Você está na página 1de 40

ANATOMI DAN FISIOLOGI

PADA SISTEM PENCERNAAN

OLEH :
KELOMPOK 3

NI PUTU ANISA SARASWATI (15C11475)


GUSTI AYU DEWI SAVITRI (15C11487)
I GUSTI AYU DIAH TRISNA DEWI (15C11490)
NI KADEK KRISMA YANTI (15C11504)
KADEK MEIKA WINTARI (15C11508)
NI KADEK RISKA KUSUMA DEWI (15C11522)
NI PUTU SISTA ADRIANI (15C11526)
NI LUH PUTU WIRATIH PRAMESTIKA (15C11532)
NI PUTU YULIA DEWI (15C11535)

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Makalah ini disusun berdasarkan atas data yang diperoleh dari literatur-
literatur dan beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya, yang membahas
dan menguraikan hal-hal yang ada hubungannya dengan pembahasannya makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh bantuan dan petunjuk
dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN.Stud.,MM. selaku ketua STIKES BALI
2. Bapak I Gusti Agung Wicaksana,S.kep. selaku dosen pengempu yang
mengajar mata kuliah IDK III
3. Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu dengan
ucapan terima kasih.
Semoga bantuan tersebut bisa terlanjut dimasa-masa mendatang, karena
makalah ini memberikan wawasan dan pengetahuan tentang Anatomi dan
Fisiologi pada Sistem Pencernaan.
Tiada gading yang tak retak, demikianlah kata pepatah.Begitu pula
makalah ini tentu masih terdapat kekurangan. Oleh Karena itu, penulis memohon
kepada para pembaca agar dapat memberikan segala kritik dan saran demi
semakin baik dan kelengkapannya makalah ini .

Denpasar, 6 April 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... ii


Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II Pembahasan .................................................................................... 3


2.1 Gambaran Umum Alam Sadar dan Tidak Sadar ............................... 3
2.1.1 Alam Sadar ............................................................................... 3
2.1.1.1 Pengertian Alam Sadar ....................................................... 3
2.1.1.2 Bentuk Kesadaran .............................................................. 3
2.1.1.3 Macam-macam kesadaran .................................................. 3
2.1.1.4 Tingkat kesadaran .............................................................. 4
2.1.2 Alam Tidak Sadar .................................................................... 6
2.1.2.1 Pengertian Alam Tidak Sadar ............................................ 6
2.1.2.2 Ciri-ciri Alam Tidak Sadar ................................................ 6
2.2 Teori Alam Sadar dan Alam Tidak Sadar ......................................... 7
2.3 Pemeriksaan Kesadaran .................................................................... 10

BAB III Penutup ........................................................................................ 12


3.1 Simpulan .......................................................................................... 12
3.2 Kritik dan Saran ............................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang
diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah maluk yang
utuh dan unik, sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio, psiko, sosio dan
spiritual.Sel adalah unit terkecil yang menyusun tubuh manusia, gabungan dari
beberapa sel akan membentuk jaringan dimana jaringan akan membentuk organ.
Kumpulan dari beberapa organ yang memiliki fungsi dan menjalankan fungsi
tertentu disebut dengan sistem organ. Manusia memiliki 10 sistem organ yaitu
sistem muskuluskeletal, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem
pencernaan, sistem endokrin,sistem perkemihan, sistem reproduksi, sistem
persarafan, sistem pengindraan dan sistem integument.
Salah satu ciri mahluk hidup adalah memerlukan makanan dan minuman.
Makanan yang telah dimakan akan diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi
sumber energi, komponen penyusun sel dan jaringan serta nutrisi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Salah satu sistem yang kompleks dalam tubuh adalah sistem
pencernaan.Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses, mengubah
makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi yang dibutuhkan
tubuh.Sebagai tenaga kesehatan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuh orang sakit harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan
fungsi setiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-
hari.Mengetahui anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan salah satu dasar
yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan mengetahui
struktur dan fungsi tubuh manusia, perawat professional dapat menilai
perubahan-perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut dengan jelas.
Sekolah Tinggi Kesehatan Bali menugaskan mahasiswa/mahasiswinya
menggali lebih dalam anatomi dan fisiologi pada sistem pencernaan agar nantinya
mahasiswa dapat memahami lebih dalam bagaimana struktur dan fungsi dari
sistem pencernaan di dalam tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar belakangan di atas dapat penulis simpulkan beberapa masalah
sebagai berikut :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan sistem pencernaan ?
1.2.2 Bagaimana anatomi dari sistem pencernaan ?
1.2.3 Bagaimana fisiologi dari sistem pencernaan ?

1.3 Tujuan
Setelah mengetahui dan mempelajari rumusan masalah diatas, maka tujuan
yang diharapkan meliputi :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari sistem pencernaan
1.3.2 Untuk mengetahui anatomi dari sistem pencernaan
1.3.3 Untuk mengetahui fisiologi dari sistem pencernaan

1.4 Manfaat
Adapun manfaatnya yang ditujukan kepada :
1.4.1 Manfaat Untuk Mahasiswa
Sebagai sumber untuk memperoleh berbagai pengetahuan tentang
anatomi dan fisiologi pada sistem pencernaan
1.4.2 Manfaat Untuk STIKES BALI
Dengan diberikan tugas ini, Stikes Bali menjadi mempunyai
mahasiswa/mahasiswi yang aktif dan mampu mengerjakan tugas yang telah
diberikan dosen diperguruan Tinggi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Sistem Pencernaan


Sistem organ pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan,
mencerna untuk dijadikan energi dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses
tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan yang terbentang dari
mulutatau oris sampe ke anus dalam manusia dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut sampai
lambung
2. Proses penyerapan sari makanan yang terjadi di dalam anus
3. Proses sisa-sisa makanan melalui anus.
Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi, kemudian
digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan aktivitas
sebagai zat pembangun dan pengganti sel-sel yang rusak. Pembuangan sisa atau
sampah tubuh hanya merupakan fungsi kecil dari sistem pencernaan melalui
defekasi. Pembuangan lain berlangsung melalui paru, ginjal dan kulit yang berupa
keringat. Peristiwa yang terjadi di dalam sistem pencernaan antara lain :
1. Pergerakan makanan yaitu gerakan mencampur, mengaduk dan
mendorong isi lumen akibat kontraksi otot polos dinding saluran
pencernaan.
2. Sekresi (getah cerna) berlangsung mulai dari mulut sampai ke ileum
dilakukan oleh kelenjar-kelenjar yang menyekresi air, erektrolit, dan
bahan-bahan tertentu seperti enzim atau mucus.
3. Pencernaan yaitu proses pemecahan secara mekanik dan kimia,
molekul-molekul besar yang masuk saluran pencernaan menjadi
molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh dinding saluran
pencernaan.
4. Absorpsi yaitu makanan yang telah mengalami perubahan dalam
proses penyerapan hasil pencernaan dari lumen menembus lapisan
epitel masuk ke dalam darah atau cairan limfe. Permukaan saluran
pencernaaan biasanya tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sehingga
menambah luas permukaan yang tersedia untuk absorpsi.

2.2 Anatomi pada Sistem Pencernaan


2.2.1 Mulut
Mulut (oris) merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang
meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan antara mulut dengan
faring, terdiri dari :
1. Vestibulum oris yaitu bagian di antara bibir dan pipi di luar, gusi, dan
gigi bagian dalam. Bagian atas dan bawa vestibulum dibatasi oleh
lipatan membrane mukosa bibir, pipi, dan gusi. Pipi membentuk lateral
vestibulum, disusun oleh M. buksinator, dilapisi oleh membrane
mukosa. Sebelah luar M. buksinator ditutupi oleh fasia bukofaringealis,
berhadapan dengan gigi molar kedua. Bagian atas terdapat papilla kecil
tempat bermuaranya duktus glandula parotis.
2. Kavitas oris propia yaitu bagian di antara arkus alveolaris, gusi, dan
gigi, memiliki atap yang dibentuk oleh palatum durum bagian depan,
palatum mole bagian belakang.
Organ kelengkapan mulut terdiri dari :
1. Bibir adalah bagian eksternal ditutupi oleh kulit dan bagian interna
dilapisi oleh jaringan epitel yang mengandung mukosa. Bagian ini kaya
pembuluh darah dan banayk terdapat ujung-ujung saraf sensorik. Pada
cavum oris terdapat 2 buah palatum (tulang langit-langit) :
a. Palatum durum (palatum keras) yang tersusun oleh tulang keras,
dibentuk ole prosesus palatines maksilaris dan os palatum,
berbentuk lengkung, dilapisi oleh lapisan mukosa dan periosteum.
Bagian belakangnya terdapat banyak kelenjar palatine.
b. Palatum mole (palatum lunak) dimana bagian depannya bersatu
dengan palatum durum. Bagian belakangnya membentuk sebagian
istmus fausium dan berhubungan dengan faring. Bagian ini terdiri
dari jaringan fibrosa dan jaringan mukosa. Pada ujung tengah
palatum mole ada uvula (anak lidah). Pada tiap sisi uvula terdapat
2 lipatan yaitu arkus palatoglosus dan arkus palatofaringeus.
2. Pipi adalah alat kelengkapan mulut bagian luar dilapisi oleh kulit dan
bagian dalam dilapisi oleh jaringan epitel, mengandung selaput lendir
(membrane mukosa).
3. Gigi (dentis) merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah
dan berbicara. Gigi terdiri dari :
a. Gigi sulung (gigi susu), tumbuh sejak umur 6-8 bulan dan akan
lengkap 20 buah pada umur 2,5 tahun dengan rincian : 8 gigi seri
(dens insisivus), bentuknya seperti pahat, gunanya untuk
memotong ; 4 buah gigi taring (dens kaninus) agak panjang dan
kuat, gunanya untuk memotong; dan 8 gigi geraham (dens molare)
untuk menggiling dan menghancurkan makanan.
b. Gigi permanen (gigi tetap), tumbuh pada umur 6-18 tahun dan
jumlah 32 buah. Susunannya sama dengan gigi susu ditambah
dengan geraham premolar sebanyak 12 buah, merupakan
penyempurnaan dari gigi susu.
Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang maksila
dan mandibula.Gigi mempunyai satu akar sedangkan geraham
mempunyai 2-3 akar.Pada ujung akar gigi terdapat foramen apikalis
tempat masuk ke kanalis akar gigi menuju kavum pulpitis.Akar gigi
ditutupi oleh semen yang berhubungan dengan alveolus dentis melalui
membrane periodentalis.Dentin merupakan bagian terbesar dari gigi
yang dilapisi oleh email.
4. Lidah terdapat di dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat
lintang yang kasar dilengkapi dengan mukosa. Bagian-bagian lidah
antara lain :
a. Pangkal lidah (radik ringan). Pada pangkal lidah bagian belakang
terdapat anak lidah (epiglottis) yang berfungsi menutup jalan
pernafasan pada waktu menelan, supaya makanan tidak masuk ke
jalan pernapasan.
b. Pangkal lidah (dorsum lingua). Pada dorsum lingua terdapat
jonjot-jonjot kecil sebagai puting pengecap terdiri dari :
1. Papilla filiformis yang tersebar pada seluruh permukaan
lidah
2. Papilla fungiformis terdapat pada tepi lidah bagian
apeks
3. Papilla sirkumvalate di depan sulkus terminalis lidah
4. Papilla foliatae, tepi samping posterior lidah
c. Ujung lidah (apeks lingua) membantu membalikkan makanan,
proses berbicara, merasakan makanan yang dimakan, dan
membantu proses menelan.
Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang enyekresi larutan
mucus ke dalam mulut, membasahi dan melumas partikel makan
sebelum ditelan.Kelenjar ini mengandungm2 enzim pencernaan yaitu
lipase lingua dan enzim ptyalin/amylase. Kelenjar ludah terdiri dari :
a. Kelenjar submaksilaris : terdapat di bawah rahang atas bagian
tengah. Salurannya bernama duktus wartoni yang bermuara pada
rongga mulut dekat frenulum lingua.
b. Kelenjar sublingua terdapat di bawah selaput lendir dasar rongga
mulut dan berakhir di muara di dasar rongga mulut.
c. Kelenjar parotis : terletak di bawah bagaian depan telinga di
antara prosesus mastoid kiri dan kana dekat os mandibula.
Salurannya bernama duktus stentoni keluar dari glandula parotis
menuju rongga mulut melalui pipi (M. buksinator). Sekresi saliva
normalnya 1000-1.500 ml/hari.

2.2.2 Faring
Faring (tekak) merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan panjangnya kira-kira 12 cm, terbentang tegak lurus antara
basis kranii setinggi vertebrae servikalis VI, kebawah setinggi tulang rawan
krikoidea.Faring dibentuk oleh jaringan otot melingkar, organ terpenting di
dalamnya adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit. Faring terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Nasofaring (pars nasalis) yaitu bagian superior yang mengubungkan
hidung dengan faring.
2. Orofaring ( pars oralis) yaitu bagian media yang menghubungkan
rongga mulut dengan faring.
3. Laringofaring (pars laringis) yaitu bagian inferior yang
menghubungkan laring dengan faring.
Faring mendapat suplai darah dari A. faringika asendens cabang dari A.
karotis interna dan A. faringika suprema cabang A. maksilaris interna. Persarafan
pada faring dilakukan oleh fleksus faringikus dengan serabut-serabut dari trunkus
simpatikus, saraf IX (N. glosofaringeus) dan saraf X (N. vagus). Dinding faring
terdiri dari 3lapisan yaitu :
1. Tunika mukosa
2. Tunika muskularis
3. Tunika adventisia

2.2.3 Esofagus
Esophagus (kerongkong) merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan
faring.Panjangnya kira-kira 25 cm. Posisi vertical dimulai dari bagian tengah leher
bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di belakang trachea.Pada bagian
dalam dibelakang jantung menembus diafragma sampai rongga dada.Fundus
lambung melewati persimpangan sebelah kiri diafragma.
Lapisan dinding esophagus dari dalam ke luar :
a. Lapisan selaput lender (mukosa)
b. Lapisan submukosa
c. Lapisan otot melingkar (M. Sirkuler)
d. Lapisan otot memanjang (M. Longitudinal)
Pada peliharaan dari esophagus ke lambung terdapat sfinter kardiak yang
dibentuk oleh lapisan otot sirkuler esophagus.Sfinter ini terbuka secara refleks
pada akhir peristiwa menelan.Tunika mukosa esophagus memiliki epitel gepeng
berlapis, lapisan mengandung kelenjar-kelenjar mucus (glandula
esophagus).Tunika muskularis tebal terdiri dari lapisan dalam (sirkuler) dan
lapisan luar longitudinal.Otot ini mengatur turunnya bolus secara peristaltic. Pada
bagaian bawah 2,5 cm diatas perbatasan dengan lambung terdapat otot sirkuler
esophagus yang berfungsi sebagai sfinter esophagus. Secara otomatis sfinter
esophagus menutup apabila gelombang paristaltik menelan berjalan menuruni
esophagus.Relaksasi reseptif isyarat dari nervus messentrikus merelaksasi sfinter
esophagus ke bawah sebelum gelombang peristaltic, sehingga makanan yang
ditelan mudah masuk ke lambung.Fungsi utama sfinter esophagus bawah
mencegah isi lambug naik ke esophagus.Isi lambung sangat asam dan banyak
mengandung enzim proteolitik.Esophagus tidak mampu menahan pekerjaan secret
lambung dalam waktu lama.

2.2.4 Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan sebuah kantong muskuler yang
letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, dibawah
diafragma bagian depan pancreas dan limpa. Bagain-bagian dari lambung :
a. Fundus ventrikuli : bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri
osteum kardiak, biasanya berisi gas. Ada batas dengan esophagus
terdapat katup sfinter kardiak.
b. Korpus ventriuli : merupakan segitiga osteum kardia yaitu suatu
lekukan pada bagia bawah kurvatura minor, merupakan bagaian utama
lambung.
c. Antrum pylorus : bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai otot
yang tebal membentuk sfinter pylorus, merupakan muara bagian distal,
berlanjut ke duodenum.
d. Kurvatura minor : sebelah kanan panggung terbentag dari osteum di
kardia sampai ke pylorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh
omentum minor, lipatan ganda dari peritoneum.
e. Kurvatura mayor : terbentang pada sisi kiri osteum kardia melalui
fundus ventrikuli menuju kekanan sampai ke pylorus anterior, lebih
panjang dari kurvatura minor, dihubungkan dengan kolon transversum
oleh omentum mayor lipatan ganda dari peritoneum.
f. Ostium kardia : merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk
ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifsium pylorus, tidak
mempunyai sfinter khusus hanya terbentuk berbentuk cincin membuka
dan menutup. Dengan konstraksi dan relaksasi, osteum dapat tertutup
oleh lipatan membrane mukosa dan serat otot pada dasar esophagus.
2.2.5 Usus Halus
Usus halus (istenium minor) merupakan bagian ari sistem pencernaan yang
berpabgkal pada pylorus dan berakhir pada setum.panjangnya kira-kira 6 meter,
merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat perses pencernaan
dan absorsi pencernaan.
Bagian dari usus halus terdiri dari :
1. Duodenum : bentuknya melengkung seperti kuku kuda, pada
lengkungan ini terdapat pancreas. Bagian kanan terdapat bagian
tempat bermuaranya saluran empedu (duktus kholelukus) dan
saluran pangkreas (duktus prankreatikus) yang dinamakan papilla
vateri. Dinding duodenum mempunya lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar blonner yang memproduksi getah intestinum.
2. Jejenum panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri
atas dari intestinum minor dengan prantara lipatan pritonium
berbentuk kipas (mesentrium). Akar mesentrium memungkinkan
keluar masuk arteri dan vena mesentrikan superior. Pembuluh limfa
dan saraf keruang dan lapisan peritoneum yang membentuk
mensentrium penampang jejenum lebih lebar dindingnya lebih
tebal dan banyak mengandung pembuluh darah.
3. Ileum : ujung batas antara jejenum dan ileum tidak jelas,
panjangnya kira-kira 4-5 meter. Ileum merupakan usus halus yang
terletak sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum. Tempat
perantaraan terdapat lubang yang disebut orifesium ileo sekalis.
Ileum diperkuat oleh spinter dan dilengkapi oleh sebuah katum
valpula sekalis (valpula bauchaini) yang berfungsi untuk
mencegah cairan dalam kolom asendens masuk kembali kedalem
ileum.
Kontraksi usus halus ada beberapa 6 jenis yaitu :
1. Sekmentasi
2. Paristaltik
3. Kotraksi mulkularis
4. Kontraksi virus
5. Sfingter Ileo sekalis
6. Refleks gastroileal

2.2.6 Usus Besar


Usus besar(intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan usus
berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter
dan penampang 5 cm.
Lapisan usus besar dari dalam ke luar :
1. Lapisan selaput lendir (mukosa: Nampak tidak ada vili,kripta-kripta
dalam lebih kurang 0,5 mm terletak berdekatan satu sama lain.)
2. Lapisan otot melingkar (M.sirkuler) : terbelah dalam bentuk
lingkaran.
3. Lapisan otot memanjang (M.longitudinal) : berkumpul menjadi pita
panjang dengan lebar 1 cm disebut tenia koli, terdiri dari tenia
liberal (anterior), tenia omentalis (posterior, lateral) dan tenia
mesakolika(posterior dan medial).
4. Lapisan jaringan ikat (serosa): jaringan ikat yang kuat sebelah
keluar.
Bagian dari usus besar
1. Sektum :Kantong lebar pada vosa illiak dekstra. Illium memasuki
fosa iliaka sisi kiri ostium iliosekalis. Sekum seluruhnya di tutupi
oleh peritoneum, mudah bergerak walaupun tidak mempunyai
mesenterium dan dapat di raba melalui dinding abdomen.
2. Kolon asendens : memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan
sampai ke sebelah kanan abdomen, panjangnya 13 cm, terletak di
bawh abdomen sebelah kanan di bawah hati, membelok ke kiri.
Lengkungan ini disebut fleksura hepatik (fleksura koli dekstra)
dilanjutkan dengan kolon transversum.
3. Kolon transversum : dibawah abdomen sebelah kanan tempat
belokan yang disebut fleksuralienalis (flexsura coli sinistra),
mempunyai maesentrum melekat pada permukaan posterior,
terdapat tirai disebut omentum mayus.
4. Kolon disendens : terletak bawah abdomen bagian kiri dari atas ke
bawah, dari depan fleksuralienalis sampai di depan illium kiri,
bersambung dengan sigmoid dan dibelakang peritonium
(retroperitoneal).
5. Kolon sigmoid : terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri,
berbentuk S. Ujung bawahnya berhubungan dengan rectum,
berakhir setinggi vertebrae sakrae 3-4. Kolon sigmoid ini ditunjang
oleh mesemterium yang disebut mesokolon sigmoideum.

2.2.7 Usus Buntu


Usus buntu(sekum) adalah suatu kantung yang terhubung ada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan
pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptile.Sebagian besar herbivore
memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusis memiliki sekum ya ng
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
2.2.8 Appendix (umbai cacing)
Umbai cacing atau appendics adalah organ tambahan pada usus
buntu.Infeksi pada organ ini dsebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Appendicitis yang parah dapat menyebabkan appendics pecah dan membentuk
nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa inggris,
ferniform appendix adalah adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan
caecum.Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bila bervariasi sampai 2-20
cm. walaupun lokasi appendix selalu tetap, lokas ujung umbai cacing bisa
berbeda, bisa di retrocaecal atau di pinggang, pelvis yang jelas tetap terletak di
peritoneum. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

2.2.9 Rektum dan Anus


Rektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm. rektum terletak pelvis, di depan
os sacrum dan os koksigis.
Rektum terdiri dari dua bagian :
1. Rektum propia : bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika
ampula rekti terisi makanan akan timbul hasrat defekasi.
2. Pars analis rekti : sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos
(M. sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (M. sfingter ani
eksternus). Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi tunika
mukosa rektum banyak mengandung pembuluh darah.
Bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar terletak di dasar pelvis
dan dindingnya di perkuat oleh sfingter ani yang terdiri dari :
1. Sfingter ani internus, sebelah dalam bekerja tidak menurut
kehendak
2. Sfingter lefator ani, bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak.
3. Sfingter ani eksternum,sebelah luar bekerja menurut kehendak
2.2.10 Hati
Hati (hepar) merupakan kelenjar aseksori yang terbesar dalam tubuh,
berwarna coklat, yang beratnya 1.000-1.800 gr. Hati terletak di rongga perut
sebelah kanan atas di bawah diagfragma, sebagian besar terletak pada regio
hepokondria dan regio epigastrium. Pada orang dewasa yang kurus tepi bawah
hati mungkin teraba satu jarring dibawah tepi kosta. Hati dibagi menjadi 4 lobus :
1. Lobus sinistra, terletak disebelah kiri dari bidang median.
2. Lobus dekstra, disebelah kanan dari bidang median.
3. Lobus kaudatus, disebelah bawah bagian ekor.
4. Lobus kuadratus, dibelakang berbatas dengan pars pilorika, ventrikula, dan
dua denum superior.
Permukaan hati dibedakan atas :
1. Fascies superior. Permukaan yang menghadap ke atas dan berupa
kedepan berbentuk cembung terletak dibawah diagfragma.Bagian
anterior (bagian depan) diliputi oleh peritoneum berbatas dengan
diagfragma dan meliputi peritoneum, bagian medial berbatas
dengan dinding depan perut.
2. Fascies inferior. Permukaan yang menghadap kebawah dan
kebelakang, permukaannya tidak rata memperlihatkan lekukan
(fisura tranversus).
3. Fascies posterior. Permukaan bagian belakang terlihat beberapa alur
berbentuk garis lintang yang disebut porta hepatic. Keduan garis
tengah alur di sebelah kiri fosa segitalis sinistra terdapat
ligamentum terres hepatis menuju fortahepatis kearah
kaudatus.Fascies posterior (bagian belakang) tidak ditutupi
peritoneum, berhubungan dengan diagfragma, terdapat sebuah lekuk
sebelah kana vena kava inferior diatas infresio renalis disebut
imfresio supranenalis.Ligamentum venosus arantii berjalan dari
portahepatis kearah kranialis belakang, alur sebelah kanan fossa
segitalis dekstra terdapat dua lekukan. Lekukan dapat depan fossa
vesika fellea dibelakang empedu dan lekuk belakang fossa vena
kava inferior terdapat pada vena kava inferior.
4. Fascies inferior lobus sinistra hepatis : berhubungan dengan
esofagus dekat lobus kaudatus dan berhubungan dengan permukaan
depan gaster, membentuk impressio yang sesuai dengan kurvatura
mayor terletak di depan omentum.
5. Fascies inferior lobus dekstra : berbatas dengan ginjal dan glandula
suprarenalis kanan atas, fleksura koli dekstra kanan bawah.

Pembuluh darah dan persarafan pada hati berasal dari arteri seliaka menuju
ke kanan membentuk lipatan peritonium vena portae, bercabang menjadi arteri
hepatika propia, berjalan kearah dalam ligamentum hepatoduodenal bersama
dengan vena portae dan duktus kholedukus, bercabang menjadi arteri gastrika
menuju kurvatura minor gaster dan beranastomosis dengan arteri gastrika sinistra.
Hati banyak menghasilkan cairan limfe sekitar sepertiga sampai setengah cairan
limfe dalam tubuh.Persarafan hati berasal dari saraf simpatis dan para simpatis
yang melewati koliakus.Trunkus vagus anterior mempunyai cabang yang banyak,
berjalan langsung ke hati.
Saluran pada hati meliputi :
1. Duktus hepatikus dekstra dan sinistra, keluar dari hati pada porta
hepatis, bersatu membentuk duktus hepatikus komunis. Panjangnya
kira-kira 4cm, berjalan turun pada tepi momentum minus. Tapi
kanannya bersatu dengan duktus sistikus yang berasal dari kandung
empedu untuk membentuk duktus koledukus.
2. Duktus koleduktus, panjangnya sekitar 8cm. bagian pertama
berjalan dari tepi kanan omestum minus, di depan tepi kanan vena
portae sebelah kanan arteri hepatika. Bagian kedua berjalan
kebelakang bagian pertama duodenum, sebelah kanan A
gastroduodenalis. Bagian ketiga terletak dalam alur permukaan
posterior kaput pankreas. Di sini duktus koledukus bersatu dengan
duktus pankreatikus mayor, bermuara pada ampula kecil dinding
duodenum melalui suatu papilla kecil yang disebut papilla vateri.

Hati merupakan organ metabolik terbesar dan terpenting yang memiliki


berbagai fungsi yang berhubungan dengan pencernaan untuk sekresi garam
empedu yang melakukan berbagai fungsi.

2.2.11 Kandung Empedu


Kandung empedu (vesika felea) adalah kantong yang berbentuk buah pir
yang terletak pada permukaan visceral.Kandung empedu diliputi oleh peritoneum
kecuali bagian yang melekat pada hepar, terletak pada permukaan bawah hati di
antara lobus dekstra dan lobus quadratus hati.
Empedu terdiri dari :
1. Funus vesika felea : berbentuk bulat, biasanya menonjol di bawah tepi
inferior hati, berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi
rawan ujung kosta IX kanan.
2. Korpus sevika felea : bersentuhan dengan permukaan visceral hati
mengarah ke atas, ke belakang dan ke kiri.
3. Kolum vesika felea : berlanjut dengan duktus sistikus yang berjalan
dalam omentum minus bersatu dengan sisi kanan duktus hepatikus
komunis membentuk duktus koledukus
Cairan empedu merupakan cairan yang kental berwarna kuning keemasan
yang dihasilkan terus menerus oleh sel hepar lebih kurang 500-1.000 ml
sehari.Unsure-unsur cairan empedu meliputi :
1. Garam-garam empedu : disitesis oleh hepar dari kolesterol, suatu
alcohol steroid yang banyak dihasilkan hati.
2. Sirkulasi enterohepatik : garam empedu diresorpsi dari usus halus ke
dalam vena poratae, dialirkan kembali ke hepar untuk digunakan
ulang.
3. Pigmen-pigmen empedu merupakan hasil utama dari pemecahan
hemoglobin
4. Bakteri dalam usus halus : mengubah bilirubin menjadi urobilin,
merupakan salah satu zat yang diresorpsi dari usus, diubah menjadi
sterkobilin yang disekresi ke dalam feses sehingga menyebabkan feses
berwarna kuning.
Saluran empedu berkumpul menjadi duktus hepatikus kemudian bersatu
dengan duktus sistikus, karena akan tersimpan dalam kandung empedu. Empedu
mengalami pengentalan 5-10 kali, dikeluarkan dari kandung empedu oleh aksi
koleksistokinin, suatu hormone yang dihasilkan dalam membrane mukosa dari
bagian atas usus halus tempat masuknya lemak.

2.2.12 Pankreas
Pankreas merupakan organ yang lunak,berjalan miring menyilang dinding
posterior abdomen pada region epigastrikum. Pankreas terletak di belakang
lambung,terbentang dari duodenum sampai ke limpa. Pankreas merupakan
kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin menghasilkan sekret
yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein,lemak,dan
karbohidrat. Sedangkan kelenjsr endokrin menghasilkan hormon insulin dan
glucagon yang memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat.
Pankreas terdiri dari :
1. Kaput pankreas: berbentuk seperti cakram,terletak pada bagian cekung
duodenum,meluas ke kiri di belakang arteri dan vena meseterika
superior. Permukaan depan kaput pankreas berbatas dengan kolon
transversum dan jejunum. Permukaan belakang berbatas dengan V. kava
inferior,duktus koledukus dan vena renalis.
2. Kolum pankreas: merupakan bagian yang mengecil dan
menghubungkan kaput pankreas. Bagian ini terletak di depan pangkal
vena porta dan pangkal arteri mesenterika superior dari aorta.
3. Korpus pankreas: berjalan di atas dan ke kiri menyilang garis tengah,
pada potongan melintang, sedikit berbentuk segitiga.
4. Kauda pankreas: berjalan menuju ligamentum lienorenalis dan
mengadakan hubungan dengan hilus limpa. Di depan kauda berbatasan
dengan fleksura koli sinistra, di kiri dan belakang berbatas dengan ginjal
dan glandula suprarenalis kiri.

Pembuluh darah yang memperdarahi pancreas yaitu :


1. Pembuluh darah nadi yang memperdarahi pankreas meliputi :
a. Arteri pankreatika duodenalis superior: berasal dari arteri
gastroduodenalis yang memperdarahi pankreas dan duodenum
serta beranastomosis dengan arteri pankreatika duodenalis
inferior.
b. Arteri pankreatika duodenalis: mengurus duodenum dan kaput
pankreatika dan beranastomosis dengan arteri pankreastika
duodenalis superior.
c. Arteri pankreatika mayus dan kaudalis : berasal dari arteri
renalis,beranastomosis dengan arteri pankreatikaduodenalis.
2. Pembuluh darah balik hepar meliputi:
a. Vena pankreatikaduodenalis superior yang bermuara ke dalam
vena portae
b. Vena pankreatikaduodenalis inferior bermuara ke dalam vena
mesenterika inferior
c. Vena pankreatika mayus dan vena pankreatika kaudalis
bermuara ke vena lienalis.

Di seluruh pankreas tersebar massa sel-sel yang terdiri dari pulau-pulau


yang berbeda-beda besarnya yang di sebut pulau Langerhans. Jumlah sel dalam
pulau tersebut 200.000-1.500.000 yang menghasilkan sekresi interna (hormon
insulin) insulin memegang peranan penting dalam metabolisme gula. Saluran
keluar pankreas adalah duktus pankreatikus mayus (Wirsunganus) dan duktus
pankreatikus minus (Sartorini). Duktus ini bermuara pada papila vateri yang
terletak pada dinding duodenum bersama duktus koledukus.
2.3 Fisiologi pada Sistem Pencernaan
2.3.1 Mulut
Makanan di potong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh
gigi belakang (molar,geraham) dan menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Kelenjar saliva akan menyekresi saliva agar dapat melumasi,melarutkan,
dan mencerna secara kimiawi dengan bantuan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Saliva mengandung air, zat-zat terlarut, garam-garam, gas-gas
terlarut di bahan-bahan organik, dan enzim, misalnya amylase yang memecah
amilum menjadi maltose dan lisozim yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis

2.3.2 Faring
Fungsi-fungsi faring tediri dari :
1. Saluran makanan atau minuman dalam proses menelan. Proses
menelan di bagi menjadi 3 fase yaitu : fase oral, fase faringeal, dan
fase esophagus yang terjadi secara berkesinambungan.

a. Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan
bercampur dengan air liur adak membentuk bolus makanan.
Bolus ini akan bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah,
terletak di tengah lidah akibat konstrasi otot intrinsic lidah.
Kontraksi lidah M. Lefator veli palatine mengakibatkan rongga
pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat
dan bagian atas dinding fosterior faring (Passavants ridge) akan
terangkat pula. Bolus terdorong ke fosterior karena lidah
terangkat ke atas. Bersama dengan ini terjadi penutupan
isofaring sebagai akibat kontraksi M. Lefator veli palatine.
Elanjutnya terjadi kontraksi M. Paltoglossuss yang
menyebabkan ismus vausium tertutup, diikuti oleh kontraksi M.
Valatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke
rongga mulut.
b. Fase faringeal terjadi secara reflek pada akhir fase oral, yaitu
perpindahan bolus makanan dari faring ke esophagus. Faring
dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi M. Tilofaring, M.
Tirohioid dan M. Palatofaring. Aditus laring. Tertutup oleh
epiglotis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika
ariepliglotika dan M. Paritenoid obliges. Bersamaan dengan ini
terjadi juga penghentian aliran darah ke laring karena reflek
yang menghambat pernapasan sehingga bolus makanan akan
meluncur kea rah esophagus, karena valekula dan sinus
pirivormis sudah dalam keadaan lurus.
c. Fase esophageal adalah fase perpindahan bolus makanan dari
esophagus ke lambung. Dalam keadaan istirahat introitus
esophagus selalu tertutup. Dengan adanya rangsangan bolus
makanan pada akhir fase faringeal, maka terjadi relaksasi M.
Krikofaring, sehingga introitus esophagus terbuka dan bolus
makanan masuk kedalam esophagus. Setelah bolus makanan
lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi
tonus introitus esophagus pada saat istirahat, sehingga makanan
tidak akan kembali ke faring. Dengan demikian refluks dapat
dihindari. Gerak bolus makanan di esophagus bagian atas masih
dipengaruhi oleh kontraksi M. Konstristor faring inverior pada
akhir fase faringeal. Selanjutnya bolus makanan akan di dorong
ke distal oleh gerakan paristaltik esophagus. Dalam keadaan
istirahat sfingter esophagus bagian bawah selalu menutup
dengan tekanan rata-rata 8 mmHg lebih dari tekanan didalam
lambung sehingga tidak akan terjadi regurgitasi isi lambung.
Pada akhir fase esofagel sfingter ini akan terbuka secara reflek
ketika dimulai paristaltik esophagus servikal untuk mendorong
makanan ke distal. Selanjutnya setelah bolus makanan lewat
maka sfingter ini akan menutup kembali.
2. Resonansi suara
Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot
palatum dan faring.Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum
mole kearah dinding belakang faring.Gerakan penutupan ini terjadi
sangat cepat dan melibatkan mula-mula M. Salpingofaring dan M.
Palatofaring, kemudian M. Levator veli palatine menarik paltum mole
keatas belakang hampir mengenai dinding posteriror faring. Jarak
tersisa ini diisi oleh tonjolan Passavant pada dinding belakang faring
yang terjadi akibat dua macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring
sebagai hasil gerakan M. Palatofaring (M. Salpingofaring) dan oleh
kontraksi aktif M. Konstriktor faring superior. Mungkin kedua
gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan.Adayang
berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode
fonasi tetapi adapula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul
dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.
3. Ring of Waldeyer
Semua jaringan limfoid ini membentuk suatu cincin yang disebut
cincin waldayer yang melingkar pada awal jalan napas maupun jalan
makanan. Fungsi dari cincin or Waldeyer yaitu sebagai benteng
saluran makanan dan saluran pernapasan terhadap serangan kuman-
kuman yang ikut masuk bersama makanan atau minuman dan udara
pernapasan atau pertahanna terhadap kuman pathogen.Selain itu,
anggota-anggota cincing weldeyer ini dapat menghasilkan antibody
spesifik (Ig) dan limfosit. Juga berperan terhadap proses imunologis.

2.3.3 Esofagus
Saat makan atau cairan memasuki esophagus maka cairan dan makanan itu
akan terus didorong melewati sepertiga lumen oleh refleks-refleks yang
melibatkan pusat menelan dan saraf-saraf cranial ke-9 dan ke-10. Dalam refleks-
refleks ini, makanan atau cairan merangsang reseptor-reseptor ini menyebabkan
penghantar impuls-impuls sepanjang serabut saraf sensorik ke pusat penelanan.
Hasil refleks dari pusat menelan ke otot menghasilkan pola relaksasi esopagel
yang mendahului makanan dan minuman dan kontraksi otot esophageal di
belakangnya, dengan cara demikian akan mendorong makanan yang ditelan
melalui sepertiga pertama bagian esophagus. Sel-sel pada lapisan mucosal dalam
esophagus hanya mengsekresi mucus.Mucus melindungi lapisan esophageal dari
kerusakan oleh sekresi gastrik atau substansi makanan, serta bekerja sebagai
pelican (zat pelicin) untuk memudahkan pemasukan makanan.

2.3.4 Lambung
Lambung adalah berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat
rongga badan.
Fungsi lambung terdiri dari:
1. menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan
oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2. getah asam lambung yang dihasilkan:
a. Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino
(albumin dan pepton) HCl, fungsinya mengasamkan makanan,
sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana
asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
b. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan
membentuk kasein dari kaseinogen (kaseinogen dan protein
susu)
c. Lipase lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi
asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
3. Otot lambung yang tebal berfungsi untuk mengaduk dan menggerus
bahan makanan didalamnya serta mencampur secara sempurna
dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung.
Dinding lambung terdiri atas 4 lapisan, yaitu :
1. Mukosa, berfungsi mensekresikan sesuatu yang diperlukan untuk
mengabsorpsi vitamin B12. Didalam mukosa terdapat kalenjar
yang berbeda yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu :
kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom
kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim,
mukus, dan hormon-hormon.kelenjar pilorus, berfungsi
menghasilkan hormon dan mukus.
2. Submukosa, mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan
syaraf perifer.
3. Muskularis
4. Serosa, mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.

Pencernaan di lambung pada lambung di bedakan menjadi 2 yaitu :


1. Mekanik
Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan
peristaltik yang lembut dan berriak yang disebut gelombang
pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik.
Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan
hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan
yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di
fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan
berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur
dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan
dengan air liur tetap berlanjut.
Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing
wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat
mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak
seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing
wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum
melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali
ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan
sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang
(maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada
hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.
2. Kimiawi
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein.
Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim
pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang
membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino
dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide.
Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut
(pH=2) dan menjadi inakatif di lingkungan yang basa. Pepsin
disekresikan menjadi bentuk inakatif yang disebut pepsinogen,
sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang
memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin
aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang
disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi
oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus
menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus
dengan getah lambung. Enzim lain dari lambung adalah lipase
lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek
menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini
beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas
pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung
pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke
dalam usus halus untuk mencerna lemak.
Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna
susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd.
Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari
lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus).
Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.

Pengosongan lambung terjadi bila adanya faktor berikut ini :


1. Impuls syaraf yang menyebabkan terjadinya distensi lambung
(penggelembungan)
2. Diproduksinya hormon gastrin pada saat makanan berada dalam
lambung. Saat makanan berada dalam lambung, setelah mencapai
kapasitas maksimum maka akan terjadi distensi lambung oleh
impuls saraf (nervus vagus). Disaat bersamaan, kehadiran makanan
terutama yang mengandung protein merangsang diproduksinya
hormone gastrin. Dengan dikeluarkannya hormone gastrin akan
merangsang esophageal sphincter bawah untuk berkontraksi,
motilitas lambung meningkat, dan pyloric sphincter berelaksasi.
Efek dari serangkaian aktivitas tersebut adalah pengosongan
lambung.Lambung mengosongkan semua isinya menuju ke
duodenum dalam 2-6 jam setelah makanan tersebut dicerna di
dalam lambung. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat
menghabiskan waktu yang paling sedikit di dalam lambung atau
dengan kata lain lebih cepat dikosongkan menuju duodenum.
Makanan yang mengandung protein lebih lambat, dan
pengosongan yang paling lambat terjadi setelah kita memakan
makanan yang mengandung lemak dalam jumlah besar.
Selain itu pengosongan lambung juga dipengaruhi oleh :
1. Pemotongan nervus vagus dapat memperlambat pengosongan
lambung.
2. Vagotomi menyebabkan atoni dan peregangan lambung yang relatif
hebat.
3. Keadaan emosi, kegembiraan dapat mempercepat pengosongan
lambung dan sebaliknya ketakutan dapat memperlambat
pengosongan lambung.

Sekresi dari getah lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan


hormonal.Impuls parasimpatis yang terdapat pada medulla dihantarkan melalui
syaraf vagus dan merangsang gastric glands untuk mensekresikan pepsinogen,
asam klorida, mukus, dan hormon gastrin.
Ada tiga faktor yang merangsang sekresi lambung, yaitu : fase sefalik, fase
gastrik, dan fase intestinal
1. Fase (refleks) sefalik
Fase ini muncul sebelum makanan masuk ke lambung dan mempersiapkan
lambung untuk mencerna.Penglihatan, bau, rasa dan pikiran tentang
makanan merangsang refleks ini.Impuls syaraf dari cerebral korteks atau
feeding centre di hipotalamus mengirimkan impuls ke medulla oblongata
di otak kemudian medulla oblongata menyampaikan impuls melalui
serabut parasimpatis pada syaraf vagus untuk merangsang sekresi dari
kelenjar.
2. Fase Gastrik
merangsang sekresi dari getah lambung.Kelenjar lambung terjadi ketika
makanan memasuki lambung.Semua jenis makanan menyebabkan
penggelembungan (distension) dan merangsang reseptor yang terdapat
pada dinding lambung. Reseptor mengirim impuls ke medulla
Protein dan kafein yang tercerna sebagian merangsang mukosa pilorus
untuk mensekresikan hormon gastrin, selanjutnya hormon gastrin
merangsang kelenjar lambung untuk mensekresikan getah lambung
Kelenjar lambung yang merangsang sekresi sejumlah besar getah
lambung, juga menimbulkan kontraksi lower esophageal spinchter dan
ileocecal spinchter. Sekresi gastrin terhalang saat pH cairan lambung
(HCl) mencapai 2.0.Mekanisme negative feedback ini membantu
menyediakan pH optimal untuk memfungsikan enzim-enzim di perut.
3. Fase Intestinalis
Fase ini terjadi saat makanan meninggalkan lambung dan memasuki usus
halus.Saat protein yang telah tercerna sebagian memasuki duodenum,
protein ini merangsang lapisan mukosa pada dinding duodenum untuk
melepaskan enteric gastrin, hormon yang merangsang kelenjar gastrik
untuk melanjutkan sekresi.
2.3.5 Usus Halus
Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu perncernaan dan absorsi
bahan-bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan di mulai dalam mulut dan
lambung oleh kelenjar ptialin, asam klorida dan pepsin terhadap makan masuk.
Proses dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim enzim
pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak dan protein menjdai zat zat
yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam secret pancreas membantu
menetralkan asam dam member pH optimal untuk kerja enzim enzim. Sekresi
empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengelmulsi lemak
sehingga memberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pancreas (Price &
Wilson, 1994).
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus
(sukus enterikus). Banyak di anatara enzim enzim ini terdapat pada brush border
vili dan mencernakan zat zat makanan sambil diabsorpsi (Price & Wilson,
1994).
Di usus digerakan oleh paristalsis yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu
segmental dan peristaltik yang diatur oleh system saraf autonom dan hormon
(Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus mencampur zat
zat yang dimakan dengan secret pancreas, hepatobilitar, sekresi usus dan
pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan
kecepatan yang sesuai untuk absorsi optimal dan suplai kontinu isi lambung (Price
& Wilson, 1994).
Absorsi adalah pemindahan hasil hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein (gula sederhana, asam asam lemak dan asam asam amino)
melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel sel
tubuh.Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi.Absorpsi berbagai zat
berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang
dimengerti (Price & Wilson, 1994).
Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrodrolisa oleh enzim lipase pankreas
: hasilnya bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian
memasuki membrane sel secara pasif dengan difusi, kemudian mengalami
disagregasi, melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus dan
asam lemak serta menogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali
trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid dan apoprotein untuk
membentuk kilomikron yang keluar dari selcdan memasuki lacteal. Asam lemak
kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta.Garam
empedu diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari
kumpulan 5 gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5
gram hilang setiap hari, kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam
(Sabiston, 1995; Schwartz, 2000).
Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses
proteolisis. Enzim protease pancreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh
enterokinase menjadi tripsin, endopeptidase dan eksopeptidase) melanjutkan
proses pencernaan protein, menghasilkan asam amino dari 2 sampai 6 residu
peptide. Transport aktif membawa di peptide dan tripeptida ke dalam sel untuk
diabsorpsi (Schwartz, 2000).
Karbohidrat, metabolisme awalnya dimulai dengan menghidrolisis pati
menjadi maltosa (isomaltosa), yang merupakan disakarida.Kemudian disakarida
ini, bersama disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis menjadi
monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa.Enzim laktase, sukrase, maltase
dan isimaltase untuk pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili brush
bordersel epitel.Disakarida ini dicerna menjadi monosakarida sewaktu berkontak
dengan mikrovili ini atau sewaktu mereka berdifusi ke dalam mikrovili. Produk
pencernaan, monosakarida, glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian segera
diabropsi ke dalam darah porta (Guyton,1992).
Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva dan
cairanduodenum menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan
diabsorpsi.Air secara osmotic dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi
pasif. Natrium dan khlorida diabsorpsi dengan pemasangan zat terlarut organik
atau secara transport aktif. Bikarbonat diabsorpsi secara pertukaran
natrium/hydrogen. Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum
dan jejunum, dipercepat oleh hormone parathormon (PTH) dan vitamin D. kalium
diabsorpsi secara difusi pasif (Schwartz, 2000).

2.3.6 Usus Besar


Usus besar merupakan organ pencernaan yang di mulai dari katub
ileoseka, sekum ,appendix colon asendens,colon transversum,colon
desendens,colon siamoides dan rectum.
Usus besar berfungsi sebagai :
1. Absorpsi air dan garam mineral serta vitamin
a. Penyerapan air dan garam mineral serta vitamin sebagain besar
dilakukan oleh colon.
b. Penyerapan di kolon lebih kecil dari pada usus di karenakan
permukaan lumen kolon halus sehingga luas permukaan
absorpsi sedikit.
c. Kolon menyerap H2O &NaCL :
1. Natrium di serap secara aktif
2. CL diserap pasif mengikuti penurunan qradiet listrik
3. H2O diserap secara osmotic
4. Kolon juga menyerap sebagain kecil elektrolit dan
vitamin K vana disintesis oleh bakteri kolon
2. Penyerapan air dan garam mineral akan membentuk massa tinja padat
3. Kolon normal menerima 500 ml atau setara dengan 500 gram kimus
dan urine dari usus halus dimana akan diserap sebanyak 350ml dan
sisa yang dikeluarkan perhari sekitar 150 gram feses yang terdiri atas :
a. 100 gram H2O
b. 50 gram bahan padat yang terdiri atas bahan tidak dapat dicerna
dan diserap seperti selulosa .bakteri. bililubrin dan sedikit
garam mineral.
4. Sekresi dan mucus usus besar
a. Sekresi kolon terdiri dari laruta mocus basa berfungsi
melindungi mukosa usus besar dari cedara mekanis dan
kimiawi
b. Mucus berfungsi sebagai pelumas untuk feses mudah keluar
c. NaHCO2 berfungsi menetralkan asam-asam intan yang di
reproduksi dan termentasi bakteri
d. Sekresi meningkat merupakan suatu respons terhadap
stimulusimekanis dan kimiawi mukosa kolon yang di
perantarai oleh retlex pendek dan persaratan simpatis.
e. Pada usus besar tidak ada pencernaan karena usus besar tidak
memiliki enzim pencernaaan.
f. Bakteri kolon mencerna sebagaian selulosa.
5. Penyimpanan feses
a. Kolon normal menerima 500 ml atau setara 500 gram perhari
kimus dan usus kecil.
b. Isi yang disalukan ke kolon merupakan residu makanan yang
tidak di cerna (selulosa).Komponen empedu yang tidak diserap
dan cairan
c. Kolon mengekstrasi H2O dan garam mineral
d. Fungsi utama usus besar adalah menyimpan feses sebelum
defekasi
6. Pendorong feses untuk di keluarkan atau defekasi
a. Kontraksi haustra (secara perlahan mengaduk kolon secara
perlahan maju- mundur)
b. Gerakan massa (mendorong feses bergerak jauh)
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rectum.Defekasi biasanya
mulai dari dua reflek yaitu;
1. Refleks detekasi intrinsik
2. Refleks detekasi parasimpatik
2.3.7 Usus buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendix vermiformis. Pada
awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki fungsi,
tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi appendix adalah sebagai organ imunologik
dan secara aktif berperan dalam sekresi imunoglubulin dimana memiliki atau
berisi kelenjar limpoid.

2.3.8 Umbai Cacing (Appendix)


Fungsi appendix pada manusia belum di ketahui secara pasti.Di duga
berhubungan pada system kekebalan tubuh.Lapisan dalam appendix
menghasilakan lendir. Lensdir ini secara normal dialirkan ke appendix dan
secum.hambatan aliran lendir di muara appendix berperan pada patogenesis
appendicitis
Appendix menghasilakan lendir 1-2 ml perhari yang bersifat basa
mengandung amilase,erepsin dan musin.lendir itu secara normal dicurahkan
kedalam bumen dan selanjutnya mengalir ke caecum.hambatan aliran lendir
dimuara appendix berperan pada patofisiologi appendix.
Imunoglobulin secretor yang dihasilkan oleh GALT(Gut Associated
Lymphoid Tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendix.
Imunoglobulin itu sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi tapi
pengangkatan appendix tidak mempengaruhi sistem immunoglobulin tubuh sebab
jaringan limfe kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan
seluruh tubuh.

2.3.9 Rektum dan Anus


Aliran balik vena dari kolon dan rectum superior adalah melalui
mesenterika superior,vena,mesenterika inferior ,dan vena hemolohidalis superior
(bagian system portal yang mengalirkan darah ke hati).Vena hemoroidalis media
dan inferior mengalirkan darah kevena iliaka sehingga merupakan bagian sirkulasi
sistemik.Terdapat anastomosis antara vena hemoroisdalis superior,media,dan
inverior,sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabakan terjadinya
aliran balik ke dalam vena dan mengakibatkan hemoroid.
Terdapat dua jenis paristatik propulsive:
1. Kontraksi lamban yang tidak teratur, berasal dari segmen
progsimal dan bergerak kedepan ,menyumbat beberapa haustra
2. Paristaltik masa, merupakan kontraksi yang melibatkan segmen
kolon. Gerakan paristaltik ini menggerakan feses kedepan,
akhirnya merangsang defeksi.

Kejadian ini timbul samapai tiga kali sehari dan dirangsang oleh refleks
gastrokolix setelah makan,terutama setalah makan yang pertama kali dimakan
pada ari itu. Populasi feses kedalam rectum menyebakan terjadinya distensi
dinding rectum dan memegang refleks defekasi. defekasi di kendalikan oleh
sfingten ani ekstema dan internal.fingtel internal di kendalikan oleh system saraf
otonom,sedangkan sfingtel ekstema di kendalikan oleh sistim saraf
voluntary.refleks defekasi terintegrasi pada medulla spenalis segmen sakral kedua
dan empat. Serabut parisimpatis mencapai rectum melalui saraf splangnikus
panggul dan menyebabakan terjadinya kontraksi rectum dan relaksasi sfingter
internal.pada waktu rectum yang terenggang berkontraksi,otot levator ani
bereaksi, sehingga menyebabkan sudut dan annulus anorektal menghilang.otot
sfingter internal dan eksternal berelaksasi pada waktu anus tertarik keatas
melebihi tinggi masa feses.defekasi di percepat dengan tekanan intradomen yang
meningkat akibat kontraksi voluntar otot dada dengan glotis yang tertutup,dan
kontraksi otot abdomen secara terus menerus (maneuver dan perenggangan
valsava). Defekasi dapat dihambat oleh kontaksi voluntar otot sfingter ekstema
dan levaator ani.dinding rectum secara bertahap menjadi rileks,dan keinginan
defekasi menghilang.
Rectum dan anus merupakan lokasi sebagian penyakit yang sering
ditemukan pada manusia penyebabnya umum konstipasi dan kegagalan
pengosongan rectum sehingga terjadi paristaltik masa bila defekasi tidak
sempurna, rectum menjadi rileks dan keinginan defekasi menghilang. Air terus
menerus diabsorpsi dari masa feses ,seingga feses menjadi keras, dan menyebakan
lebih sukarnya defekasi selanjutnya. Bila masa feses yang keras ini terkumpul di
suatu tempat yang tidak dapat di keluarkan,maka disebut sebagai imfaksi feses.
Tekanan pada feses yang kelebihan menyebabkan timbulnya kongesti vena
hemorohidalis interna dan eksterna ,dan hal ini merupakan salah sat penyebab
hemoroid (vena varikosa rectum).

2.3.10 Hati
Fungsi hati meliputi :
1. Fungsi metabolik : metabolisme asimilasi karbohidrat, protein dan
vitamin, serta produksi energi. Seluruh monosakarida akan diubah
menjadi glukosa dan pengaturan dalam darah ini terjadi di hati.
Pembentukan asam lemak dan lipid, pembentukan fosfolipid terjadi
dihati. Metabolisme protein mengubah asam amino yang satu menjadi
yang lain, dan pembentukan algumin dan globulin juga terjadi di hati.
2. Fungsi ekskretori :produksi empedu oleh sel hati
(bildirubin,kolesterol,garam empedu). Ke dalam empedu juga
diekskresikan zat yang berasal dari luar tubuh seperti logam-logam
berat dan atau bermacam zat warna.
3. Fungsi pertahanan tubuh : detoksikasi racun siap untuk dikeluarkan,
melakukan fagositosis terhadap benda asing langsung membentuk
antibody. Bila hati rusak maka berbagai racun akan meracuni tubuh.
Bermacam-macam cara mendetoksikasikan racun, misalnya
permukaan urea dari amoniat atau zat peracun
dioksidasi/dirukdasi/dihidrolisis dengan zat-zat yang lain untuk
mengurangi toksis dari racun tersebut.
4. Pengaturan dalam peredaran darah : berperan membetuk darah dan
heparin di hati dan mengalirkan darah ke jantung. Dalam hati sel
darah merah akan merusak karena terdapat sel-sel sistem
retikoloendotelium (RES). Perusakan ini juga terdapat dalam limfe
dan sumsum tulang.
5. Hati membentuk asam empedu terutama dari kolesterol yang
membentuk pigmen-pigmen empedu terutama dari hasil kerusakan
hemolibin.
6. Sintesis protein: mencakup protein-protein penting dalam pembekuan
darah serta mengangkut hormone tiroid, steroid, dan kolesterol.
7. Detoksifikasi/Degradasi : zat-zat sisa dan hormon serta obat dan
senyawa asing lainnya.

Selama 6 bulan kehidupan fetus, hepar memproduksi sel-sel darah merah,


fungsi tersebut diambil alih oleh sumsum tulang.Sepanjang masa kehidupannya
sel-sel darah merah dihancurkan dalam sel-sel sistem retikuloendotel termasuk
yang melapisi sinusoid dari hepar.
Sel-sel hati merupakan satu komplek laboratorium kimia dengan sejumlah
proses berbeda terjadi di dalam nya. Kebutuhan tubuh diberi sinyal oleh hormon
dan enzim yang mengatur metabolism lemak. Di dalam hati baru asam lemak
disintesis melalui proses lipogenesis membentuk trikgliserida baru. Bahan ini
kemudian keluar dari hati dengan bantuan hipoprotein yang membawanya ke
jaringan adiposa untuk disimpan kecuali bila diperlukan.
Karbohidrat, seperti lemak merupakan, bahan untuk terjadinya proses
lipogenesis.asam lemak dan gliserol disentesis dari karbohidrat. Proses ini
menyebabkan terjadi nya kelebihan kalori yang berasal dari karbohidrat selain
dari simpanan lemak yang telah ada.
Proses lipolisis juga terjadi dalam waktu yang sama seperti trikgliserida
untuk membentuk asam lemak dan gliserol. Reaksi trigliserida merupakan reaksi
bolak-balik akibat kebutuhan organisme pada waktu tertentu. Jika suplai lemak
berlebihan dalam hati maka proses lipogenesis akan mengubah lemak tersebut
menjadi bentuk yang dapat ditransfer dan disimpan. Jika suatu organisme yang
berasal dari lemak, maka proses lipolisis akan terjadi. Trigliserida dapat di
hidrolisis dan disintesis kembali untuk dipakai sebagai energi membentuk lemak
lain seperti fosfolifit dan kolesterol. Di dalam hati, kolesterol disintesis menjadi 2
molekul karbon yang berasal dari asetil CoA.Hati juga mengeluarkan kolesterol
dari sirkulasi. Kolesterol dari kedua sumber ini akan diubah menjadi asam
empedu yang akan masuk dalam asam empedu untuk disimpan sebagai komponen
empedu.

2.3.11 Kandung Empedu


Empedu adalah produk hati, merupakan cairan yang mengandung mucus,
mempunyai warna kuning kehijauan dan mempunyai reaksi basa. Komposisi
empedu adalah garam-garam empedu, pigmen empedu, kolesterol, lesitin lemak
dan garam organik.Pigmen empedu terdiri dari bilirubin dan biliverdin.Pada saat
terjadinya kerusakan butiran darah merah, hemoglobin dikeluarkan dari butiran
daah merah terurai menjadi globin dan bilirubin, sebagai pigmen yang tidak
mempunyai unsure besi lagi.
Pembentukan bilirubin terjadi dalam sistem retikuloendotel di dalam
sumsum tulang, limpa dan hati.Bilirubin yang telah dibebaskan ke dalam
peredaran darah disebut hemobilirubin sedangkan bilirubin yang terdapat dalam
empedu disebut kolebilirubin.Garam empedu dibentuk dalam hati, terdiri dari
natrium glikokolat dan natrium kaulokolat. Garam empedu ini akan menyebabkan
kolesterol didalam empedu dalam keadaan larutan.
Garam empedu tersebut mempunyai sifat hirotropik. Garam empedu
meningkatkan kerja enzim yang berasal dari pancreas yaitu amylase, tripsin dan
lipase. Garam empedu meningkatkan penyerapan baik lemak netral maupun asam
lemak.Empedu dihasilkan oleh hati dan disimpan dalam kandungan empedu
sebelum disekresi ke dalam usus.
Pada waktu terjadi pencernaan, otot lingkar kandung empedu dalam
keadaan relaksasi. Bersamaan dengan itu tekanan dalam kantong empedu akan
meningkat dan terjadi kontraksi pada kandung empedu sehingga cairan empedu
mengalir dan masuk ke dalam duodenum. Ransangan terhadap saraf simpatis
mengakibatkan terjadinya kontraksi pada kandung empedu.
2.3.12 Pankreas
Komposisi cairan pankreas bergantung pada rangsangan yang diterima
oleh sel-sel sekretoris pankreas.Cairan pankreas yang mengandung enzim dapat
ditingkatkan produksinya melalui rangsangan saraf maupun rangsangan
hormoral.Rangsangan nervus meningkatkan konsentrasi enzim di dalam cairan
pankreas diiringi dengan menurunnya jumlah butiran zimogen yang terdapat
dalam sel-sel aciner dari pankreas.
Serabut saraf parasimpatis menginervasi sel-sel aciner dan berhubungan
dengan sel-sel dari pulau Langerhans. Serabut saraf simpatis akan berakhir pada
pembuluh darah pankreas dan rangsangan saraf simpatis akan mengakibatkan
meningkatnya sekresi cairan pankreas. Pemasukan HCL ke dalam duodenum
mengakibatkan terjadinya sekresi cairan pankreas.Sekresi ini oleh HCI masih
berlangsung ketika semua saraf yang menginervasi pankreas di putuskan.
Saraf memegang peranan dalam sekresi cairan pankreas. Zat aktif yang
diperoleh dari ekstrak duodenum di kenal dengan nama sekretin yang
meningkatkan pelarut emzim yang terdapat di dalam cairan pankreas. Cairan
pankreas dihasilkan sebagai respons terhadap sekretin yang mempunyai berat
jenis yang rendah tetapi mempunyai PH yang lebih tinggi dibandingkan dengan
cairan pankreas yang dihasilkan sebagai respons terhadap rangsangan saraf.
Cairan pankreas mempunyai PH ke arah basa (pH 8,4)disebabkan adanya
NaHCO3 sebesar 0,3-0,6% yang berfungsi menetralisir asam. Dalam 24 jam
disekresi sebanyak 500-2.000 cc dan mengandung 8 gram Nacl. Cairan pankreas
mengandung 2 macam protein yaitu : albumin dan globulin dan mengandung 3
macam enzim yaitu lipase,amylase,tripsin. Tripsin adalah enzim proteolitik yang
bekerja dengan optimum pada media yang bersifat basa. Enzim ini akan
menguraikan protein menjadi polipeptida,selanjutnya diurai menjadi asam amino.
Amilase akan menguraikan pati menjadi maltose di ubah menjadi 2
molekul glukosa oleh maltose yang terdapat di dalam sukus enterikus. Lipase
akan menguraikan lemak netral (trigliserida) menjadi digliserida,
monogliserida,asam lemak bebas dan gliserol. pH optimum amilase adalah 7,0
dan lipase 8,0.
Dalam proses pencernaan lemak garam-garam empedu berperan secara
khusus untuk mengaktifkan lipase. Efek khusus yang memengaruhi lipase adalah
kemampuan garam-garam empedu untuk membuat lemak yang dikomsumsi
berubah bentuk menjadi sebuah emulsi sehingga permukaan lemak menjadi lebih
besar sehingga memudahkan bagi lipase untuk mencernanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Anatomi tubuh manusia adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan
dari bagian-bagian beserta pelengkap tubuh yang membentuk suatu sistem
fungsional dalam keadaan normal. Fisiologi adalah serangkaian pengetahuan
tentang fungsi dari bagian-bagian beserta pelengkap dalam keadaan normal.
Tubuh manusia di bentuk dari unit terkecil yaitu sel, kumpulan sel akan
membentuk jaringan dimana jaringan nantinya akan membentuk organ. Organ-
organ yang memiliki fungsi tertentu inilah yang disebut sistem organ.Salah satu
sistem organ dalam tubuh manusia adalah sistem pencernaan. Sistem pencernaan
adalah sistem organ yang menerima makanan, mencerna untuk dijadikan energi
dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan terdiri
dari mulut, faring, esophagus, lambung, usu halus, usus besar, usus buntu,
appendix, rectum dan anus, hati, pancreas dan kandung empedu.

3.2 Saran
Penulisan Makalah Anatomi dan Fisiologi pada Sistem Pencernaan ini
masih jauh dari kesempurnaan.Kurang lebihnya penulis memohon maaf jika ada
kesalahan dalam penyusunan Makalah ini.Makalah ini memiliki banyak
kekurangan sehingga diharapkan pemberian kritik dan saran yang membangun.
Penulis berharap meskipun jauh dari kesempuranaan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad A. K. Muda. 1995 .Kamus Lengkap Kedokteran. Surabaya : Citas Media


Pers.
Danil, S. 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Widiarasana
Indonesia.
Syaifuddin. 2009. Anatomi untuk Mahasiswa Keperaawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Syaifuddin,H. 2014. Anatomi Fisiologi. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC.

Você também pode gostar