Você está na página 1de 4

Akhir perjuangan bangsa indonesia

Dalam merebut irian barat

A. Persetujuan New York


Pada bulan Februari 1962,komando mandala sudah mulai menggerakkan beberapa
rombongan angkatan bersenjata melalui laut serta kesatuan laut dan udara dalam
patroli pengintaian terhadap musuh di Irian Barat. Pada bulan Maret 1962,pasukan
bersenjata mulai diterjunkan melalui udara didaratan Irian Barat. Operasi militer pada
fase infiltrasi yang dilakukan oleh Indonesia itu dapat diketahui oleh dunia.
Suasana di irian barat semakin panas dan menegangkan karena sama halnya dengan
tujuan bagsa indonesia,pasukan belanda juga berusaha untuk tetap mempertahan kan
irian barat.dalam suasana semakin genting itulah muncul diplomat amerika serikat
bernama Ellsworth Bunker yang berusaha membantu dalam mencari solusi,yaitu
dengan cara mengajukan beberapa usulan.
Perjuangan bangsa indonesia dalam upaya pembebasan irian barat telah mencapai
puncaknya pada tahun 1962 meskipun harus melalui proses perundingan,operasi
operasi militer yang dilancarkan oleh Komando Mandala,dan keiawaian diplomat
Indonesia forum PBB hingga mampu mendapatkan suara mayoritas yang berpihak pada
Indonesia untuk memaksa Belanda agar melepaskan Irian Barat kembali ke pangkuan
Republik Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 1962,bertempat di markas besar PBB New York,Amerika
Serikat berlangsung penandatanganan perjanjian antara Republik Indonesia dangan
kerjaan Belanda megenai penyelesaian masalah Irian Barat. Perjanjian tersebut dikenal
dengan nama Perjanjian New York yang pada pokonya berisi hal hal berikut :

1. Irian barat akan diserahkan oleh Belanda kepada penguasa atau pemerintah
sementara PBB (United Nations Temporary Executive Authority-UNTEA) selambat
lambatnya 1 Oktober 1962.
2. Tenaga tenaga dari Indonesia,tenaga sipil maupun tenaga keamanan akan
digunakan oleh pemerintah sementara PBB,bersama sama dengan tenaga
keamanan putra putra Irian Barat sendiri dan sisa sisa pegawai Belanda yang masih
diperlukan.
3. Pasukan Indonesiayang sudah berada di Irian Barat di izinkan untuk tetap tinggal di
Irian Barat tetapi statusnya masih tetap di Pemerintahan PBB.
4. Angkatan Perang Belanda secara berangsur angsur dikembalikan.
5. Diberlakukan lalu lintas bebas antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainnya.
6. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai dikibarkan disamping
bendera PBB.
7. Pengulangan anggota anggota sipil dan militer belanda sudah harus diselesaikan
secepatnya pada tanggal 1 MEI 1963.pemerintahan RI secara resmi menerima
pemerintahan di irian barat dari pemerintahan PBB.

Sebagai tindak lanjut dari persetujuan New York,pemerintah indonesia harus


menerima kewajiban untk mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Ascertainment
the wishes of the people)di irian barat sebelum akhir tahun 1969 dengan ketentuan
bahwa kedua belah pihak antara pemerintah indonesia dan kerajaan belanda akan
menerima keputusan hasil Penentuan Pendapat Rakyat (PAPERA) di irian barat
tersebut.
Pemerintahan sementara PBB (UNTEA) di irian barat, dibawah pimpinan Jalal Abdoh
Dari irian,selanjutnya membentuk suatu pasukan keaamanan PBB yang dinamakan
United Nations Security Forces (UNSF)untuk menjamin keaamanan di irian
barat.pasukan UNSF ini dipimpin oleh Brigadir Jendral Uddin Khan dari pakistan.
B.Penyerahan Kekuasaan Irian Barat kepada Indonesia
Persetujuan New York yang disepakati perlu ditindaklanjuti,yaitu dengan
dilaksanakan nya penyerahan kekuasaan pemerintahan atas Irian Barat oleh UNTEA
kepada pemerintah indonesia.penyerahan kekuasaan pemerintahan secara resmi
dilaksanankan pada tanggal 1 Mei 1963 dan bertempat di KotaBaru/Holandia (kini
Jayapura. Dengan demikian,Irian Barat secara resmi kembali kepangkuan Indonesia.
Dihari yang sama,yaitu pada tanggal 1 Mei 1963,dilaksanakan pula pembubaran
Komando Mandala. Operasi terakhir yang dilaksanakan oleh Komando Mandala adalah
Operasi Wisnumurti yang bertujuan untuk menyelenggarakan penyerehan kekuasaan
pemerintahan di Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintahan RI. Dengan
demikian,sejak tanggal 1 Mei 1963,wilayah Irian Barat resmi berada di bawah
pemerintahan Indonesia dan berakhirlah tugas Komando Mandala.

C.Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Pepera)


Berdasarkan isi Perjanjian New York, Indonesia wajib mengadakan Penentuan
Pendapat Rakyat Irian Barat (Ascertaiment the wishes of the people) sebelum akhir
1969. Ketentuan pelaksanaan penentuan pendapat ini dengan etentun kedua belah
pihak antara pemerintah Indonesia dan Kerajaan Belanda akan meneriam hasil
Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat tersebut.
Sesuai dengan perjanjian New York tersebut, mulai tanggal 14 juli-4Agustus 1969
diselenggarakanlah Act Of Free Choiceatau penentuan pendapat rakyat (PAPERA)
Irian Barat. Pelaksanaan PAPERA antara lain dijelaskan sebagai berikut.
1) Pelaksanaan paperasecara musyawarah dan mufakat
2) Pelaksanaan papera di setiap kabupaten di Irian Barat
3) Pembentukan Dewan Musyawarah Papera(DMP) dan utusan di setiap kabupaten
4) Jumlah Dewan Musyawarah Papera(DMP) sebanding degan jumlah penduduk di
masing masing kabupaten
5) Setiap 750 jiwa memiliki 1 orang wakil DMP atau di setiap kabupaten memiliki
minimum 75 orang dan maksimum 175 orang anggota DMP

penentuan pendapat rakyat dilakukan melalui 3 tahap yaitu


1. Tahap 1
Melakukan konsultasi mengenai tata cara penyelenggaraan pepera dengan dewan
kabupaten di kota Jaya Pura pada tanggal 24 Maret 1969.
2. Tahap 2
Menyelenggarakan pemilihan dewan musyarah pepera yang berakhir di bulan Juni
1969
3. Tahap 3
Melaksanakan Pepera mulai dari Kabupaten Merauke dan berakhir pada tanggal 4
Agustus 1969 di Jayapura.

Você também pode gostar