Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat dan tepat harus dilakukan
untuk mencari penyebab amenorea. Beberapa keadaan yang harus di
eksplorasi Antara lain, keadaan psikosis/stress emosi, riwayat keluarga
dengan anomaly genetic, status nutrisi, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan organ reproduksi, serta penyakit system saraf pusat.
Langkah 1 :
Pastikan kehamilan telah disingkarkan dan dilakukan
pemeriksaan kadar TSH dan prolaktin. Pemeriksaan kadar TSH
untuk mengevaluasi kemungkinan kelainan tiroid dan kadar
prolactin untuk mengevaluasi hiperprolaktinemia sebagai
penyebab adanya amenorea.
Adanya keluhan Galaktorea perlu pemeriksaan kadar
prolactin dan foto sella tursika dengan MRI. Bila kedua
pemeriksaan tersebut dalam batas normal selanjutnya dilakukan
tes progestin. Tes progestin bertujuan untuk mengetahui kadar
estrogen endogen dan patensi traktus genitalia. Medroksi
progesterone asetat (MPA) 10mg per hari diberikan selama 5hari
dan selanjutnya ditunggu 2-7hari setelah obat habis untuk dilihat
terjadi haid atau tidak. Bila terjadi perdarahan, bearti
diagnosisnya adalah anovulasi.Tidak ada hambatan pada
traktus genitalia dan kadar estrogen endogen yang cukup untuk
menumbuhkan endometrium telah dapat ditegakkan. Hasil ini
menunjukkan bahwa fungsi ovarium, hipofisi, dan system saraf
pusat berfungsi dengan baik.
Langkah 2 :
Langkah 3 :
Langkah ke3 dikerjakan untuk mengetahui tidak adanya
estrogen endogen. Seperti yang diketahui bahwa estrogen
dihasilkan oleh folikel yang sedang berkembang di ovarium
setelah mendapat stimulus gonadotropin yang berasal dari
sentral. Jadi langkah ke3 digunakan untuk mengetahui masalah
tersebut dari kompartmen ll (folikel ovarium) atau kompartmen lll
dan lV ( Hipotalamus dan hipofisis).
Pada langkah ini dilakukan pemeriksaan kadar gonadotropin
(FSH dan LH) yang sebaiknya dikerjakan 2minggu setelah obat
pada langkah 2 habis, guna menghindari penekanan estrogen
sentral.
Hasil pemeriksaan pada langkah ini bias menunjukkan
kadar gonadotropin tinggi, rendah atau normal. Bila kadar
gonadotropin tinggi, menunjukkan adanya masalah di
kompartmen ll (ovarium), sedangkan bila kadarnya rendah atau
normal, menunjukkan masalah ada dikompartmen III atau IV
(Hipotalamus atau hipofisis). Perempuan dengan amenorea usia
30 tahun dengan masalah di kompartmen ll sebaiknya dilakukan
pemeriksaan kromosom Y yang merupakan indikasi untuk
dilakukan eksisi gonad karena resiko terjadinya keganasan. Bila
hasil kadar gonadotropin rendah atau normal, perlu dilakukan
MRI untuk membedakan lokasi antara hipotalamus atau
hipofisis.