Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. Etiologi
Penyebab terjadinya gizi buruk yaitu kurangnya asupan kalori dan protein
yang dapat terjadi karena
Diet yang tidak cukup
Kebiasaan makan yang tidak tepat
Kelainan metabolik
Penyakit infeksi
Kelainan bawaan saluran pencernaan dan jantung
Malabsorbsi, gangguan metabolik
Penyakit ginjal
Gangguan pada saraf pusat
Tingkat pendapatam keluarga yang kurang
Pola pengasuhan anak yang kurang memadai
Pelayanan kesehatan dan lingkungan yang kurang memada
3. Manifestasi klinis
Gangguan gizi buruk secara klinis terbagi 3 type yaitu :
Kwashiokor
Edema( terutama kaki/dorsum pedis0
Wajah membulat dan sembab
Pandangan sayu
Rambut tipis,kemerahan seperti warna rambut jagung,mudah
dicabut/rontok
Perubahan status mental : rewel,cengeng,kadang apatis
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi)
Kelainan kulit
Sering disertai : infeksi,anemia,diare
Marasmus
Tampak sangat kurus
Wajah seperti orang tua
Cengeng,rewel
Kulit keriput,jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
Perut cekung
Sering : penyakit kronik.diare kronik
Marasmik-kwashiokor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiokor dan marasmus,dengan BB/U<60% Baku median WHO-NCHS
disertai edema yang mencolok.
4. Patofisiologi
Penyakit gizi buruk dengan kekurangan energi dan protein atau tidak
mencukupinya makanan bagi tubuh sering kali dikenal dengan marasmus dan
kwashiokor.
a. Marasmus
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori
dan protein.Pada marasmus ditandai dengan atrofi jaringan terutama
lapisan subkutan dan badan tampak kurus seperti orang tua.Pada
marasmus metabolisme lemak kurang terganggu daripada
kwashiokor,sehingga kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak
ada.pada marasmus tidak ditemukan edema akibat hipoalbuminemia dan
atau retensi sodium.Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat
dipenuhi dengan adanya cadangan protein sebagai sumber energi.
b. Kwashiokor
Kwashiokor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekuranga
protein baik dari segi kwalitas maupun kuantitas.kekurangan protein
dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino essensial
dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme terutama
sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, makin berkurangnya asam amino
dalam serum menyebabkan berkurangnya produksi albumin hati.kulit
bakan tampak bersisik dan kering karena depigmentasi.Anak dapat
mengalami gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A.kekurangan
meneral khususnya besi,kalsium dan seng.Edema yang terjadi karena
hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah dari intravaskular
kompartemen kerongga interstisial yang kemudian menimbulkan
ascites.Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan
atrofi pada sel acini pangkreas.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. pemeriksaan fisik
1. Mengukur tinggi badan dan berat badan
2. menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB (dalam kg)dibagi TB (dalam
meter)
3. mengukur ketebalan lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep)
b. pemeriksaan laboratorium : albumin, kretinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht,
transferin.
6. Komplikasi
Marasmus: Infeksi,Tuberculosis,Parasitosis,disentri,malnutrisi
kronik,Gangguan tumbuh kembang
Kwashiokor: Diare,Infeksi,Anemia,Gangguan Tumbuhkembang,Hipokalemia
dan Hipernatremia
7. Prognosis
Pada setiap penderita KEP berat,selalu periksa adanya gejala defisiensi nutrien
mikro yang sering menyertai seperti Xerophthalmia ( Defisiensi Vitamin
A),anemia (difesiensi FE,Cu,Vitamin B12,Asam Folat),Stomatitis ( Vitamin
B,C)dll.
8. Penatalaksanaan dan Pencegahan
a) Atasi/cegah Hipoglikemia
b) Atasi/cegah Hipotermia
c) Atasi/cegah Dehidrasi
d) Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
e) Obati/cegah infeksi
f) Koreksi Defisiensi nutrien mikro
g) Mulai pemberian makan
h) Fasilitas tunbuh kejar
i) Sediakan Stimulasi sensorikdan dukungan mental/emosional
j) Siapkan Follow up setelah sembuh
Landasan Teori Keperawatan Gizi Buruk
1. Pengkajian data dasar pasien
a. Aktifitas atau istirahat
Gejala kelemahan, kelelahan, keletihan malaise umum. Pembetasan
aktivitas sehubungan dengan proses penyakit, lethargi.
b. eliminasi
gejala : episode diare yang tidak dapat diperkirakan, konstipasi
hilang timbul
c. makana/cairan
gejala : anoreksia, mual muntah, penurunan BB
tanda : penurunan lemak subkutan atau masa oto, kelemahan,
tonus otot dan turgor kulit buruk, membran mukosa pucat
d. nyeri/kenyamanan
gejala : nyeri tekan abdomen dengan nyeri kerang
tanda : distensi abdomen
e. keamanan
gejala : alergi terhadap makanan atau produk susu peningkatan
suhu (39,6-40 0 C )
tanda : lesi kulit, misalnya eritema nodusum
f. intreigitas ego
tanda : perubahan status mental : cengeng, rewel
g. sirkulasi
tanda : hipotensi
h. Hygiene
tanda : kurang bertenaga, penampilan tak rapih
i. Peranapasan
tanda : takipnea
2 Diagnosa keperawatan & investasi tindakan keperawatan
a. Devisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
1. Batasan karakteristik
Mayor ( harus terdapat,satu atau lebih )
1. Ketidakcukupan masukan cairan oral
2. Keseimbangan negatif antara masukan dan haluran
3. Penurunan berat badan
4. Kulit/membran mukosa kering
Minor ( Mungkin terdapat )
1. Peningkatan natrium serum
2. Penurunan haluran urine atau haluran urine berlebihan
3. Urine memekat atau sering berkemih
4. Penurunan turgor kulit
5. Haus/mual/anoreksia
Faktor-faktor yang berhubungan
- Situasional :
Berhubungan dengan mual muntah
- Maturasional :
Bayi/Anak
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat
penurunan penerimaan cairan dan penurunan kemampuan memekatkan
urine.
- Matursional:
Berhubungan dengan Keadekuatan masukan sekunder
2 Hasil yang diharapkan
a. Menunjukan peningkatan berat badan
b. Tidak mengalami tanda mal nutrisi
c. Rasional dan prosedur untuk pengobatan
3. Intervensi dan Rasional
Intervensi Rasional
Tindakan mandiri
1. Catat stasus nutrisi pasien pada 1. Berguna dalam mendefinisikan
penerimaan, catat turgor kulit, derajat atau luasnya masalah dan
integritas mukosa oral pilihan intervensi yang tepat.
2. Beri makan sedikit tapi sering 2. Maksimalkan masukan nutrisi dan
dengan makanan tinggi protein menurunkan kelemahan
dan kiarbohidrat
3. Kaji riwayat nutrisi, termasuk 3. Mengidentifikasi defisiensi,
makanan yang disukai. menduga kemungkinan intervensi.
Tindakan Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam 1. Membantu dalam membuat rencana
pemberian diet diet untuk memenuhi kebutuhan
individual
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan status metabolic
1 Batas karakteristik
Mayor :
Gangguan jarinagan epidermis dan dermis
Minor :
Lesi kulit, ulserasi, forasi ulkus dekubitus
Kulit kering atau berbisik dengan turgor kulit buruk
Rambut rapuh atau kering
2. Faktor-faktor yang berhubungan
Situasional:
Berhubungan dengan kerusakan mobilitas sekunder
Maturasional:
Berhubungan dengan status metabolik
3. Hasil yang diharapkan
Kulit Tak kering/bersisk
Elastisitas kembali normal
4. Intervensi dan Rasional
Rasional
Intervensi
Tindakan mandiri;
1. Kaji kulit tiap hari (catat warna dan 1 Menentukan garis dasar dimana
turgor kulit) perubahan pada status dapat di
2. Pertahankan instruksi dalam hygiene bandingkan dengan melakukan
kulit misalnya; nmembasuh intervensi yang tepat
kemudian mengeringkannya dengan 2 Mempertahankan kebersihan,
hati-hati. karena kulit yang kering dapat
3. Pertahankan sprei bersih, kering dan terjadi barier kulit
tidak berkerut. 3 Menurunkan kemungkinan
4. Balikkan atau ubah posisi dengan terjadinya infeksi kulit.
sering ukur 4 Mencegah sirkulasi dan mencegah
5. Anjurkan menggunakan pakaian tekanan pada kulit atau jaringan
yang lembut dan longgar tiap hari yang tidak perlu.
5 Mencegah terjadinya infeksi kulit.
d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnya kemampuan fisik
1. Batas karakteristik
Mayor :
Perubahan pertumbuhan fisik
Minor
Belum bisa berbicara / berbahasa dengan baik
Aktifitas motorik tidak sesuai umur atau usianya
Adanya kelemahan fisik
Faktor;faktor yang berhubungan
Situasional
Berhubungan dengan orang tua kurang pengetahuan
Maturasional
Berhubungan dengan keterbatasan kesempatan untuk memenuhi
kebutuhan
2. Hasil yang diharapkan
a. Menunjukan perkembangan motorik sesuai dengan usianya.
b. Terjadi peningkatan perilaku personal dan bahasa
c. Tidak terjadi kelemahan fisik
3. Intervensi rasional
Intervensi Rasional
Tindakan mandiri :
1 Berikan kesempatan bagi anak yang 1. Membantu anak untuk
sakit untuk memenuhi tugas berkembang sesuai usianya
perkembangan
2 Berikan mainan sesuai usia anak 2. Membantu anak untuk
mengekspresikan perasaannya
3 Anjurkan pada orang tua tentang 3. Membantu anak untuk memahami
tugas perkembangan yang sesuai tugas perkembangannya
dengan kelompok usia
e. Ansietas atau kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya
informasi
1. Batasan karakteristik
Mayor:
Perasan takut yang tidak jelas ,takut yang tiba-tiba,kekhawatir
Minor:
a. Peningkatan rasa tegang atau tidak ada harapan
b. Ketakutan, khawatir resah
c. Perasaan mau pingsan
d. Rangsangan simpatik atau gelisah
Faktor-faktor yang dihubungkan
a. Situasional
Berhubungan dengan Kurang pengetahuan
b. Maturasional:
Hasil yang diharapkan
a. Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk
menghadapi masalah
b. Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangangi
3. intervensi rasional
Intervensi Rasional
Tindakan mandiri;
1 Catat petunjuk perilaku, mis....., 1. Sebagai indikator derajat ansietas
gelisah
2 Dorong pasien menyatakan 2. Membina hubungan trapeutik
perasaan, berikan umpan balik.
3 Berikan informasi yang akurat 3. Membantu menurunkan ansietas
tentang kondisi pasien
4 Anjurkan untuk relaksasi 4. Membantu mengurangi ansietas
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN PASIEN
(GIZI BURUK)
A. PENGKAJIAN
Tgl / jam Pengkajian : 08 03 2010 / 10:00 wit
Tgl / jam masuk RS : 07 03 2010 /08:00 wit
Ruangan / kamar no : Ruangan Anak/kamar III
Dx Medis : Gizi Buruk (Marasmik-kwashiokor)
1. Data Biografi
a. Identitas Klien
A
- Nama : /. S.r
- Nama panggilan : S. r
- Tanggal lahir / umur : 08 12 2007
- Umur : 2 Tahun 9 Bulan
- Jenis kelamin : Perempuan
- Agama : Islam
- Suku / Bangsa : Ambon / Indonesia
- Pendidikan : -
- Bahasa yang digunakan : -
Tidak ada
3 Polio - - pemberian
Imunisasai
4 Campak - -
5 Hepatitis - -
2. Membran mukosa
Warna : pucat
Kelembaban : kering
Luka : tidak ada
Lessi : tidak ada
Masa : tidak ada
3. Gigi
Warna : putih
Jumlah : 18 buah
Jarak : berdekatan
Karang gigi : tidak ada
Bengkak : tidak ada
Pendarahan : tidak ada
f. Hidung
Bentuk : simetris, normal
Gerakan cuping hidung : tidak ada
Septum : berada di garis tengah
Dinding dalam : normal, tidak ada odema
Pembauan : baik
Pendarahan : tidak ada
g. Telinga
1. Daun telinga
Kelainan congenital : tidak ada
Oedema : tidak ada
2. Liang telinga
Serumen : tidak ada
Corpus alieneum : tidak ada
Furunkel : tidak ada
3. Membran timpani
Warna : putih
Perforasi : tidak ada
Ruptur : tidak ada
4. Tes pendengaran : kurang baik
h. Leher
Bentuk : normal (tidak ada kelainan)
Kaku kuduk : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Arteri carotis : teraba
Vena jugularis : tekanan normal, tidak ada pembesaran.
i. Dada
Bentuk : normal
Pertumbuhan buah dada : belum ada
Pembengkakan : tidak ada
Retraksi dinding dada : tidak ada
j. Abdomen
Bentuk : simetris
Bising usus : hiperpristaltik
Gambaran
- Strie : tidak ada
- Pembuluh darah : tidak ada
Kembung : tidak ada
Tegang / kaku : tidak ada
Lingkaran perut : tidak ada
Hernia : tidak ada
Nyeri tekan dan nyeri lepas : tidak ada
Pembesaran hepar : ada
Pembesaran limfe : tidak ada
Pembesaran ginjal : tidak ada
Distensi kandung kemih : tidak ada
Kekuatan menggenggam
- Tangan kiri : lemah
- Tangan kanan : lemah
Otot kaki : kecil
Rentang gerak : terbatas
Kekuatan otot : lemah
n. Tulang belakang : normal
o. Genetalia
Labia : bentuk simtris, warna sesuai warna tubuh
Orifisium uretra eksterna : normal
Secret : tidak ada
Lessi : tidak ada
Kelainan congenital : tidak ada
p. Anus
Paten : ya
Hemoroid / prolaps : tidak ada
Lessi : tidak ada
Kelainan : tidak ada
q. Kulit
Warna : pucat
Tekstur : Kering dan bersisik
Turgor : jelek
Suhu : 37 0 C
Luka : tidak ada
Lessi : ada
Kelembaban : agak kering
r. Kuku
Warna : pucat
Bentuk : lancip (sesuai jari)
7. Pola kebiasaan sehari - hari
No Pola hidup Sebelum Sakit Saat Sakit
1 Pola nutrisi
ASI
- Lama pemberian ASI tidak diberikan karena ASI tidak
- Waktu pemberian ibu mengalami gangguan diberikan
- Adakah kesulitan jiwa
- Keluhan
Makanan Padat
- Kapan mulai diberikan Pada umur 6 bulan Sejak masuk RS
- Jenis makanan Bubur saring, bubur Bubur
- cara pemberian Per oral Per oral
Vitamin Tidak ada Tidak ada
Pola makanan
- Frekuensi makan 2 x sehari 2 x sehari
- Jenis makanan Bubur dan nasi + lauk Bubur + lauk
pauk pauk
- Makanan yang disenangi Tidak ada Tidak ada
- Alergi makanan Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan makan Makan bersama keluarga Makan bersama
keluarga
- Waktu makan Pagi, siang, malam Pagi, siang
malam
- Porsi makan 1 porsi porsi (tidak
dihabiskan)
Pola minum
- Frekuensi minum 3 4 gelas / hari 3 4 gelas / hari
- Jenis minuman Air putih, teh, susu Air putih, susu
- Minuman yang disenangi Tidak ada Tidak ada
- Jumlah minum / hari 400 700 cc / hari 300 500 cc /
hari
2 Pola tidur
- Waktu tidur siang 1- 3 jam 2 4 jam
- Waktu tidur malam 7 10 jam 5 8 jam
- Kelainan waktu tidur Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan menjelang tidur Digendong Digendong
- Kebiasaan yang membuat Punggung di usap usap Pungung diusap
anak merasa nyaman saat usap
tidur
- Kualitas Nyenyak Nyenyak
3 Pola bermain Bermain boneka Tidak ada
5 Pola eliminasi
BAB
- Frekuensi 1 3 x / hari 1 3x per /hari
- Waktu Tidak menentu Tidak menentu
- Warna Kuning Kuning
- Bau Khas khas
- Konsistensi Lunak Encer
- Cara Manual Manual
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
- Penggunaan laxatif Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan waktu BAB Tidak ada Tidak ada
- Usia toilet training 2 tahun -
BAK
- Frekuensi 2 3 x / hari 2 3 x / hari
- Warna Kuning Kuning
- Bau Amoniak Amoniak
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
- Kebiasaan ngompol Tidak ada Tidak ada
6 Kebiasaan lain
- Mengisap jari Ya Ya
- Mengigit kuku Tidak ada Tidak ada
- Mempermainkan genital Tidak Tidak
- Mudah marah Tidak Tidak
- Lain lain - -
8. Keadaan psikologis
a. Keadaan emosional : kurang baik
b. Pola adaptasi : kurang baik
c. Sifat dasar (karakter) : pemalu
d. Keadaan emosional keluarga : keluarga pasrah dengan keadaan anak
mereka
9. Keadaan sosial
a. Interaksi dalam keluarga : baik
b. Hubungan dengan orang yang paling dekat : baik
c. Rekreasi : kadang kadang
d. Pola konsep diri keluarga : kurang baik
2. Data Objektif
a. Perkembangan bahasa anak belum sempurna (baik)
b. Perkembangan motorik belum berkembang dengan baik
c. Kondisi umum lemah
d. letargia
e. Berat badan 11 kg
f. Panjang badan 85 cm
g. Lingkar kepala 45,5 cm
h. Lingkar dada 43 cm
i. Lingkar lengan atas 18 cm
j. Status gizi buruk
k. Rambut warna merah (sepeti rambut jagung)
l. Tekstur kasar mudah tercabut
m. Pendengaran kurang baik
n. Kekuatan otot lemah
o. Porsi makan tidak dihabiskan
p. Keseimbangan belajar kurang baik
q. Keluarga tampak gelisah
r. Anemis/pucat pada kunjungtiva,bibir,membran mukosa,kulit,kuku.
s. Rambut berwarna merah seperti rambut jagung
t. Tekstur keras dan mudah tercabut
u. Kulit kering dan bersisik
v. Terdapat lesi kulit
w. Anak belum pernah mendapatkan imunisasi
C. ANALISIS DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : keluarga pasien mengatakan : Intake nutrisi Perubahan nutrisi
- Badan lemas yang tidak kurang dari
- Badan kurus kering adekuat kebutuhan tubuh
wajah seperti orang tua
- Tidak nafsu makan
DO : - Porsi makan tidak
dihabiskan
- kondisi umum lemah
- BB 11 kg
- TB 85 cm
- LK 45,5 cm
- LD 43 cm
- LLA 18 cm
- Status gizi buruk
- letargia
- Anemis/pucat:kunjungtiva
Bibir,membran mukosa,kulit
dan ujung kuku.
3 Gangguan integritas kulit B/D gangguan Tidak terjadi gangguan 1. Kaji kulit tiap hari 1. menentukan garis
(catat warna dan turgor dasar dimana
status metabolic yang ditandai dengan : integritas kulit dengan
kulit) perubahan pada status
DS : keluarga pasien mengatakan kriteria : dapat di bandingkan
Makan / minum kurang dengan melakukan
- Makan-minum baik
Pasien lemas intervensi yang tepat
- Badan gemuk
Badan kurus
- Pasien tidak lagi
DO : - turgor kulit menurun 2. Pertahankan instruksi 2. mempertahankan
lemas
- Kulit pucat dan kering dalam hygiene kulit kebersihan, karena
- Turgor kulit membaik
misalnya; nmembasuh kulit yang kering
- Kulit tidak pucat dan
kemudian dapat terjadi barier
tidak kering
mengeringkannya kulit
dengan hati-hati.
3. Pertahankan sprei 3. menurunkan
bersih, kering dan tidak kemungkinan
berkerut. terjadinya infeksi
kulit.
4. Balikkan atau ubah 4. mencegah sirkulasi
posisi dengan sering dan mencegah
ukur BB tiap hari. tekanan pada kulit
atau jaringan yang
tidak perlu.
5. Anjurkan menggunakan 5. mencegah terjadinya
pakaian yang lembut infeksi kulit.
dan longgar tiap hari
TINDAKAN KEPERAWATAN
a
Nama : /. U.K RS : Alfatah
Umur : 3 tahun Ruangan : Maleo
Jenis Kelamin : Perempuan NO. Register : 04-77-22
No Hari/tanggal Diagnosa Jam Implementasi dan hasil Evaluasi
Keperawatan
1 Sabtu, 26-07-2008 Perubahan nutrisi 14:15 wit 1. Mencatat status nutrisi denga Tanggal 27-07-2008
kurang dari menanyakan kebiasaan makan Jam 08:45 wit
kebutuhan tubuh serta melihat intensitas S : keluarga pasien mengatakan:
berhubungan membran mukosa. - makan minum masih
dengan intake Hasil : sulit makan maupun kurang
nutrisi yang tidak minum membran mukosa pucat - lemas berkurang
adekuat dan kering - badan kurus
17:00 wit O : - porsi makan tidak
2. Memberi makan dengan porsi dihabiskan
kecil tapi sering. - Membran mukosa, dan
Hasil : anak makan hanya 2 konjungtiva pucat
sendok selama slang waktu 20 - KU lemah
menit - BB 5,2 kg, TB 85 cm
3. Melakukan kolaborasi dengan - LK 45,5 cm, LLA 18 cm
dokter spesialis anak mengenai - LD 43 cm
diet pasien. - Status gizi belum baik
Hasil : terapi yang diberikan A : Gangguan nutrisi kurang dari
dokter kepada pasien adalah diet kebutuhan tubuh belum teratasi
F75, tetapi tim gizi buruk belum P : Intervensi 1,2,3,4, dilajutkan
ada diruamah sakit Alfatah
sehingga pasien dirujuk ke RSU
Haulusy, namun keluarga
menolak.
2 Sabtu, 26-07-2008 Perubahan 15.00 wit 1. Memberikan kesempatan bagi Tanggal 27-07-2008
pertumbuhan dan anak untuk berkembang dengan Jam 08 : 45 wit
perkembangan membiarkan anak melakukan S : Keluarga pasien mengatakan
berhubungan apa yang diinginkan dilakukan - pasien kadang masih
dengan oleh si anak. lemas
melamahnya Hasil : anak membolak-balik - pasien belum bisa
kemampuan fisik kertas gambar yang diberikan berbicara
oleh ayahnya - pasien belum bisa berjalan
15.30 wit O. - perkembangan bahasa dan
2. Memberikan kesempatan bagi motorik belum baik
anak untuk bermain dengan - kekuatan otot lemah
mainan yang disuakainya yakni A : perubahan pertumbuhan dan
boneka. perkembangan belum teratasi
15.45 wit Hasil anak sangat senang P : intervensi 1,2,3, dilanjutkan
3. Menganjurkan pemahaman
kepada orang tua untuk lebih
memperhatikan si anak.
Hasil orang tua mengatakan
melakukan apa yang disarankan
oleh parwat.
3 Sabtu ,26-07-2008 Gangguan integritas 13.50 wit 1. mengkaji dan mencatat warna Tanggal 27-07-2008
kulit berhubungan dan turgor kulit. Jam 08 : 45 wit
dengan gangguan Hasil warna kulit pucat dan S : Keluarga pasien mengatakan
status metabolik kering, turgor kulit menurun. - makan minum masih
kurang
2. Mempertahankan sprei - lemas berkurang
bersih,kering dan tidak berkerut. - badan kurus
Hasil seprei rapi. O. - turgor kulit masih menurun
- kulit pucat dan kering
A : gangguan integritas kulit
3. Menganjurkan keluarga atau belum teratasi
orang tua memberikan pakaian P : intervensi 1,2,3 dilanjutkan
yang lembut dan longgar.
Hasil orang tua mengatakan kan
melakukan anjuran yang
disarankan