Você está na página 1de 10

PENGARUH BONUS DEMOGRAFI DALAM PENGEMBANGAN

KURIKULUM

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDREAS EKO


NIM : 5161122002
MATA KULIAH : Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kejuruan Otomotif
DOSEN PENGAMPU: Drs.YUNIARTO MUDJISUSATYO, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
September 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita paanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang Pengaruh Bonus Demografi dalam Pengembangan Kurikulum.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-
teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas makalah ini masih


banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Dan semoga dengan selesainya tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman.

Medan, September 2017

ANDREASEKO
NIM : 5161122002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mendapat bonus demografi berupa populasi usia produktif yang


paling besar sepanjang sejarah berdirinya negara ini. Bonus demografi ini adalah
masa emas bagi Indonesia. Namun bonus ini bisa berubah menjadi bencana besar
jika mulai sekarang kita tidak mempersiapkan generasi emas ini dengan baik.
Jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035
pada saat angkanya mencapai 70%. Jumlah penduduk Indonesia saat ini pada usia
produktif antara 15-64 tahun lebih banyak dari usia tidak produktif anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas. Tantangan besar yang
dihadapi pendidikan adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia
usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban. (Permendikbud, 2013, hlm. 4).

Pendidikan kejuruan memiliki peran penting untuk meningkatkan sumber


daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian bonus demografi

Bonus Demografi adalah keadaan tingginya jumlah penduduk yang usia


produktif lebih besar dibandingkan dengan usia tidak produktif. Usia produktif
lebih besar dibadingkan usia non produktif itu artinya beban ketergantungan
penduduk akan berkurang jikalau dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
Banyak Negara yang sukses memaksimalkan keadaan
bonus demografi ini. Misalnya saja Negara korea selatan, thaliland, Malaysia, dan
nagara-negara lainnya. Akan tetapi banyak pula Negara yang gagal
memaksimalkan keadaan bonus demografi, misalnya untuk Negara yang banyak
gagal memaksimalkan bonus demografi adalah Negara-negara yang ada di Benua
Afrika, seperti ethopia dan lain sebaginya.

Indikator Bonus Demografi


Untuk memahami penjelasan lebih lanjut mengenai indikator bonus
demografi. Berikut beberapa data yang dapat dipergunakan dalam mengtahui
keadaan demografi di Indonesia;
Cara mengetahui kondisi demografi adalah dengan melihat sensus
penduduk. Sensus atau cacah jiwa adalah suatu proses yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota sebuah populasi.
Lembaga yang berwenang melakukan sensus adalah Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari BPS ini kita dapat mengetahui indikator bonus demografi, diantranya;

Indikator Bonus Demografi


Jumlah penduduk usia produktif ebih besar dibandingkan dengan usia non
produktif.
1. Usia produktif lebih besar mengakibatkan beban hidup akan menjadi lebih
ringan, karena usia non produktif akan diatanggung oleh usia produktif
2. Bonus Demografi akan dimulai dengan transisi demografi yang melihat
dari hasil sensus sebelumnya.
Manfaat Bonus Demografi
Banyak manfaat yang bisa di dapatkan dari keadaan bonus demografi,
salah satunya manfaat terbesarnya merubah Indonesia jadi Negara berkembang ke
Negara maju. Ini bukan mustahil, sebab dengan keadaan bonus demografi usia
kerja di Indonesia lebih besar dibandingkan usia yang tidak bekerja.
Adapun untuk persyaratan yang dapat mendatangkan keuntungan dari
bonus demografi adalah sebagai berikut;
Keuntungan Bonus Demografi
Ada 5 persyaratan agar bonus demografi berubah menjadi keuntungan.
Diantranya, yakni;
Kualitas penduduk
1. Tersedianya lapangan kerja
2. Meningkatkan program KB
3. Meningkatkan tabungan Keluarga
4. Mendorong wanita untuk masuk pada lapangan kerja, melalui Indutri
kratif

Ancaman Bonus Demografi


Ancaman bonus demografi akan dialami oleh suatu bangsa, termasuk
Indonesia jikalau masyarakatnya mengabaikan tentang IPM (Indeksi
Pembangunan Manusia). IPM ini dilihat dari berbagai sisi, yaitu; kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi.
Kesehatan mengamcam bonus demografi jika bangsa Indonesia misalnya
merokok, meminum-miniman keras yang berakibat pada perunan angka kerja.
Karena usia produktif akan berubah menjadi usia tidak produktif, sederhananya
usia 30 sudah sakit-sakitan, dan lains ebagainya.
Pendidikan, faktor pendidikan yang gagal akan menyebabkan banyaknya
masyakat yang menganggur, hal ini dikernakan masyakat tidak dapat bekerja
semakismal mungkin. Karena tidak terserap di dunia kerja.
Ekonomi menjadi penentu suatu Negara dapat memaksimalkan keadaan
bonus demografi. Dengan perekonomian yang baik Negara dapat dengan mudah
memajukan pendapatan masyarakat, sebaliknya ekonomi yang buruk akan
menjadikan masyarakat Indonesia hanya menjadi babu di negri sendiri.
Menyadari akan tantangan bonus demografis itu maka sejumlah pakar
pendidikan berusaha memperbaiki semua unsur pelaksanaan pendidikan salah
satunya merombak kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013.
Secara umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :


1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan,
dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;3.
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
Kompetensi Inti;
6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan
nasional.Kurikulum 2013 diharapkan mampu memperbaiki akhlak serta mencetak
SDM yang mampu berkompetensi mengikuti arus perkembangan globalisasi guna
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Upaya perbaikan tersebut akan
berlangsung dengan baik apabila calon pendidik juga memahami maksud
perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Pemahaman implementasi
kurikulum 2013 adalah bagian dari pemenuhan kompetensi paedagogik serta
kompetensi profesional dari calon pendidik.
Pelaksanaan kurikulum 2013 secara serentak berlangsung Juli 2014 yang akan
dievaluasi pada tahun 2015. Meskipun telah berjalan kurang lebih satu tahun,
ternyata masih banyak kendala dalam memuluskan jalannya kurikulum 2013.
Perbaikan mutu pendidik yang telah jauh dari usia ideal dan mendekati usia
pensiun dirasakan sekali oleh peserta didik dari daerah pedalaman, minimnya
sarana dan prasarana yang ada memicu strata pengetahuan. Banyak kalangan
masih kontra akan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak lain akibat kedua faktor
tersebut. Sebetulnya kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa ini melatih siswa
untuk mengeksplorasi bakat yang dimilikinya. Lebih lanjut, implementasi
kurikulum 2013 tidak hanya fokus pada kemampuan pengetahuan yang dimiliki
individu melainkan merangkul aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan
sebagai hasil lulusan yang hendak dicapai.

Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami
perubahan berkali kali. Dari 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam
Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968
Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP), 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984,
1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan saat ini akan diperbaharui menjadi kurikulum 2013.Untuk dapat
memahami dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 perlu mengetahui prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum 2013 meliputi: (1) Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (2)
Beragam dan terpadu. (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5)Menyeluruh dan
berkesinambungan. (6) Belajar sepanjang hayat. (7) Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri dari
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.

Kurikulum 2013 Siapkan Bonus Demografi


Menurut guru besar Universitas Indonesia Prof. Dr Sri Moertiningsih
Adioetomo, Indonesia sudah mendapat bonus demografi mulai 2010 dan akan
mencapai puncaknya sekitar tahun 2030. Bonus demografis tentu saja akan
menjadi suatu berkah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan
menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan
ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah meningkatkannya
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Namun berkah ini bisa berbalik
menjadi bencana jika bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Permasalahan
pembangunan sumber daya manusia yang harusnya bisa diselesaikan dari
sekarang, jauh sebelum bonus demografi datang. Jangan sampai hal yang menjadi
berkah justru membawa bencana dan membebani negara karena masalah yang
mendasar. Dalam hal ini pemerintah harus mampu menjadi agent of development
dengan cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan,
kemampuan komunikasi, serta penguasaan teknologi. Solusi lainnya bisa dengan
memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak
hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan
lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga
ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset Negara agar tidak banyak
dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan dari sisi peluang kerja.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan Buku Proyeksi
Penduduk Indonesia 2010-2035. Dalam kesempatan tersebut, Presiden
menyatakan bahwa kependudukan merupakan topik yang sangat penting dalam
pembangunan, karena pembangunan manusia pada dasarnya ditujukan kepada
manusia atau people-centered development. Menurutnya, pembangunan dilakukan
pada saat manusia menjadi pelaku utama dari pembangunan itu sendiri yang
diukur dari human resource development atau kualitas sumber daya manusia.Oleh
karena itu, pembangunan manusia harus menjadi prioritas dalam
pembangunan.Presiden juga berharap pentingnya proyeksi penduduk sebagai
prasyarat untuk merumuskan perencanaan pembangunan di masa depan secara
lebih efektif dan efisien. Dalam menyambut bonus demografi Wakil Presiden
Republik Indonesia (RI), Boediono, yang dimanfaatkan dengan baik melalui
perbaikan kualitas pendidikan. Tidak cukup hanya infrastruktur saja yang
diperbaiki dan menjadi sasaran perbaikan, namun isi yang diajarkan pada anak-
anak juga merupakan sesuatu yang penting. Untuk itu menurut Boediono,
menyambut baik kurikulum 2013. Tanpa ada perbaikan isi ajar maka bonus
demografi yang dimiliki Indonesia saat ini akan sia-sia.
Namun kebijakan perubahan kurikulum juga perlu pengawasan dan persiapan
yang matang dalam mempersiapkan masyarakat Indonesia khusus pemuda sebagai
generasi bonus demografi melalui pendidikan salah satu dan pengembalian
karakter bangsa, jauh dari kapitalisme, sekulerisme, dan liberalisme. Dengan itu
harapannya Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dengan pengoptimalkan
bonus demografi. Peserta didik juga harus menyadari bahwa pendidikan
diperlukan untuk menjawab tantangan global. Siswa juga harus bertanggung
jawab dalam menuntut ilmu untuk mencapai pendidikan karakter yang menjadi
tujuan kurikulum 2013.
BAB III
KESIMPULAN

Bonus Demografi adalah keadaan tingginya jumlah penduduk yang usia


produktif lebih besar dibandingkan dengan usia tidak produktif. Usia produktif
lebih besar dibadingkan usia non produktif itu artinya beban ketergantungan
penduduk akan berkurang jikalau dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
Dapat dinyatakan bonus demografi itu berperan dalam pengembangan
kurikulum. Sehingga, dengan itu harapannya Indonesia akan menjadi bangsa yang
besar dengan pengoptimalkan bonus demografi. Peserta didik juga harus
menyadari bahwa pendidikan diperlukan untuk menjawab tantangan global. Siswa
juga harus bertanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk mencapai pendidikan
karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesiastudent.com/pengertian-bonus-demografi-indikator-
dan-manfaat-beserta-ancamannya-lengkap
http://beritabekasi.co.id/2014/09/kurikulum-2013-dan-bonus-demografi/
https://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/16/makalah-keterkaitan-
antara-demografi-dan-pendidikan/

Você também pode gostar