Você está na página 1de 15

ANCAMAN GERAKAN RADIKALISME

AGAMA DI INDONESIA
Abdurrahman Masud
Litbang & Diklat kemenag RI

Disampaikan pada, Kamis 15


September 2011, Ponpes
Mahasiswa Al-Hikam Depok
Latar Belakang
Radikalisme merepotkan karena:
- Mewarnai/mengganti ideologi negara yang mapan
dgn ideologi kelompok tersebut, tanpa
mempertimbangkan kepentingan ideologi
kelompok lain
- Membawa instabilitas/keresahan sosial : militan,
keras, cenderung anarkis, tidak mau kompromi
- Dampak dari radikalisme dapat mengancam sendi-
sendi kehidupan bangsa
Radikalisme Agama
Radikal (bhs Inggris): ekstrim, menyeluruh,
fanatik, revolusioner, ultra dan fundamental
Radicalism : doktrin/praktek penganut paham
radikal atau paham ekstrim, alguluwwu fiddin
Sebagian kelompok gerakan radikal keagamaan
hanya terbatas pada pemikiran dan ideologi,
karena itu pengertian gerakan radikalisme
keagamaan tidak selalu ditandai dengan
anarkisme/terorisme
Radikalisme Agama (2)
Di Indonesia, radikalisme sering merujuk pada
kelompok beragama Islam, karena ideologi jihad
dalam Islam dapat mendorong radikalisasi
kelompok-kelompok Islam Fanatik
Keberadaan radikalisme berkembang secara trans
nasional dan trans religion di berbagai negara dan
dialami semua agama
Gerakan radikal sering menggunakan simbol-
simbol agama dengan dalih pemurnian atau
purifikasi ajaran agama
Radikalisme Agama (3)
Gerakan radikalisme di Indonesia terutama dilakukan oleh
kelompok Islam garis keras dan melakukan gerakan bawah
tanah yang diduga menganut faham Salafi Jihadis (Al
Jamaah al Islamiyah, Tanzhim al Qaedah, NII & faksi-
faksinya)
Ciri-ciri kelompok radikal :
1. memperjuangkan Islam secara kaffah, dimana syariat
Islam sebagai hukum negara
2. mendasarkan praktek keagamaannya pada orientasi masa
lalu (salafy)
3. cenderung memusuhi Barat, terutama terhadap
sekularisasi dan modernisasi
4. Kelompok lain dipandang sebagai taghut
Gus Dur:
Fundamentalist strategy is often simple as well as brilliant.
Extremists are quick to drape themselves in the mantle of
Islam and declare their opponents kafir, or infidels, and
thus smooth the way for slaughtering non-fundamentalist
Muslims. Their theology rests upon a simplistic, literal and
highly selective reading of the Quran and Sunnah
(prophetic traditions), through which they seek to entrap
the world-wide Muslim community in the confines of their
narrow ideological grasp. Expansionist by nature, most
fundamentalist groups constantly probe for weakness and
an opportunity to strike, at any time or place, to further
their authoritarian goals.
It is time for people of good will from
every faith and nation to recognize that a
terrible danger threatens humanity. We
cannot afford to continue "business as
usual" in the face of this existential
threat. Rather, we must set aside our
international and partisan bickering, and
join to confront the danger that lies
before us.
Kajian Kasus Gerakan Keagamaan
Radikal
Penelitian Badan Litbang dan Diklat:
Kajian Kasus Gerakan Keagamaan
Radikal (2)
Kesimpulan dari penelitian tsb:
1. Secara intelektual seluruh gerakan keagamaan ini
memang memiliki jaringan intelektual dengan
berbagai lembaga pendidikan dan ormas keagamaan
di luar negeri, baik secara langsung maupun tidak
langsung
2. Jaringan kegiatan gerakan ini diwujudkan dalam
bentuk tukar menukar tenaga edukatif, atau
menyusun program kegiatan yang setara atau mirip di
seluruh Indonesia dan di luar negeri
Kajian Kasus Gerakan Keagamaan
Radikal (3)
3. Pendanaan gerakan keagamaan transnasional kurang
terdeteksi dari hasil penelitian ini. Namun demikian
ada indikasi kuat, bahwa setidaknya pada awalnya
mereka mendapat bantuan luar negeri
4. Jaringan kerja kelembagaan yang terdapat dalam
gerakan keagamaan transnasional itu tidak sama di
antara satu gerakan dengan yang lain
Kajian Kasus Gerakan Keagamaan
Radikal (4)
Saran dari penelitian tsb:

1. Hendaknya pemerintah dapat melacak sumber-


sumber dana internasional bagi gerakan keagamaan
transnasional ini, karena hal ini dapat menimbukan
masalah hubungan antarumat beragama di Indonesia
Upaya Pengelolaan Radikalisme Agama
Kemenag perlu merumuskan langkah strategis dalam
upaya mengantisipasi merebaknya gerakan radikalisme
melalui pendekatan pranata sebagai berikut:
1. Institusi Pendidikan : target yang paling rentan
terhadap infiltrasi berbagai gerakan radikalisme agama,
mengingat peserta didik merupakan sasaran yang
sangat empuk dari aspek sosial psikologis
2. Lembaga Keagamaan : terutama tempat ibadah,
khususnya masjid dan musholla yang berada di
lingkungan kampus / pemukiman, mengingat sifat
tempat ibadah yang terbuka untuk umum dan biasanya
sifat mangemennya juga terbuka
Upaya Pengelolaan Radikalisme Agama
(2)
- Hasil riset UIN Jakarta tahun 2009, sebagian besar
tamir Masjid di Jakarta adalah bagian dari mainstream
Islam, kaum Sunni, yang merupakan pendukung utama
Pancasila/NKRI
3. Masyarakat :
- Fenomena kasus pencucian otak oleh gerakan
radikalisme agama terhadap salah satu anggota
keluarga
- pentingnya upaya peningkatan ketahanan keluarga
terhadap infiltrasi gerakan radikalisme agama :
Indonesia strong from home
Penutup
Gerakan radikalisme agama nyata eksistensinya, dalam
beberapa hal dapat mengganggu stabilitas nasional dan
NKRI, maka diperlukan kebijakan yang tegas dari
pemerintah
Fenomena radikalisme sebaiknya disikapi sebagai wake
up call yang menyadarkan seluruh komponen bangsa
untuk melakukan konsolidasi diri dengan usaha-usaha
early warning system, pembinaan umat yang lebih
efektif serta kerjasama kebangsaan yang lebih kokoh
TERIMA KASIH

Você também pode gostar