Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Pendahuluan
Dunia, 1996
prevalensi autisme hanya 4,5 per 10.000 anak
usia 8-10 tahun
Penelitian terakhir
1 per 1000, bahkan laporan beberapa tempat
menunjukkan angka 1 per 150.
: = 3,4 : 1
Indonesia
Belum ada angka pasti
Autis ringan tidak terdeteksi
Overdiagnosis
2
Autisme
Sindroma yang ditandai dengan gangguan:
Komunikasi
Konsentrasi dan hiperaktif (ADHD)
Sosialisasi di masyarakat
Yang biasanya terdapat pula perilaku
austik seperti bermain dalam dunianya
sendiri dan tidak memperdulikan
lingkungannya
3
Gejala klinis pada autis
Mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia
3 tahun;
mencakup bidang komunikasi, interaksi &
perilaku
5
Gejala Klinis Autisme:
1. Gangguan komunikasi verbal maupun
non verbal
2. Gangguan interaksi sosial
3. Gangguan dalam perilaku dan
bermain
4. Gangguan perasaan/emosi
5. Gangguan persepsi sensoris
6
Penyebab Autisme
1. Genetik
2. Virus
3. Gangguan fungsi imun
4. Kelainan organ otak
5. Gangguan GIT
6. Paparan logam berat
7
1. Genetik
Kejadian autisme pada saudara kembar
satu zigot lebih banyak daripada mereka
yang dua zigot. Bahkan akhir-akhir ini
telah ditemukan lokasi gen-autis.
9
3. Gangguan fungsi imun
Autisme penurunan sel T-helper,
yaitu TH1 dan TH2.
Limfosit TH1 sebagai pemerang
serangan virus dan jamur, sedangkan
TH2 sebagai pemroduksi antibodi dan
bertanggung jawab pada reaksi alergi.
Hal ini menyebabkan kecenderungan
alergi, penyakit autoimun dan
penurunan fungsi imun secara umum
10
4. Kelainan organ otak
Bauman dan Lemper:
Penelitian post-mortem penderita autisme
dua kelainan didaerah system limbic:
amigdala, dan hipokampus
(pengatur emosi, agresivitas, masukan
sensori, serta proses belajar).
Juga adanya defisiensi sel purkinje dalam
serebelum
11
Courchesne:
Dengan MRI kelainan di dua tempat
di serebelum, di lobulus vermal VI dan
VII, ukurannya lebih kecil pada
penderita autisme.
Daerah ini dikenal sebagai pusat untuk
pemusatan perhatian.
12
5. Gangguan GIT
A). Jamur & bakteri yang resisten at.biotika,
mengalami pertumbuhan berlebihan
mengeluarkan bahan kimia (asam organik)
yaitu glitoxin yang berpengaruh terhadap
fungsi otak.
13
- Atau menempel pada dinding usus
mengeluarkan enzim yang merusak
epitel usus dan menyebabkan
kebocoran leaky gut syndrome
14
B). Protein yang tidak tercerna sempurna
mjd peptide terserap ke dalam darah
dan dapat meracuni otak karena dapat
berfungsi sebagai false transmitter
ditangkap reseptor opioid berfungsi
sebagai opium atau morfin.
15
Protein yang sulit dicerna dan sering diserap
sebagai peptide adalah:
casein (protein yang berasal dari susu sapi/domba)
gluten, protein gandum (wheat, oats, rye, barley).
17
6. Paparan logam berat
Kadar antioksidan yang rendah, usus yang
overpermeabel tubuh penderita autisme
tidak mampu mendetoksifikasi toksin
Cenderung mengalami defisiensi
glutathione, suatu elemen kunci bagi hati
dalam melindungi tubuh dari substansi yang
tidak diinginkan.
Sumber asupan logam berat dapat berupa
makanan, air, cat dan obat-obatan
18
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan biokimia:
Peningkatan kadar serotonin darah & cairan
serebro-spinal (sedangkan pada kelainan lain
seperti pada Down Syndrome kadarnya turun)
20
INTERVENSI GIZI
Anak autis harus diupayakan untuk tetap
dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Salah satu etiologi autisme adalah
gangguan pencernaan dan penyimpangan
metabolisme, maka peranan makanan
sangat penting modal untuk tumbuh
kembang dan menghindari timbulnya
penyimpangan metabolisme yang kurang
perlu dilakukan untuk suatu intervensi.
21
Makronutrien
Sebagian besar penderita autis intoleransi
terhadap casein dan gluten diet bebas
protein casein, gluten dan eliminasi gula
sederhana dilaporkan sering memberikan hasil
yang sangat menggembirakan.
22
Substitusi nutrisi yang dieliminir harus
diberikan
24
Flora normal usus sehingga sering
defisiensi vitamin yang diproduksi
atau memerlukan peranan dari flora
normal seperti vitamin B12, biotin,
dan vitamin K.
Adams (2002):
Penelitian dengan desain uji buta ganda dan
kontrol placebo pada suplementasi multivitamin
dan mineral selama 3 bulan pada 16 anak dengan
autisme.
Hasil penelitian: kadar vitamin B6 dan vitamin C
dalam darah meningkat secara bermakna; serta
perbaikan pola tidur (berdasarkan skor dari
orang tua).
26
Rekomendasi dosis suplementasi
Sebaiknya dimulai dengan dosis rendah
(1/10 dari yang direkomendasikan dalam
tabel dalam lampiran), lalu ditingkatnya
bertahap dalam 3-4 minggu.
27
Vitamin B6
Vitamin B6 dalam bentuk aktifnya pyridoxal-
5-phosphate (P5P), adalah salah satu
kofaktor esensial jalur metabolik utama
untuk neurotransmitter seperti serotonin,
gammaamino-butyric acid (GABA), dopamine,
epinephrine, dan norepinephrine.
28
Magnesium
Magnesium makromineral esensial untuk
jalur metabolisme yang dikatalisis enzim
(enzyme-catalyzed metabolic pathways).
31
Asam folat
Jerome Lejeune:
suplementasi asam folat sekitar 250mcg/pound
BB (sekitar 500mcg/kgBB) memberikan
perbaikan gejala autistic pada anak
32
Kalsium
Bradstreet+Kartzinel:
melaporkan adanya defisiensi kalsium
dan magnesium pada anak dengan
autisme.
Landgrebe+Landgrebe:
adanya ekskresi kalsium yang rendah
(dari urin 24jam) pada 22% dari anak
dengan autisme.
33
Vitamin C
Vitamin C berperan dalam jalur metabolik,
sebagai antioksidan, serta sebagai kofaktor
beberapa enzim yang diperlukan untuk
sintesis neurotransmitter.
34
Zinc
Kadar Zn bergantung pada kadar Copper (Cu).
Kadar Zn rendah kadar Cu akan meningkat.
36
Prognosis
Ditentukan beratnya gejala, tingginya
intelegensia dan umur saat diagnosis.
39