Você está na página 1de 7

Pendahuluan

Glaukoma adalah neuropati optik yang disebabkan oleh tekanan intraokular (TIO)
yang (relatif) tinggi, yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang yang khas dan atrofi
papil saraf optik. Hingga kini penyebab timbulnya penyakit glaukoma belum diketahui,
namun ada beberapa literature mengatakan bahwa penyakit ini biasanya mengenai manusia
dewasa di atas usia 40 tahun terutama pada usia lanjut, biasanya dalam keluarga sedarah
(ayah, ibu, adik, kakak dan anak kandung) terdapat penderita glaukoma.
Pada sebagian besar penderita, glaukoma juga terjadi oleh karena adanya sumbatan
pada sirkulasi atau drainase aquos sehingga terjadi peningkatan tekanan intra okular. Pada
beberapa pasien, kerusakan bisa disebabkan oleh suplai darah yang tidak adekuat ke serabut
saraf optik vital, kelemahan struktur saraf dan atau adanya masalah pada serabut saraf itu
sendiri.
Glaukoma sering disebut sebagai Pencuri Penglihatan sebab pada sebagian besar
kasus glaukoma, gejala sering tidak dirasakan oleh penderita. Pada tahap awal, kerusakan
terjadi pada tepi lapangan pandang sehingga penderita tidak menyadarinya, penderita akan
merasa terganggun jika kerusakan sudah mengenai lapangan pandang sentral dan pada saat
itu penyakit sudah terlanjur parah. Proses kerusakan saraf optik berjalan secara perlahan
sampai akhirnya terjadi kebutaan total dan pada akhirnya penderita menjadi benar-benar
buta.
Glaukoma merupakan masalah kesehatan mata yang penting di Indonesia. Distribusi
penyakit glaukoma di Indonesia sebesar 13,4%. Prevalensi kebutaan akibat penyakit
glaukoma sebesar 0,2%. Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor dua terbesar di
Indonesia setelah katarak dan seringkali mengenai orang berusia lanjut.
Di Amerika Serikat, penyakit ini lebih dominan pada masyarakat berkulit berwarna
(etnis Afrika) daripada yang berkulit putih (4:1), sedangkan di Indonesia belum ada
penelitian mendalam dan menyeluruh mengenai pola penyakit glaukoma.

Anatomi dan Fisiologi


a. Anatomi
Bola Mata
Bola mata orang dewasa hampir mendekati bulat, dengan diameter anteroposterior
sekitar 24,5 mm. Bola mata terdiri dari konjungtiva, kapsula tenon, sklera dan episklera,
kornea, uvea, lensa, humor akueus, retina, dan vitreus.2
Gambar 1. Anatomi Mata

Sudut Filtrasi
Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik mata.
Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh garis
yang menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membran Bowman. Akhir dari
membran Descemet disebut garis Schwalbe. 2

Gambar 2. Anatomi Iris dan Pupil

Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan stroma. Epitelnya 2 kali ketebalan epitel
kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari arteri siliaris
anterior. 1

Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri dari : 2,3
1. Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi
kanalis Schlemm untuk berinsersi pada sklera.
2. Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur (insersi dari
m.siliaris) dan sebagian ke m.siliaris meridional.
3. Serabut yang berasal dari akhir membran Descemet (garis Schwalbe)
Serabut ini menuju ke jaringan pengikat m.siliaris radialis dan sirkularis.
4. Ligamentum pektinatum rudimenter
Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.

Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya diliputi oleh
endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bila ada darah
di dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar.
Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi kornea.
Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada dinding sebelah dalam,
terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan langsung antara trabekula dan kanalis
Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran kolektor, 20-30 buah, yang menuju ke
pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan vena siliaris anterior di badan siliar.2
Sudut kamera okuli anterior memiliki peran penting dalam drainase aqueous humor.
Sudut ini dibentuk oleh pangkal iris, bagian depan badan siliaris, taji skleral, jalinan
trabekular dan garis Schwalbe (bagian ujung membrane descement kornea yang prominen).
Lebar sudut ini berbeda pada setiap orang, dan memiliki peranan yang besar dalam
menentukan patomekanisme tipe glaukoma yang berbeda-beda. Struktur sudut ini dapat
dilihat dengan pemeriksaan gonioskopi. Hasilnya dibuat dalam bentuk grading, dan sistem
yang paling sering digunakan adalah sistem grading Shaffer.3

Grade Lebar sudut Konfigurasi Kesempatan Struktur pada Gonioskopi


untuk
menutup
IV 35-45 Terbuka lebar Nihil SL, TM, SS, CBB
III 20-35 Terbuka Nihil SL, TM, SS
II 20 Sempit Mungkin SL, TM
(moderate)
I 10 Sangat sempit Tinggi Hanya SL
0 0 Tertutup Tertutup tidak tampak struktur
Tabel 1. Sistem Grading Shaffer4
Keterangan :
SL : Schwalbes line, TM : trabecular meshwork, SS : scleral spur, CBB : ciliary body band.

b. Fisiologi humor akueus (Aqueous Humour)


Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan
posterior mata, diproduksi di korpus siliaris. Volumenya sekitar 250 uL, dengan kecepatan
pembentukan sekitar 1,5-2 uL/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi dari plasma.
Komposisinya mirip plasma, kecuali kandungan konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat
lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa lebih rendah. 1,2
Sistem aliran drainase aqueous humor, terdiri dari jalinan trabekular, kanal Schlemm,
jembatan pengumpul, vena-vena aqueous dan vena episkleral. Adapun jalinan trabekular
terdiri dari tiga bagian yakni jalinan uveal, korneoskleral, dan jukstakalanikular. Jalinan
uveal merupakan jalinan paling dalam dan meluas dari pangkal iris dan badan siliaris sampai
garis Schwalbe. Jalinan korneoskleral membentuk bagian tengah yang lebar dan meluas dari
taji skleral sampai dinding lateral sulkus skleral. Jalinan jukstakanalikular membentuk
bagian luar, dan terdiri dari lapisan jaringan konektif. Bagian ini merupakan bagian sempit
trabekular yang menghubungkan jalinan korneoskleral dengan kanal Schlemm. Sebenarnya
lapisan endotel luar jalinan jukstakanalikular berisi dinding dalam kanal Schlemm yang
berfungsi mengalirkan aqueous ke luar.3
Jalinan/jala trabekular terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori
semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui
insersinya kedalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut
sehingga kecepatan drainase humor juga meningkat. Aliran aqueous humor ke dalam kanalis
Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transeluler siklik di lapisan
endothel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena
aqueus) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil Aqueous humor keluar
dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sclera (aliran uveosklera). Resistensi
utama terhadap aliran Aqueous humor dari kamera anterior adalah lapisan endothel saluran
Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular di dekatnya.
Kanal Schlemm merupakan suatu saluran yang dilapisi endothel, tampak melingkar
pada sulkus skleral. Sel-sel endotel pada dinding dalam ireguler, berbentuk spindle, dan
terdiri dari vakuol-vakuol besar. Pada dinding bagian luar terdapat sel-sel otot datar datar
dan mempunyai pembukaan saluran pengumpul.3
Saluran pengumpul disebut juga pembuluh aqueous intraskleral, jumlahnya sekitar
25-35, meninggalkan kanal Schlemm pada sudut oblik dan berakhir di vena-vena episkleral.
Vena ini dibagi menjadi dua sistem. Sistem langsung, yakni dimana pembuluh besar melalui
jalur pendek intraskleral dan langsung ke vena episkleral. Sedangkan saluran pengumpul
yang kecil, sebelum ke vena episkleral, terlebih dahulu membentuk pleksus intraskleral.4

Gambar 3. Sudut Iridokornea

Sistem drainase aqueous humor terdiri dari dua jalur, yakni jalur trabekular
(konvensional) dan jalur uveoskleral. Jalur drainase terbanyak adalah trabekular yakni
sekitar 90% sedangkan melalui jalur uveoskleral hanya sekitar 10%.
Pada jalur trabekular, aliran aqueous akan melalui kamera posterior, kamera anterior,
menuju kanal Schlemm dan berakhir pada vena episkleral. Sedangkan jalur uveoskleral,
aqueous akan masuk ke ruang suprakoroidal dan dialirkan ke vena-vena pada badan siliaris,
koroid dan sclera.3
Fungsi humor akuos yaitu :

1. Aliran humor akuos membantu memelihara bentuk bola, yang penting untuk kesatuan
struktur dan fungsi optic mata.
2. Humor akuos menyediakan substrat-substrat seperti oksigen, glukosa, asam amino ke
kornea, lensa, dan anyaman trabekula. Sisa metabolic (karbondioksida, asam laktat)
dibuang dari ruang anterior.
3. Humor akuos memfasilitasi respon imun seluler dan humoral dalam kondisi yang sulit
seperti peradangan dan infeksi.5

Humor akuos sangat menentukan tekanan bola mata (tekanan intraokuler, TIO).
Tekanan intraokuler normal adalah 10-21 mmHg, dan meningkat pada produksi humor
akuos yang meningkat, pembuangan humor akuos yang menurun, dan gabungan kedua
keadaan diatas.
Gambar 4. Skema sirkulasi humor akuos

DAFTAR PUSTAKA

1. Retno E, Tatang TG. Galukoma. Dalam Suhardjo SU, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata.
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2012. h.111-43.
2. Vaughan, Daniel G, MD, Asbury, Taylor, MD, dan Riordan-Eva, Paul, FRCS,
FRCOphth. Editor; Diana Susanto. Oftalmologi Umum. EGC. Jakarta. 2009. hal; 12 dan
212-229.
3. Khurana, A.K. Comprehensive Opthalmology. 4th edition. New Age International (P)
limited. New Delhi. 2007. Hal 205-208
4. Barbara C, Marsh, Louis B, Cantor. The speath Gonioscopic Grading System. Last
updated june 2005. Available from :
http://www.glaucomatoday.com/art/0505/clinstrat.pdf.
5. Ilyas HS. Pemeriksaan Anatomi dan Fisiologi Mata serta Kelainan pada Pemeriksaan
Mata.. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. h.47-51
6. Ilyas HS. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi Penglihatan Warna. Ilmu Penyakit
Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. h.65-70
7. James B, Chew C, Bron A. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Lecture Notes:
Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005. h.18; 30-3
8. Amra AA. Penatalaksanaan Glaukoma Akut. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara; 2007.
9. Kooner KS. Primary Open Angle Glaucoma. In : Clinical Pathway of Glaucoma.
NewYork : Thieme; 2000.
10. Morrison JC, Pollack IP. Primary Open Angle Glaucoma. In : Glaucoma Science and
Practice. NewYork : Thieme; 2003.

Você também pode gostar

  • Lapsus Amputatum PDF
    Lapsus Amputatum PDF
    Documento12 páginas
    Lapsus Amputatum PDF
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Ulkus Diabet
    Ulkus Diabet
    Documento12 páginas
    Ulkus Diabet
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Vulnus Punctum
    Vulnus Punctum
    Documento11 páginas
    Vulnus Punctum
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • App FR SCR
    App FR SCR
    Documento13 páginas
    App FR SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Ulkus Diabet
    Ulkus Diabet
    Documento12 páginas
    Ulkus Diabet
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Abses Reg Coli FR SCR
    Abses Reg Coli FR SCR
    Documento13 páginas
    Abses Reg Coli FR SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Hernia Scrotalis SCR
    Hernia Scrotalis SCR
    Documento10 páginas
    Hernia Scrotalis SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Vulnus Punctum
    Vulnus Punctum
    Documento11 páginas
    Vulnus Punctum
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Os Patela FR SCR
    Fraktur Os Patela FR SCR
    Documento12 páginas
    Fraktur Os Patela FR SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Abses Scrotalis SCR
    Abses Scrotalis SCR
    Documento12 páginas
    Abses Scrotalis SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Os Patela FR SCR
    Fraktur Os Patela FR SCR
    Documento12 páginas
    Fraktur Os Patela FR SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Ulkus Diabet
    Ulkus Diabet
    Documento12 páginas
    Ulkus Diabet
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Abses Reg Coli FR SCR
    Abses Reg Coli FR SCR
    Documento13 páginas
    Abses Reg Coli FR SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Luka Jari Akibat Kecelakaan Motor
    Luka Jari Akibat Kecelakaan Motor
    Documento9 páginas
    Luka Jari Akibat Kecelakaan Motor
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Tinpus Tumor Mamae
    Tinpus Tumor Mamae
    Documento21 páginas
    Tinpus Tumor Mamae
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Femur Anak
    Fraktur Femur Anak
    Documento13 páginas
    Fraktur Femur Anak
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Tinpus Tumor Mamae
    Tinpus Tumor Mamae
    Documento21 páginas
    Tinpus Tumor Mamae
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Femur Ibu Lansia FR SCR
    Fraktur Femur Ibu Lansia FR SCR
    Documento12 páginas
    Fraktur Femur Ibu Lansia FR SCR
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Preskas Tumor Mamae
    Preskas Tumor Mamae
    Documento23 páginas
    Preskas Tumor Mamae
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Preskas Hemoroid
    Preskas Hemoroid
    Documento18 páginas
    Preskas Hemoroid
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Tugas
    Tugas
    Documento1 página
    Tugas
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Hemoroid Tinpus
    Hemoroid Tinpus
    Documento32 páginas
    Hemoroid Tinpus
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Bedah Ref Hernia
    Bedah Ref Hernia
    Documento29 páginas
    Bedah Ref Hernia
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Lapsus Anestesi
    Lapsus Anestesi
    Documento7 páginas
    Lapsus Anestesi
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Anak
    Anak
    Documento3 páginas
    Anak
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Rangkum DBD
    Rangkum DBD
    Documento1 página
    Rangkum DBD
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Tugas
    Tugas
    Documento1 página
    Tugas
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Pres Jur
    Pres Jur
    Documento15 páginas
    Pres Jur
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • PR Tetanus Pola Nafas
    PR Tetanus Pola Nafas
    Documento5 páginas
    PR Tetanus Pola Nafas
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações
  • Case IKA - Mumps
    Case IKA - Mumps
    Documento28 páginas
    Case IKA - Mumps
    hastalavistah
    Ainda não há avaliações