Você está na página 1de 8

AMDAL & LINGKUNGAN

18 November 2012

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 Tentang Keterlibatan Masyarakat
Dalam AMDAL dan Izin Lingkungan

Satu lagi Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang diterbitkan pada tahun 2012, yaitu
peraturan teknis terkait terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012
tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam AMDAL dan Izin Lingkungan.

Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses AMDAL, dimulai dari
pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan yang saat ini hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari,
masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam proses AMDAL, penunjukkan wakil masyarakat yang
terlibat dalam keanggotan Komisi Penilai AMDAL, dan pelaksanaan konsultasi publik.

Selain itu peraturan ini juga mengatur peran masyarakat dalam proses penerbitan izin lingkungan,
dimana dalam penerbitan izin lingkungan diatur adanya pengumumam pada saat permohonan dan
pesertujuan izin lingkungan.

Dengan terbitnya PermenLH Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses
AMDAL dan Izin Lingkungan, maka Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL dinayatakan dicabut dan
tidak berlaku.

Untuk lebih lengkapnya silahkan download di bawah ini:

1. PermenLH No. 17 Tahun 2012

2. Lampiran PermenLH No. 17 Tahun 2012

0 komentar
Label: Peraturan

06 November 2012

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan

Dengan terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, ada perubahan mendasar
terhadap tata cara penyusunan dokumen Amdal. Sebelumnya dalam PP Nomor 27 Tahun 1999
tentang AMDAL, disebutkan bahwa dokumen AMDAL adalah dokumen yang terdiri dari 5 dokumen
yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif. Tetapi dalam PP Nomor 27
Tahun 2012, dokumen Amdal hanya terdiri dari 3 dokumen saja, yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL
dan RKL-RPL.

Berdasarkan hal tersebut, maka Kementerian Lingkungan Hidup telah menerbitkan PermenLH
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan. Peraturan ini mengatur
tentang pedoman penyusunan AMDAL, UKL-UPL dan SPPL. Ada beberapa perubahan tata cara
penyusunan Amdal dalam peraturan ini. Ada penguatan kajian dan penyederhanaan penyusunan
Amdal dan UKL-UPL. Selanjutnya dengan terbitnya PermenLH Nomor 16 Tahun 2012, maka sekaligus
mencabut:

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyusunan Dokumen AMDAL

2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL

dan SPPL.

Untuk lengkapnya silahkan download di bawah ini:

1. PermenLH No. 16 Tahun 2012

2. Lampiran I

3. Lampiran II

4. Lampiran III

5. Lampiran IV

6. Lampiran V

2 komentar

Label: Peraturan

03 November 2012

Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2012

Sejak terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup
telah menerbitkan peraturan-peraturan teknisnya. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki AMDAL. Peraturan ini mencabut Peraturan Menteri sebelumnya yaitu Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 yang mengatur tentang hal yang sama.

Peraturan Menteri ini terdiri dari:

1. Batang Tubuh yang terdiri dari 7 Pasal

* Pasal 1 : Ketentuan Umum

* Pasal 2 : Penapisan

* Pasal 3 : Kawasan Lindung

* Pasal 4 : Penambahan Wajib Amdal

* Pasal 5 : "Delisting wajib Amdal"

* Pasal 6 : Pencabutan PermenLH No. 11 Tahun 2006

* Pasal 7 : Masa Berlaku Permen ini

2. Lampiran I : Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki

Amdal

3. Lampiran II : Bagan Alir Tata Cara Penapisan untuk Menentukan Wajib Tidaknya

Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dilengkapi dengan Amdal

4. Lampiran III : Daftar Kawasan Lindung

5. Lampiran IV : Kriteria Penapisan

6. Lampiran V : Ringkasan informasi awal Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan

dilakukan Penapisan.

Untuk lengkapnya silahkan download di sini

0 komentar

Label: Peraturan

01 November 2012

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (PP No. 27 Tahun 2012) adalah
Peraturan Pemerintah yang menggantikan PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Peraturan ini
adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Peraturan ini mengatur tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan. Untuk
mendapatkan filenya silahkan download di sini

0 komentar
Label: Peraturan

25 Juli 2011

RUMUSAN RAPAT KERJA NASIONAL AMDAL TAHUN 2011

Rumusan Rapat Kerja Nasional Amdal 2011

Bali Nusa Dua Convention Center, 13-14 Juli 2011

Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) AMDAL 2011 yang berlangsung selama dua hari (13-14 Juli 2011)
bertemakan 25 Tahun Amdal, Awal Pencapaian Mutu Amdal.

RAKERNAS AMDAL 2011 dibuka oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup dan dilanjutkan dengan
pemaparan mengenai RPP Amdal, RPP Perizinan Lingkungan, dan rancangan Peraturan MENLH
tentang Tata Cara Audit Lingkungan serta pandangan daerah terhadap implementasi kebijakan
lisensi komisi penilai AMDAL, sertifikasi dan registrasi penyusun amdal. RAKENAS AMDAL 2011 juga
membicarakan pengalaman dan mimpi amdal, serta memaparkan grand strategi amdal dan
pengalaman praktek penilaian AMDAL di Belanda.

Dengan memperhatikan pemaparan para narasumber serta diskusi yang berkembang, maka
RAKERNAS AMDAL menyimpulkan dan merumuskan hal-hal sebagai berikut:

1. AMDAL merupakan instrumen lingkungan hidup yang sangat dinamis dan adaptif di Indonesia.
Dalam kurun waktu 25 tahun, sistem AMDAL dengan berbagai infrastruktur pendukungnya telah
mengalami perubahan dari masa ke masa. Selama 25 tahun pelaksanaan AMDAL di Indonesia,
banyak kemajuan dan prestasi yang sudah berhasil diraih dan tidak sedikit permasalahan-
permasalahan yang masih mengemuka dan menjadi sorotan. Pengalaman berharga selama 25 tahun
merupakan modal dan momentum yang sangat penting untuk memperbaiki dan mengembangan
sistem AMDAL yang efektif, efisien dan berwibawa, sehingga Indonesia di masa depan menjadi lebih
baik.

2. MENLH memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para perintis sistem AMDAL
Indonesia dan kepada semua pihak yang telah mencurahkan pikiran, energi, tenaga dan pendanaan
untuk mengembangan sistem AMDAL Indonesia dengan berbagai infrastruktur pendukungnya mulai
dari aspek kebijakan, teknis-saintifik, sampai dengan kapasitas SDM dan kelembagaan serta etika
selama 25 tahun ini sehingga menjadi sistem yang mapan seperti saat ini.

3. Kebijakan dan pelaksanaan sertifikasi dan registrasi kompetensi penyusun AMDAL menimbulkan
ekses akibat ketidakseimbangan supply and demand. Perlu ada kebijakan dan program jangka
pendek dan menengah untuk melakukan percepatan atau akselerasi sistem sertifikasi dan registrasi
kompetensi agar keseimbangan dapat diciptakan dan ekses dapat diminimalisasi disamping itu
evaluasi terhadap pelaksanaan standarisasi sistem AMDAL yang antara lain mencakup lisensi,
sertifikasi dan registrasi yang telah berjalan selama ini perlu dilakukan secara periodik/berkala,
sehingga sistem standarisasi tersebut dapat terus diperbaiki dan disempurnakan.

4. DELH dan DPLH merupakan kebijakan pemutihan terakhir seperti ditegaskan dalam pasal 121
UU 32 Tahun 2009 dan diatur dalam Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010. Masa pemutihan ini
akan berakhir pengesahannya (DPLH dan DELH) pada tanggal 3 Oktober 2011 dan tidak dapat
diperpanjang lagi. Karena kepada pelaku usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi syarat dapat
segera memanfaatkan kebijakan ini dengan sebaik-baiknya. Mengingat waktu yang tersisa sangat
terbatas maka diperlukan pembinaan yang intensif kepada usaha dan/atau kegiatan yang wajib
DELH atau DPLH untuk dapat memenuhi tengat waktu ini. Di samping itu perlu dukungan dari
instansi lingkungan pusat, provinsi, atau kabupaten/kota untuk mendukung penuh dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat proses penilaian, pemeriksaan dan
persetujuan rekomendasi DELH atau DPLH. Kementerian Lingkungan Hidup diminta untuk
mengambil kebijakan agar pelaksanaan penetapan DELH (persyaratan penyusun DELH) dapat
mendukung percepatan penyusunan DELH. PSL/PPLH dapat dilibatkan dalam melakukan pembinaan
kepada usaha dan/atau kegiatan yang wajib menyusun DELH atau DPLH.

5. Penyusun AMDAL sesuai dengan ketentuan pasal 27 UU 32 Tahun 2009 pada dasarnya dapat
dilakukan oleh pemrakarsa dengan meminta bantuan pihak lain, yaitu penyusun AMDAL perorangan
yang tersertifikasi yang menjadi bagian dari pemrakarsa itu sendiri dan penyusun AMDAL yang
tergabung dalam LPJP yang teregistrasi.

6. Pelaksanaan AMDAL ke depan diarahkan lebih sederhana (streamline), bermutu dan efektif.
Pengembangan berbagai kebijakan dan infrastruktur sistem AMDAL kedepan harus dapat
menciptakan proses AMDAL yang lebih sederhana, transparan, cepat, dan rasional, serta
menghilangkan kendala-kendala birokrasi dan formalitas yang tidak perlu, tanpa mengurangi makna
AMDAL sebagai kajian ilmiah. Karena itu proses penilaian amdal harus dapat memenuhi kaidah-
kaidah pelayanan publik yang prima yaitu: pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau,
dan terukur.

7. PP AMDAL yang baru menuntut profesionalisme dan akuntabilitas serta integritas semua pihak
terkait dengan pelaksanaan sistem AMDAL: pemrakarsa, penyusun AMDAL, penilai AMDAL dan
pengambil keputusan serta masyarakat.

8. Peningkatan kapasitas, pengawasan dan penegakan hukum sebagai tindak lanjut standarisasi
melalui lisensi, sertifikasi dan registrasi harus ditingkatkan untuk mencegah deviasi, penyimpangan
dan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan sistem AMDAL. Upaya tersebut memerlukan dukungan
semua pihak, termasuk Kepala Daerah dan DPRD. Dukungan semua pihak tersebut merupakan kunci
sukses bagi sistem AMDAL yang efektif, efisien dan berwibawa dalam mendukung pembangunan
berkelanjutan di Indonesia.
9. Perumusan hubungan AMDAL dan instrumen lingkungan hidup lainnya juga sangat penting.
Efektifitas AMDAL sebagai perangkat pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan perlu
didukung oleh pengembangan berbagai instrumen lingkungan hidup lainnya.

10. Sehubungan dengan akan segera diterbitkannya Peraturan Pemerintah tentang AMDAL sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 serta Peraturan Pemerintah tentang Izin
Lingkungan, maka diharapkan Kementerian Lingkungan Hidup dapat segera menerbitkan peraturan-
peraturan pelaksanaannya agar Peraturan Pemerintah yang baru tersebut dapat efektif
dilaksanakan.

Peraturan-peraturan yang perlu disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah yang baru antara lain:

- Pedoman penyusunan dan penilaian AMDAL;

- Pengaturan tentang sertifikasi dan registrasi penyusunan AMDAL;

- Pengaturan tentang lembaga pelatihan kompetensi beserta kurikulum diklat penilaian dan
penyusunan AMDAL.

11. Kementerian Lingkungan Hidup akan meningkatkan kegiatan peningkatan kapasitas daerah
dalam penilaian AMDAL untuk memenuhi persyaratan lisensi, khususnya melalui kegiatan diklat
AMDAL.

0 komentar

Label: Artikel

Panduan Memprakirakan Dampak Lingkungan: Kualitas Air Permukaan

Penyelenggaraan sistem Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Indonesia masih


membutuhkan berbagai penyempurnaan. Baik itu penyempurnaan pada aspek peraturan, aspek
kelembagaan, maupun aspek sumber daya manusia pelaksana AMDAL. Selain aspek-aspek tersebut,
KLH juga masih menjumpai berbagai kekurangan pada aspek teknik pengerjaan AMDAL.

Sorotan khusus diberikan banyak pihak terhadap lemahnya proses prakiraan dampak lingkungan
dalam kajian ANDAL. Banyak konsultan penyusun AMDAL mengerjakannya dengan menggunakan
metodologi prakiraan dampak yang kurang tepat.

Buku Memprakirakan Dampak Lingkungan: Kualitas Air Permukaan ini diterbitkan sebagai salah satu
wujud upaya KLH untuk meningkatkan kualitas proses prakiraan dampak. Sebagaimana tercermin
dari judulnya, buku ini memang khusus membahas prakiraan dampak terhadap kualitas air
permukaan. Penekanan khusus diberikan pada urutan langkah kerja dan output yang sebaiknya
dihasilkan dari proses prakiraan dampak kualitas air permukaan.
Untuk selengkapnya silahkan download link di bawah ini:

Panduan Memprakirakan Dampak Lingkungan: Kualitas Air Permukaan

2 komentar

Label: Buku Panduan

17 Juli 2011

SIARAN PERS RAKERNAS AMDAL TAHUN 2011

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

SIARAN PERS

25 Tahun Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Denpasar, Bali, 13 Juli 2011 Menyambut peringatan 25 tahun AMDAL, Menteri Negara Lingkungan
Hidup hari ini membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) AMDAL 2011 dengan tema 25 Tahun
AMDAL, Awal Pencapaian Mutu AMDAL sebagai momentum dan langkah awal bagi semua pihak
untuk bersama-sama meningkatkan mutu pelaksanaan sistem AMDAL di Indonesi. Dalam forum ini
Kementerian Lingkungan Hidup melibatkan 1000 peserta terdiri dari instansi lingkungan hidup di
tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, instansi sektor terkait, pemrakarsa kegiatan,
konsultan penyusun AMDAL, LSM, tokoh masyarakat, dan perguruan tinggi.

Kebijakan AMDAL di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1986 dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1986 tentang AMDAL. Sejak tahun 1986 hingga saat ini telah
terjadi 2 kali revisi terhadap peraturan AMDAL, melalui PP 51 Tahun 1993 dan PP 27 Tahun 1999,
namun kualitas dokumen AMDAL tidak mengalami perbaikan yang signifikan selama perubahan
kebijakan tersebut. Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS,
mengatakan ke depan AMDAL harus menjadi instrumen yang efektif, efisien dan berwibawa dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Beberapa langkah ke depan yang harus dikaji, dirumuskan dan dilakukan bersama antara lain adalah
(1) Merumuskan dan menerapkan hubungan antara AMDAL dengan instrumen lingkungan lainnya
yang diatur dalam UU 32 Tahun 2009. Efektivitas AMDAL sebagai perangkat pencegahan
pencemaran dan kerusakan lingkungan meliputi tata ruang, KLHS, pengawasan, penegakan hukum;
(2) Mengembangan sistem AMDAL yang dapat mendorong efisiensi usaha/kegiatan, AMDAL juga
dapat menjadi perangkat untuk meningkatkan keunggulan kompetetif dan mendorong
berkembangnya Investasi hijau yang menguntungkan; (3) Merumuskan dan menyusun daftar
kegiatan wajib AMDAL yang proporsional dan selektif; (4) Merumuskan Kebijakan-kebijakan AMDAL
yang jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang beragam serta dapat
memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi pengembangan berbagai metodologi AMDAL; (5)
Mengembangan sistem informasi AMDAL yang dapat memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi sehingga dapat membantu penyelenggaraan proses data dan informasi AMDAL secara
lebih efektif, efisien serta mudah diakses; (6) Melakukan stream-lining proses penilaian AMDAL
sehingga dapat memenuhi kaidah-kaidah pelayanan publik yang prima yaitu: pelayanan yang
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur; (7) Peningkatan kapasitas pelaksanaan sistem
AMDAL. Perlu dikembangkan kerjasama antara KLH, Provinsi dan PSL/PPLH serta lembaga donor,
komisi penilai AMDAL, para pengambil keputusan, para penyusun AMDAL, pemraksarsa kegiatan,
pakar/tenaga ahli serta masyarakat luas di daerah; (8) Mengembangkan komisi amdal independen
dan profesional yang dapat menilai dokumen AMDAL secara ilmiah dari segi substansinya serta
dapat menghasilkan rekomendasi yang obyektif.

Melalui forum ini para pihak terkait AMDAL dapat mengevaluasi dan mengambil pembelajaran dari
perjalanan AMDAL selama 25 tahun serta kemudian merumuskan langkah-langkah yang kongkrit,
jelas dan terukur untuk dapat menjadikan AMDAL sebagai perangkat yang mendukung green
economy dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

0 komentar

Postingan Lama Beranda

Você também pode gostar