Você está na página 1de 11

PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

No : 108/G/2013/PTUN-JKT

Para Pihak :

H. Anwar, S.H., mantan Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam

Kantor Kementrian Agama Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat yang

memberikan Kuasa Insidentil kepada Yusuf Hakim (PENGGUGAT)

Menteri Agama Republik Indonesia yang memberikan kuasa kepada H. Anang

Kusmawadi, S.H.,M.Si., Asad Adi Nugroho, S.H., Hj. Eddy Yanti, S.H.,

Munsyaidah Wahyuningsih, S.H., NAzia Anastasia, S.H., Abdul Latif, S.H.,

Muhammad Rudiansyah, S.H. (TERGUGAT)

Tentang Duduk Perkara :

1. Obyek Sengketa

Obyek sengketa dalam perkara ini adalah SURAT KEPUTUSAN MENTERI

AGAMA REPUBLIK INDONESIA No : B.II/3/PDJ/02097, Tanggal 15 Maret

2013, Tentang menjatuhkan hukuman disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan

sebagai Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam kepada

H.ANWAR, S.H., NIP. 1906012311984031008, PANGKAT GOL. PENATA TK.I

III/d, Kantor Kementerian Agama Kota Bima.

2. Tentang Alasan-alasan Gugatan

1. Bahwa, selama mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan sampai akhirnya

menduduki jabatan Kepala Seksi PENGGUGAT tidak pernah ssekalipun

melakukan pelanggaran baik itu pelanggaran Hukum maupun pelanggaran

disiplin dan penilaian atas kinerja PENGGUGAT selalu dengan penilaian

BAIK

2. Bahwa, ketika bertugas dan mengabdi di Kantor Kementrian Agama

Kabupaten Bima, PENGGUGAT melihat dan mengetahui adanya

penyimpangan pengelolaan anggaran yang dilakukan oleh oknom tertentu.

PENGGUGAT menginformasikannya kepada aparat penegak hukum.

1
Berdasarkan informasi PENGGUGAT ini oknum tersebut diproses secara

pidanan dan dinyatakan bersalah.

3. Bahwa, akibat yang PENGGUGAT dapatkan karena telah melaporkan kasus

diatas adalah PENGGUGAT dimutasi dari Kepala Seksi Madrasah dan

Pendidikan Agama Islam Sekolah Umum Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Bima menjadi Pengawas Tingkat SMP/MTS, SMA/MA Kantor

Kementrian Agama Kota Bima dengan kata lain dimutasi dari pejabat

struktural menjadi pejabat fungsional. Menurut Tim Inspektoral Jenderal,

Pemutasian PENGGUGAT ini tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku,

dan merekomendasikan pada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Kantor

Agama Provinsi NTB untuk mengangkat kembali PENGGUGAT menjadi

pejabat struktural

4. Bahwa, atas saran dan rekomendasi dari Tim Inspektoral Jendral,

PENGGUGAT diangkat lagi menjadi Kepala Seksi Pekapontren dan Penamas

pada Kantor Kementrian Agama Kota Bima sesuai dengan SK Kakanwil

Kemeneg. Prov.NTB, tanggal 11 juli 2011 dan dikukuhakan lagi menjadi

Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, sesuai dengan SK

Kakanwil Kemeneg. Prov.NTB, tanggal 5 Februari 2013.

5. Bahwa, tanggal 2 April 2013 PENGGUGAT menerima SURAT

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA No :

B.II/3/PDJ/02097, Tanggal 15 Maret 2013, Tentang menjatuhkan hukuman

disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan sebagai Kepala Seksi Pendidikan

Agama dan Keagamaan Islam kepada H.ANWAR, S.H., NIP.

1906012311984031008, Pangkat Gol. Penata TK.I III/d, Kantor Kementerian

Agama Kota Bima.

6. Bahwa, pada tanggal 3 April 2013 dan 10 Juni 2013 penggugat mengajukan

Surat Permohonan Peninjauan Kembali SK Hukuman Pembebasan Jabatan

PENGGUGAT pada Menteri Agama RI di Jakarta, dengan alasan bahwa

dictum menimbang (a) dan (b) sebagai dasar SK merupakan hasil rekaya Tim

2
Auditor Itjen Kemenag RI yang tidak dapat dibuktikan secara administrasi

maupun secara hukum, yang melanggar :

a. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Bagian Kelima Tentang Tata

Cara Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian

Keputusan Hukuman Disiplin dalam Pasal 23 ayat (1,2 dan 3) Pasal

24 (1) Pasal 25 ayat (1,2 dan 3) Pasal 28 (3)

b. PMA No. IJ/65/2006 tentang Kode Etik Auditor Itjen Departemen

Agama Pasal 3 (2) Pasal 6 (2,5,6 dan 8) Pasal 7 (1) pasal 8 (1)

c. Peraturan BKN No. 21 tahun 2010 Tentang Ketentuan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Tata Cara

Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian Keputusan

Hukuman Disiplin pada Huruf A. UMUM angka 1-4 huruf B.

PEMANGGILAN angka 1-5 dan huruf C. PEMERIKSAAN angka

1,2,4-11,14,18,20 dan pembentukan tim pemeriksaan

7. Bahwa, berdasarkan pasal 10 Peraturan Pemerintah 100 Tahun 2000 yang

mengatur syarat pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari jabatan struktural,

PENGGUGAT tidak memenuhi seluruh unsur syarat tersebut.

8. Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam pasal 31 (3) Peraturan Pemerintah No.

53 Tahun 2010, dan Peraturan BKN No. 21 tahun 2010 huruf E angka ,

penyampaian Keputusan hukuman disiplin dilakukan paling lambat 14 hari

kerja sejak keputusan ditetapkan tetapi PENGGUGAT menerima SK tersebut

setalah 18 hari sejak tanggal keputusan dikeluarkan

9. Bahwa, sesuai dengan uraian-uraian tersebut diatas tindakan TERGUGAT

menerbitkan obyek sengketa tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang ada sehingga beralasan untuk dinyatakan batal atau tidak sah.

10. Bahwa, tindakan TERGUGAT menerbitkan obyek sengketa juga telah

melanggar Asas-asas Umum Pemerintah Yang Baik, khususnya : Asas

Kecermatan/kehati-hatian, Asas Kepastian Hukum, Asas Keadilan atau

Kewajaran, Asas Profesionalitas.

3
Eksepsi :

1. Bahwa, TERGUGGAT menolak dan membantah secara tegas seluruh dalil=dalil

gugatan PENGGUGAT kecuali mengenai hal-hal yang secara jelas dan tegas

diakui kebenarannya.

2. Bahwa, penerbitan SURAT KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK

INDONESIA No : B.II/3/PDJ/02097, Tanggal 15 Maret 2013, telah melalui

prosedur dan sesuai dengan kewenangan serta peraturan perundang-undangan

yang berlaku

3. Bahwa, terbukti tidak benar bahwa PENGGUGAT hanya melihat dan mengetahui

adanya penyimpangan melainkan PENGGUGAT adalah bagian dari

penyimpangan tersebut (bukti T-5 s/d. bukti T-12)

4. Bahwa, sebelum diterbitkannya SURAT KEPUTUSAN MENTERI AGAMA

REPUBLIK INDONESIA No : B.II/3/PDJ/02097, Tanggal 15 Maret 2013,

PENGGUGAT sudah terlebih dahulu dimintai keterangan oleh Inspektorat Jendral

Kementrian Agam (Bukti T-5), yang ditandatangani oleh PENGGUGAT.

5. Bahwa, tidak benar bahwa selama bekerja PENGGUGAT tidak melakukan

kesalahan baik secara adminitrasi maupun pidana. Karena, berdasarkan fakta dan

bukti yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan Nomor :

Kd.11.11/RHS/Kp.1/1497/2012, tanggal 20 Juni 2012 PENGGUGAT telah

mengakui dan membenarkan menerima uang dari hasil kontribusi para guru

penerima sertifikat tahun 2010, yang selanjutnya ditindaklajuti dengan Surat

Inspektorat Jendral Kementerian Agama Nomor :

IJ/IJ.Inv/STL/Rhs/PS.01.5/0064/2012 tanggal 24 September 2012

6. Bahwa, tidak benar jika Tim Auditor merekayasa SURAT KEPUTUSAN

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA No : B.II/3/PDJ/02097, Tanggal

15 Maret 2013, karena Tim Auditor telah melakukan sesuai dengan prosedur

7. Bahwa, tidak benar jika penyampaian keputusan disiplin dilakukan paling lambat

14 hari sejak keputusan ditetapkan. Berdasarkan Berita Acara Sera Terima Surat

Keputusan Disiplin No : B.II/3/PDJ/02097, Tanggal 19 Maret 2013 (Buti T-17)

4
TERGUGAT telah menyampaikannya melalui Biro Kepegawaian untuk

diserahkan kepa Kepala Bagian Tata Usaha pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Prov. NTB.

8. Bahwa, tidak benar jika PENGGUGAT menyatakan bahwa TERGUGAT

menerbitkan obyek sengketa telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan

Yang Baik. Penerbitan SURAT KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK

INDONESIA No : B.II/3/PDJ/02097, Tanggal 15 Maret 2013 telah sesuai dengan

Asas Kepastian Hukum karena secara factual PENGGUGAT telah melakukan

tindakan atau perbuatan kuran terpuji sebagai Pegawai Negeri Sipil serta telah

menyalahgunakan wewenangnya untuk melakukan suatu tindakan demi

kepentingan pribadi atau pihak lain yang tidak sesuai dengan tujuan pemberian

kewenangan tersebut. Berdasarkan Pasal 4 angka 1 dan 8 serta Pasal 7 ayat 4

huruf c Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 PENGGUGAT dapat dikenakan

sanksi hukuman disiplin berupa pembebasan jabatan.

Tentang Pertimbangan Hakim

1. Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan PENGGUGAT adalah

sebagaimana terurai dalam duduk sengketa diatas

2. Menimbang, bahwa gugatan PENGGUGAT adalah, mengenai pengujian

keputusan Tata Usaha Negara dalam bidang Kepegawaian yaitu, mengenai

pengujian SURAT KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

No : B.II/3/PDJ/02097, Tanggal 15 Maret 2013 Tentang menjatuhkan hukuman

disiplin berupa Pembebasan dari Jabatan sebagai Kepala Seksi Pendidikan Agama

dan Keagamaan Islam kepada H.ANWAR, S.H., NIP. 1906012311984031008,

Pangkat Gol. Penata TK.I III/d, Kantor Kementerian Agama Kota Bima. Terhadap

ketentuan Perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan

Yang Baik.

3. Menimbang, bahwa setelah pengadilan mencermati bukti-bukti yang diajukan

para pihak, maka diperoleh fakta hukum bahwa PENGGUGAT telah mengajukan

5
keberatan peninjauan kembali Surat Keputusan Hukuman Pembebasan dari

Jabatan kepada TERGUGGAT, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai

Upaya Administratif sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 48 UU No. 5

tahun 1986 tentang PTUN jo. Pasal 32 Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010

tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

4. Menimbang, bahwa PENGGUGAT adalah pihak yang dituju oleh keputusan

obyek sengketa, maka dengan demikian PENGGUGAT memiliki keudukan

hukum untuk mengajukan gugatan.

5. Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, PENGGUGAT

telah mengajukan bukti-bukti Surat yang ditandai dengan P-1 sampai dengan P-

38, dan tidak mengajukan saksi atau ahli.

6. Menimbang, bahwa terhadap gugatan PENGGUGAT, TERGUGAT telah

menanggapi dalil-dalil gugatan tersebut.

7. Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya TERGUGAT telah

mengajukan bukti-bukti surat yang ditandai dengan T-1 sampai dengan T-27, dan

tidak mengajukan Saksi maupun Ahli.

8. Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010

tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, mengenai Pelaksanaan Hukuman Disiplin

Terhadap Pegawai Negeri Sipil dan ketentuan Pasal 3 Peraturan Pemerintah No.

53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil., mengatur tentang

kewajiban yang harus ditaati oleh setiap Pegawai Negeri Sipil, dapat disimpulkan

bahwa , hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan terhadap seorang

Pegawai Negeri Sipil karena melanggar Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan dan atau perbuatan Pegawai

Negeri Sipil yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

Sipil, baik didalam maupun diluar kerja.

9. Menimbang, bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf a angka 7

Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,

TERGUGAT merupakan pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin

6
10. Menimbang, bahwa oleh karena tujuan hukuman disiplin adalah untuk

memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil, maka setiap Pejabat yang

berwenang menghukum sebelum menjatuhkan hukuman disiplin.

11. Menimbang, bahwa terungkap fakta hukum bahwa, posedur penerbitan keputusan

obyek sengketa telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku baik pada saat perumusan maupun sesudah penerbitan keputusan

obyek sengketa hingga tahap pemberian keputusan kepada PENGGUGAT.

12. Menimbang, bahwa karena obyek sengketa yang dikeluarkan tergugat telah sesuai

dengan prosedur dan dari sisi substansi tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta pula tidak bertentangan dengan Asas-asas

Pemerintah Yang Baik, maka beralasan hukum Pengadilan menyatakan menolak

gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya

13. Menimbag, bahwa sesuai dengan Undang-undang No. 5 tahun 1986 sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang No. 9 tahun 2004 dan perubahan kedua

dengan Undang-undang No. 51 tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-

undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, terhadap bukti-

bukti yang tidak relevan tidak ikut dipertimbangkan tetapi tetap menjadi satu

kesatuan dengan putusan ini

14. Menimbang, bahwa oleh karena gugatan PENGGUGAT dinyatakan ditolak maka

sesuai ketentuan Pasal 110 Undang-undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara, terhadap PENGGUGAT sebagai pihak yang dikalahkan

dibebani untuk membayar biaya sengketa yang jumlahnya akan ditentukan dalam

amar putusan.

7
Analisi Pertimbangan Hakim:

PENGGUGAT mengatakan bahwa surat hukuman disiplin yang ditujukan

padanya adalah hasil rekayasa Tim Auditor karena tidak sesuai dengan peraturan yang

ada. Pasal 23 ayat 11, Pasal 24 ayat 12, Pasal 25 ayat 1,2 dan 3, serta Pasal 28 ayat 3 3

Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010.

Tetapi, setelah Hakim mencermati bukti-bukti yang diajukan oleh kedua belah

pihak, justru terlihat bahwa surat hukuman disiplin tersebut sudah sesuai dengan

prosedur. Melihat dari Pasal 23 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 TERGUGAT

telah memberikan bukti T-2 yaitu Surat Direktur LSM AKRAB Nomor: 062/LSM-

AKRAB/III/2012, tanggal 5 Januari 2011, didalam surat ini intinya dilihat beberapa

indikasi penyimpangan anggaran, manipulasi data yang dilakukan olegh PENGGUGAT.

Lalu mengenai masalah berita acara pemeriksaan PENGGUGAT mengatakan bahwa dia

tidak mendapatkan fotokopi berita acara pemeriksaan tersebut (melanggar Pasal 28 ayat

3). Pada bukti T-5 yakni penerbitan Berita Acara Pemeriksaan Nomor:

Kd.11.1/RHS/Kp.04.1/1497/2012 yang bahkan telah ditanda tangani oleh PENGGUGAT

sama sekali sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 28 ayat 14 Peraturan Pemerintah No. 53

tahun 2010.

Setelah Berita acara pemeriksaan diterbitkan masih muncul pengaduan dari

masyarakat. Seperti surat pernyataan Ketua Pokjawas dan Ketua Forum Komunikasi

guru-guru Madrasah Sdr. Dra. Hj. Aminah Zainuddin, M. Ap., tanggal 25 September

2012, yang isinya fitnahan-fitnahan yang mengatas namakan guru-guru madrasah

penerima tunjangan sertifikasi yang selama ini menimbulkan konflik di lingkup

Kementrian Agama Kab. Bima adalah murni dilakukan dan didalangi oleh PENGGUGAT

(Bukti T-10).

1
Pasal 23 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 : PNS yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan.
2
Pasal 24 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 : Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin setiap
atasan langsung wajib memeriksa terlebih dahulu PNS yang didgua melakukan pelanggaran disiplin.
3
Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No.53 tahun 2010 : PNS yang diperiksa berhak mendapat foto
kopi berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
4
Pasal 28 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.53 tahun 2010 : Berita acara pemeriksaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat 2 harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang
diperiksa.

8
Dilihat dari bukti-bukti yang diajukan oleh TERGUGAT terlihat bahwa justru

disini yang telah melanggar peraturan adalah PENGGUGAT. Setiap PNS memiliki

kewajiban5 antara lain :

1. mengucapkan sumpah/janji PNS;


2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4. menaati segala ketentuan peraturan perundang- undangan;

5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh


pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;

7. mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,


dan/atau golongan;

8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;

9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;

10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;

11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;

15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan

17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Dan juga dilihat dari larangan-larangan6 yang tidak boleh dilakukan oleh PNS, yaitu

1. menyalahgunakan wewenang;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain;

5
Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010
6
Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010

9
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional;

4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing;

5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan


barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik
negara secara tidak sah;

6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;

7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;

8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

11. menghalangiberjalannyatugaskedinasan;

12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan


Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan
cara:

a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;

b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;

c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau

d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;

13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:

a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah


satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan


calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada
PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;

10
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan
disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk
sesuai peraturan perundang- undangan; dan

15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan
cara:

a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil


Kepala Daerah;

b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;

c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan


salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan


calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

Dilihat dari kewajiban PNS ini PENGGUGAT telah melanggar beberapa darinya antara

lain angka 4,5,6,7,8,9,10,14, dan 17. Karena PENGGUGAT justru terbukti melanggar

peraturan tersebut dengan melakukan penyimpangan pengelolaan anggaran dan juga

PENGGUGAT telah mengakui dan membenarkan menerima uang dari hasil kontribusi

para guru penerima sertifikat tahun 2010. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh

PENGGUGAT ini lah yang menjadi bukti dasar bahwa pengajuan surat hukuman disiplin

yang diterima oleh PENGGUGAT adalah sesuai dengan prosedur yang ada.

11

Você também pode gostar