Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Masalah Utama
Defisit perawatan diri
2
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79).
2.2.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut:
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
3
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain lain.
7. Kondisi Fisik atau Psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
4
1. Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai,
mulut bau, penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa
hina.
3. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma, cara makan tidak
teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
Isolasi sosial
5
Mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok gigi, tak mau
memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi / kebersihan diri.
2) Data Obyektif
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi.
6
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan sehari-hari
2) Strategi Keperawatan
1. Fase Orientasi
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya ? Ayo siapa nama saya ? Bagus... Bagaimana keadaan
hari ini ? Nyenyak tidurnya tadi malam ?
2. Fase Kerja
Ibu sudah mandi, bagus... sudah ganti baju ? Tapi mandinya pakai sabun gak ? Sikat gigi gak ?
Menurut bapak kalau mandi itu harus bagaimana ? Apa untungnya mandi ? Kenapa kukunya
panjang ? Terus bajunya kenapa belum diganti ? Ibu mau jika saya ajak mengganti baju dan
memotong kuku ? Sekalian nanti saya ajarkan ibu cara mandi yang benar ya ? Kan ibu sudah
rajin mandi, nanti kalau udah masuk dalam jadwal ya... mari kita ganti baju dan potong kuku.
3. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tadi ?
Evaluasi Objektif
Coba ibu lakukan apa yang sudah kita pelajari tadi !
Rencana Tindak Lanjut
Jadi nanti kalau saya tidak ada diruangan, ibu bisa melakukan apa yang sudah kita pelajari tadi,
dan jangan lupa memasukkannya dalam kegiatan harian ibu.
4. Kontrak yang akan datang
Topik
Bagaimana kalau besok siang kita bertemu lagi untuk melatih kemampuan berdua yang ibu
miliki ?
Waktu
Jam berapa kita akan bertemu ? Bagaimana kalau jam 11.00 wib ?
Tempat
Bagaimana kalau diruangan ini saja bu ? Sampai bertemu besok ya bu...
7
Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Intervensi :
1. Berikan salam setiap berinteraksi.
2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
3. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
4. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
5. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
6. Buat kontrak interaksi yang jelas.
7. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
8. Penuhi kebutuhan dasar klien.
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi :
1. Motivasi klien untuk mandi.
8
2. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang benar.
3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
5. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri,
seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
6. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat
gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
9
Diagnosa 2 : Defisit Perawatan Diri (kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK).
Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri.
Tujuan Khusus :
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Intervensi :
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki laki, latihannya meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
10
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Intervensi :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
11
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
8. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Klien Ny. R berumur 59 tahun datang ke Rumah Sakit Jiwa Bogor diantar oleh keluarganya.
Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih nyaman
dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi rasanya dingin dan
badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang dan hitam.
Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan ganti pakaian harus disuruh petugas.
3.1 Pengkajian
a) Identitas Klien
b) Riwayat Kesehatan
13
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
jiwa seperti ini.
DO:
- Bila diminta mandi klien marah-
marah.
- Keadaan pasien tampak bau,
kebutuhan mandi pasien selalu
dimandikan oleh petugas dengan
dimotivasi bahkan sambil dipaksa.
- Pasien tampak rambut acak-acakan
dan banyak kutu, kuku panjang dan
hitam.
- Kulit kotor, tampak malas untuk
menyisir rambut dang anti pakaian
harus disuruh petugas.
Isolasi sosial
14
Defisit perawatan diri : mandi, berdandan
15
5) Klien dapat melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan minimal
Tindakan :
5. 1. Bimbing klien melakukan demonstrasi tentang cara menjaga kebersihan diri
5.2. Dorong klien untuk melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal
Catatan Perkembangan
No Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi / SOAP
1. Defisit perawatan SP 1
diri 1. Menjelaskan S : saat ditanya, klien
Jumat, 15/11/2016 pentingnya kebersihan mengatakan tidak pernah
Pukul 13.00 wib diri. mau
2. Membantu pasien mandi.
16
mempraktekkan cara O : - penampilan klien tidak
menjaga kebersihan. rapi
3. Menjelaskan cara - rambut acak-acakan
menjaga kebersihan. - wajah kusam
4. Menganjurkan klien - tercium bau badan
memasukkan dalam A : - klien belum mampu
jadwal kegiatan harian. merawat diri
- klien belum terlalu
mengerti tentang
pentingnya merawat diri
P:
PK : menganjurkan klien untuk
menjaga kebersihan dirinya
PP : membantu klien cara
membersihkan dirinya
2. 1. Mengevaluasi jadwal
Pukul 13.45 wib kegiatan harian klien. S : keluarga mengatakan
2. Membantu klien sebelum dan sesudah makan
mempraktekkan cara klien tidak mau cuci tangan
makan yang baik. O : - tampak klien makan
3. Menganjurkan klien berserakan
memasukkan dalam - klien tidak mencuci tangan
jadwal kegiatan harian. setelah makan
A : - SP I belum sepenuhnya
- klien belum mampu
melakukan SP II
P:
PK : praktekkan cara makan
yang baik
PP : membantu klien
mempraktekkan evaluasi
17
3. SP III
Sabtu, 16/3/2013 1. Mengevaluasi jadwal S : saat ditanya seputar
Pukul 10.15 wib kegiatan harian pasien BAB/BAK, klien
2. Menjelaskan cara mengatakan melakukan pada
eliminasi yang baik tempatnya
3. Membantu klien O : - klien sudah sedikit tampak
mempraktekkan cara rapi
eliminasi yang baik - gigi klien masih kuning
- BAB/BAK tertib, bersih
A : SP I, II, III, sudah mulai
mampu dilakukan
P : menganjurkan klien untuk
tetap melakukan SP I tanpa
mengabaikan SP II dan SP
III
4. SP IV
Defisit perawatan 1. Mengevaluasi jadwal
diri kegiatan harian klien S : klien mengatakan tidak mau
Rabu, 20/03/2012 2. Menjelaskan cara mandi dan sikat gigi
Pukul 12. 30 wib berdandan O : - klien tampak lusuh
3. Membantu klien - rambut terlihat acak
mempraktekkan cara acakan
berdandan A : klien sudah mulai mampu
4. Menganjurkan klien melakukan SP I, II, III, IV
memasukkan dalam tetapi belum sepenuhnya
jadwal kegiatan harian P : - menganjurkan klien untuk
memasukkan dalam jadwal
harian
- berikan reinforment atas
usaha yang klien lakukan
18
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
3.2 Saran
1) Sebagai mahasiswa/mahasiswi calon perawat agar dapat lebih memperdalam ilmu
serta wawasan mengenai gangguan jiwa pada klien dengan defisit perawatan diri
dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
2) Bagi masyarakat agar lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga kesehatan
dan jangan mengabaikan tanda dan gejala yang muncul sebagai penyakit yang
wajar tetapi segera periksakan kedokter atau pelayanaan kesehatan yang terdekat
untuk mencegah komplikasi dan prognosis yang buruk.
19
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar pasien. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M.2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan intervensi NIC dan
kriteria hasil NOC. Jakarta:EGC
20