Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Auditing 1
Oleh:
150810301132
Universitas Jember
Tahun 2017
PENJELASAN
PEMB AH AS AN
I. Pengertian
Asersi (assertion) adalah per nyataan manajemen yang terkandung
di dalam komponen laporan keuangan. Asersi ( assert ion) adalah suat u
deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara keselur uhan, oleh
pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi
adalah pernyataan yang dibuat oleh sat u pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk
laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam laporan
keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Contoh-contoh Asersi :
1. Semua aset dalam laporan keuangan benar benar ada ( exist );
2. Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode terjadinya;
3. Persediaan dicantum kan dengan nilai yang tepat;
4. Utang merupakan kewajiban entitas;
5. Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan;
6. Semua jumlah (amounts) disaj ikan dengan tepat ( proper ly presented )
dan diungkapkan (dengan penjelasan yang memadai) dalam laporan
keuangan.
Asersi - asersi ini disingkat dengan satu kata bahasa inggris seperti :
Auditor waj ib mengidentif ikasikan dan menilai risiko salah saj i pada :
a) Tingkat laporan keuangan; dan
b) Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan untuk merancang dan melaksanakan pr osedur
audit selanjutnya.
Sepert i yang disebutkan diatas, lapor an keuangan mengandung
berbagai asersi. Asersi ini dapat digunak an auditor dalam menilai risiko
di tingkat laporan keu angan dan di t ingkat asersi.
B. Materialitas
I. Pengertian
Dalam SA 320 dijelaskan bahwa mater ialitas pelaksanaan
(perf ormance materialit y) adalah suatu jumlah yang ditet apkan oleh
auditor, pada t ingkat yang lebih rendah daripada mater ialitas untuk
laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi ke tingkat
rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi dan yang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi
materialit as untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Jik a berlaku,
materialit as pelaksanaan dapat ditetapkan oleh auditor p ada jumlah
yang lebih rendah daripada materialitas golongan transaksi, saldo akun
atau pengungkapan tertentu.Pada saat menetapkan strat egi audit
secara keseluruhan, auditor har us menentukan mater ialitas untuk
laporan keuangan secara keseluruhan. Jika, dala m kondisi spesif ik
entitas, ter dapat sat u atau lebih golong an transaksi, saldo akun atau
pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan penyajian yang
jumlahnya lebih rendah daripada materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan diperkirakan secara mas uk akal akan memengaruhi
keputusan ekonom i yang dibuat oleh para pengguna berdasarkan
laporan keuangan tersebut, maka auditor harus menetapkan
materialit as yang akan diterapkan terhadap golongan transaksi, saldo
akun atau pengungkapan tertentu tersebut.
Auditor har us menet apkan materialitas pelaksanaan untuk menilai
risiko kesalahan penyaj ian material dan menentukan sif at, saat dan luas
prosedur audit lanjut an.
Langkah 1
Auditor mempelajari inf ormasi - inf ormasi berkenaan dengan
laporan keuangan yang akan diauditnya.
Auditor mengidentif ikasi risiko salah saj i: pada akun mana, atau
tentang pengungkapan apa, dalam lapor an keuangan yang mana
(Laporan Posisi Keuangan, Lap. Laba/ Rugi, dst). Dalam langkah
pertama, auditor seperti membaca peta bencana, dan berusaha
melokalisasi wilayah bencana.
Langkah 2
Auditor menggeser titik pandangnya kepada pengguna laporan
keuangan. Audit or menggunakan pikiran imijinatif nya dan seolah -
olah berpikir seperti pengguna laporan k euangan (contohnya:
investor di pasar modal) atau selaku pim pinan per usahaan.
Langkah 3
Auditor menentukan, menakar, dan menetapkan besarnya
materialit as .
KESIMPUL AN