Você está na página 1de 5

PENDIRIAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL

ASING (PMA)
by Irma Devita / 13 Comments / 13962 View / 05/03/2016

Irma Devita

Dalam mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT), disyaratkan bahwa seluruh


pemegang sahamnya adalah Warga negara Indonesia. Dalam hal terdapat unsur asing baik
sebagian ataupun seluruhnya, maka PT tersebut harus berbentu PT. PMA (Penanaman Modal
Asing). Suatu PT biasa yang dalam perkembangannya memasukkan pemodal baru yang berstatus
asing (baik itu perorangan maupun badan hukum) maka PT tersebut harus merubah statusnya
menjadi PT. PMA.

Sebelum memutuskan untuk mendirikan PT. PMA, tentunya kita terlebih dahulu harus
mengetahui apakah bidang usaha dari PT. PMA tersebut. Bidang usaha dari suatu PMA tersebut
menjadi tolok ukur pertama tentang boleh tidaknya bidang usaha tersebut dikerjakan oleh PT.
PMA. Karena ada bidang2 usaha tertentu yang masih tertutup untuk dikerjakan oleh PT. PMA,
dan harus dikerjakan oleh PT yang pemegang sahamnya seluruhnya WNI/badan hukum
Indonesia. Jika memang bidang usaha tersebut terbuka untuk dikerjakan oleh PT. PMA, maka
tentunya kita harus mengetahui juga apakah bidang usaha tersebut mensyaratkan jumlah
prosentase kepemilikan maksimum pemegang saham asing. Hal ini bisa kita lihat dari Daftar
Negatif Investasi (DNI) atau dikenal juga sebagai Negative List of Investment. Daftar Negatif
Investasi tersebut bisa di unduh di sini.
Jika kita sudah mempelajari DNI dan mengetahui secara pasti
mengenai dapat tidaknya bidang usaha tersebut dikerjakan oleh PT. PMA, maka kita masuk ke
langkah selanjutnya, yaitu pengajuan permohonan IZIN PRINSIP di BKPM. Detil tentang
tahapan nya bisa di lihat di sini.

Secara umum, syarat-syarat untuk mengajukan Izin Prinsi pendirian PT. PMA di BKPM adalah
sebagai berikut:

A.Pengajuan Ijin Prinsip untuk memulai usaha baru dalam rangka pendirian PT. PMA melalui
BPKM
1. Untuk mendapatkan ijin prinsip, maka tahapannya dimulai dengan melengkapi persyaratan
yang dibutuhkan serta mengisi aplikasi yang disediakan.

Identitas perusahaan yang akan didirikan, yang meliputi:


a. Nama Perusahaan
b. Kabupaten/Kota sebagai tempat domisili usaha
c. Jumlah Modal yang dibutuhkan untuk melaksanakan usaha tersebut
d. Nama pemegang saham dan presentase modal dari masing-masing pemegang saham
e. Susunan Direksi dan Komisaris

2. Pengajuan permohonan tersebut harus mengisi surat permohonan secara online di link
ini: https://online-spipise.bkpm.go.id/

Setelah mendapatkan username dan password, maka dapat mengisi aplikasi yang ada, dengan
mempersiapkan dokumen2 sebagai berikut:
1. Untuk Pendiri/Pemegang Saham asing (perorangan asing atau Badan Hukum Asing).
a. Anggaran dasar Perusahaan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris berikut seluruh
perubahan-perubahannya, pengesahannya ataupun pelaporan/pemberitahuannya atau
b. Copy passport yang masih berlaku dari pemegang saham individual

2. Untuk pendiri yang merupakan WNI atau badan hukum Indonesia:


a. Untuk PT harus melengkapi: -Anggaran dasar Perusahaan berikut seluruh perubahan-
perubahannya, pengesahannya ataupun pelaporan/pemberitahuannya
-perijinan standard perusahaan: NPWP/SIUP/TDP Perusahaan

b. Untuk perorangan WNI: KTP dan NPWP pribadi


3. Dokumen pendukung yang dibutuhkan untuk melengkapi
persyaratan adalah sebagai berikut:
a. Flowchart proses produksi dan bahan baku (raw materials) yang dibutuhkan untuk proses
industri tersebut
b. Deskripsi/penjelasan untuk proses kelangsungan bisnis

4. Asli surat kuasa (dalam hal pendiri diwakili oleh orang/pihak lain)

5.Untuk suatu bidang usaha khusus yang membutuhkan ijin tambahan dari instansi tertentu,
maka aplikasi permohonan tersebut harus pula disertai dengan kelengkapan dokumen berupa:
a. Kelengkapan data lain yang dibutuhkan oleh Kementrian terkait (bila ada) dan dinyatakan
dalam Technical guidances book on investment implementation.
b. Untuk sector tertentu, contohnya sektor pertambangan yang melakukan kegiatan ekstraksi,
sektor energi, perkebunan kelapa sawit dan perikanan, membutuhkan Surat Rekomendasi dari
Kementrian teknis terkait.

6. Dalam sector bisnis yang diperlukan dalam hal kerja sama ataupun kemitraan dengan pihak
lokal, maka dibutuhkan data pendukung berupa:
a. Perjanjian kerja sama (bisa berupa Joint Venture, Joint Operation, MOU, dll) antara pengusaha
kecil dan pengusaha menengah/besar yang menyebutkan pihak-pihaknya, system kerjasamanya,
hak dan kewajibannya.
b. Surat Pernyataan dari perusahaan kecil yang memenuhi kriteria sebagai Perusahaan Kecil
berdasarkan Peraturan No. 9/1995.

Catatan: untuk persyaratan No. 5 poin a dan b harus dikoordinasikan terlebih dahulu antara
BKPM dengan institusi/Kementrian terkait.

Setelah berkas lengkap, ijin baru dapat diproses di BKPM. Menurut aturan yang berlaku, sejak
dokumen dinyatakan lengkap, maka persetujuan dari Kepala BKPM bisa diperoleh dlam jangka
waktu 12 hari kerja. Namun, untuk memperoleh kepastian bahwa berkas permohonan yang
dinyatakan lengkap, perlu mengalami proses koreksi yang berulang kali.Sehingga, ada baiknya
jika sebelum berkas dimasukkan, dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pejabat BKPM
yang ada.
Ijin Prinsip BKPM tersebut harus ditindak lanjuti dengan pelaksanaan kegiatan
yang nyata. Hal mana harus didukung dengan pengisian LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman
Modal) yang harus di isi secara online dan dilaporkan secara berkala setiap 3 bulanan. Setelah
PT. PMA melakukan kegiatannya secara nyata terus menerus, hal mana dibuktikan dengan
pengisian LKPM, maka 12 bulan setelah Ijin Prinsip diberikan, PT. PMA tersebut dapat
mengajukan Ijin Usaha Tetap (IUT). IUT mana berlaku sebagaimana halnya Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) pada PT biasa

B.Pembuatan akan Pendirian PT. PMA


-Setelah Ijin dari BKPM keluar, maka dapat mulai untuk proses pendirian PT. PMA (dengan
catatan, nama PT. sudah bisa digunakan/memperoleh persetujuan Menteri).
-Salinan Akta akan selesai dalam jangka waktu maksimal 2 minggu kerja sejak penanda-
tanganan akta.

C.Pengurusan Domisili dan NPWP atas nama PT. yang bersangkutan NPWP yang dibuat untuk
PT. PMA harus NPWP khusus PT. PMA
Waktunya sekitar 10 hari kerja.
Catatan: Pada saat ini bisa sekalian mengurus Surat PKP (Pengusaha Kena Pajak). Waktunya +
12 hari kerja, karena ada survei dari Kantor Pajak setempat lokasi usaha.

D.Pembukaan rekening atas nama Perseroan dan menyetorkan modal saham dalam bentuk uang
tunai ke kas Perseroan. Bukti setornya diserahkan kepada Notaris untuk kelengkapan
permohonan pengesahan pada Departemen Kehakiman RI.

E.Pengajuan persetujuan/pengesahan anggaran dasar ke Kementrian Hukum dan HAM RI.


Dalam UU No. 40 Tahun 2007 disebutkan adalah 14 hari kerja terhitung sejak diperolehnya
Tidak keberatan Menteri (TKM). Namun dengan sudah semakin canggihnya sistem online, maka
waktunya bisa hanya 1 hari saja. Persetujuan dari Mentri ini juga meliputi pendaftaran pada
Daftar Perusahaan sebagaimana di amanatkan oleh Undang-Undang.

F.Setelah keluar pengesahan dari Kementrian Kehakiman, dapat diurus Tanda Daftar Perusahaan
(TDP), dalam jangka waktu sekitar 14 hari kerja.

G.Setelah semua selesai, tinggal pengurusan Berita Negara nya. Waktunya + 3 bulan

Setelah semua prosedur dilewati, maka harus dilanjutkan dengan jenis usahanya. Apabila
merupakan industri, maka harus diurus Ijin Lokasi, Undang-Undang gangguan (HO) nya, Surat
Ijin Usaha Industri.
Dalam hal perusahaan tersebut akan memasukkan mesin-
mesin pabrik, karena berstatus PT PMA, maka ada subsidi atau keringanan pajak
bea masuk atas mesin-
mesin tersebut. Namun untuk itu, PT tersebut harus mengurus Ijin lagi di BKPM,
yaitu: Masterlist dan Angka Pengenal Import Sementara (APIS).

Setelah itu, pada saat mesin akan masuk, ybs harus mengurus surat bebas bea
masuknya pada KPP PT PMA, yang disebut: SKBPPN dan dilanjutkan dengan
ijin dari Bea cukai berupa Surat Registrasi Produsen (SRP) atau Surat Registrasi Importir (SRI).
Di pelabuhan nanti PT PMA tersebut juga harus mengurus/mendapatkan PIB.

Jadi secara umum, setelah anggaran dasar PT. PMA memperoleh persetujuan dari Mentri, maka
PT. PMA tersebut dapat mulai mengurus perijinan yang terkait dengan usaha PT. PMA
dimaksud di BKPM. antara lain:

1. Fasilitas bea masuk untuk mesin-mesin


2. Fasilitas pajak import
3. Rekomendasi untuk fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan (SKB PPH)
4. Angka Pengenal Impor Produsen (API-P)
5. Angka Pengenal Impor Umum (API-U)
6. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
7. Rekomendasi visa visa untuk bekerja (TA.01)
8. Ijin Mempekerjakan Tenaga kerja Asing (IMTA)

Demikian garis besar proses pendirian PT. PMA sampai dengan PT. PMA tersebut dapat
memulai kegiatan usahanya. Detil selanjutnya bisa dipelajari di sini:
http://www.bkpm.go.id/en/investment-procedures/setting-up-your-company

BERSAMBUNG KE: IZIN USAHA PMA (UNTUK PERTAMA KALI)

Semoga bermanfaat!

-Artikel ini DI PERBAHARUI tanggal 5 Maret 2016-

Você também pode gostar