Você está na página 1de 28

[ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN

BANK DENGAN METODE RGEC PADA


BANK MUAMALAT INDONESIA

PERIODE 2014-2016]
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 7
II.1 Bank ...................................................................................................... 7
b. Fungsi Bank .............................................................................................. 7
c. Jenis Bank................................................................................................. 8
d. Peran Bank ............................................................................................. 10
II.2 Laporan Keuangan .............................................................................. 11
e. Jenis Laporan keuangan ......................................................................... 12
II.3 Pengertian dan Arti Penting Kesehatan Bank ..................................... 16
II.4 Aturan Kesehatan Bank ...................................................................... 16
II.5 Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (RGEC) ........................... 18
f. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 22
II.6 Populasi dan Sampel ........................................................................... 22
II.7 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 23
g. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 24
BAB III ................................................................................................................. 25
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

1|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1
Perbankan mengatur beberapa usaha dari Bank Umum, antara lain ; menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
memberikan kredit; menerbitkan surat pengakuan hutang; membeli, menjual atau
menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan.2
Kegiatan usaha bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang
berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Risiko-
risiko yang dihadapi bank sebagai lembaga intermediasi yaitu Risiko Kredit,
Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko
Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Kompleksnya risiko kegiatan
usaha bank pada akhirnya menuntut penyempuranaan metode penilaian tingkat
kesehatan bank dengan pendekatan risiko.
Bank mengalami penurunan modal selama krisis keuangan, dan setelah
krisis yang terjadi bank harus menyesuaikan diri dengan bank-bank baru. Setelah
krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa baru-baru ini,
peraturan bank internasional dan nasional yang baru mencakup persyaratan dalam
hal modal likuiditas yang lebih tinggi, serta rasio. Di beberapa negara, aktivitas
bank dibatasi, misalnya berdasarkan aturan Volcker. Dan, di A.S. penilaian untuk
asuransi deposito diubah berdasarkan total kewajiban, terlepas dari tingkat
simpanan bank. Sekuritisasi menjadi dipercepat, serta meningknya biaya

1 Pasal 1 angka 2 UU No 10 Tahun 1998,


2 Pasal 6 UU No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No 7 Tahun 1992

2|Page
pendanaan bank setelah krisis yang terjadi baru-baru ini, Selanjutnya, setelah
krisis bank-bank baru-baru ini dihadapi denda miliaran dolar. Oleh karena itu
banyak bank yang telah berjuang dengan bunga rendah. (Kyriakos T. Chousakos,
2017)
Oleh karenanya, dalam rangka mencapai sistem perbankan yang kuat,
sehat serta efisien maka Bank Indonesia melakukan proses konsolidasi terhadap
Perbankan Indonesia. Proses konsolidasi perbankan tersebut semakin dipercepat
oleh Bank Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan dan kesehatan
perbankan dalam jangka panjang, menciptakan kestabilan sistem keuangan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan, juga untuk
meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat mengingat peran bank sebagai
salah satu lemabaga kepercayaan. Dalam proses percepatan konsolidasi tersebut,
Bank Indonesia menyatakan tentang kewajiban modal minimum bank, yang
menetapkan bahwa rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
harus mencapai 8%. Sehingga bank wajib memelihara ketersediaan modal karena
setiap pertambahan kegiatan bank khususnya yang mengakibatkan pertimbangan
aktivitas harus diimbangi dengan pertambahan pendapatan permodalan sebesar
100:8 (Bankirnews, Mei 2011).
Oleh karena itu, Bank Indonesia melakukan langkah strategis dalam
mendorong penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
dengan pendekatan risiko yang mencakup penilaian terhadap empat faktor yaitu
Risk Profile (Profil Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings
(Rentabilitas), dan Capital (Permodalan) yang selanjutnya disebut dengan metode
RGEC. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran Bank
Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegaiatan operasi perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan caracara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006: 51).

3|Page
Pada saat ini dunia perbankan mengalami persaingan yang semakin ketat
karena kondisi perekonomian yang semakin terbuka. Selain itu tantangan dunia
perbankan semakin sulit dengan diterapkannya Arsitektur Perbankan Indonesia
(API). Pada tanggal 9 Januari 2004, Gubernur Bank Indonesia telah
mengumumkan implementasi API. API merupakan kebijakan pemerintah
terhadap dunia perbankan di indonesia yang penerapannya akan dilaksanakan
pada tahun 2010. Kebijakan API ini membahas tentang struktur perbankan yang
sehat, pengawasan yang independen, dan perlindungan nasabah. Salah satu
kebijakan API adalah penetapan modal minimum untuk bank umum sebesar
Rp100 miliar dan untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar Rp 10 miliar.
Kebijakan API ini menuntut setiap bank berlombalomba dalam menghimpun
dana dari masyarakat. Hal ini merupakan suatu langkah yang baik untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat dan untuk lebih memperkuat
fundamental perbankan nasional dalam jangka panjang.
Mengingat saat ini kepercayaan masyarakat menurun terhadap bank, maka
diperlukan penilaian kesehatan bank agar kepercayaan masyarakat bisa kembali.
Setelah kepercayaan masyarakat kembali maka masyarakat akan menyimpan
uangnya di bank. Oleh pihak bank uang tersebut disalurkan dalam bentuk kredit
pada masyarakat yang membutuhkan modal. Penelitian ini dilakukan di Bank
Muamalat karena bank tersebut merupakan bank syariah pertama yang sudah
menjadi pionir Bank Syariah pertama di Indonesia. Selain itu Bank Muamalat
adalah bank yang dikenal masyarakat sebagai bank yang murni syariah.
Bank Muamalat adalah bank syariah pertama di Indonesia yang menjadi
pionir utama dalam berdirinya bank-bank syariah di Indonesia. Selain itu bank
Muamalat adalah bank murni syariah karena sejak berdirinya bank ini dengan
modal yang bukan merupakan bagian dari bank konvensional.
Melihat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah rendah, untuk
mengembalikan kepercayaan dan juga mengingat begitu pentingnya kesehatan
bank, peneliti mengangkat penelitian mengenai penilaian kesehatahn bank dengan
judul ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN BANK DENGAN METODE
RGEC PADA BANK MUAMALAT, Tbk periode 2015-2016.

4|Page
1.2 Rumusan Masalah
Kesehatan Bank menjadi indikator utama dalam perekonomian di negara-
negara termasuk di Indonesia. Dikaitkan dengan kondisi di Indonesia bahwa suku
bunga telah menjadi pengaruh besar terhadap kredit yang sering dilakukan
masyarakat di Indonesia. Dengan demikian peneliti mencoba melihat :
1) Bagaimana Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Risk Profile pada tahun 2015-2016 ?
2) Bagaimana Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Good Coorporate Governance pada tahun
2015-2016 ?
3) Bagaimana Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Earning pada tahun 2015-2016 ?
4) Bagaimana Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Capital pada tahun 2015-2016 ?
5) Bagaimana Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari aspek RGEC pada tahun 2015-2016 ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Risk Profile pada tahun 2015- 2016.
2. Mengetahui Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Good Coorporate Governance pada tahun 2015-
2016.
3. Mengetahui Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Earning pada tahun 2015-2016.
4. Mengetahui Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari Capital pada tahun 2015-2016.
5. Mengetahui Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada BANK MUAMALAT
INDONESIA ditinjau dari aspek RGEC pada tahun 2015-2016.

5|Page
1.4 Batasan Masalah
Pengertian kesehatan bank di atas merupakan suatu batasan yang sangat luas
karena peniliaian kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan perbankan. Namun
penelitian ini di batasi, sebatas : Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada
penelitian terhadap faktor Risk atau resiko (R),Good Corporate Governance (G),
Earnings (E) dan Capital (C).

1.5 Manfaat Penelitian


Kegunaan dari penelitian ini adalah :
Bagi Dunia Akademis
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan
dan bisnis mengenai perbankan khususnya mengenai faktorfaktor dalam
menganalisis tingkat kesehatan bank.
Bagi Pembuat Kebijakan
Bagi BANK MUAMALAT INDONESIA Penelitian ini bermanfaat untuk
memberikan informasi tambahan bagi pihak bank sehingga manajemen bank
dapat meningkatkan kinerjanya dan dapat menetapkan strategi bisnis yang baik
dalam menghadapi krisis keuangan global dan juga persaingan dalam dunia bisnis
perbankan.

6|Page
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Bank
a. Pengertian Bank
Bank adalah usaha yang mengimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dana mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan).
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dan pihak yang
kelebihan dan kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.

b. Fungsi Bank
Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut ::
1) Aggent Of Trust
Sebagai lembaga kepercayaan, bank memiliki fungsi financial
intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana
(kreditur) dan menyalurkan pada pihak yang membutuhkan dana (debitur).
Fungsi sebagai financial intermediary ini akan berjalan lancar apabila ada
unsur kepecayaan (trust). Daam hal ini tentunya masyarakat akan
menyimpan dananya apabila dilandasi unsur kepercayaan dan sebagai imbal
balik, tentunya pihak bank sendiri akan menempatkan atau menyalurkan
dananya untuk debitur dengan dilandasi dengan kepecayaan juga.
2) Agent of Development
Fungsi bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan yang ditujuakan untuk
pembangunan perekonomian masyarakat, seperti kegiatan produksi,
distribusi, investasi, dan konsumsi barang dan jasa.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian di Indonesia sebagai
dalam sektor rill maupun moneter. Karena sektor moneter dan sektor rill

7|Page
tidak dapat dipisahkan dalam perekonomian masyarakat. Kedua sektor
tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Sektor rill tidak akan
berjalan dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.
3) Agent of Services
Bank menawarkan berbagai macam jasa disamping dalam melakukan
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan
penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang
ditawarkan bank seperti transfer uang, inkaso, letter of credit, automated
tellermachine, money market, capital market, dll. Jasa-jasa yag
ditawarkan tersebut erat kaitannya dengan kelancaran kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum.

c. Jenis Bank
1. Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya
a. Bank Umum
Menurut Undang-undang RI No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
menyatakan Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan bank umum antara lain :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan.
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual, menjamin resiko sendiri maupun kepentingan dan
atas perintah nasabah
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
nasabah
b. Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Undang-Undang RI No.10 10 tahun 1998 bank Perkreditan
Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

8|Page
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiataannya
tidak mempberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Jenis-jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Menurut Kasmir (2008 b: 36-37) jenis-jenis bank berasarkan
kepemilikannya dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah adalah bank yang seluruh atau sebagian modalnya
dan akte pendiriannya didirikan oleh pemerintah
b. Bank Milik Swasta
Bank milik pemerintah adalah bank yang seluruhatau sebagian modalnya
dan akte pendiriannya didirikan oleh swasta
3. Jenis-jenis Bank Berdasarkan Status
Jenis-jenis bank berdasarkan status dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dapat
memberikan pelayanan lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri
dan sudah mendapat izin dari Bank Indonesia.
b. Bank Non Dvisa
Bank non devisa adalah bank yang belum mendapat izin dari Bank
indonesia untuk memberikan pelayanan lalu lintas pembayaran dalam
dan luar negeri seperti bank devisa
4. Jenis-jenis Bank Berdasarkan Cara Menentukan Harga
Jenis-jenis bank berdasarkan cara menetukan harga dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional menetapkan bunga sebagai
harga dan mengenakan biaya dalam nominal atau presentase tertentu (fee
base) dalam mendapatkan keuntungan dan menentukan harga produk bank
b. Bank Berdasarkan prinsip Syariah

9|Page
Bank yang berdasarkan prinsip syariah menggunakan aturan perjanjian
menurut hukum islam dalam pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharobah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
modal (musyarokah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murobahah), pembiayaan barang modal berdasarkan
sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina).

d. Peran Bank
Menurut Totok Santoso dan Nuritmo (2014 : 11-12) peran bank adalah
sebagai berikut :
1. Pengalihan aset (asset transmutation)
Bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana
dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman
tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya
dapat diatur sesuai dengan pemilik dana. Dalam hal ini bank telah berperan
sebagai pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lenders) keapada unit defisit
(borrowers).
2. Transaksi ( Transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi barang dan jasa dengan mengeluarkan produkproduk yang
dapat memudahkan kegiatan transaksi diantaranya giro, tabungan, deposito,
saham dan sebagainya.
3. Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk
produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Untuk
kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai
dengan kebutuhan dan kepentingannya karena produkproduk tersebut
mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.

4. Efisiensi (Efficiency)

10 | P a g e
Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor
menimbulkan masalah insentif, sehingga menimbulkan ketidakefisienan dan
menambah biaya. Dengan adanya bank sebagai broker maka masalah tersebut
dapat teratasi.

II.2 Laporan Keuangan


Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan.
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang
diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam
laporan keuangan seperti laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
modal, laporan arus kas, dan laporan catatan atas laporan keuangan. Pengertian
laporan keuangan dapat disimpulkan sebagai laporan yang berasal dari hasil
aktivitas akuntansi yang digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan dan
menunjukkan kinerja serta kondisi keuangan perusahaan bagi pihak pengguna
internal maupun eksternal. (C.J. Tambuwun., 2015)
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007: 1-2)
menyatakan bahwa : Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : neraca
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
a. Tujuan laporan Keuangan
Ikatan akuntan Indoseia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007: 3)
menyatakan bahwa : Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuanagan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan
semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam megambil keputusan

11 | P a g e
ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
b. Komponen Laporan Keuangan
1. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 1
(2007) menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari
komponenkomponen sebagai berikut :
2. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu
perusahaan pada tanggal tertentu.
3. Laporan Laba Rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha
dan biayabiaya selam suatu periode akuntansi.
4. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-
sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi
ekuitas pada akhir periode.
5. Laporan Arus Kas, menunjukkan araus kas masuk dan keluar yang
dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan asrus kas
pendanaan.
6. Catatan atas Laporan Keuangan, berisi informasi keuangan yang
tidak dicantumkan dalam laporan keuangan tetapi informasi tersebut
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

e. Jenis Laporan keuangan


Jenis laporan keuangan bank terdiri dari (taswan 2008 : 39-65) :
1) Laporan Keuangan Bulanan
a. Laporan Bulanan bank umum yang disampaikan oleh bank kepada
Bank Indonesia untuk posisi bulan januari sampai dengan Desesmebr
akan diumumkan pada home page Bank indonesia.
b. Format yang digunakan untuk laporan keuangan publikasi bulanan
tersebut sesuai format pada laporan keuangan bulanan di bawah ini.
c. Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank secara
individu yang merupakan gabungan antara kantor pusat bank dengan
seluruh kantor bank.

12 | P a g e
2) Laporan keuangan triwulan
Laporan keuangan triwulan disusun antara lain untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank serta
informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan
dengan perkembangan usaha bank. Laporan keuangan triwulan yang wajib
disaikan adalah :
a) Laporan keuangan Triwulan Posisi akhir Maret dan September
b) Laporan keuangan Triwulan Posisi Juni
c) Laporan Keuangan Triwulan Posisi Akhir Desesmber
3) Laporan Keuangan Tahunan
Laporan keuangan tahunan bank dimaksudkan untuk
memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara
menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Seluruh
informasi tersebut diharapakan dapat meningkatkan transparansi
kondisi keuangan bank kepada publik dan menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga perbankan.
4) Laporan Keuangan Perbankan
Ikatan Akntan Indonesia dalam Starndar Akuntansi Keuangan No 31
tentang Akuntansi Perbankan (2007) meyatakan bahwa laporan keuangan
ank terdiri dari :
a. Neraca
Pada laporan keuangan perankan, neraca terdiri dari
Aset :
a) Kas
b) Giro pada Bank Indonesia
c) Giro pada bank lain
d) Penempatan pada bank lain
e) Efek-efek
f) Efek yang dibeli dengan janji jual kembali
g) Tagihan derivatif
h) Kredit

13 | P a g e
i) Tagihan akseptasi
j) Penyertaan saham
k) Aset tetap
l) Aset lain-lain
Kewajiban :
a) Kewajiban segera
b) Simpanan
c) Simpanan dari bank lain
d) Efek yang dijual dengan janji
e) Kewajiban derivatif
f) Kewajiban akseptasi
g) Surat berharga yang diterbitkan
h) Pinjaman diterima
i) Estimasi kewajiban lain-lain
j) Pinjaman subordinasi
Ekuitas
1) Modal disetor
2) Tambahan modal disetor
3) Saldo laba (rugi)
b. Laporan Laba Rugi
Pada laporan keuangan perbankan, laporan laba rugi terdiri dari :
a) Pendapatan bunga
b) Beban bunga
c) Pendapatan komisi
d) Beban provisi dan komisi
e) Keuntunagn atau kerugian penjualan efek
f) Keuntungan atau kerugian investasi efek
g) Keuntungan atau kerugian transaksi valuta asing
h) Pendapatan deviden
i) Pendapatan operasi lainnya
j) Beban penyisihan kerugian kredit dan asset produktif lainnya

14 | P a g e
k) Beban adminisrasi umum
l) Beban operasioanl lainnya
c. Laporan Arus Kas
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 31
tentang Akuntansi Perbankan (2007), menyatakan bahwa laporan arus kas
harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklarifikasikan
menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
d. Perubahan Perubahan Ekuitas
Pada laporan keuangan perbankan, laporan perubahan ekuitas terdiri dari :
a) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan
b) Setiap pos pendapatan dan beban , keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas.
c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait .
d) Transaksi moodal dengan pemilik dan distribusi keada pemilik
e) Saldo akumulatif laba/rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya
f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir peiode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi keuangan No. 1
per 1 September 2007 tentang penyajian laporan keuangan,
menyatakan bahwa catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
a) Informasi tentang dasar penyusutan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting
b) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas

15 | P a g e
c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar

II.3 Pengertian dan Arti Penting Kesehatan Bank


Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku.
Kegiatan perbankan:
1) Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain dan,
dari modal sendiri.
2) Kemampuan mengelola dana
3) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
4) Kemampuam memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik
modal, dan pihak lain.
5) Pemenuhan peraturan perbanakn yang berlaku.
6) Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha pada
waktu yang akan datang, sedangkan bagi BI digunakan sebagai sarana
penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh BI. Tingkat
kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas,
likuiditas, dan sensitivitas terhadap resiko pasar.

II.4 Aturan Kesehatan Bank


Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU no 7
tahun 1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh
BI. UU tersebut lebih lanjut menetapkan hal-hal sbb:
Bank wajib memelihara tingkat kesehatan Bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas,

16 | P a g e
solvabilita, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang
tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang memercayakan dananya
kepada bank.
Bank wajib menyampaikan kepada BI, segala keterangan, dan penjelasan
mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh BI.
Bank atas permintaan BI, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-
buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib memberikan bantuan yang
diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan,
dokumen, dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
BI melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap
waktu apabila diperlukan.
Bank wajib menyampaikan kepada BI neraca, perhitungan L/R tahunan dan
penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang
ditetapkan oleh BI. Neraca dan perhitungan L/R tahunan wajib diaudit terlebih
dahulu oleh akuntan publik.
Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan L/R dalam waktu dan
bentuk yang ditetapkan oleh BI.
Aturan tentang kesehatan bank telah diterapkan oleh BI mencakup berbagai
aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan
penggunaan dan penyaluran dana. Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
6/23/DPNP/31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum
dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang sistem penilaian kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian
tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk posisi pada Maret, Juni, September,
dan Desember.
Penilaian kesehatan bank dapat ditinjau dari berbagai aspek yang bertujuan
untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat,

17 | P a g e
kurang sehat atau tidak sehat. Menurut Bank Of Settlement, bank dapat dikatakan
sehat apabila bank tersebut dapat melaksakan kontrol terhadap aspek modal,
aktiva, rentabilitas, manajemen dan aspek likuiditasnya. Pengertian kesehatan
bank menurut Bank Indonesia sesuai dengan Undang Undang RI No. 7 tahun
1992 Tentang perbankan Pasal 29 adalah bank dikatakan sehat apabila bank
tersebut memenuhi ketentuan kesehatan bank dengan memperhatikan aspek
permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen , kualitas rentabilitas , likuiditas,
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Mulai dari
Januari 2012 seluruh bank. (Komang Mahendra Pramana, 2016)
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 6/10/PBI/2004 serta Surat
Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dalam CAMELS
(Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity dan Sensitivity to
market risk) yang lebih mengarah pada ukuran-ukuran kinerja perusahaan secara
internal, mulai dari Asset Quality, Management, Earning Power, dan Liquidity,
serta Sensitivity to Market Risk. Dan pada tahun 2011 berdasarkan pada Peratuan
Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum, Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan
menggunakan pendekatan berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating).
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dilakukan terhadap Bank secara individual
maupun konsolidasi. Dan penilaian ini disebut dengan metode RGEC (Risk
Profile, GCG, Earnings dan Capital).

II.5 Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (RGEC)


Setiap faktor penilaian tingkat kesehatan bank ditetapkan peringkatnya
berdasarkan kerangka analisis yang komprehensif dan terstruktur dengan
memperhatikan materialitas dan signifikansi masing-masing faktor. Faktorfaktor
yang diukur dalammetode RGEC yaitu Risk Profile, Earning, dan Capital.
(Mariani Mamu, 2016)
Pada PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25
Oktober 2011 yang menjadi indikator adalah:
1) Risk profile
Penilaian terhadap resiko terbagi menjadi 8 bagian yaitu:

18 | P a g e
a) Risiko kredit
Risiko pinjaman tidak kembali sesuai dengan kontrak, seperti penundaan,
pengurangan pembayaran suku bunga dan pinjaman pokonya, atau tidak
membayar pinjamannya sama sekali. Rasio kredit dihitung dengan menggunakan
rasio Non Performing Loan:
= x 100%

b) Risiko pasar
Suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena
pergerakan pada faktorfaktor pasar. Rasio pasar dihitung dengan menggunakan
rasio Interest Rate Risk :
= ( ) 100
( )
c) Risiko likuiditas
Risiko kekurangan likuiditas terjadi karena adanya rushpenarikan dana secara
serentak yang dapat mengakibatkan kebangkrutan bank. Rasio likuiditas dihitung
dengan menggunakan rasiorasio sebagai berikut:
1) Loan to Deposit Ratio (LDR)
= 100%=

2) Loan to Asset Ratio (LAR)
= 100%

3) Cash Ratio
Rasio Keuangan merupakan perhitungan yang dirancang untuk membantu
mengevaluasi laporan keuangan. Teknik dengan menggunakan rasio ini
merupakan cara yang saat ini masih paling efektif dalam mengukur tingkat kinerja
serta prestasi keuangan perusahaan. (Rhamadana, 2016)
Rasio Finantial digunakan untuk semua jenis tujuan. Termasuk penilaian
kemampuan dalam pemberian pinjaman untuk membayar hutang, evaluasi
keberhasilan bisnis serta manajerial, bahkan dalam menentukan peraturan

19 | P a g e
perundang-undangan kinerja perusahaan. Tidak mengherankan apabila rasio
menjadi aturan dalam mempengaruhi kinerja. (Barnes, 1987)

= 100%

d) Risiko opersional
Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya
proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal.
e) Risiko hukum
Risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan atau ketidakpastian dari
pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak, hukum atau peraturan.
f) Risiko stratejik
Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang
responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.
g) Risiko kepatuhan
Risiko yang disebabkan oleh ketidakpatuhan suatu bank untuk
melaksanakanperundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku, dan
h) Risiko reputasi
Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Masingmasing bagian dibagi lagi
menjadi 2 bagian yaitu tingkat risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen
risiko. Sehingga penilaian untuk resiko terdapat 16 penilaian. Meninjau tingkat
risiko terbagi atas 5 tingkat. Semakin kecil poin yang diterima maka kesehatan
bank dari sisi risiko tersebut semakin baik.
4) Good Corporate Governance
Good Corpotrate Governance (GCG) ditinjau dari sisi pemenuhan prinsip-
prinsip GCG. GCG mencerminkan bagian manajemen dari CAMELS namun telah
disempurnakan. Bank memperhitungkan dampak GCG perusahaan pada kinerja
GCG bank dengan mempertimbangkan signifikan dan materialitas perusahaan
anak dan atau signifikasi kelemahan GCG perusahaan anak.

20 | P a g e
5) Earning
Earning adalah salah satu penilaian kesehatan bank dari sisi rentabilitas.
Indikator penilaian rentabilitas adalah ROA (Return On Assets), ROE (Return On
Equity), NIM (Net Interest Margin), dan BOPO (Beban Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional. komponen laba actual terhadap proyeksi anggaran dan
kemampuan komponen laba dalam meningkatkan permodalan. Karakteristik bank
dari sisi rentabilitas adalah kinerja bank dalam menghasilkan laba, kestabilan
komponen-komponen yang mendukung core earning, dan kemampuan laba dalam
meningkatkan permodalan dan prospek laba di masa depan. Penilaian terhadap
faktor earnings didasarkan pada dua rasio yaitu:
a. Return on Assets (ROA)
= 100%

b. Return On Equity (ROE)
= 100%

c. Net Interest Margin (NIM)
= 100%

d. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) = 100%

6) Capital
Capital atau permodalan memiliki indicator antara lainnrasio kecukupan
modal dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai
profil resiko,yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat
sesuai dengan karakteristik, skala usaha dan kompleksitas usaha bank. Rasio
kecukupan modal : = x 100%
ATMR

21 | P a g e
f. Penelitian Terdahulu
Perbandingan Analisis CAMELS Dan RGEC Dalam Menilai Tingkat
Kesehatan Bank Pada Unit Usaha Syariah Milik Pemerintah (Studi Kasus: PT
Bank Negara Indonesia, TBK Tahun 2012-2013) disusun oleh Santi Budi Utami
(2015), Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Negara
Indonesia Syariah dengan mengguanakan metode CAMELS dan RGEC ini
menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia, untuk periode Maret 2012 sampai dengan
Desember 2013 rata-rata Bank Negara Indonesia Syariah memperoleh predikat
sehat.

Penelitian Persamaan Perbedaan

Penelitian saat ini Tujuan penelitian yaitu untuk Penelitian sebelumnya


mengetahui tingkat kesehatan bank menggunakan analisis CAMELS
serta metode pendekatan yang dan RGEC, sedangkan penelitian
digunakan yaitu pendekatan ini menggunakan analisis RGEC.
peringkat komposit.

II.6 Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek dan subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek dan subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh
obyek atau subyek itu.
Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh Bank yang ada di
Indonesia

22 | P a g e
Sampel
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga
penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya
akan membuat kita dapat menggeneralisir sifat atau karakteristiknya tersebut pada
elemen populasi
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi dan
sampel yang representatif artinya menggambarkan keadaan populasi
Pada Penelitian ini sampel yang digunakan adalah Bank Muamalat
Indonesia

II.7 Kerangka Pemikiran


Kerangka Pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dan kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari
serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid, 2009:26)

BANK MUAMALAT

Lap Keuangan

Metode RGEC

Risk Profile Good Corporate Earning Capital


Governance

ROA CAR
NPL

NIM
LDR
Analisis Data Keuangan
23 | P a g e
Kesehatan Bank: Sangat
sehat/cukup sehat/kurang
sehat/tidak sehat
g. Hipotesis Penelitian
Yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik.
Pada penelitian kali ini hipotesis yang ditemukan oleh peneliti adalah
pertanyaan dari peneliti itu sendiri.

24 | P a g e
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan
namanya, banyak dituntut menggunakan perhitungan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Penelitian ini menggunakan variabel yang terdiri sebagai berikut :
Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian ini dengan
menggunakan data laporan keuangan periode 2014-2016

III.2 Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah melalui data
sekunder.
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari :
1) Annual report
2) Web Site Bank Muamalat

III.3 Alat Analisis Penelitian


Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RGEC :
Variabel Indikator Penilaian
Risk Profile Resiko kredit

100%


100 %


100%


100%

25 | P a g e
Resiko pasar
+ +
100%

+ +
x 100%

Risiko Likuiditas

100%

Hasil pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank sebagaimana


GCG diatur dalam ketentuan bank Indonesia mengenai GCG bagi
Bank Umum yang dilakukan secara self assessment oleh
pihak bank yang bersangkutan

Earnings 100%


100%


100%


x 100%


100%


Capital 100%


100%

26 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Barnes, P. (1987). The Analysis and Use of Financial Ratios.

C.J. Tambuwun., J. S. (2015). Analisis Laporan Keuangan sebagai Ukuran


Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL.

Komang Mahendra Pramana, L. G. (2016). ANALISIS TINGKAT KESEHATAN


BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA
TBK . E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6, 2016: 3849-3878.

Kyriakos T. Chousakos, G. B. (2017). BANK HEALTH POST-CRISIS. NBER


WORKING PAPER SERIES.

Mariani Mamu, F. A. (2016). ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BNI


SYARIAH, TBK DENGANMENGGUNAKAN METODE RGEC. JURNAL
ADMINISTRASI BISNIS .

Rhamadana, R. B. (2016). ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK


MENILAIN KINERJA KEUANGAN. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.

27 | P a g e

Você também pode gostar