Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
COREMAP-CTI
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI
STATUS
TERUMBU KARANG INDONESIA
2017
Penulis:
Giyanto
Muhammad Abrar
Tri Aryono Hadi
Agus Budiyanto
Muhammad Hafizt
Abdullah Salatalohy
Marindah Yulia Iswari
Editor:
Suharsono
COREMAP-CTI
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI
Jakarta
2017
Status Terumbu Karang Indonesia 2017
Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Penulis: Giyanto, Muhammad Abrar, Tri Aryono Hadi, Agus Budiyanto,
Muhammad Hafizt, Abdullah Salatalohy, Marindah Yulia Iswari
Editor : Suharsono
Desain sampul, Tata letak & Ilustrasi : Dudy & Radit
Giyanto
Status Terumbu Karang Indonesia/ Giyanto, Muhammad Abrar,
Tri Aryono Hadi, Agus Budiyanto, Muhammad Hafizt, Abdullah Salatalohy,
Marindah Yulia Iswari -- Jakarta : Puslit Oseanografi - LIPI.
ix + 30 hlm.; 17,6 cm x 25 cm
Bibliografi : hlm. 25 - 26
ISBN 978-602-6664-09-9
ii
Foto: Agus Budiyanto, P2O-LIPI
KATA
Sambutan
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
iv
Pengantar
KATA
v
daftar
isi
KATA SAMBUTAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Indonesia Sebagai Pusat Keanekaragaman Hayati Laut 1
B. Dasar Penetapan Pusat penelitian Oseanografi LIPI
sebagai Wali Data Terumbu Karang Indonesia 1
C. Penentuan Status Terumbu Karang 2
BAB 2 PENGENALAN TERUMBU KARANG 3
A. Pengertian Terumbu Karang 3
`B. Faktor Yang Mempengaruhi Sebaran Terumbu Karang 4
BAB 3 FUNGSI DAN MANFAAT TERUMBU KARANG 7
BAB 4 TERUMBU KARANG INDONESIA 11
A. Luas Terumbu Karang Indonesia 11
B. Sebaran dan Kekayaan Jenis Karang di Indonesia 11
C. Jenis Karang Endemis 12
D. Status terumbu karang Indonesia 12
UCAPAN TERIMA KASIH 23
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
vi
daftar
tabel
Tabel 1. Luas terumbu karang di masing - masing pulau 11
Tabel 2. Status terumbu karang Indonesia 19
vii
daftar
gambar
Gambar 1. Kategori untuk penetapan status terumbu karang 2
Gambar 2. Polip dan skeleton dari karang (Veron, 2000). 3
Gambar 3. Karang dengan polip yang terlihat jelas (kiri) dan
polip yang kurang terlihat jelas (kanan). 4
Gambar 4. Karang jenis Cycloseris yang merupakan karang
dari famili Fungiidae yang hidup soliter. 5
Gambar 5. Faktor pembatas terumbu karang 6
Gambar 6. Pantai yang mengalami abrasi 7
Gambar 7. Biota laut sumber bahan pangan. 8
Gambar 8. Salah satu produk jelli yang berasal dari teripang. 8
Gambar 9. Kegiatan penelitian terumbu karang 9
Gambar 10. Wisata bahari di Banda, Maluku (kiri) dan Bali (kanan) 9
Gambar 11. Spesies karang endemis di perairan Indonesia. 13
Gambar 12. Acropora suharsonoi 14
Gambar 13. Indophyllia macassarensis 14
Gambar 14. Isopora togeanensis 15
Gambar 15. Euphyllia baliensis 15
Gambar 16. Pembagian wilayah untuk penyajian
status terumbu karang di Indonesia. 17
Gambar 17. Kecenderungan perubahan
status terumbu karang di Indonesia. 18
viii
daftar
lampiran
Lampiran 1. Peta sebaran terumbu karang di Indonesia 27
Lampiran 2. Peta sebaran jumlah jenis (spesies) karang di Indonesia 28
Lampiran 3. Peta sebaran jumlah marga (genera) karang di Indonesia 29
Lampiran 4. Peta status terumbu karang di Indonesia 30
ix
x
Foto: Agus Budiyanto, P2O-LIPI
Pendahuluan
A. Indonesia Sebagai Pusat Keanekaragaman Hayati Laut
1
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.466
pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483
km2. Berdasarkan kebijakan satu peta (one map policy) yang
diamanatkan dalam UU No.4 tahun 2011, dirilis bahwa luas terumbu
karang di Indonesia berdasar analisis dari citra satelit adalah sekitar
2,5 juta hektar.
Letak Indonesia yang berada di kawasan segitiga terumbu
karang dunia, menjadikan Indonesia dipertimbangkan sebagai pusat
keanekaragaman terumbu karang dunia. Sebanyak sekitar 569 jenis
karang yang termasuk dalam 82 genus karang dijumpai di Indonesia.
Meskipun terumbu karang memiliki nilai ekonomi yang tinggi
bagi Indonesia, Sayangnya, terumbu karang sangat rentan terhadap
kerusakan, terutama oleh tekanan manusia. Penurunan terumbu
karang di Indonesia disebabkan oleh berbagai macam hal, antara
lain sedimentasi, pencemaran yang berasal dari daratan seperti
pembuangan limbah industry maupun domestik, penambangan
karang untuk bahan bangunan ataupun kerusakan-kerusakan
fisik lainnya seperti eksploitasi berlebih sumberdaya laut, dan
penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan
bahan peledak dan racun seperti potassium.
Sangat Baik
(Excellent)
Baik
Cukup atau
Sedang
(Good)
76-100%
Jelek atau (Fair) 51-75%
Rusak
(Poor) 26-50%
0-25%
Tutupan karang
hidup (%)
0 100
Gambar 1. Kategori untuk penetapan status terumbu karang.
Terumbu Karang
2
Pengertian Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem yang dibangun oleh
biota laut penghasil kapur, terutama oleh hewan karang, bersama-
sama dengan biota lain yang hidup di dasar laut maupun kolom
air. Hewan karang, yang merupakan penyusun utama terumbu
karang, terdiri dari polip dan skeleton (Gambar 2). Polip merupakan
bagian yang lunak, sedangkan skeleton merupakan bagian yang
keras. Pada bagian polip terdapat tentakel (tangan-tangan) untuk
menangkap plankton sebagai sumber makanannya. Setiap polip
karang mengsekresikan zat kapur CaCO3 yang membentuk kerangka
skeleton karang.
EKTODERMIS NEMATOKIS
MULUT
TENTAKEL
MESOGLEA
GASTROMEDIS POLIP
SKELETON
Gambar 2.
Polip dan skeleton
dari karang
(Veron, 2000)
Gambar 3. Karang dengan polip yang terlihat jelas (kiri) dan polip yang kurang terlihat jelas (kanan).
Gambar 4.
Karang jenis
Cycloseris yang
merupakan
karang dari famili
Fungiidae yang
hidup soliter.
Udara
Sedimentasi
Air
Suhu perairan
Kedalaman
Salinitas
Gambar 5. Polip Karang
Faktor pembatas
Skeleton
terumbu karang
Terumbu Karang
3
Sebagai sebuah ekosistem yang berada di perairan laut dangkal,
terumbu karang memiliki fungsi dan manfaat, antara lain sebagai
berikut:
Gambar 6.
Pantai yang
mengalami
abrasi
Gambar 8.
Salah satu produk
jelli yang berasal dari
teripang
Gambar 10. Wisata bahari di Banda, Maluku (kiri) dan Bali (kanan)
13
Foto: Muhammad Abrar, P2O-LIPI
18
Tabel 2. Status terumbu karang Indonesia 2017 (berdasarkan data hingga tahun 2016)
Jumlah Sangat
No Lokasi Baik Cukup Jelek
stasiun Baik
Bagian Barat Indonesia
1 Weh, Sabang (Aceh) 10 0 1 8 1
2 Simeulue (Aceh) 5 0 0 3 2
3 Sibolga dan Tapanuli Tengah (Sumatera Utara) 13 0 1 2 10
4 Nias Utara (Sumatera Utara) 8 0 0 0 8
5 Kepulauan Hinako, Nias Barat (Sumatera Utara) 4 0 0 2 2
6 Teluk Dalam, Nias Selatan (Sumatera Utara) 3 0 0 0 3
7 P.P. Batu, Nias Selatan (Sumatera Utara) 9 0 0 0 9
8 Mentawai (Sumatera Barat) 9 0 1 2 6
9 KKPN Pieh (Sumatera Barat) 10 0 4 4 2
10 Enggano (Bengkulu) 12 0 1 3 8
11 Pulau Tikus, Bengkulu (Bengkulu) 3 0 0 3 0
12 Kaur (Bengkulu) 7 0 1 3 3
13 Pulau Pisang, Lampung Barat (Lampung) 14 5 5 4 0
14 Teluk Ratai (Lampung) 4 1 2 0 1
15 Bakauheni (Lampung) 10 0 2 4 4
16 Teluk Lampung (Lampung) 18 5 8 3 2
17 Krakatau (Lampung) 8 0 1 5 2
18 Tambelan, Kepri (Kepulauan Riau) 12 8 3 1 0
19 KKPN Anambas (Kepulauan Riau) 12 0 4 7 1
20 Natuna (Kepulauan Riau) 18 0 0 5 13
21 Bintan (Kepulauan Riau) 14 0 2 12 0
22 Senayang-Lingga (Kepulauan Riau) 11 0 0 7 4
23 Batam (Kepulauan Riau) 19 0 5 9 5
24 Bangka (Bangka Belitung) 10 1 3 3 3
25 Belitung (Bangka Belitung) 11 0 2 6 3
26 Taman Nasional Baluran, Situbondo (Jawa Timur) 5 1 0 2 2
27 Pasir Putih, Situbondo (Jawa Timur) 4 0 2 2 0
28 Merak (Banten) 5 0 0 1 4
29 Ujung Kulon, Selat Sunda (Banten) 16 0 1 6 9
30 Teluk Banten (Banten) 4 0 4 0 0
31 Kepulauan Seribu (Jakarta) 52 0 16 12 24
32 Indramayu (Jawa Barat) 10 6 1 2 1
33 Nusakambangan, Cilacap (Jawa Tengah) 3 0 0 1 2
34 Jepara (Jawa Tengah) 5 0 0 1 4
35 Karimunjawa (Jawa Tengah) 38 10 15 12 1
36 Pantai Wediombo, Gunung Kidul (Yogyakarta) 3 0 0 2 1
37 Trenggalek, Perigi Bay (Jawa Timur) 5 0 0 0 5
38 Madura (Jawa Timur) 12 2 8 2 0
39 Kepulauan Kangean, Sumenep (Jawa Timur) 7 0 4 3 0
40 Bawean (Jawa Timur) 8 0 2 6 0
41 Kepulauan Karimata (Kalimantan Barat) 4 0 1 3 0
Total Bagian Barat 435 39 100 151 145
Persentase 8,97% 22,99% 34,71% 33,33%
Pustaka
6
Abrar, M., I. Bachtiar and A. Budiyanto. 2012. Struktur komunitas dan penyakit pada
karang (Scleractinia) di perairan Lembata, Nusa. Tenggara Timur. Ilmu Kelautan :
Indonesian Journal of Marine Sciences 17 (2) : 63-73
Azkab, M.H., A. Budiyanto and Yahmantoro, 1996.
Konservasi terumbu karang dan ekosistemnya di perairan Jawa timur. LIPI. 122p.
Banjarnahor, J. and Suyarso, 2000. Laporan Sumberdaya Kelautan Kawasan
Pengembangan dan Pengelolaan Laut Kalimantan Timur. P3O-LIPI. 93p.
Best, M.B., B.W. Hoeksema, W.Moka, H. Moll, Suharsono and Nyoman Sutarna. 1989.
Recent Scleractinian Coral species collected during the Snellius II expedition in
Eastern Indonesia. Neth.. J. Sea Res. 23 (2): 107-115.
Brown, B.E. and Suharsono. 1990. Damage and recovery of coral reefs affected by El
Nino related seawater warming in the Thousand Islands, Indonesia. Coral Reefs
8:163-170.
Cappenberg, H.A.W and F.D. Hukom. 2010. Monitoring Terumbu Karang Bintan (Pulau-
pulau Tambelan). COREMAP-LIPI
Edinger, E.N., J. Kolosa., and M.J. Risk. 2000. Biogeographic vriation in coral species
diversity on corl reefs in three regions of Indonesia. Biodiver Research : Diversity
and Distribution. 6 : 113-127.
E. V.A.H. Liogu. 2012. Status dan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang pada Rataan
Terumbu di Titik Penyelaman Tawara dan Timur Pulau Bunaken. Skripsi S1 PS
Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK Universitas Sam Ratulangi, Manado, 55p.
Erdmann, M.V., 1995. Destructive Fishing Practices in the Pulau Seribu Archipelago.
In: Soemodihardjo, S. (ed.) Proc. Coral Reef Evaluation Workshop Pulau Seribu,
Jakarta, Indonesia. p. 84-89.
Hukom, F.D. 2010. Monitoring Terumbu Karang Nias (Pulau-pulau Hinako). COREMAP-
LIPI.
Kambey, A. D. 2014. Kondisi terumbu karang Pulau Bunaken, Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal ilmiah Platax 2(1): 19-24.
Kaunang, S. Ch, L. T. X. Lalamentik and A. B. Rondonuwu. 2015. Kondisi dan status
pengelolaan terumbu karang di Pulau Lembeh, Kota Bitung. Jurnal Ilmiah Platax
3(2): 79-89
Lazuardi, I. 2013. Analisa kesesuaian perairan untuk wisata snorkeling dan diving di
Pulau Pisang bagian utara Kecatamatn Pesisir Utara Lampung Barat. Skripsi.
FPIK,Universitas Diponegoro. 78p.
Liogu, T.D. 2008. Struktur komunitas karang Scleractinia pada substrat buatan (batu)
di Kawasan Reklamasi Megamas Kota Manado. Skripsi S1 FPIK Universitas Sam
Ratulangi, 117 pp.
Manuputty, A.E.W. 2010. Monitoring Terumbu Karang Nias Selatan (Pulau-pulau Batu
dan Teluk Dalam) Tahun 2010. COREMAP-LIPI.
27
7
STATUs TERUMBU KARANG
28
Lampiran 2. Peta sebaran jumlah jenis (spesies) karang di Indonesia
STATUs TERUMBU KARANG
Lampiran 3. Peta sebaran jumlah marga (genera) karang di Indonesia
29
STATUs TERUMBU KARANG
30
Lampiran 4. Peta status terumbu karang di Indonesia