Você está na página 1de 14

ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK

Pendahuluan
Sekumpuran kawat, bila merotasi dengan kecepatan sudut konstan dalam medan
magnetik yang merata akan membangkitkan ggl bolak balik sinusoidal. Perantsi sederhana ini
merupakan prototif generator arus bolak balik, atau alternator, yang diperdagangkan. Suatu
rangaian L-C merotasi secara sinusoidal dan rangkaian yang tepat menimbulkan beda potensial
bolak-balik antara ujung-ujungnya yang frekuensinya dapat berkisar antara beberapa hertz
sampai berjuta-juta hertz, tergantung untuk tujuan apa alat itu di rancang.

Sekarang kita bicarakan sejumlah rangkaian yang dihubungkan pada sebuah alternator
atau osilator yang antara ujung-ujungnya ada beda potensial bolak-balik sunisoidal

v = V sin t

dimana V ialah beda potensial maksimum atau amplitude tegangan, v beda potensial sesaat, dan
frekuensi sudut, yang sama dengan 2 kali frekuensi f. untuk singkatnya, alternator atau
osilator itu kita pakai saja sebutan sumber AC walaupun sebutan ini kurang sesuai, karena
AC adalah singkatan dari alternating current (arus bolak-balik). Lambang unutk sumber AC
ialah ~

Rangkaian yang mengandung daya hambat, induktansi, atau kapasitansi


Misalkan sebuah resistor yang dayahambatnya R dihubungkan ke ujung-ujung sebuah
sumber AB. Beda potensial sesaat antara titik a dan titik b ialah Vab= V sin t, dan arus sesaat
dalam resistor ialah


= =


Arus maksimum I, atau amplitude arus, sudah terang =

Dan karena itu kita dapa menuliskan i = I sin t

Baik arus maupun tegangan berubah sesuai dengan sin t, sehingga arus sefase dengan
tegangan. Arus dan amplitude tegangan berhubungan dengan cara yang sama seperti pada
rangkaian AS.
Rapat arus dalam sebuah kawat yang membawa arus bolak-balik tidaklah merata
dipenampang lintang kawat itu, melainkan lebih besar dekat permukaannya, gejala ini disebut
efek kulit (skin effect). Karena itu penampang efektif kawat itu berkurang dan dayahambatnya
lebih besar daripada bila arus konstan. Efek kulit itu tarjadi akibat ggl induksi sendiri yang
ditimbulkan variasi fluksi dalam pada konduktor, dan lebih besar bila frekuensi lebih tinggi.
Tetapi jika frekuensi tidak terlalu tinggi (kira-kira beberapa juta hertz), perubahan dayahambat
itu tidaklah besar, dan kita akan mengasumsikan bahwa dayahambat itu tidak bergantung kepada
frekuensi. Misalkan sebuah kapasitor yang kapasitansinya C dihubungkan pada sumber. Muatan
sesaat q pada kapasitor ialah

Q = Cvab = CV sin t

Dan arus i ialah = = Arus maksimum sudah jelas I = CV, Dan kita dapat

menuliskan i = I cos t

persamaan untuk arus maksimum dapat dirumuskan dalam bentuk yang sama seperti
persamaan untuk arus dalam sebuah resistor, kita tulis sebagai


=
/
Dan mendefinisikan sebuah besaran, yaitu Xc yang disebut reaktansi kapasitif kapasitor sebagai

= Dan =

Reaktansi sebuah kapasitor berbanding terbalik terhadap kapasitansi C dan terhadap


frekuensi sudut , makin besar kapasitansi dan makin tinggi frekuensi maka makin kecil
reaktansi XC.

Rangkaian seri R-L-C


Dalam banyak kejadian, dalam sirkuit AC ada dayahambat reaktansi induktif dan
reaktansi kapasitif. kita akan menganalisa sirkuit itu dengan menggambar diagram rotornya. Asal
frekuensi tidak terlalu tinggi, di seuruh titik sirkuit arus sesaat I akan sama harganya. Jadi, satu
rotor I, yang panjangnya sebanding dengan amplitude arus, cukuplah untuk menyatakan arus di
tiap elemen sirkuit.

Mari kita pakai lambang VR, VL, dan VC berturut-turut untuk tegangan sesaat melalui R,
L, dan C, dan VR, VL dan VC untuk harga maksimumnya. Tegangan sesaat dan maksimum
melalui smber kita nyatakan dengan v dan V. maka v = vab, vR = vac, vL = vcd, dan vc = vab. Telah
ditunjukkan bahwa pada potensial antara ujung-ujung sebuah resistor sefase dengan arus di
dalam resistor dan bahwa harga maksimumnya VR ialah

VR = IR

Jadi rotor VR, yang sefase dengan arus rotor, menyatakan tegangan melalui resistor.
Proyeksinya pada sumbu vertical, pada setiap saat memberikan beda potensial sesaat VR.
Arus dalam sebuah inductor ketinggalan tegangan sebesar 900, atau tegangan
mendahului arus sebesar 900. Amplitudo tegangan ialah

VL = IXL

Rotor VL dalam gambar 35-5 (b) menyatakan tegangan melalui inductor, dan proyeksi
setiap saat pada sumbu vertical sama dengan VL. Arus dalam sebuah kapasitor mendahului
tegangan dengan 900, atau tegangan ketinggalan arus dengan 900. Amplitude tegangan ialah

Vc = IXC

Rotor VC berarti tegangan pada kapasitor dan proyeksinya pada sumbu vertical saat sama
dengan vc. Untuk memperoleh hasil penjumlahan vector kita mula-mula rotor VL dikurangi
dengan rotor VC (karena keduanya selalu terletak pada garis lurus yang sama), sehingga
menghasilkan rotor VL VC. Karena rotor ini tegak lurus pada rotor VR, maka besar rotor V ialah

= + ( )

= () + ( )

= + ( )

Notasi akan lebih sederhana bila kita mendefinisikan sebuah besar X, yaitu reaktansi
netto rangkaiannya, sebagai

X = X1 - XC

Dengan demikian maka = +

Lalu kita definisikan pula sebuah besaran lain, yaitu impedansi Z rangkaiannya, sebagai

= +

Sehingga kita dapat menuliskan V = IZ, atau = Persamaan yang lengkap untuk Z, untuk
suatu rangkaian seri ialah

= + ( ) = + [ (/)]

Satuan impedansi ialah satu volt per ampere (1 V A-1) atau satu Ohm.

Sudut , dalam Gambar 35-5(b), adalah sudut fase antara tegangan jalur V dan arus jalus.
Berdasarkan diagram gambar itu jelas kiranya bahwa

( )
= = =

Karena itu jika tegangan jalur dinyatakan dengan fungsi sinus, yaitu v = V sin t

maka arus jalur ketinggalan sebesar sudut dan persamaannya ialah = ( ).

Gambar 35-5 dilukis untuk sebuah rangkaian di mana XL>XC. Jika XL>XC rotor V akan
terletak di tempat yang berhadapan dengan arus rotor I dan arusnya mendahului tegangan. Dalam
hal ini, X = XL XC merupakan besaran negative dan tan negative.

Sebagai rangkauman kita dapat mengatakan bahwa pada potensial sesaat dalam rangkaian
seri AC menambah secara aljabar, sama seperti dalam rangkaian DC, sedangkan amplitude
tegangan menambah secara vector.

Harga rata-rata dan harga akar-kuadrat rata-rata alat AC


Harga rata-rata sembarang kuantitar yang berubah-ubah dengan waktu, f(t), dalam selang
waktu dari t1 sampai t2, dirumuskan sebagai


= (), ( ) = ()

Penggambaran secara grafik harga rata-rata tersebut berarti seperti berikut. Integral
2
()ialah daerah yang berada di bawah sebuah grafik f(t) terhadap t, antara garis vertical di t1
1
dan t2. Perkalian frr (t2 t1) merupakan sebuah empat persegi panjang yang lebarnya tr dan
panjangnya (t2 t1). Berdasarkan fr luas-luas ini sama. Mari kita terapkan definisi ini pada suatu
besaran yang berubah secara sinusoidal, misalnya arus yang ditentukan oleh i = I sin t harga
rata-rata arus itu untuk setengan daur dari t = 0 sampai t = / ialah

/
= =

Artinya, arus rata-rata iru 2/ (kira-kira 2/3) kali arus maksimum, dan luas di bawah
segiempat panjang dalam gambar 35-6 sama dengan luas di bawah satu lengkungan kurva sinus.

Arus rata-rata untuk satu daur penuh (atau untuk sembarang banyak daur lengkap) ialah

/
= =

Karena luas positif di bawah lengkungan itu antara 0 dan / sama dengan luas negative di atas
lengkungan antara / dan 2/. Karena itu bila suatu arus sinusoidal melalui sebuah
galvanometer kumbaran bergerak, jarum galvanometer akan menunjukkan angka no. tetapi
galvanometer ini dapat dipakai pada rangkaian AC, hanya jika dihibungkan ke rangkaian
penyearah (rectifier) arus gelombang penuh.

Harga rata-rata arus yang disearahkan pada sembarang jumlah daur lengkap, sama seperti
arus rata-rata pada setengah daur yang pertama dalam gambar 36-6, atau 2/ kali arus maksimum
I. karena itu jika
menunjukkan defleksi sepenuh skala kalau dilalui arus stabil IC galvanometer akan menyimpang
sepenuhnya pula bila harga rata-rata arus yang disearahkan 2I/, sama dengan IC, amplitude arus

I, kalau meter menyimpang penuh ialah =

Daya dalam rangkaian AC


Input daya sesaat ke sebuah rangkaian AC ialah p = vi, disini v berarti beda potensial
sesaat antara ujung rangkaian dan i ialah arus sesaat.

Persamaan untuk daya rata-rata diperoleh seperti berikut. Daya sesaat ialah

p = v sin t x I cos t = VI sin 2t

Harga rata-rata 2t ialah nol pada semabrang jumlah daur penuh.

Pada kejadian yang peling sering dijumpai, arus dan tegangan berbeda fase sebesar sudut dan
p = V sin t x I sin (t )

uraian di atas menunjukkan bahwa ketika v dan i sefase, daya rata-rata sama dengan
VI, ketika v dan I berbeda 900m daya rata-rata nol. Karena itu kita dapat memperkirakan bahwa
umumnya, ketika v dan I berbeda sebesar sudut daya rata-rata aka sama dengan V, dikalikan
dengan I cos , yaitu komponen I yang adalah sefase dengan V, artinya, P = VI cos

Hal ini dapat diperlihatkan secara analitis sebagai seperti.

Dengan menggunakan hubungan sin (t ) = sin t cos cos t sin kita dapat
menuliskan persamaan sebagai p = VI cos sin2 t - VI sin sin t cos t
harga rata-rata ruas kedua di sebelah kanan nol. Ruas pertama, kecuali untuk factor cos sama
bentuknya dank arena itu daya rata-rata ialah P = VI cos = Vrms Irms cos

Inilah persamaan umum untuk input daya ke sembarang rangkaian AC. Cos disebut
factor daya rangkaian yang bersangkutan. Untuk resistor semata-mata = 0, cos = 1, dan P =
VakrIakr. Untuk kapasitor, = 900, cos = 0, dan p = o.

Bila rangkaian pasif, V=IZ dan cos = R/Z, maka dalam hal ini,

P = VI cos = IZ x 1 x (R/Z) = I2R

Dan seluruh input daya melepas dalam resistor dan menyebabkan atau temperature naik atau
panas mengalir ke sekeliling. Jika rangkaian tidak pasif tetapi terdiri atas sebuah motor, misalnya
daya tetap ditentukan dengan tepat, tetapi bahwa V=IZ dan cos = R/Z tidak betul lagi,
sehingga input daya itu tidak seluruhnya melepas.

Resonansi Seri
Perilaku arus dalam sebuah rangkaian seri AC, bila frekuensi sumber berubah-ubah, tepat
analog dengan response suatu system pegas-massa yang mempunyai gaya abar liat bila frekuensi
gaya yang mendorong berubah-ubah. Frekuensi 0 pada mana arus maksimum disebut frekuensi
resonansi dan dengan mudah dapat dihitung atas dasar kenyataan bahwa pada frekuensi ini X L =
XC

X1 = XC 0L = 1/0C, 0=/

Perlu dicatat bahwa hasil ini sama dengan frekuensi osilasi sebuah rangkaian L-C.
Jika induktansi L atau kapasitansi C sebuah rangkaian dapat diubah-ubah maka frekuensi
resonansi dapat diubah-ubah juga. Dengan cara inilah kita menyetel pesawat penerima radio
atau televise guna dapat menangkap siaran dari stasiun pemancar yang diinginkan.

Rangkaian paralel

Elemen-elemen rangkaian yang disambungkan paralel kepada sebuah sumber AC dapat dianalisa
seperti menganalisa elemen-elemen dalam seri. Diagram rotor rangkaian dalam gambar 35-12(a)
dilukiskan dalam gambar 35-12 (b). Dalam hal ini, potensial sesaat melalui tiap elemen sama
seja, dan rotor tunggal V menyatakan tegangan jepit bersama. Rotor IR, yang amplitudonya V/R
dan sefase dengan V, menyatakan arus dalam resistor. Rotor IL, yang amplitudonya V/X1 dan
ketinggalan 90 dari V menyatakan arus dalam inductor, dan rotor IC yang amplitudonya V/XC
dan 90 mendahului V menyatakan arus dalam kapasitor.

Arus sesaat i dari hantaran, menurut hokum Kirchhoff, sama dengan penjumlahan arus-
arus sesaat iR, iL, dan iC, dan dinyatakan dengan rotor I, adalah penjumlahan vector rotor-rotor IR,
IL, dan IC. sudut ialah sudut fase antara arus hantaran dan tegangan hantaran.

Walaupun asas-asas rangkaian paralel mudah dipahami, analisa aljabar rangkaian demikian lebih
rumit dari analisa aljabar rangkaian seri.

Transformator

Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.

Transformator step-down
Adaptor AC-DC merupakan piranti yang menggunakan transformator step-down

Prinsip kerja
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-
balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung
dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika
efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Hubungan Primer-Sekunder

Fluks pada transformator


Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah dan rumus

untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah .

Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka dimana

dengan menyusun ulang persamaan akan didapat sedemikian hingga .


Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh
perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

Kerugian dalam transformator


Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan tidak ada
kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian yaitu:

1. kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi
tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna,
sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan
sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-
lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi
tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-
acak (bank winding)
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan
karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung
untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga
menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz,
yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio
digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks
magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis.
Efisiensi

Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus Karena adanya kerugian


pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk
transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%.

Jenis-jenis transformator

lambang transformator step-up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa
ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator
menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Step-Down

skema transformator step-down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama
dalam adaptor AC-DC.

Autotransformator
skema autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan
tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa
arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator
biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang
lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.

Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

Autotransformator variabel

skema autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya


bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.

Transformator isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer,
sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain,
gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator
jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran
gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga
setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi
pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya
memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

Transformator tiga fase

Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus
satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder
dihubungkan secara delta ( ).

Você também pode gostar

  • Bagian Vi
    Bagian Vi
    Documento32 páginas
    Bagian Vi
    Bayu Orbayeek
    Ainda não há avaliações
  • Gto
    Gto
    Documento7 páginas
    Gto
    Bayu Orbayeek
    Ainda não há avaliações
  • PDTO
    PDTO
    Documento11 páginas
    PDTO
    Bayu Orbayeek
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Hots
    Tugas Hots
    Documento3 páginas
    Tugas Hots
    Bayu Orbayeek
    Ainda não há avaliações
  • LK 3 As-Analisis STEM Kelompok 1
    LK 3 As-Analisis STEM Kelompok 1
    Documento2 páginas
    LK 3 As-Analisis STEM Kelompok 1
    Bayu Orbayeek
    Ainda não há avaliações
  • Motor Diesel Bab 5
    Motor Diesel Bab 5
    Documento9 páginas
    Motor Diesel Bab 5
    Bayu Orbayeek
    Ainda não há avaliações
  • Materi 3 Elastisitas
    Materi 3 Elastisitas
    Documento17 páginas
    Materi 3 Elastisitas
    Bayu Orbayeek
    Ainda não há avaliações