Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
KELOMPOK 3
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Makalah ini disusun berdasarkan atas data yang diperoleh dari literatur-
literatur dan beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya, yang membahas
dan menguraikan hal-hal yang ada hubungannya dengan pembahasannya makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh bantuan dan petunjuk
dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN.Stud.,MM. selaku ketua STIKES BALI
2. Bapak I Gusti Agung Wicaksana,S.kep. selaku dosen pengempu yang
mengajar mata kuliah IDK III
3. Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu dengan
ucapan terima kasih.
Semoga bantuan tersebut bisa terlanjut dimasa-masa mendatang, karena
makalah ini memberikan wawasan dan pengetahuan tentang Anatomi dan
Fisiologi pada Sistem Pencernaan.
Tiada gading yang tak retak, demikianlah kata pepatah.Begitu pula
makalah ini tentu masih terdapat kekurangan. Oleh Karena itu, penulis memohon
kepada para pembaca agar dapat memberikan segala kritik dan saran demi
semakin baik dan kelengkapannya makalah ini .
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Setelah mengetahui dan mempelajari rumusan masalah diatas, maka tujuan
yang diharapkan meliputi :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari sistem pencernaan
1.3.2 Untuk mengetahui anatomi dari sistem pencernaan
1.3.3 Untuk mengetahui fisiologi dari sistem pencernaan
1.4 Manfaat
Adapun manfaatnya yang ditujukan kepada :
1.4.1 Manfaat Untuk Mahasiswa
Sebagai sumber untuk memperoleh berbagai pengetahuan tentang
anatomi dan fisiologi pada sistem pencernaan
1.4.2 Manfaat Untuk STIKES BALI
Dengan diberikan tugas ini, Stikes Bali menjadi mempunyai
mahasiswa/mahasiswi yang aktif dan mampu mengerjakan tugas yang telah
diberikan dosen diperguruan Tinggi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2.2 Faring
Faring (tekak) merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan panjangnya kira-kira 12 cm, terbentang tegak lurus antara
basis kranii setinggi vertebrae servikalis VI, kebawah setinggi tulang rawan
krikoidea.Faring dibentuk oleh jaringan otot melingkar, organ terpenting di
dalamnya adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit. Faring terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Nasofaring (pars nasalis) yaitu bagian superior yang mengubungkan
hidung dengan faring.
2. Orofaring ( pars oralis) yaitu bagian media yang menghubungkan
rongga mulut dengan faring.
3. Laringofaring (pars laringis) yaitu bagian inferior yang
menghubungkan laring dengan faring.
Faring mendapat suplai darah dari A. faringika asendens cabang dari A.
karotis interna dan A. faringika suprema cabang A. maksilaris interna. Persarafan
pada faring dilakukan oleh fleksus faringikus dengan serabut-serabut dari trunkus
simpatikus, saraf IX (N. glosofaringeus) dan saraf X (N. vagus). Dinding faring
terdiri dari 3lapisan yaitu :
1. Tunika mukosa
2. Tunika muskularis
3. Tunika adventisia
2.2.3 Esofagus
Esophagus (kerongkong) merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan
faring.Panjangnya kira-kira 25 cm. Posisi vertical dimulai dari bagian tengah leher
bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di belakang trachea.Pada bagian
dalam dibelakang jantung menembus diafragma sampai rongga dada.Fundus
lambung melewati persimpangan sebelah kiri diafragma.
Lapisan dinding esophagus dari dalam ke luar :
a. Lapisan selaput lender (mukosa)
b. Lapisan submukosa
c. Lapisan otot melingkar (M. Sirkuler)
d. Lapisan otot memanjang (M. Longitudinal)
Pada peliharaan dari esophagus ke lambung terdapat sfinter kardiak yang
dibentuk oleh lapisan otot sirkuler esophagus.Sfinter ini terbuka secara refleks
pada akhir peristiwa menelan.Tunika mukosa esophagus memiliki epitel gepeng
berlapis, lapisan mengandung kelenjar-kelenjar mucus (glandula
esophagus).Tunika muskularis tebal terdiri dari lapisan dalam (sirkuler) dan
lapisan luar longitudinal.Otot ini mengatur turunnya bolus secara peristaltic. Pada
bagaian bawah 2,5 cm diatas perbatasan dengan lambung terdapat otot sirkuler
esophagus yang berfungsi sebagai sfinter esophagus. Secara otomatis sfinter
esophagus menutup apabila gelombang paristaltik menelan berjalan menuruni
esophagus.Relaksasi reseptif isyarat dari nervus messentrikus merelaksasi sfinter
esophagus ke bawah sebelum gelombang peristaltic, sehingga makanan yang
ditelan mudah masuk ke lambung.Fungsi utama sfinter esophagus bawah
mencegah isi lambug naik ke esophagus.Isi lambung sangat asam dan banyak
mengandung enzim proteolitik.Esophagus tidak mampu menahan pekerjaan secret
lambung dalam waktu lama.
2.2.4 Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan sebuah kantong muskuler yang
letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, dibawah
diafragma bagian depan pancreas dan limpa. Bagain-bagian dari lambung :
a. Fundus ventrikuli : bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri
osteum kardiak, biasanya berisi gas. Ada batas dengan esophagus
terdapat katup sfinter kardiak.
b. Korpus ventriuli : merupakan segitiga osteum kardia yaitu suatu
lekukan pada bagia bawah kurvatura minor, merupakan bagaian utama
lambung.
c. Antrum pylorus : bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai otot
yang tebal membentuk sfinter pylorus, merupakan muara bagian distal,
berlanjut ke duodenum.
d. Kurvatura minor : sebelah kanan panggung terbentag dari osteum di
kardia sampai ke pylorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh
omentum minor, lipatan ganda dari peritoneum.
e. Kurvatura mayor : terbentang pada sisi kiri osteum kardia melalui
fundus ventrikuli menuju kekanan sampai ke pylorus anterior, lebih
panjang dari kurvatura minor, dihubungkan dengan kolon transversum
oleh omentum mayor lipatan ganda dari peritoneum.
f. Ostium kardia : merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk
ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifsium pylorus, tidak
mempunyai sfinter khusus hanya terbentuk berbentuk cincin membuka
dan menutup. Dengan konstraksi dan relaksasi, osteum dapat tertutup
oleh lipatan membrane mukosa dan serat otot pada dasar esophagus.
2.2.5 Usus Halus
Usus halus (istenium minor) merupakan bagian ari sistem pencernaan yang
berpabgkal pada pylorus dan berakhir pada setum.panjangnya kira-kira 6 meter,
merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat perses pencernaan
dan absorsi pencernaan.
Bagian dari usus halus terdiri dari :
1. Duodenum : bentuknya melengkung seperti kuku kuda, pada
lengkungan ini terdapat pancreas. Bagian kanan terdapat bagian
tempat bermuaranya saluran empedu (duktus kholelukus) dan
saluran pangkreas (duktus prankreatikus) yang dinamakan papilla
vateri. Dinding duodenum mempunya lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar blonner yang memproduksi getah intestinum.
2. Jejenum panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri
atas dari intestinum minor dengan prantara lipatan pritonium
berbentuk kipas (mesentrium). Akar mesentrium memungkinkan
keluar masuk arteri dan vena mesentrikan superior. Pembuluh limfa
dan saraf keruang dan lapisan peritoneum yang membentuk
mensentrium penampang jejenum lebih lebar dindingnya lebih
tebal dan banyak mengandung pembuluh darah.
3. Ileum : ujung batas antara jejenum dan ileum tidak jelas,
panjangnya kira-kira 4-5 meter. Ileum merupakan usus halus yang
terletak sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum. Tempat
perantaraan terdapat lubang yang disebut orifesium ileo sekalis.
Ileum diperkuat oleh spinter dan dilengkapi oleh sebuah katum
valpula sekalis (valpula bauchaini) yang berfungsi untuk
mencegah cairan dalam kolom asendens masuk kembali kedalem
ileum.
Kontraksi usus halus ada beberapa 6 jenis yaitu :
1. Sekmentasi
2. Paristaltik
3. Kotraksi mulkularis
4. Kontraksi virus
5. Sfingter Ileo sekalis
6. Refleks gastroileal
Pembuluh darah dan persarafan pada hati berasal dari arteri seliaka menuju
ke kanan membentuk lipatan peritonium vena portae, bercabang menjadi arteri
hepatika propia, berjalan kearah dalam ligamentum hepatoduodenal bersama
dengan vena portae dan duktus kholedukus, bercabang menjadi arteri gastrika
menuju kurvatura minor gaster dan beranastomosis dengan arteri gastrika sinistra.
Hati banyak menghasilkan cairan limfe sekitar sepertiga sampai setengah cairan
limfe dalam tubuh.Persarafan hati berasal dari saraf simpatis dan para simpatis
yang melewati koliakus.Trunkus vagus anterior mempunyai cabang yang banyak,
berjalan langsung ke hati.
Saluran pada hati meliputi :
1. Duktus hepatikus dekstra dan sinistra, keluar dari hati pada porta
hepatis, bersatu membentuk duktus hepatikus komunis. Panjangnya
kira-kira 4cm, berjalan turun pada tepi momentum minus. Tapi
kanannya bersatu dengan duktus sistikus yang berasal dari kandung
empedu untuk membentuk duktus koledukus.
2. Duktus koleduktus, panjangnya sekitar 8cm. bagian pertama
berjalan dari tepi kanan omestum minus, di depan tepi kanan vena
portae sebelah kanan arteri hepatika. Bagian kedua berjalan
kebelakang bagian pertama duodenum, sebelah kanan A
gastroduodenalis. Bagian ketiga terletak dalam alur permukaan
posterior kaput pankreas. Di sini duktus koledukus bersatu dengan
duktus pankreatikus mayor, bermuara pada ampula kecil dinding
duodenum melalui suatu papilla kecil yang disebut papilla vateri.
2.2.12 Pankreas
Pankreas merupakan organ yang lunak,berjalan miring menyilang dinding
posterior abdomen pada region epigastrikum. Pankreas terletak di belakang
lambung,terbentang dari duodenum sampai ke limpa. Pankreas merupakan
kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin menghasilkan sekret
yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein,lemak,dan
karbohidrat. Sedangkan kelenjsr endokrin menghasilkan hormon insulin dan
glucagon yang memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat.
Pankreas terdiri dari :
1. Kaput pankreas: berbentuk seperti cakram,terletak pada bagian cekung
duodenum,meluas ke kiri di belakang arteri dan vena meseterika
superior. Permukaan depan kaput pankreas berbatas dengan kolon
transversum dan jejunum. Permukaan belakang berbatas dengan V. kava
inferior,duktus koledukus dan vena renalis.
2. Kolum pankreas: merupakan bagian yang mengecil dan
menghubungkan kaput pankreas. Bagian ini terletak di depan pangkal
vena porta dan pangkal arteri mesenterika superior dari aorta.
3. Korpus pankreas: berjalan di atas dan ke kiri menyilang garis tengah,
pada potongan melintang, sedikit berbentuk segitiga.
4. Kauda pankreas: berjalan menuju ligamentum lienorenalis dan
mengadakan hubungan dengan hilus limpa. Di depan kauda berbatasan
dengan fleksura koli sinistra, di kiri dan belakang berbatas dengan ginjal
dan glandula suprarenalis kiri.
2.3.2 Faring
Fungsi-fungsi faring tediri dari :
1. Saluran makanan atau minuman dalam proses menelan. Proses
menelan di bagi menjadi 3 fase yaitu : fase oral, fase faringeal, dan
fase esophagus yang terjadi secara berkesinambungan.
a. Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan
bercampur dengan air liur adak membentuk bolus makanan.
Bolus ini akan bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah,
terletak di tengah lidah akibat konstrasi otot intrinsic lidah.
Kontraksi lidah M. Lefator veli palatine mengakibatkan rongga
pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat
dan bagian atas dinding fosterior faring (Passavants ridge) akan
terangkat pula. Bolus terdorong ke fosterior karena lidah
terangkat ke atas. Bersama dengan ini terjadi penutupan
isofaring sebagai akibat kontraksi M. Lefator veli palatine.
Elanjutnya terjadi kontraksi M. Paltoglossuss yang
menyebabkan ismus vausium tertutup, diikuti oleh kontraksi M.
Valatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke
rongga mulut.
b. Fase faringeal terjadi secara reflek pada akhir fase oral, yaitu
perpindahan bolus makanan dari faring ke esophagus. Faring
dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi M. Tilofaring, M.
Tirohioid dan M. Palatofaring. Aditus laring. Tertutup oleh
epiglotis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika
ariepliglotika dan M. Paritenoid obliges. Bersamaan dengan ini
terjadi juga penghentian aliran darah ke laring karena reflek
yang menghambat pernapasan sehingga bolus makanan akan
meluncur kea rah esophagus, karena valekula dan sinus
pirivormis sudah dalam keadaan lurus.
c. Fase esophageal adalah fase perpindahan bolus makanan dari
esophagus ke lambung. Dalam keadaan istirahat introitus
esophagus selalu tertutup. Dengan adanya rangsangan bolus
makanan pada akhir fase faringeal, maka terjadi relaksasi M.
Krikofaring, sehingga introitus esophagus terbuka dan bolus
makanan masuk kedalam esophagus. Setelah bolus makanan
lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi
tonus introitus esophagus pada saat istirahat, sehingga makanan
tidak akan kembali ke faring. Dengan demikian refluks dapat
dihindari. Gerak bolus makanan di esophagus bagian atas masih
dipengaruhi oleh kontraksi M. Konstristor faring inverior pada
akhir fase faringeal. Selanjutnya bolus makanan akan di dorong
ke distal oleh gerakan paristaltik esophagus. Dalam keadaan
istirahat sfingter esophagus bagian bawah selalu menutup
dengan tekanan rata-rata 8 mmHg lebih dari tekanan didalam
lambung sehingga tidak akan terjadi regurgitasi isi lambung.
Pada akhir fase esofagel sfingter ini akan terbuka secara reflek
ketika dimulai paristaltik esophagus servikal untuk mendorong
makanan ke distal. Selanjutnya setelah bolus makanan lewat
maka sfingter ini akan menutup kembali.
2. Resonansi suara
Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot
palatum dan faring.Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum
mole kearah dinding belakang faring.Gerakan penutupan ini terjadi
sangat cepat dan melibatkan mula-mula M. Salpingofaring dan M.
Palatofaring, kemudian M. Levator veli palatine menarik paltum mole
keatas belakang hampir mengenai dinding posteriror faring. Jarak
tersisa ini diisi oleh tonjolan Passavant pada dinding belakang faring
yang terjadi akibat dua macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring
sebagai hasil gerakan M. Palatofaring (M. Salpingofaring) dan oleh
kontraksi aktif M. Konstriktor faring superior. Mungkin kedua
gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan.Adayang
berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode
fonasi tetapi adapula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul
dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.
3. Ring of Waldeyer
Semua jaringan limfoid ini membentuk suatu cincin yang disebut
cincin waldayer yang melingkar pada awal jalan napas maupun jalan
makanan. Fungsi dari cincin or Waldeyer yaitu sebagai benteng
saluran makanan dan saluran pernapasan terhadap serangan kuman-
kuman yang ikut masuk bersama makanan atau minuman dan udara
pernapasan atau pertahanna terhadap kuman pathogen.Selain itu,
anggota-anggota cincing weldeyer ini dapat menghasilkan antibody
spesifik (Ig) dan limfosit. Juga berperan terhadap proses imunologis.
2.3.3 Esofagus
Saat makan atau cairan memasuki esophagus maka cairan dan makanan itu
akan terus didorong melewati sepertiga lumen oleh refleks-refleks yang
melibatkan pusat menelan dan saraf-saraf cranial ke-9 dan ke-10. Dalam refleks-
refleks ini, makanan atau cairan merangsang reseptor-reseptor ini menyebabkan
penghantar impuls-impuls sepanjang serabut saraf sensorik ke pusat penelanan.
Hasil refleks dari pusat menelan ke otot menghasilkan pola relaksasi esopagel
yang mendahului makanan dan minuman dan kontraksi otot esophageal di
belakangnya, dengan cara demikian akan mendorong makanan yang ditelan
melalui sepertiga pertama bagian esophagus. Sel-sel pada lapisan mucosal dalam
esophagus hanya mengsekresi mucus.Mucus melindungi lapisan esophageal dari
kerusakan oleh sekresi gastrik atau substansi makanan, serta bekerja sebagai
pelican (zat pelicin) untuk memudahkan pemasukan makanan.
2.3.4 Lambung
Lambung adalah berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat
rongga badan.
Fungsi lambung terdiri dari:
1. menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan
oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2. getah asam lambung yang dihasilkan:
a. Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino
(albumin dan pepton) HCl, fungsinya mengasamkan makanan,
sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana
asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
b. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan
membentuk kasein dari kaseinogen (kaseinogen dan protein
susu)
c. Lipase lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi
asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
3. Otot lambung yang tebal berfungsi untuk mengaduk dan menggerus
bahan makanan didalamnya serta mencampur secara sempurna
dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung.
Dinding lambung terdiri atas 4 lapisan, yaitu :
1. Mukosa, berfungsi mensekresikan sesuatu yang diperlukan untuk
mengabsorpsi vitamin B12. Didalam mukosa terdapat kalenjar
yang berbeda yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu :
kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom
kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim,
mukus, dan hormon-hormon.kelenjar pilorus, berfungsi
menghasilkan hormon dan mukus.
2. Submukosa, mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan
syaraf perifer.
3. Muskularis
4. Serosa, mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.
Kejadian ini timbul samapai tiga kali sehari dan dirangsang oleh refleks
gastrokolix setelah makan,terutama setalah makan yang pertama kali dimakan
pada ari itu. Populasi feses kedalam rectum menyebakan terjadinya distensi
dinding rectum dan memegang refleks defekasi. defekasi di kendalikan oleh
sfingten ani ekstema dan internal.fingtel internal di kendalikan oleh system saraf
otonom,sedangkan sfingtel ekstema di kendalikan oleh sistim saraf
voluntary.refleks defekasi terintegrasi pada medulla spenalis segmen sakral kedua
dan empat. Serabut parisimpatis mencapai rectum melalui saraf splangnikus
panggul dan menyebabakan terjadinya kontraksi rectum dan relaksasi sfingter
internal.pada waktu rectum yang terenggang berkontraksi,otot levator ani
bereaksi, sehingga menyebabkan sudut dan annulus anorektal menghilang.otot
sfingter internal dan eksternal berelaksasi pada waktu anus tertarik keatas
melebihi tinggi masa feses.defekasi di percepat dengan tekanan intradomen yang
meningkat akibat kontraksi voluntar otot dada dengan glotis yang tertutup,dan
kontraksi otot abdomen secara terus menerus (maneuver dan perenggangan
valsava). Defekasi dapat dihambat oleh kontaksi voluntar otot sfingter ekstema
dan levaator ani.dinding rectum secara bertahap menjadi rileks,dan keinginan
defekasi menghilang.
Rectum dan anus merupakan lokasi sebagian penyakit yang sering
ditemukan pada manusia penyebabnya umum konstipasi dan kegagalan
pengosongan rectum sehingga terjadi paristaltik masa bila defekasi tidak
sempurna, rectum menjadi rileks dan keinginan defekasi menghilang. Air terus
menerus diabsorpsi dari masa feses ,seingga feses menjadi keras, dan menyebakan
lebih sukarnya defekasi selanjutnya. Bila masa feses yang keras ini terkumpul di
suatu tempat yang tidak dapat di keluarkan,maka disebut sebagai imfaksi feses.
Tekanan pada feses yang kelebihan menyebabkan timbulnya kongesti vena
hemorohidalis interna dan eksterna ,dan hal ini merupakan salah sat penyebab
hemoroid (vena varikosa rectum).
2.3.10 Hati
Fungsi hati meliputi :
1. Fungsi metabolik : metabolisme asimilasi karbohidrat, protein dan
vitamin, serta produksi energi. Seluruh monosakarida akan diubah
menjadi glukosa dan pengaturan dalam darah ini terjadi di hati.
Pembentukan asam lemak dan lipid, pembentukan fosfolipid terjadi
dihati. Metabolisme protein mengubah asam amino yang satu menjadi
yang lain, dan pembentukan algumin dan globulin juga terjadi di hati.
2. Fungsi ekskretori :produksi empedu oleh sel hati
(bildirubin,kolesterol,garam empedu). Ke dalam empedu juga
diekskresikan zat yang berasal dari luar tubuh seperti logam-logam
berat dan atau bermacam zat warna.
3. Fungsi pertahanan tubuh : detoksikasi racun siap untuk dikeluarkan,
melakukan fagositosis terhadap benda asing langsung membentuk
antibody. Bila hati rusak maka berbagai racun akan meracuni tubuh.
Bermacam-macam cara mendetoksikasikan racun, misalnya
permukaan urea dari amoniat atau zat peracun
dioksidasi/dirukdasi/dihidrolisis dengan zat-zat yang lain untuk
mengurangi toksis dari racun tersebut.
4. Pengaturan dalam peredaran darah : berperan membetuk darah dan
heparin di hati dan mengalirkan darah ke jantung. Dalam hati sel
darah merah akan merusak karena terdapat sel-sel sistem
retikoloendotelium (RES). Perusakan ini juga terdapat dalam limfe
dan sumsum tulang.
5. Hati membentuk asam empedu terutama dari kolesterol yang
membentuk pigmen-pigmen empedu terutama dari hasil kerusakan
hemolibin.
6. Sintesis protein: mencakup protein-protein penting dalam pembekuan
darah serta mengangkut hormone tiroid, steroid, dan kolesterol.
7. Detoksifikasi/Degradasi : zat-zat sisa dan hormon serta obat dan
senyawa asing lainnya.
3.1 Simpulan
Anatomi tubuh manusia adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan
dari bagian-bagian beserta pelengkap tubuh yang membentuk suatu sistem
fungsional dalam keadaan normal. Fisiologi adalah serangkaian pengetahuan
tentang fungsi dari bagian-bagian beserta pelengkap dalam keadaan normal.
Tubuh manusia di bentuk dari unit terkecil yaitu sel, kumpulan sel akan
membentuk jaringan dimana jaringan nantinya akan membentuk organ. Organ-
organ yang memiliki fungsi tertentu inilah yang disebut sistem organ.Salah satu
sistem organ dalam tubuh manusia adalah sistem pencernaan. Sistem pencernaan
adalah sistem organ yang menerima makanan, mencerna untuk dijadikan energi
dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan terdiri
dari mulut, faring, esophagus, lambung, usu halus, usus besar, usus buntu,
appendix, rectum dan anus, hati, pancreas dan kandung empedu.
3.2 Saran
Penulisan Makalah Anatomi dan Fisiologi pada Sistem Pencernaan ini
masih jauh dari kesempurnaan.Kurang lebihnya penulis memohon maaf jika ada
kesalahan dalam penyusunan Makalah ini.Makalah ini memiliki banyak
kekurangan sehingga diharapkan pemberian kritik dan saran yang membangun.
Penulis berharap meskipun jauh dari kesempuranaan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA