Você está na página 1de 11

Definisi

Implant adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan
hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. (Keluarga Berencana
Hanafi.2004:179)
Profil Implant
- Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant dan implanon
- Nyaman
- Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea
- Aman dipakai pada masa laktasi
(Prawirohardjo, 2003 : MK 52)
Jenis Implant
1. Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan diameter 2.4 cm
yang diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira kira 40 mm, diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3 keto desogestel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama kerjanya 3 tahun
Cara Kerja
1. Lendir serviks menjadi kental

2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

3. Mengurangi transportasi sperma

4. Menekan ovulasi

Efektifitas

1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama

2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira kira 2,5 3 %
akseptor menjadi hamil

3. Norplant 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama

Keuntungan Kontrasepsi
1. Daya guna tinggi

2. Perlindungan jangka panjang

3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5. Bebas dari pengaruh estrogen


1. Tidak menggangu ASI

2. Tidak mengganggu kegiatan senggama

3. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

4. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keuntungan Non Kontrasepsi


1. Mengurangi nyeri haid

2. Mengurangi jumlah darah haid

3. Mengurangi / memperbaiki anemia

4. Melindungi terjadinya kanker endometrium

5. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

6. Melindungi diri dari penyebab penyakit radang panggul

7. Menurunkan angka kejadian endometritis

Keterbatasan
1. Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS

2. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

3. Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginan sendiri
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan

- Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan


- Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan)

- Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore, hipermenore,dll.

Yang Boleh Menggunakan Implant


1. Usia reproduksi

2. Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak

3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan


kehamilan jangka panjang

4. Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi

5. Pasca persalinan dan tidak menyusui

6. Pasca keguguran

7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi

8. Riwayat kehamilan ektopik

9. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit
(sickle cell)

10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen


11. Sering lupa minum pil

Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant


1. Hamil atau diduga hamil

2. Perdaraham pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara

4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

5. Mioma uterus dan kanker payudara

6. Gangguan toleransi glukosa

7. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus.

WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLANT


1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi
tambahan.

2. Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila di insersi setelah hari
ke-7 siklus haid,klien jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7
hari saja.

3. Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan,
jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

4. Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi dapat dilakukan setiap saat.
Bila menyusui penuh klien tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain.

5. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, Insersi dapat dilakukan setiap
saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

6. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant, Insersi
dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan, atau klien menggunakan
kontrasepsi terdahulu dengan benar

7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,implant dapat diberikan pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.

8. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR),dan klien ingin
menggantinya dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi
kehamilan.Tidak perlu menunggu hingga datangnya haid berikutnya

9. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, Implant dapat diinsersikan pada hari ke-7 dan klien
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk
7 hari saja. AKDR segera dicabut.
10. Paska keguguran implant dapat segera diinsersikan.

Penapisan
1. Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implant.
2. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis antiseptic
tertentu)
3. Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
4. Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
5. Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam medik

Pemasangan Implant
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan
implan. Bila mungkin, ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun
di rumah sakit, serta harus :
- Memiliki pencahayaan yang cukup
- Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
- Terbebas dari debu dan serangga
- Memiliki ventilasi udara yang baik
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air kran dan
lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan,
petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu
melakukan hal-hal sbb :
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan
membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa
anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang,
cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah
cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung tangan yang
berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik: gunakan forsep
untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan,
dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan
alat suntik, isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah
kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian
bilas segera dengan air bersih.
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering
dan bertutup
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam
wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai
(disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan
sarung tangan dari dalam ke luar.

3. Persiapan
a. Persiapan
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada
daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit
klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya
infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
1. Meja periksa untuk berbaling klien
2. Alat penyangga lengan (tambahan)
3. Batang implan dalam kantong
4. Kain penutup steril (disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan Norplant.
5. Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat tinggi)
6. Sabun untuk mencuci tangan
7. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit (misalnya,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya),
lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
8. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9. Semprit (5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 inch)
10. Trokar 10 dan madrin
11. Skalpel 11 atau 15
12. Kassa pembalut, band aid, atau plester
13. Kassa steril dan pembalut
14. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
15. Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16. Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya.
Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini
sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan
mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri)
diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat
digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan
pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan
jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan
dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah
dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT
saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat
yang steril atau DDT.

5. Tindakan Sebelum Pemasanagan


Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa
berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai
mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat
yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering
(sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang
sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut
harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi
lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis
ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum
tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil
di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan
membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga
membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang
kapsul.

6. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan
membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke
atas. Ada 2 tanda pada trokar,
1. dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan
setiap kapsul.
2. dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang
setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar
melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar
ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan
dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan
trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal
sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama
pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk
mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung
tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi
jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung
trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka
insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah
menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat
itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul
sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari
terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke
posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat.
Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar
pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang
tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1)
sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa
ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-
pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit

7. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul


a. Menutup luka insisi
1. Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2. Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis
dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
b. Perawatan klien
1. Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan.
2. Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau
efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.

Pencabutan Implant
Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
2. Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan biasa
3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
a. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan
kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
b. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah
tempat insisi akan dilakukan.
c. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban
d. Lakukan anastesi lokal
e. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul
Norplant
f. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan
lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan
ujung forceps.
g. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu
dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah
terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan
yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas
sehingga mudah menariknya keluar
h. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai
keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan
terlebih dahulu perdarahannya
i. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan
kassa steril kemudian di plester
j. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
k. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari .

Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik


Ibu yang memakai implant dianjurkan kembali periksa bila ditemukan hal hal sebagia berikut :
1. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2. Perdarahan yang banyak dara kemaluan
3. Rasa nyeri pada lengan
4. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5. Ekspulsi dari batang impalant
6. Sakit kepala yang hebat atau penglihatan menjadi kabur
7. Nyeri dada hebat
8. Dugaan adanya kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Muliasari


Prawirihardjo,Sarwono. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo Sarwono
http://www.bkkbn.go.id

Você também pode gostar