Você está na página 1de 5

Mata Kuliah Analisa Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian


Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
B : 5 : 6 September 2017

Analisa Kadar Protein dalam Energen Coklat


Dengan Metode Makro Kjeldahl

Alexander Tan (6103015061), Irene Arli Tunggal (6103015075),

Abstrak
Protein merupakan kelompok makronutrien yang berperan penting dalam pembentukkan biomolekul sebagai
sumber energi. Salah satu metode untuk menganalisa kadar protein dalam suatu bahan pangan adalah metode Makro
Kjeldahl. Metode ini menentukan kadar protein dalam jumlah kasar karena berdasarkan total nitrogen dalam bahan yang
akan dianalisa. Sampel yang akan dianalisa adalah energen coklat dengan komposisi utama tepung terigu dan susu
sebagai sumber protein. Percobaan ini menghasilkan kadar protein dalam 1 1,5 gram energen coklat yang dianalisis
adalah sebesar 4,0559%.

Kata kunci: Kjeldahl, Protein, Analisa Makro

Metode Kjeldahl digunakan secara luas di


Landasan Teori seluruh dunia dan masih merupakan metode
Protein merupakan kelompok makronutrien standar yang digunakan untuk penetapan kadar
yang berperan penting dalam pembentukkan
biomolekul sebagai sumber energi. Protein ini
mempunyai struktur yang mengandung N, selain protein. Sifatnya yang universal, presisi tinggi dan
C, H dan O (seperti juga karbohidrat dan lemak), S reprodusibilitas baik membuat metode ini banyak
dan kadang - kadang juga mengandung P, Fe dan digunakan untuk penetapan kadar protein
Cu (senyawa kompleks dengan protein) (Winarno, 2004).
(Sudarmadji, dkk, 1996). Analisa protein cara Kjeldahl dibagi menjadi
Metode Kjeldahl pertama kali dikembangkan tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses
pada tahun 1883 oleh Johann Kjeldahl. Metode destilasi dan tahap titrasi. Pada tahap destruksi
penetapan kadar protein dengan metode ini terjadi pemanasan sampel dalam asam sulfat
sangat umum digunakan untuk menentukan pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-
kandungan protein dalam bahan pangan. Metode unsurnya. Untuk mempercepat proses destruksi
ini didasarkan pada pengukuran kadar nitrogen sering ditambahkan katalisator berupa campuran
total yang ada didalam contoh (sampel). antara Na2SO4 dan HgO (20:1). Proses ini selesai
Kandungan protein dapat dihitung dengan bila larutan sudah menjadi jernih. Hasil destruksi
mengasumsikan rasio tertentu antara protein ditandai dengan larutan sampel berwarna jernih
terhadap nitrogen untuk produk tertentu yang atau jernih agak kehijauan (Rosaini, 2015).
dianalisis (Andarwulan, dkk, 2011). Senyawa Sedang pada tahap destilasi, amonium sulfat yang
senyawa bukan protein yang mengandung N terbentuk pada tahap destruksi, dipecah menjadi
misalnya ammonia, asam amino bebas, dan asam amonia dengan penambahan NaOH sampai alkalis
amino nukleat. Oleh sebab itu cara penentuan dan dipanaskan. Agar tidak terjadi superheating
jumlah protein melalui penentuan jumlah N total saat proses destilasi, maka perlu ditambahkan
hasilnya disebut jumlah protein kasar atau crude logam zink (Zn). Amonia yang dibebaskan akan
protein. Bila merupakan senyawa - senyawa ditangkap oleh larutan asam standar yaitu asam
protein yang campuran atau belum diketahui klorida dengan indikator Methyl Red. Destilasi
komposisi unsur - unsur penyusunnya, maka diakhiri bila semua amonia terdestilasi sempurna
faktor perkaliannya 6,25 (Sudarmadji, dkk, 1996). yang ditandai dengan destilat tidak bereaksi basis.
Tahap akhir dari analisa protein cara Kjeldahl ini

1
Mata Kuliah Analisa Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
B : 5 : 6 September 2017

adalah tahap titrasi. Sisa asam klorida yang tidak


bereaksi dengan amonia dititrasi dengan NaOH
standar (0,1N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat
perubahan warna larutan menjadi merah muda
dan tidak hilang selama 30 detik (Sudarmadji dkk,
1996).

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan
analisa kadar protein dalam bahan pangan dengan
metode makro kjeldahl.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan meliputi Labu Kjeldahl
(Duran), Gelas ukur (Iwaki), Corong, Neraca
Analitis (), Beker glass (Pyrex), Kaca Arloji, Buret
(Superior), Pipet volume (HGB), Bulb, Kjeldahl
Makro, Sendok tanduk, Pengaduk, Labu takar
(Pyrex), Mortar, dan Erlenmeyer (Iwaki).
Bahan yang digunakan antara lain larutan
H2SO4 pekat (Sigma-aldrich,30743), larutan NaOH Gambar 1. Diagram alir proses destruksi pada
10N, larutan NaOH 0,1N, larutan HCl 0,1N, Kristal energen coklat
H2C2O4 (Reidel-de Haem, 33506), Indikator MR- Destilasi
MB, Serbuk Zn, Batu didih, Akuades, Kertas saring,
Kertas timbang, dan Tablet Kjeldahl (KgaA,
1.10958.0250).
Bahan yang dianalisa adalah energen coklat
29 gram

Prosedur Analisa
Proses Analisa protein makro kjeldahl pada
energen cokalt :
Destruksi

Gambar 2. Diagram alir proses destilasi pada hasil


destruksi energen coklat
Titrasi
-) Titrasi Standarisasi NaOH 0,1N

2
Mata Kuliah Analisa Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
B : 5 : 6 September 2017

m kertas sisa 0,3389 0,4089 0,3929


m sampel (gr) 1,3439 1,4941 1,4990

Tabel 3. Data Pengamatan Hasil Titrasi Filtrat .


Destilat :
Sampel NaOH tirtasi (ml)
Blanko 50
Sampel 1 43,4
Gambar 3. Diagram alir proses titrasi untuk Sampel 2 45,5
standarisasi NaOH titrasi
Sampel 3 41,3
-) Titrasi Destilat
Perhitungan Kadar Protein pada reference:
1
Protein Reff = x 100 =3,4483
29

Perhitungan Kadar Protein pada sampel


V ( blankosampel ) x NNaOH x 14,008 x FK
x 100
berat sampe ( gr ) x 1000
Gambar 4. Diagram alir proses titrasi pada destilat
energen coklat
( 5043,4 ) x 0,0927 x 14,008 x 5,83
Sampel 1= x 100
1,3439 x 1000
Data Hasil Analisa dan Perhitungan Sampel 1=3,7179
Perhitungan Normalitas Larutan Baku Primer
Berat Arloji : 35,4374gr (5045,5 ) x 0,0927 x 14,008 x 5,83
Berat Arloji + sampel : 36,0680gr Sampel 2= x 100
1,4941 x 1000
Berat As. Oksalat : 0,6305gr
Sampel 2=2,2801
Massa 1000
Normalitas= x x Valensi ( 5041,3 ) x 0,0927 x 14,008 x 5,83
Mr volume Sampel 3= x 100
1,4990 x 1000
0,6305 1000 Sampel 3=4,3938
Normalitas= x x2
126,07 100 Standar Deviasi = 1,0795
Range = 2,3844 < x < 4,5434
Normalitas=0,1000 N
3,7179+ 4,3938
Tabel 1. Perhitungan Normalitas Larutan Baku . Ratarata= =4,0559
Sekunder
2
VH2C2O4(ml) NH2C2O4(N) VNaOH(ml) NNaOH(N)
Perhitungan % Error sampel terhadap reference
10,0 0,1000 10,8 0,0926
10,0
10,0
0,1000
0,1000
10,8
10,75
0,0926
0,0930
error=| proteinreference
proteinreference
protein range
|
error=| |100
3,44834,0559
Rata-Rata 0,0927 N 3,4483
error=17, 6203
Tabel 2. Perhitungan Jumlah sampel yang diuji
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Pembahasan
m kertas 0,3380 0,4088 0,3921 Pada percobaan ini, ingin menganalisa kadar
m kertas + sampel 1,6828 1,9030 1,8919 protein dalam suatu sampel. Sampel yang

3
Mata Kuliah Analisa Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
B : 5 : 6 September 2017

digunakan adalah energen coklat sachet isi 29 perubahan warna larutan dari ungu menjadi hijau
gram. kebiruan (hijau Relaxa). Pada hasil dari titrasi
Tahap Destruksi pada tabel 3. diketahui bahwa blanko
Pada proses ini diawali dengan penghalusan membutuhkan jumlah NaOH 0,1N terbanyak. Hal
sampel (agar analisa lebih akurat), pemberian tersebut dikarenakan blanko tidak terdapat
tablet kjeldahl (terdapat selenium sebagai protein yang mebentuk NH3 dan berikatan dengan
katalisator yang dapat membantu meningkatkan HCl 0,1N membentuk NH4CL yang mengurangi
titik didih asam sulfat serta natrium sulfat yang kadar HCL. Sehingga pada larutan blanko tak
membantu meningkatkan titik didih asam sulfat terdapat NH3 sehingga pada membutuhkan NaOH
dan mempercepat oksidasi), batu didih (untuk yang lebih banyak untuk menetralkan HCl 0,1N
meratakan pemanasan) dan H2SO4 pekat yang ada. Sedangkan pada sampel memiliki NH3,
(pendekstrusi utama sampel). Pada tahap ini sehingga jumlah HCl 0,1N yang ada pada larutan
diharapkan sampel mengalami pemecahan berkurang dan berbanding lurus dengan NaOH
menjadi unsur unsur. Dengan bantuan H2S04 0,1N yang digunakan untuk titrasi.
menjadi S02, CO2, (NH4)2SO4, dan H2O.
Pada proses ini sampel 1,2,3 dan blanko Setelah dilakukan titrasi, dilakukan
dilakukan pemanasan skala 1 hingga terbentuk perhitungan kadar protein. Berdasarkan
asap putih, kemudian dinaikkan pada skala 2 agar percobaan ini dapat di hitung bahwa kadar protein
asap tersebut naik ke leher tabung. Bila asap pada energen coklat sebesar 4,0559%, sedangkan
tersebut tertahan terus menerus, maka kadar protein pada reference yaitu nutrition fact
pemanasan dinaikan ke skala 3. S02 (asap putih) kemasan sebesar 3,4483%. Faktor koreksi yang
bersifat beracun maka pada pipa hisap dialirkan digunakan sebesar 5,83 karena sebagian besar
pada air membentuk H2SO3 (asam sulfit) yang komposisi energen coklat adalah tepung terigu
bersifat tak beracun. Proses pemanasan dan susu sebagai sumber proteinnya. Error yang
dihentikan saat larutan dalam labu kjeldahl didapat sebesar 17,6203%. Error tersebut dapat
berubah menjadi hijau relaxa jernih yang dipengaruhi oleh kadar HCl yang tidak
menandakan sampel sudah tak terdapat S02 . terstandarisasi. Error ini merupakan error positif
karena hasil analisis kadar protein lebih besar
Destilasi daripada kadar protein reference.
Pada proses ini bertujuan untuk
mendekomposisi (NH4)2SO4 menjadi NH3 dengan
penambahan NaOH 10N. Kemudian NH3 akan Kesimpulan
ditangkap dengan larutan HCl 0,1N untuk Analisa protein dapat dilakukan dengan
dilanjutkan pada proses titrasi. metode salah satunya makro kjeldahl. Analisa
Mula-mula hasil dekstruksi diberi 100ml kadar protein cara makro kjeldahl meliputi tahap
akuades kemudian diberi NaOH 10N bertujuan destruksi, destilasi dan titrasi. Kadar protein kasar
untuk mendekomposisi (NH4)2SO4 terbentuk NH3, dari sampel terdapat 4,0559% dengan error
pemberian Zn bertujuan agar tak terjadi sebesar 17,6203%. Error ini merupakan error
superheating pada proses pemberian NaOH 10N positif karena hasil analisis lebih besar daripada
dan HCl 0,1N yang telah diberi indikator MR-MB kadar protein reference.
bertujuan untuk mengikat NH3 yang menguap
hasil destilasi membentuk NH4Cl. Daftar Pustaka
Andarwulan, Nuri., Feri Kusnandar, dan Dian
Titrasi Herawati. 2011. Analisis Pangan. Jakarta:
Pada titrasi standarisasi NaOH 0,1N dengan PT. Dian Rakyat.
asam oksalat dengan titrasi triplo, yang bisa Rosaini, Henni., Roslinda Rasyid, dan Vinda
dilihat pada tabel1 memiliki nilai normalitas Hagramida. 2015. PENETAPAN KADAR
sebesar 0,927N. PROTEIN SECARA KJELDAHL
Sedangkan pada proses titrasi destilat, BEBERAPA MAKANAN OLAHAN
bertujuan mengukur kelebihan HCl 0,1N pada KERANG REMIS (Corbiculla moltkiana
proses destilasi dengan titrasi NaOH yang telah Prime.) DARI DANAU SINGKARAK, J.
distandarisasi. Titrasi diakhiri bila terjadi Farmasi Higea. 7(2)

4
Mata Kuliah Analisa Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
B : 5 : 6 September 2017

Sudarmadji, S., Bambang, H., Suhardi. 1996.


Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Bekerja
Sama Dengan PAU Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada.
Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Você também pode gostar