Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT
Standard operating procedure (SOP) is a procedure or
steps which is standardized and must be passed to complete a
particular work process. Arranging SOP draft is based on a
review of Good Manufacture Practice. SOP is made for being a
guide line in doing process in an industry. Purposes of this
research is arranging SOP draft for home industries of banana
chips making, so the product will meet the standard. In this
research, drafting standard operating procedure (SOP) of the
banana chips industry was begun with observating and
recording every detail process. The research was conducted
Diterima : 6 Mei 2013 through four steps. Firstly, field observation to observate
Disetujui : 12 Juni 2013 process, including sanitation, tools specification, and
Korespondensi Penulis :
description about step of processing banana chips. Second step
nawansih_thp@unila.ac.id was determining the critical point and optimating the condition.
The next step was arranging the SOP draft. The last was the
testing of SOP draft. Then the data were compared and
discussed descriptively. The result was a SOP draft which was
used as in processing banana chips the products consistenly had
meet the standard quality of SNI 01-4315-1996, they include
moisture content, ash content, fat content, wholeness, with
flavor, aroma, color, and texture. The analysis data are,
Moisture content (0,17%), ash content (1,35%), fat content
(27,90%) and wholeness (88,00%). Otherwise the data analysis
for banana chips that produce without SOP are, moisture
content (0,15%), ash content (1,88%), fat content (39,41%) and
wholeness (83,00%).
Keywords: standard operating procedure (SOP), banana chips,
consistency of quality
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013 133
SOP Keripik Pisang Didit Haryanto et al
Pengamatan dilakukan terhadap sampel CPPB-IRT tahun 2002. Beberapa poin
keripik pisang sebelum dan setelah yang tidak sesuai disajikan Tabel 1.
penerapan SOP masing-masing tiga kali
sampling, meliputi mutu produk (kadar 2. Spesifikasi Alat dan Kondisi
air, kadar abu, kadar lemak, keutuhan dan Sanitasinya
uji organoleptik). Hasil pengamatan Menurut CPPB-IRT (2002), peralatan
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik produksi industri rumah tangga terbuat
kemudian dianalisis secara deskriptif. dari bahan yang kuat, tidak berkarat,
mudah dibongkar pasang sehingga mudah
HASIL DAN PEMBAHASAN dibersihkan. Berikut merupakan peralatan
Observasi Lapang yang digunakan dalam pengolahan
Observasi lapang dilakukan melalui keripik pisang di IRT kecamatan Kedaton
pengamatan dan pencatatan kondisi yaitu baskom, keranjang, pisau, alat
proses pembuatan keripik pisang pada pengupas(terbuat dari kayu),tampah dan
industri rumah tangga milik Bapak irik (anyaman bambu), slicer, wajan,
Heriyanto di Jl. Z.A. Pagar Alam Bandar tirisan, ember, sealer, tungku dan kayu
Lampung selama lima pekan. Proses yang bakar. Secara umum alat-alat tersebut
diamati meliputi sanitasi, spesifikasi alat, kurang terjaga kebersihannya dan ada
bahan baku pisang dan bahan lain yang yang berkarat.
digunakan serta deskripsi langkah proses 3. Bahan Baku Utama
pembuatan keripik pisang. Selain itu Bahan baku yang digunakan ialah
dilakukan juga uji terhadap mutu keripik pisang yang mature dari berbagai jenis
pisang yang meliputi kadar air, kadar abu, pisang olahan, seperti pisang kepok,
kadar lemak dan sifat organoleptik (rasa tanduk, nangka, kapas, dan jenis pisang
dan aroma, warna dan tekstur). olahan lainnya. Syarat mutu bahan baku
1. Kondisi Sanitasi pisang antara lain:
1.Bebas hama penyakit
Kondisi sanitasi di unit usaha ini
2.Bebas bau busuk,asam,apek dan
belum memenuhi syarat Cara Produksi
bau asing lainnya
Pangan yang Baik untuk Industri Rumah
3.Bebas dari bahan kimia seperti
Tangga (CPPB-IRT). Hal ini dapat dilihat
insektisida dan fungisida
dari hasil penilaian yang mengacu pada
4.Memiliki suhu normal.
Tabel 1. Perbandingan Kondisi Unit Usaha dengan CPPB-IRT
Kondisi Unit Usaha Keripik Pisang CPPB-IRT
Ruang Produksi
a. Lantai Tidak kedap air, tidak rata, tidak Kedap air, rata, halus, tidak
bersih licin, kuat, dibuat miring agar
mudah dibersihkan
b. Dinding Tidak kedap air, tidak rata, tidak Kedap air, rata, halus, berwarna
bersih, salah satu sisi terbuka terang, tahan lama, tidak mudah
mengelupas, dan kuat
c. Langit-langit Tidak ada, berlubang terbuat dari bahan tahan lama,
tidak bocor, tidak berlubang,
dan tidak mudah mengelupas
d. Pintu, Jendela, Tidak ada pintu dan jendela, ada Bahan tahan lama, tidak mudah
dan lubang lubang angin tapi kotor pecah, rata, halus, berwarna
134 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013
Didit Haryanto et al SOP Keripik Pisang
angin terang, dapat dibuka tutup, ada
kasa yang dapat dilepas
Sanitasi
a. Alat cuci Tersedia, tapi kurang bersih Tersedia alat cuci/pembersih
dan selalu dalam keadaan bersih
b. Tempat cuci Tersedia, tapi kurang bersih Ada tempat cuci tangan lengkap
tangan dengan sabun dan lap bersih
c. Toilet/WC Tersedia, pintu selalu tertutup, Jumlahnya cukup, pintu selalu
kurang bersih tertutup dan dalam keadaan
bersih
d. Penanggung Tidak ada penanggung jawab Ada penanggung jawab
Jawab khusus kegiatan dan pengawasan rutin
Pengendalian Hama
a. Hewan Berkeliaran di ruang produksi Hewan peliharaan tidak
Peliharaan berkeliaran di sarana produksi
b. Pencegahan Tidak ada pencegahan Ada upaya mencegah masuknya
hama masuk hama dan tidak terlihat indikasi
adanya hama
c. Pemberantasan Tidak ada pemberantasan hama Upaya memberantas hama tidak
hama mencemari pangan
Kebersihan Karyawan
a. Badan Karyawan kurang menjaga Semua karyawan selalu
kebersihan badan menjaga kebersihan badan
b. Pakaian Kurang bersih, karyawan pria Pakaian/perlengkapan kerja
terkadang tak berbaju selalu dalam keadaan bersih
c. Tangan Tidak bersih Semua karyawan mencuci
tangan dengan benar dan tepat
d. Perawatan luka Tidak ditutup/ditutup tapi tidak Luka di balut dengan perban
bersih atau plester berwarna terang
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013 137
SOP Keripik Pisang Didit Haryanto et al
tidak mengandung zat yang memiliki rasa coklat, keju, vanilla dan
membahayakan. Analisis air yang lain-lain. Bumbu yang digunakan sesuai
digunakan dalam pengolahan pangan dengan SNI No.01-0222-1995.
secara periodik perlu dilakukan, terutama
2. Penyiapan Peralatan
untuk mendeteksi bahan-bahan yang
Peralatan yang digunakan untuk
dapat membahayakan atau menimbulkan
pembuatan keripik pisang antara lain:
kesulitan dalam proses produksi. Bila
1. Baskom
ditemui air agak keruh, secara sederhana 2. Keranjang
dapat diatasi dengan melakukan 3. Pisau
penyaringan atau pengendapan. 4. Alat Pengupas
Penyaringan sederhana dapat dilakukan 5. Slicer
dengan menggunakan kain kasa bersih 6. Tampah
7. Wajan
sebagai penyaring.
8. Tirisan
2. Minyak Goreng 9. Irik
Minyak goreng yang digunakan 10. Tungku kayu
sebaiknya minyak goreng yang bermutu 11. Ember
baik (jernih dan tidak tengik) sesuai SNI 12. Sealer
01-3741-2002. Penggunaan minyak 13. Plastik kemasan
goreng dengan kualitas rendah akan Peralatan yang digunakan harus
menghasilkan keripik yang tidak tahan selalu dalam keadaan bersih, untuk
lama atau cepat tengik. Penggunaan menjamin kebersihan dan kesehatan
minyak goreng maksimal 16 kali keripik yang dihasilkan. Untuk menjaga
penggorengan. peralatan selalu siap digunakan maka
3. Bumbu perlu dilakukan pencucian peralatan yang
Persyaratan bahan tambahan pangan teratur dan terjadwal secara sistematik
mengacu pada SNI No.01-0222-1995 agar tidak mengganggu jadwal produksi
seperti gula halus, garam halus, cabe keripik pisang.
bubuk, coklat bubuk yang sudah diolah, 3. Proses Pengolahan
seasoning (bumbu siap saji). Bahan yang
Proses pengolahan keripik pisang
ditambahkan dalam pembuatan keripik
yang dilakukan adalah dengan metode
pisang adalah Gula pasir yang berfungsi
penggorengan biasa.
sebagai pemberi rasa manis pada keripik
pisang. Gula yang digunakan harus 1. Pengupasan dan Pengirisan
bermutu baik, yaitu kering, tidak bau Pisang yang telah dicuci dan
apek atau masam, tidak nampak adanya disortasi pada tahap penyiapan bahan
ampas atau bahan asing dan berwarna baku dikupas, kemudian diiris tipis-tipis
putih. Standar gula kristal putih mengacu (tebal 2-3 mm) secara memanjang atau
pada SNI No.01-3140-2001. Garam melintang. Hasil irisan pisang tersebut
dapur berfungsi memberi rasa asin pada langsung ditampung dalam tampah
keripik pisang. Garam yang digunakan sambil tampah diputar dan di geser agar
adalah garam beryodium dengan mutu pisang yang jatuh dari parutan tidak
sesuai SNI No.01-3556-2000. Bumbu menumpuk menjadi satu. Tenggang
siap saji (seasoning) diberikan pada waktu antara proses pengirisan dengan
keripik pisang dengan cara ditaburkan. penggorengan maksimal 10 menit, untuk
Bumbu berbentuk tepung atau serbuk
138 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013
Didit Haryanto et al SOP Keripik Pisang
menghindari perubahan warna pisang memiliki penutup, dan setelah dingin
atau browning enzimatis. ditutup rapat. Ember ini selain sebagai
tempat pendinginan sekaligus sebagai
2. Penggorengan
wadah penyimpanannya.
Irisan buah pisang dari tahap
sebelumnya digoreng menggunakan 5. Pemberian Bumbu
minyak yang sesuai SNI 01-4481-2002. Pemberian bumbu dilakukan untuk
Minyak goreng yang dibutuhkan menambahkan cita rasa yang bermacam-
jumlahnya harus banyak, agar semua macam pada keripik pisang, sehingga
bahan pisang dapat terendam saat mampu melayani konsumen yang
digoreng. Perbandingan antara minyak memiliki selera berbeda-beda. Pemberian
goreng dengan pisang adalah 1 Kg irisan bumbu ini dilakukan setelah keripik
pisang membutuhkan 3 liter minyak pisang dingin dengan cara menaburkan
goreng. Irisan pisang dimasukan bumbu berbentuk serbuk ke dalam
penggorengan saat minyak sudah panas . kantong plastik yang berisi keripik
Selama proses penggorengan dilakukan pisang, kemudian diguncang-guncang
pengadukan secara pelan-pelan. (shaking) agar bumbu menyebar secara
Penggorengan dilakukan satu kali sampai merata. Bumbu yang diberikan
keripik cukup kering dan garing yang menyesuaikan permintaan konsumen atau
ditandai dengan perubahan warna pisang bumbu yang diberikan mengikuti tren
menjadi kuning keemasan. Kapasitas pasar yang sedang laku.
penggorengan adalah 3 - 4 kg dalam
6. Pengemasan
sekali proses penggorengan.
Proses pengemasan dilakukan secara
3. Penirisan Minyak curah sebelum pemasaran atau saat
Hasil penggorengan pertama keripik pisang dibeli oleh konsumen
ditiriskan menggunakan tirisan, tirisan sesuai dengan banyaknya permintaan.
yang digunakan terbuat dari bahan Kemasan yang disediakan terbuat dari
alumunium bukan dari bambu, sebab plastik (PP/polyprophylene) yang
bambu mampu menyerap minyak memiliki ketebalan 0,6-0,8 mm dengan
sehingga keripik pada bagian bawah akan kapasitas antara 250 g dan 500 g yang
terkena minyak yang menempel pada telah dicetak merk keripik pisang. Sesuai
tirisan berbahan bambu. Keripik hasil dengan PP No.69 tahun 1999 label pada
penggorengan didiamkan di atas tirisan kemasan sekurang-kurangnya harus
sampai minyak yang tertinggal menetes mencantumkan nama produk, berat
tuntas. Selain itu penirisan tidak boleh bersih, masa kadaluwarsa, komposisi
ditumpuk terlalu banyak, sebab akan bahan baku dan informasi/alamat tempat
menghambat menetesnya minyak secara pembuatan produk.
tuntas. Secara sistematis proses pengolahan
keripik pisang yang menggunakan draft
4. Pendinginan
SOP dapat dilihat pada Gambar 1.
Keripik yang telah selesai diolah
didinginkan di dalam ember besar yang
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013 139
SOP Keripik Pisang Didit Haryanto et al
140 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013
Didit Haryanto et al SOP Keripik Pisang
Tabel 2. Hasil Pengujian produk keripik pisang sebelum dan sesudah penerapan SOP
Parameter Sebelum Standar Sesudah Standar Standar
SOP Deviasi SOP Deviasi (SNI)
Kadar Air (%) 0,146 0.016 0,165 0.016 Max 6
Kadar Abu (%) 1,880 0.964 1,348 0.305 Max 8
Kadar Lemak (%) 39,310 0.746 27,896 0.696 Max 30
Keutuhan (%) 83 2 92 2.646 Min 70
Uji Organoleptik
- Warna Kuning 0.7654 Kuning 0.0500 Normal
kecoklatan keemasan
- RasaAroma Agak khas 0.3753 Khas pisang 0.1803 Khas pisang
keripik
pisang
- Tekstur Renyah 0.6245 Renyah 0.1732 Renyah
Keterangan: data sebelum SOP merupakan rata-rata dari tiga kali sampling produk keripik pisang
142 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013
Didit Haryanto et al SOP Keripik Pisang
Pisang yang mature ini memiliki DAFTAR PUSTAKA
tekstur yang renyah setelah menjadi
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
keripik. Sedangkan pengolahan tanpa 2002. Pedoman Cara Produksi
menerapkan SOP tahap sortasi tidak Pangan yang Baik untuk Industri
dilakukan sehingga pisang yang sudah Rumah Tangga (CPPB-IRT).
terlalu matang dan kurang matang ikut Jakarta.
diolah menjadi keripik pisang. BSN. 1995. Bahan Tambahan Makanan ,
SNI No. 01-0222-1995. Bahan
standarisasi Nasional Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN BSN. 2002. Syarat Mutu Minyak goring
Kesimpulan SNI No. 01-3741-2002. Bahan
Berdasarkan pengamatan dan standarisasi Nasional Jakarta.
percobaan selama lima pekan di Industri BSN. 2007. Standar Mutu Keripik
Pisang SNI No. 01-4315-2001.
Rumah Tangga Pembuatan Keripik
Badan Standardisasi Nasional.
Pisang milik bapak Hariyanto Jl. Z.A Jakarta
Pagar Alam, Bandar Lampung dan studi Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
litelatur diperoleh kesimpulan sebagai RI. 1979. Daftar Komposisi Bahan
berikut. (1) Telah disusun SOP Makanan. Binatara Aksara. Jakarta.
pengolahan keripik pisang, (2) Draft SOP 58 hlm.
pengolahan keripik pisang telah diuji Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Propinsi Lampung.2008. Data
cobakan di unit usaha. Hasil uji coba
Penyebaran Industri Kecil dan
menunjukkan bahwa keripik pisang yang Menengah Propinsi Lampung
diproduksi dengan mengacu draft SOP, Tahun 2007. Dinas Perindustrian
secara konsisten telah sesuai dengan dan Perdagangan Propinsi
persyaratan mutu SNI 01-4315-1996. Lampung. Bandar Lampung
Muchtadi, D. 1989. Protein Sumber dan
Saran Teknologi. Pusat antar Universitas,
Adapun saran pada penelitian ini Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Peraturan Menteri Kesehatatan RI No.
antara lain, perlu perbaikan sanitasi
416. 1990. Syarat-syarat Dan
menyeluruh meliputi sanitasi tempat, Penentuan Kualitas Air. Menteri
peralatan dan pekerja. Perlu dilakukan Kesehatan Republik Indonesia.
tindaklanjut oleh instansi terkait agar Jakarta.
draft SOP pengolahan keripik pisang Peraturan Pemerintah RI No.69. 1996.
dapat disempurnakan menjadi SOP Label dan Iklan Pangan. Presiden
sehingga dapat diterapkan dan diadopsi Republik Indonesia. Jakarta.
US. EPA. 2007. Guidance For Preparing
oleh sentra industri keripik pisang di
Standard Operating procedure
Bandar Lampung. (SOP) Office of Environmental
Information. Washington DC.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.2, September 2013 143