Pada hari minggu tanggal 16-oktober-2016 tepatnya pada mata kulia
enterpreneuship kami diadakan kegiatan turun lapangan. Saat itu, kami itu terbagi atas 21 kelompok dan kami mendapatkan kelompok 11. Dimana anggota kelompok 11 itu terdiri atas 6 orang, 5 perempuan dan 1 laki-laki. Pada hari minggu itu kami datang pukul 06.00 pagi untuk berkumpul didepan mesjid telaga. Setelah berkumpul kami diberikan arahan oleh dosen pembimbing mata kulia enterpreneuship dan kamipun mulai berpencar untuk mencari pekerjaan yang dapat dilakukan. Agar bisa mendapatkan penghasilan yang banyak diwaktu yang sempit, kami memutuskan untuk berpencar. Ada yang pergi kepasar dan ada juga yang pergi kerumah-rumah warga setempat untuk menawarkan jasa dengan upah sesuai keiklasan. Dan kami kelompok 11 itu, berbagi 3 orang dirumah camat telaga, 2 orang dipasar dan 1orangnya lagi dimengikuti kegiatan rakerda PDI. Cerita Nanda, Melgifia dan Rafika saat bekerja di Rumah Camat Telaga : Awalnya Nanda, Melgifia dan Rafika menawarkan jasa dirumah camat. Alasan kami memilih lokasi tersebut karena, lokasinya tampak kotor dengan sampah-sampah yang berserakan. Sebelumnya, kami tidak menyadari bahwa tempat tersebut adalah salah satu rumah dari bapak camat telaga. Setelah kami mengutarakan maksud dan alasan kami. Akhirnya bapak camat dan anak- anaknyapun setuju untuk mempekerjakan kami. Kami mendapatkan pekerjaan untuk membersih halaman depan rumah dan mencuci piring. Kebetulan tempat tersebut baru sehari ditempati dan baru saja merayakan acara pelantikan. Sehingga kedatangan kami, sangat tepat. Setelah pembagian tugas tersebut, kami langsung membersihkan halaman hanya dengan memunggut sampah-sampah tersebut tanpa menggunakan sesapu melainkan dipunggut satu per satu. Namun, demi mendapatkan sedikit upah, kamipun ikhlas untuk melakukannya. Halaman pun bersih. Setelah itu, kami melanjutkan pekerjaan pekerjaan yang kedua yaitu mencuci piring dan membersihkan rumah. Sayagny ketika kami ingin mencuci piring, spons pencuci piringnya belum sempat dibeli. Kamipun harus menunggu beberapa menit sampai spons itu dibeli. Beberapa jam kemudian kamipun telah selesai berkerja dan melaporkan hasil pekerjaan pada pemilik rumah. Tapi, sebelum kami mendapatkan upah, keluarga tersebut menawarkan kami makanan dan memesan untuk membawa pulang makanan tersebut. Kamipun merasa tidak enak dengan tawaran tersebut. Lalu, anak bungsu dari kepala camat tersebut berkata kalau kalian tidak menghabiskan makan tersebut kalian tidak akan mendapatkan upah. Kamipun akhirnya memakan makanan pitza yang dihidangkan. Setelah kami menghabiskan makan dan minum kami diberi upah Rp.100.000 oleh bapak camat. Kamipun berusa untuk mengembalikan setengah harga dari uang tersebut. Karena kami merasa bahwa uang yang diberikan terlalu banyak jika dibandingkan dengan pekerjaan kami yang tidak seberapa. Namun, anak dari kepela camat tersebut menolaknya, ia berkata bahwa uang tersebut sengaja diberikan oleh pak camat untuk kami. Dengan rasa syukur kamipun menerima uang tersebut dan memohon pamit untuk mencari pekerjaan dilokasi lainnya. Keluar dari rumah pak camat tersebut, kami meneruskan langkah untuk mencari pekerjaan dilokasi belakang Telaga Mart. Sayangnya kami tidak menemukan pekerjaan satupun dilokasi tersebut. Kamipun terus berjalan, sampai kami menemukan sebuah kantor Notaris. Kami berusaha menyampaikan maksud dan tujuan kami. Namun setelah menunggu cukup lama ditempat tersebut kami tidak mendapatkan pekerjaan. Tanpa berfikir panjang, kamipun langsung memutuskan untuk pergi kepasar membantu rekan kelompok kami yang disana. Setelah sampai dipasar, rafika bergabung dengan sri dan yuni akuba. Sri dan rafika ditempat jualan ayam dan yuni akuba ditempat jualan batata. Sedangkan Melgifia dan nanda mendapatkan pekerjaan lagi yaitu berjualan tisu dan sabun, dimana kami langsung berkeling-keling dipasar tersebut. Namum tidak ada 1 orang pun yang mau membeli dagangan kami dan kamipun langsung mengembalikan dagangan tersebut kepada pemiliknya. Cerita Fitran Hemeto : Sudah dibagi jadi 3 kelompok kemudian saya mengantar sri ke pasar tempat jual ayam pedanging kemudian saya berjalan kaki smpai diperempatan telaga, tiba diperempatan saya duduk dengan abang2 bentor kemudian abang bentor bertanya kamu lagi mau ngapain,saya jelaskan bahwa saya disini dari mahasiswa ung dapat tugas mau jual jasa biar dibayar brpapun saya mau,tiba abang bentor menawarkan untuk saya membawah bentornya, kemudian saya dapat penumpang ibu2 arah andalas dibayar 5rb dan saya melihat ibu2 lagi yg pakai kain partai PDIP saya tanya ibu mau kemana? Ibu menjawab saya mau ke RAPREDA di grand Palace, saya berkata pada ibu bahwa saya juga dukung HATI di pilihan gubernur nanti, kemudian saya diberikan kemeja PDIP dan sayapun ikut masuk kedalam gedung tersebut dan dibayar 50 ribu. Uang 50 saya kasih sama abang bentor kemudian saya dikasih uang 30 ribu. Cerita sri saat berjualan ayam : Setelah membagi menjadi 3 tim saya menuju ke pasar dan bertemu dengan pedagang ayam alhamdullilah pedagang tersebut menerima saya untuk membantu dia berjualan ayam. Cerita sedikit ini kali pertama saya memegang daging ayam yang masih mentah dan ada darahnya pertama sih saya merasa malu dan geli untuk memegang ayam tersebut, tetapi demi mendapatkan uang dari jerih payah sayapun memberanikan diri untuk memegang daging ayam tersebut. Setelah saya berteriak Ayam bu..ayam pa. ibu tidak mo beli ayam ? murah bu untungnya banyak yang membeli ayam kami, dan saat saya menjual ayam ada pedagang lainnya yang mengatakan nou nanti ada ngoni ayamnya laku saya sedikit tertawa berarti kami membawa untung hehehehe.. Dan ada juga pembeli lainnya mengatakan jurusan apa kamu nou? dan saya mengatakan jurusan keperawatan om dengan tertawa terbahak pembeli itu mengatakan kenapa perawat so disini? So jadi perawat ayam ini? saya pun tertawa dan mengatakan iyaa om ayam saja di rawat apalagi manusia :D pembeli itu langsung tertawa dan diapun membeli 2 ekor ayam. Lucunya lagi dipedagang itu membelikan saya nasi bulu 6 potong dan dia mengatakan makan dulu nou.atiolo ngoni bulum makan sayapun sempat menolak tetapi karena pedagang tersebut memaksa sayapun memakannya. Saya membantu pedagang tersebut sekitar 2 jaman dan alhamdullilah ayam tersebut laku habis, bahkan ada pedagang ayam lain ingin memanggil saya, tetapi karna sudah keburu jam sayapun menolaknya. Dan dari hasil jualan tersebut saya mendapat upah yang lumayan banyak,di kasih uang untuk makan dan pulang. Saat mau pulang ke kampus saya dan teman-teman numpang sama paman yang membawa mobil open kap dan alhamdullah paman tersebut mengantar kami ke kampus dengan selamat. Cerita Nanda dan Melgifia saat menawarkan pekerjaan ke Rumah warga Setelah gagal menjual sabun dan tisu, kami mencari lagi pekerjaan diperumahan. Setelah berkeliling di perumahan, kamipun hampir menyerah dan pulang. Akan tetapi saat diperjalanan pulang kami melihat seorang Bapak sedang melakukan pekerjaan, kami pun berniat untuk menawarkan diri bekerja di rumahnya. Bapak tersebut mempertemukan kami dengan istrinya dan kami pun mengatakan maksud kedatangan kami dan kami pun diberi pekerjaan. Kami bekerja lagi mencuci piring, mengepel. Beberapa jam pun pekerjaan kami selesai. Jam sudah menunjukkan 11:00 kami pun berpamitan pada bapak dan ibu tersebut. Akan tetapi mereka masih menahan kami dan menawarkan kami makan bersama mereka, akan tetapi kami menolak karena waktu kami yang sudah singat sudah jam 11 lewat dan kami pun perasaan untuk makan di rumah tersebut, kami tidak ingin mereka menjadi repot karena kami. Karena kami sudah buru-buru sehngga bapak dan ibu tersebut memberi kami bekal pisang dan kacang untuk dimakan diperjalanan dan setelah itu kami di beri upah sebesar Rp.50.000. saat melihat uang sebanyak itu awalnya kami menolak karena menurut kami upah sebesar itu tidak sebanding dengan apa yang kami kerjakan. Akan tetapi mereka tetap memaksa kami, mereka bilang gunakan uang tersebut untuk naik bentor ke kampus. Dan kamipun sangat berterima kasih kepada suami istri tersebut. Dan kami pun berpamitan. Saat di perjalanan pulang, rasanya begitu panas, haus, ingin rasanya naik bentor akan tetapi rasa begitu sayang uang 50.000 tersebut harus di pecah. Jadi kami memutuskan untuk tetap bertahan, kami berjalan dari perum menuju ke pasar kemudian meuju ke jalan besar. Kemudian kami mencari tumpangan dan setelah itu kami mendapatkannya tumpangan gratis kami pun naik mobil pikup dan sampailah dikampus. Itulah pengalaman kami yang paling mengesan dan dari situlah kami mengetahui betapa susahnya mencari uang . Waktu berwirausahapun selesai, saatnya kami pulang kekampus sesuai dengan waktu yang ditentukan yakni pukul 12.00. Setelah berembuk tentang masing-masing hasil yang kami peroleh. Ternyata total pendapatan kami berjumlah Rp. 209.000. Kamipun sangat senang dan bersyukur dengan pendapatan tersebut. Dan ternyata, saat pengumuman hasil pendapatan, kelompok kami (kelompok 11) menjadi predikat pertama sebagai kelompok dengan penghasil paling tinggi dari 21 kelompok. Terimakasi kepeda Tuhan YME, kepada Dosen-Dosen pembimbing, dan Rekan-Rekan kelompok 11 yang sudah bekerja keras menyelesaikan tugas ini.
Nilai yang bisa diambil dari pengalaman ini :
1. Kejujuran 2. Kegigihan 3. Ikhlas 4. Berusaha ramah walaupun ada pembeli yang kadang tidak menghargai akan dagangan kami, 5. Ramah dan sopan 6. Jangan menyerah, putus asa ataupun merasa malu dengan pekerjaan yang kita lalukan selagi halal untuk dikerjakan. 7. Dan yang pastinya pelajaran terbesar yaitu ternyata sangatlah sulit untuk mendapat pekerjaan dan mendapatkan uang. Uang 2 rb yang selama ini kita anggap sedikit akan terasa banyak saat uang itu kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri dan kitapun akan merasa bangga jika melakukannya dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang tua.