Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengarahan (directing) dan pemberian motivasi (motivating) aktivitas untuk menggerakkan orang-
orang agar melaksanakan aktivitas yang sudah direncanakan dan menjalankan kegiatan rutin.
Pengendalian (controlling) aktivitas untuk memastikan bahwa perencanaan telah dilaksanakan dan
telah disesuaikan dengan kondisi yang ada dan lingkungan yang selalu berubah.
Merumuskan rencana jangka panjang dan jangka pendek
Membandingkan kinerja yang direncanakan dengan kinerja aktual (pengendalian)Menerapkan rencana (pengarahan dan pemb
Pembuatan Keputusan
Struktur Organisasi
Desentralisasi
Bagan organisasi juga menggambarkan posisi lini dan staf. Seseorang dalam posisi lini
terlibat langsung dalam pencapaian tujuan organisasi, sedangkan orang dalam posisi staf tidak
terlibat secara langsung. Posisi staf memberikan dukungan terhadap posisi lini atau bagian lain
dalam organisasi, tetapi merkea tidak memiliki kewenangan langsung terhadap posisi lini.
Konsekuensi JIT
Zero defect (tingkat kecacatan = 0) tidak mentoleransi adanya produk rusak atau
produk cacat dalam proses produksi.
Pendekatan ini mirip dengan TQM, hanya saja lebih radikal. PR lebih menekankan pada
perubahan yang menyeluruh, meliputi desain ulang secara menyeluruh untuk menghilangkan
tahapan yang tidak bermanfaat, mengurangi kesalahan, dan mengurangi biaya. PR juga menekankan
pada pendekatan tim yang melibatkan orang-orang yang terlibat langsung dalam proses bisnis serta
menggunakan jasa konsultan luar. Fokus PR adalah menyederhanakan dan menghilangkan aktivitas
yang tidak bermanfaat atau tidak bernilai tambah.
TOC didasarkan pada pandangan bahwa manajemen kendala secara efektif merupakan
kunci keberhasilan. Pendekatan TOC menyempurnakan pendekatan TQM dan PR karena
memfokuskan pada usaha-usaha perbaikan yang tampaknya paling efektif.
Klasifikasi Cost
Manufacturing Cost
Seluruh biaya yang terjadi/diakui selama proses produksi untuk mengubah bahan baku
hingga menjadi produk/barang jadi. Manufacturing Cost diklasifikasikan menjadi :
a. Direct material biaya atas bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi, yang melekat pada produk jadi dan jumlah biayanya dapat
ditelusur/diidentifikasi secara mudah ke harga pokok produksi.
b. Direct labor biaya (upah) untuk karyawan bagian produksi yang melakukan
proses produksi secara langsung dan jumlah biayanya dapat diidentifikasi secara
mudah ke harga pokok produksi.
Nonmanufacturing Cost
Seluruh biaya yang terjadi/diakui perusahaan, di luar fungsi produksi, dimana biaya tersebut
ada karena terjadinya aktivitas untuk mendukung proses produksi dan distribusi produk.
Product Cost seluruh biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu
produk. Biaya ini melalui tahapan-tahapan persediaan sehingga disebut inventoriable cost.
Period Cost seluruh biaya yang tidak termasuk dalam product cost. Biaya ini dicatat
sebagai beban dalam laporan R/L pada periode dimana biaya tersebut terjadi/diakui.
Laba rugi Biaya dalam laporan R/L terkait dengan matching principle. Oleh karena
itu, biaya yang disajikan berupa biaya dalam satu periode tertentu, seperti cost of goods sold
yang merupakan harga pokok produksi atas produk yang terjual dan biaya operasional
(biaya administrasi dan pemasaran).
Neraca Biaya yang disajikan dan dilaporkan dalam neraca berupa cost persediaan
yang masih ada sampai dengan tanggal disusunnya neraca. Terdiri dari cost atas persediaan
bahan baku, cost atas persediaan barang dalam proses, dan cost atas persediaan barang jadi.
Variable Cost biaya yang dalam jumlah total berubah secara proporsional dengan
perubahan volume/aktivitas, tetapi dalam jumlah per unit konstan, tidak terpengaruh dengan
perubahan volume/aktivitas.
Fixed Cost biaya yang dalam jumlah total konstan, tidak berubah oleh adanya
perubahan volume/aktivitas, tetapi dalam jumlah per unit berubah, berbanding terbalik
dengan perubahan volume/aktivitas.
Direct Cost biaya yang dapat dengan mudah ditelusur ke objek biaya yang
bersangkutan
Indirect Cost biaya yang tidak dapat ditelusur dengan mudah ke objek biaya yang
bersangkutan
Opportunity Cost manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu alternatif telah
dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia.
Sunk Cost biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apapun
yang dibuat saat ini maupun masa depan.
Berdasarkan Keberadaan
Prime Cost unsur biaya produksi yang keberadaannya bersifat mutlak di dalam
proses produksi. Tanpa adanya prime cost, fungsi produksi tidak dapt berlangsung. Product
cost terdiri dari direct material cost dan direct labor cost.
Quality Cost
Produk yang memenuhi atau melebihi spesifikasi desain dan bebas dari cacat yang mungkin
mempengaruhi penampilan atau mengurangi kinerjanya disebut produk yang memiliki kualitas
kesesuaian (quality of conformance) yang tinggi. Biaya untuk pencegahan, deteksi, dan aktivitas
lain yang berkaitan dengan produk catat disebut biaya kualitas (quality cost).
3) Internal failure cost diakibatkan oleh identifikasi cacat selama proses penilaian
4) External failure cost terjadi bila produk cacat sampai ke tangan konsumen
Job costing merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang dilakukan dengan
menggunakan dasar pengumpulan beberapa job/pekerjaan dimana masing-masing job memiliki
karakteristik khusus sehingga harga pokok untuk masing-masing job berbeda.
Memisahkan biaya ke dalam direct material (biaya bahan baku), direct labor (biaya
tenaga kerja langsung), dan manufacturing overhead (BOP).
Kartu biaya (Job cost sheet) merupakan dokumen pengendali biaya berdasarkan job
Pembebanan BOP
Jika BOP aktual dihitung beberapa kali, faktor musiman dalam BOP dan basis
alokasi dapat menimbulkan adanya fluktuasi tarif BOP.
Penghapusan saldo BOP yang dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi
HPP xxx
BOP xxx
Dialokasikan antara Barang dalam Proses, Barang Jadi, dan Harga Pokok Penjualan
dalam proporsi BOP yang dibebankan selama periode tersebut, yaitu pada saldo akhir
masing-masing akun.
BDP xxx
Barang Jadi xxx
HPP xxx
BOP xxx
Aliran Cost dalam Job Costing
Utang usaha/kas
Saat pemakaian bahan baku Persediaan BDP (direct material)
Kas
BOP
Saat mencatat produk jadi Persediaan barang jadi
Persediaan BDP
Saat mencatat produk terjual Kas/Piutang Usaha
Penjualan
HPP
Mengklasifikasikan biaya produksi ke dalam raw material cost, labor cost, dan
manufacturing overhead.
Harga pokok produksi tiap unit dalam satu periode akan selalu sama
1) Menyusun laporan produksi untuk mengidentifikasi unit BDP awal, unit masuk
proses produksi, unit jadi dan ditransfer, serta unit BDP akhir
2) Menghitung biaya produksi yang diperhitungkan, terdiri dari biaya untuk BDP awal
dan biaya untuk periode berjalan. Rekonsiliasi biaya menunjukkan bagaimana perhitungan
biaya yang dibebankan ke departemen selam satu periode.
3) Menentukan unit ekuivalen produksi unit jadi dan ditransfer ditambah dengan unit
BDP akhir dengan tingkat penyelesaian tertentu
4) Menghitung biaya produksi per unit, baik untuk bahan baku, tenaga kerja langsung,
maupun overhead. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi jumlah biaya dengan
jumlah unit ekuivalen produk.
5) Menentukan harga pokok persediaan untuk barang jadi dan BDP akhir.
Variable Cost
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap
perubahan tingkat aktivitas. Suatu biaya bersifat variabel dikarenakan basis aktivitasnya. Basis
aktivitas adalah ukuran segala sesuatu yang menyebabkan adanya biaya variabel. Basis aktivitas
juga disebur cost driver. Contoh basis aktivitas : jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit yang
diproduksi, dan unit terjual.
Beberapa biaya variabel berperilaku sebagai biaya variabel sejati (true variable).
Sedangkan lainnya memiliki pola bertahap (step variable). Contoh biaya variabel sejati adalah
bahan baku, karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung
dengan tingkat aktivitas produksi. Contoh biaya variabel bertahap adalah upah tenaga kerja bagian
pemeliharaan. Waktu kerja bagi tenaga pemeliharaan biasanya ditentukan dalam bentuk borongan.
Sumber daya diperoleh dalam jumlah besar dan biayanya meningkat/berkurang hanya karena ada
perubahan besar dalam tingkat aktivitas.
Fixed Cost
Biaya tetap dalam jumlah total bersifat konstan, tetapi dalam jumlah per unit akan
semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik. Biaya tetap dipisahkan menjadi commited fixed cost
dan discretionary fixed cost. Commited fixed cost adalah biaya tetap yang secara alamiah telah
terklasifikasi sebagai biaya tetap, sehingga antara satu perusahaan dengan perusahaan lain akan
memperlakukan biaya tersebut dengan klasifikasi yang sama. Faktor yang berkaitan yaitu (1) biaya
tersebut bersifat jangka panjang (2) tidak dapat dikurangi menjadi nol meskipun dalam jangka
pendek tanpa mengganggu tingkat profitabilitas atau tujuan jangka panjang organisasi. Contoh :
biaya penyusutan pabrik. Sedangkan discretionary fixed cost adalah biaya yang terklasifikasi
sebagai fixed cost karena menjadi kebijakan dalam satu perusahaan tertentu, sehingga atas biaya
yang sama dimungkinkan terjadi pengklasifikasian yang berbeda. Contohnya biaya iklan. Jika
perusahaan menetapkan besar kecilnya iklan tidak bergantung pada banyak sedikitnya unit
produksi, maka biaya iklan menjadi fixed cost. Jikan besar kecilnya biaya iklan bergantung pada
jumlah unit produk, maka harus diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau biaya semi variabel.
Biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Biaya ini dalam jumlah total
maupun unit berubah dengan perubahan jumlah unit/volume/aktivitas produksi, tetapi pola
perubahannya tidak dapat ditentukan. Oleh karena biaya semi variabel memiliki pola yang tidak
jelas, maka di dalam akuntansi manajemen, terkait pengambilan keputusan, biaya tersebut harus
dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Metode yang digunakan untuk memisahkan
biaya semi variabel antara lain :
High low method memisahkan biaya semivariabel berdasarkan perilaku biaya pada
titik ekstrim (tertinggi dan terendah) yang kemudian digeneralisai hasilnya pada titik-titik
lain.
Least square regression method menggunakan persamaan regresi linier antara biaya
dengan jumlah unit atau titik-titik observasi. Metode ini biasanya menggunakan bantuan
komputer sehingga objektivitasnya terjamin.
Analisis CVP merupakan pendekatan yang digunakan untuk melakukan analisis hubungan atas
biaya, volume produksi, dan tingkat laba guna menghasilkan informasi dalam pengambilan
keputusan. CVP memfokuskan pada interaksi antarlima komponen, sebagai berikut :
1) Harga produk
Contribution Margin jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel,
yang menggambarkan jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan kemudian
menjadi laba untuk periode tersebut.
Sales
BEP merupakan satu titik/tingkat dimana nilai penjualan/pendapatan sama dengan nilai biaya, baik
biaya tetap maupun biaya variabel, sehingga menghasilkan laba bersih sama dengan nol. Metode
penentuan BEP antara lain :
Equation method menggunakan dasar bahwa penjualan selalu sama dengan total
biaya ditambah dengan tingkat laba yang diharapkan
CM digunakan untuk menentukan BEP dalam unit, sedangkan CMR digunakan untuk
menentukan BEP dalam nilai uang (Rupiah).
CM/unit CM
RManfaat Analisis BEP
BEP dapat digunakan oleh manajemen untuk menentukan itngkat laba yang diharapkan. Dengan
menentukan tingkat laba tersebut, maka manajemen dapat memperkirakan jumlah unit yang harus
dijual dan nilai penjualan yang harus dicapai untuk meraih tingkat laba tersebut. Ketika tingkat laba
telah ditentukan, maka formula BEP untuk measing-masing pendekatan adalah sebagai berikut :
CM/unit
CMR
Harga jual adalah konstan. Harga produk/jasa tidak berubah ketika volume berubah.
Biaya adalah linier dan secara akurat dapat dibagi menjadi elemen variabel dan tetap.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam penentuan harga pokok produk untuk
tujuan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok barang yang terjual, yaitu absorption
costing/full costing dan variable costing.
Full costing memperlakukan semua biaya produksi sebagai product cost, tanpa
membedakan variable cost maupun fixed cost. Jadi, biaya produk per unit terdiri atas bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead variabel maupun overhead tetap. Sedangkan jika menggunakan
variable costing, hanya biaya produksi yang berubah sesuai dengan output yang akan diperlakukan
sebagai biaya produksi. Jadi, biaya produk per unit terdiri atas bahan baku, tenaga kerja langsung,
dan overhead variabel. Biaya overhead tetap diperlakukan sebagai period cost. Konsekuensinya,
biaya per unit produk dalam persediaan atau dalam harga pokok barang yang terjual untuk variable
costing tidak mengandung elemen biaya overhead tetap.
Contoh :
BB = $ 2/unit Unit produksi = 6.000 unit
BTKL = $ 4/unit Unit terjual = 5.000 unit
BOP Variabel = $ 1/unit Persediaan awal =0
BOP Tetap = $ 30.000 Biaya operasional variabel = $ 3/unit
Harga Jual = $ 20/unit Biaya operasional tetap = $ 10.000
Keterangan :
Dalam metode full costing, jika persediaan meningkat, maka beberapa biaya
produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan R/L sebagai bagian dari
HPP. Biaya ini akan ditangguhkan ke periode berikutnya dan akan dimasukkan dalam akun
persediaan di neraca (fixed manufacturing overhead cost deffered in inventory). Melalui
contoh di atas, dapat digambarkan bahwa dalam full costing, dari BOP tetap sebesar $30.000
yang terjadi dalam periode berjalan, hanya $25.000 (5.000 unit terjual x $5/unit) yang
dimasukkan dalam HPP. Sisanya sebesar $5.000 (1.000 unit tidak terjual x $5/unit) telah
ditangguhkan ke persediaan periode berikutnya. Dalam metode variable costing, seluruh
BOP tetap $30.000 diperlakukan sebagai beban periode berjalan.
Persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah $5.000 dibandingkan
full costing. Alasannya yaitu dalam variable costing, hanya biaya produksi variabel yang
dibebankan ke unit produk dan dimasukkan ke persediaan. Selisih $5.000 dalam persediaan
akhir menjelaskan selisih dalam laba bersih kedua metode perhitungan biaya tersebut. Laba
bersih operasional dalam full costing lebih tinggi $5.000 dibandingkan variable costing,
karena BOP sebesar $5.000 ditangguhkan dalam persediaan untuk periode berikutnya.
Laporan R/L full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel,
sehingga metode ini tidak cocok untuk analisis CVP yang penting untuk perencanaan dan
pengendalian yang baik. Pendekatan variable costing untuk menentukan biaya produksi per
unit sesuai dengan pendekatan margin kontribusi karena mengklasifikasikan biaya
berdasarkan perilakunya.
Hubungan antara produksi dan Pengaruh pada persediaan Hubungan antara laba bersih
penjualan untuk periode yang operasional full costing dan
bersangkutan variable costing
Produksi = Penjualan Persediaan tidak berubah Laba bersih full costing = laba
bersih variable costing
Produksi > Penjualan Persediaan meningkat Laba bersih full costing > laba
bersih variable costing
Produksi < Penjualan Persediaan menurun Laba bersih full costing < laba
bersih variable costing
Keunggulan Variable Costing dan Pendekatan Margin Kontribusi
Data yang akan digunakan utnuk melakukan analisis CVP dapat diambil langsung
dari Laporan R/L yang disusun dengan format kontribusi.
Dengan menggunakan variable costing, laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat
persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain konstan, maka laba akan searah dengan penjualan
apabila menggunakan variable costing.
Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variabel.
Hal ini akan menjadi masalah dalam full costing, karena biaya produksi per unit adalah
kombinasi biaya variabel dan biaya tetap. Dengan variable costing, biaya produksi per unit
tidak mengandung biaya tetap.
Dampak biaya tetap terhadap laba bersih ditekankan dalam variable costing dan
pendekatan kontribusi. Total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan R/L.
Variable costing berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti standard cost
dan anggaran fleksibel.
Laba bersih berdasarkan variable costing lebih dekat dengan arus kas bersih
dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan full costing.
ABC adalah metode perhitungan biaya produksi dan nonproduksi berdasarkan aktivitas
dan sumber daya yang dikonsumsi oleh produk yang diproses dalam satu periode tertentu. ABC
dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan
keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC biasanya
digunakan sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti sistem biaya yang dipakai oleh perusahaan.
Karakteristik ABC :
Ada sejumlah cost pool BOP. Setiap pool dialokasikan ke produk dan objek costing
lainnya dengan menggunakan ukuran khusus aktivitas masing-masing.
Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya
tradisional. ABC menggunakan lebih dari satu jenis cost driver.
Tarif overhead atau tarif aktivitas disesuaikan dengan kapasitas aktivitas, bukan
dengan kapasitas yang dianggarkan.
Tingkat aktivitas :
Aktivitas tingkat batch dilakukan tiap batch diproses, tanpa memperhatikan jumlah
unit
Aktivitas tingkat produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan
tanpa memperhatikan berapa batch atau berpa unit yang diproduksi/dijual.
2) Menelusuri BOP secara langsung ke aktivitas dan objek biaya (bila mungkin)
5) Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran
aktivitas
Hanya menggunakan satu jenis cost Menggunakan lebih dari satu cost driver
driver
Kelebihan ABC
Kelemahan ABC
Data ABC dapat dengan mudah disalahartikan dan harus digunakan dengan hati-hati
ketika mengambil keputusan (identifikasi biaya yang relevan dengan keputusan).
Anggaran keuangan rincian arus masuk dan keluar kas serta posisi keuangan secara
menyeluruh
Perencanaan meliputi perumusan tujuan dan penyusunan berbagai anggaran untuk mencapai tujuan
tersebut. Pengendalian meliputi langkah-langkah yang dilakukan manajemen untuk memperbesar
kemungkinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan dan memastikan
bahwa seluruh bagian organisasi berfungsi sesuai tujuan organisasi.
Manfaat Penganggaran
Sebagai alat komunikasi bagi rencana manajemen kepada seluruh bagian organisasi
Dapat mengungkap adanya potensi masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi
Menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Dasar pemikiran seorang manajer harus dibuat bertanggung jawab atas permasalahan tertentu dan
hanya masalah tersebut saja sehingga manajer dapat melakukan pengendalian pada tingkat yang
signifikan. Akuntansi pertanggungjawaban menempatkan informasi akuntansi atas dasar ukuran
perorangan dengan cara memandang permasalahan (pendapatan dan biaya) dari sudut pandang
pengendalian perorangan.
Anggaran operasional biasanya mencakup periode satu tahun sesuai dengan tahun pajak
perusahaan. Banyak perusahaan membagi tahun anggarannya menjadi empat kuartal, dan kemudian
dibagi lagi menjadi bulanan. Anggaran berlanjut atau perpetual (continuous budget atau perpetual
budget) adalah anggaran 12 bulanan yang bergerak maju ke bulan berikutnya (atau kuartal
berikutnya) bila bulan/kuartal ini telah berakhir. Dengan kata lain, dilakukan penambahan periode
satu bulan (atau kuartal) pada bagian akhir anggaran.
Anggaran yang ditetapkan sendiri atau anggaran partisipatif merupakan pendekatan penganggaran
yang melibatkan seluruh manajer pada segala tingkatan dalam pembuatan estimasi anggarannya
sendiri sehingga merupakan metode penyusunan anggaran yang paling efektif.
Setiap orang pada semua tingkatan organisasi diakui sebagai anggota tim yang
pandangan dan penilaiannya dihargai oleh manajemen puncak.
Estimasi anggaran yang dibuat oleh front-line manager seringkali lebih akurat dan
andal dibandingkan dengan estimasi yang dibuat oleh manajer puncak yang kurang memiliki
pengetahuan mendalam mengenai pasar dan operasi harian.
Timbul motivasi yang lebih tinggi bila individu berpartisipasi dalam menentukan
tujuan.
Seorang manajer yang tidak dapat memenuhi anggaran yang ditetapkan dari level
atas (top-down budgeting) selalu dapat berkata bahwa anggaran tersebut tidak realistis.
Dengan anggaran partisipatif, alasan semacam ini tidak akan timbul.
Keberhasilan program anggaran juga bergantung pada (1) seberapa jauh manajemen puncak
menerima program anggaran sebagai bagian penting dari aktivitas perusahaan (2) cara manajemen
puncak menggunakan data yang dianggarkan. Program anggarna harus diterima dan didukung
penuh oleh personel yang emmegang posisi penting dalam manajemen. Dalam pelaksanaan
Anggaran
program anggaran, penting bagi manajemen Penjualan
puncak untuk tidak menggunakan anggaran untuk
menekan atau menyalahkan karyawan.
Zero-Based Budgeting
Anggaran Persediaan Akhir Anggaran Produksi Anggaran penjualan
Dalam pendekatan tradisional penganggaran, manajer memulai dengan anggaran tahun lalu dan
menambah sesuai dengan kebutuhan (pendekatan incremental). Sedangkan zero based budgeting
merupakan pendekatan penganggaran dimana manajer dituntut untuk menentukan selulruh
pengeluaran yang dianggarkan,
Anggaran BBtidak hanyaAnggaran
sekedar mengubah
TKL anggaran tahun
Anggaran BOP lalu, sehingga dasar
penyusunannya adalah nol.
Anggaran Induk
Anggaran Kas
Standar merupakan tolak ukur atau norma dalam pengukuran kinerja. Standar dalam akuntansi
manajemen terkait dengan kuantitas dan cost input yang digunakan dalam produksi barang atau
penyediaan jasa. Standar terdiri dari standar harga/biaya dan standar kuantitas. Standar kuantitas
menentukan berapa banyak input yang dibutuhkan untuk tiap unit produksi. Standar harga/biaya
menentukan berapa yang harus dibayar untuk tiap unit input. Management by exception
penyimpangan dari standar yang dianggap signifikan akan menjadi perhatian manajemen.
Standar Ideal standar yang dapat dicapai hanya dalam kondisi terbaik
Standar dapat meningkatkan nilai ekonomi dan efisiensi. Standar menjadi tolak ukur yang
dapat digunakan oleh individu untuk mengukur kinerjanya.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) merupakan konsep penilaian kinerja baik finansial maupun nonfinansial,
dengan menggunakan perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran
dan pertumbuhan.
Ukuran kinerja finansial harus diintegrasikan dengan ukuran kinerja nonfinansial, karena :
Ukuran finansial merupakan indikator jasa, dalam artian melaporkan hasil dari
tindakan di masa lampau. Sebaliknya, ukuran nonfinansial merupakan faktor keberhasilan
utama yang menjadi leading indicator dari kinerja finansial di masa mendatang.
Manajer puncaklah yang umumnya bertanggung jawab atas ukuran kinerja finansial,
bukan para manajer tingkat yang lebih rendah.
Keuangan
Pelanggan
Anggaran Fleksibel
Anggaran statis dibuat pada awal periode penganggaran dan validitasnya hanya untuk
tingkataktivitas yang direncanakan. Anggaran statis sesuai untuk tujuan perencanaan, namun tidak
sesuai untuk mengevaluasi bagaimana biaya-biaya dikendalikan. Sebaliknya, anggaran fleksibel
memperhitungkan perubahan biaya yang terjadi sebagai akibat dari perubahan aktivitas. Anggaran
fleksibel memberikan estimasi mengenai berapakah biaya yang seharusnya terjadi untuk setiap
tingkat aktivitas dalam rentang tertentu. Pada saat anggaran fleksibel digunakan dalam evaluasi
kinerja, biaya aktual dibandingkan dengan biaya yang seharusnya terjadi pada tingkat aktivitas
aktual selama periode tertentu.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilik dasar aktivitas untuk anggaran fleksibel BOP
Harus ada hubungan sebab akibat antara dasar aktivitas dengan BOP variabel.
Selisih pengeluaran
Selisih efisiensi
Selisih anggaran selisih jumlah BOP aktual dengan jumlah BOP tetap yang
dianggarkan ukuran tingkat BOP tetap yang dikeluarkan dimana pengeluaran BOP tetap
tidak terkendali.
Selisih volume selisih jumlah BOP tetap yang dibebankan ke persediaan dengan
jumlah BOP tetap yang dianggarkan akibat perlakuan BOP tetap yang seolah-olah variabel
dan hal tersebut sulit unutk diinterpretasikan secara jelas.
Kelebihan Desentralisasi
Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih rinci dan
lebih update mengenai kondisi setempat.
Kelemahan Desentralisasi
Manajer tingkat lebih rendah mungkin memiliki tujuan yan gberbeda dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Desentralisasi yang efektif memerlukan pelaporan segmen. Segmen merupakan bagian atau
aktivitas organisasi yang memuat data biaya, penjualan, atau laba yang diperlukan oleh manajer.
Contoh : divisi perusahaan, wilayah penjualan, departemen pemasaran, dll. Laporan R/L tersegmen
bermanfaat untuk menganalisis profitabilitas segmen dan menguur kinerja manajer segmen. Margin
segmen merupakan ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang suatu segmen, karena hanya
mencakup biaya-biaya yang ditimbulkan oleh segmen tersebut. Margin segmen diperoleh dengan
mengurangkan biaya tetap yang dapat ditelusur (traceable fixed cost) untuk suatu segmen dari
margin kontribusi segmen. Hal ini menunjukkan margin yang tersedia setelah suatu segmen
menutup seluruh biayanya.
Aktiva operasi aktiva yang dipertahankan untuk penggunaan produktif dalam organisasi.
Rata-rata aktiva operasi (nilai buku awal aktiva nilai buku akhir aktiva)/2
Setiap peningkatan ROI harus melibatkan minimal salah satu dari hal berikut :
Peningkatan penjualan
Kelebihan ROI
Mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan
investasi
Kelemahan ROI
Mendorong manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek daripada jangka
panjang.
Laba residu = Laba operasi bersih (rata-rata aktiva operasi x imbal hasil minimum yang diminta)
Economic Value Added (EVA) merupakan adaptasi dari laba residu. Pendekatan laba residu
mendorong manajer untuk membuat investasi yang menguntungkan untuk seluruh perusahaan.
Manajer yang dievaluasi berdasarkan laba residu akan cenderung membuat keputusan yang lebih
baik berkenaan dengan proyek-proyek investasi daripada manajer yang dievaluasi berdasarkan ROI.
Terkait dengan pengambilan keputusan, ada dua konsep yang menjadi dasar, yaitu
Relevant cost adalah biaya yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Yang termasuk relevant cost adalah diffential cost dan
opportunity cost.
Irrelevant cost adalah biaya yang tidak dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Yang termasuk irrelevant cost yaitu sunk cost.
Unavoidable Cost adalah biaya yang tidak dapat dihindari (biaya yang akan
terus berulang/terjadi apapun alternatif yang dipilih dalam pengambilan keputusan).
Unavoidable cost pasti irrelevant cost.
Biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda manajer memerlukan biaya yang berbeda untuk
tujuan yang berbeda. Untuk tujuan tertentu, kelompok biaya tertentu mungkin relevan; untuk tujuan
lain, sekelompok biaya yang lain yang relevan.
Pesanan Khusus
2) Keputusan ekspansi
Sebagian besar organisasi memiliki operating department dan service department. Departemen jasa
dialokasikan ke departemen produksi karena beberapa alasan, yaitu :
Memberikan data biaya yang lebih lengkap dalam pengambilan keputusan kepada
departemen operasi
Bila penetapan biaya plus digunkan, maka biaya departemen jasa biasanya
dialokasikan ke departemen operasi.
Metode ini mengabaikan jasa yang diberikan oleh departemen jasa lainnya dan mengalokasikan
seluruh biaya secara langsung ke departemen operasi. Dengan menggunakan metode ini, dasar
alokasi yang berkaitan dengan departemen jasa itu sendiri diabaikan, hanya dasar alokasi yang
berkaitan dengan departemen operasi yang digunakan dalam alokasi.
Metode ini menyediakan alokasi biaya departemen jasa ke departemen jasa lainnya, juga ke
departemen operasi. Metode ini mengikuti urutan. Urutannya biasanya dimulai dengan
departemen yang memberikan jasa yang paling besar ke departemen jasa lainnya. Dalam
metode ini, sejumlah dasar alokasi yang berhubungan dengan departemen jasa yang biayanya
telah dialokasikan, selalu diabaikan.
Metode ini memberikan pengakuan penuh terhadap jasa antardepartemen. Metode ini
mengalokasikan biaya departemen jasa dengan dua arah (arah depan dan belakang).
Biaya tetap dan biaya variabel departemen jasa harus dialokasikan secara terpisah. Biaya variabel
harus dialokasikan sesuai dnegan aktivitas yang memunculkan biaya tersebut. Sedangkan biaya
tetap harus dialokasikan dengan jumlah lump-sum yang ditentukan dimuka menurut kebutuhan
pada periode puncak atau berdasarkan tingkat kebutuhan rata-rata departemen penggunanya dalam
jangka panjang.
Laporan arus kas menggambarkan arus masuk dan keluar kas & setara kas, baik dari
aktivitas operasional, aktivitas investasi, maupun aktivitas pendanaan oleh entitas dalam satu
periode tertentu. Secara umum, sumber pemasukan kas meliputi laba bersih, penurunan aktiva,
peningkatan utang, dan peningkatan modal saham. Penggunaan kas meliputi peningkatan aktiva,
penurunan utang, penurunan modal saham, dan dividen. Untuk tujuan pelaporan eksternal, laporan
arus kas harus disusun dengan merinci aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
1.Aktivitas Operasional menggambarkan arus kas dari aktivitas pokok bisnis perusahaan,
yang biasanya diwakili oleh perubahan atas rekening-rekening berikut :
Laba bersih
Keuntungan/kerugian non-operasional R/L
Depresiasi, amortisasi, deplesi
Aktiva lancar nonkas neraca
Kewajiban lancar
2.Aktivitas Investasi menggambarkan arus kas dari kegiatan penyertaan harta perusahaan,
baik pada entitas lain maupun entitias sendiri yang berjangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi. Rekening-rekening terkait investasi jangka panjang dan aktiva tetap.
3.Aktivitas Pendanaan menggambarkan arus kas atas kegiatan entitas dalam rangka
memperoleh dan menggunakan modal, baik dari pihak internal maupun eksternal, serta
seluruh konsekuensi dari kegiatan perolehan dan penggunaan modal tersebut (ex : dividen
sebagai konsekuensi dari penerbitan saham). Rekening-rekening terkait utang obligasi,
modal saham, dan dividen tunai.
Beban (xx) Prepaid expense Prepaid expense (xx) Kas untuk operasional
Operasional Accrued expense Accrued expense
Depresiasi
Pajak (xx) Utang pajak Utang pajak (xx) Kas untuk bayar pajak
Indirect Method
Menyesuaikan laba bersih dengan pos akrual guna penentuan kas bersih aktivitas
operasional
Memisahkan ke dalam klasifikasi kenaikan/penurunan rekening dalam tiap aktivitas
AbQori Corporation
Laporan Arus Kas (Direct Method)
Untuk Periode XXX
Aktivitas Operasional
Pemasukan
Kas dari pelanggan xxx
Pengeluaran
Kas untuk pemasok xxx
Kas untuk operasional xxx
Kas untuk bayar pajak xxx (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Operasional xxx
Aktivitas Investasi
Pemasukan
Kas dari penjualan aktiva tetap xxx
Kas dari penjualan investasi jangka panjang xxx xxx
Pengeluaran
Pembelian aktiva tetap xxx
Pembelian investasi jangka panjang xxx (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi xxx
Aktivitas Pendanaan
Pemasukan
Kas dari penerbitan saham xxx
Kas dari penerbitan utang jangka panjang xxx xxx
Pengeluaran
Kas untuk penarikan saham (treasury stock) xxx
Kas untuk pelunasan utang jangka panjang xxx
Kas untuk dividen tunai xxx (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan xxx
Kenaikan/Penurunan Kas xxx
Kas Awal Periode xxx
Kas Akhir Periode xxx
AbQori Corporation
Keterangan
Depresiasi merupakan aktivitas nonkas, sehingga tidak tercatat dalam cash basis.
Padahal depresiasi telah tercatat mengurangi laba bersih dalam laporan R/L. Akibatnya
Laba/Rugi dicatat terlalu rendah/tinggi sehingga perlu ditambah/dikurangi dalam
penyesuaian.
Keuntungan (gain) mengurangi penyesuaian
1. Karena keuntungan penjualan aset merupakan keuntungan di luar
operasional. Jadi harus dikeluarkan dari arus kas aktivitas operasional
2. Keuntungan.kerugian hanyalah pengakuan selisih antara cost (nilai buku)
dengan harga jual yang sebenarnya tidak terdapat arus kasnya
Pendapatan dividen merupakan pendapatan non-operasional di Laporan R/L. Oleh
karena itu, pendapatan dividen harus dikeluarkan dari arus kas aktivitas operasional
Dividen dari aktivitas operasional sudut pandang perusahaan sebagai investor yang menerima dividenX
Dividen dari aktivitas pendanaan sudut pandang perusahaan sebagai investee yang membayar dividen kepada investornyaX
Piutang
Kenaikan piutang menurut accrual basis sekaligus menaikkan penjualan laba (overstate).
Padahal menurut cash basis, tidak ada arus kas. Dengan demikian, dalam laporan arus kas,
kenaikan piutang harus dibatalkan (dikurangkan dari laba bersih dalam penyesuaian).
Penurunan piutang menurut cash basis berarti ada pelunasan (pembayaran piutang).
Sedangkan menurut accrual basis belum diakui. Sehingga laba menurut accrual basis
terlalu kecil. Dengan demikian, penurunan piutang menambah laba bersih dalam
penyesuaian.
Persediaan
Persediaan HPP (overstate) Laba (understate) maka Laba bersih harus (+)
Persediaan HPP (understate) Laba (overstate) maka Laba bersih harus (-)
Seorang analis/manajer harus memberikan perhatian lebih terhadap kas bersih yang tersedia dari
aktivitas operasi karena menjadi ukuran bagaimana kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan kas
secara terus-menerus. Arus kas negatif dari aktivitas operasi menunjukkan adanya masalah
fundamental. Arus kas positif dari aktivitas operasi diperlukan untuk menghindari penjualan aktiva
atau meminjam uang untuk menopang operasional perusahaan sehari-hari.
1) Nilai uang (Rp) dan persentase perubahan pada laporan (analisis horizontal)
3) Rasio