Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa,
dan masyarakat yang berkepentingan. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas
menilai dokumen AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup,
di tingkat Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi,
dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup
Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat yang
terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi
keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota
ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum
yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut:
kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi,
faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-
nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat
dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.
Lingkungan
1. Lingkungan Rumah Sakit harus mempunyai batas yang jelas dilengkapi dengan pagar yang
kuat dan tida memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas b.
Lingkungan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup c.
Tidak becek, tidak berdebu dan tidak terdapat genangan air serta dibuat landai menuju
kesaluran terbuka/tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan terhadap luas
halaman.d. Saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung dengan sistem
pengolahan air limbah. Ditempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu
harus tersedia tempat pengumpul sampah pada setiap radius 20 meter.
Ruang dan Bangunan
Ruang dan bangunan harus dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan, tersedia tempat
sampah sesuai dengan jenis sampahnya serta tersedia fasilitas sanitasi sesuai dengan kebutuhan
Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi
sebagai berikut:
1. Ruang bayi: 1) Ruang perawatan minimal 2 m2/tempat tidur 2) Ruang isolasi minimal 3,5
m2/tempat tidur
Ruang Dewasa 1) Ruang perawatan minimal 4,5 m2/tempat tidur 2) Ruang isolasi minimal 6
m2/tempat tidur
Ruang dan bangunan harus bebas dari gangguan serangga, binatang pengerat dan binatang
penganggu lainnya. Lantai harus selalu bersih, tingkat kebersihan lantai untuk ruang operasi 0-5
kuman/cm2 dan untuk ruang perawata 5-10 kuman/cm2. Mutu udara memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan 2) Tersedia air bersih minimal 500
lt/tempat tidur/hari3) Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan4) Distribusi air minum dan air bersih di setiap
ruangan/kamar harus menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif
1) Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih2) Lantai terbuat dari bahan yang kuat,
kedap air, tidak licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan3) Pada setiap unit ruangan harus
tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat cuci tangan) tersendiri. Khususnya untuk unit rawat
inap da kamar karyawan harus tersedia kamar mandi.4) Pembuangan air limbah dari toilet dan
kamar mandi dilengkapi dengan penahan bau (water seal)5) Letak toilet dan kamar mandi tidak
berhubungan langsung dengan dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya6) Lubang
penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar7) Toilet dan kamar mandi pria dan
wanita harus terpisah8) Toilet dan kamar mandi unit rawat inap dan karyawan harus terpisah
9) Toilet dan kamar mandi karyawan harus terpisah dengan toilet pengunjung
10) Toilet pengunjung harus terletak ditempat yag mudah terjangkau dan ada petunjuk arah.
11) Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan
12) Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk
13) Tersedia toilet pengunjung dengan perbandingan 1 toilet untuk 1-40 pengunjung wanita, 1
toilet untuk 1-60 pengunjung pria.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat butir-butir yang harus tercantum dalam setiap dokumen
dan beberapa hal penting yang harus ada pada setiap dokumen.
Sesuai dengan pedoman teknis Kerangka Acuan ANDAL harus disusun dengan sistimatika
sebagai berikut :
1) Pendahuluan
2) Tujuan studi
4) Metodologi
6) Biaya
7) Waktu pelaksanaan
8) Daftar pustaka.
Ringkasan:
1) Pendahuluan
7) Kepustakaan
8) Lampiran
Laporan hasil studi ANDAL harus disusun berdasarkan Kerangka Acuan yang telah ditetapkan
oleh Komisi. Untuk hal-hal yang bersifat sangat rahasia dan tidak mungkin
diungkapkan dalam laporan misalnya menyangkut rahasia yang dipatenkan harus diberikan
catatan tersendiri dan hal ini dituangkan dalam ringkasan ANDAL.
RKL :
1) Identitas pemrakarsa
2) Uraian kegiatan
5) Kepustakaan.
RPL:
1) Identitas pemrakarsa
2) Uraian kegiatan
3) Tujuan, kegunaan, dan alternatif pemantauan lingkungan
5) Kepustakaan.
Uraian yang disajikan dalam laporan RKL dan RPL harus dapat mengungkap secara jelas
tentang apa, bagaimana, dimana, siapa, dan kapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan
dilakukan. Perlu diingat bahwa dokumen RKL dan RPL termasuk dokumen yuridis yang
menjadi pegangan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pengawasan pelaksanaan RKL dan RPL.
2.6.1 Organisasi
Sesuai dengan PP 51 tahun 1993, satuan kerja yang bertanggung jawab dalam penatalaksanaan
AMDAL adalah Komisi AMDAL Bidang Kesehatan yang berstatus pusat (perijinan atau
pemilikannya) adalah Komisi AMDAL Pusat Departemen Kesehatan yang pembentukannya
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 041/MENKES/SK/I/1989 , dan telah
diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.280/MENKES/SK/I/1993 . Dalam
rangka pelaksanaan PP 51 tahun 1993 keanggotaan Komisi AMDAL Departemen Kesehatan
akan ditambah dengan wakil-wakil dari Badan Pertanahan Nasional dan Badan Koordinasi
Penanaman Modal. Dalam melaksanakan tugasnya Komisi AMDAL Departemen Kesehatan
melakukan hubungan kerja dengan instansi yang bertanggung jawab dalam Rumah Sakit dalam
hal ini Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Hubungan kerja tersebut lebih lanjut akan diuraikan
dalam tata cara penyampaian dokumen AMDAL Rumah Sakit.
Komisi AMDAL Departemen Kesehatan diketuai oleh Direktur Jenderal PPM PLP dengan
pertimbangan bahwa urusan pengelolaan lingkungan secara fungsional menjadi tanggung jawab
Direktur Jenderal PPM PLP. Adapun anggota Komisi AMDAL Departemen Kesehatan terdiri
dari pejabat di lingkungan unit utama Departemen Kesehatan yang tugas pokoknya berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan maupun
berkaitan dengan kegiatan bidang kesehatan yang wajib AMDAL. Para pejabat tersebut terdiri
dari :
16) Wakil dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan/Kantor Menteri Negara KLH
ANDAL, RKL dan RPL diajukan sekaligus oleh pemrakarsakepada Direktur Jenderal
Pelayanan Medik.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik memberikan bukti penerimaan dokumen-dokumen
tersebut kepada pemrakarsa dengan mencantumkan tanggal penerimaan.
Dokumen tersebut diteruskan kepada Komisi AMDAL Departemen Kesehatan untuk kemudian
dilakukan pembahasan dan penilaian.
Berdasarkan hasil penilaian Komisi terhadap dokumen-dokumen tersebut, Direktur Jenderal
Yanmed menetapkan keputusan tentang dokumen tersebut selambat-lambatnya 45 hari sejak
tanggal pengajuan.
1. Apabila keputusan tersebut berupa penolakan karena dokumen-dokumen tersebut dinilai belum
memenuhi persyaratan maka dokumen tersebut harus diajukan kembali kepada Dirjen Yanmed,
dan selambat-lambatnya 30 hari sejak pengajuan kembali harus sudah dikeluarkan keputusan
atas dokumen- dokumen tersebut berdasarkan hasil penilaian Komisi AMDAL.
2. Apabila hasil penilaian menyimpulkan bahwa dampak negatif tidak dapat ditanggulangi
berdasarkan IPTEK dan biaya penanggulangan dampak negatif lebih besar dibandingkan
dengan hasil dampak positifnya, maka Dirjen Yanmed memutuskan menolak rencana kegiatan
rumah sakit
3. Pengajuan keberatan atas keputusan dapat disampaikan kepada Menteri Kesehatan dengan
tembusan kepada Bapedal selambat-lambatnya 14 hari sejak diterimanya keputusan penolakan.
4. Menteri Kesehatan akan memberikan keputusan terhadap pengajuan keberatan tersebut setelah
mendapat pertimbangan dari Bapedal selambat-lambatnya 30 hari sejak diterima pengajuan
tersebut dan keputusan ini merupakan keputusan terakhir.
BAB III
No.
Materi PP 29/1986 PP 51/1993
Kepala BAPEDAL
setelah mendengar dan
memperhatikan saran
Pasal 2 ayat (2) :
dan pendapat instansi
Ditetapkan oleh Menteri/
Kegiatan Wajib AMDAL
yang bertanggung jawab.
1. Pimpinan LPND yang
(Penapisan)
Pasal 2 ayat (4) :
membidangi..dst
Penapisan kegiatan
sekurang-kurangnya
tahun.
Pasal 5 : Pasal 5:
RPL
Pasal 6:
Pasal 7 :
KA hanya perlu
tanggapan tertulis dari
Pasal 10 : PIL = 30 hari
komisi
Pasal 12 : KA = 30 hari
Batas waktu tanggapan
Pasal 16 : ANDAL = tertulis KA sejak diterima
Lama waktu penilaian AMDAL
4. oleh Komisi adalah 12
(Putusan persetujuan)
90 hari hari
ANDAL, RKL/RPL
-berada dalam
-Pedoman teknis,
penilaian dan persetujuan
oleh instansi yang
bertanggung jawab
Pasal 14:
dilaksanakan dilaksanakan.
Keanggotaan komisi
ditambahkan unsur BPN,
BKPM sebagai anggota
tetap dan LSM sebagai
anggota tidak tetap.
Lisensi dihilangkan
Pasal 30:
Pasal 20 :
Pengawasan
Pendidikan, pelatihan,
Kualifikasi penyusun
penelitian, dan
10. Pembinaan
AMDAL dengan pem-
pengembangan AMDAL
berian lisensi dst.
diselenggarakan dengan
koordinasi BAPEDAL.
Pasal 22 25
kegiatan wajib
diumumkan oleh instansi
yang bertanggung jawab
Dokumen AMDAL
umurn
Pasal 31, 32, 33
11. Pengawasan
Peran serta masyarakat
dalam bentuk saran dan
pemikiran (lisan atau
tertulis) kepada Komisi
sebelum dokumen
AMDAL disetujui
BAPEDAL menggunakan
dokumen