Você está na página 1de 2

CARA KERJA PENELITIAN FILOLOGI

Penentuan sasaran penelitian

Langkah pertama adalah menentukan sasaran, karena banyak ragam yang perlu dipilih, baik tulisan,
bahan, bentuk, maupun isinya. Terdapat naskah yang bertuliskan huruf Arab, Jawa, Bali dan Batak.
Terdapat naskah yang ditulis pada kertas, daun lontar, kulit kayu, atau rotan. Terdapat naskah yang
berbentuk puisi (tmbang) dan ada pula yang berbentuk prosa. Terdapat naskah yang berisi
sejarah/babad, kesusastraan, cerita wayang, cerita dongeng, primbon, adat istiadat, ajaran/piwulang,
dan agama.

1. Inventarisasi naskah

Inventarisasi naskah dilakukan dengan mendaftar dan mengumpulkan naskah yang judulnya sama dan
sejenis untuk dijadikan objek penelitian. Menurut Edi S. Ekadjati (1980), bila hendak melakukan
penelitian filologi, pertama-tama harus mencari dan memilih naskah yang akan dijadikan pokok
penelitian, dengan mendatangi tempat-tempat koleksi naskah atau mencarinya melalui katalog. Langkah
ini dilakukan untuk mengetahui jumlah naskah, dimana tempat penyimpanannya, dan penjelasan lain
tentang keadaan naskah.

Menurut informasi katalog SW terdapat di Perpustakaan Sasana Pustaka Karaton Surakarta Hadiningrat
dan berjumlah 1 (satu) buah. Keadaan naskah lumayan baik, artinya naskah masih dapat terbaca dengan
jelas.

2. Observasi pendahuluan dan deskripsi naskah

Observasi pendahuluan ini dilakukan dengan mengecek data secara langsung ke tempat koleksi naskah
sesuai dengan informasi yang diungkapkan oleh katalog. Setelah mendapatkan data yang dimaksud
yakni SW maka diadakan deskripsi naskah dan ringkasan isi.

Deskripsi naskah ialah uraian ringkasan naskah terperinci. Deskripsi naskah menjelaskan keadaan naskah
dan sejauh mana isi naskah itu. Sumantri (2002) menguraikan bahwa deskripsi naskah merupakan
sarana untuk memberikan informasi mengenai: judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan
naskah, asal naskah, ukuran naskah dan teks, keadaan naskah, jumlah baris setiap halaman, huruf,
aksara, tulisan, cara penulisan, bahan naskah, bahasa naskah, bentuk naskah, umur naskah, fungsi sosial
naskah serta ikhtisar teks. Sedangkan ringkasan isi naskah digunakan untuk mengetahui garis besar
kandungan naskah sesuai dengan urutan cerita dalam naskah.

3. Transliterasi Naskah
Transliterasi naskah ialah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad
yang lain. Penyajian bahan transliterasi harus selengkap-lengkapnya dan sebaik-baiknya, agar mudah
dibaca dan dipahami. Transliterasi dilakukan dengan menyusun kalimat yang jelas disertai tanda-tanda
baca yang teliti, pembagian alinea dan bab untuk memudahkan konsentrasi pikiran (Edward Djamaris,
2002: 25)

4. Kritik teks

Pengertian kritik teks menurut Paul Mass dalam Darusuprapta (1984) adalah menempatkan teks pada
tempat yang sewajarnya, memberi evaluasi terhadap teks, meneliti atau mengkaji lembaran naskah dan
lembaran bacaan yang mengandung kalimat-kalimat atau rangkaian kata-kata tertentu.

5. Suntingan teks dan aparat kritik

Suntingan teks adalah menyajikan teks dalam bentuk aslinya, yang bersih dari kesalahan berdasarkan
bukti-bukti yang terdapat dalam naskah yang dikritisi.

Aparat kritik merupakan suatu pertanggungjawaban dalam penelitian naskah yang menyertai suntingan
teks dan merupakan kelengkapan kritik teks. Segala kelainan bacaan yang ditampilkan merupakan kata-
kata atau bacaan salah yang terdapat dalam naskah tampak dalam aparat kritik.

6. Terjemahan

Terjemahan adalah pemindahan makna atau bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pemindahan makna
tersebut harus lengkap dan terperinci. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami isi teks
dari suatu naskah. Sehingga masyarakat yang tidak menguasai bahasa naskah aslinya dapat juga
menikmati, sehingga naskah itu lebih tersebar luas (Darusuprapta, 1989: 27).

Você também pode gostar