Você está na página 1de 21

Asuhan Keperawatan Febris

SEPUTARSEHAT.COM NOVEMBER 30, 2012

Asuhan Keperawatan Febris, Contoh Asuhan Keperawatan Febris, Makalah Asuhan


Keperawatan Febris, Febris atau Demam adalah Suhu badan berangsur naik ketingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.

Asuhan Keperawatan Febris


A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

Demam septic

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab
suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.

Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.

Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe
demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten
untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam
praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan
suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal
ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi bakterial.

B. ETIOLOGI

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya:
perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta
penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam
adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang
menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius
dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif
dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman
dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada
tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi
atau limfangiografi.
D. TANDA DAN GEJALA

1. Suhu badan lebih 37,2 C

2. Banyak berkeringat

3. Pernafasan meninggil

4. Menggigil

E.PATOFISIOLOGI

Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi dan
peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan
tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu
hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang
identik dengan interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat
serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan
suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi
perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat
bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan
penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa
demam bertambah.

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman
dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada
tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi
atau limfangiografi.

G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK

1. Antipiretik

2. Anti biotik sesuai program

3. Hindari kompres alkohol atau es

H.KOMPLIKASI

1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung

3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT FEBRIS

1. Data Demografi
a) Biodata

Nama :

Usia / tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Alamat :

Suku / bangsa :

Status pernikahan :

Agama / keyakinan :

Pekerjaan / sumber penghasilan :

Diagnosa medik : Febris

No. Medical record :

Tanggal masuk :

Tanggal pengkajian :

Terapi medik :

Cairan infus NS

Antibiotik

b) Penanggung Jawab

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Pekerjaan / sumber penghasilan :

Hubungan dengan klien :

2. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan, klien mengalami panas tinggi, dan tidak turun turun.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang

Orang tua klien mengatakan klien sudah 3 hari yang lalu mengalami panas.

Panas muncul secara tiba tiba dan semakin hari panasnya semakin naik.

Setelah dilakukan tindakan baik keperawatan maupun tindakan medis selama 3 kali 24
jam panas klien turun secara berangsur angsur.

Memberikan kompres air hangat kepada klien

Memberikan obat antipiretik kepada klien

Memberikan obat antibiotik kepada klien


Kondisi klien saat dikaji orang tua klien mengatakan panasnya sudah agak menurun dari
pada yang sebelumnya, temperatur klien saat dikaji 38,5 derajat.

b. Riwayat kesehatan lalu


Orang tua klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami atau menderita penyakit
berat sebelumnya.

Orang tua klien mengatakan klien pernah mendapatkan program imunisasi BCG, DPT,
MMR.

Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.

Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan tindakan medis maupun
keperawatan sebelumnya.

Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mempunyai riwayat alergi sebelumnya,
baik alergi makanan, obat obatan, zat/ substansi dll.

Orang tua klien mengatakan sebelum dibawah kerumah sakit klien mendapatkan
pengobatan bebas ( parasetamol) dirumah.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga.


Orang tua klien mengatakan tidak mempunyai penyakit berat sebelumnya akan tetapi
nenek klien pernah menderita penyakit asma.

Nenek klien pernah menderita penyakit asma.

Genogram keluarga klien. :


Keterangan
: Pernah Menderita Asma

: Anak atau Ayah klien

: Penderita/Klien

: Tinggal Serumah

4. Riwayat Psikososial
Orang tua klien mengatakan apabila dirumah klien aktif dalam melakukan tindakan.

Orang tua klien mengatakan jika dirumah klien bermain dengan teman sejawatnya.

Orang tua klien mengatakan apabilah dirumah klien tidak rewel, akan tetapi saat dirumah
sakit klien cenderung rewel.
Orang tua klien mengatakan tidak terlalu memfikirkan beban biaya rumah sakit karena
orang tua klien memiliki asuransi kesehatan keluarga.

Klien cenderung pendiam dan tidak aktif dalam bermain.

5. Riwayat Spiritual.
Ritual yang biasa dijalankan :

6. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaaan umum klien

Tanda tanda dari distress : klien sering rewel

Penampilan dihubungkan dengan usia :

Ekspresi wajah,bicara, mood : wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, kliean tidak
terlalu mood dalam melakukan aktivitas.

Berpakaian dan kebersihan umum : kliean mandi 2 hari sekali dan selalu mengati
pakaiannya.

Tinggi badan, BB, gaya berjalan : 100 cm, 20 Kg, Gaya berjalan normal seperti anak
anak pada umumnya.

B. Tanda tandaVital :

Suhu : 38,5 derajat

Nadi : 77 kali/menit
Pernafasan : 29 kali/ menit
Takanan darah :

C. Sistem Pernafasan

Hidung : Inspeksi :kesimetrisan (+), pernafasan cuping hidung (-) adanya secret atau polip
(-), passase udara (-).

Leher : Inspeksi dan palpasi : pembesaran kelenjar (-), tumor (-).

Dada : Inspeksi ;bentuk dada ( normal), ukuran ( sama ), gerakan dada ( kiri dan kanan
seimbang, retraksi (-), keadaan PX ( normal)

Auskultasi :suara nafas ( normal), suara nafas tambahan (-).

Palpasi : Clubbing finger (-).

D. Sistem Kardiovaskuler.

Inspeksi : Conjungtiva (anemia), bibir (pucat), pembesaran jantung (-)

Palpasi :Arteri carotis (normal), Tekanan vena jugularis (normal), Ictus cordis/apex
(teraba diantara costa 4)

Auskultasi : suara jantung tambahan (-), bising aorta (-), murmur (-), gallop (-),
tricuspidalis dan mitral (-).

E. Sistem Pencernaan.

Inspeksi : seklera (-), bibir (kering), Mulut (stomatitis (-), jumlah gigi (22 buah),
kemampuan menelan (-), gerakan lidah (-).

Gaster : kembung (-), gerakan peristaltik (-)

Abdomen

Inspeksi ; tidak ditemukan luka, bentuk simetris.

Palpasi :

Tidak ditemukan pembesaran di kuadran I IV

Tidak ditemukan nyeri tekan

Perkusi : suara timpani

Auskultasi : bising usus (+)

Anus : kondisi (normal).


F. Sistem Indra
1) Mata

Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+), lipatan epikantus dengan ujung atas telinga (+).

Visus (+)

Lapang pandang (+)

2) Hidung

Penciuman (+), perih dihidung (-), trauma (-), mimisan (-).

Secret yang menghalangi penciuman (-).

3) Telinga

Keadaan daun telinga (+), operasi telinga (-)

Kanal auditoris (+)

Membran tympani (+)

Fungsi pendengaran (+).

G. Sistem Saraf.

1. Fungsi celebral

Status mental : daya ingat (+), perhatian dan perhitungan (+), bahasa (+).

Kesadaran : GCS 7

Bicara : expresive dan reseptive (-).

2. Fungsi cranial

Saraf cranial I s/d XII (+)

3. Fungsi motorik

Massa (-)

Tonus dan kekuatan otot (+4)

4. Fungsi sensorik

Suhu : 38,5 derajat

Nyeri : (+)

Getaran posisi dan diskriminasi : (-)


5. Fungsi cerebellum
Koordinasi dan keseimbangan (+)

6. Refleks

Ekstermitas atas : (+4)

Ekstermitas bawah : (+4)

Superficial : (+4)

H. Sistem Muskuloskeletal

Kepala : bentuk kepala bundar

Vertebrae : Normal

Pelvis : Normal

Lutut : Normal

Kaki : Normal

Bahu : Simetrsis, normal

Tangan : Normal

I. Sistem Integumen

Rambut : tebal, warna hitam dan halus.

Kulit : warna pucat, temperatur ( 38,5 derajat), kelembaban (-), bulu kulit (halus), tahi lalat
( di bawah bibir sebelah kiri ), ruam (-).

Kuku : warna (putih bening), mudah patah (-), kebersihan (+).

J. Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid : pembesaran (-)

Percepatan pertumbuhan : Normal

Gejala keratinisme atau gigantisme : (-)

Ekskresi urin berlebihan (-), polidipsi (-), poliphagi (-)

Suhu tubuh yang tidak seimbang (+), keringat berlebihan (+), leher kaku (-).

Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : (-).

K. Sistem Perkemihan
Edema Palpebra (-)
Moon face (-)

Edema Anasarka (-)

Keadaan kandung kemih (+)

Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-).

Penyakit hubungan seksual (-).

L. Sistem Reproduksi

Keadaan glendpenis : tidak dikaji

Testis : tidak dikaji

Pertumbuhan rambut : tidak dikaji

Pertumbuhan jakun : tidak dikaji

Perubahan suara : tidak dikaji

M. Sistem Imun

Alergi (-)

Imunisasi : BCG, DPT, MMR

Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu (+)

Riwayat transfusi dan reaksinya : (-)

7. Aktivitas Sehari hari


Nutrisi

Selera makan : menurun

Menu makan dalam 24 jam : BSTIK

Frekuensi makanan dalam 24 jam : 2 kali sehari

Makanan yang disukai : telur mata sapi

Makanan pantangan : sayur wortel

Pembatasan pola makan : (-)

Cara makan : menggunakan sendok dan piring

Ritual sebelum makan : membaca doa sebelum makan


Cairan
Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih dan susu

Frekuensi minum : tidak menentu

Kebutuhan cairan dalam 24 jam : tidak diketahui

Eliminasi ( BAB & BAK )

Tempat pembuangan : toilet

Frekuensi : tidak diketahui

Kapan :

Teratur :

Konsistensi : padat

Kesulitan dan cara menanganinya : tidak

Obat obat untuk memperlancar BAK/BAB :

Istirahat Tidur

Apakah cepat tertidur : (+)

Jam tidur : siang 3 jam dan malam hari 9 jam (dirumah), siang 2 jam dan malam 5 jam ( di
RS )

Bila tidak dapat tidur apa yang di lakukan : orang tua klien mengendong dan mengajak
jalan jalan

Apakah tidur secara rutin : iya.

Personal Hygiene

Mandi : frekuensi ( 2 kali sehari ), alat mandi : gayun, kesulitan (-), mandiri/dibantu :
dibantu, cara : seperti biasanya.

Cuci rambut : 3 kali dalam seminggu

Gunting kuku : 1 kali dalam 2 minggu.

Gosok gigi : 2 kali sehari.

Aktivitas / mobilitas fisik

Kegiatan sehari hari : bermain dan belajar

Pengaturan jadwal harian :


Penggunaan alat bantu untuk aktivitas : (-)
Kesulitan pergerakan tubuh : (-)

Rekreasi

Bagaimana perasaan anda saat bekerja : tidak dikaji

Berapa banyak waktu luang : tidak dikaji

Apakah puas setelah rekreasi : tidak dikaji

Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang : tidak dikaji

Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja : tidak dikaji

8. Test Diagnostik
Laboratorium

Hemoglobin : 14, 8

Normal L: 13,5 18,09 /dl

P: 11,5 16,09 /dl

Leukosit : 2.800

Normal : 3.300 / 10.300 / cmm

LED : 15 22

Normal L: 6 15 mm

P: 0 20 mm

Hitung jenis : 0/0/1/73/26/0

Normal : 1-2/0-1/3-5/54-62

25 33/3-7

Hematokrit : 47,0

Normal L : 40 54 %

P : 35 47 %

Trombosit : 262.000

Normal : 130.000 450.000

Eritrosit : 4.980.000
Normal L : 4,5 6,5 juta / cmm
P : 3,0 6,0 juta / cmm

Widal :

O : Post 1/400 ( N. Negative )

H : Post 1/200 ( N. Negative )

PA : Negt / ( N. Negative )

PB : Post 1/400 ( N. Negative)

Ro foto :

CT Scan :

MRI, USG, EEG, ECG, dll :

9. Terapi Saat Ini.


Antipiretik : Parasetamol

Antibiotik

NS

DATA FOKUS
NAMA PASIEN :

NO REKAM MEDIK :

RUANG RAWAT :

Bibir kering

Suhu badan 38,5 derajat

Banyak berkeringat

Pernafasan meninggi

Mengigil

Kulit kering

Sering menangis

Sulit tidurOrang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi.

Orang tua klien mengatakan klien sering rewel.

ANALISA DATA
NAMA PASIEN :

NO. REKAM MEDIK :

RUANG RAWAT :

DO :

Bibir kering

Suhu badan 38,5 derajat

Mengigil

Kulit keringHypertermiProses infeksi

DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi

DO :

Suhu badan : 38,5 derajat

Mengigil

Banyak berkeringatResiko kekurangan volume cairanIntake yang kurang dan deperosis

DS : Orang tua klien mengatakan klien sering rewel.

DO :

Klien sering menangis

Sulit tidurCemasHipertermi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :

NO. REKAM MEDIK :

RUANG RAWAT :

NO MASALAH / DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI

1. Hipertermi berhubungan dengan proses 28 November 2011 1 Desember 2011


infeksi
2. Resiko kekurangan volume cairan 28 November 2011 1 Desember 2011
berhungan dengan intake yang kurang
dan deperosis
3. Cemas berhubungan dengan hipertermi 28 November 2011 1 Desember 2011

RENCANA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :

NO. REKAM MEDIK :

RUANG RAWAT :

DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi

DO :

Bibir kering

Suhu badan 38,5 derajat

Mengigil

Kulit keringSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien menujukan


temperatur dalan batas normal dengan kriteria:

Bebas dari kedinginan

Suhu tubuh stabil 36-37 C

Pantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diafor

Pantau suhu lingkungan

Berikan kompres hangat hindri penggunaan akohol

Berikan miman sesuai kebutuhan

Kolaborasi untuk pemberian antipiretik dan antibiotik

28/11/20112

DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi

DO :

Suhu badan : 38,5 derajat

Mengigil

Banyak berkeringatSetelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam volume cairn


adekuat dengan kriteria:

tanda vital dalam batas normal

nadi perifer teraba kuat


haluran urine adekuat
tidak ada tanda-tanda dehidrasi- Ukur/catat haluaran urine dan berat jenis. Catat
ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif

Pantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP

Palpasi denyut perifer

Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus

Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi

Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

28/11/20113

DS : Orang tua klien mengatakan klien sering rewel.


DO :

Klien sering menangis

Sulit tidurSetelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam cemas hilang dengan
kriteria:

klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu
tubuh

klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan

klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses


penyakit

Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi

Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang
normal

Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan
penyakit

TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :

NO. REKAM MEDIK :

RUANG RAWAT :
Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis
Memantau suhu lingkungan

Memberikan kompres hangat hindri

Memberikan minum sesuai kebutuhan

Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiretik dan antibiotic

Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.

Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif

Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP

Meraba denyut perifer

Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus

Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi

Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien
mengenai hipertermi

Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon
yang normal

Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan


keadaan penyakit

Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis

Memantau suhu lingkungan

Memberikan kompres hangat hindri

Memberikan minum sesuai kebutuhan

Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiretik dan antibiotic

Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.

Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif

Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP

Meraba denyut perifer


Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi

Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien
mengenai hipertermi

Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon
yang normal

Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan


keadaan penyakit

Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis


Memantau suhu lingkungan

Memberikan kompres hangat hindri

Memberikan minum sesuai kebutuhan

Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiretik dan antibiotic

Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.

Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif

Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP

Meraba denyut perifer

Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus

Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi

Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien
mengenai hipertermi

Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon
yang normal

Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan


keadaan penyakit
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN :

NO. REKAM MEDIK :

RUANG RAWAT :

S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah berkurang

O : bibir agak kering

T : 38

Sedikit menggil

Kulit tidak kering

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah berkurang

O : Suhu badan 38

Masih berkeringat

Menggil berkurang

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

S : orang tua klien mengatakan bahwa rewel klien sudah berkurang

O : klien menangis tetapi sudah jarang

Klien masih sering terbangun pada waktu tidur

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi

O : bibir kering ()

Suhu 37
Tidak mengigil
Kulit normal

A : Masalah teratasi

P : Hentikan Intervensi

S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi

O : Suhu 37

Tidak mengigil

Tidak berkeringat

A : Masalah teratasi

P : Hentikan Intervensi

S : orang tua klien mengataka bahwa klien sudah tidak rewel

O : klien tidak pernah menangis

Tidurnya nyenyak

A : Masalah teratasi

P : Hentikan Intervensi

Asuhan Keperawatan Febris


Tags: Askep Febris Asuhan Keperawatan Febris Contoh Asuhan Keperawatan FebrisDefinisi
Febris Diagnosa Asuhan Keperawatan Febris Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Febris Download Asuhan Keperawatan Febris Febris Intervensi Asuhan Keperawatan
Febris Makalah Asuhan Keperawatan Febris Rasional Asuhan Keperawatan Febris Renpra
Febris
Previous Post

Asuhan Keperawatan Efusi Pleura


Next Post

Asuhan Keperawatan Pada Pasien ISPA

Related Post "Asuhan Keperawatan Febris"


Contoh Laporan Pendahuluan Askep Tuberkulosis
Contoh Laporan Pendahuluan Askep Tuberkulosis - Kali

Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan merupakan hal pokok dalam proses

Asuhan Keperawatan Cystic Fibrosis


Asuhan Keperawatan Cystic Fibrosis, Askep Cystic Fibrosis, Cystic

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gastritis


Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gastritis, Contoh Asuhan

Você também pode gostar