Você está na página 1de 19

ALAT PENDINGIN DAN PROSESNYA PADA INDUSTRI

Sistem pendingin dalam penggunaan industri kimia, untuk sebagian besar,


peralatan standar yang memiliki aplikasi di banyak industri. Namun, industri
kimia menuntut konstruksi dan kinerja yang berbeda dari fasilitas komersial,
karena faktor-faktor seperti persyaratan kisaran suhu, kebutuhan kapasitas, beban
berfluktuasi, lokasi berbahaya, dan adanya bahan kimia korosif. Sistem biasanya
direkayasa oleh spesialis, insinyur proses yang bertanggung jawab untuk
menyediakan desain. Pendingin sangat luas dipakai diindustri seperti kilang
minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi,
pembangkit listrik. Pabrik membutuhkan pendinginan, biasanya menggunakan
media pendingin (air, udara, atau fluida perpindahan panas) yang disirkulasikan
melalui penukar panas, koil, dan jacket peralatan.
Meminimalkan perbedaan suhu aliran panas dan dingin harus juga
memperhatikan pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp
menurun dengan di tandai dengan menurunnya suhu fluida (contoh hidrogen),
maka perbedaan suhu inlet dan outlet harus ditambah dari harga minimal beda
suhu pada aliran. Di dalam industri terdapat alat alat pendingin yang beragam
yang sesuai dan memiliki fungsi masing masing yang proses yang beragam.

1) COOLER
Cooler adalah suatu alat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya over
heating (panas berlebihan) dengan cara mendinginkan suatu fraksi panas dengan
menggunakan media cairan dingin, sehingga akan terjadi perpindahan panas dari
fluida yang panas ke media pendingin tanpa adanya perubahan suhu. Alat
pendingin biasanya menggunakan media air, dalam prosesnya air pendingin tidak
mengalami kontak langsung dengan fraksi panas tersebut.
1.1. Shell and Tube
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana
didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengandiameter yang relative
kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya
mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell. Cooler terdiri dari
beberapa jenis, dengan proses yang berbeda-beda, khusus pada industri migas.
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain
mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua
ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk
meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas
cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat
turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun
pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban
kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Jenis cooler yang biasa digunakan ialah Shell dan Tube Cooler dan Box
Cooler. Jenis pertama adalah sheel dan tube cooler. Pada cooler jenis ini, proses
pendinginan fraksi dilakukan dengan cara mengalirkan fraksi panas melalui pipa,
sedangkan air pendingin dialirkan melalui shell sehingga akan mengalami kontak
langsung dengan dengan permukaan pipa yang berisi fraksi panas dan panas dari
fraksi tersebut akan diserap oleh aliran air menis kedua adalah box cooler. Jenis
cooler ini sangat efisien karena prosesnya yang cukup mudah, di dalam alat ini
terdapat coil ( sejenis pipa tetapi memiliki banyak lubang-lubang kecil) yang
digunakan untuk mengalirkan fluida panas, sedangkan air pendingan akan mengisi
box cooler dan menutupi coil tersebut, maka akan terjadi penyerapan panas oleh
air pendingin, sehingga fraksi yang keluar dari box cooler telah sesuai dengan
panas yang diinginkan.
Dalam jenis heat exchanger pipa ganda dapat digunakan berlawanan atau
searah arah aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang ada dalam
ruangan nular dan cairan lainnya dalam pipa. Alat penukar panas pipa ganda
terdiri dari dua pipa logam standart yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu
atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam
pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar
dengan bagian pipa dalam.
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri. Untuk
menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk menjadi U.
Pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan panas,
bagian diluar pipa di berikan semacam sirip. Bentuk siripnya ada yang
memanjang, melingkar dan sebagainya. Keistimewaan jenis ini adalah mampu
beroperasi pada tekanan yang tinggi, dan karena tidak ada sambungan, resiko
tercampurnya kedua fluida sangat kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas
perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan
pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur
sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop sesuai dengan keperluan,
mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi design
mudah dibuat dan akurat.
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah
(fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu
yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar
kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam
susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari
fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah
jenis pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya
akan baik berlawanan arah atau counter flow atau aliran paralel. Cross flow hanya
tidak bekerja untuk penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas
yang dibutuhkan pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan
suhu yang bersama-sama dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan
koefisien memungkinkan perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang
diperlukan. Kemudian ukuran pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat
ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperatur yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa
konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini
(bagian annulus) namun, terkadang dalam beberapa alat seperti heat exchanger
ini, akan ada pengotor didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya
menjadi terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang
mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat
pengaruh dari jenis fluida yang dialirinya. Selama heat.exchanger ini
dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran
tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga
dapat menurunkan atau mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh
dari fluida tersebut.
1.2. Sirkulasi pada air
Berdasarkan cara kerja sistem pendingin air dibedakan menjadi dua
macam yakni sirkulasi alami dan sirkulasi tekan . Sistem pendingin sirkulasi
alami,sistem pendingin ini bekerja berdasarkan masa jenis air air yang panas akan
berada di atas dan air yang dingin akan berada di bawah. Komponen sistem
pendingin air sirkulasi alami adalah radiator, waterjacket, housing, fan (kipas
pendingin), fan belt (sabuk kipas pendingin). Cara kerja sistem pendingin alami
dengan cara panas yang dihasilkan blok silinder diserap oleh air pendingin (water
cooling) yang ada dalam water jacket. Air yang panas akan mengalir ke bagian
atas radiator dan mengalir melalui mantel (inti radiator) pendingin sehingga panas
diserap oleh sirkulasi udara yang dihasilkan kipas pendingin (fan). Air tesebut
mengalir kebagian bawah radiator dan masuk kembali ke water Jacket. Sedangkan
komponen sistem pendingin air sirkulasi tekan adalah water jacket, thermostat,
fan (kipas pendingin), radiator, tangki ekspansi, water pomp, fan belt,preser cap
(tutup radiator), housing (selang karet).
2.3. Sistem sirkulasi Udara
Sistem pendingin udara terdiri sirip sirip pendingin dan kipas pendingin
(fan). Cara kerja sistem pendingin ini sangat sederhana. Sirip-sirip pendingin
dipasang pada blog silinder guna memindahkan panas dari blog silinder ke sirip-
sirip pendingin tersebut. Cara kerja sistem pendingin udara yaitu ketika mesin
dihidupkan kipas pendingin (fan) yang dipasang pada poros engkol (crean shaft)
ikut berputar, sehingga udara dihembuskan ke sirip-sirip pendingin. Sirkulasi
udara pada sirip pendingin mengakibatkan panas terika oleh udara. Maka panas
dari sirf-sirif pendingin berpindah ke udara bebas yang berada di sekitar.
2.4. Cooler Pada Pabrik Semen
Grate cooler pada pabrik semen yaitu proses pendinginan klinker di
dalam grate cooler merupakan salah satu proses yang cukup penting mendapat
perhatian dalam produksi semen. Hal ini disebabkan karena proses pendinginan
klinker setelah melewati pemanasan di dalam rotary kiln, merupakan salah satu
faktor dalam upaya menghasilkan klinker dengan kualitas yang diharapkan.
Dalam proses pembuatan semen, klinker yang sudah diproses dari awal sampai
dipanaskan pada rotary kiln dengan temperatur 1800 C selanjutnya akan
diturunkan dari suhu 1450 C sampai klinker bersuhu 90-100 C untuk selanjutnya
akan dipecahkan oleh hammer crusher.
Untuk keperluan pendinginan klinker digunakan alat yang disebut grate
cooler. Pada grate cooler proses pendinginan klinker dilakukan dengan
mengalirkan udara dari fan yang berjumlah kurang lebih 14 buah yang selanjutnya
dihembuskan pada plat yang bergerak mengantarkan klinker menuju ke hammer
crusher untuk proses selanjutnya. Udara panas hasil pending nan klinker akan
masuk kembali ke kiln sebagai udara kedua (sekunder), kemudian ke ILC dan
SLC (calciner) melalui saluran tersier (tertiery duct) sebagai udara tersier. Aliran
udara panas tersebut terjadi oleh karena adanya 2 fan pengisap, yang selanjutnya
akan dimanfaatkan pada proses lain. Udara panas pada bagian ujung grate cooler
akan dikeluarkan oleh cooler vent fan yang akan melewati cyclone dengan
efisiensi tinggi yang memungkinkan debu-debu pada udara tersebut dapat
dipisahkan. Sehingga aman untuk dilepaskan ke udara bebas dan tidak
menimbulkan polusi.
2.5. Cooler pada industri susu
Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri
susu untuk susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal
stainless steel. Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di hampir daerah
seluruh permukaan tangki, tanpa sela yang akan terjadi antara pipa dilas ke
bagian luar tangki. Pelat bantal dibangun menggunakan lembaran tipis dari
logam-spot dilas ke permukaan selembar tebal dari logam. Pelat tipis dilas
dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola serpentin garis las. Setelah
pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan kekuatan yang cukup untuk
menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar lasan, menyediakan ruang
untuk cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan penampilan yang
karakteristik bantal membengkak terbentuk dari logam.
2) CHILLER
Chiller adalah mesin yang menghilangkan panas dari cairan melalui
kompresi uap atau siklus penyerapan pendingin. Cairan ini kemudian dapat
diedarkan melalui penukar panas untuk udara dingin atau peralatan yang air
dingin biasanya didistribusikan ke penukar panas di unit penanganan udara , atau
jenis lain dari perangkat terminal yang mendinginkan udara dalam ruang masing-
masing dan kemudian air dingin tersebut kembali beredar kembali ke chiller untuk
didinginkan lagi. Koil pendingin mentransfer panas yang masuk dan panas laten
dari udara ke air dingin. Sebuah chiller khas untuk aplikasi air conditioning
dinilai antara 15 sampai 1500 ton (180.000 18.000.000 untuk btu/jam atau 53 -
5.300 kW pada kapasitas pendinginan , dan setidaknya satu perusahaan memiliki
2.700 ton chiller untuk keperluan khusus. Suhu air dingin dapat berkisar 35 45
F (1.5 7 C ), tergantung pada persyaratan aplikasi. Dalam aplikasi industri, air
dingin atau cairan lain dari chiller dipompa melalui proses atau peralatan
laboratorium. Pendingin industri digunakan untuk pendinginan dikendalikan
produk, mekanisme dan mesin pabrik di berbagai industri.
Pendingin untuk aplikasi industri dapat terpusat, dimana chiller setiap
melayani kebutuhan pendinginan ganda, atau terdesentralisasi dimana setiap
aplikasi atau mesin memiliki chiller sendiri. Setiap pendekatan memiliki
keuntungan. Hal ini juga memungkinkan untuk memiliki kombinasi kedua
pendingin sentralisasi dan desentralisasi, terutama jika kebutuhan pendinginan
adalah sama untuk beberapa aplikasi atau tempat penggunaan, tetapi tidak semua.
2.1.Refrigeran pada chiller
Table 2.1 Refrigeran pada chiller
Teknologi Perkiraan range temperature C(F) Refrigeran
Steam-jet ejector 2C 20C (35F 70F) Air
Absorbsi 4C 20C (40F 70F) Litium bromida
Absorbsi -4C -1C (-40F 30F) Amonia

Kompresi -130C 4C (-200F 40F) Amonia, hidrokarbon


mekanis halogenated,
propane,propilen, etana
2.2. Chiller absorpsi
Chiller absorpsi salah satu cara tertua untuk melakukan pendinginan suatu
ruangan secara mekanis adalah teknologi absorbsi. Kelihatan tak masuk akal
dengan membakar sesuatu untuk menghasilkan pendinginan, tetapi hal itu yang
terjadi dalam suatu chiller absorpsi. Teknologi absorbsi ini sebenarnya mudah
pengoperasiannya maupun pemeliharaannya, tetapi pada masa kini teknologi ini
mulai hampir tidak digunakan karena tidak fleksibel penggunaannya.
Refrigeran yang digunakan oleh chiller jenis ini adalah sebenarnya air,
karena perubahan fase yang terjadi dan yang memberi dampak pendinginan
adalah melalui media air. Fluida kedua yang mengatur proses ini adalah garam,
yang dikatakan sebagai litium bromida.yaitu digunakan litium bromida karena
perkiraan suhu keluarannya dan refrigeran ini sangat cocok untuk absorbsi chiller
Panas dibutuhkan untuk memisahkan kedua fluida ini, yang kemudian
dipertemukan kembali dalam lingkungan yang hampir vakum. Air ini mengalami
perubahan fase pada waktu dicampur kembali dengan garam pada suhu yang
sangat rendah pada tekanan atmosfir yang normal, air menguap pada suhu 212F,
dalam suatu alat absorbsi, air menguap cukup dingin untuk menghasilkan air
dingin pada 46 F.
Karena suhu air dingin yang dihasilkan oleh chiller absorbsi paling rendah
adalah 46F, maka chiller jenis ini tidak dapat digunakan dalam penerapan
refrigerasi dengan suhu rendah dikarenakan rule of thumbs dari refrigeran yang
digunakan sertadi pakai sistem absorbsi. Peralatan dengan Sistem absorbsi ini
sebenarnya sangat efisien dan pemeliharaanya mudah, tetapi bila ada kerusakan
pada peralatan ini perbaikannya memerlukan waktu lama dan biaya yang besar.
Bahkan untuk kerusakan tertentu, maka seluruh unit tidak dapat difungsikan
kembali. Ini menyebabkan penggunaan peralatan pengkondisian udara dengan
sistem absorbsi ini kurang diminati.
Sistem chiller penyerapan standar menggunakan air, sebagai pendingin,
dan litium bromida, sebagai penyerap, dalam siklus. Litium bromida memiliki
afinitas yang tinggi untuk air. Proses ini berlangsung dalam ruang hampa,
memungkinkan refrigerant (air) mendidih pada suhu yang lebih rendah dan
tekanan daripada biasanya, akan membantu untuk mentransfer panas dari satu
tempat ke tempat lain. Perumahan berukuran unit-unit kecil menggunakan
ammonia sebagai refrigeran, dan air sebagai penyerap.
3. COOLING TOWER
Cooling tower merupakan suatu peralatan pada industri kimia yang
digunakan untuk mendinginkan air proses yang memiliki temperatur cukup tinggi
menggunakan udara pendingin yang mana udara pendingin tersebut dikontakkan
secara langsung terhadap fluida air sehingga temperatur pada air tersebut akan
berkurang sesuai dengan yang diinginkan. Dari cara pendinginannya, telah jelas
bahwa sistem pendinginan pada cooling tower berbeda dengan cara sistem
pendinginan pada cooler maupun chiller yang mana kedua peralatan tersebut
menggunakan prinsip kontak tidak langsung.

Gambar 3. 1. Cooling tower


(Sumber : Hensley, 2009)
Sesuai dengan namanya, cooling tower merupakan peralatan yang terdiri
dari menara yang tinggi. Menara tersebut digunakan sebagai tempat untuk
mendinginkan dan mengedarkan air proses yang ingin didinginkan. Pada
pengaplikasiannya, cooling tower banyak digunakan pada industri perminyakan
seperti pada kilang minyak, berbagai industri petrokimia, pembangkit listrik
termal, dan pabrik-pabrik kimia lainnya. Untuk penerapannya secara umum,
cooling tower banyak digunakan pada industri petrokimia karena dalam prosesnya
banyak menggunakan air.
Seperti yang telah dikatakan bahwa cooling tower merupakan suatu alat
yang dipergunakan untuk mendinginkan air proses (cooling water) yaitu dengan
cara mengkontakkan air tesebut dengan udara pendingin. Maka dari hal tersebut
dapat dikatakan bahwa fungsi dari cooling tower ialah memproses air (cooling
water) yang panas menjadi air dingin, sehingga air tersebut dapat digunakan
kembali untuk keperluan proses. Selain itu fungsi dari cooling tower juga untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan karena air yang panas tidak boleh langsung
dibuang ke lingkungan..
Cooling tower ini beroperasi menurut prinsip difusi. Difusi adalah
perpindahan suatu zat dari konsentrasi yang tinggi menuju konsentrasi yang
rendah. Jadi pada cooling tower terdapat perubahan temperatur inlet dan oulet
yang mana hal ini dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan besarnya laju
perpindahan massa dan panas. Besarnya laju perpindahan massa dan panas
dipengaruhi oleh luas daerah kontak antara fluida panas dan fluida dingin, waktu
kontak, kecepatan fluida, dan temperatur fluida. Semakin besar luas daerah
kontak, semakin lama waktu kontak, dan semakin cepat kecepatan fluida (udara)
maka semakin besar laju perpindahan massa dan panasnya.
Prinsip difusi ini diterapkan dalam cooling tower yang mana panas yang
terdapat pada fluida air akan terdifusi ke udara. Saat terjadinya kontak antara
fluida air dengan udara maka sebagian air menguap ke udara dan kalor sensibel
berpindah dari air panas ke udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang
mengakibatkan turunnya temperatur air sehingga dapat digunakan kembali untuk
proses.
Dikarenakan setiap industri memiliki keinginan yang berbeda-beda dalam
masalah temperatur keluaran, maka cooling tower didesain dengan cara-cara yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan industri. Berdasarkan arah aliran udara masuk,
cooling tower dibagi menjadi cross flow dan counter current flow. Pada aliran
cross flow udara berkontak dengan air fluida secara bersilangan sedangkan pada
counter current flow udara berkontak dengan air fluida secara berlawanan arah.
Berdasarkan cara pemakaian alat bantu untuk mengambil udara seperti fan
atau blower, cooling tower dibagi menjadi induced draf dan force draf. Adapun
perbedaan besar antara dua jenis cooling tower ini yaitu pada peletakan alat bantu
serta arah pergerakan udaranya. Pada induced draf alat bantunya berada dibagian
puncak tower, hal ini akan memindahkan udara dari dalam sistem keluar menuju
lingkungan. Sedangkan pada force draf alat bantunya diletakkan dibagian bawah
tower, hal ini menyebabkan udara berpindah dari lingkungan menuju sistem
cooling tower.

Gambar 3. 2. Induced draft


(Sumber : Hensley, 2009)
Jika dilihat dari kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu yang
digunakan, cooling tower dibagi menjadi tipe atmosphere dan natural draft. Pada
tipe atmosphere udara yang digunakan berada pada kondisi atmosferik mengalir
bebas tanpa menggunakan penutup bagian atas tower. Aliran udaranya berasal dari
induksi alami yang disediakan oleh sistem distribusi yang bertekanan. Sedangkan
pada tipe natural draf udara mengalir dalam udara pendingin dari tower namun
kondisi udara tersebut belum tentu berada dalam keadaan atmosferik. Merupakan
proses dimana udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati
cerobong yang cukup tinggi.
Gambar 2.2. Atmosferic spray tower
(Sumber : Hensley, 2009)
Pada cooling tower terdapat suatu bagian yang dinamakan packing,
dimana packing ini merupakan papan-papan yang digunakan untuk menghambat
pergerakan air yang jatuh kebawah sehingga akan membuat waktu kontak antara
air dengan udara pendingin semakin lama, hal ini akan membuat proses
pendinginan semakin efektif. Karena pada dasarnya lamanya waktu kontak akan
mempengaruhi laju perpindahan massa dan laju perpindahan panas pada air dan
udara yang dikontakkan.
Jenis bahan isian packing pada cooling tower biasanya diambil dari bahan-
bahan khusus dan tidak konduktif atau isolator. Seperti: kayu sipres yang
mempunyai daya tahan aksi gabungan antara air dan angin. Pengisian packing
pada cooling tower harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1) Permukaan interfacial antara fluida yang akan didinginkan dengan fluida
yang didinginkan besar.
2) Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus
terjadi pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower
yang kecil tanpa loading atau fleeding dan pressure drop yang rendah
untuk gas.
3) Zat inert fluida dapat diproses secara kimia.
4) Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penanganan dan
instalasi.
5) Biayanya murah.
Pengisian pada packing mempengaruhi keefektifan pada cooling tower.
Terdapat dua cara pengisian packing pada packed cooling tower yaitu random
packing dan regular packing. Keuntungan dari random packing yaitu keluaran
temperatur air lebih dingin apabila dibandingkan dengan regular, hal ini
disebabkan karena letaknya yang random berefek pada waktu kontak antara air
dan udara pendingin. Tetapi karena letaknya yang random, menyebabkan pressure
drop yang dihasilkan semakin besar, hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan
kerusakan pada alat. Sedangkan keuntungan dari regular packing ialah karena
letaknya yang beraturan, menyebabkan pressure drop yang dihasilkan lebih
rendah, namun packing jenis ini mahal dalam biaya instalasinya.
Walaupun sudah didesain sedemikian rupa, tetaplah pasti ada losses atau
kehilangan yang terjadi pada setiap peralatan, termasuk cooling tower
didalamnya. Pada cooling tower terdapat tiga losses yang utama yaitu evaporation
loss atau kehilangan karena penguapan, drift loss atau kehilangan karena percikan,
dan blow down. Tiga hal tersebut merupakan kehilangan atau losses utama dalam
cooling tower.
Evaporation loss merupakan kehilangan air dikarenakan air tersebut
berubah wujud menjadi uap air karena kontak dengan udara. Pada dasarnya
sebagian air akan menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah dari air panas ke
udara yang lebih dingin. Butiran-butiran air yang menguap inilah yang disebut
dengan evaporation loss. Untuk menangani hal tersebut pada bagian atas menara
ditambahkan alat yang disebut drift eliminator untuk menangkap uap air yang ikut
bersama udara.
Drift loss merupakan kehilangan yang disebabkan oleh percikan-percikan
air yang menghantam packing. Ketika air dijatuhkan dari atas menara, air tersebut
akan menghantam packing sehingga hasil hantaman tersebut menghasilkan
percikan-percikan air. Percikan tersebut ada yang masuk kembali kedalam menara
dan ada juga sebagian yang keluar menara. Percikan yang keluar dari menara
inilah yang disebut dengan drift loss. Untuk mencegah terjadinya drift loss,
dipasang penahan di samping dinding-dinging packing yang disebut dengan
louver eliminator. Dengan adanya penahan ini maka percikan yang keluar akan
masuk kembali kedalam menara.
Blow down bisa disebut dengan kehilangan yang disengaja. Karena
apabila tidak dibuang maka hal tersebut akan menganggu siklus dari cooling
tower. Proses blow down merupakan proses pembuangan endapan-endapan
kotoran pada air yang mengendap didasar basin atau tempat penampungan air
keluaran. Jadi pada proses blow down tumpukan endapan tersebut dibuang
melalui lubang yang telah dibuat khusus untuk pembuangan endapan tersebut
sehingga nantinya dalam melakukan proses ini para insinyur tidak perlu
menghentikan atau mematikan cooling tower.
Didalam basin atau tangki penampungan ada beberapa masalah yang
dapat disebabkan oleh blow down yaitu munculnya korosi, deposit kerak, dan
pertumbuhan mikrobiologi (jamur dan lumut). Korosi adalah proses elektrokimia,
proses anodik yang terjadi dalam sistem dimana beda potensial metal dan
keberadaan oksigen yang terlarut dalam media akan membentuk radikal bebas
yang sangat reaktif terhadap besi. Kondisi ini akan diperparah oleh keberadaan
chemical lain yang terlarut dalam air.
Kerak adalah endapan yang melekat dalam sistem perpindahan panas,
material endapan yang terlarut dalam air secara spesifik dikenal sebagai
hardness. Material atau hardness ini akan membentuk kerak bila konsentrasinya
tinggi dan atau temperatur yang cukup tinggi. Semakin tebal kerak yang terbentuk
dalam sistem pendingin, maka efisiensi cooling tower akan semain kecil dan bila
dibiarkan tanpa kontrol maka saluran air pendingin akan menjadi buntu.
Lumpur biasanya terbentuk dari endapan-endapan yang tidak dapat
membentuk kerak seperti suspensi dari besi atau garam kesadahan yang terikut
dalam air, material organik alami dari air, partikel yang terikut dari udara, additive
organik yang terikut dari proses yang rusak dan hasil dari korosi migrasi dalam
peralatan. Sistem pendingin air, biasanya menggunakan sirkulasi di mana kontak
dengan udara adalah hal yang utama dalam transfer panas, hal ini memungkinkan
kontak yang sangat besar dengan spora algae, jamur dan bakteri (mikroorganisme)
dari udara. Ada kalanya lumpur dan mikroorganisme bersinergi membentuk
endapan tebal pada permukaan basin cooling tower. Hal ini tentunya akan
menghambat kinerja dari cooling tower.
Ketika endapan-endapan dikeluarkan, pastilah kandungan air yang ada
didalam basin berkurang. Jadi untuk menyelesaikan masalah tersebut maka
dilakukan make up water, yaitu menambahkan air dari luar kedalam basin untuk
mengisi kekurangan akibat losses yang terjadi. Jumlah air yang ditambahkan sama
dengan jumlah evaporation loss yang terjadi ditambah jumlah drift loss ditambah
blow down. Secara umum rumus untuk mengetahui jumlah air untuk make up
dapat ditulis:
(3.1)

Keterangan:
Wm = Water make up (gal/min)
We = Water evaporation (gal/min)
Wd = Water drift loss (gal/min)
Wb = Water blow down (gal/min)

Seperti yang telah dikatakan bahwa cooling tower beroperasi dengan cara
mengkontakkan air proses yang bertemperatur tinggi dengan udara pendingin,
sehingga dengan kontak tersebut, air akan mengalami penurunan temperatur. Air
proses tersebut berasal dari air bekas keluaran heat exchanger yang memiliki
temperatur yang tinggi. Setelah dikontakkan dengan udara, air tersebut akan
ditampung dalam basin. Kemana air tersebut akan digunakan setelah ditampung
dalam basin tergantung dari sebuah sistem resirkulasi pada cooloing tower.

3.1. Sistem Satu Kali Aliran


Sistem ini merupakan sistem yang sesuai untuk media pendingin dalam
jumlah persediaan yang cukup banyak atau tidak terbatas, seperti didekat sungai
atau didekat laut. Dalam sistem ini air pendingin satu kali melewati heat
exchanger atau alat penukar panas dan keluar dari sistem, kemudian air dialirkan
kembali ke tangki penampung, sungai, atau laut. Air yang digunakan biasanya air
tawar atau air laut tergantung dari susah atau mudahnya mendapatkan air tersebut.
Contoh penggunaannya sebagai pendingin ialah pada condenser dan air proses.
Masalah yang timbul pada sistem satu kali aliran antara lain terjadinya korosi,
kerak, dan berkembangnya mikroorganisme.
Jadi secara umum sistem satu kali aliran merupakan sistem once through
atau sistem sekali lewat saja, tidak disirkulasi untuk digunakan kembali. Air hasil
dari cooling tower langsung dibuang ke sungai atau ke laut setelah melewati
proses pendinginan didalam cooling tower. Apabila air tersebut langsung dibuang,
maka air tersebut akan merusak lingkungan karena temperaturnya yang relatif
tinggi. Jadi sebelum dibuang pastikan suhu air diturunkan terlebih dahulu
menggunakan cooling tower hingga mencapai suhu standar air tersebut layak
untuk dilepas ke lingkungan. Suhu air tersebut haruslah sesuai dengan analisa
dampak lingkungan (AMDAL).

3.2. Sistem Sirkulasi Terbuka


Pada sistem ini air dialirkan dari cooling tower basin menuju peralatan
perpindahan panas atau heat exchanger untuk mendinginkan produk-produk
proses, dan setelah keluar dari heat exchanger air dilewatkan kembali ke cooling
tower pada unit penguapan, dimana air yang teruapkan berfungsi sebagai
pendingin untuk air yang tinggal. Akibat penguapan tersebut terjadilah perubahan
kualitas air dan komposisi zat-zat kimia dalam air make up. Masalah yang sering
timbul pada sistem sirkulasi terbuka antara lain korosi, kerak, mikroorganisme,
dan pelapukan kayu.
Sistem sirkulasi terbuka pada cooling tower adalah merupakan struktur
tertutup yang mendistribusikan air hangat dari atas menara lalu dijatuhkan
kedalam cooling tower, air-air yang dijatuhkan akan mengisi packing-packing
yang terdapat didalam cooling tower, packing tersebut akan menyediakan kontak
antara air dengan udara dimana terdapat perluasan luas permukaan air serta waktu
kontak untuk memaksimalkan perpindahan panas air dengan udara dan ketika
berkontak sebagian air akan ikut menguap bersama udara. Airnya telah dingin saat
jatuh melalui packing, dan kemudian dikumpulkan didalam basin atau bak air
dingin di bawahnya. Udara berair dengan uap air yang teruapkan akan dibuang
bersama-sama ke atmosfir.
Gambar 3. 4. Sirkulasi terbuka
(Sumber : Cooling Technology Institute, 2017)

Operasi sistem sirkulasi terbuka secara singkat dapat dijelaskan sebagai


berikut. Pertama, air yang perlu didinginkan akan diarahkan ke bagian atas
menara pendingin. Nozzle akan mendistribusikan air ke atas packing yang telah
tersusun. Air akan menyebar dalam film tipis (packing). Ini akan menghasilkan
permukaan kontak yang sangat besar (permukaan pertukaran panas). Kipas angin
atau blower (tergantung pada jenis permintaan) mengambil udara melalui
pengepakan. Udara ini akan mendinginkan air dengan 2 cara berbeda. Bagian dari
panas akan dilepas karena konveksi (kontak antara air panas dan udara dingin),
namun bagian pendinginan utama adalah karena penguapan. Udara yang telah
berkontak akan jenuh dengan kelembaban, sehingga akan keluar melalui bagian
atas. Air yang didinginkan akan dikumpulkan didalam basin atau bak
penampungan sehingga bisa digunakan kembali dalam proses produksi.
Jadi apabila diurutkan kembali, sistem sirkulasi terbuka berawal dari air
yang ada didalam basin dikirimkan menuju heat exchanger atau alat penukar
panas. Air yang awalnya dingin akan berubah menjadi panas karena pada heat
exchanger air tersebut dilewatkan pada fluida panas sehingga panas itu akan
berpindah dari fluida tersebut menuju air yang dingin tadi. Air hasil keluaran dari
heat exchanger dikirimkan kembali menuju cooling tower untuk mendinginkan air
tesebut. Di cooling tower terjadi kontak secara langsung antara air panas bekas
keluaran heat exchanger dengan udara pendingin. Temperatur air akan turun dan
air tersebut akan jatuh kedalam basin atau bak penampungan air. Air yang ada
didalam basin akan dikirim lagi menuju heat exchanger sebagai media pendingin,
begitu terus sehingga terbentuk siklus. Air yang hilang akan diganti oleh make up
water seusai dengan jumlah air yang hilang.
Tujuan dari sistem sirkulasi ini ialah untuk mendinginkan air secara terus-
menerus lalu hasilnya dikirimkan ke proses yang membutuhkan air. Adapun
perbedaannya dengan sistem satu kali aliran ialah terletak pada sistemnya, apabila
sistem satu kali aliran hanya mendinginkan sekali saja lalu hasilnya dibuang
kelingkungan sedangkan sistem sirkulasi terbuka hasilnya tersebut digunakan
kembali untuk proses-proses yang memerlukan kebutuhan air didalamnya.
Sistem sirkulasi terbuka biasanya digunakan untuk industri dengan
keadaan-keadaan tertentu. Pertama yaitu industri yang lokasi pabriknya jauh dari
sumber air, jadi untuk memenuhi kebutuhan airnya, industri tersebut harus
membelinya dari luar. Untuk industri tipe ini sangat dibutuhkan cooling tower
dengan sistem sirkulasi terbuka, karena hasil dari proses cooling tower digunakan
kembali untuk kebutuhan proses industri. Kedua ialah industri yang memerlukan
jumlah air yang banyak dalam prosesnya. Walaupun industri tersebut berada
didekat sumber air, tetapi lebih dianjurkan untuk menggunakan sistem sirkulasi
terbuka daripada satu kali aliran.
Cooling tower dengan sistem resirkulasi terbuka adalah sistem pertukaran
panas dengan cara mendinginkan air menggunakan kontak langsung dengan
udara. Perpindahan panas sebagian terjadi berkat pertukaran panas antara udara
dan air, namun terutama berkat penguapan sejumlah kecil air yang hendak
didinginkan. Hal ini akan memungkinkan air yang tidak menguap untuk dingin
dengan sendirinya.
3.3. Sistem Sirkulasi Tertutup
Pada sistem ini air pendingin disirkulasikan secara rantai tertutup,
sehingga penguapan atau evaporation loss dapat diabaikan dan komponen zat-zat
kimia tidak berubah. Dalam sirkulasi ini bisa dikatakan tidak melibatkan kontak
antara udara pendingin dengan air. Masalah yang timbul pada sistem ini ialah
korosi dan fouling.
Cooling tower dengan sirkulasi tertutup, atau biasa disebut cooling tower
kering, karena pada sistemnya tidak melibatkan kontak antara udara dan cairan
yang didinginkan. Cooling tower ini memiliki dua sirkuit cairan terpisah, satu di
mana cairan itu disirkulasikan kembali di bagian luar sirkuit kedua, yang
merupakan seikat tabung tempat air panas mengalir. Udara yang ditarik melalui
fan atau blower ini memberikan pendinginan evaporatif yang mirip dengan
menara pendingin terbuka, kecuali bahwa air yang didinginkan tidak pernah
melakukan kontak langsung dengan udara.

Gambar 3. 5. Sirkulasi tertutup


(Sumber : evapco, 2010)

Cooling tower sistem sirkulasi tertutup lainnya melibatkan tempat penukar


panas terpisah bersama dengan cooling tower sistem sirkulasi terbuka. Cairan di
sisi panas penukar panas juga tidak pernah membuat kontak langsung dengan
udara. Hal ini memungkinkan penukar panas diletakkan di dalam yang terlindungi
dari elemen cuaca luar ruangan bersamaan dengan keuntungan sistem lainnya.
Cooling tower sistem sirkulasi tertutup beroperasi seperti tipe terbuka,
tetapi proses perpindahan panas dari fluida air ke udara pendingin melalui koil
penukar panas. Hal ini mengisolasi cairan proses dari udara luar, dan air
dikondisikan agar tetap bersih dan bebas dari kontaminasi. Pada sistem siklus
tertutup tercipta 2 sirkuit cairan:
1) Sirkuit eksternal, dimana semprotan air bersirkulasi di atas koil dan
bercampur dengan udara luar.
2) Sirkuit internal, dimana cairan proses beredar di dalam koil.
Selama operasi pendinginan evaporatif, panas beralih dari sirkuit internal
melalui koil menuju sirkuit eksternal, sehingga nantinya air yang didalm coil akan
mendingin

Você também pode gostar