Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS MASALAH
1. Terjadi kecelakaan lalu lintas sekitar 100 m dari RSUD yang terletak sekitar 40 km
dari Palembang. Mobil minibus yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrak
pohon beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah. Sang sopir, satu-
satunya penumpang mobil terlempar keluar melalui kaca depan.
1.1. Apa saja jenis trauma yang mungkin terjadi pada sopir? 1, 5
Kemungkinan trauma yang terjadi pada sopir minibus yaitu trauma kepala, trauma
thoraks dan trauma femur.
Fase 1
Bagian bawah penderita tergeser kedepan, biasanya lutut akan menghantam dash board
dengan keras yang menimbulkan bekas benturan pada dashboard tersebut. Kemungkinan
cedera yang akan terjadi :
dash board
Fase 2
Bagian atas penderita turut tergeser kedepan sehingga dada dan atau perut akan
menghantam setir. Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
1. Cedera abdomen sampai terjadinya perdarahan dalam karena
terjadinya perlukaan/ruptur pada organ seperti hati, limpa,
Fase 3
Tubuh penderita akan naik, lalu kepala membentur kaca mobil bagian depan atau bagian
samping.Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
Fase 4
Setelah muka membentur kaca, penderita kembali terpental ketempat duduk. Perlu
mendapat perhatian khusus apabila kursi mobil tidak tersedia head rest karena kepala akan
melenting dibagian atas sandaran kursi. Kondisi akan semakin parah apabila penderita
terpental keluar dari kendaraan Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
tulang belakang.
2. Dr. Thamrin yang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan
membawa peralatan tatalaksana trauma seadanya. Di tempat kejadian, sang sopir,
laki-laki 30 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada
kanan, nyeri perut, dan nyeri paha kiri.
2.4. Bagaimana mekanisme:
Nyeri perut 8, 1
Kelainan kulit kepala dan bola mata, telinga bagian luar dan membrana timpani, cedera
jaringan lunak periorbital
Pemeriksaan leher
Pemeriksaan neurologis
Penilaian fungsi otak dengan Glasgow Coma Scale (GCS), penilaian rasa raba / sensasi dan
refleks
Pemeriksaan dada
Clavicula dan semua tulang iga, suara napas dan jantung, pemantauan ECG (bila tersedia)
cari luka, memar dan cedera lain, pasanglah pipa nasogastrik pada pasien trauma tumpul
abdomen kecuali bila ada trauma wajah. Periksa dubur (rectal toucher), pasang kateter
kandung seni jika tidak ada darah di meatus externus
Pelvis dan ekstremitas
Cari adanya fraktura (pada kecurigaan fraktur pelvis jangan melakukan tes gerakan apapun
karena memperberat perdarahan), cari denyut nadi-nadi perifer pada daerah trauma, cari
luka, memar dan cedera lain
Perinsip tatalaksana kasus ini sesuai dengan inisial assesment pra- Rumah Sakit:
1. Triase: nilai keadaan umum pasien pasien sadar tapi bingung, nyeri dada, sesak
napas, tanda fraktur dan jejas di beberapa bagian tubuh
2. Primary survey: airway, breathing,circulation, disability, exposure
a. Airway
Nilai jalan nafas: tidak ada obstruksi(pasien dapat bicara, mengeluh daerah sakit),
gerakan udara pada hidung, mulut, pergerakan dada bersihkan jalan nafas dari
darah
b. Breathing
Nilai ventilasi dan oksigenasi, buka leher dan dada, observasi perubahan pola
pernapasan: tentukan laju dan dalam pernafasan, dan look, listen, feel (diketahui
tanda-tanda pneumotoraks) dekompresi segera dan penanggulangan awal dengan
insersi jarum yang berukuran besar(needle thoraco syntesis) pada ICS 2 dilinea mid
clavikula
c. Circulation
Nilai TD, nadi, warna kulit dan sumber perdarahan.
Bersihkan dan Tutup luka di kepala dengan perban .
d. Disability
Niali GCS: 13 cedera otak sedang
e. Exposure
Berdasarkan pengamatan klinis diduga,
Fraktur femur: pasang bidai, apabila tidak ada bebat anggota gerak yang sakit ke
anggota gerak yang sehat.
Fraktur iga: diberi analgesik dosis rendah IV agar tidak nyeri sehingga mempermudah
pernafasan.
3. Nilai sementara, pindahkan ke tandu dengan metode log Roll, bawa ke UGD
puskesmas(100meter) dengan tandu.
5. Kepala: terdapat luka lecet pada bagian dahi dan pelipis kanan, dengan diameter 24
cm, yang lain dalam batas normal.
Toraks:
Inspeksi:
gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal, frekuensi napas 40x/menit
Tampak memar di sekitar dada kanan bawah sampai ke samping
Trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi
Auskultasi:
Bunyi napas kanan melemah, bising napas kiri terdengar jelas
Bunyi jantung terdengar jelas, cepat, frekuensi 110x/menit
Palpasi:
Nyeri tekan pada dada kanan bawah, sampai ke samping (lokasi memar)
Krepitasi pada costa 9, 10, 11 kanan depan
Perkusi:
Kanan hipersonor, kiri sonor
Abdomen:
Inspeksi: dinding perut datar
Auskultasi: bising usus melemah
Perkusi: nyeri ketok (+)
Palpasi: nyeri tekan (+), defans muscular (+)
Ekstremitas:
Paha kiri
Inspeksi: tampak deformitas, memar, hematom pada paha tengah kiri
Palpasi: nyeri tekan, krepitasi (tidak boleh diperiksa)
5.1 Bagaimana interpretasi dan mekanisme:
A. Toraks 1, 4, 7, 9, 10, 11
a. gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal
b. frekuensi napas 40x/menit
c. memar di sekitar dada kanan bawah sampai ke samping
d. trakea bergeser ke kiri
e. vena jugularis distensi
f. bunyi napas kanan melemah, bising napas kiri terdengar jelas
g. bunyi jantung terdengar jelas, cepat, frekuensi 110x/menit
h. nyeri tekan pada dada kanan bawah, sampai ke samping (lokasi memar)
i. krepitasi pada costa 9, 10, 11 kanan depan
j. perkusi toraks kanan hipersonor, kiri sonor
Thorax
Perkusi
Kanan : hipersonor
Tension pneumothorax
Kiri : sonor
pada dada kanan