yang terdapat dalam sistem, sehingga sistem tersebut memiliki keunggulan kompetitif di pasaran.
Kekuatan dapat berupa: sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan, dan sebagainya yang
membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan
masyarakat di dalam atau di luar sistem. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam
hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kerja sistem informasi kesehatan. Adapun peluang adalah berbagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi sistem tersebut, sedangkan ancaman/tantangan merupakan
kebalikan dari peluang. Tantangan yang mungkin muncul sehubungan dengan pengembangan
sistem informasi kesehatan pada dasarnya berasal dari dua perubahan besar yaitu tantangan dari
otonomi daerah dan tantangan dari globalisasi. Dengan demikian ancaman/tantangan adalah
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan sistem.
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategis.
Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan
dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan sistem dan menekan
dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisis SWOT dapat diterapkan dalam tiga
bentuk untuk membuat keputusan strategis, yaitu:

1. Analisis SWOT memungkinkan penggunaan kerangka berfikir yang logis dan holistik
yang menyangkut situasi dimana organisasi berada, identifikasi dan analisis berbagi
alternatif yang layak untuk dipertimbangkan dan menentukan pilihan alternatif yang
diperkirakan paling ampuh.
2. Pembandingan secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal di satu pihak,
serta kekuatan dan kelemahan internal di pihak lain.
3. Analisis SWOT tidak hanya terletak pada penempatan organisasi pada kuadran tertentu
akan tetapi memungkinkan para penentu strategi organisasi untuk melihat posisi
organisasi yang sedang dianalisis tersebut secara menyeluruh dari aspek produk/ jasa/
informasi yang dihasilkan dan pasar yang dilayani.

Dalam melakukan analisis situasi menggunakan analisis SWOT, maka langkah-langkahnya


adalah:

1. Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling mendesak untuk diatasi
secara umum pada semua komponen.
2. Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk mengatasi
kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu pada Langkah 1.
3. Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2) ke dalam
Pola Analisis SWOT seperti berikut.

Gambar 1. Pola Deskripsi dalam Analisis SWOT


Pada waktu mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam sistem
informasi kesehatan, perlu diingat bahwa kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal
yang perlu diidentifikasikan di dalam sistem, sedangkan peluang dan ancaman merupakan
faktor eksternal yang harus diidentifikasi dalam lingkungan eksternal sistem. Lingkungan
eksternal suatu sistem informasi kesehatan dapat berupa: pemerintah, masyarakat luas,
stakeholder internal dan eksternal, dan pesaing. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan,
atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukan, proses,
dan keluaran.

Masukan termasuk fisik dan non fisik. Masukan fisik berupa sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana-prasarana, metode, hardware dan software pendukung, market dan manajemen waktu
(7M=man, money, material, methode, machine, market dan minute). Masukan non fisik berupa
data kesehatan.

Proses berupa pengelolaan sistem (data) hingga menjadi informasi, termasuk tatapamong,
manajemen dan kepemimpinan, dan kerja sama.

Keluaran berupa jenis informasi yang dihasilkan, termasuk model dan media informasi,
publikasi, dan pengguna informasi.

4. Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani


kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan program
secara berkelanjutan. Analisis untuk pengembangan strategi pemecahan masalah dan
perbaikan/pengembangan program itu digambarkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Analisis SWOT untuk Pengembangan Strategi

5. Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan


susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.

Hasil analisis SWOT dimanfaatkan untuk menyusunan strategi pemecahan masalah,


serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem secara berkelanjutan. Jika kekuatan lebih
besar dari kelemahan, dan peluang lebih baik dari ancaman, maka strategi pengembangan
sebaiknya diarahkan kepada perluasan/pengembangan sistem, sedangkan jika kekuatan lebih
kecil dari kelemahan, dan peluang lebih kecil dari ancaman, maka sebaiknya strategi
pengembangan lebih ditekankan kepada upaya konsolidasi ke dalam, melakukan penataan sistem
dan organisasi secara internal dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, dan
mereduksi kelemahan di dalam dan ancaman dari luar. Analisis itu dapat digambarkan sebagai
berikut.

Gambar 3. Analisis SWOT dan Prioritas Strategi Pengembangan

Langkah-langkah Analisis SWOT di atas dikenal dengan model David (2004), yaitu matriks
Threats-Opportunity-Weakness-Strength (TOWS), merupakan perangkat pencocokan yang
penting dan dapat membantu pengelola sistem mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO
(Strength-Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ST (Strength-Threats) dan
strategi WT (Weakness-Threats). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci,
merupakan bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan matriks TOWS dan memerlukan
penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan yang paling baik.

Strategi SO (Strength-Opportunity), yaitu strategi kekuatan-peluang, menggunakan kekuatan


internal sistem untuk memanfaatkan peluang eksternal sistem. Strategi WO (Weakness-
Opportunity), yaitu strategi kelemahan-peluang, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST (Strength-Threats), yaitu strategi kekuatan-
ancaman, menggunakan kekuatan sistem untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal. Strategi WT (Weakness-Threats), yaitu strategi kelemahan-ancaman, merupakan
strategi defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal.

Contoh penerapan deskripsi SWOT pada sistem informasi kesehatan nasional berdasarkan hasil
evaluasi yang telah dilakukan (tahun 2012) pada Pusat Data dan Informasi, dan unit-unit lain di
Kementerian Kesehatan, serta unit di luar sektor kesehatan maka diketahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam sistem informasi kesehatan, seperti tampak dalam tabel di bawah
ini. Hasil deskripsi ini kemudian dianalisis dan selanjutnya dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam penyusunan rencana jangka menengah pengembangan dan penguatan
sistem informasi kesehatan nasional selanjutnya.

Tabel 1: Deskripsi SWOT

STRENGTH ( KEKUATAN ) WEAKNESSES ( KELEMAHAN )


Indonesia telah memiliki beberapa SIK masih terfragmentasi (belum
legislasi terkait SIK (UU Kesehatan, terintegrasi) dan dikelola berbagai pihak
SKN, Kebijakan dan strategi sehingga terdapat pulau-pulau
pengembangan SIKNAS dan SIKDA). informasi.
Tenaga pengelola SIK sudah mulai Legislasi yang ada belum kuat untuk
tersedia pada tingkat Pusat, Provinsi dan mendukung integrasi SIK.
Kabupaten/Kota. Tidak terdapatnya penanggung
Infrastruktur teknologi informasi dan jawab khusus SIK (petugas SIK umumnya
komunikasi tersedia di semua Provinsi masih rangkap jabatan).
dan hampir seluruh Kabupaten/kota Tenaga Pengelola SIK umumnya masih
Indikator kesehatan telah tersedia. kurang diakui perannya, pengembangan
Telah ada sistem penggumpulan data karir tidak jelas dan belum ada jabatan
secara rutin yang bersumber dari fasilitas fungsionalnya.
kesehatan pemerintah dan masyarakat. Terbatasnya anggaran untuk teknologi
Telah ada inisiatif pengembangan SIK informasi dan komunikasi khususnya
oleh beberapa fasilitas kesehatan seperti untuk pemeliharaan.
Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Indikator yang digunakan sering kurang
Kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan menggambarkan subjek yang diwakili.
mereka sendiri. Belum terbangunnya mekanisme aliran
Diseminasi data dan informasi telah data kesehatan baik lintas program (Pusat,
dilakukan, contohnya hampir semua Provinsi, Kabupaten/Kota) maupun lintas
Provinsi dan Kabupaten/kota dan Pusat sektor.
menerbitkan profil kesehatan. Masih lemahnya mekanisme monitoring,
evaluasi dan audit SIK.
Kualitas data masih bermasalah (tidak
akurat, lengkap, tepat waktu)
Penggunaan data/informasi oleh
pengambil keputusan dan masyarakat
masih sangat rendah

OPPORTUNITIES ( PELUANG ) THREATHS ( ANCAMAN )


Kesadaran akan permasalahan kondisi Dengan Otonomi daerah, terkadang
SIK dan manfaat eHealth mulai pengembangan SIK tidak menjadi
meningkat pada semua pemangku prioritas.
kepentingan terutama pada tingkat Rotasi tenaga SIK di fasilitas kesehatan
manajemen Kementerian Kesehatan. Pemerintah tanpa perencanaan dan
Telah ada peraturan perundang-undangan koordinasi dengan Dinas Kesehatan telah
terkait informasi dan TIK. menyebabkan hambatan dalam
Terdapatnya kebijakan perampingan pengelolaan SIK.
struktur dan pengkayaan fungsi, Sebagian program kesehatan yang didanai
memberikan peluang dalam oleh donor mengembangkan sistem
pengembangan jabatan fungsional informasi sendiri tanpa dikonsultasikan
pengelolaan SIK. atau dikoordinasikan sebelumnya dengan
Terdapat jenjang pendidikan informasi Pusat Data dan Informasi dan pemangku
kesehatan yang bervariasi dari diploma kepentingannya.
hingga sarjana di perguruan tinggi. Komputerisasi data kesehatan terutama
Para donor menitik beratkan program menuju data individu (disaggregate)
pengembangan SIK. meningkatkan risiko terhadap keamanan
Registrasi vital telah dikembangkan oleh dan kerahasiaan sistem TIK.
Kementerian Dalam Negeri dan telah Kondisi geografis Indonesia yang sangat
mulai dengan proyek percobaan di beragam dimana infrastruktur masih
beberapa Provinsi. sangat lemah di daerah terpencil sehingga
Adanya inisiatif penggunaan nomor menjadi hambatan modernisasi SIK.
identitas tunggal penduduk oleh
Kementerian Dalam Negeri yang
merupakan peluang untuk memudahkan
pengelolaan data sehingga menjadi
berkualitas.
Kebutuhan akan data berbasis bukti
meningkat khususnya untuk anggaran
(perencanaan) yang berbasis kinerja.

http://oshigita.wordpress.com/tag/analisis-swot/

Daftar Pustaka:

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Dasar Penyeliaan Jaminan Mutu Di Puskesmas.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehtan Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi


Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 932 tahun 2002),
Cetakan Kedua. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
2005 2025. Jakarta: Depkes RI. http://www.depkes.go.id.

Kepmenkes RI No. 192/MenKes/SK/VI/2012 tantang Roadmap Rencana Aksi Penguatan Sitem


Informasi Kesehatan Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010 2014.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id.

Sabarguna, Boy; Safrizal, Heri. 2007. Master Plan Sistem Informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.

Siagian S.P. 2004. Manajemen Strategik, Cetakan ke-lima. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sulaeman E,S. 2011. Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktek di Puskesmas. Jogjkarta: Gadjah
Mada University Press.

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa
1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman).
Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat
suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah
arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg
ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan
atau tidak terlihat selama ini.
Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang
yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut.
Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output
berupa arahan dan tidak memberikan solusi ajaib dalam sebuah permasalahan.

Strengh (kekuatan)
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
Contoh :

1. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)


2. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)
Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombong
dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri.
Weaknesses (Kelemahan)
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang
dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal
yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak
dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
Contoh :

1. Kurang terbinanya komunikasi antar anggota


2. Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.

Opportunity (kesempatan)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi
atau program kita untuk memanfaatkannya.
Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa
uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
Contoh :

1. Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan


2. Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.

Threat (ancaman)
Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau
berjalannya sebuah organisasi dan program.
Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba
untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi
tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
Contoh :

1. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada


2. Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.

Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita
gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :

1. SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1
perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa
SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.
2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan
kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan
akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan
3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya
terjadi
4. Hindari grey areas .
1. Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa
SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin

SWOT untuk organisasi


Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan
pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan sebuah analisis kondisi
mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis SWOT biasanya dicantumkan dalam GBHK (Garis-
garis Besar Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi
internal maupun external.
Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di
lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja
yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus
tersebut.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah
berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana
harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin
mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Dan yang menjadi
tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi dan Misi dari organisasi tersebut. Sehingga analisa
SWOT dapat berjalan dengan baik apabila visi dan misi organisasi telah terbangun.

http://elsianalisaswot.blogspot.com/2012/06/analisa-swot-dan-penerapannya.html

Você também pode gostar