Você está na página 1de 32

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT HEPATITIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS


NANGGALO PADANG

OLEH :
Kelompok K17

Dola Desriyesi,S.Kep
Febby Handriany,S.Kep
Firsha Vellya Arda,S.Kep
Indri Patricia,S.Kep
Leyla Beno Safira,S.Kep
Lina Annisa Fauziyyah,S.Kep
Rahma Nike,S.Kep
Tri Fuji Rahmi Zalni,S.Kep
Wahyu Astuti,S.Kep
Wulan Rija Pratiwi,S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Bidang Studi : Keperawatan Maternitas
Topik : Penyakit Hepatitis Pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu Hamil Yang Berkunjung Di Puskesmas Nanggalo

Tempat : Di Aula Puskesmas Nanggalo


Hari/tanggal : Rabu /26 April 2017
Waktu : 08.30 WIB Selesai

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42
minggu (Nugroho dkk, 2014). Menurut Bobak (2005) Kehamilan didefinisikan sebagai
persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang
terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu
ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan
gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Hanya jika semua peristiwa ini berlangsung
baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai.
Menurut Kurnia (2009) selama proses kehamilan terjadi perubahan fisiologis
dan psikologis yaitu pada trimester 1 terjadi perubahan fisik seperti pembesaran
payudara, sering buang air kecil, konstipasi, morning sickness, mual, muntah,
merasa lelah, sakit kepala, kram perut, meludah, peningkatan berat badan.
Sedangkan perubahan psikologis seperti ibu merasa tidak sehat, kadang-kadang
merasa benci dengan kehamilannya, ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia
benar-benar hamil, setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian.
Pada trimester II terjadi perubahan fisik seperti perut semakin membesar,
sendawa dan buang angin, rasa panas di perut, sakit perut bagian bawah, pusing.
Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi seperti ibu merasa sehat, hormon ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi, ibu sudah bisa menerima
kehamilannya, merasakan gerakan anak, merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan
kekhawatiran, libido meningkat, menuntut perhatian dan cinta, merasa bahwa bayi
seagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
Pada trimester III terjadi perubahan fisik seperti sakit bagian tubuh belakang,
konstipasi, susah bernapas, sering kencing, varises, dan kram pada kaki. Sedangkan
perubahan psikologis seperti rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya
jelek, aneh, tidak menarik, takut akan rasa saki, t dan bahaya fisik yang timbul pada
saat melahirkan, khawatir bayi dilahirkan dalam keadaan tidak normal, merasa
kehilangan perhatian, sensitif dan libido menurun.
Selama kehamilan, seorang wanita harus melakukan pemeriksaan kesehatan
yang terdiridari 14 T yaitu timbang berat badan dan pengukuran tinggi
badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi tetanus
toksoid (TT), pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan,
pemeriksaan hemoglobin (Hb), pemeriksaan Veneral Disease Research Laboratory
(VDRL), perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara,
pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam hamil, temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan, pemeriksaan protein urin, pemeriksaan reduksi urin, pemberian
terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok, pemberian terapi anti malaria
untuk daerah endemis malaria (Rukiyah, 2009).
Pemeriksaan hepatitis sangat penting dilakukan pada wanita hamil karena pada
wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan
wanita tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang, wanita
hamil lebih mudah terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan
keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik. Virus hepatitis sangat
potensial untuk ditularkan kepada janin di dalam kandungan, maka pemeriksaan
laboratorium penting dilakukan selama kehamilan.
Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka
kejadian yang sama. Menurut sebuah penelitian, 9.5% hepatitis virus terjadi pada
trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58.5% terjadi pada trimester III.
Indonesia menjadi negara dengan penderita Hepatitis B ketiga terbanyak di dunia
setelah China dan India dengan jumlah penderita 13 juta orang, pada ibu hamil
prevalensinya sebesar 4% dan penularan ibu hamil yang mengidap Hepatitis ke
bayinya sebesar 45,9% (Harahap, 2009).
Akan tetapi, tidak semua ibu hamil mengetahui akan penyakit ini. Oleh
karena itu, kami kelompok Praktek Profesi Keperawatan Maternitas Fakultas
Keperawatan UNAND tertarik untuk memberikan penyuluhan tentang Penyakit
Hepatitis pada ibu hamil.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang penyakit hepatitis pada ibu hamil
diharapkan ibu dapat mengerti dan waspada terhadap hepatitis serta dapat
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu hamil mampu:
a. Menyebutkan pengertian kehamilan beresiko tinggi
b. Menyebutkan penyebab kehamilan beresiko tinggi
c. Menyebutkan macam-macam kehamilan beresiko tinggi
d. Menyebutkan pengertian hepatitis pada kehamilan
e. Menyebutkan penyebab hepatitis
f. Menyebutkan jenis-jenis hepatitis
g. Menyebutkan tanda dan gejala hepatitis
h. Menyebutkan pengaruh atau efek hepatitis pada kehamilan dan janin
i. Menyebutkan cara pencegahan hepatitis
j. Menyebutkan cara pengobatan hepatitis
k. Menyebutkan cara pemeriksaan laboratorium

C. Materi (Terlampir)

D. Pelaksanaan
1. Topik
Penyakit hepatitis pada ibu hamil
2. Sasaran/ target
a. Sasaran : Seluruh ibu-ibu hamil yang hadir di Aula Puskesmas
Nanggalo
b. Target : Pasien kelolaan mahasiswa yang berjumlah 10 orang ibu
hamil
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan alat
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
d. PPT
E. Waktu dan tempat
Hari : Rabu / 26 April 2017
Jam : 08.30 WIB Selesai
Tempat : Aula Puskesmas Nanggalo
F. Pengorganisasian
I. Moderator : Febby Handriany,S.Kep
II. Pemateri : Leyla Beno Safira,S.Kep
III. Fasilitator : Dola Desriyesi,S.Kep
Firsha Vellya Arda,S.Kep
Indri Patricia,S.Kep
Lina Annisa Fauziyyah,S.Kep
Rahma Nike,S.Kep
Tri Fuji Rahmi Zalni,S.Kep
Wahyu Astuti,S.Kep
IV. Observer : Wulan Rija Pratiwi,S.Kep
G. Kegiatan Penyuluhan
No KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta Waktu

1 Pembukaan 5 menit
Mengucapkan salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri dan mendengarkan
serta pembimbing
Menjelaskan tujuan
materi penyuluhan Mendengarkan
Menjelaskan kontrak Menjawab dan
waktu mendengarkan
2 Pelaksanaan 40 menit
Menggali pengetahuan Menjawab
peserta tentang
pengertian kehamilan
beresiko tinggi
Memberi reinforcement Mendengar dan
positif memperhatikan
Menjelaskan kepada Mendengar dan
peserta tentang memperhatikan
pengertian kehamilan
beresiko tinggi
Menggali pengetahuan Menjawab
peserta tentang penyebab
kehamilan beresiko
tinggi
Memberi reinforcement Mendengar dan
positif memperhatikan
Menjelaskan kepada Mendengar dan
peserta tentang penyebab memperhatikan
kehamilan beresiko
tinggi
Menggali pengetahuan Menjawab
peserta tentang macam-
macam kehamilan
beresiko tinggi
Memberi reinforcement Mendengar dan
positif memperhatikan
Menjelaskan kepada Mendengar dan
peserta tentang macam- memperhatikan
macam kehamilan
beresiko tinggi
Menggali pengetahuan Menjawab
peserta tentang
pengertian Hepatitis
Memberi reinforcement Mendengar dan
positif memperhatikan
Menjelaskan kepada Mendengar dan
peserta tentang memperhatikan
pengertian Hepatitis
Menggali pengetahuan Menjawab
peserta tentang penyebab
Hepatitis
Memberikan Mendengar dan
reinforcement positif memperhatikan
Menjelaskan penyebab Mendengar dan
Hepatitis memperhatikan

Menggali pengetahuan Menjawab


peserta tentang jenis
Hepatitis
Memberikan Mendengar dan
reinforcement positif memperhatikan
Menjelaskan jenis Mendengar dan
Hepatitis memperhatikan
Menggali pengetahuan Menjawab
peserta tentang tanda dan
gejala Hepatitis
Memberi reinforcement Mendengar dan
positif memperhatikan
Menjelaskan tentang Mendengar dan
tanda dan gejala memperhatikan
Hepatitis
Menggali pengetahun Menjawab
peserta tentang cara
penularan Hepatitis
Memberi reinforcement Mendengarkan dan
positif memperhatikan
Menjelaskan kepada Mendengarkan dan
peserta tentang pengaruh memperhatikan
hepatitis pada kehamilan
dan janin
Menggali pengetahuan Menjawab
peserta tentang cara
pencegahan Hepatitis
Memberi reinforcement Mendengar dan
positif memperhatikan
Menjelaskan tentang cara Mendengar dan
pencegahan Hepatitis memperhatikan
Menggali pengetahun Menjawab
peserta tentang cara
pengobatan Hepatitis
Memberi reinforcement Mendengar dan
positif memperhatikan
Menjelaskan kepada Mendengar dan
peserta tentang cara memperhatikan
pengobatan Hepatitis
3 Evaluasi dan penutup 15 Menit
Memberi kesempatan
kepada peserta Memberikan
penyuluhan untuk pertanyaan
bertanya
Bertanya kepada peserta Menjawab
penyuluhan bagaimana
perasaannya setelah
mengikuti penyuluhan
Mengevaluasi
Menjawab
pengetahuan peserta
tentang kehamilan
beresiko tinggi
Mengevaluasi
pengetahuan peserta Menjawab
tentang penyebab
kehamilan beresiko
tinggi
Mengevaluasi Menjawab
pengetahuan peserta
tentang macam-macam
kehamilan beresiko
tinggi Menjawab
Mengevaluasi
pengetahuan peserta
tentang Hepatitis Menjawab
Mengevaluasi
pengetahuan peserta
tentang penyebab
Hepatitis
Menjawab
Mengevaluasi
pengetahuan peserta
tentang jenis Hepatitis
Mengevaluasi
Menjawab
pengetahuan peserta
tentang tanda dan gejala
Hepatitis
Mengevaluasi
Menjawab
pengetahuan peserta
tentang pengaruh
hepatitis pada kehamilan
dan janin
Menjawab
Mengevaluasi
pengetahuan peserta
tentang pencegahan
penyakit Hepatitis
Menjawab
Mengevaluasi
pengetahuan peserta
tentang pengobatan
Hepatitis
Ikut menyimpulkan
Menyimpulkan materi
materi
penyuluhan
Menjawab salam
Menutup pertemuan dan
memberisalam
Menerima leaflet
Membagikan leaflet
H. Setting Tempat Penyuluhan

Keterangan :

: Moderator

: PPT : Observer

: Penyaji : Audiens

: Fasilitator : Pembimbing

I. Uraian Tugas
1. Pemateri
a. Mempresentasikan materi
b. Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu
b. Kegiatan Inti
1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan
yang tidak dipahami.
2) Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang
diajukan untuk menjawab.
c. Pada acara penutup
1) Menyimpulkan dan menutup diskusi
2) Mengucapkan salam
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan
penyuluhan
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 60 % atau lebih undangan menghadiri acara
b. Alat dan media sesuai dengan rencana
c. Peran dan fungsi masing masing sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 60 % masyarakat mampu :
a. Menyebutkan pengertian kehamilan beresiko tinggi
b. Menyebutkan penyebab kehamilan beresiko tinggi
c. Menyebutkan macam-macam kehamilan beresiko tinggi
d. Menyebutkan pengertian hepatitis
e. Menyebutkan penyebab hepatitis
f. Menyebutkan jenis-jenis hepatitis
g. Menyebutkan tanda dan gejala hepatitis
h. Menyebutkan pengaruh atau efek hepatitis pada kehamilan dan janin
i. Menyebutkan cara pencegahan hepatitis
j. Menyebutkan cara pengobatan hepatitis
k. Menyebutkan cara pemeriksaan laboratorium

Lampiran Materi
1. Pengertian Kehamilan Beresiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan patologi yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Untuk menghadapi kehamilan risiko
harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif
sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya (Manuaba, 2007). Kehamilan risiko tinggi
merupakan kehamilan yang memiliki risiko atau bahaya yang lebih besar pada
waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang
normal. Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi adalah ibu hamil dengan keadaan
penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian bagi ibu.
2. Penyebab Kehamilan Beresiko Tinggi
Dalam beberapa kasus, kehamilan beresiko tinggi disebabkan oleh
kondisi medis tertentu yang terjadi sebelum masa kehamilan. Sebagian lain
disebabkan oleh kondisi yang terjadi selama masa kehamilan. Kondisi ini dapat
membahayakan ibu hamil dan si janin, jika tidak ditangani secara tepat. Berikut
adalah hal lain yang menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi:
a. Riwayat medis. Ibu hamil yang sebelumnya mengalami operasi sesar,
mengalami kelahiran prematur, atau berat badan si kecil jauh dibawah angka
normal, dikategorikan sebagai kehamilan beresiko tinggi. Termasuk dalam
kelompok ini adalah ibu hamil dengan riwayat keluarga yang mengidap
kelainan genetik, serta riwayat kematian janin saat melahirkan.
b. Usia. Ibu yang hamil diusia 35 tahun keatas dikategorikan sebagai kehamilan
dengan resiko tinggi (resting)
c. Gaya hidup. Pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, minum
minuman beralkohol, mengkonsumsi kafein dalam jumlah tinggi, atau
penggunaan narkoba, menjadikan seseorang berada pada resiko tinggi saat ia
mengandung.
d. Kondisi medis. Ibu hamil yang memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, dan
epilepsi dapat meningkatkan resiko selama proses kehamilan. Termasuk juga
diantaranya adalah anemia, atau gangguan mental.
e. Komplikasi kehamilan. Gangguan kesehatan yang terjadi pada rahim,
plasenta, leher rahim, atau kondisi morning sickness akut, membuat seorang
berada dalam kondisi kehamilan beresiko. Kondisi lainya dapat berupa terlalu
banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban, atau rhesus.
f. Kehamilan kembar. Para ahli kandungan mengolongkan kondisi ini sebagai
kehamilan yang harus mendapatkan perhatian lebih. Resiko gangguan
kehamilan juga terjadi saat masa kehamilan melewati batas proyeksi
kelahiran.

3. Macam-macam kehamilan beresiko tinggi


a. Primi Muda (Usia < 20 tahun)
Ibu hamil pertama pada umur 20 tahun, rahim dan panggul belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan
kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup
dewasa. Bahaya yang mungkin terjadi antara lain: bayi lahir belum cukup
umur dan perdarahan bisa terjadi sebelum atau sesudah bayi lahir.
b. Primi Tua ( Usia > 35 tahun)
Seorang wanita yang telah mencapai usia 35 tahun atau lebih pada saat
hamil pertama. Pada usia tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ
kandungan yang menua, jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan
lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan
perdarahan.
Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu.
Bahaya yang dapat terjadi:
a) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia
b) Ketuban pecah dini
c) Persalinan tidak lancar / macet
d) Perdarahan setelah bayi lahir (Poedji Rochjati, 2003).
c. Berat Badan Ibu < 45 kg
Saat dimulainya kehamilan ibu memiliki berat badan kurang dari 45 kg,
sebaiknya ibu harus melakukan tindakan untuk meningkatkan berat badan ibu
dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan frekuensi makan
ditingkatkan. Berat badan yang rendah (< 45 kg) akan sangat berpengaruh
terhadap asupan nutrisi ke janin. Selain itu fungsi plasenta juga bisa
mnegalami penurunan fungsi akibat dari transport nutrisi yang tidak adekuat.
Resiko lain yang mungkin ditimbulkan adalah bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
d. Tinggi Badan Ibu < 145 cm
Tinggi badan seseorang mempengaruhi bentuk panggul seseorang.
Tinggi badan yang kurang dari 145 cm beresiko terjadinya panggul sempit.
Panggul yang merupakan jalan lahir bagi bayi. Bayi dapat lahir dengan lancar
apabila jalan yang dilaluinya tidak ada hambatan. Apabila jalan untuk lahir
sempit dan tidak sesuai dengan ukuran bayi, maka dapat di pastikan bayi
tidak bisa dilahirkan secara normal. Namun, tidak semua ibu hamil dengan
tinggi kurang dari 145 cm diharuskan untuk operasi caesar. Semua tergantung
dari kesesuaian antara bentuk panggul dengan besar bayi.
e. Lingkar Lengan Atas Ibu (LILA) < 23.5 cm
Dalam keadaan ini ibu masuk kategori risiko, kekurangan Energi Kronis
(KEK). Hal ini mungkin dapat menimbulkan berat badan lahir rendah
(BBLR), pertumbuhan dan perkembangan otak janin terganggu (Depkes).
f. Tekanan Darah Tinggi > 140/90 mmHg
Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi ada dua. Pertama, penderita
yang sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan terjadi. Kedua, penderita
hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin saja sebelum kehamilan
tekanan darah ibu normal, lalu disaat kehamilan mendadak tinggi. Kondisi
inilah yang disebut preklamsia dan eklamsia. Preklamsia biasanya terjadi
pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera ditangani agar tidak
meningkat menjadi eklamsia yang tidak saja berbahaya bagi ibu tapi juga
janin. Ibu bisa mengalami kejang - kejang hingga bisa tidak terselamatkan,
tentunya jika ibu tidak terselamatkan, janin pun bisa mengalami nasib yang
sama.
g. Kehamilan Lebih Dari 3 kali
Jumlah anak yang terlalu banyak tentu akan berhubungan dengan sistem
alat reproduksi. Banyak komplikasi yang bisa ditimbulkan dengan seringnya
melahirkan. Komplikasi bisa terjadi baik selama kehamilan maupun saat
persalinan. Komplikasi selama kehamilan yaitu terjadinya perdarahan
antepartum, terlepasnya sebagian atau seluruh bagian plasenta yang bisa
menimbulkan kematian janin, tertutupnya jalan lahir oleh plasenta sehingga
perlu pemeriksaan dan penanganan dari dokter spesialis kandungan anda.
h. Jarak Kehamilan Sebelumnya < 2 tahun
Alat reproduksi memerlukan waktu untuk dapat berfungsi dengan
sempurna. Waktu yang diperlukan untuk masa pemulihan ini minimal 2
tahun. Beberapa penelitian menyatakan bahwa resiko untuk melahirkan
dengan jarak kurang dari 2 tahun itu besar. Ibu beresiko 3 kali lebih besar
melahirkan bayi dengan gangguan perkembangan. Bahaya yang dapat terjadi
berupa Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah; bayi prematur
/ lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu; dan bayi dengan berat badan
rendah / BBLR < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).
Pada studi yang dilakukan oleh Dr. Keely Cheslack Postava dari
Colombia University menyatakan bahwa ibu dengan jarak kehamilan terlalu
dekat semakin meningkatkan resiko bayi lahir dengan autisme.
i. Hb Ibu < 10.5 gr%
Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing,
sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua
keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang
menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi akibat rendahnya
kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi,
infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Anemia dalam
kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari
10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan
dengan kejadian hemodilusi.
j. Penyakit Yang Menyertai Pada Ibu Hamil
(1)Malaria
Keluhan yang dirasakan ibu hamil, adalah:
a. Panas tinggi
b. Menggigil, keluar keringat
c. Sakit kepala
d. Muntah-muntah
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia,
maka akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.Bahaya yang dapat
terjadi:
a. Abortus
b. IUFD
c. Persalinan premature. (Poedji Rochjati, 2003).
(2)Tuberculosa paru
Keluhan yang dirasakan aeperti batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak
nafsu makan, badan lemah dan batuk darah.Penyakit ini tidak secara
langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular setelah dilahirkan.
Jika TBC berat dapat menurunkan fisik ibu, tenaga, dan ASI ikut
berkurang. Bahaya yang dapat terjadi adalah keguguran, bayi lahir belum
cukup umur, dan janin mati dalam kandungan.
(3)Payah jantung
Keluhan yang dirasakan:
a. Sesak napas
b. Jantung berdebar
c. Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri
d. Nadi cepat
e. Kaki bengkak
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Payah jantung bertambah berat
b. Kelahiran premature
c. Dalam persalinan: BBLR, bayi dapat lahir mati. (Poedji Rochjati,
2003).
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan
janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil
konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh
abortus. (Abdul Bari S., 2002)
(4)Diabetes mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:
a. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar
b. Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan
minggu-minggu terakhir
c. Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Persalinan premature
b. Hydramnion
c. Kelainan bawaan
d. Makrosomia
e. Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan minggu ke-36
f. Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari).
(Poedji Rochjati, 2003).
Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai
berikut:
a. pre-eklamsia
b. kelainan letak janin
c. insufisiensi plasenta
Diabetes sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan ialah:
a. inersia uteri dan atonia uteri
b. distosia bahu karena anak besar
c. lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio
sesarea
d. lebih mudah terjadi infeksi
e. angka kematian maternal lebih tinggi
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, dan
menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun
luka episiotomi. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)
(5)HIV / AIDS
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah
terkena infeksi
b. Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada
kehamilan adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir
rendah, serta peningkatan risiko premature
c. Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Poedji
Rochjati, 2003).
(6)Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang
masak, yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi. Bahaya yang dapat
terjadi:
a. Infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus
b. Infeksi pada kehamilan lanjut menyebabkan kelainan kongenital,
hidrosefalus. (Poedji Rochjati, 2003).
(7)Hepatitis
Sama seperti pada orang pada umumnya, seorang ibu yang hamil dapat
berisiko mengalami hepatitis virus dan seseorang yang sudah mengalami
hepatitis kronik dapat hamil. Semua jenis virus hepatitis dapat
menginfeksi ibu hamil, dan dapat menimbulkan gejala hepatitis virus akut.
Gejala dan tanda infeksi hepatitis virus akut yang terjadi pada kehamilan
umumnya tidak banyak berbeda dengan mereka yang tidak hamil.

4. Pengertian Hepatitis Pada Kehamilan


Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati
manusia. ( Panduan Lengkap Kebidanan & Keperawatan ). Hepatitis adalah
peradangan hati karena berbagai sebab seperti virus sampai dengan obat-obatan,
termasuk obat tradisional. (Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan).
Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai
di antara penyakit panyakit lain yang menyerang hati. Penyakit ini terutama
disebabkan oleh virus dan ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih
mata (sclera) menjadi kekuningan. Warna kuning tersebut timbul karena adanya
pengendapan pigmen bilirubin, yang bersal dari cairan empedu. Warna air
kencing penderita pun menjadi kuning atau bahkan kecoklatan seperti air teh.
Hepatitis dikategorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis A, B, C,
D, E, F, dan G. Di Indonesia penderita penyakit hepatitis umumnya cenderung
lebih banyak mengalami banyak golongan hepatitis B dan hepatitis C. Hepatitis
yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronik .

5. Penyebab Hepatitis
Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab hepatitis
terbagi atas infeksi dan bukan infeksi.
Penyebab-penyebab tersebut antara lain :
1. Infeksi virus : hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, Hepatitis E,
Hepatitis F, hepatitis G.
2. Non virus : Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan kimia atau
zat kimia, Penyakit autoimun.Sedangkan penyakit hepatitis yang
ditimbulkannya disebut sesuai dengan nama virusnya. Di antara ketujuh jenis
hepatitis tersebut, hepatitis A, B dan C merupakan jenis hepatitis terbanyak
yang sering dijumpai. Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang ditemukan.
Para ahli pun masih memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis
hepatitis tersendiri atau tidak. Ikterus merupakan salah satu gajala klinis
pada wanita hamil dengan hepatitis, namun adapun ikterus dalam kehamilan
sebenarnya disebabkan oleh beberapa keadaan. Ikterus yang disebabkan oleh
kehamilan berupa ; perlemakan hati akut, toksemia, dan kolestasis
intrhepatik. Sedangkan ikterus yang tejadi bersamaan dengan suatu
kehamilan; hepatitis virus, batu empedu, penggunaan obat-obatan
hepatotoksik, dan sirosis hepatis. Ikterus dapat timbul pada satu dari
1500 kehamilan, 41% diantaranya adalah hepatitis virus,21% oleh karna
kolestatis intahepatik, dan kurang dari 6% oleh karna obtruksi saluran
empedu di luar hati.

6. Jenis-jenis Hepatitis
a) Hepatitis A
Jenis hepatitis yang paling ringan di antara semua jenis hepatitis. Walaupun
begitu, tidak boleh dianggap enteng karena dapat memudahkan terkena
infeksi virus hepatitis lain yang lebih berbahaya. Ditularkan melalui kontak
antar peroranan atau melalui makanan maupuan minuman yang
terkontaminasi. Gejalanya seperti gejala flu, demam tinggi, kulit menjadi
kekuningan, mual-muntah. Ibu hamil dengan hepatitis A dianjurkan untuk
banyak beristirahat dan mendapat asupan gizi yang tepat. Jika menjalani
terapi dengan tepat maka dapat sembuh dalam waktu kurang lebih 2 bulan.

b) Hepatitis B
Jenis hepatitis yang berat dan dapat mengakibatkan kematian bagi
penderitanya akibat sirosis atau kerusakan fungsi hati dan kanker hati.
Ditularkan melalui kontak dengan darah dan cairan-cairan tubuh lainnya
seperti air mani, cairan vagina, air liur dan air ketuban. Bahkan penularannya
bisa terjadi sewaktu janin masih di dalam kandungan bahkan selama proses
persalinan, melalui kontak darah dan cairan tubuh. Gejalanya demam tinggi,
mual-muntah, selalu lelah, kulit dan bola mata berubah menjaid warna
kuning, warna air seni cokelat mirip air teh, tinja mirip adukan semen. Ibu
hamil dengan hepatitis B akan langsung mendapat suntikan hepatitis B
imunoglobin, dan saat bayinya lahir juga mendapat injeksi sejenis dan akan
diimunisasi hepatitis B saat usianya 1 minggu, 1 bulan dan 6 bulan. Imunisasi
ini akan mengurangi risiko tertular hepatitis B. Saat ini, setiap bayi yang lahir
akan mendapat imunisasi hepatitis B, baik ibunya mengidap virus hepatitis B
maupun tidak.
c) Hepatitis C
Jenis hepatitis yang tidak menampakkan gejala secara langsung, penyakitnya
baru muncul setelah 10-15 tahun kemudian. Ketka seseorang terinfeksi oleh
virus hepatitis C, antibody yang diproduksi tubuh tidak mampu untuk
menghancurkan virus tersebut sehingga virus hepatitis C akan tetap berada di
dalam tubuh dalam jangka waktu lama. Ditularkan melalui darah, misalnya
tranfusi darah, penggunaan jarum suntik untuk obat-obatan terlarang, jarum
untuk tato, hubungan intim, penggunaan bersama pisau cukur, sikat gigi dan
gunting kuku. Gejalanya selalu lelah, mual muntah, kulit dan bila mata
berwarna kuning, perut terasa nyeri, nyeri tulang dan otot, kaki bengkak,
kehilangan nafsu makan, pandangan mata kabur. Ibu hamil dengan hepatitis
C perlu secara teratur memeriksakan fungsi hati kepada dokter spesialis
hepatologi. Bila Anda berisiko menderita hepatitis C sebaiknya menjalai tes
hepatitis C selama kehamilan.

7. Manifestasi Klinis Hepatitis


Penyakit hati biasanya jarang terjadi pada wanita hamil, namun apabila
timbul ikterus pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling tering adalah
hepatitis virus. Penyakit hepatitis biasanya memberikan keluhan mual, muntah,
anoreksia, demam ringan, mata kunang. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai
ikterus dan hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya ditemukan pada 20-
25% penderita.

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah


sama dengan wanita tidak hamil pada usia yang sama. Hepatitis virus dapat
timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian yang sama; tetapi
Siegler dan Keyser mendapatkan angka 9.5% hepatitis virus terjadi pada
trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58,5% terjadi pada trimester III.

Bila kehamilan sudah mencapai trimester ke III, sukar untuk melakukan


palpasi pada hepar, karena hepar tertutup oleh pembesaran rahim. Oleh karena
itu bila pada kehamilan trimester ke III hepar dapat dengan mudah diraba,
berarti sudah terdapat kelainan-kelainan yang sangat bermakna. Perubahan-
perubahan mikroskopik pada hepar akibat kehamilan adalah tidak khas.
Pengaliran darah ke dalam hepar tidak mengalami perubahan, meskipun terjadi
perubahan yang sangat menyolok pada sistem kardio vaskuler.

Wanita hamil sering menunjukkan tanda-tanda mirip adanya penyakit -


penyakit hepar, misalnya : spider naevi dan palmarerythema, yang wajar pada
kehamilan, akibat meningkatnya kadar estrogen. Semua protein serum yang
disintesis dalam hepar mengalami perubahan pada waktu kehamilan. Jumlah
protein serum menurun sekitar 20% pada trimester II, akibat penurunan kadar
albumin secara menyolok, sedangkan fibrinogen justru mengalami kenaikan.
Gejala dan tanda penyakit hepatitis-B adalah sebagai berikut :
a. Selera makan hilang
b. Rasa tidak enak di perut
c. Mual sampai muntah
d. Demam tidak tinggi Kadang-kadang disertai nyeri sendi
e. Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
f. Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
g. Kulit seluruh tubuh tampak kuning
h. Air seni berwarna coklat

8. Pengaruh atau Efek Hepatitis Pada Kehamilan Dan Janin


Bila hepatitis terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka
gejala-gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis pada wanita tidak hamil.
Meskipun gejala-gejala yang timbul relatif lebih ringan dibanding dengan
gejala-gejala yang timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap
dirawat di rumah sakit.

Hepatitis terjadi pada trimester III menimbulkan gejala-gejala yang lebih


berat dan penderita umumnya menunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase
inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas Ibu
yang sangat tinggi. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo tropik
disertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita
mudah jatuh dalam acute hepatic necrosis.Tampaknya keadaan gizi ibu hamil
sangat menentukan prognose.

Berat ringan gejala hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung dari
keadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula
meningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin, menyebabkan
infeksi hepatitis pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat.

Pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam


proses pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan
penurunan aktivitas fibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC
(Disseminated Intra Vascular Coagulation). Penularan virus ini pada janin
terjadi dengan beberapa cara, yaitu:

a) Melewati placenta
b) Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
c) Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya
d) Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.
e) Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi
hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada
periode neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus
placenta, ialah virus type B.
Beberapa bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta ialah
ditemukannya hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau pada janin
barulahir. Selain itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati
pada periode neonatal akibat infeksi hepatitisvirus.

Perubahan-perubahan yang lanjut pada hepar ini, mungkin terjadi bila


infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam rahim. Kelainan yang
ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat pada lobus kiri. Hal ini
membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu ke janin dapat
terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu ke
janin atau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi
pada Ibu dengan saat persalinan. Ibu hamil yang menderita hepatitis B
dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada
janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yang hanya
merupakan carrier tanpa gejala klinik.

Ibu hamil yang mengalami hepatitis B, dengan gejala yang jelas, 48%
dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya
sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami
virus B antigenemia. Meskipun hepatitis virus, belum jelas pengaruhnya
terhadap kelangsungan kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiran
prematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai hepatitisvirus B. Adanya
icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kern-icterus pada janin. Kem
icterus terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta
dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami hemolitik jaundice.

Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu persalinan
maka gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian.
Sampai sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis pada Ibu hamil
dapat menimbulkan kelainan kongenital janinnya. Pada pemeriksaan
placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis, tidak dijumpai perubahan-
perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila
terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan
kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.
Hepatitis dan risiko ibu dan neonatus

Risiko potensial
Jenis virus
Ibu Neonatus

Hepatitis berat
Hepatitis a Hepatitis neonatorum

Hepatitis kronis
Hepatitis b Antigenemia persistens
Sirosis hepatitis
Nekrosis hepatitis

Neoplasma hepatoselulare
primer

Perlemakan hati
Hepatitis c Sublikinal hepatitis
( fatty lever )

9. Pencegahan Hepatitis
Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita
hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg berat
badan. Gamma globulin tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu
hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk
mempermudah penularan hepatitis. Untuk kehamilan berikutnya diberi jarak
sekurang - kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6
bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laboratorium telah kembali
normal. Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan
pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan
kemudian.
10. Pengobatan Hepatitis
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan
wanita tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala
icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan
dengan sedikit mengandung lemak tetapi tinggi protein dan karbohidrat.
Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari. Kortison baru
diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingat pada hepatitis virus yang aktif dan
cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena
menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai
periode post natal dengan dilakukan pemeriksaan transaminase serum dan
pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu
diberi pengobatan khusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus, yang perlu
dilakukan ialah pada ibu hamil yang HBsAg positif bayinya perlu dilindungi
dengan segera sesudah lahir sedapat mungkin dalam waktu dua jam bayi diberi
suntikan HBSIG dan langsung divaksinasi dengan vaksin hepatitis B .
Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain HBsAg pasitif, HBe nya juga
positif. Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan interval satu bulan atau
sesuai dengan skema vaksin yang digunakan. Selain itu pada kasus seperti ini
para dokter dan tenaga medis harus diberi vaksin juga. Pengelolaan secara
konservatif adalah terapi pilihan untuk penderita hepatitis virus dalam
kehamilan. Prinsipnya ialah suportif dan pemantauan gejala penyakit.
Pada awal periode simptomatik dianjurkan :
a. Tirah baring
Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat
mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali pada
mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk
b. Diet
Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan tertentu bagi penderita
penyakit hepatitis. Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi pasien
mengandung cukup kalori dan protein. Satu-satunya yang dilarang adalah
makanan maupun minuman beralkohol. jika pasien mual, tidak nafsu makan
atau muntah muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika sudah tidak mual lagi,
diberikan makanan yang cukup kalori (30 35 kalori / kg BB) dengan protein
cukup (1 g / kg BB). Pemberian lemak seharusnya tidak perlu dibatasi. Dulu
ada kecenderungan untuk membatasi lemak, karena disamakan dengna
kandung empedu.
c. Medikamentosa :
1) Interferon adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem imun
tubuh sebagai respon terhadap adanya virus, bakteri, parasit, atau sel
kanker. Ada tiga jenis interferon yang memiliki efek antivirus yaitu :
interferon alfa, interferon beta, interferon gamma.
2) Lamivudin
Lamivudin adalah antivirus jenis nukleotida yang menghambat enzim
reverse transcriptase yang dibutuhkan dalam pembentukan DNA.
Lamivudin diberikan pada penderita hepatitis B kronis dengan replikasi
virus aktif dan peradangan hati. Pemberian lamivudin dapat meredakan
peradangan hati, menormalkan kadar enzim ALT dan mengurangi jumlah
virus hepatitis B pada penderita.
3) Adepovir dipivoksil
Adepovir dipivoksil berfungsi sebagai penghenti proses penggandaan
untai DNA (DNA chain terminator), meningkatkan jumlah sel yang
berperan dalam sistem imun (sel NK) dan merangsang produksi interferon
dalam tubuh. Kelebihan adepovir dipivoksil dibandingkan dengan
lamivudin adalah jarang menimbulkan resistensi virus.
4) Entecavir
Entecavir berfungsi untuk menghambat enzim polymerase yang
dibutuhkan dalam sintesis DNA virus. Kelebihan entecavir adalah jarang
menimbulkan resistensi virus setelah terapi jangka panjang
5) Telbivudin
Telbivudin adalah jenis antivirus yang relatif baru. Terapi telbivudin
diberikan pada pasien hepatitis B dengan replikasi virus dan peradangan
hati yang aktif. Telbivudin berfungsi menghambat enzim DNA
polymerase yang membantu proses pencetakan material genetic (DNA)
virus saat bereplikasi. Meski belum didukung data yang cukup bahwa
telbivudin aman bagi ibu hamil, sebaiknya terapi telbivudin tidak
diberikan pada ibu hamil mupun menyusui.
6) Vitamin K dapat diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan.
Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penagannn seperti pada
koma hepatik.

11. Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis


Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis
dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis, dan
menilai fungsi hati. Secara garis besar, pemeriksaan laboratorium untuk
hepatitis dibedakan atas dua macam, yaitu tes serologi dan biokimia hati.
Tes serologi dilakukan dengan cara memeriksa kadar antigen maupun
antibodi terhadap virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk memastikan
diagnosis hepatitis serta mengetahui jenis virus penyebabnya. Sementara tes
biokimia hati dilakukan dengan cara memeriksa sejumlah parameter zat-zat
kimia maupun enzim yang dihasilkan atau diproses oleh jaringan hati. Tes
biokimia hati dapat menggambarkan derajat keparahan atau kerusakan sel
sehingga dapat menilai fungsi hati.
Hati yang sehat memiliki fungsi yang sangat beragam. Demikian pula
penyakit yang dapat mengganggu fungsi hati dan kelainan biokimia hati yang
bervariasi pula. Pemeriksaan fungsi hati yang hanya menggunakan satu jenis
parameter saja, misalnya aspartat aminotransferase (AST/SCOT), kurang dapat

No Jenis Pemeriksaan Kegunaan


1 HBsAg Untuk mengetahui adanya infeksi virus Hepatitis B. Jika HBsAg positif ->
terinfeksi virus hepatitis B. Jika HBsAg positif selama lebih dari 6 bulan,
berarti pasien menderita Hepatitis B kronis -> disarankan untuk rutin
memeriksakan fungsi hati (SGOT, SGPT, Protein Total, Albumin, AFP)
paling tidak 6 bulan 1 tahun sekali.
2 Anti HBs Untuk mengetahui adanya antibody/ zat kekebalan terhadap virus
Hepatitis B.

1. Pada penderita Hepatitis B, anti HBs positif merupakan petanda


kesembuhan.
2. Pada pasien yang belum/ sudah mendapatkan vaksinasi Hepatitis B,
jika anti HBs positif berarti pasien sudah mempunyai kekebalan
terhadap infeksi virus Hepatitis B. Disarankan untuk rutin
memeriksakan kadar anti HBs, jika kadar anti HBs menurun, perlu
diberikan vaksinasi ulang.
3. Jika HBsAg dan anti HBs negative -> pasien belum pernah terinfeksi
dan belum mempunyai kekebalan terhadap infeksi hepatitis B ->
disarankan untuk vaksinasi

3 Anti HBC Untuk mengetahui adanya antibody terhadap inti (core) virus Hepatitis B -
> merupakan petanda adanya infeksi hepatitis B. Disarankan untuk
diperiksa bila HBsAg positif.
4 HBeAg Merupakan petanda replikasi (pembelahan virus). Disarankan untuk
diperiksa bila HBsAg positif. Bila HBeAg positif berarti penderita masih
infeksius (berpotensi menularkan virus Hepatitis B)
5 Anti HBe Merupakan petanda kesembuhan pada infeksi hepatitis B. Disarankan
untuk diperiksa bila HBsAg positif. Meskipun HBsAg positif, tapi anti
HBenya positif -> berarti pasien mulai sembuh.
6 HBV DNA Untuk mengetahui jumlah virus hepatitis B yang masih hidup ->
dipergunakan untuk memantau perjalanan penyakit dan terapi hepatitis B.
7 Anti HCV Untuk mengetahui adanya antibody terhadap virus Hepatitis C. Anti HCV
positif berarti pasien menderita Hepatitis C.
8 HCV RNA Untuk mengetahui jumlah virus hepatitis C yang masih hidup ->
dipergunakan untuk memantau perjalanan penyakit dan terapi hepatitis C.
9 Anti HAV/ IgM Anti Untuk mengetahui adanya antibody terhadap virus Hepatitis A.
HAV
dipercaya untuk dijadikan acuan dalam menentukan fungsi hati.
Penderita penyakit hati secara umum, termasuk hepatitis, akan diperiksa
darahnya untuk beberapa jenis pemeriksaan parameter biokimia, seperti AST,
ALT (alanin aminotransferase), alkalin fosfatase, bilirubin, albumin, dan juga
waktu protrombin. Pemeriksaan laboratorium ini juga dapat dilakukan secara
serial, yakni diulang beberapa kali setelah tenggang waktu tertentu. Tujuannya
adalah untuk mengevaluasi perjalanan penyakit maupun perbaikan sel dan
jaringan hati.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, et.all. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC


Kurnia, Nova. 2009. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap Mengurut
Bayi. Yogjakarta : Panji Pustaka.
Mansjoer. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2007
Nursalam dan Ninuk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.
Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, Taufan, Utama, Bobby., 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Nuha
Medika. Yogyakarta
Rukiyahi. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info
Media

Você também pode gostar

  • Napza
    Napza
    Documento17 páginas
    Napza
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Asam Urat PDF
    Leaflet Asam Urat PDF
    Documento2 páginas
    Leaflet Asam Urat PDF
    Fitriatun Nisa
    100% (3)
  • Askep Cidera Kepala
    Askep Cidera Kepala
    Documento19 páginas
    Askep Cidera Kepala
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Documento14 páginas
    Analisa Data
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Bahaya MEROKOK
    Bahaya MEROKOK
    Documento17 páginas
    Bahaya MEROKOK
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Bahaya MEROKOK
    Bahaya MEROKOK
    Documento17 páginas
    Bahaya MEROKOK
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Pada An H
    Asuhan Keperawatan Pada An H
    Documento22 páginas
    Asuhan Keperawatan Pada An H
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Vitamin
    Vitamin
    Documento3 páginas
    Vitamin
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Makanan Untuk Hipertensi
    Makanan Untuk Hipertensi
    Documento5 páginas
    Makanan Untuk Hipertensi
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Askep Cidera Kepala
    Askep Cidera Kepala
    Documento19 páginas
    Askep Cidera Kepala
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Anemia
    Leaflet Anemia
    Documento2 páginas
    Leaflet Anemia
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet REMATIK
    Leaflet REMATIK
    Documento1 página
    Leaflet REMATIK
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Senam Hipertensi
    Senam Hipertensi
    Documento3 páginas
    Senam Hipertensi
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • LP Askep Osteosarcoma
    LP Askep Osteosarcoma
    Documento19 páginas
    LP Askep Osteosarcoma
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • NCP Halusinasi
    NCP Halusinasi
    Documento5 páginas
    NCP Halusinasi
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Komplikasi Hipertensi
    Komplikasi Hipertensi
    Documento2 páginas
    Komplikasi Hipertensi
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Sap CKD
    Sap CKD
    Documento6 páginas
    Sap CKD
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Lingkungan Untuk Hipertensi
    Lingkungan Untuk Hipertensi
    Documento2 páginas
    Lingkungan Untuk Hipertensi
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • LP CA Bronkogenik
    LP CA Bronkogenik
    Documento25 páginas
    LP CA Bronkogenik
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Halusinasi
    BAB II Halusinasi
    Documento16 páginas
    BAB II Halusinasi
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Documento7 páginas
    IMUNISASI
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Pathway
    Pathway
    Documento1 página
    Pathway
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Ronde Diare
    Ronde Diare
    Documento14 páginas
    Ronde Diare
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet
    Leaflet
    Documento2 páginas
    Leaflet
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Pathway
    Pathway
    Documento1 página
    Pathway
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • BAB I Mioma Uteri
    BAB I Mioma Uteri
    Documento50 páginas
    BAB I Mioma Uteri
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Pathways Pneumothoraks
    Pathways Pneumothoraks
    Documento1 página
    Pathways Pneumothoraks
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Sap CKD
    Sap CKD
    Documento6 páginas
    Sap CKD
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações
  • Woc DM
    Woc DM
    Documento1 página
    Woc DM
    Firsha Arda II
    Ainda não há avaliações