Você está na página 1de 8

Analisis Lingkungan Industri Lingkungan industri termasuk ke dalam lingkungan diluar perusahaan

yang sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan perusahaan dalam menentukan arah serta
tindakan yang berpengaruh terhadap penentuan strategi bagi perusahaan. Faktorfaktor tersebut
memberikan gambaran terhadap ancaman serta kesempatan yang dapat dialami oleh perusahaan.
Menurut Porter dalam Kuncoro (2005:25) tentang model lima 5 kekuatan analisis kompetitif adalah
pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di dalam suatu industri
berikut mengenai 5 kekuatan yang kompetitif lingkungan industri. 1. Persaingan Sesama Pesaing
Dalam Industri Yang Sama. 2. Potensi Masuknya Pesaing Baru 3. Potensi produk-produk pengganti. 4.
Daya Tawar Penyedia Input (Pemasok). 5. Daya tawar konsumen (pembeli) Value Chain Menurut
Porter (1995) menjelaskan bahwa analisis value chain merupakan analisis strategi yang digunakan
untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif untuk mengindentifikasi dimana
value pelanggan dapat ditingkat atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik
hubungan perusahaan dengan pemasuk/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri.
Ananlisis rantai nilai dijelaskan oleh Micheal Porter sebagai the building blocks of competitive
advantage. Porter menjelaskan dua kategori yang berbeda dalam analisis rantai nilai yaitu aktivitas
primer dan aktivitas sekunder. . Strategi Generik Pada pendekatan yang dikemukakan porter
mengenai strategi generik, terdapat dua faktor yang diperhitungkan dalam menciptakan strategi
bersaing yang tepat. Pertama, didasarkan pada keunggulan kompetitif organisasi. Menurut porter,
keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber: pertama dengan
menciptkan keunggulan biaya yang rendah (cost leadership), atau dari kemampuan organisasi untuk
menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini
adalah cakupan produk pasar (competitive scope) dimana organisasi saling bersaing satu sama lain
dalam pasar yang luas dan sempit. Gabungan dari kedua faktor tersebut akan membentuk dasar dari
strategi bersaing generic Porter yaitu 1.Kepemimpinan Biaya (cost Leadership), 2.Diferensiasi
(Differentiation), 3.Fokus (Berbasis biaya atau diferensiasi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan
tindakan. (Moloeng,2012), format desain penelitian kualitatif yang digunakan adalah desain
deskriptif kualitatif. Bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi, atau fenomena realistis social yang ada di organisasi yang menjadi objek penelitian, dan
berupaya menarik realitas ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau
gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Lokasi Penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada Telkom Malang (Plasa Telkom) Jalan A.Yani no11 Blimbing Malang. Sebagai
Kantor pusat Telkom Speedy Witel Jatim Selatan. Sumber Data Dalam penelitian ini sumber data
yaitu (umar, 2008:41) yang akan digunakan adalah 2 adalah : 1. Data Internal Data Internal
meruapakan data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana penelitian dilakukan.
Dalam ini penelitian ini data inernal merupakan data berupa hasil wawancara yang dilakukan dengan
pihak manajemen Telkom Malang dan hasil laporan, pembukuan yang dilakukan Telkom Malang 2.
Data Eksternal Data eksternal merupakan data yang didapatkan dari luar perusahaan atau organisasi
dimana penelitian dilakukan. Pada penelitian ini data eksternal berupa surat kabar, jurnal, buku dan
artikel yang memuat tentang bagaimana manajemen strategi , strategi generik porter. Teknik
Penentuan Responden Pemilihan responden tersebut dilakukan dengan cara penentuan responden
secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan responden bersangkutan memiliki
keahlian dan berkompeten dibidangnya, Karena ada pertimbanganpertimbangan tertentu yang
mendasari pemilihan sampel yang mana memiliki pengalaman atau dapat dikatakan sebagai pakar
(koentjoro:2011) yaitu repondennya adalah responden 1 Kakandatel STO Klojen, responden 2 yaitu
Kakandatel STO Malang Kota, responden 3 yaitu Kakandatel STO Sawojajar, Responden 4 yaitu
Asman HR, dan Agensi Sales IMM sebagai responden 5. Teknnik pengumpulan data Proses
pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam penelitian yang menentukan tingkat
keakuratan hasil penelitian. Proses pengumpulan datayang sistematis akan membantu dalam proses
penelitian selanjutnya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan berbagai jenis metode
pengumpulan data yang bertujuan untuk menjaga independesi, beragamnya metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Kuesioner

Metode Kuisioner dilakukan dengan cara memberikan kuesioner berupa pertanyaan tertluis kepada
responden yang telah dipilih atas pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan merupakan
pertanyaan yang mendukung dan relevan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam proses kuisioner
ini jawaban atas responden merupakan data yang bersifat mewakili mengenai Telkom, data tidak
bersumber dari hanya satu pihak saja dan data berasal dari responden dengan pengetahuan yang
baik mengenai kondisi Telkom dan dapat di pertanggung jawabkan. Responden dalam penelitian ini
adalah reponden 1 yaitu Kakandatel STO Klojen, responden 2 yaitu Kakandatel STO Malang Kota,
responden 3 yaitu Kakandatel STO Sawojajar, Responden 4 yaitu Asman HR, dan Agensi Sales IMM
sebagai responden 5. 2. Metode wawancara Menurut Moloeng (2005,118) wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Metode
wawancara dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung terhadap sumber sumber data pada
pihak manajemen perusahaan untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang diperlukan.
Metode ini digunakan terutama untuk melakukan konfirmasi dan melengkapi data data yang telah
diperoleh melalui dokemntasi. Metode ini juga digunakan untuk mendapatkan data seputar
perusahaan yang nantinya akan dianalisis sesuai dengan teori yang dibahas pada penelitian kali ini.

3. Metode Observasi Metode observasi dilakukan dengan pengamatan lagsung terhadap objek
penelitian. Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana Telkom Malang dalam melakukan
kegiatannya, seperti pelayanan, penjualan serta system manajerial pada Telkom Witel Jatim Selatan.
4. Metode Studi Pustaka Metode ini digunakan dengan maksud untuk mendapatkan konsep-konsep
teoritis melalui referensi kepustakaan, melakukan studi literature terhadap buku-buku yang relevan,
surat kabar, majalah, jurnal, artikel maupun penelitian atau tulisan ilmiah.

Pembahasan

Visi dan misi Puskesmas Banyu Urip Surabaya

Visi

Misi

Puskesas erupaya memberikan pelayanan yang terbaik dengan menjamin bahwa pelanggan akan
mendapatkan kemudahan, kualitas produk yang terjamin, kualitas jaringan, dengan harga yang
kompetitif. Menjadi perusahaan yang banyak dijadikan contoh oleh perusahaan lain sebagai
perusahaan yang mempunyai manajemen yang terbaik di Indonesia.

Analisis Lingkungan Industri Five Force Framework Berdasarkan kelima faktor yang mempengaruhi
lingkungan industri, maka dapat disimpulkan melalui table berikut :

Analisis Lingkungan Industri Five Force Framework Berdasarkan kelima faktor yang mempengaruhi
lingkungan industri, maka dapat disimpulkan melalui table berikut :
Model 5 tinggi sedang rendah
kekuatan
Persaingan
Masuknya V
pendatang baru
(potential entry)
Ancaman barang v
subtitusi (threat
of substitutions)
Daya tawar V
pembeli
(bargaining
power of buyers)
Daya tawar v
pemasok
(bargaining
power of
suppliers)
Persaingan antar V
sesama pesaing
dalam industry
yang sama
(rivalry among
competitors)
Persaingan antar sesama pesaing dalam industry yang sama (rivalry among competitors) Sumber :
data diolah 2015

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari masuknya pendatang baru dikatakan
sedang karena jika melihat hasil wawancara dan observasi yang dilakukan industri telekomunikasi
terutama broandband internet masih memberikan peluang yang besar dan sudah banyak dilirik oleh
investor asing ataupun lokal untuk memasuki pasar pengguna internet di Indonesia, diberlakukannya
undang undang mengenai pemerintah yang membuka lebar lebar bagi pelaku usaha manapun untuk
bergerak di bidang layanan telekomunikasi asalakan dapat lolos untuk memperoleh lisensi yang
telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Mulai bermunculnya broandband internet seperti
bizznet, Inovate di Malang bisa mengancam pangsa pasar Telkom, apabila tidak di antisipasi dengan
tepat. Dengan mulai banyaknya pesaing baru yang bermunuculan tanda bahwa memang industri
telekomunikasi mulai banyak dilirik para pelaku usaha dan pertumbuhan industri sekarang ini juga
mendukung sekali akan munculnya beragam pelaku usaha baru. Belum lagi 2015 akan dibukanya
masyarakat ekonomi ASEAN yang tidak menutup kemungkinan bahwa pelaku industri sejenis yang
berasal dari negara lain akan mudah masuk ke Indonesia. Membuat kekuatan dari kekuatan
ancaman pendatang baru menjadi sedang terhitung penelitian ini di lakukan, karena di dalam
ancaman kekuatan masuknya pendatang baru PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk khususnya melalui
TelkomSpeedy masih menjadi leader di pasar pengguna internet.

TelkomSpeedy mempunyai citra merk yang sudah melekat dan banyak konsumen yang sudah tau
akan produk speedy sehingga kredibilitas TelkomSpeedy yang sudah diakui memberikan dampak
positif terhadap penjualan dan market share selama ini. Ancaman barang subtitusi (threat of
substitutions) pengendalian perusahaan akan ancaman ini dikatakan tinggi merujuk pada mulai
banyaknya layanan internet yang berbasis wireless yang mulai mengancam dengan kelebihan
pesaing menawarkan kemudahakan akses bagi penggunanya dan menawarkan harga yang di bawah
Telkom Speedy meskipun layanan Telkom Speedy juga bisa digunakan semi Wireless namun masih
membutuhkan kabel tembaga atau serat optic (Wireline) guna dipasangkan modem yang nantinya
modem tersebut akan memberikan jaringan WiFi. Di sisi lain produk TelkomSpeedy yang membuat
kekuatan dari lini produk subtitusi, seperti yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya yang membuat
banyak konsumen beralih ke TelkomSpeedy adalah karena kestablian jaringannya dibandingkan para
kompetitornya hal ini lah yang perlu dikembangkan dan dipertahankan, namun untuk
mengantisipasi akan pesaing lain maka TelkomSpeedy juga perlu mengembangkan jaringan dan
memberikan kemudahan pengaktivasian terhadap penggunannya. Daya tawar pembeli yang sedang
dilihat dari pangsa pembeli yang masih bagus, dimana target penjualan perbulannya khususnya di
Malang sendiri juga masih susai dengan apa yang ditargetkan, posisi ini perlu dipertahankan yang
mana perusahaan harus tanggap terhadap perubahan selera di pasar dan peka terhadap apa yang
menjadi selera konsumen saat ini. Daya tawar pemasok yang rendah seiring dengan kemudahan
intergrasi teknik dimana sudah banyak pemasok dari Negara lain yang bisa menyuplai perangkat apa
yang sesuai dengan perusahaan, ditambah lagi dengan banyaknya pemasok dari china yang
harganya lebih murah dan sering menjadi rujukan Telkom seperti ZTE yang berasal dari china

Persaingan antar sesama pesaing dalam industri yang sama (rivalry among competitors) sedang
disebabkan sudah banyaknya pelaku penyedia internet yang menawarkan jasa internet dengan
beragam pilihan mulai dari kualitas dan harga, akan tetapi dengan Telkom masih menguasai
sebagian besar pagsa pasar yang ada di Malang, hal ini sebagaimana dapat dilihat bahwa target
penjualan Telkom untuk tiap bulannya selalu memenuhi target. Analisis Rantai Nilai Analisis rantai
nilai digunakan untuk mengetahui serangkaian anktivitas perusahaan. Analisis ini disusun
menggunakan tabel yang menunjukkan aktivitas mana yang sudah optimal dan masih kurang
optimal dalam memberikan kontribusi untuk peningkayan keunggulan TelkomSpeedy

Berdasarkan Tabel 4.22 perhitungan analisis rantai nilai menghasilkan skor terbesar sejumlah 2,264
yang menggambarkan bahwa keunggulan dari rantai nilai yang mempunyai skor 2,264 berada di
rata-rata skor industri dengan nilai 2.00, menunjukkan bahwa Telkom Speedy mempunyai
keunggulan bersaing.

Tabel Rekapitulasi Rantai Nilai Aktivitas

Aktivitas Bobot Nilai Skor


Aktivitas Primer
Logistik ke dalam 0,13 1,8 0,234
Penanganan
jaringan dan
logistik Telkom
Speedy
Operasi 0,17 2,2 0,374
Penyediaan
infrastruktur
Telkom Speedy
Logistik ke luar 0,08 2,4 0,192
Manajemen
distribusi Telkom
Speedy
Penjualan dan 0,14 2,6 0,364
promosi Aktifitas
promosi dan
penjualan
Pelayanan 0,08 1,6 0,128
Pelayanan
pemasangan
Speedy dan
penangguhan
komplain.
Aktivitas
Sekunder
Infratruktur 0,07 1,8 0,126
perusahaan
Birokrasi dan
manajemen
perusahaan
MSDM Kualitas 0,12 2,8 0,336
dan produktivitas
karyawan
Teknologi 0,12 2,6 0,312
Penerapan
teknologi dan
informasi
Pengadaan 0,09 2,2 0,198
Pengadaan
sarana dan
prasarana
penunjang
operasional
perusahaan
1,00 2,264
Sumber: Data diolah 2015 Menurut Porter aktivitas primer ataupun sekunder yang memiliki skor
tertinggi merupakan aktivitas yang berpotensi menciptakan nilai bagi TelkomSpeedy untuk
mewujudkan keunggulan bersaing. Sedangkan aktivitas-aktivitas dengan skor terendah merupakan
aktivitas yang perlu diperhatikan karena masih belum optimal dalam menicptakan nilai keunggulan
bersaing. Aktivitas-aktivitas yang telah unggul perlu dijaga kinerjanya karena pada aktivitas inilah
perusahaan dapat unggul dibandingkan dengan pesaingnya, sesuai apa yang dijelaskan Porter bahwa
keunggulan bersaing juga bisa diciptakan melalui aktivitas-aktivitas yang memiliki nilai tinggi
dibandingkan pesaingnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui analisis rantai nilai pada aktivitas
yang memiliki total skor terendah adalah aktivitas primer pada Pelayanan pemasangan Speedy dan
penanggunggan komplain dengan bobot 0,08 nilai 1,6 dengan total skor 1,128 hal inilah yang perlu
mendapat perhatian khusus karena pada aktivitas inilah perusahaan kalah bersaing dengan pesaing
penyedia internet lain. Bukan berarti aktivitas yang memiliki nilai rendah tidak berarti bahwa
aktivitas ini mempunyai sedikit pengaruh ke dalam perusahaan. Karena dalam proses rantai nilai
adalah proses kesatuan yang saling berpengaruh dalam kinerja perusahaan. Aktivitas-aktivitas yang
mempunyai nilai tinggi, mempunyai potensi untuk dikembangkan sehingga menjadi keunggulan
bersaing perusahaan dibandingkan ratarata industri. Strategi Generik Strategi bersaing adalah
bagaimana posisi relatif suatu perusahaan dalam industrinya. Posisi inilah yang menentukan
kemapulabaan perusahaan berada diatas atau dibawah rata rata industri. Keunggulan bersaing
merupakan inti dari strategi apapun, dan mencapai keunggulan bersaing mengharuskan perusahaan
untuk menentukan pilihan, jika suatu perusahaan ingin memiliki keunggulan bersaing tertentu, maka
perusahaan perlu memilih jenis keunggulan bersaing yang akan dicapainya. Menurut porter ada dua
tipe dasar keunggulan bersaing yang dapat dimiliki, yaitu: keunggulan biaya rendah atau
differensiasi. Kedua tipe dasar tersebut dikombinasikan dengan ruang lingkup kegiatan perusahaan
yang dilakukannya akan mengahasilkan tiga pilihan generic dengan adanya strategi fokus. Strategi
keunggulan biaya dan strategi diferensiasi mencari keunggulan bersaing dalam segmen industri yang
luas, sedangkan strategi fokus mengejar keunggulan biaya (fokus biaya) atau diferensiasi (fokus
diferensiasi) dalam segmen yang sempit. Dalam pengimplementasiannnya strategi generik
mempunyai persyaratan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan memilih strategi generik
sebagai strategi utama. Untuk mengetahui strategi generik secara objektif maka penulis
mewawancarai 5 orang responden sebagai acuan untuk mengetahui strategi generik

Tabel Item Strategi Generik

no Indikator pada Responden Rata-rata


Strategi Generik skor (setelah
Cost Leadership 12345
pembulatan)
1 2 3 4 5
Target pasar 4 4 4 4 4 4
yang luas
Harga produk 4 3 2 2 3 3
relative murah
Alokasi biaya 2 2 2 3 2 2
iklan yang rendah
Perusahaan 1 2 2 2 1,5
jarang melakukan
inovasi
Proses produksi 3 3 3 4 3 3
di lakukan efisien
Gaji karyawan 3 3 3 2 3 3
tidak terlalu
tinggi
Perusahaan 3 3 3 2 3 3
berusaha
menekan biaya
produksi
serendah
mungkin
Total skor 19,5
Indikator pada
Strategi Generik
Differentiation
Target Pasar yang 4 4 4 4 4 4
luas
Perusahaan 4 4 4 4 3 4
selalu berupaya
melakukan
inovasi produk
Teknologi yang di 3 4 4 3 4 3,5
tetapkan sangat
modern dan
berbiaya mahal
Produk memiliki 4 4 4 4 3 4
ciri/
keistimewaan
dibanding produk
pesaing
Harga produk 3 3 3 2 3 3
cenderung mahal
Perusahaan aktif 3 3 3 2 3 3
dalam melakukan
reaserch dan
development
Perusahaan tidak 3 3 3 2 3 3
takut untuk
melakukan
perubahan
terhadap produk
Total skor 24,5
Indikator pada
Strategi Generik
Strategy Focus
Target pasar 1 2 1 1 2 1,5
yang sempit
Produk di buat 1 1 1 1 1 1
khusus untuk
kelompok
tertentu
Pemasaran di 1 1 1 1 1 1
lakukan pada
pasar sempit
Produk 2 1 1 1 2 1,5
Perusahaan di
buat berdasarkan
segmen tertentu
Harga dan 2 1 1 1 2 1,5
kualitas produk
di dasarkan pada
kelompok
pembeli tertentu
Tingkat 2 2 2 2 1 2
persaingan relatif
rendah
Jumlah 1 1 1 1 1 1
pelanggan tidak
terlalu banyak
dan khusus pada
segmen tertentu
saja
Total skor 9,5
Melihat karakteristik perusahaan dengan memberikan dapat diketahui bahwa perusahaan
menetapkan strategi generik berbasis utama Differensiasi (Differentiation). Strategi Differeniasi di
gunakan oleh suatu perusahaan guna mendapatkan keunikan sehingga bisa memberikan nilai lebih
dari ekspetasi yang diinginkan pelanggan, dengan kelebihan tersebut perusahaan akan menawarkan
produk dengan harga di atas pesaing lain. Kesimpulan Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan
keunggulan bersaing Telkom Witel Jatim Selatan, penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi
kondisi lingkungan industri, menganalisis rantai nilai dan strategi generik. Berikut adalah hasil dari
penelitian yang telah dilakukan : 1. Kondisi lingkungan industri kompetitif perusahaan yang dapat
membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kondisi lingkungan industri kompetitif saat
ini. 2. Rantai nilai Telkom menunjukkan bahwa ada aktivitas yang belum optimal dan aktivitas yang
sudah optimal dan berpotensi sebagai keunggulan bersaing perusahaan dibandingkan dengan
pesaingnya. Aktivitas primer yang bernilai skor paling tinggi adalah rantai aktivitas pada operasi
(penyediaan infrastruktur Telkom Speedy) dengan bobot 0,17 nilai 2,2 dan total skor 0,374
sedangkan aktivitas primer yang terendah adalah aktivitas pelayanan (pelayanan dan pemasangan
Speedy dan penangguhan complain) dengan bobot 0,08 nilai 1,6 dan total skor 0,128. 3. Berdasarkan
strategi generik Porter yang sesuai dengan Telkom WItel Jatim Selatan adalah strategi differensiasi.
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang berhasil diperoleh, ada
beberapa saran yang dapat diberikan bagi adalah sebagai berikut: 1. Telkom Witel Jatim Selatan
dapat melakukan analisis lingkungan industri untuk mengetahui sejauh mana Telkom Witel Jatim
Selatan dalam industi yang ditekuni selama ini. 2. Telkom Witel Jatim Selatan harus memperhatikan
aktivitas yang bernilai rendah dan sesegera mungkin untuk melakukan pembenahan terhadap
aktivitas yang bernilai rendah dalam analisis rantai nilai. 3. Telkom Witel jatim Selatan dapat
menerapkan strategi diferensiasi (differentiation) sebagai strategi generik utama sebagai keunggulan
bersaing Telkom Witel Jatim Selatan 4. Strategi perusahaan harus diterapkan secara menyeluruh dan
konsisten 5. Telkom Witel Jatim Selatan harus peka terhadap perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat sehingga dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan dan selera pasar saat ini.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=285449&val=6467&title=Analisis%20Strategi
%20Keunggulan%20Bersaing%20Pada%20%20PT.%20Telekomunikasi%20Indonesia,%20%20Tbk.%2
0Witel%20Jatim%20Selatan%20Malang

Daftar Pustaka

Kuncoro Mudrajat, 2005. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Penerbit Erlangga,
Jakarta Hariadi, Bambang, 2003. Strategi manajemen, Penerbit Bayumedia publishing, Malang Grant
Robert, 2004. Analisis Strategi Kontemporer. Penerbit Erlangga, Jakarta Erwina. 2013. Analisis SWOT
Sebagai Dasar Perumusan Dan Penerapan Strategi Pada Perusahaan Studi Kasus Di Telkom Malang.
Skripsi, jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang. Suyanto, M.
2007. Strategi Management Global Most Admired Companies. Penerbit Anfi, Yogyakarta Porter,
Michael. 2007. Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri Dan Pesaing. Erlangga, Jakarta. Pearce,
Jhon A. dan Robinson, 2008 Manajemen Strategik : Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian edisi
11, Terjemahan oleh Agus Maulana, Binarupa Aksara, Jakarta Porter Michael, 1999. Strategi
Keunggulan Bersaing. Alih Bahasa Dharma Agus, Erlangga. Jakarta Sekaran, Uma. 2007. Research
Methods For Business, Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:
Alfabeta. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta Em Shoelihin, 2010. Sun Tzu For Business: 10 Prinsip Bisnis Dari Sun Tzu, Cemerlang
Publishing, Yogyakarta. Sekaran, Umar (2009). Research Method For Bussines Metodologi, Penelitian
Untuk Bisnis, (Edisi ke 4), Jakarta : Salemba.

Você também pode gostar