Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Hal ini terjadi karena safety awareness yaitu kesadaran atas keselamatan yang
masih rendah sehingga kebijakan pemerintah dan kebijakan dari pihak manajemen
sangat mempengaruhi untuk menciptakan behavior basic safety (BBS) dalam
lingkungan perusahaan. Kondisi lain adalah masih kurangnya kesadaran dari sebagian
besar masyarakat,perusahaan, baik pengusaha maupun tenaga kerja akan arti penting
K3 merupakan hambatan yang sering dihadapi.
Laporan kunjungan praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan PT. PRIMUS
Prima Mandiri Utama Sejahtera bekerjasama dengan kementrian tenaga kerja dan
transmigrasi. Hal tersebut yang melatarbelakangi kami pada tanggal 11 Agustus 2015
melakukan kunjungan kerja praktek pada PT. AST Indonesia.
B. Profil Perusahaan
PT. AST Indonesia adalah perusahaan Jepang yang berlokasi di Kawasan
Industri Tugu Wijaya Kusuma (KITW) Technopark Blok A-01, Jl. Raya Semarang-
Kendal Km. 12 Semarang Indonesia yang memproduksi instrumen musik,furniture,
dan speaker aktif. Perusahaan seluas 36.000 m2yang berdiri pada lahan 51.500 m2ini
berdiri sejak Juli 1996 dengan jumlah karyawan sebanyak 1984 orang. Upaya
kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan ini telah terstandarisasi menggunakan
IOS 9001-2008 dan ISO 14001-2004, dengan standar tersebut menjadikan perusahaan
ini berbasis kualitas produk yang berwawasan lingkungan.
C. Proses Produksi
Kegiatan produksi PT. AST indonesia terbagi menjadi lima divisi yaitu:
2
3. Divisi Assembly
Merupakan divisi untuk menyatukan barang-barang setengah jadi dari divisi
produksi plastik, wooden, painting dan stacking cabinetkemudian dirakit menjadi
barang jadi, yaitu instrumen musik, dan furniture.
Bahan utama: paku, lem,
Proses produksi PT. AST dari kelima divisi tersebut sebagian besar dapat
digambarkan sebagai berikut:
Molding Plastik
QC
Gambar 1.1
3
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
4
BAB III
RUANG LINGKUP& DASAR HUKUM
5
c. Sistem dan gas: meliputi perpipaan saluran ventilasi udara bersih dan udara
buangan sisa produksi.
6
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, penerapan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja guna perlindungan keselematan kerja/buruh
guna mewujudkan produktifitas kerja. UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 mengatur
mengenai kewajiban penerapan sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. UU No. 1 tahun 1970
mengatur mengenai persyaratan keselamatan kerja, UU ini secara umum mengenai
ruang lingkup, syarat keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan, P2K3, kewajiban
dan hak tenaga kerja maupun pengurus, dan kewajiban pada saat memasuki tempat
kerja.
7
4.2 Instalasi Listrik
a. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 15 tahun 1985 tentang Kebijakan Nasional dalam hal penyediaan Tenaga
Listrik
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan
Instalasi Instalasi Penyalur Petir
d. Permenaker RI No.03/Men/1999 tentang pesawat lift listrik untuk penumpang
dan barang
e. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.: Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
g. SNI PUIL 2011
h. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015, tentang keselamatan dan
kesehatan kerja listrik di tempat kerja.
8
BAB IV
HASIL PKL
9
4.2 Personil Tim
10
4.4 Sistem Penyedot debu di ruang produksi 2
4.5 Training/Pelatihan
Selain beberapa program dan kegiatan PT. AST Indonesia yang tersebut
diatas, terdapat beberapa bentuk prosedur safety yang lain, yaitu:
11
4.6 Kegiatan Pengamanan
No Safety Activity CHECK
1. P2K3 meeting Setiap bulan
2. Patrol keluar pabrik Setiap bulan
3. 5S Patrol Setiap bulan
4. Penilaian Risiko Setiap bulan
5. Patrol sepeda motor 6 bulan sekali
6. Pelaporan Near Miss Setiap bulan
7. SSCS (Safety Self Check Sheet) Setiap 3 bulan sekali
8. Pengecekan mesin baru Sebelum digunakan
9. Informasi terhadap bahaya Setiap tahun
10. Thermosurvey by Insurance Setiap tahun
11. Survey Pengendalian Risiko Setiap tahun
12. Pengecekan Katering Perusahaan Setiap minggu
13. Kartu untuk pengunjung
12
Prosedur Tanggap Darurat Gempa Bumi PT. AST Indonesia
13
gelap, sehingga ketika aliran listrik mati dalam keadaan darurat pekerja tetap dapat
melihat tanda evakuasi menuju titik aman berkumpul.
4.9 Reward
Sebagai upaya penghargan terhadap pencapaian zero accdentterhadap
pekerja. PT. AST Indonesia memberikan reward berupa T-shirt safety+50.000/
orang atau Jacket safety+100.000/orang setiap 6 bulan sekali untuk departemen yang
dapat mencapai zero accident.
14
BAB V
TEMUAN LAPANGAN
15
2 Ruang Ipal Terdapat cooling tower Sebagai pendingin UU No 1 Tahun 1970
evaporatif yang digunakan tentang keselamatan kerja,
untuk mendinginkan air Permenakertrans No 01
atau media kerja lainnya /Men/ 1980 tentang
sampai bertemperatur konstruksi bangunan
mendekati temperatur
udara sekitar
3 Ruang Ipal Terdapat jokey pump Menstabilkan tekanan air UU No 1 Tahun 1970
yang memakai diesel dan pada jaringan pipa sistem tentang keselamatan kerja,
listrik beserta pemadam kebakaran Permenakertrans No 01
pemeriksaan dan gedung /Men /1980 tentang
pengujian kelayakan konstruksi bangunan
jokey pump
16
4 Di gedung Terdapat pelaporan dan Untuk mengetahui Permenakertrans 02/
bagian pemeriksaan uji kelayakan instalasi MEN/1989 tentang
belakang kelayakan instalasi penyalur petir ke tanah pengawasan instalasi
penyalur petir penyalur petir
5 Ruang genset Terdapat heat detektor di Mengetahui suhu panas Permenaker No 02 / MEN /
atas genset yang berlebih jika terjadi 1983 tentang instalasi alarm
kebakaran pada ruang kebakaran otomatis
genset
17
6 Ruang genset Terdapat laporan Mengetahui kelayakan PUIL 2011
pemeriksaan dan genset dengan kapasitas Peraturan Menteri
pengujian motor diesel 1000 kva Ketenagakerjaan No. 12
orgenerator set Tahun 2015, tentang
keselamatan dan kesehatan
kerja listrik di tempat kerja.
18
8 Pos satpam Terdapat main panel Mengetahui accident yang PUIL 2011
berada pada suatu lokasi, Peraturan Menteri
supaya dapat dengan Ketenagakerjaan No. 12
cepat menghentikan Tahun 2015, tentang
bahaya keselamatan dan kesehatan
kerja listrik di tempat kerja.
19
10 di ruang terdapat hydran ( 1,5 inch untuk memadamkan api UU no 1 tahun 1970,
produksi,di ,2,5 inch ) dengan tekanan air yang permenaker no. per. 02/men
belakang sudah tersedia 1983,kepmen no.kep. 186
ruang /Men/1999
produksi,di
deket pintu
antar ruang
produksi
11 di ruang terdapat smoke detector Mengetahui asap yang Permenaker No 02 / MEN /
genset,di berlebih jika terjadi 1983 tentang instalasi alarm
ruang kebakaran pada ruang kebakaran otomatis
produksi,di genset
20
12 di ruang fire alarm untuk tanda adanya Permenaker No 02 / MEN /
produksi, di kebakaran 1983 tentang instalasi alarm
kantin kebakaran otomatis
21
14 di ruang APAR each Forklift untuk memadamkan api UU No 1 tahun 1970 pasal
produksi kecil pada kebakaran di 3 ayat 1(b), permenaker no
pasang dalam forklift 4 tahun 1980 tentang syarat
pemasangan dan
pemeliharaan APAR
22
5.2 TEMUAN NEGATIF
1 Ruang lantai tidak rata dan karyawan bisa sudah di lakukan Permenakertrans
produksi bergelombang terjatuh, tergelincir perataan, tetapi struktur No 01 /Men /1980
tanah yang tidak labil. tentang konstruksi
Jadi setiap penurunan bangunan
di usahakan untuk di
buat rata kembali
2 ruang kabel listrik tidak tertata konsleting, karyawan di beri kabel tray atau Kepmenakertrans
produksi dengan rapi bisa tersandung di satukan dengan RI Nomor Kep-75/
isolasi listrik MEN/ 2002, PUIL
2011
Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan
No. 12 Tahun
2015, tentang
keselamatan dan
23
kesehatan kerja
listrik di tempat
kerja.
3 lorong masuk tidak terdapat jalur karyawan bisa di beri garis kuning atau SNI 13-6350-2000,
ruang untuk membedakan tertabrak pengangkut pembatas untuk jalan tentang demarkasi
produksi pengangkut barang barang karyawan menuju ruang di lorong, jalan
dengan jalan karyawan produksi lintas, daerah
bebas rintangan,
dan tempat
penyimpanan
barang.
4 ipal tidak terdapat hand karyawan bisa jatuh di buatkan hand railing UU No 1 Tahun
railing ke selokan dan 1970 tentang
kolam keselamatan kerja
24
BAB VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di PT. AST Indonesia yang dilakukan pada tanggal
11 Agustus 2015 didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1) Adanya komitmen perusahaan terkait implementasi program K3 dengan
dibentuknya P2K3, berdasarkan pengamatan di lapangan penerapan K3
hampir semua sudah tertata dengan rapi.
2) Ditemukannya banyak temuan positif dan beberapa temuan negatif dari di
adakannya pelaksanaan pengamatan PKL K3 di PT. AST Indonesia.
6.2 Saran
Dari beberapa hasil temuan negatif, saran yang di berikan sebagai berikut :
1) Untuk melakukan perataan tanah kembali
2) Pemberian kabel tray listrik atau isolative untuk menghindari konsleting
3) Pembuatan line kuning pada jalur awal masuk ruang produksi
4) Pembuatan pegangan tangan pada tangga naik ipal
25
LAMPIRAN
26
27